Anda di halaman 1dari 10

Volume 16 No.

1 t April 2013

Semiotika Dalam Metode Penelitian Komunikasi


Semiotics In Research Method of Communication
Bambang Mudjiyanto1 & Emilsyah Nur2

1 Balai Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Jakarta


2 BalaiBesar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Makassar
Jl. Prof. Abdurrahman Basalama II N0.25 Makassar Telp.0411 4660370 Fax. 0411 4660084
Email : emilsyah.nur@kominfo.go.id
Diterima : 27 Februari 2013 || Direview : 26 Maret 2013 || Disetujui : 9 April 2013

Abstrak -- Penelitian ini merupakan kajian semiotik mempelajari hakikat tentang keberadaan suatu
tanda, dimana persepsi dan pandangan tentang realitas, dikonstruksikan oleh kata-kata dan tanda-tanda
lain yang digunakan dalam konteks sosial. Tanda membentuk persepsi manusia, lebih dari sekedar
merefleksikan realitas yang ada. Tradisi semiotika mencakup teori utama mengenai bagaimana tanda
mewakili objek, ide, situasi, keadaan, perasaan, dan sebagainya yang berada diluar diri. Metode yang
digunakkan dalam penelitian ini adalah studi kajian literatur mengenai tanda pada kajian semiotika yang
dilakuakan pada bulan Januari sampai Maret 2013 yang tidak saja memberikan jalan atau cara dalam
mempelajari komunikasi, tetapi juga memiliki efek besar pada hampir setiap aspek (perspektif) yang
digunakan dalam teori komunikasi.
Kata kunci: Semiotika; Metode Penelitian Komunikasi.

Abstract -- Semiotic deals with essence of sign existence. Within sign, there is hiden thing which is not
the sign its self. Perception and view regarding reality is constructed by words & other sign used in
certain social context. Sign creates human perception, more than refelect reality. Semiotic tradition
covers main theory about how sign represent object, idea, situation, feeling, etc., which are beyond of
us. Study about signs not only gives a way in learning communication, but also has a great effect on
almost aspects (perspectives) used in communication theory.
Keyworks: Semiotic; Communications Research Method.

PENDAHULUAN sebuah teks merepresentasikan sebuah rangkaian


Penelitian komunikasi telah banyak koheren dari signifiers (Thomas, 1995. Dalam
dilakukan, para ahli bertanya tentang siapa, apa Birowo,2004). Demikian sekilas gambaran
yang dikatakan, menggunakan channel yang tentang apa yang menjadi perhatian dari penelitian
mana, ditujukan pada siapa, dan apa efeknya. dengan methodologi semiotik. Semiotika berasal
Namun perkembangan selanjutnya, muncul dari kata Yunani: Semeion, yang berarti tanda.
pertanyaan yang lebih mendasar tentang Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang
bagaimaQD NRPXQLNDVL GDQ µHIHNQ\D¶ tanda (sign), berfungsinya tanda, dan produksi
dimediasikan dalam wacana. Pertanyaan yang makna. Tanda adalah sesuatu yang bagi seseorang
muncul tidak hanya apa yang dilakukan media berarti sesuatu yang lain. Segala sesuatu yang
terhadap audiens, atau apa yang audiens lakukan dapat diamati atau dibuat teramati dapat disebut
terhadap media, tetapi lebih pada bagaimana tanda. Karena itu, tanda tidaklah terbatas pada
media dan audiens berinteraksi sebagai agen-agen benda. Adanya peristiwa, tidak adanya peristiwa,
kehidupan tanda dalam masyarakat, dengan struktur yang ditemukan dalam sesuatu, suatu
implikasi pada nilai kehidupan sehari-hari kebiasaan, semua ini dapat disebut tanda.
maupun struktur sosial. Ide dasar semiotics adalah pesan dan kode.
Tanda-tanda sebagai objek studi bisa Satu-satunya cara pesan dapat dikirim dari satu
berupa beberapa artefak yang telah orang ke orang lain adalah menggunakan kode.
diinterpretasikan secara holistik sebagai sebuah Encoding adalah proses mengubah pikiran atau
bentuk, gaya, atau genre, yang dalam istilah komunikasi ke dalam pesan. Decoding adalah
cultural studies disebut teks. Dalam semiotik, kebalikannya yaitu proses membaca pesan dan

Jurnal Penelitian Komunikasi, Informatika dan Media Massa t PEKOMMAS 73


^ u]}š]l o u D š} Y ISSN : 1411-0385

memahami artinya. Terdapat berbagai macam Memaknai berarti bahwa objek-objek tidak hanya
kode yang biasa digunakan dalam komunikasi membawa informasi, dalam hal mana objek-objek
antar manusia. itu hendak berkomunikasi, tetapi juga
Kajian semiotika membedakan dua jenis mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda. Studi
semiotika, yakni semiotika komunikasi dan tentang tanda dan segala yang berhubungan
semiotika signifikasi (Eco dan Hoed dalam Sobur, dengannya, cara berfungsinya, hubungannya
2003). Semiotika komunikasi menekankan pada dengan tanda-tanda lain, pengirimannya dan
teori tentang produksi tanda yang salah satu penerimaannya oleh mereka yang
diantaranya mengasumsikan adanya enam faktor menggunakannya. Semiotik mempelajari sistem-
dalam komunikasi, yaitu pengirim, penerima kode sistem, aturan-aturan, konvensi-konvensi yang
(sistem tanda), pesan, saluran komunikasi, dan mengungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai
acuan (hal yang dibicarakan) serta memberikan arti.
tekanan pada teori tanda dan pemahamannya Semiotika memecah-mecah kandungan teks
dalam suatu konteks tertentu. Semiotika menjadi bagian-bagian, dan menghubungkan
signifikasi tidak mempersoalkan adanya tujuan mereka dengan wacana-wacana yang lebih luas.
berkomunikasi. Yang diutamakan adalah segi Sebuah analisis semiotik menyediakan cara
pemahaman suatu tanda sehingga proses menghubungkan teks tertentu dengan sistem
kognisinya pada penerima tanda lebih pesan dimana ia beroperasi. Hal ini memberikan
diperhatikan dari pada proses komunikasinya. konteks intelektual pada isi: ia mengulas cara-cara
Konsep dasar yang menyatukan tradisi beragam unsur teks bekerja sama dan berinteraksi
VHPLRWLND DGDODK µWDQGD¶ \DQg diartikan sebagai a dengan pengetahuan kultural untuk menghasilkan
stimulus designating something other than itself makna (Astuti, 2006).
(suatu stimulus yang mengacu pada sesuatu yang Semiotika menurut Berger memiliki dua
bukan dirinya sendiri). Pesan memiliki kedudukan tokoh, yakni Ferdinand De Saussure dan Charles
yang sangat penting dalam komunikasi. Menurut Sander Peirce. Kedua tokoh tersebut
John Powers (1995), pesan memiliki tiga unsur, mengembangkan ilmu semiotika secara terpisah
yaitu : (1) tanda dan simbol; (2) bahasa; dan (3) dan tidak mengenal satu sama lain. Saussure di
wacana (discourse). Menurutnya, tanda Eropa dan Peirce di Amerika Serikat. Latar
merupakan dasar bagi semua komunikasi. Tanda belakang keilmuan Saussure adalah linguistik,
menunjuk atau mengacu pada sesuatu yang bukan sedangkan Peirce adalah filsafat. Saussure
dirinya sendiri, sedangkan makna atau arti adalah menyebut ilmu yang dikembangkannya
hubungan antara objek atau ide dengan tanda. semiology. Semiologi menurut Saussure
Kedua konsep tersebut menyatu dalam berbagai didasarkan pada anggapan bahwa selama
teori komunikasi, khususnya teori komunkasi perbuatan dan tingkah laku manusia membawa
yang memberikan perhatian pada simbol, bahasa makna atau selama berfungsi sebagai tanda, harus
serta tingkah laku nonverbal. Kelompok teori ini ada dibelakangnya sistem pembedaan dan
menjelaskan bagaimana tanda dihubungkan konvensi yang memungkinkan makna itu. Di
dengan makna dan bagaimana tanda diorganisasi. mana ada tanda di sana ada sistem. Sedangkan
Studi yang membahas mengenai tanda disebut Peirce menyebut ilmu yang dibangunnya
dengan semiotika. Tanda mutlak diperlukan semiotika. Bagi Peirce yang ahli filsafat dan
dalam menyusun pesan yang hendak logika, penalaran manusia senantiasa dilakukan
disampaikan. Tanpa memahami teori tanda, maka lewat tanda. Artinya, manusia hanya dapat
pesan yang disampaikan dapat membingungkan bernalar lewat tanda. Dalam pikirannya, logika
penerima. sama dengan semiotika dan semiotika dapat
Semiotika merupakan ilmu tentang tanda- diterapkan pada segala macam tanda. Dalam
tanda. Semiotika adalah suatu ilmu atau metode perkembangan selanjutnya, istilah semiotika lebih
analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda popular daripada semiologi. (Tinarbuko, 2008).
adalah perangkat yang dipakai dalam upaya Teori semiotik dari Peirce, lebih
berusaha mencari jalan di dunia ini, ditengah- menekankan pada logika dan filosofi dari tanda-
tengah manusia dan bersama-sama manusia. tanda yang ada di masyarakat dan seringkali
Semiotika pada dasarnya hendak mempelajari GLVHEXW VHEDJDL µJUDQG WKHRU\¶ GDODP VHPLRWLND
bagaimana kemanusiaan memaknai hal-hal. Menurut Peirce, logika harus mempelajari
Mamaknai dalam hal ini tidak dapat bagaimana orang bernalar. Penalaran itu, menurut
dicampuradukkan dengan mengkomunikasikan. hipotesis teori Peirce yang mendasar, dilakukan

74 Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Makassar


Volume 16 No. 1 t April 2013

melalui tanda-WDQGD ³7DQGD-tanda Pemikiran pengguna tanda merupakan hasil


memungkinkan kita berpikir, berhubungan pengaruh dari berbagai konstruksi sosial dimana
dengan orang lain, dan memberi makna pada apa pengguna tanda tersebut berada (Kriyantono,
yang ditampilkan oleh alam semesta. Manusia 2006). Peirce membedakan tipe-tipe tanda
mempunyai kemungkinan yang luas dalam menjadi ikon (icon), indeks (index), dan lambang
keanekaragaman tanda; diantaranya tanda-tanda (symbol) yang didasarkan atas relasi diantara
linguistik merupakan kategori yang penting, tetapi representamen dan objeknya. Dapat diuraikan
bukan satu-VDWXQ\D NDWHJRUL´ sebagai berikut: (1) Icon: sesuatu yang
Hal ini disebabkan karena gagasannya melaksanakan fungsi sebagai penanda yang
bersifat menyeluruh, deskripsi struktural dari serupa dengan bentuk objeknya (terlihat pada
semua sistem penandaan. Peirce ingin gambar atau lukisan); (2) Index: sesuatu yang
mengidentifikasi partikel dasar dari tanda dan melaksanakan fungsi sebagai penanda yang
menggabungkan kembali semua komponen dalam mengisyaratkan petandanya; dan (3) Symbol:
struktur tunggal. Sebuah tanda atau sesuatu yang melaksanakan fungsi sebagai
representamen menurut Peirce adalah sesuatu penanda yang oleh kaidah secara konvensi telah
yang bagi seseorang mewakili sesuatu yang lain lazim digunakan dalam masyarakat (Sobur,
dalam beberapa hal atau kapasitas. Sesuatu yang 2002). Tipe-tipe tanda seperti ikon, indeks, dan
lain itu oleh Peirce disebut interpretant dinamakan simbol, memiliki nuansa-nuansa yang dapat
sebagai interpretan dari tanda yang pertama, pada dibedakan. Perbedaan antara ikon, indeks, dan
gilirannya akan mengacu pada objek tertentu. simbol dapat dilihat pada contoh berikut dengan
Dengan demikian menurut Peirce, sebuah tanda REMHN ³NXGD´
DWDX UHSUHVHQWDPHQ PHPLOLNL UHODVL µWULDGLN¶ HASIL DAN PEMBAHASAN
langsung dengan interpretan dan objeknya Unsur-Unsur Tanda
(Wibowo, 2011 3URVHV µVHPLRVLV¶ 6LJQLILNDVL
kon Indeks Simbol
menurut Peirce merupakan suatu proses yang
Lukisan Kuda Suara Kuda Diucapkannya
memadukan entitas (berupa representamen)
Kata Kuda
dengan entitas lain yang disebut objek. Semiotika
Gambar Kuda Suara Langkah- Makna Gambar
sebagai suatu hubungan antara tanda , objek, dan Kuda
Patung Kuda langkah Kuda
makna. Tanda mewakili objek (referent) yang ada Makna Suara
Foto Kuda Bau Kuda
didalam pikiran orang yang Kuda
menginterpretasikannya (interpreter). Repre- Sketsa Kuda Gerakan Kuda
Makna Bau Kuda
sentasi dari suatu objek disebut dengan Makna Gerakan
interpretant. Kuda
Untuk menginterpretasi tanda dibutuhkan
tiga elemen, yaitu tanda, objek, dan penafsir. Berdasarkan indicator diatas, terlihat bahwa
Penafsir adalah manusia yang melakukan sesuatu yang berupa lukisan, gambar, patung, foto
interpretasi terhadap objek dan tanda yang dan sketsa merupakan hal-hal yang bersifat
mewakilinya. Setiap tanda dapat memiliki arti ikonis. Sesuatu yang dapat mengisyaratkan
yang berbeda dalam konteks yang berbeda. sesuatu hal melalui suara, langkah-langkah, bau
dan gerak adalah tanda-tanda yang bersifat
METODE PENELITIAN indeksikal. Sesuatu tanda yang dapat diucapkan,
Penelitian ini menggunakan metode kajian baik secara oral maupun dalam hati, arti atau
pustaka (studi literature) dimana teknik yang makna dari: gambar, suara, bau, gerakan,
digunakkan adalah mengumpulkan bahan bacaan merupakan sesuatu yang bersifat simbolis.
dan literature secara spesifik lalu kemudian Tanda dapat diklasifikasikan menjadi icon,
menganalisis isi kajian berdasarkan focus index, dan symbol. Icon adalah tanda yang
permasalahan yang dibahas. Kajian ini menegaskan maknanya berdasarkan kualitasnya
dilaksanakan antara bulan Januari sampai dengan itu sendiri. Misalnya dalam program komputer,
bulan Maret 2013. icon keranjang sampah mewakili tempat sampah
Analisis semiotik berupaya menemukan file komputer. Index adalah tanda yang
makna tanda termasuk hal-hal yang tersembunyi mengindikasikan sesuatu yang berarti lain.
di balik sebuah tanda (teks, iklan, berita). Karena Misalnya adalah tanda gambar siluet pria untuk
sistem tanda sifatnya amat kontekstual dan menandakan toilet pria. Simbol adalah tanda yang
bergantung pada pengguna tanda tersebut. berarti tertentu. Misalnya gambar HoBo yang

Jurnal Penelitian Komunikasi, Informatika dan Media Massa t PEKOMMAS 75


^ u]}š]l o u D š} Y ISSN : 1411-0385

menandakan penguasa Kesultanan Yogyakarta Ketiga kata inilah yang dijadikan Saussure
yaitu Sri Sultan Hamengku Buwono. sebagai alat penelitiannya. Parole adalah bahasa
Semiotika berangkat dari tiga elemen yang diekspresikan dari dalam individu pengguna
utama, Peirce menyebutnya teori segitiga makna itu sendiri. Parole tidak bisa disebut sebagai fakta
(triangle meaning). (1) Tanda adalah sesuatu yang sosial karena semuanya adalah hasil ekspresi
berbentuk fisik yang dapat ditangkap oleh panca sadar individu terlepas dari kaidah bahasa yang
indera manusia dan merupakan sesuatu yang ada. Sedangkan gabungan parole dengan kaidah
merujuk (merepresentasikan) hal lain di luar tanda bahasa disebut langage. Langage digunakan
itu sendiri. Acuan tanda ini disebut objek; (2) seluruh masyarakat namun belum bisa disebut
Acuan tanda (objek) adalah konteks sosial yang fakta sosial karena masih ada unsur ekspresi
menjadi referensi dari tanda atau sesuatu yang individu didalamnya. Terakhir, langue adalah
dirujuk tanda; (3) Pengguna tanda (interpretant) kaidah-kaidah bahasa yang digunakan oleh
adalah konsep pemikiran dari orang yang seluruh masyarakat. Langue memungkinkan para
menggunakan tanda dan menurunkannya ke suatu penutur saling memahami. Seperti sebuah kamus
makna tertentu atau makna yang ada dalam benak yang dimiliki oleh semua orang tapi sang pemilik
seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tidak bisa mengutak atiknya. Tujuan linguistik
tanda. adalah mencari pola-pola dasar yang sama
(langue) dari realitas yang ada (parole). Inilah
Analisis ini bersifat subjektif. Peneliti
yang menjadi dasar pendekatan strukturalisme.
berdiri seolah-olah ia memahami pemikiran
subjek yang dirisetnya. Tentu saja peneliti harus Bahasa dimata Saussure tak ubahnya
menyertakan konteks sosiobudaya, teori-teori, sebuah karya musik (simponi) dan bila kita ingin
konsep-konsep dan data-data untuk menjelaskan memahaminya kita harus memperhatian keutuhan
analisis dan interpretasinya. karya musik secara keseluruhan dan bukan kepada
permainan individual dari setiap pemain musik.
Peirce berpendapat bahwa penginterpretasi
Sedikitnya ada lima pandangan Saussure yang
harus mensuplai bagian dari makna sebuah tanda.
terkenal yaitu soal (1) signifier (penanda) dan
'LD PHQXOLV EDKZD WDQGD ³DGDODK VHVXDWX \DQJ
signified (petanda); (2) form (bentuk) dan content
berdiri untuk seseorang atau sesuatu yang
(isi); (3) langue (bahasa) dan parole
mencerminkan suatu kapasitas atau kepentingan
(tuturan/ujaran); (4) synchronic (sinkronik) dan
tertentu (Budi, 2000). Peirce menyatakan
diachronic; serta (5) syntagmatic dan associative
VHPLRWLND SHQWLQJ NDUHQD ³DODP LQL GLWDQGDL
atau paradigmatik.
dengan tanda-tanda, ataupun terdiri dari tanda-
WDQGD HNVNOXVLI´ $SDSXQ \DQJ GLNHUMDNDQ GDSDW Menurut Saussure, tanda terbuat atau terdiri
dilihat sebagai sebuah pesan atau sebagaimana dari: (1) Bunyi-bunyi dan gambar disebut
yang dikatakan Peirce dimaksudkan sebagai ³6LJQLILHU´ .RQVHS-konsep dari bunyi-
sebuah tanda. Jika semuah didunia ini adalah EXQ\LDQ GDQ JDPEDU GLVHEXW ³6LJQLILHG´ EHUDVDO
tanda, semiotika kemudian menjadi sangat dari kesepakatan.
penting Signifier adalah tanda atau simbol yang
Ferdinand De Saussure seorang ahli dapat mewakili atau bermakna hal lain. Sebuah
linguistik yang lahir di Jenewa, Swiss, memiliki kata dapat mewakili perasaan atau pemikiran
keinginan kuat untuk membuat linguistik sebagai seseorang. Signifier digunakan oleh orang yang
ilmu yang memiliki sistematika yang ketat, objek menghendaki terjadinya komunikasi. Signified
yang jelas dan lebih jauh sebagai ilmu yang adalah interpretasi penerima komunikasi atas
mandiri. tanda dan simbol yang diterimanya. Dengan
demikian, agar komunikasi terjadi dan dipahami,
Ferdinand De Saussure lebih terfokus pada
antara pemberi dan penerima komunikasi harus
semiotika linguistik. Saussure menggunakan
menggunakan tanda dan simbol yang sama
pendekatan anti historis yang melihat bahasa
(Sarosa, 2012).
sebagai sebuah sistem yang utuh dan harmonis
secara internal atau langue. Dia mengusulkan
teori bahasa yang disebut sebagai strukturalisme
untuk menggantikan pendekatan historis dari para
pendahulunya. Menurut Saussure, ada tiga kata
dalam bahasa Perancis yang merujuk pada
µEDKDVD¶ \DNQL SDUROH ODQJDJH GDQ ODQJXH

76 Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Makassar


Volume 16 No. 1 t April 2013

tanda-tanda yang dipilih. Rambu lalu lintas adalah


sintagma, yakni paduan dari bentuk-bentuk
pilihan dengan simbol pilihan. Dalam bahasa
misalnya, kosakata adalah paradigma dan kalimat
adalah sintagma. Semua pesan melibatkan seleksi
(dari paradigma) dan kombinasi (ke dalam
sintagma). Dalam semiotik. Sintagma digunakan
untuk menginterpretasikan teks (tanda)
Gambar 1. Model Semiotik Ferdinand De Saussure
berdasarkan urutan kejadian/peristiwa yang
memberikan makna atau bagaimana urutan
Tanda (Sign) adalah sesuatu yang berbentuk peristiwa/kejadian menggeneralisasi makna
fisik (any sound-image) yang dapat dilihat dan (Kriyanto, 2006).
didengar yang biasanya merujuk kepada sebuah Roland Barthes adalah penerus pemikiran
objek atau aspek dari realitas yang ingin Ferdinand De Saussure. Saussure tertarik pada
dikomunikasikan. Objek tersebut dikenal dengan cara kompleks pembentukan kalimat dan cara
³referent´ 'DODP EHUNRPXQLNDVL VHVHRUDQJ bentuk-bentuk kalimat menentukan makna, tetapi
menggunakan tanda untuk mengirim makna kurang tertarik pada kenyataan bahwa kalimat
tentang objek dan orang lain akan yang sama bisa saja menyampaikan makna yang
menginterpretasikan tanda tersebut. Syaratnya berbeda pada orang yang berbeda situasinya.
komunikator dan komunikan harus mempunyai Roland Barthes meneruskan pemikiran tersebut
bahasa atau pengetahuan yang sama terhadap dengan menekankan interaksi antara teks dengan
sistem tanda tersebut agar komunikasi lancar. pengalaman personal dan kultural penggunanya,
Contoh: interaksi antara konvensi dalam teks dengan
konvensi yang dialami dan diharapkan oleh
Signifier Signified penggunanya. Gagasan Barthes ini dikenal
< š ^W}Z}v_ Tanaman Besar GHQJDQ ³Order of Significations´ WDWDQDQ
Bunga Mawar Tanda Cinta pertandaan), terdiri dari: (1) Denotasi. Makna
kamus dari sebuah kata atau terminologi atau
Kode merupakan sistem pengorganisasian obyek (literal meaning of a term or object); (2)
tanda. Kode mempunyai sejumlah unit (atau Konotasi. Makna-makna kultural yang melekat
kadang-kadang satu unit) tanda. Cara pada sebuah terminologi (the cultural meanings
menginterpretasi pesan-pesan yang tertulis yang that become attached to a term). Hal ini
tidak mudah dipahami. Jika kode sudah diketahui, menggambarkan interaksi yang terjadi terjadi
makna akan bisa dipahami. Dalam semiotik, kode ketika tanda bertemu dengan perasaan atau emosi
dipakai untuk merujuk pada struktur perilaku dari pembaca serta nilai-nilai dari kebdayaannya.
manusia. Budaya dapat dilihat sebagai kumpulan Konotasi mempunyai makna yang subjektif atau
kode-kode. paling tidak intersubjektif. Dengan kata lain,
Saussure merumuskan dua cara denotasi adalah apa yang digambarkan tanda
pengorganisasian tanda ke dalam kode, yaitu: (1) terhadap sebuah objek, sedangkan makna
Paradigmatik, merupakan sekumpulan tanda konotasi adalah bagaimana cara
yang dari dalamnya dipilih satu untuk digunakan. menggambarkannya. Konotasi bekerja dalam
Misalnya, kumpulan bentuk untuk rambu lalu tingkat subjektif sehingga kehadirannya tidak
lintas²persegi, lingkaran atau segitiga² disadari. Pembaca mudah sekali membaca makna
merupakan bentuk-bentuk paradigma, dengam konotatif sebagai fakta denotatif. Karena itu, salah
paradigma itu sekumpulan simbul dapat bekerja satu tujuan analisis semiotika adalah untuk
didalamnya. Karena itu berlaku sistem seleksi menyediakan metode analisis dan kerangka
tanda. Artinya, setiap kita berkomunikasi, kita berpikir dan mangatasi terjadinya salah baca
mesti memilih dari sebuah paradigma. Dalam (misreading) atau salah dalam mengartikan
semiotik, paradigmatik digunakan untuk mencari makna suatu tanda; (3) Metafora.
oposisi-oposisi (simbol-simbol) yang ditemukan Mengomunikasikan dengan analogi; (4) Simile.
dalam teks (tanda) yang bisa membantu Subkategori metafor dengan menggunakan kata-
memberikan makna. Dengan kata lain, bagaimana NDWD ³VHSHUWL´ Metonimi. Mengomunikasikan
oposisi-oposisi yang tersembunyi dalam teks dengan asosiasi. Asosiasi dibuat dengan cara
menggeneralisasi makna; (2) Syntagmatic, menghubungkan sesuatu yang kita ketahui dengan
merupakan pesan yang dibangun dari paduan

Jurnal Penelitian Komunikasi, Informatika dan Media Massa t PEKOMMAS 77


^ u]}š]l o u D š} Y ISSN : 1411-0385

sesuatu yang lain. Contoh Mobil Roll-Royce setiap interpretasi atau makna dari suatu tanda
diaVRVLDVLNDQ GHQJDQ ³NHND\DDQ´ NDUHQD KDUJD akan berubah dari satu situasi ke situasi lainnya.
mobil tersebut mahal; (6) Synecdoche. Pertanyaan selanjutnya adalah, apa makna yang
Subkategori metonimi yang memberikan makna dibawa suatu tanda ke dalam pikiran seseorang
³NHVHOXUXKDQ´ DWDX ³VHEDOLNQ\D´ $UWLQ\D VHEXDK yang berada pada situasi tertentu?;
bagian digunakan untuk mengasosiasikan (2) Wilayah kedua dalam studi semiotika adalah
keseluruhan bagian tersebut. Contoh Gedung sintaktik, yaitu studi mengenai hubungan di antara
3XWLK LGHQWLN GHQJDQ ³.HSUHVLGHQDQ $PHULND´ tanda. Dalam hal ini, tanda tidak pernah sendirian
3HQWDJRQ LGHQWLN GHQJDQ ³.HPLOLWHUDQ $PHULND´ mewakili dirinya, tanda adalah selalu menjadi
(7) Intertextual. Hubungan antarteks (tanda) dan bagian dari sistem tanda yang lebih besar atau
dipakai untuk memperlihatkan bagaimana teks kelompok tanda yang diorganisir melalui cara
saling bertukar satu dengan yang lain, sadar tertentu. Sistem tanda seperti ini disebut kode.
ataupun tidak sadar. Parodi merupakan contoh Kode dikelola dalam berbagai aturan. Dengan
intertextual dimana sebuah teks (perilaku demikian, tanda yang berbeda mengacu atau
seseorang misalnya) meneru perilaku orang lain menunjukkan benda berbeda dan tanda digunakan
dengan maksud humor (Kriyantono, 2006). bersama-sama melalui cara±cara yang
Kajian semiotika memfokuskan tiga diperbolehkan. Menurut pandangan semiotika,
wilayah, yaitu (1) Tanda itu sendiri. Wilayah ini tanda selalu dipahami dalam hubungannya
meliputi kajian mengenai berbagai jenis tanda dengan tanda lainnya. Buku kamus tidak lebih
yang berbeda, cara-cara berbeda dari tanda-tanda dari katalog atau daftar kata-kata yang
didalam menghasilkan makna, dan cara tanda- menunjukkan hubungan antara satu kata dengan
tanda tersebut berhubungan dengan orang yang kata lainnya (satu kata dijelaskan melalui kata-
menggunakannya. Tanda adalah konstruksi kata lain). Dengan demikian, secara umum, kita
manusia dan hanya bisa dipahami didalam dapat memahami bahwa sintaktik sebagai aturan
kerangka penggunaan/konteks orang-orang yang yang digunakan manusia untuk menggabungkan
menempatkan tanda-tanda tersebut: (2) Kode- atau mengkombinasikan berbagai tanda ke dalam
kode atau sistem dimana tanda-tanda diorganisasi. suatu sistem makna yang kompleks. Jika kita
Kajian ini melingkupi bagaimana beragam kode PHQFRED PHOHWDNNDQ VDWX NDWD PLVDOQ\D¶DQMLQJ
telah dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan NH GDODP VXDWX NDOLPDW PLVDOQ\D µDQMLQJ LWX
masyarakat atau budaya, atau untuk PHQJHMDU VD\D¶ PDND GDODP KDO LQL NLWD
mengeksploitasi saluran-saluran komunikasi yang berhubungan dengan tata bahasa atau sintak. Satu
tersedia bagi pengiriman kode-kode tersebut; dan gerak tubuh (gesture) sering kali harus digunakan
(3) Budaya tempat dimana kode-kode dan tanda- bersama-sama dengan sejumlah gerak tubuh
tanda beroperasi. Hal ini pada gilirannya lainnya agar dapat menghasilkan sistem tanda
bergantung pada penggunaan dari kode-kode atau nonverbal yang kmpleks, dan tanda nonverbal
tanda-tanda untuk eksistensi dan bentuknya harus digunakan bersama dengan bahasa untuk
sendiri (Fiske, 2012). mengungkapkan makna yang lebih kompleks.
Charles Morris (1946) dalam Morissan dan Aturan yang terdapat pada sintaktik
Wardhany (2009) membagi semiotika dalam tiga memngkinkan manusia menggunakan berbagai
wilayah, yaitu: kombinasi tanda yang sangat banyak untuk
mengungkapkan arti atau makna;
(1) Semantik. Semantik membahas bagaimana
tanda berhubungan dengan referennya, atau apa (3) Pragmatik, yaitu bidang yang mempelajari
yang diwakili suatu tanda. Semiotika bagaimana tanda menghasilkan perbedaan dalam
PHQJJXQDNDQ GXD GXQLD \DLWX µGXQLD EHQGD¶ kehidupan manusia atau dengan kata lain,
(World of Things) dan dunia tanda (World of pragmatik adalah studi yang mempelajari
Signs) dan menjelaskan hubungan keduanya. Jika penggunaan tanda serta efek yang dihasilkan
kita bertanya, tanda itu mewakili apa?, maka kita tanda. Pragmatik memiliki peran sangat penting
berada di dunia semantik. Buku kamus, misalnya, dalam teori komunikasi karena tanda dan sistem
merupakan referensi semantik; kamus tanda dipandang sebagai alat yang digunakan
mengatakan kepada kita apa arti suatu kata atau orang untuk berkomunikasi. Aspek pragmatik dari
apa yang diwakili atau direpresentasi oleh suatu tanda memiliki peran penting dalam komunikasi,
kata. Prinsip dasar dalam semiotika adalah bahwa khususnya untuk mempelajari mengapa terjadi
representasi selalu diperantarai atau dimediasi pemahaman (understanding) atau
oleh kesadaran interpretasi seorang individu, dan

78 Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Makassar


Volume 16 No. 1 t April 2013

kesalahpahaman (misunderstanding) dalam Mengapa tanda tersebut


berkomunikasi. memiliki arti tersebut bagi
saya?
Dari perspektif semiotika, kita harus
Apa arti tanda tersebut bagi
memiliki pengertian yang sama, tidak saja orang lain?
terhadap setiap kata dan tata bahasa yang Mengapa tanda tersebut
digunakan, tetapi juga masyarakat dan memiliki arti tersebut bagi
kebudayaan yang melatarbelakanginya, agar orang lain?
komunikasi dapat berlangsung dengan baik.
Sistem hubungan diantara tanda harus Sumber potensial Contohnya adalah gaya
memungkinkan komunikator untuk mengacu pada tanda Objek (Visual berpakaian, Penggunaan
sesuatu yang sama. Kita harus memiliki kesatuan Semiosis) objek dalam Iklan, jenis
rasa (sense of coherence) terhadap pesan. Jika huruf, penggunaan simbol,
dll.
tidak, maka tidak akan ada pengertian dalam
Contohnya adalah raut
komunikasi. Kita juga harus memastikan bahwa muka, perilaku ekspresif,
apabila kita menggunakan aturan tata bahasa, Gestur (Bodily postur tubuh, tipe tubuh,
maka mereka yang menerima pesan kita juga Semiosis) tipe wajah, posisi tubuh
harus memiliki pemahaman yang sama terhadap dan produk, dll.
tata bahasa yang kita gunakan. Dengan demikian,
mereka akan mengerti makna yang kita Contohnya adalah idiom
maksudkan, people can communicate if they share Ucapan (Verbal yang digunakan, aksen atau
meaning (orang hanya dapat berkomunikasi jika Semiosis) dialek penggunaan
mereka memiliki makna yang sama). Dengan metafora, nada bicara,
volme suara, kecepatan
demikian, tradisi semiotik cenderung fokus pada
bicara, penggunaan humor,
tanda dan fungsinya. dll.
Studi apa pun yang mengkaji batas-batas
dan hukum-hukum semiotika harus berangkat dari Semiotics dapat diterapkan keberbagai
penentuan apakah (a) yang dimaksud dengan macam penelitian, misalnya komunikasi
LVWLODK µVHPLRWLND¶ DGDODK disiplin khusus yang massa, komunikasi visual, tulisan, dan
memiliki metode dan objeknya sendiri; ataukah lainnya. Semiotics memiliki potensi bagus
semiotika itu adalah (b) sebuah bidang kajian dalam menganalisis dan menginterpretasikan
yang terdiri dari berbagai studi dan oleh karena data yang berbentuk teks, musik, foto, video,
itu merupakan sebuah repertoar berbagai minat dan lainnya.
yang tidak padu secara keseluruhan. Jika Secara sederhana tahapan riset
semiotika adalah sebuah bidang kajian, maka semiotika dapat dilakukan sebagai berikut:
studi-studi semiotis dapat dijustifikasi lewat
(1) Cari topik yang menarik perhatian; (2)
keberadaannya masing-masing: dengan demikian,
adalah mungkin mendefinisikan semiotika secara Buat pertanyaan riset yang menarik
induktif dengan menyimpulkan dari bidang kajian (mengapa, bagaimana, dimana, apa); (3)
studi-studi tadi serangkaian kecenderungan utama tentukan alasan/rasionalitas penelitian; (4)
dan sebuah model yang padu (Eco, 2009). Tentukan metode pengolahan data (model
Penelitian yang menggunakan alat analisis semiotikanya); (5) Klasifikasi data: a)
semiotics,mempelajari tanda dan simbol yang Identifikasi teks/tanda; b) Berikan alasan
lazim digunakan dalam domain tertentu dan mengapa tes/tanda tersebut dipilih dan perlu
memahami aturan pemakaiannya. Peneliti diidentifikasi; c) Tentukan pola semiosis yang
mengurai makna yang dibawa oleh tanda-tanda umum dengan mempertimbangkan hierarki
tersebut. Ide dasar penggunaan semiotics adalah maupun sekuennya atau pola sintagmatis dan
menemukan aturan yang mengatur perilaku paradigmatik; d) Tentukan kekhasan
manusia. wacananya dengan mempertimbangkan
Tabel 2. Pendekatan Analisis Semiotics elemen semiotika yang ada; (6) Analisis data
PENDEKATAN ANALISIS SEMIOTICS berdasarkan: a) Ideology, interpretan
(Hackley, 2003) kelompok, frame-work budaya; b) Pragmatik,
Pertanyaan yang Apa arti tanda tersebut bagi aspek sosial, komunikatif; c) Lapis makna,
diajukan saya? intertekstualitas, kaitan dengan tanda lain,

Jurnal Penelitian Komunikasi, Informatika dan Media Massa t PEKOMMAS 79


^ u]}š]l o u D š} Y ISSN : 1411-0385

hukum yang mengaturnya; d) Kamus vs mengeluarkan sebuah makna yang berbeda.


ensiklopedia; (7) Kesimpulan. Namun, hal ini tidak mengurangi nilai
Semiotics memiliki kelemahan. semiotika karena semiotika adalah tentang
Kelemahan utama semiotics adalah memperkaya pemahaman terhadap teks.
kecenderungan berfokus hanya pada struktur Sebagai sebuah metode, semiotika bersifat
makna dan memperlakukan manusia sebagai interpretatif dan, konsekuensinya, sangat
unsur pasif. Semiotics cenderung subjektif.
mengabaikan fakta bahwa manusia selalu Semiotika telah diterapkan dan menjadi
menciptakan makna baru. Kelemahan kajian yang melibatkan komunikasi dan
semiotics yang kedua adalah ketergantungan transfer informasi dengan hasil yang menarik.
yang mendalam terhadap kemampuan peneliti Dalam kenyataan beberapa semiotikus
untuk mendalami suatu topik. Pendalaman menyatakan bahwa segala sesuatu dapat
tersebt membutuhkan kreatifitas tinggi si dianalisa secara semiotik; mereka
peneliti. memandang semiotika sebagai ratunya ilmu
interpretasi, kunci yang membuka makna dari
KESIMPULAN
semua hal besar atau kecil.
Semiotika merupakan salah satu metode Ada dua aliran besar dalam semiotics.
penelitian komunikasi yang paling Aliran pertama dominan di Eropa
interpretatif dalam menganalisis teks, dan berdasarkan karya ahli linguistik Perancis
keberhasilan maupun kegagalannya sebagai Ferdinand De Saussure. Aliran ini
sebuah metode bersandar pada seberapa baik mempelajari peran simbol dan tanda dalam
peneliti mampu mengartikulasikan kasus kehidupan sosial. Aliran kedua dominan di
yang mereka kaji. Amerika Utara berdasarkan karya Charles
Tradisi semiotika terdiri atas sekumpulan Sanders Peirce, aliran ini mempelajari dokrin
teori tentang bagaimana tanda-tanda formal mengenai tanda dan simbol.
merepresentasikan benda, ide, keadaan,
situasi, perasaan, dan kondisi di luar tanda- DAFTAR PUSTAKA
tanda itu sendiri. Penelitian tanda-tanta tidak
hanya memberikan cara untuk melihat Ardianto, Elvinaro.2010. Metode Penelitian untuk
Public Relations Kuantitatif dan K ualitatif.
komnikasi, tetapi memiliki pengaruh yang Bandung: Simbiosa Rekata Media.
kuat hampir pada semua perspektif teori Astuti, Santi Indra. 2006. How To Do Media and
komunikasi. Konsep dasar yang menyatukan Cultural Studies: Panduan untuk Melaksanakan
tradisi semiotika (1) tanda yang didefinisikan Penelitian dalam Kajian Media dan Budaya.
sebagai stimulus yang menandakan atau Yogyakarta: Benteng.
menunjukkan beberapa kondisi lain, seperti Berger, Arthur Asa. 1998. Media Analysis Techniques.
ketika asap menandakan adanya api; (2) Sage Publication, Inc.USA.Alih Bahasa. Budi,
Setio. Teknik-teknik Analisis Media.
simbol yang biasanya menandakan tanda Yogyakarta: Universitas ATMA JAYA
yang kompleks dengan banyak arti , termasuk Yogyakarta.
arti yang sangat khusus. Beberapa ahli Birowo, Antonius. 2004. Metode Penelitian
memberikan perbedaan yang kuat antara Komunikasi. Yogyakarta: Gitanyali.
tanda dan simbol. Tanda dalam realitasnya Eco, Umberto.2009. Teori Semiotika: Signifikasi
memiliki referensi yang jelas terhadap Komunikasi, Teori Kode, Serta Teori Produksi
sesuatu, sedangkan simbol tidak. ± Tanda. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Semiotika memiliki keuntungan dalam Fiske, John, 2012. Introduction to Cummunicaton
PHQJKDVLONDQ ³GHVNULSVL-GHVNULSVL WHEDO´ Studies. Diterjemahkan oleh Dwiningtyas,
Hapsari, 2012. Pengantar Ilmu Komunikasi.
yang bertekstur serta analisis-analisis yang Jakarta: Rajawali Pers.
kompleks. Karena sangat subjektif, semiotika
Hackley, C.2003. Doing Research Projects in
tidak reliable dalam konteks pemahaman ilmu Marketing, Management, and Consumer
pengetahuan sosial , peneliti lain yang Research. London: Routledge.
mempelajari teks yang sama dapat saja

80 Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Makassar


Volume 16 No. 1 t April 2013

Hikmat, Mahi.2011. Metode Penelitian: dalam Sarosa, Samiaji. 2012. Penelitian Kualitatif: Dasar-
Perspektif Ilmu Komunikasi dan Sastra. dasar. Jakarta: Indeks.
Yogyakarta: Graha Ilmu. Sobur, Alex.2002. Analisis Teks Media: Suatu
Hussein, Adnan, dkk.2011. Mix Methodology dalam Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis
Penelitian Komunikasi (Dilengkapi dengan Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung:
Aplikasi Metode Penelitian). Yogyakarta: Remaja Rosdakarya.
ASPIKOM. Sobur, Alex. 2003. Semiotika Komunikasi. Bandung:
Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Remaja Rosdakarya.
Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Tinarbuko, Sumbo. 2008. Semiotika Komunikasi
Media, Public Relations, Advertising, Visual. Yogyakarta: Jalasutra.
Komunikasi Organisasi, Komunikasi
Wibowo, 2011. Semiotika Komunikasi: Aplikasi
Pemasaran. Jakarta: Kencana.
Praktis bagi Penelitian dan Skripsi
Morissan dan Wardhany. 2009. Teori Komunikasi. Komunikasi. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Powers, John.1995. On the Intellectual Structure of the
Human Communication Discipline,
Communication Education 44.

Jurnal Penelitian Komunikasi, Informatika dan Media Massa t PEKOMMAS 81


^ u]}š]l o u D š} Y ISSN : 1411-0385

Halaman ini sengaja dikosongkan

82 Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Makassar

Anda mungkin juga menyukai