Levi-Strauss Claude dilahirkan di Brussles, Belgia pada tanggal 28 November
1905, ia merupakan keturunan Yahudi.1 Pada tahun 1927 ia masuk ke Fakultas Hukum Paris dan pada saat yang sama ia juga belajar filsafat di Universitas Sorbone. Di tahun 1935 Strauss mendapat kesempatan untuk menjadi pengajar di Sao Paulo Brazil dan melakukan ekspedisi ke daerah-daerah pedalaman Brazil yang memberinya kesempatan untuk mempelajari orang-orang Indian Caduveo, dan Bororo. Dari ekspedisi itu ia akhirnya menghasilkan sebuah karya tentang antropologi yang membuat namanya melejit di prancis ‘Tristes Tropique’. Buku ini sendiri menjadi terkenal bukan karena Levi-Strauss adalah seorang ahli antropologi tetapi lebih karena kemampuan Strauss mengungkapkan nasib menyedihkan orang-orang Indian dalam bahasa yang penuh sentuhan kemanusiaan dan memikat, sehingga ia tidak hanya dikenal di kalangan akademisi, tetapi juga di kalangan orang-orang awam. ▶ Pada tahun 1940, Levi-Strauss pindah ke New York dan bertemu dengan seorang ahli bahasa asal Rusia, Roman Jackobson dan mengajar di The new school social research. Pertemuannya dengan Jackobson telah mengenalkannya pada linguistik modern yang kemudaian ia terapkan dalam bidang antropologi budaya. Strauss kemudian menerbitkan sebuah artikel “Analisis Struktural dalam Linguistik dan Antropologi” dalam jurnal World yang merupakan cabang dari The Linguistic Circle of New York yang dipimpin oleh Jackobson. Tahun 1947 Levi-Strauss kembali ke Prancis2 dan tahun berikutnya dia diangkat sebagai maitre de recherches selama beberapa bulan di Centre National de la Recherches Scientifique (pusat penelitian ilmiah nasional) dan sebagai asisten direktur di Musee de 1’Homme. Setelah dua kali pencalonan yang gagal, yaitu pada tahun 1949 dan 1950, akhirnya ia disetujui untuk diangkat menjadi guru besar Antropologi Sosial di College de france. ▶ Karya-karya Levi-Strauss yang memperlihatkan jejak struktural yang jelas, antara lain: The Way of the Mask, Myte and Meaning, The View From Afar, Anthropology and Myth, The Jealous Potter, dan The Story of Lynx. Konsep Strukturalisme Levi-Strauss melahirkan konsep Strukturalismenya sendiri akibat ketidakpuasanya terhadap fenomenologi dan eksistensialisme. Selain itu ia juga melepaskan diri dari neo-kantianisme (spekulasi), bergsonisme (metafisis) dan interpretasi ortodoks. Pasalnya para ahli antropologi pada saat itu tidak pernah mempertimbangkan peranan bahasa yang sebenarnya sangat dekat dengan kebudayaan manusia itu sendiri. ▶ Dalam bukunya yang berjudul Trites Tropique ia menyatakan bahwa penelaahan budaya perlu dilakukan dengan model linguistik. Ia tidak setuju dengan Bergson yang menganggap tanda linguistik dianggap sebagai hambatan yang merusak impresi kesadaran individual yang halus, cepat berlalu, dan mudah rusak. ▶ Hal yang perlu diperhatikan dalam strukturalisme adalah adanya perubahan pada struktur suatu benda atau aktivitas. Namun, perubahan tersebut bukanlah perubahan keseluruhan atau biasa diistilahkan sebagai proses transformasi. Dalam proses ini hanya bagian-bagian tertentu saja dari suatu struktur yang berubah sementara elemen-elemen yang lama masih dipertahankan. Dalam teori strukturalisme mengatakan bahwa semua masyarakat dan kebudayaan mempunyai struktur yang sama sehingga teks dapat dibaca secara universal. ▶ Prinsip dasar struktur dalam teori Levi-Strauss adalah bahwa struktur sosial tidak berkaitan dengan realitas empiris, melainkan dengan model-model yang dibangun menurut realitas empiris tersebut. Menurut Levi-Strauss, ada empat syarat model agar terbentuk sebuah struktur sosial yaitu: 1. Sebuah struktur menawarkan sebuah karakter sistem. Struktur terdiri atas elemen-elemen yang salah satunya akan menyeret modifikasi seluruh elemen lainnya. 2. Seluruh model termasuk dalam sebuah kelompok transformasi, di mana masing-masing berhubungan dengan sebuah model dari keluarga yang sama, sehingga seluruh transformasi ini membentuk sekelompok model. Perubahan pada struktur suatu benda atau aktivitas. Namun, perubahan tersebut bukanlah perubahan keseluruhan 3. Sifat-sifat yang telah ditunjukan sebelumnya tadi memungkinkan kita untuk memperkirakan dengan cara apa model akan beraksi menyangkut modifikasi salah satu dari sekian elemennya. 4. Model itu harus dibangun dengan cara sedemikian rupa sehingga keberfungsiannya bisa bertanggung jawab atas semua kejadian yang diobservasi. , Strukturalisme adalah segala ilmu yang mempersonalkan struktur, yaitu cara yang bagian-bagian sebuah sistem saling berkaitan. Maksudnya sebuah sistem akan berjalan apabila memiliki hubungan timbal balik dan kerjasama, jika salah satu bagian dari sistem tersebut tidak berfungsi, maka kesatuan sistem tersebut tidak akan berjalan. , Struktur bukanlah sebuah perwujudan konkret yang dapat diamati secara langsung kemudian diberikan makna yang langsung berupa kebenaran, melainkan sebuah penataan logis yang wajib melalui beberapa telaah untuk mencari makna yang sesungguhnya. Maksud dari pernyataan tersebut adalah sebuah struktur memiliki makna secara kasat mata, akan tetapi makna tersebut bukanlah makna asli dari struktur itu. Seseorang jika ingin mengetahui makna dari sebuah struktur harus menelaah secara dalam dari kandungan dan struktur tersebut. . ▶ Produk dari teori strukturalisme adalah bahasa, merupakan sistem perlambangan yang disusun secara sewenang/ arbitrer. Contoh konkretnya adalah mengapa sebuah benda dapat dikatakan kursi, mengapa sebuah kursi itu adalah sebuah benda untuk diduduki, dan seterusnya. Semua makna-makna tersebut bersifat arbitrer, jika seseorang tidak menggunakan sebuah fungsi tersebut, maka dianggap sebagai sebuah keanehan, misalnya apabila seseorang berdiri diatas kursi, maka orang tersebut dianggap melaksanakan tindakan yang tidak sopan. ▶ Wujud nyata dari strukturalisme bahasa adalah bunyi dan simbol. Sebuah bahasa tidak serta merta berwujud tulisan, tetapi dapat juga berwujud bunyi dan simbol. ▶ Pertama adalah bunyi, bunyi yang kita dengar setiap hari secara terus menerus akan membentuk sebuah pola/ generalisasi. Maksudnya, manusia memiliki kemampuan untuk memaknai suatu bunyi menjadi sebuah bahasa ▶ Maksudnya, manusia memiliki kemampuan untuk memaknai suatu bunyi menjadi sebuah bahasa. Contoh konkret bahasa dalam wujud bunyi adalah pada saat kita berada di jalan raya. Apabila ada kendaraan lain yang ingin mendahului, seringkali membunyikan klaksonnya, dan secara reflek kira pasti akan menepi dari jalanan, atau memberikan jalan kepada pengendara tersebut. Dalam hal ini kita seakan- akan diberi instruksi untuk minggir. ▶ Kedua, bahasa dalam bentuk simbol. Contoh mudahnya adalah pada saat di pom bensin, kita pasti mendapati simbol berupa gambar rokok menyala dan dibeli palang berwarna merah. Simbol tersebut memerintahkan kira untuk tidak merokok di area pom bensin, dan anehnya kita juga mematuhi simbol tersebut. Kita mematuhi simbol tersebut karena kita telah mengetahui makna sebenarnya dari simbol tersebut, bahwa merokok di area pom bensin dapat memicu kebakaran. Jadi makna dari bahasa juga dapat bersifat sewenang/ arbitrer maksudnya adalah bahasa merupakan sebuah struktur yang dapat mengajak yang kuat, sehingga seseorang akan menuruti apa yang dikehendaki dari bahasa tersebut. ▶ Budaya dapat juga dikatakan sebagai sebuah struktur, memiliki bagian-bagian tertentu didalamnya, yaitu berupa simbolik atau konfigurasi sistem perlambangan. Salah satu wujud dari budaya yang sangat menarik adalah tradisi adat istiadat. Sebuah tradisi dapat berupa serangkaian upacara adat yang terdiri dari susunan acara. Jika salah satu rangkaian dari upacara tersebut tidak dilaksanakan, maka masyarkat akan merasa upacara tersebut tidak sah dan tidak diterima oleh nenek moyangnya. Dari munculnya rasa khawatir itulah yang dapat menyatakan bahwa budaya merupakan sebuah sistem. ▶ Selanjutnya adalah mite. Levi-Strauss menganggap mite sebagai alat untuk memberikan penjelasan tentang dunia, walaupun disisi lain lebih menekankan makna intelektualnya. Analisis tentang mite harus berlangsung seperti analisis terhadap bahasa, arti sebenarnya baru akan muncul bila unsur-unsur tadi bergabung menjadi sebuah struktur, dalam bahasa resminya mite memiliki muatan naratif dimana hal itu bukanlah makna utamanya, yang maknawi adalah polanya. ▶ Tesis dari Levi-Strauss menyatakan bahwa struktur dalam mite dimanapun adalah sama belaka. Dalam hal ini, Leach menarik analogi antara struktur mite dengan musik serta drama. Seseorang yang memiliki kepekaan terhadap musik dan drama akan menganggapnya sebagai sebuah kesatuan/ kebulatan (totalitas), yang mana memiliki hubungan antara suatu tema dengan variasi-variasinya. Contohnya dalam hal musik, terdapat beberapa genre, salah satunya adalah rock. Musik ber-genre rock biasanya adalah tentang kemarahan/ semangat membara, sehingga dapat menumbuhkan amarah/ rasa semangat bagi pendengarnya. Begitu pula dengan drama, jika didalamnya terdapat adegan tangis, maka penontonnya juga ikut bersedih/ menangis terbawa oleh suasana yang diciptakan. ▶ Kemudian mengenai struktur totemisme yang mengatakan bahwa hubungan kekerabatan antara makhluk hidup, dalam hal ini adalah manusia, hewan, tumbuhan, dan lingkungan. Pemikiran Levi-Strauss mengenai totemisme dipengaruhi oleh salah satu tokoh, beliau adalah Radcliffe-Brown. Dikatakan bahwa totemisme merupakan piranti konseptual yang canggih, memungkinkan warga pribumi mengklasifikasikan, menata, dan menghubungkan unit-unit sosial budayanya. Terdapat juga penjelasan mengenai konsep reinkarnasi, wujud nyatanya adalah larangan untuk memakan makanan dari hewan maupun tumbuhan tertentu, karena dianggap didalamnya terdapat roh nenek moyang yang berpindah kedalamnya setelah meninggal. Melihat dari konsep reinkarnasi, dapat dikatakan bahwa totemisme tidaklah rasional dan hanya bersifat imajinatif dari pemikiran manusia. Strukturalisme dalam psikologi Strukturalisme adalah pendekatan ilmu humanis yang mencoba untuk menganalisis bidang tertentu misalnya mitologi sebagai sistem kompleks yang saling berhubungan . ▶ Strukturalisme merupakan aliran pertama dalam psikologi, yang dikemukakan oleh Wilhelm Wundt setelah is melakukan eksperimennya di laboratotium. Wundt dan pengikut-pengikutnya berpendapat bahwa pengalaman mental (jiwa) yang kompleks sebenarnya adalah halnya persenyawaan kimiawi yang tersusun dari unsur-unsur kimiawi. Mereka bekerja atas premisnya-premis menyelidiki struktur kesadaran dan mengembangkan hukum-hukum pembentukannya. ▶ Pada pertengahan abad ke-19, yaitu pada awal berdirinya psikologi sebagai satu disiplin ilmu yang mandiri, psikologi didominasi oleh gagasan serta usaha mempelajari elemen-elemen dasar dari kehidupan mental orang dewasa normal, melalui penelitian laboratorium dengan menggunakan metode intropeksi. Pada masa itu, tercatat aliran psikologi yang disebut psikologi strukturalisme. ▶ Wundt dan pengikut-pengikutnya disebut strukturalis karena mereka berpendapat bahwa pengalaman mental yang kompleks itu sebenarnya adalah "struktur" yang terdiri atas keadaan- keadaan mental yang sederhana, seperti halnya persenyawan- persenyawan kimiawi yang tersusun dari unsur-unsur kimiawi. Ciri-ciri dari strukturalisme Wundt adalah penekanannya pada analisis atau proses kesadaran yang dipandang terdiri atas elemen-etemen dasar, serta usahanya menemukan hukum- hukum yang membawahi hubungan antar elemen kesadaran tersebut. Karena pandangan elementalistiknya ini, psikologi strukturalisme disebut juga psikologi elementalisme. Selain dipandang terdiri atas elemen-elemen dasar, yakni kesadaran, oleh Wundt dan para ahli psikologi lainnya pada masa itu, dipandang sebagai aspek yang utama dari kehidupan mental. Segala sesuatu atau proses yang terjadi dalam diri manusia, selalu bersumber pada kesadaran. Metode yang dipakai dalam strukturalisme adalah metode instropektif. Metode introspeksi adalah orang yang menjalani percobaan diminta untuk menceritakan kembali pengalamannya atau perasaannya setelah melakukan suatu eksperimen. Sensasi seperti manis, pahit, dingin dapat diidentifikasi memakai introspeksi Tokoh kedua Strukturalisme adalah Jean Piaget, menurutnya strukturalisme itu sulit dikenali karena mencakup bentuk-bentuk yang beragam sehingga sulit menampilkan sifat umum dan karena "struktur-struktur" yang dirujuk memperoleh arti yang cenderung berbeda-beda. Struktur adalah sistem transformasi yang mengandung kaidah sebagai sistem dan yang melindungi diri atau memperkaya diri metalui peran transformasi-transformasinya, tanpa keluar dari batas- batasnya atau menyebabkan masuknya unsur-unsur luar. ▶ Piaget menyebutkan tiga sifat yang dimaksud dalam sebuah struktur, yakni: ▶ 1,Totalitas, ▶ 2,Transformasi, ▶ 3.Pengaturan diri. ▶ Sebuah struktur, menurut Piaget, harus dilihat sebagai sesuatu totalitas, meskipun terdiri atas sejumlah unsur, struktur unsur-unsur itu berkaitan satu sama lain dalam sebuah kesatuan. Dilihat secara hierarkis, sebuah struktur terdiri atas sejumlah sub struktur yang terikat oleh struktur yang lebih besar. Dengan demikian, pengertian struktur tidak terbatas pada konsep terstruktur, tetapi sekaligus juga mencakup pengertian proses menstruktur. Pengertian transformasi, pada dasarnya, sejalan dengan konsep tata bahasa generatif- transformasional Chomsky. Sifat yang dinamis ini berkaitan dengan kaidah otoregulasi yang ada pada sebuah struktur. ▶ Tokoh strukturalisme lain adalah Edward Bradford Titcherner (1867-1927). Titcherener merupakan orang Inggris yang pertama yang mewakili pandangan-pandangan psikologi Jerman (Wundt) sebagai murid Wundt, ia menerjemahkan beberapa buku Wundt dalam bahasa Inggris. Setelah belajar di Leipzig, Titchener ingin kembali ke Oxford, namun ditolak, karena psikologi di Inggris tidak sejalan dengan Wundt. Oleh karena itu, ia pergi ke Cornell University di Amerika Serikat, dan sebagai guru besar, ia mengembangkan strukturalisme di Amerika Serikat dari universitas tersebut.
Abraham Maslow, dari hierarki kebutuhan hingga pemenuhan diri: Sebuah perjalanan dalam psikologi humanistik melalui hierarki kebutuhan, motivasi, dan pencapaian potensi manusia sepenuhnya