1. Sosiopsikologi (sociopsychological)
2. Sibernetika (cybernetic)
3. Retorika (rhetorical)
4. Semiotika (semiotic)
5. Sosiokultural (sociocultural)
6. Kritis (critical)
7. Fenomenologi (phenomenology)
SEMIOTIKA
• C. S. Pierce
• Ferdinand de. Saussaure
• Roland Barthes
• Charles S. Pierce
• Baudrillard
• Jacques Derrida
• Algirdas Greimas
• Yuri Lotman
• Christian Metz
• Umberco Eco
Arti Semiotika
Arti Semiotika
• Secara Etimologis, istilah semiotik berasal dari kata Yunani semeion yang
berati “tanda”.
• Tanda adalah sesuatu yang yang atas dasar konvensi sosial yang terbangun
sebelumnya., mewakili sesuatu yang lain (Eco, dalam Alex Sobur, 95 : 2002)
Peirce
mengemukakan teori
segitiga makna atau
triangle meaning yang
terdiri dari tiga
elemen utama, yakni
tanda (sign), object,
dan interpretant.
Trianggle Meaning Pierce
SIGN
• Tanda yang dikaitkan dengan ground dibaginya menjadi
qualisign, sinsign, dan legisign.
Qualisign adalah kualitas yang ada pada tanda, misalnya
kata-kata kasar, keras, lemah, lembut, merdu.
Sinsign adalah eksistensi aktual benda atau peristiwa yang
ada pada tanda; misalnya kata kabur atau keruh yang ada
pada urutan kata air sungai keruh yang menandakan
bahwa ada hujan di hulu sungai.
Legisign adalah norma yang dikandung oleh tanda, misalnya
rambu-rambu lalu lintas yang menandakan hal-hal yang
boleh atau tidak boleh dilakukan manusia.
SIGN (Ground)
• Qualisign: putih, rambut, baju, kertas, kain.
• Sinsign: berkeringat, tertawa, menangis, berteriak,
terdiam.
• Legisign: meja hijau (lambang atau tanda untuk
pengadilan), merah putih (lambang atau tanda untuk
bendera Indonesia), tanah air (lambang atau tanda
untuk negara Indonesia), kota pahlawan (lambang
atau tanda untuk kota Surabaya), First Lady (lambang
atau tanda untuk istri presiden).
OBJEk
• Ikon adalah tanda yang hubungan antara penanda dan
petandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah. Ikon adalah
hubungan hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang
bersifat kemiripan; misalnya, potret dan peta.
• Indeks adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan
alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat kausal atau
hubungan sebab akibat, atau tanda yang langsung mengacu pada
kenyataan. Contoh yang paling jelas ialah asap sebagai tanda
adanya api.
• Simbol adalah tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara
penanda dengan petandanya. Hubungan di antaranya bersifat
arbriter atau semena, hubungan berdasarkan konvensi
(perjanjian) masyarakat. Misalnya bunga mawah merah yang
diartikan sebagai tanda cinta atau romantis, sayang dll
Objek (Denotatum)
• Ikon: Peta, Foto, Gambar, Lukisan, Patung.
• Indeks: mendung tanda akan hujan, asap tanda adanya api,
demam tanda sakit, matahari terbit tanda datangnya pagi,
bulan tanda malam.
• Simbol: Bambu Runcing (simbol kota Surabaya), bulan
bintang (simbol agama Islam), Burung Garuda (simbol
negara Indonesia), Palang Merah (simbol rumah sakit atau
badan kesehatan), Jangkar (simbol TNI-AL).
Interpretant
IKON
• Ikon adalah tanda yang mengandung kemiripan “rupa”
(resemblance) sebagaimana dapat dikenali oleh para
pemakainya.
• Menurut Saussure,
tanda terdiri dari: Bunyi-
bunyian dan gambar,
disebut signifier atau
penanda, dan konsep-
konsep dari bunyi-
bunyian dan gambar,
disebut signified.
Model Semiotika Saussure
Tanda Menurut Saussure
•
Baudrillard memperkenalkan teori simulasi - Sebuah
peristiwa yang tampil tidak mempunyai asal-usul
yang jelas, tidak merujuk pada realitas yang sudah
ada, tidak mempunyai sumber otoritas yang
diketahui.
• Gereja Katedral
• Mesium Gajah
• Mesium BI
• What does “woman” mean? . . . Indeed, she (woman) does not exist with a
capital W, possessor of some mythical unity . . . I nderstand by “woman”
that which cannot be represented, something that is not said, something
above and beyond nomenclatures and ideologies.
• Apa Makna Kata “WANITA” ? . . . Memang, dia (wanita) tidak ada dengan W
dalam huruf besar, pemilik dari beberapa kesatuan mitos. . . Saya mengerti
dengan "wanita" yang tidak dapat diwakili, sesuatu yang tidak dikatakan,
sesuatu yang di atas dan di luar nomenklatur dan ideologi.
Tokoh yang mempengaruhi Kresteva
• Pemikiran-pemikiran Kristeva banyak dipengaruhi oleh
Lucian Goldmann dan Rolland Barthes. Kristeva juga
mendalami psikoanalisis Freud dan Jaques Lacan.
• Plato Chora adalah proses bagaimana alam semesta diciptakan. Istilah Chora bagi
plato adalah suatu wadah yang menampung alam semesta (McAfee, 2004, hal. 18).
Chora Menurut Julia Kresteve
• Chora menunjuk pada ketika seorang bayi belum mengetahui jelas batas-batas
jelas tentang idenitas pibadi , antara inside dan outside.
• Dalam kondisi bayi sedang ada pada fase chora maka bayi sedang dalam
proses menerima rangsangan yang banyak (perasaan, naluri, vocal, gerakan
dll) dari tubuh ibunya.
• Bagi Julia Kristeva, perempuan tidak bisa didefinisikan. “Jika kita membuat
satu penjelasan tentang perempuan, tidak mungkin tidak, di dalam definisi itu
akan ada risiko menghapuskan kekhasannya.
• Dengan menolak menjadikan fungsi ibu sebagai subyek, budaya ini secara bersamaan
menolak perempuan, keibuan, dan femininitas karena semuanya telah tereduksi ke
dalam fungsi tersebut (Tales of Love , Kristeva dalam Oliver, 1998).
• Kalimat Jaques Lacan yang terkenal adalah “the unconscious is structure like a language”
struktur bahasa adalah struktur ketidaksadaran. Teoi Lacan ini diterima Kristeva
sebagai tatanan simbolik.
• Bahasa telah membuang perbedaan gender melalui korelasi nama gender yang hanya
mempertimbangkan ada tidaknya penis.
• Ketika anak berumur 3-6 tahun (fase phallic dengan ciri-ciri genital infantil) hanya ada satu
genital yang diakui yaitu male meskipun faktanya ada dua jenis seks.
• Artinya hanya ada falus primer dan bukan genital primer (Freud dalam Kristeva, 2004).
• Jika berbicara fisik maka ada maskulinitas yang melekat dalam diri anak yang tidak
mengindahkan anatomi seks sehingga little girl is a little man (Kristeva, 2004).
Ketidaksadaran dalam Struktur Bahasa
• Kalimat Lacan yang terkenal, the unconsciousness is structured like a
language—struktur bahasa adalah struktur ketidaksadaran, membawa
kita ke ranah bahasa (simbolik).
• Kristeva mempertanyakannya karena jika itu adalah motivasi kita untuk memasuki
kehidupan sosial mengapa kebanyakan dari kita tidak menjadi psikotik.
Tubuh Bagi Kresteva
• Bagi Kristeva, tubuh yang meletakkan dan melabuhkan simbolik (pada saat yang sama juga
mengancamnya) adalah tubuh maternal. Tubuh maternal digambarkan lebih dulu daripada
hukum ayah dan adalah permulaan simbolik.
• Tulisan-tulisan awal Kristeva berkenaan dengan penemuan tubuh maternal yang direpresi.
Tulisan-tulisannya berikutnya berkenaan dengan abjek tubuh maternal yang diasosiasikan
dengan relasi anak dengan kelahirannya dan jenis kelami ibu.
• Tulisan-tulisan yang lebih baru lebih berkenaan dengan ayah imajiner yang oleh Oliver
(1991) dibaca sebagai rahasia cinta ibu yang diasosiasikan dengan hubungan anak dengan
konsepsinya dan rahim ibunya.
• Ayah imajiner menyediakan dukungan yang diperlukan bagi anak untuk bergerak ke dalam
simbolik. Anak bergerak dari tubuh ibu ke hasrat ibu melalui cinta ibu (ayah imajiner).
Tubuh ibu memediasi hukum simbolik.
Tubuh Maternal
• Tubuh maternal menjadi model yang menjembatani fondasi biologis dari
fungsi penandaan dan determinasinya oleh keluarga dan masyarakat.
• Proses penandaan material atau drive adalah biologis sekaligus sosial.
Tahap Pertama feminisme adalah mennuntut kesetaraan didalam segala hal antara laki-laki dan
perempuan. Tahap ini menuntut adanya persamaan hak, upah dan mengabaikan perbedaan jenis kelamain.
Tahap kedua gerakan feminisme muncul karena mengingnkan bahasa yang khas perempuan. Bahasa untuk
pengalaman intrasubjekif yang dibungkam budaya masa lalu. Kristeva menolak mendefinisikan “perempuan”
apabila hanya diposisikan sebagai lawan laki-laki secara biologis.
Tahap ketiga feminisme mulai mempertimbangkan kembali identitas dan perbedaan serta hubungan antara
keduanya.
Pengaruh dari dekontruksi Deridda yang mengatakan bahwa bahasa tergantung pada differance. Istilah
diffrance menerangkan bahwa makna adalah hasil perbedaan (difference) antara penanda sekaligus
penundaan (defferal).
Tiga pemikiran Kristeva yang dianggap penting oleh teori feminis
• Kresteva membedakan semiotik dan simbolik pada tataran yang sepenuhnya bersifat tektual dan masing-masing
berkorespodensi sebagai “genotek” dan “fenotek” :
• Genotek adalah bukan linguistik, ia hanya suatu proses, teks yang mempunyai kemungkinan, tak terbatas, yang menjadi
substuktur bagi teks-teks aktual, juga dapat dianggap sebagai suatu sarana yang membuat seluruh evaluasi historis
bahasa dan aneka praktik penandaan, sebelum tertimbun dan tenggelam di dalam fenotek.
• Fenotek adalah tataran tempat kita biasa membaca saat kita mencari makna kata, tek aktual yang bersumber dari
genotek. Fenotek meliputi seluruh fenomena dan ciri-ciri yang dimiliki oleh struktur bahasa, pengarang dan gaya
interprestasi. Meskin demikian baik fenotek dan genotek tidak bisa berdiri sendiri-sendiri,mereka selalu ada
bersamaan dalam proses yang disebut sebagai proses penandaan (Sobur, 2006: 81).
Dua Praktik Pembentukan Makna dalam Wacana
1. Elemen semiotika adalah tindakan badaniah yang dilepaskan dalam proses signifikasi.
• Semiotika diasosiasikan dengan ritme, nada, dan tindakan yang menandakan gerakan
menandai.
• Seiring dengan pelepasan mekanisme yg diasosiasikan dengan tubuh ibu, sumber pertama
dari ritme, nada, dan gerakan untuk setiap manusia karena kita semua bertempat di tubuh
tersebut. Simbol elemen dari signifikasi diasosiasikan dengan tata bahasa dan struktur
signifikasi.
• Lestari, I. (2006). Katakan dan Lawan : Bahasa dan Perjuangan Feminisme dalam
Teori Julia Kristeva. Jurnal Perempuan : Untuk Pencerahan dan Kesetaraan ,
• McAfee, N. (2004). Routledge Critical Thinkers : Julia Kristeva. London, UK: British
Library Cataloguing in Publication Data.
• dokumen.tips › Documents: Teori Julia Kresteva, diunduh pada 9 April 2016
Pukul 10.20 WIB