Anda di halaman 1dari 4

Nama : I’im Musta’idah

NIM : 211270000466

Matkul : Semiotika

1. Apa yang dimaksut dengan semiotika?

Semiotika berasal dari Bahasa Yunani: semeion, yang berarti tanda. Dalam pandangan Piliang,
penjelajahan semiotika sebagai metode kajian ke dalam pelbagai cabang keilmuan ini
dimungkinkan karena ada kecenderungan untuk memandang pelbagai wacana social sebagai
fenomena Bahasa. Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tanda. Tanda-tanda tersebut
menyampaikan suatu informasi sehingga bersifat komunikatif. Ia mampu menggantikan sesuatu
yang lain yang dapat dipikirkan atau dibayangkan. Cabang ilmu ini semula berkembang dalam
bidang Bahasa, kemudian ber(di)kembang(kan) pula dalam bidang seni rupa dan desain
komunikasi visual.

2. Siapakah tokoh penting dalam sejarah perkembangan semiotika?

Plato, Aristoteles, St. Augustine, Thomas Aquinas, Ferdinand de Saussure, Charles Peirce, Roland
Barthes, Umberto Eco, dan Jacques Derrida.

3. Apa yang menjadi perhatian utama dalam tahap awal perkembangan semiotika?

Menurut Todorov dalam (Noth, 2006:11) ada empat tradisi yang memberikan kontribusi kepada
lahirnya semiotika barat, yakni semantic (termasuk filsafat bahasa), logika retorika, dan
hermeutika. Namun bagaimanakah ceritanya tentang sejarah-sejarah pokok persoalan lain
bidang semiotic seperti linguistic, estetika, puisi, komunikasi nonverbal, epistimologi, atau
bahkan biologi? Mencoba memasukkan sejarah semua disiplin ilmu yang terkain dengan atau
masuk kedalam bidang semiotic akan memberikan dampak yang tidak diinginkan yang hanya
akan membuat sejarah semiotic berbenturan dengan sejarah filsafat atau bahkan ilmu secara
umum. Terdapat tradisi yang jauh lebih tua atas kajian-kajian semiotikanya yang secara implisit
berkaitan dengan hakikat tanda dan komunikasi, oleh sebab itu, bukanlah “genalogi khayalan
belaka” atau “legenda kemasan” sebagaimana yang dikemukakan Bauissac (1976:371-372) bila
pembahasan mengenai sejarah semiotic ini dimulai dengan teori-teori kuno tentang hakekat
tanda (Noth, 2008:11-12). Sejarah semiotika dapat ditelusuri kembali hingga zaman kuno, ketika
filosof Yunani seperti Plato dan Aristoteles mempertanyakan hubungan antara kata-kata dan
konsep-konsep.
Namun, semiotika sebagai disiplin ilmu modern bermula dari karya Ferdinand de Saussure,
seorang ahli bahasa Swiss yang mengajarkan bahasa-bahasa Indo-Eropa di Universitas Geneva
pada akhir abad ke-19. Pada tahun 1916, murid Saussure, Charles Sanders Peirce,
mengembangkan konsep tanda yang lebih luas dalam karyanya yang berjudul "How to Make Our
Ideas Clear". Peirce membedakan tiga jenis tanda: tanda ikonik, tanda indeksikal, dan tanda
simbolik. Ia juga memperkenalkan konsep semiotik sebagai studi tentang tanda-tanda. Setelah
Saussure meninggal pada tahun 1913, muridnya, Émile Benveniste, memperluas konsep tanda
dan memperkenalkan konsep ketetapan dalam bahasa. Kemudian, ahli semiotika Prancis Roland
Barthes mengembangkan teori-teori semiotika struktural pada tahun 1950-an dan 1960-an,
dengan memperkenalkan konsep konotasi, kode, dan mitos.Di Amerika Serikat, ahli semiotika
seperti Thomas A. Sebeok, Umberto Eco, dan Marshall McLuhan juga memperkenalkan konsep-
konsep baru dalam semiotika pada tahun 1960-an dan 1970-an. Sebeok, misalnya,
mengembangkan semiotika zoosemiotik, yaitu studi tentang tanda-tanda yang digunakan oleh
hewan. Eco, di sisi lain, mengembangkan semiotika sastra dan budaya, yang menekankan
penggunaan tanda-tanda dalam budaya populer dan media massa. McLuhan, dengan bukunya
yang terkenal "The Medium is the Message", memperkenalkan konsep bahwa media itu sendiri
adalah tanda.

4. Apa yang menjadi focus dari konsep triadic sign oleh Charles Sanders Peirce?

Triadic Sign yaitu ikon, indeks, dan simbol. Ikon adalah tanda yang memiliki kesamaan fisik
dengan objek yang direpresentasikan, seperti gambar. Indeks adalah tanda yang memiliki
hubungan fisik dengan objek yang direpresentasikan, seperti asap yang menunjukkan adanya
kebakaran. Sedangkan simbol adalah tanda yang memiliki hubungan konvensional dengan objek
yang direpresentasikan, seperti kata-kata.

5. Bagaimana kontribusi Roland Barthes dalam pengembangan semiotika?

Roland Barthes adalah tokoh utama dalam perkembangan semiotika sastra dan semiotika visual.
Ia menekankan pada peran tanda-tanda dalam menciptakan makna dalam karya sastra, iklan,
dan media lainnya. Barthes juga mengembangkan konsep penting dalam semiotika, seperti
"mitos" dan "denotasi" dan "konotasi" dalam mengungkapkan makna tanda-tanda. Dia
mengembangkan konsep-konsep seperti intertekstualitas, mitos, dan semiologi fashion. Roland
Barthes (1915-1980) adalah seorang filsuf dan teoris budaya asal Prancis yang dikenal dengan
karyanya dalam bidang semiotika. Dia mengembangkan teori semiotika dengan pendekatan
dekonstruksi untuk memahami makna di balik tanda-tanda sosial dan budaya.
Barthes membedakan antara tanda dan pesan. Tanda adalah unit dasar dari bahasa yang terdiri
dari konvensi yang disepakati untuk mewakili objek, konsep, atau tindakan. Barthes juga
mengembangkan konsep 'death of the author' atau 'kematian pengarang'. Konsep ini
menekankan bahwa makna suatu karya tidak hanya ditentukan oleh niat pengarang, melainkan
juga oleh proses interpretasi yang dilakukan oleh pembaca atau penonton. Teori Roland Barthes
sangat relevan dalam desain, karena ia menganggap bahwa tanda-tanda tidaklah netral atau
bermakna tetap, tetapi terus-menerus dihasilkan dan diinterpretasikan ulang dalam konteks
yang berbeda. Konsep yang dikembangkan oleh Barthes yang relevan dalam kaitannya dengan
semiotik ada dua, yang pertama adalah konsep hubungan sintagmatik dan paradigmatik, dan
yang kedua adalah konsep denotasi dan konotasi Selain itu, Barthes mengembangkan konsep
plaisir dan jouissance, yang mengacu pada cara-cara di mana tanda-tanda dalam desain dapat
memberikan kepuasan estetika atau sensual.

6. Apa peran semiotika dalam kehidupan sehari-hari?

Semiotika memainkan peranan penting dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam desain
komunikasi visual, media massa, dan iklan. Dalam bidang ini, semiotika membantu dalam
memahami cara kerja tanda dan simbol dalam menyampaikan pesan kepada audiens. Dengan
memahami bagaimana tanda dan simbol bekerja, desainer dapat menciptakan desain yang
efektif dan komunikatif. Selain itu, semiotika juga membantu dalam analisis dan interpretasi
karya seni, film, dan sastra.

7. Berikan contoh penggunaan semiotika dalam desain komunikasi visual?

Dalam DKV semiotika memberikan porsi besar pada pembahasan lambang, tanda dan symbol,
seta berupaya memberikan makna pada semua tanda, lambang dan simbol, berdasarkan
pemahaman bersama dan aspek teoritis dalam literatur. Semiotika komunikasi visual
membaktikan dirinya sebagai salah satu metode pengkajian desain komunikasi visual dan
metode penciptaan desain komunikasi visual. Ia sesungguhnya memiliki peran sebagai pengkaji
karya desain komunikasi visual dan tugas mulia sebagai produsen pencipta karya desain
komunikasi visual. Contohnya rambu rambu lalu lintas seperti tikungan ke kanan, persimpangan,
turunan.

8. Apa perbedaan antara tanda ikonik,tanda indeksial,dan tanda simbolik dalam semiotika?

Ikon menerangkan adanya persamaan atau kemiripan objek satu dengan lainnya, indeks
menjelaskan bahwa sesuatu terjadi karena adanya sebab dan akibat, sedangkan simbol
mengandung sebuah makna yang terkait dari sebuah tanda.
9. Bagaimana konsep mitos Ferdinand de Saussure dapat diterapkan dalam analisis budaya
populer?

Saussure memperkenalkan konsep sinkroni dan diakroni dalam pembelajaran bahasa. Sinkroni
mengacu pada studi bahasa pada suatu waktu tertentu, sedangkan diakroni mengacu pada studi
bahasa sepanjang sejarah perkembangannya.Saussure mempengaruhi perkembangan teori
strukturalisme dalam sastra dan filsafat. Ia menekankan pentingnya struktur bahasa dan cara
bahasa digunakan untuk membentuk makna dalam karya sastra dan budaya.Teori Saussure
tentang bahasa dan tanda masih menjadi dasar bagi berbagai studi semiotika modern. Konsep-
konsep seperti arbitrari, nilai tukar, dan hubungan antara penanda dan petanda terus digunakan
dalam studi semiotika dan teori sastra.

10. Apa implikasi dari tanda dalam semiotika terhadap media social?

Dalam semiotika,social media dapat diamati dan dibuat berdasarkan suatu hubungan antara
signifier (signifiant) atau penanda dan signified (signifie) atau petanda, seperti halnya tanda pada
umumnya, yang merupakan kesatuan yang tidak bisa dilepaskan antara penanda dan petanda.

Anda mungkin juga menyukai