Anda di halaman 1dari 38

Haryatmoko

Metodologi, Metode & Teknik


(B.Hoed, 2007:6-7)
Metodologi:
cara memperoleh pengetahuan/pemahaman dr obyek yg kita teliti serta
bgmn pengetahuan & pemahaman itu memenuhi tujuan penelitian.

Tiga tataran metodologi:


1.Paradigma metodologis: kuantitatif, kualitatif, gabungan, penelitian
 teks/artefaks, partisipatoris

2.Metode: satu tataran di bawah paradigma metodologi.


 Bagaimana obyek dikumpulkan, digolongkan, dipilah
 menjadi data & bagaimana data dianalisis.

3.Untuk tujuan itu dipakai sejumlah teknik agar data yg diperoleh


 menjadi perwakilan yg handal & dapat dipercaya
Metodologi menurut Fairclough
(2010: 5)

Istilah “metodologi” bukan “metode” karena analisa bukan


hanya pilihan /penerapan metode yg ada, tp proses yg dipacu
teori untuk mengonstruksi objek penelitian untuk topik-topik
penelitian (Bourdieu, 1992)

Membangun objek penelitian: mengubah jadi objek yg bisa


diteliti: meyakinkan, koheren & masalah risetnya dpt diteliti.

Objek riset dibangun dg cara multidisiplin dg mendasarkan pd


teoritisasi topik dlm arti kategori-kategori & relasi-relasi bukan
hanya teori wacana tp juga teori-teori yg relevan
Metodologi & Metode
N. Fairclough 2010: 234
Metodologi:
1.Menggunakan suatu versi hubungan dialektik CDA di
 dalam penelitian sosial lintas-ilmu
2.Melihat proses penentuan sebagai proses teoritis di mana
 metode-metode dipilih menurut bagaimana obyek
 penelitiannya secara teoritis dikonstruksi
Metode khas digunakan untuk penelitian khusus berasal dari
 proses teoritis konstruksi obyek
Jadi bukan sekedar menerapkan suatu metode
Proses Lingkaran Penelitian Empiris
Teori
Pemeriksaan Konseptualisasi:
Asumsi-asumsi Seleksi konsep teoritis,
relasi & asumsi

Penafsiran Operasionalisasi

Seleksi Prosedur dan


Informasi Instrumen

Wacana/Teks

R.Wodak 2009; 24
Semiosis
: semua bentuk pembuatan makna melalui gambar visual,
 bahasa tubuh, termasuk bahasa verbal.

Kehidupan sosial: jaringan praksis sosial yg saling terhu-


 bung dari beragam kegiatan (ekonomi, pol., budaya).
 setiap praksis sosial mengandung unsur semiotik
.
AWK adalah analisa hubungan-hubungan dialektik antara
 semiosis dan unsur-unsur lain praksis sosial.
Proses Semiosis
1.Semiosis: membuat makna sbg unsur dlm proses sosial,
modalitas semiotik (bahasa, gambar, visual, bahasa tubuh)

2.Semiosis: unsur proses sosial menghubungkan dg yg lain:


 hubungan sosial, kekuasaan, institusi,kepercayaan
 dan nilai-nilai budaya.

AWK menekankan hubungan antara semiotika & unsur-


 unsur sosial lain
Semiosis - Representasi:
Proses Konstruksi Praksis Sosial
1.Menggambarkan bagian aktivitas sosial dalam praksis.
 misal: menjalankan profesi (sbg dokter, pelayan toko) selalu
 menggunakan bahasa khusus, demikian juga sbg politisi

2.Semiosis menggambarkan sesuatu dalam bentuk representasi


 Aktor sosial memroduksi representasi dari praktik sosial lain

Aktor sosial itu menempatkan kembali ke suatu konteks praktik


 lain untuk diintegrasikan ke dalam praktik sosialnya.
Jadi representasi merupakan proses konstruksi praksis sosial.
Model Tiga Dimensi CDA Fairclough
(1995:98)

Proses Produksi
DESKRIPSI
TEKS Analisis Teks
(Mikro)
Proses Interpretasi

PRAKTEK DISKURSIF INTERPRETASI


Analisis Produksi
(Meso)

EKSPLANASI
PRAKTEK SOSIO-BUDAYA Analisis Sosial
(Makro)
Tiga Dimensi CDA Fairclough
1.Teks mengacu ke wicara, tulisan, grafik,& kombinasi:
multimediabentuk-bentuk linguistik teks (khasanah kata,
gramatika, syntax, struktur matafora, retorika)

2.Praktek diskursif: produksi & konsumsi teks proses


menghubungkan produksi & konsumsi teks
(fokus pd cara pengarang teks mengambil wacana & genres yg ada dg
fokus pd bgmn hubungan kekuasaan dimainkan ): mediasi

3.Praktek sosial tertanam dlm tujuan, jaringan dan praktek budaya


sosial yg luas pemahaman intertekstual, peristiwa sosial
Teks membentuk & dibentuk praktek sosial
Empat Langkah Metodologi CDA
(N.Fairclough, 2010: 234)
1.Memfokuskan pada ‘ketidakberesan sosial’ dalam aspek
 semiotiknya
2.Mengidentifikasi hambatan-hambatan untuk menangani
 ‘ketidakberesan sosial’itu.
3.Apakah tatanan sosial itu ‘membutuhkan’ ketidakberesan
 sosial tersebut
4.Mengidentifikasi cara-cara yang mungkin untuk mengatasi
 hambatan-hambatan
 Refleksi kritis ke empat langkah analisa ini untuk
 membongkar kepentingan penganalisa
I.Ketidakberesan Sosial (Aspek Semiotik)
1.Pilihlah satu topik penelitian ttg ketidakberesan sosial
 yang dapat secara produktif didekati dengan pendekatan
 lintas ilmu

2.Mengonstruksi objek penelitian dg menteoritisasi topik


 penelitian lintas ilmu.

Dlm mengonstruksi objek penelitian untuk topik tersebut


 harus dengan corpus teori relevan (politik/ekonomi) utk
 menteoritisasi, menganalisa & mengambil posisi
Diskursif
Analisa Teks:
1.Perbendaharaan kata (makna, istilah, metafora)
2.Tatabahasa (kata kerja transitif, tema, modalitas)
 Tema=fungsi tekstual; modalitas=fungsi interpersonal
3.Kohesi (keterpaduan kalimat & pemaknaan kata)
4.Struktur teks (logika argumen untuk pembenaran)

Analisa Praktek Diskursif:


1.Kekuatan Pernyataan (mendorong tindakan/afirmatif)
2.Koherensi teks-teks (wilayah interpretasi, bukan teks)
3.Intertekstualitas teks (1992: 75)
Perbendaharaan Kata
1. Makna kata: satu kata bisa mempunyai banyak makna,
 dan makna berbeda tergantung dr konteksnya.
 Maka diperlukan kejelian untuk memahaminya.

2.Penggunaan istilah: utk mempermudah inti kelompok


 pembaca mengidentifikasi diri dg penulis & menetapkan
 ‘trust’ di dalam opininya

3.Metafora: misal “bolabasket seperti kehidupan”


II.Identifikasi Hambatan
1.Analisa hubungan dialektik antara semiosis dan unsur-
 unsur sosial lainnya: antara tatanan wacana dan unsur
 praktik sosial lain, antara teks dan unsur kejadian.

2.Memilih teks, fokus dan kategori untuk analisa sesuai


 dengan pembentukan obyek penelitian

3.Melakukan analisa teks, baik analisa interdiskursif maupun


 analisa linguistik dan semiotik
tujuan: mengembangkan titik masuk ke objek penelitian
 khas semiotik yg dibentuk dg cara lintas ilmu,
 melalui dialog antara berbagai teori.
II. Identifikasi Hambatan
(Wetherell, 2001: 236)

1. Analisa jaringan praktek sosial dikondisikan oleh


hambatan ini
2.Analisa hubungan semiosis dg unsur-unsur lain di
dalam praktek sosial yang terkait
3. Analisa wacana semiosis melalui:
Analisa struktural
Analisa interaksional
Analisa interdiskursivitas
Analisa linguistik dan semiotik
Tujuan: memahami bgmn masalah muncul & bgmn
itu berakar di dlm cara organisasi hidup masyarakat
III.Tatanan Sosial = Ketidakberesan sosial?
Apakah ketidakberesan sosial melekat pada tatanan sosial?

Apakah dapat ditangani dlm sistem itu atau hanya bisa


ditangani bila sistem diubah.?

Jika tatanan sosial menghasilkan ketidakberesan sosial besar


 alasan untuk memikirkan agar sistem diubah.
Kaitan dg ideologi: wacana selalu ideologis sejauh
 mendukung hubungan kekuasaan & dominasi tertentu
IV.Identifikasi Cara Mengatasi Hambatan
Identifikasi kemungkinan untuk mengatasi hambatan-
hambatan menangani ketidakberesan sosial.

Mencari titik masuk semiotik ke dlm penelitian: hambatan


itu dites, ditantang & ditolak, dalam kelompok sosial/politik
yg terorganisir/gerakan, atau masyarakat dlm keseharian
hidup pekerjaan, sosial dan keluarga.

Fokus semiotik pd cara-cara wacana dominan direaksi,


dilawan, dikritisi atau dibantah (dlm argumentasi,
representasi dunia atau representasi identitas sosial)
Analisa Linguistik Teks
(Wetherell, 2001: 241-242)

1.Organisasi bahasa keseluruhan teks: narasi, argumentasi,


 struktur teks, cara dialog disusun
2.Kombinasi anak kalimat: hubungan kalimat-kalimat, cara-
 cara lain menghubungkan kalimat-kalimat
3.Kalimat sederhana: gramatika dan semantiknya termasuk
 (transitif/intransitif), kata kerja yg terkait dg tindakan
 (berpikir, bicara, memiliki, ada); kalimat aktif/pasif,
 mode (deklarasi, pertanyaan, perintah), modalitas
 (tingkat komitmen thd kebenaran/ keniscayaan)
4.Pilihan kata: hubungan dengan kata (sinonim, hyponym),
 denotasi/konotasi; collocation (pola co-occurrence),
 penggunaan metafora
Pilihan Kata Cenderung Ideologis(Fowler)
1.Kata menetapkan klasifikasi: ‘penguasa’- ‘kelas yg
 dikuasai’; klasifikasi memungkinkan arena utk
 mengontrol realitas- wacana

2.Kata membatasi perspektif: pilihan kata mengarahkan


 pikiran & menafikan cara pikir yg lain

3.Kata: arena pertarungan wacana. Pengguna memilih kata


 sesuai dg kepentingan, tujuan, & menetapkan versinya

4.Kata memarginalisasi & mendominasi: memarjinalkan


 wacana org/kelompok lain
Tatanan Wacana
Fairclough 2010: 232-233
1.Dimensi semiotika (jaringan) praktik sosial yg membentuk
 arena sosial, institusi sosial dan organisasi sosial.

2.Konfigurasi khusus dari berbagai genres, berbagai wacana dan


 berbagai styles.

3.Strukturasi sosial perbedaan semiotika, penataan khusus


hubungan sosial antara beragam cara ‘membuat-makna’ beragam
genres, wacana dan styles
Teks: dimensi semiotika dari peristiwa-peristiwa
Hubungan Semantik
1.Penyebaban:
-Alasan: Kita terlambat krn kereta ditunda
-Konsekuensi: Kereta ditunda, maka kita terlambat
-Tujuan: Kita berangkat pagi supaya bisa dapat
 kereta
2.Bersyarat: Bila kereta ditunda, kita terlambat
3.Temporal: Kita gelisah ketika kereta ditunda
4.Tambahan: Hari yg malang. Kereta ditunda dan
 teman dekat sakit lagi
5.Elaborasi: Kereta ditunda seharusnya sampai jam
 08.00 akhirnya baru jam 09.00
6.Kontras: Kereta ditunda, tapi kita tepat waktu
(N.Fairclough, hlm.89)
Langkah CDA Iklan
Organisasi seluruh teks iklan cerutu:
1. Kombinasi anak kalimat
2.Bentuk-bentuk tatabahasa dan semantik
3.Perbendaharaan kata
4.Pembentukan Jalinan teks
A.Penilaian
B.Representasi
C.Hubungan
D.Identifikasi
Pertanyaan Pengarah
1. Citra macam apa yang mau dikonstruksi
oleh iklan itu?

2. Bagaimana proses memproduksi cerutu itu


direpresentasikan?

3. Siapa dipinggirkan/diabaikan oleh iklan itu?

4.Bagaimana mengatasi kecenderungan itu?


Langkah Genealogi Wacana
1.Fokus pada masalah yg memiliki aspek
semiosis
2.Seleksi Topik
3.Kuasai dan dalami data
4.Identifikasi tema, kategori dan obyek wacana
5.Unsur-unsur yang ‘absen’ dan ‘didiamkan’
6.Kesalingterhubungan antara wacana-wacana
7.Konteks
CDA untuk Artikel
1. Konteks
2.Luaran Teks
3. Sarana Retorika
4. Isi & Pertanyaan-Pernyataan Ideologis
5. Kekhasan-kekhasan lain dari artikel itu
6. Posisi wacana dan pesan utama
 artikel itu apa?
Metode CDA
1). Analisa konteks

2) Teknik pengamatan


 (cara merekam menerjemahkan bahasa alamiah)

3). Pengamatan partisipatoris (peneliti berperan di


 komunitas shg bisa mempelajari proses wacana)

4). Penggunaan informan/pakar utk menjelaskan yg


 terjadi di komunitas dg menghormati praktik wacana
Empat Jenis Laporan
1.Laporan Langsung: kutipan, mereproduksi kata-kata yg
digunakan, kalimat langsung

2.Laporan tidak langsung: ringkasan, isi dari apa yg dikatakan


atau ditulis, tdk menggunakan kata-kata yg dipakai, tdk ada
tanda kutip, dg kalimat model laporan, perubahan dlm tenses

3.Laporan bebas yg tdk langsung: jalan tengah antara yg langsung


& tdk langsung (perubahan tenses), tp tanpa kalimat langsung

4.Laporan narasi Speech act: laporan speech act tanpa isinya (“Ia
meramalkan”);
Intertekstualitas menjadi rekontekstualitas, gerak dr satu
konteks ke konteks lain. (contoh hlm.50)
F R A M I N G
(M.Bloor)
1.Untuk mendeskripsikan model/pola kognitif yg
menyatukan kesatuan-kesatuan dlm pikiran kita.
Lakoff: struktur mental yg mengasah cara kita
memahami dunia dg dipicu oleh kata-kata

2.Beroperasi dlm bawah sadarmempengaruhi cara


melihat dunia, otoritas, kelompok sosial dan identitas

3.Dlm CDA, cara memahami dunia membawa pesan


budaya seakan sdh biasa/diterima sbg common sense
Arsip: serangkaian frame yg diwariskan dlm budaya &
dipegang teguh oleh sekelompok masyarakat
Tiadanya Otonomisasi Teks
Teks sbg unsur peristiwa sosial tdk mengakui otonomisasi
teks, maka hrs memperhitungkan proses interaksi dlm
pembentukan makna (pembicaraan, wawancara, pidato,
perdebatankonteks)
Contoh (N.Fairclough hlm 10):

Klien: Satu gelas Bir Guiness


Pelayan: Berapa umurmu?
Klien: Dua puluh dua tahun
Pelayan: OK
Klien & Pelayan scr interaktif menentukan prasayrat
memesan minuman beralkohol di Bar (umur 18 th).
Klien memahami bhw pertanyaan pelayan relevan krn
hukum yg berlaku. Ada asumsi yg tdk dikatakan
Beragam Fokus
CDA mentolerir beragam fokus:

1.Teun van Dijk fokus pada penelitian ttg rasisme

2.Fairclough meneliti banyak ttg hubungan


 dengan kapitalisme baru

3.Robert de Beaugrande tertarik pd masalah-


 masalah ekologi.
STRUKTUR UMUM
Tujuan suatu wacana terkait dengan analisa genre. Ada struktur umum yg
menjadi standar untuk mengemas suatu wacana sebagai peristiwa sosial yg
tidak lepas dari genre strategis & yg memiliki tujuan tertentu

Struktur Umum Standar Jawaban Struktur Umum


Transaksi Jual-Beli Operator Telpon Pemberitaan

K: Boleh beli satu kilo 1.Menciptakan citra 1.Judul Utama


apel? profesional (headline)
P: Baik, ada yg lain? 2.Meningkatkan 2.Paragraf pembuka
K: Tidak, terimakasih. kualitas 3.Paragraf elaborasi
P: Lima belas ribu 3.Memungkinkan atau pengembangan
rupiah anda untuk (paragraf satelit)
K: Ini dua puluh ribu menjangkau yang 4.Paragraf penutup atau
P: Kembali lima ribu. anda tuju kesimpulan
Terimakasih!
PEMADAM KEBAKARAN
BERHASIL DI BAWEN

Para pekerja pabrik tekstil “Putrateks” di Bawen segera


dievakuasi ketika api mulai menjilat di gudang pada Selasa
siang 20 Januari 2009.
Empat mobil pemadam kebakaran datang ke tempat
kecelakaan. Pasukan pemadam kebakaran yang mengenakan
pakaian anti-bakar berhasil memadamkan api dalam waktu
kurang dari satu jam.
Kebakaran itu menyebabkan hangusnya gudang dan
puluhan kuintal tekstil dengan kerugian diperkirakan
mencapai dua miliar rupiah.
Tiga jam setelah kebakaran, pabrik berjalan normal
kembali. Para pekerja kembali ke tempat kerja masing-masing
Tiga Aspek Bahasa & Analisa Teks
1.Locutionary: Obyek analisa wacana adalah maksud dan
makna wacana

2.Illocutionary: implikasi subyek pewicara (memerintah,


meminta, membujuk, menuduh, berjanji)

3.Perlocutionary: efek thd lawan bicara, pendengar,


pembaca, pemirsa (sedih, terharu, semangat), &
kemampuan wacana menciptakan realita.

Teks mempunyai dampak atau konsekuensi sosial,


politik, kognitif, moral dan material.
Lima Jenis Illocutionary/Perlocutionary
Searle 1969
1. Assertive: pernyataan dinilai benar/salah karena mau
 mendeskripsikan suatu representasi dunia

2.Directive: pernyataan yang mau mendorong tindakan


 orang lain sesuai dg isi proposisinya
3.Commisive: pernyataan yg menuntut komitmen
pembicaranya pada suatu tindakan sesuai dg yg dideskripsi

4.Expressive: pernyataan yang mengungkapkan situasi


 ketulusan tindak wacana
5.Declarative: pernyataan yg mencoba mengubah dunia
 dengan merepresentasikannya bahwa telah berubah
Dinamika Wacana - Praksis

Tindak Tutur Memproduksi Pesan memiliki Membidik agar


Wacana
(Speech-Act) suatu pesan kekuatan melakukan apa
persuasif yg dipesankan

Dimensi Makna/Maksud Kekuatan Efek


Pragmatis LOCUTIONARY ILLOCUTIONARY PERLOCUTIONARY
wacana=teks/gambar Konstatif (tersurat) Membuat percaya
Direktif (tersirat)  Mendorong untuk
melakukan…

B.Johnstone, Discourse Analysis, 2010


Locutionary & Illocutionary acts
[J.Austin, pp. 101-102]
Locution: He said to me "Shoot her!" meaning by
"shoot" shoot and referring by "her" to her.

Illocution: He urged (or advised, ordered, etc.) me to


shoot her.

Locution: He said to me, "You can't do that."

Illocution: He protested against my doing it


Pertanyaan Analisa Wacana
1.Pertanyaan ttg topik itu (kegilaan, hukuman, seks) memberi
pengetahuan apa?

2.Apa aturan yg mengarahkan cara berbicara topik ttt, menafikan


cara lain, boleh/tidak utk dipikirkan, dibicarakan pd periode ttt?

3.Subyek yg mempersonifikasikan (orang gila, kriminal,


perempuan histeris) membuka pengetahuan macam apa?
4.Bagaimana pengetahuan ttg topik itu mendapat otoritas,
membentuk kebenaran?

5.Praktik-praktik institusi dlm menghadapi subyek yg


perilakunya diorganisir sesuai dg gagasan itu?
6.Pengakuan bhw episteme baru (struktur pemaknaan baru)
akan muncul kemudian

Anda mungkin juga menyukai