Anda di halaman 1dari 4

TUGAS REVIEW

METODE PENELITIAN KOMUNIKASI KUALITATIF

“Teknik Pengumpulan Data (Analisa Semiotika dan Analisa Wacana)”

Disusun Oleh :

Angel Vibra Karamoy

2010862008

Dosen Pengampu :

Muhammad Thaufan, M.A

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2023
Teknik Pengumpulan Data

(Analisa Semiotika dan Analisa Wacana)

A. Analisa Semiotika

Kata semiotika atau disebut juga semiologi diturunkan dari bahasa Inggris “semiotics” yang
berarti ilmu tentang tanda. Sedangkan kata semiotika sendiri berasal dari bahasa Yunani
“semeion” yang berarti tanda. Semiotika adalah disiplin ilmu yang mempelajari tentang tanda-
tanda pada suatu objek untuk diketahui makna yang terkandung didalamnya. Menurut pandangan
Zoest (1993), segala sesuatu yang dapat diamati atau dibuat teramati dapat disebut sebagai tanda,
dan tanda tidak terbatas pada benda. Sobur (2001) mendefinisikan semiotik sebagai ilmu yang
mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa seluruh kebudayaan sebagai tanda.

Semiotik menjadi salah satu kajian yang bahkan menjadi tradisi dalam teori komunikasi.
Tradisi semiotik terdiri atas sekumpulan teori tentang bagaimana tanda-tanda merepresentasikan
benda, ide, keadaan, situasi, perasaan dan kondisi di luar tanda-tanda itu sendiri. Littlejohn
(2009) dalam bukunya Teori Komunikasi Theories of Human Communication, semiotik
bertujuan untuk mengetahui makna-makna yang terkandung dalam sebuah tanda atau
menafsirkan makna tersebut sehingga diketahui bagaimana komunikator mengkonstruksi pesan.

Analisis semiotika melibatkan tiga tahapan utama, sebagai berikut:

1. Analisis tanda. Tahap ini melibatkan identifikasi tanda-tanda yang ada dalam teks atau
gambar, baik berupa kata, gambar, gestur, atau suara. Tanda-tanda terdiri dari dua
komponen penting, yaitu signifier (penanda) dan signified (yang diindikasikan). Penanda
adalah representasi fisik atau materi dari tanda, sedangkan yang diindikasikan adalah
makna atau konsep yang dihubungkan dengan penanda.
2. Analisis struktur tanda. Tahap ini berfokus pada hubungan antara tanda-tanda dalam
teks atau gambar. Hal ini melibatkan pengidentifikasian pola-pola, relasi, atau konvensi
yang ada dalam tanda-tanda yang membentuk struktur semiotik. Struktur semiotik dapat
berupa hubungan kontras, analogi, atau pengulangan yang membantu memahami makna
diproduksi dan ditransmisikan.
3. Interpretasi dan analisis konteks. Tahap ini melibatkan penafsiran makna oleh tanda-
tanda dalam konteks sosial, budaya, dan historis yang lebih luas. Analisis semiotika
menyoroti makna dipengaruhi oleh konteks sosial dan tanda-tanda terlibat dalam
pembentukan ideologi dan kekuasaan. Interpretasi semiotika mengungkapkan lapisan-
lapisan makna yang tersembunyi dalam teks atau gambar, dan mengajukan pertanyaan
kritis tentang asumsi, norma, atau bias yang mungkin ada dalam representasi tersebut.
B. Analisa Wacana

Analisis merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara mendetail, seperti mengurai,
membedakan, memilih sesuatu untuk dikelompokan kembali menurut kriteria tertentu dan
kemudian dicari kaitannya lalu ditafsirkan maknanya. Sedangkan wacana secara etimologi
berasal dari bahasa Sansakerta “wac/wak/uak” yang berarti berkata atau berucap. Kemudian kata
tersebut mengalami perubahan menjadi wacana dengan kata “ana” yang berada dibelakang
adalah bentuk sufiks (akhiran) yang bermakna membendakan (nominalisasi). Sehingga kata
wacana dapat diartikan sebagai perkataan atau urutan. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa wacana adalah bentuk komunikasi bahasa, baik lisan maupun tulisan yang disusun dengan
menggunakan kalimat yang teratur, sistematis, dan terarah sehingga kalimat yang satu dengan
lainnya akan menjadi satu kesatuan yang mempunyai makna dan tidak terlepas kaitannya antara
teks dan konteks.

Analisis wacana atau discouse analysis adalah cara yang digunakan untuk membongkar
makna atau pesan komunikasi yang terdapat dalam suatu teks, baik secara tekstual maupun
kontekstual. Sehingga makna yang digali dari sebuah teks atau pesan komunikasi tidak hanya
dilihat dari teks yang sudah jelas tertulis semata lebih dari itu. Cook berpendapat bahwa analisis
wacana merupakan kajian yang membahas tentang wacana, dan sedangkan wacana merupakan
bahasa yang digunakan berkomunikasi. Sehingga analisis wacana secara konseptual merujuk
kepada upaya mengkaji pengaturan bahasa atas kalimat.

Analisis wacana diperkenalkan dan dikembangkan oleh banyak ahli. Namun, model analisis
Van Dijk adalah yang paling banyak digunakan. Dikutip dari Eryanto, Van Dijk mengemukakan
penelitian atas wacana tidak cukup hanya didasarkan pada analisis teks semata karena teks hanya
hasil dari suatu proses praktik produksi yang juga harus diamati dan harus dilihat juga bagaimana
suatu teks diproduksi, sehingga kita bisa memperoleh suatu pengetahui kenapa teks bisa
semacam itu. Berikut ini kerangka analisis wacana sesuai model Van Dijk :

1. Teks. Van Dijk melihat suatu wacana terdiri atas berbagai struktur/tingkatan yang
masing-masing bagian saling mendukung. Van Dijk membagianya dalam tiga tingkatan :
 Struktur makro, makna global atau umum dari suatu teks yang dapat diamati dengan
melihat topik atau tema yang dikedepankan dalam suatu berita.
 Superstruktur, kerangka suatu teks tentang bagaimana bagian-bagian teks terususun ke
dalam berita secara utuh.
 Struktur mikro, makna wacana yang dapat diamati dari bagian kecil dari suatu teks
yakni kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, parafrase, dan gambar.
2. Kognisi sosial. Unsur kognisi meneliti bagaimana suatu teks diproduksi dengan
memperhatikan latar belakang kepercayaan, pengetahuan, prilaku, norma, nilai, dan
ideologi yang dianut sebagai bagian dari suatu kelompok. Pendekatan kognitif didasarkan
pada asumsi bahwa teks tidak mempunyai makna, tetapi makna itu diberikan oleh
pemakai bahasa. Dalam hal ini diperhatikan bagaimana cara memandang suatu realita
sosial sehingga dituangkan ke dalam sebuah tulisan tertentu dalam dimensi kognisi sosial
yang memiliki hubungan erat dengan proses pembuatan teks dimana peristiwa atau
informasi yang ditonjolkan, ditutupi, waktu, kejadian, dan lokasi, dan kedaan yang
relevan atau perangkat yang dibentuk dalam struktur teks.
3. Konteks sosial. Fokus utama dari analisis wacana adalah penggambaran teks dan konteks
secara bersama-sama dalam suatu proses komunikasi konteks sangat penting untuk
menentukan makna dari suatu tujuan. Konteks sosial berusaha memasukan semua situasi
dan hal yang berada diluar teks dan mempengaruhi pemakaian bahasa. Pemakaian
kata kata tertentu, kalimat, gaya tertentu bukan semata-mata dipandang sebagai cara
berkomunikasi, tetapi dipandang sebagai politik berkomunikasi suatu acara untuk
memepengaruhi pendapat umum, menciptakan dukungan, memperkuat, legitimasi, dan
menyingkan lawan atau penentang.

Sumber :

Ramadhan, Defki, Firlia Prames Widari, & Nadia Rahmi Putri. (2023). Teknik Pengumpulan
Data (Analisa Semiotika dan Analisa Wacana). Universitas Andalas, Padang. Makalah.

Anda mungkin juga menyukai