Anda di halaman 1dari 17

LINTAS PENDEKATAN

1. SYAFRIDA MARSHA NURIS SHANIA 17020114039


2. ELLA VIRDIANA SARI 17020114044
3. AFIVA NURQOMARIYYAH 17020114047
4. WIDYA DWI EVRILIA 17020114053
Dalam bab ini prinsip pengorganisasian
dengan memusatkan perhatian pada
isu-isu tentang pengonstruksian
proyek-proyek penelitian empiris.
Pertanyaan-pertanyaan utama
ditujukan untuk mengetahui cara
GAMBARAN UMUM membangun kerangka teoritis bagi
analisis wacana, melaksanakan analisis,
memadukan perspektif-perspektif
selain perspektif analisis wacana dalam
penelitian dan cara menvalidasikan
hasil-hasilnya.
1. Wacana Sebagai Struktur dan
Praktek
Strukturalisme sering dikritik karena dianggap tidak mampu
menjelaskan perubahan, hal ini karena objek kajiannya yang
berbeda di bidang bahasa terbatas pada langue, struktur
dasarnya, sebaliknya parole, praktik langue, diabaikan.
Postrukturalisme menganggap perubahan yang terjadi
berdasarkan pada premis yang mengatakan bahwa struktur itu
tidak pernah tetap seperti halnya makna yang hanya bisa
ditetapkan secara parsial dan temporel. Struktur bergantung
pada bagimana dia dikristalisasikan dalam praktik.
Postrukturalisme berusaha menyatukan dua tataran yakni,
langue dan parole, struktur dan praktik, ke dalam suatu proses
tunggal.
2. Wacana dan Tatanan Wacana
Tatanan wacana didefinisikan sebagai susunan kompleks wacana dan aliran dalam bidang sosial yang
sama, jadi tatanan wacana bisa digunakan untuk menggambarkan wacana-wacana yang berbeda yang
mencakup daerah yang sama, daerah tempat masing-masing wacana saling berkompetisi untuk mengisi
daerah itu dengan caranya masing-masing.

• Cara Membatasi Wacana


Dapat dikatakan bahwa batas-batas wacana adalah tempat unsur-unsurnya diartikulasikan sedemikian
rupa sehingga dia tidak lagi sesuai dengan istilah wacana. Pembatasan bisa dimulai dengan alat bantu
literatur sekunder yang mengidentifikasi wacana-wacana khusus, namun jelasnya pekerjaan dilanjutkan
dalam analisis wacana materi.

• Isi Wacana
Isi wacana tergantung pada hakikat yang dikaji. Pada dasarnya tujuan yang ingin dicapai adalah
menemukan bagaimana dunia (atau aspeknya) mencari asal maknanya secara kewacanaan dan
konsekuensi-konsekuensi sosial apa yang diakibatkan. Wacana diperlakukan sebagai sumberdaya yang
bebas digunakan oleh orang-orang untuk mengonstruk identitas bukannya sebagai batasan-batasan yang
terendap secara sosial untuk mengonstruk identitas.

• Piranti Analisis
Isi wacana bisa diselidiki menggunakan banyak piranti yang berbeda. Piranti-piranti analisis itu juga bisa
digunakan untuk memberikan dukungan empiris kepada wacana-wacana dan tatanan wacana yang
dikonstruk peneliti.
3. Strategi-Strategi Analisis
Pada fase awal analisis, bisa digunakan strategi-strategi
analisis untuk mendapatkan kesan awal yang utuh tentang
teks individu atau korpus teks dan menetapkan hipotesis-
hipotesis yang bermanfaat untuk penyelidikan yang lebih
terinci. Pada fase-fase akhir analisis, strategi-strategi analisis
tersebut bisa membantu peneliti mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang lebih khusus dan tepat tentang materinya –
pertanyaan-pertanyaan yang pada gilirannya bisa dieksplorasi
dengan menggunakan piranti-piranti analisis wacana yang
lebih khusus yang berasal dari pendekatan-pendekatan yang
sudah ada.
4. Pembandingan

Secara teoritis strategi yang bisa ditempuh untuk


membandingkan didasarkan pada sudut pandangan
strukturalis bahwa pernyataan selalu mendapatkan
maknanya melalui pernyataan yang berbeda dengan
sesuatu yang lain yang telah atau sesungguhnya bisa
dikatakan. Caranya dengan membandingkan teks-teks
lain yang memuat subjek yang sama atau teks-teks
dengan subjek berbeda yang khusus ditujukan pada
khalayak pembaca yang sama.
5. Substitusi

Substitusi merupakan suatu bentuk pembandingan


tempat analisis menciptakan teks sebagai
pembandingnya. Substitusi melibatkan penggantian
suatu kata dengan kata yang berbeda, sehingga
menghasilkan dua versi teks yang bisa diperbandingkan
satu sama lain. Dalam strategi pembandingan, substitusi
menggunakan sudut pandang strukturalis yang
menyatakan bahwa kata mendapatkan maknanya bila
berbeda dengan kata-kata lain.
6. Membesar-Besarkan Sesuatu yang Terinci

Membesar-besarkan sesuatu yang terinci melibatkan aktivitas


melebih-lebihkan rincian teks tertentu di luar proporsinya. Analisis
mungkin mengidentifikasi ciri tekstual yang tampak aneh atau
signifikan. Agar bisa mengeksplorasi signifikansi ciri tersebut, kita
membesar-besarkannya dan kemudian menanyakan kondisi-kondisi
apa yang diperlukan agar ciri tersebut masuk akal dan tentang
interpretasi apa yang sekiranya secara keseluruhan cocok dengan ciri
tersebut. Rincian ini bisa diperluas untuk membentuk hipotesis yang
menyatakan bahwa kolom permasalahan yang ada pada majalah
perempuan memiliki kecenderungan mempsikologikan semua
permasalahan. Jika kita memiliki korpus besar materi kolom
permasalahan, maka kita bisa mulai membaca teks-teks lain agar
bisa menentukan unsur-unsur apa (jika ada) yang mendukung
interpretasi ini dan ciri-ciri apa yang bertentangan dengan
interpretasi itu.
7. Vokalitas Ganda

Strategi vokalitas ganda terdiri atas


penggambaran logika kewacanaan atau suara-
suara yang berbeda dalam teks. Strategi ini
didasarkan pada premis analisis wacana tentang
antartekstualitas yakni, premis yang berbunyi
bahwa semua ujaran tak pelak menggunakan,
memasukkan atau menantang ujaran-ujaran
terdahulu.
8. Dari Strategi ke Analisis Selanjutnya

Analisis bisa dimulai dengan salah satu strategi, dan


analisis bisa meloncat ke depan atau ke belakang dari
satu strategi ke strategi yang lain dan tidak harus
menggunakan strategi tersebut secara keseluruhan.
Tujuan digunakannya strategi-strategi tersebut adalah
mengembangkan pemahaman menyeluruh tentang
materinya dan mengetengahkan ide-ide yang lebih
khusus tentang bagaimana menerapkan piranti-piranti
khusus pendekatan analisis wacana atau pendekatan-
pendekatan yang digunakan.
9. Penelitian Perspektif Ganda

Mengidentifikasi bidang-bidang yang sekiranya perlu


menggabungkan komponen-komponen pendekatan-
pendekatan yang berbeda pada analisis wacana. Hal ini
agar dapat menjelaskan suatu fenomena dari sudut-sudut
yang berbeda sehinggaa lebih mampu
mempertimbangkan kompleksitas fenomena itu. Akan
tetapi masalahnya adalah bagaimana menggabungkan
pendekatan-pendekatan tersebut berdasarkan premis-
premis yang berbeda yang kadang tidak cocok.
10. Cara Menggabungkan Pendekatan-Pendekatan
yang Berbeda : Isu-Isu Utama

Multiperspektivisme (perspektif ganda) mengharuskan


kita melakukan pembobotan terhadap masing-masing
pendekatan dalam kaitannya dengan premis filsafat,
pernyataan teoretis, metodologi dan metode, dengan
mengidentifikasi jenis-jenis pengetahuan tertentu yang
bisa diberikan oleh masing-masing pendekatan
menggunakan pertimbangan-pertimbangan tersebut.
Hanya dengan mengidentifikasi premis-premis
individunya dan membandingkannya saja kita bisa
menunjukkan hakikat pengetahuan yang mungkin
dihasilkan itu, dan apa yang bisa dan tidak bisa dilakukan
masing-masing pendekatan.
11. Lingkungan dan Tindakan Politik – Sebuah
Contoh
Fokus kajian ini ditujukan kepada wcana mereka yang berhubungan
dengan lingkungan dan tindakan politik atas dasar perkembangan
kemasyarakatan dan modernitas mutakhir. Perkembangan tersebut
meliputi proliferasi resiko, perubahan hubungan antara keadaan
global dan lokal dalam kaitannya dengan persebaran komunikasi
melalui masa dan lahirnya bentuk-bentuk politik baru berdasarkan
individualisasi dan budaya konsumen.
• Membangun Kerangka Analisis Wacana
Analisis wacana didasarkan pada tiga dimensi, praktik kewacanaan,
teks, dan praktik sosial.
• Teori Sosial : Impor dan Penerjemahan
Dalam upaya memasukkan teori-teori sosiologi ke dalam kerangka
analisis wacana, teori-teori itu hendaknya ditransformasikan dengan
diterjemahkan dulu ke dalam istilah analisis wacana.
12. Analisis Tekstual dengan Menggunakan Tiga
Pendekatan pada Analisis Wacana : Suatu Literasi

Teori Wacana Laclau dan Mouffe


Berdasarkan wawancara Laurits, Tim, dan Jonathan wacana
ekologis adalah wacana yang menekankan pentingnya
melindungi lingkungan berdasarkan pemahaman holistik
dunia ini.
Analisis Wacana Kritis
Analisis wacana kritis menjelaskan konstruksi linguistik
wacana-wacana melalui analisis dimensi teks, dan
sebagaimana yang dikemukakan di dalam bab ini, fokus
pada bahasa juga membantu mengidentifikasi dan
membatasi wacana-wacana tersebut.
Psikologi Kewacanaan
Sejalan dengan teori analisis wacana kritis dan wacana
Laclau dan Mouffe, bentuk psikologi kewacanaan Wetherell
dan Potter bisa digunakan untuk mengidentifikasi wacana-
wacana yang berbeda yang dianalaisis dengan
menggunakan pendekatan Laclau dan Mouffe. Dalam
menerapkan psikologi kewacanaan, peneliti sering
mengidentifikasi ciri-ciri linguistik seperti kata ganti dan
modalitas sebagaimana yang dilakukan pada analisis
wacana kritis. Tetapi, para ahli psikologi kewacanaan
cenderung lebih menekankan pada cara-cara penutur
dalam menggunakan wacana sebagai sumberdaya yang
fleksibel pada konteks-konteks interaksi khusus dan pada
ciri-ciri linguistik yang diterapkan penutur sebagai sesuatu
yang solid dan objektif dan uraian yang saling bersaing
sebagai sesuatu yang salah dan subjektif.
13. Validitas
Validitas adalah pertanyaan tentang standar apa yang harus dipenuhi
penelitian agar bisa dianggap sebagai penelitian akademis yang layak.
Dengan mengukur penelitian ini berdasarkan kriteria-kriteria tertentu,
bisa dievaluasi apakah penelitian ini termasuk penelitian yang bagus
atau jelek. Prosedur-prosedur itu lazim dilakukan di semua kerja ilmiah,
namun kriteris-kriteria yang diterima berbeda. Menurut Potter dan
Wetherell (1987) digunakan dua kriteria yang diadopsi yaitu koherensi
dan kebergunaan.
Satu keberatan terhadap koherensi sebagai ukuran validitas adanya
paradoks dan kontradiksi yang digunakan untuk memperlihatkan dua
perspektif mungkin tidak cocok satu sama lain namun masih valid.
Kriteria koherensi memuluskan pesan penelitian, dan kebenaran yang
bertentangan dengannya hendaknya dipertahankan seperti itu.
Pemahaman yang dimiliki Potter dan Wetherell adalah bahwa kegunaan
mengacu pada kemampuan penelitian untuk menghasilkan penjelasan-
penjelasan ilmiah baru atas fenomena yang dikaji.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai