Anda di halaman 1dari 11

PENERAPAN ANALISIS WACANA PADA OBJEK WACANA

MAKALAH

Diajukan sebagai Tugas Mata Kuliah Kajian Wacana


yang diampu oleh Dr. H. Kuntoro, M. Hum.

Oleh:
1. Tri Setianingrum (1901040011)
2. Lina Gustiana (1901040013)
3. Tri Ajeng Mulya (1901040033)
4. M Ahsan H P (1901040038)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullhi wabarakatuh

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya sampai saat ini masih dirasakan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini tepat pada waktunya. Tidak lupa kami panjatkan shalawat serta salam semoga terus
tercurahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan
syafaatnya di yaumul akhir.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Kajian Wacana.
Dalam makalah ini kami menguraikan mengenai “Penerapan Analisis Wacana Pada Objek
Wacana”
Dalam penyelesaian makalah ini, kami mendapatkan bantuan serta bimbingan dari
beberapa pihak. Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. H. Kuntoro, M. Hum., selaku Dosen Mata Kuliah Kajian Wacana.
2. Orang tua yang banyak memberikan semangat dan bantuan, baik moral maupun
material
3. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Karena itu kami
mengharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun demi memperbaiki makalah
selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi
pembaca.

Wassamualaikum warahmatullahi wabarakatu.


Purwokerto, Maret 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................................
C. Tujuan Penulisan............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................
A. Pengertian Analisis Wacana...........................................................................
B. Teknik Melakukan Analisis Wacana..............................................................
C. Contoh Penerapan Analisis Wacana................................................................
BAB III PENUTUP..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Istilah wacana berasal dari kata Sansekerta yang bermakna ucapan atau tuturan. Kata
wacana adalah salah satu kata yang banyak disebut seperti halnya hak asasi manusia,
demokrasi, dan lingkungan hidup. Oleh karena banyaknya kata yang digunakan, kadang-
kadang pemakai Bahasa tidak mengetahui secara jeras apa pengertian dari kata tersebut.
Ada yang mengartikan wacana sebagai unit Bahasa yang lebih besar dari kalimat.
Ada juga yang mengartikan sebagai pembicaraan. Pembahasan wacana berkaitan erat
dengan pembahasan keterampilan berbahasa terutama keterampilan berbahasa yang
bersifat produktif, yaitu berbicara dan menulis. Wacana berkaitan dengan unsur
ekstralinguistik yang berkaitan dengan proses komunikasi.
Berdasarkan uraian diatas, betapa pentingnya mengerti ap aitu wacana, bagaimana
menganalisis wacana, peran dari konteks dan lain sebagainya supaya tidak terjadi
kesalahpahaman serta kekeliruan penggunaan. Oleh sebab itu, penulis akan mempaparkan
beberapa poin penting terkait dengan wacana dan analisisnya.

B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini kami membatasi permasalahan yang bertujuan agar pengkajiannya
lebih terarah dan tepat sasaran. Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari analisis wacana?
2. Apa teknik yang dilakukan untuk menganalisis wacana?
3. Apa contoh penerapan dari analisis wacana?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dari analisis wacana
2. Untuk mengetahui apa yang ada pada analisis teori wacana.
3. Untuk mengetahui contoh penerapan dari analisis wacana.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Analisis Wacana


Analisis wacana atau discouse analysis adalah cara yang digunakan untuk
membongkar makna atau pesan komunikasi yang terdapat dalam suatu teks baik secara
tekstual maupun kontekstual. Sehingga makna yang digali sebuah teks atau pesan
komunikasi tidak hanya dilihat dari teks yang sudah jelas tertulis semata lebih dari itu.
Menurut pandangan dari Stubs, analisis wacana adalah merupakan salah satu kajian
yang meneliti atau menganalisis Bahasa yang digunakan secara alamiah, baik dalam
bentuk lisan maupun tulisan. Stubs juga mengatakan bahwa analisis wacana menekankan
kajian penggunaan salam bentuk konteks sosial, khususnya dalam interaksi antar penutur.
Selain itu, Cook juga berpendapat bahwa analisis wacana merupakan kajian yang
membahas tentang wacana, dan sedangkan wacana merupakan Bahasa yang digunakan
berkomunikasi.
Pengertian wacana secara konseptual adalah merujuk kepada upaya mengkaji
pengaturan Bahasa atas kalimat. Mengkaji satuan kebahasaan yang lebih luas. Analisis
wacana adalah studi tentang struktur pesan dalam komunikasi.
Berdasarkan dari beberapa pengertian di atas, penulis dapat menarik kesimpulan
bahawa analisis wacana adalah cara atau metode yang meneliti atau menganalisis Bahasa
yang digunakan secara alamiah, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan.

B. Teknik Melakukan Analisis Wacana


Untuk pendekatan teori, analisis wacana sosial lazimnya memakai dua jenis teori;
teori substantif dan teori wacana. Teori substantif disini adalah teori tertentu yang sesuai
dengan tema penelitian, misalnya teori gender, ekonomis-politik, teori ideologi, teori
kekuasaan, dan sebagainya. Teori subtanstif diperlukan untuk menjelaskan permasalahan
penelitian analisis wacana dari prespektif teori yang bersangkutan.
Adapun teori wacana diperlukan untuk membantu menganalisis naskah yang
menjadi objek kajian analisis wacana, teori wacana mana yang dipakai tergantung pada
metode analisis naskah yang dipakai. Jika pada analisis naskah dipakai metode semiotika,
maka dipakailah teori semiotika; bila digunakan framing sebagai metode analisis naskah,
maka kita gunakan teori framing sebagai teori wacana. Pun demikian, jika kita
menerapkan CDA hendaknya kita paparkan teori CDA dalam pendekatan teori wacana.
Proses Analisis Wacana sebagai Metode Penelitian Sosial

Pendekatan
Teori

Naskah Hasil :
Text Pilihan Metode Analisis Wacana makna,
Talks (Analisis Naskah atau citra,
Critical Discourse Analysis) motif,
Act
ideologi.
Artifact

Paradigma
Penelitian

Secara lebih rinci, langkah-langkah melakukan analisis wacana sosial dapat dijelaskan
urutannya sebagai berikut:
1. Pilih satu atau serangkaian naskah yang akan dianalisis.
2. Gunakanlah teori substantif yang dianggap relevan dengan permasalahan penelitian
dan tujuan penelitian.
3. Pakailah teori wacana yang sejalan dengan metode analisis wacana yang digunakan;
4. Pilih paradigma penelitian yang akan digunakan. Perhatikan teori substantif yang
digunakan. Jika teori itu merupakan bagian teori kritis, maka pakailah paradigma
kritis. Karena teori hegemoni bersumber pada aliran kritis, maka paradigma penelitian
yang dipakai sebaiknya paradigma kritikal. Tetapkan tipe analisis wacana apa yang
akan digunakan: apakah pada level naskah saja ataukah hendak memakai CDA
(gaya Fairclough atau Wodak).
5. Jika semuanya telah ditetapkan dan dipandang sudah cocok (saling menguatkan, tidak
bertentangan satu sama lain), bacalah naskah dengan metode analisis wacana (dalam
contoh kasus dengan semiotika sosial) dan berikan arti atau maknanya.
6. Tafsirkan hasil analisis tersebut, kemudian tarik kesimpulan serta implikasi hasil
analisis wacana tersebut.

Sebagai alat bantu melakukan analisis menurut pendekatan linguistik ataupun sosial, ada
baiknya beberapa hal berikut dipahami agar dalam pelaksanaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih mendalam.
(a) Sebelum melakukan analisis wacana, sebaiknya dipahami secara saksama proses
terjadinya suatu wacana (lihat kembali gambar 3 atau Ibnu Hamad, Communication
as Discourse, Media- tor edisi )
(b) Sebelum atau ketika melakukan analisis wacana, sebaiknya dibantu dengan teori
linguistik dan teori makna, antara lain:

(1) Teori bahasa. Pemahaman teori bahasa yang baik niscaya akan sangat membantu
mengingat basis dari teori dan analisis wacana adalah bahasa. Di antara teori
bahasa yang sebaiknya dikuasi adalah yang berkaitan dengan penciptaan
Discourse. Ternyata bahasa bukan cuma mampu mencerminkan realitas, tetapi
dapat menciptakan realitas.
(2) Teori Segi Tiga Makna (Tri-angle Meaning Theory). Penguasaan teori makna
sangat penting untuk membantu menafsirkan tanda (bahasa) dalam naskah

(3) Lay-out argument dari Stephen Toulmin (dalam Foss, et.al 1985: 88) seperti
divisualisaikan dalam gambar 7. Menurut Toulmin penggunaan symbol (warrant)
itu memiliki latar belakang (ground) guna mencapai suatu tujuan (claim).
Pemikiran ini sangat relevan dengan pembahasan kita di awal mengenai
Discourse sebagai objek kajian analisis wacana paradigmatik.

(4) Formula Larutan (Lambang-Rujukan- Tujuan). Dalam pandangan ini


penggunaan lambang memiliki rujukan guna mencapai suatu tujuan.
(5) Analisis Pentad. Penggunaan suatu simbol (act) memiliki latar belakang (scene),
pelaksana (agent) dan media atau alat (agency) dalam rangka mencapai suatu
tujuan tertentu (purpose).

C. Contoh Penerapan Analisis Wacana


Untuk contoh penggunaan metode, berikut ini dipaparkan pertama-tama pemakaian
analisis sintagmatis dengan Functional Pragmatic atas sebuah sebuah puisi.
Penerapannya hanya berusaha menemukan fakta yang ada dalam naskah saja. Seperti
akan tampak dalam hasil analisis, penggunaan metode dengan cara ini lebih bersifat
menafsirkan (kritik) naskah.

Jasita

Oleh: Ibnu Hamad

Namaku Jasita/
aku datang dari desa/ bermodalkan harapan dan tenaga/ ’tuk kuliah sambil
kerja/

kuli sambil kuliah bisa juga.

Kerlap-kerlip lampu neon ibu kota/

menghias taman dan jalan raya// Mencuri perhatian para warganya/


’hingga melupakan indahnya purnama/ walau menggantung tepat di
atas kepala.

Materi dan penampilan fisik menjadi andalan/ yang miskin dan sederhana
dipandang

sebelah mata//

Orang ditanya untuk diukur kadar derajatnya/ sambil berharap ada yang
dapat dimanfaatkan darinya/

peduli apa dengan moral, hukum dan agama.

Kalau keadaan sepert ini tiada hentinya/ Bulat tekadku kembali ke


desa//

Biarlah aku hanya seekor kunang-kunang di sana/

’tapi aku bangga karena dianggap ada/ kendati hanya di waktu malam
hari belaka.

Apabila kita akan gunakan analisis wacana paradigmatis atas puisi tersebut, dalam
hal ini kita m emakai metode semiotika posstrukturalis (lihat kembali tabel 2), maka
caranya adalah dengan membaca sejumlah tanda (sign) terutama dalam bentuk simbol dan
indeks yang terdapat dalam puisi itu. Hal ini dilakukan untuk menemukan “mitos” (istilah
yang digunakan Roland Barthes (1993), tokoh semiotika posstrukturalis, untuk menunjuk
pada benang merah isi naskah) yang terkadung dalam puisi tersebut. Boleh saja cara
melakukannya adalah membaca bait demi bait. Dalam bait pertama, kita menangkap tanda
dalam bentuk indeksial bahwa Jasita adalah pemuda lugu lagi miskin namun punya cita-
cita tinggi dan kemauan keras untuk mengubah nasibnya bermodalkan harapan dan
tenaga/.
Dalam bait kedua, kita mendapatkan tanda dalam simbol-simbol tentang
gemerlapnya fisik kota Jakarta, yang diwakili dengan kalimat, Kerlap- kerlip lampu neon
ibu kota/ menghias taman dan jalan raya/. Sekaigus menghadirkan simbol tentang
rendahnya rasa sosial warga kota dalam bait ketiga terutama melalui kalimat Orang
ditanya untuk diukur kadar derajatnya.

Dalam bait keempat, kita bisa menangkap “mitos” romantisme Jasita akan suasana
kehidupan desa yang saling menghargai, melalui kalimat, Biarlah aku hanya seekor
kunang-kunang di sana/’tapi aku bangga karena dianggap ada. Dus, secara keseluruhan
mitos yang ada dalam puisi ini adalah hadirnya sosok yang lugu dan bening analisisnya
dalam merespon perkembangan sosial di kota dan di desa dimana sang tokoh ini adalah
aktornya. Puisi ini adalah balada anak desa yang tak hendak tergilas oleh meriahnya
kehidupan metropolitan.
Apabila ingin melakukan analisis CDA Wodak dengan paradigma konstruktivis
terhadap puisi tersebut; menarik jika kita menerapkan psikoanalisis pada level naskah;
wawancara mendalam dengan pengarang puisi tentang riwayat lahirnya karya tersebut
dan latar belakang kehidupan sang pengarang. Lalu kumpulkan data sekunder (studi
literatur) tentang perjalanan hidup si pengarang. Kemudian selanjutnya kita tarik
kesimpulan.
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Analisis wacana atau discouse analysis adalah cara yang digunakan untuk membongkar
makna atau pesan komunikasi yang terdapat dalam suatu teks baik secara tekstual maupun
kontekstual. Sehingga makna yang digali sebuah teks atau pesan komunikasi tidak hanya
dilihat dari teks yang sudah jelas tertulis semata lebih dari itu. Jadi, analisis wacana adalah
cara atau metode yang meneliti atau menganalisis Bahasa yang digunakan secara alamiah,
baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Langkah-langkah melakukan analisis wacana
sosial yaitu pilih satu atau serangkaian naskah yang akan dianalisis. Gunakanlah teori
substantif yang dianggap relevan dengan permasalahan penelitian dan tujuan penelitian.
Pakailah teori wacana yang sejalan dengan metode analisis wacana yang digunakan; Pilih
paradigma penelitian yang akan digunakan. Perhatikan teori substantif yang digunakan.
Jika semuanya telah ditetapkan dan dipandang sudah cocok berikan arti atau maknanya.
Tafsirkan hasil analisis tersebut, kemudian tarik kesimpulan serta implikasi hasil analisis
wacana tersebut. Dalam penerapan analisis wacana penerapannya hanya menemukan fakta
yang ada dalam naskah saja.
DAFTAR PUSTAKA

http://staffnew.uny.ac.id/upload/131874171/pengabdian/discourse-analysis.pdf. Diakses
pada 20 Maret 2021 Pukul 21.26 WIB.

Hamad, Ibnu. (2007). Lebih Dekat dengan Analisis Wacana. Mediator, vol. 2.
https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/mediator/article/view/1252na. Diakses pada 20
Maret 2021 Pukul 21.14 WIB.

Anda mungkin juga menyukai