Anda di halaman 1dari 12

RESUME SEMIOTIKA

MATA KULIAH PENGANTAR KOMUNIKASI


Dosen Pengampu: Wahyu Rusdianto S.Pd., M.M.

Disusun oleh:
1. Rosyid Furqoni (22802244039)
2. Hartono (22802244048)
3. Sudarman (22802244049)
4. Sri Murtini (22802244051)
5. Nadiya Nahareta (22802244045)
6. Akhmad Akbar (22802244050)

PRODI PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN


UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2022
A. Pengertian Semiotika

Secara etimologis, kata “semiotik” ini berasal dari Bahasa Yunani,


yakni “simeon” yang berarti tanda. Sementara itu, kata “semiotika” juga
dapat merupakan penurunan kata Bahasa Inggris, yakni “semiotics”. Nama
lain dari semiotika adalah semiology. Kemudian, apabila dikaji secara
terminologis, semiotika dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari
tanda. Tanda itu sendiri dianggap sebagai suatu dasar konvensi sosial dan
memiliki sesuatu (makna) tertentu.

Semiotika ialah suatu metode analisis yang digunakan untuk menggali


makna yang terdapat dalam sebuah tanda. Menurut Susanne Langer “menilai
simbol atau tanda merupakan sesuatu yang penting, kehidupan binatang
diperantarai melalui perasaan (feeling), tetapi perasaan manusia diperantarai
oleh sejumlah konsep, simbol, dan bahasa.” Semiotika merupakan ilmu yang
mempelajari cara untuk memberikan makna pada suatu tanda. Semiotika
dapat diartikan juga sebagai konsep pengajaran pada manusia untuk
memaknai tanda yang ada pada suatu objek tertentu.

Tanda juga menunjukkan pada suatu hal lainnya, sesuatu yang


tersembunyi dibalik dari tanda itu sendiri. Seperti contohnya asap maka tanda
dibaliknya merujuk pada api. Tanda dapat mewakili suatu hal lainnya yang
masih berkaitan dengan objek tertentu. Objek – objek inilah yang membawa
informasi dan mengkomunikasikannya dalam bentuk tanda. Menurut
Komaruddin Hidayat, “kajian semiologi ialah bidang yang mempelajari
tentang fungsi teks. Teks berperan menuntun pembacanya agar bisa
memahami pesan yang terdapat didalamnya. Pembaca ibarat pemburu harta
karun yang membawa peta, untuk memahami sandi yang terdapat dalam
tanda – tanda yang menunjukkan makna sebenarnya.” Tetapi semiologi tidak
hanya terbatas pada teks. Kajian tentang semiologi dapat berupa tanda dan
makna dalam bahasa yang terdapat pada seni, media massa, musik dan segala
hal yang diproduksi untuk ditunjukkan kepada orang lain.

1
B. Konsep Dasar Dalam Semiotika
Pada dasarnya, semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang makna
dari tanda, dengan menyertakan adanya mitos dan metafora yang
bersangkutan dengan tanda tersebut. Konsep-konsep dasar dari semiotika
yang dicetuskan oleh Ferdinand de Saussure ini meliputi tanda/simbol, kode,
makna, mitos, dan metafora.
1. Tanda
Menurut Saussure, tanda (sign) ini terbagi menjadi tiga komponen, yakni:
o Tanda (sign), mencangkup aspek material berupa suara, huruf,
gambar, gerak, dan bentuk.
o Penanda (signifier), mencangkup aspek material bahasa, yakni apa
yang dikatakan atau didengarkan; dan apa yang ditulis atau dibaca.
o Petanda (signified), mencakup aspek mental bahasa, yakni gambaran
mental, pikiran, dan konsep.

Ketiga komponen tersebut harus memiliki eksistensi yang secara utuh.


Apabila salah satu komponennya tidak ada, maka tandanya tidak dapat
dibicarakan atau bahkan dibayangkan di benak manusia. Jadi, petanda
(signified) adalah konsep yang nantinya akan dipresentasikan oleh
penanda (signifier). Hubungan antara petanda dan penanda ini harus
berkaitan satu sama lain supaya dapat menghasilkan makna atas tanda
tersebut.

Contohnya adalah kata “Gorden” itu juga merupakan sebuah tanda


karena memiliki Signifier yang berupa kata itu sendiri; dan Signified
berupa kain untuk menutup jendela. Adanya kesatuan antara kata dengan
kenyataan itulah yang membuat “Gorden” menjadi sebuah tanda (Sign).

Dalam kehidupan ini, terdapat banyak sekali tanda yang rata-rata


“diproduksi” oleh manusia, antara lain tanda gerak atau isyarat, tanda
verbal berupa ucapan kata, dan tanda non verbal berupa bahasa tubuh.
Tanda isyarat misalnya lambaian tangan yang berarti memanggil dan
anggukan kepala yang berarti pernyataan setuju. Kemudian, tanda verbal

2
yang berupa ucapan biasanya akan diimplementasikan melalui huruf dan
angka. Selain tiga tanda tersebut, ada juga tanda-tanda yang berupa
gambar, misalnya ikon, indeks, dan simbol. Berikut penjabaran
hubungannya Tanda (Sign) { ikon, indeks, dan simbol.

Ikon = tanda yang mirip dengan objek yang diwakilinya. Keberadaan


ikon biasanya mirip dengan sesuatu hal yang dimaksudkan.
Misalnya: gambar toilet di suatu gedung atau pom bensin berarti
disitu adalah tempat toilet.
Indeks = tanda yang memiliki sebab akibat dengan apa yang
diwakilinya. Misalnya, di stiker paket kardus terdapat gambar gelas
pecah, itu berarti apabila paket tersebut dibanting maka akan pecah
sama halnya dengan gelas tersebut. Contoh lain adalah di sebuah
tempat wisata, terdapat tanda berupa jejak kaki yang berarti disitulah
tempat titik fotonya.
Simbol = tanda yang didasarkan pada konvensi, peraturan, atau
perjanjian atas kesepakatan bersama. Keberadaan simbol ini hanya
dapat dipahami artinya apabila seseorang tersebut memang sudah
mengerti kesepakatan bersama yang ada. Misalnya tanda hati
berwarna merah muda itu diartikan sebagai cinta, yang mana semua
orang tanpa sadar telah menyepakati simbol dan arti dari hal
tersebut.

IKON INDEKS SIMBOL

Ditandai Persamaan (terutama Hubungan sebab- Konvensi


dengan dengan objek yang akibat (kesepakatan
adanya diwakilinya) bersama)
Proses Dapat dilihat dan Dapat diperkirakan Harus dipelajari,
dapat langsung akan sebab- sebab tidak semua
menyadari adanya akibatnya orang
persamaan memahaminya
Contoh Berupa gambar dan Asap – Api Gambar hati
patung. Misalnya: berwarna merah
patung gajah berarti Tengkorak – zat muda – cinta
tempat kebun mematikan
Dua jari – tanda

3
binatang, dan di Gelas pecah – perdamaian
dalam kebun permintaan untuk
binatang tersebut jangan dibanting Mengibarkan
terdapat hewan bendera putih –
gajah. tanda menyerah

2. Kode
Kode adalah cara pengkombinasian tanda yang memang telah disepakati
secara sosial, untuk memungkinan pesan tersebut tersampaikan kepada
orang tertentu. Menurut Barthes, kode dalam semiotika ini memiliki lima
macam, yakni:
 Kode Hermeneutik
Yaitu kode yang berupa menyodorkan berbagai pertanyaan, teka-
teki, respons, enigma (ucapan misterius), penangguhan jawab, yang
pada akhirnya akan menuju pada jawaban pasti. Kode ini
berhubungan dengan teka-teki yang timbul dalam sebuah wacana.
Misalnya pertanyaan-pertanyaan seperti:
“Siapakah mereka?”
“Mengapa kamu tidak datang?”
“Bagaimana dengan tujuan kita?”
 Kode Semantik
Yakni kode yang mengandung adanya konotasi (nilai rasa) pada
level penanda. Konotasi atau nilai rasa yang terdapat dalam kode ini
misalnya berupa maskulinitas, feminim, kebangsaan, dan lain-lain.
 Kode Simbolik
Yakni kode yang berkaitan dengan psikoanalisis hingga adanya
pertentangan dua unsur.
 Kode Narasi (Proairetik)
Yakni kode yang memuat adanya cerita, urutan, dan narasi. Setiap
karya fiksi pasti memiliki kode ini.
 Kode Kebudayaan (Kultural)

4
Yaitu kode yang bersifat anonim, bawah sadar, mitos, sejarah, moral,
dan legenda.
3. Makna
Segala makna yang ada di kehidupan ini secara tidak langsung diciptakan
berdasarkan pada simbol-simbol yang menunjuk pada suatu peristiwa
atau objek tertentu.
Terdapat dua macam yakni makna denotatif dan makna konotatif. Makna
denotatif adalah makna sebenarnya, mencangkup hal-hal yang ditunjuk
oleh kata-kata atau hubungan secara eksplisit antara tanda dengan
referensi yang ada. Misalnya, terdapat gambar manusia itu berarti
maknanya memang berhubungan dengan manusia selaku makhluk hidup.
Kemudian pada makna konotatif adalah makna yang tidak sebenarnya,
meliputi perasaan, emosi, nilai-nilai kebudayaan, hingga sudut pandang
dari suatu kelompok. Misalnya: gambar wajah tersenyum dapat diartikan
menjadi dua makna yaitu suatu kebahagiaan atau ekspresi penghinaan.
Menurut Barthes, untuk memahami makna konotatif yang terdapat dalam
semiotika, terdapat dua konsep yakni Mitos dan Metafora.

C. Macam – Macam Semiotik


1. Semiotik Murni (pure)
Menurut Barthes, untuk memahami makna konotatif yang terdapat dalam
semiotika, terdapat dua konsep yakni Mitos dan Metafora.
2. Semiotik Deskriptif (descriptive)
Yakni semiotik yang lingkup pembahasannya adalah tentang semiotik
tertentu, berupa sistem tanda tertentu dan bahasa tertentu. Kemudian,
dijabarkan secara deskriptif.
3. Semiotik Terapan (Applied)
Sesuai dengan namanya, maka lingkup pembahasan dalam jenis semiotik
ini adalah membahas mengenai penerapan dari semiotika itu sendiri pada
berbagai bidang atau konteks tertentu. Misalnya yang berkaitan dengan
sistem tanda sosial, komunikasi, sastra, periklanan, film, dan lain-lain.

5
D. Tokoh – tokoh lain Semiotika
1. Charles Sanders Peirce
Konsep semiotika Pierce ialah tanda berkaitan erat dengan logika.
Logika digunakan manusia untuk bernalar melalui tanda – tanda yang
muncul disekitarnya. Tanda mampu menghubungkan pikiran antara satu
orang dengan orang lainnya. Pierce membagi tanda atas 3 hal untuk
memberikan makna pada suatu objek. 3 hal tersebut ialah ikon, indeks,
dan simbol.
- Ikon adalah gambaran visual yang memiliki kemiripan antara bentuk
tanda dan objek yang ditunjukkan. Contohnya objek dari seekor sapi,
maka ikon dari objek ini dapat berupa gambar sapi, sketsa sapi,
patung sapi, atau foto dari sapi. Mereka memiliki persamaan yaitu
menggambarkan seekor sapi.
- Indeks adalah tanda yang menunjukkan atau mengisyaratkan suatu
objek tertentu. Hubungan dari tanda dan petanda bersifat sebab akibat
dan mengacu pada fakta yang ada. Contohnya, objek seekor kucing,
indeksnya ialah suara kucing, atau gerak kucing yang menandakan
bahwa objek yang tengah dibicarakan tersebut adalah seekor kucing.
Orang yang melihat dapat dengan cepat menangkap maksud yang
ingin disampaikan.
- Simbol sendiri adalah tanda yang menunjukkan pada hubungan tanda
dan petanda yang alamiah. Langsung merujuk pada objek yang
dibicarakan yang sudah melewati pemahaman yang ada
dimasyarakat. Contohnya gambar sebuah masjid, maka tanda ini
simbolisasi dari umat Islam.
2. Teori Semiotika Roland Barthes
Roland Barthes dilahirkan pada tahun 1915 di Cheorbough, dan
tumbuh besar di Bayonne. Ia hidup dalam keluarga yang menganut agama
Protestan. Roland merupakan tokoh besar dalam sejarah semiotika.
Menurutnya semiotika adalah ilmu yang digunakan untuk memaknai suatu
tanda. Bahasa merupakan susunan dari tanda yang memiliki pesan – pesan

6
tertentu dari masyarakat. Selain bahasa tanda dapat berupa lagu, not
musik, benda, dialog, gambar, logo, gerak tubuh, dan mimik wajah.
Roland, mencetuskan model analisis tanda signifikasi dua tahap atau two
order of signification. Kemudian Roland membaginya dalam denotasi dan
konotasi. Signifikasi tahap pertama merupakan hubungan antara petanda
dan penanda dalam bentuk nyata. Barthes menyebutnya sebagai denotasi,
yaitu makna asli atau makna umum yang mutlak dipahami oleh
kebanyakan orang. Contohnya, kata ayam memiliki makna denotasi yaitu
unggas, yang menghasilkan telur, berbulu dan berkotek. Ini merupakan
makna umum yang hampir seluruh orang paham akan maksudnya.
Konotasi adalah istilah yang digunakan Barthes untuk menunjukkan
signifikasi tahap kedua. Hal ini menggambarkan hubungan yang terjadi
ketika tanda tercampur dengan perasaan atau emosi. Konotasi seringkali
tidak disadari kehadirannya, dianggap sebagai denotasi. Maka analisis
semiotika digunakan untuk memperbaiki kesalahpahaman yang sering
terjadi. Konotasi bekerja dalam tingkat subjektif, sehingga kehadirannya
tidak disadari. Contohnya : kata teratai dalam bahasa Indonesia berarti
bunga yang konotasinya memiliki makna keindahan, tetapi di India bunga
teratai memiliki makna yang berbeda. Dalam agama Budha dan Hindu,
bunga teratai memiliki arti perlambang yang dalam pada kedua agama
tersebut. Pada signifikasi tahap kedua yaitu mitos, merupakan pesan yang
didalamnya terdapat pandangan masyarakat. Mitos adalah bagaimana
kebudayaan menjelaskan atau memahami beberapa aspek tentang realitas
atau gejala alam. Mitos berhubungan dengan kebiasaan masyarakat, atau
budaya yang ada dalam masyarakat. Jadi, mitos adalah bagaimana
kebudayaan menjelaskan atau memahami beberapa aspek tentang realitas
atau gejala alam.

Tokoh – tokoh semiotika memiliki persamaan dalam pengertiannya terhadap


sebuah tanda. Yang membedakan hanyalah dari konsep yang mereka gunakan
dalam pendekatan untuk memaknai sebuah tanda. Jika Ferdinand lebih

7
menekankan pada bahasa untuk memaknai sebuah tanda dan membaginya
dalam konsep yang panjang. Padahal tanda dapat muncul melalui adat
istiadat, agama dan masih banyak lainnya.
Sedangkan konsep semiotika Pierce yang menggunakan 3 konsep untuk
menganalisis sebuah makna. Terdiri dari ikon, indeks dan simbol, tetapi
konsep ini masih kurang rinci untuk menemukan makna – makna yang
tersembunyi. Sehingga model analisis Roland lebih dipilih untuk mencari
makna tanda secara rinci dan terkonsep. Mencakup secara utuh hampir semua
aspek yang dicetuskan oleh tokoh – tokoh sebelumnya.

Konsep semiotika dalam sebuah iklan

Sebagai contoh tentang konsep semiotika dalam sebuah iklan yakni


pada iklan Gojek versi “CERDIKIAWAN” pada salah satu scenenya
menunjukkan sebuah aktivitas seorang perempuan yang sedang menelepon
tanpa menggunakan kedua tangannya. Memiliki latar warna oranye yang
bermakna kreatifitas, keunikan dan aktivitas. Warna yang diperlihatkan di
kerudung perempuan tersebut dimana terlihat bahagia di tengah aktivitasnya
yang banyak dan cuaca yang sedang hujan tidak menghalangi niatnya untuk
melakukan sebuah aktivitas telponnya dengan cara unik dan kreatif.

Pesan verbal dalam iklan tersebut adalah dengan penuhnya aktivitas


kedua tangan sang tokoh dimana sang tokoh masih bisa untuk melakukan
obrolan melalui smartphone dengan cara memasukkan smartphonenya ke

8
dalam sela kerudungnya. Sedangkan pesan non verbalnya menyatakan bahwa
selalu ada cara, meskipun begitu sederhana namun unik dan kreatif sehingga
bisa untuk mengatasi semua aktivitas dalam kondisi ribet dan tetap bahagia
melakukannya.

Scene inipun memiliki interpretasi makna kreatif dalam mengatasi


sebuah permasalahan dimana dengan lepas tangan pun masih mampu untuk
melakukan kegiatan bertelefon yang berarti bahwa Gojek hadir dengan
berbagai macam solusi untuk kebutuhan masyarakat sebagai konsumennya.

9
Kesimpulan
Semiotika merupakan ilmu yang mempelajari cara untuk memberikan
makna pada suatu tanda. Semiotika dapat diartikan juga sebagai konsep
pengajaran pada manusia untuk memaknai tanda yang ada pada suatu objek
tertentu.

10
DAFTAR PUSTAKA

Alex Sobur, M.Si., Analisis Teks Media : Suatu Pengantar Untuk Analisis
Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 2006)
dan Strukturalis,”terj”. M Ardiansyah, (Jogjakarta : IRCiSoD, 2012)
https://www.gramedia.com/literasi/semotika/#Pengertian_Semiotika diakses pada
27 November 2022 pukul 09.23
Media Group,2013)
Morissan, Teori Komunikasi : Individu Hingga Massa (Jakarta : Kencana Prenada
Roland Barthes, Elemen – Elemen Semiologi : Sistem Tanda Bahasa, Hermeutika,

11

Anda mungkin juga menyukai