Disusun Oleh:
Melyssa Rikayaq (2003110102)
Nabila Salwa Marpaung (2003110119)
Yoga Rizaldy (2003110103)
B. Sosiopsikologi (sociopsychological)
Sosiopsikologi (sociopsychological) adalah tradisi komunikasi yang berfokus
pada peran manusia sebagai mahluk sosial. Teori komunikasi dalam sosiopsikologi
merupakan teori yang mengedepankan perilaku sosial individu, variabel psikologis,
efek individu, kepribadian, sifat, dan persepsi.
Carl Hovland dari Universitas Yale menjelaskan mengenai adanya hubungan
antara rangsangan komunikasi, kecenderungan audiens dan perubahan pemikiran dan
untuk menyediakan sebuah kerangka awal untuk mendasari teori.
Tradisi sosiopsikologis ruang lingkupnya mencangkup antara perhatian kepada
perilaku individu, kepribadian, pengaruh dan sifat individu melakukan suatu
persepsi. Dalam teori ini kajian individu disangkutkan kepada makhluk sosial yang
merupakan sebuah tujuan dari tradisi sosiopsikologis ini. Psikologi sosial berdasarkan
dari sebuah tradisi yang memiliki tradisi lain yang kuat didalam komunikasi. Tradisi
Sosiopsikologi ini banyak digunakan dalam kajian tentang diri individu, percakapan,
pesan, hubungan interpersonal, kelompok, media, organisasi, budaya bahkan
masyarakat. Meskipun teori ini memiliki banyak sekali perbedaan, namun
memperhatikan suatu perilaku dan sifat pribadi dan juga sebuah proses kognitif yang
berhujung kepada sebuah perilaku.
Sekarang, teori sosiopsikologis lebih menjangkup pada sisi kognitif yang dimana
teori ini memberikan pemahaman tentang bagaimana kita manusia memproses sebuah
informasi. Oleh karena itu, tradisi sibernetika dan juga tradisi sosiopsikologis memiliki
penjelasan yang sama tentang sistem pemprosesan pada informasi.
Tradisi sosiopsikologi ini dibagi menjadi 3 cabang:
a. Perilaku. Perilaku ini memberikan perhatian tentang bagaimana seseorang dapat
berperilaku atau bertindak dalam berbagai situasi dan proses komunikasi yang
dihadapinya.
b. Kognitif. Teori kognitif memberikan pengertian bagaimana manusia memproses
informasi dan juga berpusat kepada suatu bentuk pemikiran.
c. Biologis. Faktor biologis mengungkapkan tentang bagaimana peran dari struktur
& fungsi otak dan faktor genetis yang sudah dimiliki seseorang dapat
mempengaruhi perilakunya.
Contoh Kasus Teori Sosiopsikologi
Teori-teori dari psikologisosial juga dapat menjelaskan tentang bagaimana proses-
proses yang sedang berlangsung didalam diri manusia pada saat berkomunikasi.
Manusia pada saat proses komunikasi berlangsung menghasilkan pesan dan
melibatkan proses secara internal maupun external yang ada didalam diri manusia itu
sendiri seperti contohnya berfikir, membuat keputusan, dan juga proses menggunakan
simbol. Oleh sebab itu proses memahami pesan yang sudah diterima, manusia juga
menggunakan proses psikologis untuk berpikir, memahami dan menggunakan ingatan
supaya terbentuknya pemaknaan.
C. Sosiokultural (sociocultural)
Tradisi komunikasi selanjutnya adalah sosiokultural (sociocultural). Tradisi
komunikasi yang satu ini lebih condong dengan hubungan interaksi antar individu di
dalam lingkup masyarakat. Paham interaksi simbolis, konstruksionisme,
sosiolinguistik, filosofi bahasa, etnogradi, dan etnometodologi adalah beberapa unsur
yang mempengaruhi sosiokultural.
Tradisi ini memilih untuk mengutamakanfokusnya dengan cara memperhatikan
segala bentuk interaksi antarmanusia menjadi hal yang utama ketimbang menyaksikan
karakteristik individu tersebut. Sebuah tempat dalam tradisi ini hadir dimana segala
bentuk nilai budaya, makna, lakon, serta aturan menjadi sebuah area bertumbuhnya
tempat tersebut yang dikenal dengan interaksi. Meskipun individu menyeleksi
informasi yang ia terima dalam benaknya sendiri, namun yang utama dalam tradisi ini
adalah untuk dapat lebih ingin memahami gaya, aturan, cara yang tumbuh diantara
manusia tersebut yang mampu menghadirkan realitasnya sebagai kelompok.
Ada skeptisme baik dalam perkembangan tentang penemuan metode-metode
penelitian. Malahan, para peneliti sosiokultural cenderung menganut ide bahwa
realitas itu dibentuk oleh bahasa, sehingga apapun yang “ditemukan” harus benar-
benar dipengaruhi oleh bentuk-bentuk interaksi prosedur penelitian itu sendiri. Oleh
karena itu, dalam tradisi ini, pengetahuan benar-benar bisa diinterpretasi dan dibentuk.
Teori-teori tersebut lebih cenderung berhubungan dengan bagaimana makna
diciptakan dalam interaksi sosial dalam situasi nyata. Makna kata-kata dalam situasi
tersebut dianggap sangat penting, seperti layaknya bentuk-bentuk perilaku dalam
interaksi dalam situasi nyata. Para peneliti dalam tradisi ini selalu tertarik dengan apa
yang dibuat oleh bentuk-bentuk interaksi tersebut. banyak teori-teori sosiokultural juga
memfokuskan pada bagaimana identitas-identitas dibangun melalui interaksi dalam
kelompok sosial dan budaya. Identitas menjadi dorongan kita sebagai individu dalam
peranan sosial, sebagai anggota komunitas, dan sebagai mahluk berbudaya.
D. Kritis (critical)
Kritis (critical) adalah tradisi komunikasi yang menyatakan tentang
ketidakadilan atau kesenjangan yang terjadi di sekitar. Tradisi kritis pada mulanya
berawal dari pemikiran Karl Marx, tepatnya di Frankfurt School Jerman. Karl Marx
menjadi salah satu tokoh yang cukup berpengaruh dan sangat kritis terhadap apa yang
terjadi di masyarakat.
Tradisi ini berangkat dari asumsi teori-teori kritis yang memperhatikan
terdapatnya kesenjangan di dalam masyarakat. Proses komunikasi dilihat dari sudut
pandang kritis. Komunikasi dianggap memiliki dua sisi berlawanan, dimana disatu sisi
ditandai dengan proses dominasi kelompok yang kuat atas kelompok masyarakat yang
lemah. Pada sisi lain, aktivitas komunikasi mestinya menjadi proses artikulasi bagi
kepentingan kelompok masyarakat yang lemah.
Teori kritis menganggap tugasnya adalah mengungkap kekuatan-kekuatan
penindas dalam masyarakat melalui analisis dialektika. Teori kritis juga memberikan
perhatian yang sangat besar pada alat-alat komunikasi dalam masyarakat. Komunikasi
merupakan suatu hasil dari tekanan antara kreativitas individu dalam memberi
kerangka pesan dan kendala-kendala sosial terhadap kreativitas tersebut. Salah satu
kendala utama pada ekspresi individu adalah bahasa itu sendiri. Kelas-kelas dominan
dalam masyarakat menciptakan suatu bahasaa penindasan dan pengekangan, yang
membuat kelas pekerja menjadi sangat sulit untuk memahami situasi mereka dan
untuk keluar dari situasi tersebut. Kewajiban dari teori kritis adalah menciptakan
bentuk-bentuk bahasa baru yang memungkinkan diruntuhkannya paradigma dominan.
Hal itulah yang diungkapkan oleh Jurgen Habermas, tokoh terkemuka kelompok
Franfurt School di era berikutnya.
Tradisi kritis memiliki 3 keunggulan atau keistimewaan pokok, yaitu:
1. Tradisi kritik mencoba memahami sistem yang sudah dianggap benar, struktur
kekuatan dan keyakinan atau ideologi, yang mendominasi masyarakat dengan
pandangan tertentu di mana minat-minat disajikan oleh struktur-struktur
kekuatan tersebut. Pertanyaan seperti siapa yang boleh dan yang tidak boleh
berbicara, apa yang boleh dan tidak boleh dikatakan, siapa yang mengambil
keuntungan dari sistem-sistem tertentu, menjadi hal biasa yang ditanyakan oleh
para ahli teori kritik.
2. Para ahli teori kritik umumnya tertarik membuka kondisi-kondisi sosial yang
menindas dan rangkaian kekuatan untuk mempromosikan emansipasi atau
masyarakat yang lebih bebas dan lebih berkecukupan. Memahami penindasan
dalam menghapus ilusi-ilusi ideologi dan bertindak mengatasi kekuatan-
kekuatan yang menindas.
3. Teori kritik menciptakan kesadaran untuk menggabungkan teori dan tindakan.
Teori-teori tersebut bersifat normatif dan bertindak untuk mendapatkan atau
mencapai perubahan dalam kondisi-kondisi yang memengaruhi masyarakat.
Wajarlah, teori kritik kerap kali menggabungkan diri dengan minat-minat dari
kelompok yang terpinggirkan.
Contoh Kasus Teori Kritis
Tradisi komunikasi kritis banyak digunakan pada kaum feminis. Kritis mereka
terhadap penyetaraan gender laki-laki dan wanita juga menjadi salah satu pemikiran
yang cukup banyak disuarakan saat ini.
E. Retorika (rhetorical)
Retorika memiliki dua macam pengertian, yaitu pengertian secara sempit dan
pengertian secara luas. Pengertian sempit retorika adalah mengenai bicara dan
pengertian luas retorika adalah seni penggunaan bahasa baik lisan maupun tulisan.
Retorika memiliki sejarah yang sangat panjang dan sekaligus merupakan titik
awal sejarah perkembangan ilmu komunikasi. Menurut para ahli, retorika merupakan
salah satu disiplin akademis yang sangat mendominasi pada masa Yunani Kuno dan
Romawi Kuno. Pada mulanya, retorika hanya menitikberatkan pada persuasi namun
retorika kemudian berevolusi hingga meliputi seluruh penggunaan lambang oleh
manusia untuk mempengaruhi lingkungan sekitarnya dan membentuk dunia tempat
mereka tinggal. Retorika merupakan tradisi teori komunikasi tertua apabila
dibandingkan dengan tradisi fenomenologi dalam teori komunikasi dan tradisi teori
komunikasi lainnya.
Berbicara keragaman retorika, asal retorika zaman klasik dari abad ke-5 sampai
abad ke-1 sebelum masehi, didominasi oleh usaha-usaha untuk mendefinisikan dan
menyusun peraturan dari seni retorika. Pada zaman pertengahan kemudian
memandang kajian retorika yang berfokus pada permasalahan penyusunan dan dan
gaya. Zaman Renaissance, memandang sebuah kelahiran kembali retorika sebagai
filosofi seni. Sementara pada zaman pencerahan, fokus pada rasional dan ini berarti
bahwa sekali lagi retorika dibatasi karena gayanya, memunculkan pergerakan surat-
surat indah yang menarik.
Pada abad ke 20, dinamakan retorika kontemporer. Era ini menandakan sebuah
kenaikan pertumbuhan dalam retorika ketika jumlah, jenis dan pengaruh symbol-
simbol meningkat. Ketika sebuah abad dimulai dengan sebuah penekanan pada nilai
bicara di muka umum bagi masyarakat yang ideal, penemuan media massa
menghadirkan focus baru dalam visual dan verbal. Retorika kemudian bergeser
fokusnya dari pidato menuju segala jenis penggunaan symbol.
Daftar Pustaka
Tradisi Sibernetik dalam Teori Komunikasi – Jamiluddin Nur. (n.d.). Retrieved April 1, 2021,
from https://komunikatablog.wordpress.com/2017/10/16/tradisi-sibernetik-dalam-teori-
komunikasi/
TRADISI KOMUNIKASI (Sosiopsikologis). (n.d.). Retrieved April 1, 2021, from
https://semuaikom.blogspot.com/2017/09/tradisi-sosiopsikologis.html
Tradisi Sosiopsikologis dalam Teori Komunikasi – Jamiluddin Nur. (n.d.). Retrieved April 1,
2021, from https://komunikatablog.wordpress.com/2017/10/16/tradisi-sosiopsikologis-
dalam-teori-komunikasi/
Tradisi Sosiokultural dalam Ilmu Komunikasi – Jamiluddin Nur. (n.d.). Retrieved April 1, 2021,
from https://komunikatablog.wordpress.com/2017/10/16/tradisi-sosiokultural-dalam-ilmu-
komunikasi/
Apakah yang dimaksud dengan Teori Tradisi Kritis (The Critical Tradition)? - Sosial /
Komunikasi - Dictio Community. (n.d.). Retrieved April 1, 2021, from
https://www.dictio.id/t/apakah-yang-dimaksud-dengan-teori-tradisi-kritis-the-critical-
tradition/9040/2
Tradisi Retorika dalam Ilmu Komunikasi – Jamiluddin Nur. (n.d.). Retrieved April 1, 2021, from
https://komunikatablog.wordpress.com/2017/10/16/tradisi-retorika-dalam-ilmu-komunikasi/
Setiawan, H. (2019). Memiilih Diantara 7 Tradisi Ilmu Komunikasi Dalam Kerangka Filosofis.
Jurnal Darussalam: Jurnal Pendidikan, Komunikasi Dan Pemikiran Hukum Islam, 11(1),
18. https://doi.org/10.30739/darussalam.v11i1.447