Anda di halaman 1dari 7

Pertemuan ke5 Filsafat

Metode dalam berfilsafat yaitu ada enam, yang pertama scientific method
maksudnya metode ilmiah yang merupakan gabungan dari dua aliran pemikiran
yaitu rasionalis dan empiris.Metode ini dihasilkan dari masalah yang nyata,bukan
berupa asmusi atau simpulan belaka.Dalam metode ilmiah,pengetahuan diperoleh
melalui penelitian yang sistematis,objektif terkontrol dan dapat diuji dengan tujuan
untuk menyelidiki fenomena dan memperoleh pengetahuan baru.Untuk dapat
disebut ilmiah,metode penyelidikan harus didasarkan pada pengumpulan bukti
empiris dan prinsip nalar-nalar tertentu.

Metode dalam memperoleh ilmu itu ada tiga,yaitu logika atau


apriori,statistika atau aposteriori dan dualism atau gabungan dari logika dan
statistika.Logika dibedakan menjadi dua yaitu logika minor yang mempelajari
struktur berpikir dan dalil-dalilnya contoh ada 10 jeruk dengan 3 orang.1 mencoba
jeruknya untuk memastikan rasanya.dan membawa kulitnya pulang.

2. mencicipi 1 jeruksaja dan yg 9 dibawa pulang

3. menganalisi terhadap jeruk dg cara universal yakni meneliti merk,cara


penanaman. sedangkan logika mayor mempelajari perihal
pengetahuan,kebenaran,dan kepastian yang sama dalam lingkup epistimologi atau
teori pengetahuan. Contoh

Tujuan dari metode ilmiah yaitu kebenaran, pengetahuan, pemahaman,


penjelasan, klasifikasi, penerapan, penemuan dan produksi.

Kebenaran dalam filsafat itu bersifat relative dan akan terus berkembang
mengikuti ruang dan waktu perkembangan zaman sehingga yang kita pelajari
sekarang merupakan modifikasi pengetahuan berdasarkan teori pemikiran para
filosof.

Pengertian pragmatic method asal usulnyadimulai diamerika serikatpada selalu


dikaitkan dengan filsuf Charles sanders peirce,William james dan john
dewey.Mereka menulis tentang pragmatism untuk memperjelas interpretasinya
sendiri.pragmatis menganggap kata-kata dan pemikiran sebagai alat dan instrument
untuk memprediksi masalah dan tindakan dan menolak ggasan bahwa fungsi
pemikiran adalah untuk mendeskripsikan,mewakili ataumencerminkan
kenyataan.pragmatisme berfokus padaalam semesta yang berubah dari pada yang
tidak berubah seperti yang diklaim oleh kaum idealis,realis dan thomis pada tahun
1870an.

Peirce mengembangkan gagasan bahwa penyelidikan tergantung pada


keraguan nyata bukan hanya keraguan verbal atau hiperbolik. Pepatah pragmatis “
pertimbangkan efek praktis dari objek konsepdi anda.Kemudian anda konsepsi
efek-efek itu adalah keseluruhan konsepsi anda tentang objek”peirce pada tahun
1905 mengatakan bahwa “ semua berjalan dengan bahagia”.Bagaimanapun peirce
menganggap pandangannya bahwa kebenaran tiidak dapat diubah dan
ketidakterbatasannya itu nyata ditentang oleh para pragmatis lainnya.

Pendekatan pragmatis :

1. Epistemology atau teory pembenaran yang menolak klim bahwa semua


pengetahuan dan keyakinan dibenarkan.

2. Metafisika yakni pandangan pluralis bahwa ada lebih dari satu cara yang masuk
akaluntuk mengonseptualisasikan didunia beserta isinya.

3.filsafat ilmu yaitu pandangan ilmiah bahwa konsep atau teoriilmiah harus
dievaluasi dengan seberapa efektif ia dalam memprediksi fenomena atau realitas
ibjektif.

4. filsafat bahasa yaitu pandangan anti representasionalis yang menolak


menganalisi makna semantic daro proposisi,keadaan mental dan pernyataan
lainnya.

Dalam pragmatism,tidak hanya hal praktis atau berguna yang dianggap benar,juga
tidak ada yg membantu betahan hidup hanya dalam jangka pendek.Misalnya untuk
percaya bahwa seorang sahabat yang menghianati, akan tetapi saya sendiri setia
sehingga membuat saya sedikit merasa lebih baik sekarang tetapitentu saja
ideology seperti itu tidak berlaku dari perspektif jangka panjang karena tidak
sesuai dengan fakta atau karena semua itu kebenarannya masih abstrak.
Metode linguistic bersifat dari sudt pandang.kita tidak boleh memandang satu
sudut pandang saja sehingga kita bisa menggunakan banyak sudut pandang.

1. Pendekatan
2. Kognitif
Objek lingusitik
1. Bahasa,manusia sebagai media dalam objek tersebut.Media yang pertama
berua primer atau speak language secara lisan dan sekunder atau bahasa
tulisan atau written language.

6. metode metafisika
Merupakan cara berpikir filsafat yang berkaitan dengan proses analisis
atau hakikat fundamental pada umunya berdasarkan pad akeberadaan dan
sifat-sifat yang meliputi realitas.
Objek metafisika 1. Ada untuk yang ada atau bisa dirasakan oleh
pancaindra
2. Ada namun tidak bisa ditangkap oleh panca indra.

Metode Metafisika (metodh of metaphysics)

Metafisika secara harfiah adalah salah satu cabang Filsafat yang mempelajari dan memahami mengenai
penyebab segala sesuatu sehingga hal tetrtentu menjadi ada.

Sebenarnya disiplin filsafat metafisika telah di mulai semenjak zaman Yunani kuo. Mulai dari filosof-
filosof alam sampai Aristoteles (284-322 SM). Aristoteles sendiri tidak pernah memakai istilah
metafisika. Aristoteles menyebut sesuatu yang mengkaji hal-hal yang sifatnya diluar fisika sebagai
filsafat pertama (prote philosophia) untuk membedakannya dengan filsafat kedua yaitu disiplin yang
mengkaji hal-hal yang bersifat fisika.

Metafisika berasal dari bahasa yunani ta meta ta physica yang artinya “yang datang setelah
fisika”Metafisika sering disebut sebagai disiplin filsafat yang terumit dan memerlukan daya abstraksi
sangat tinggi (ibarat seorang mahasiswa untuk mempelajarinya menghabiskan beribu-ribu ton beras),
ber-metafisika membutuhkan enersi intelektual yang sangat besar sehingga membuat tidak semua
orang berminat menekuninya.Hubungannya dengan teori komunikasi, metafisika berkaitan dengan hal-
hal sbb :
1) Sifat manusia dan hubungannya secara kontekstual dan individual dengan realita dalam alam
semesta;

2) Sifat dan fakta bagi tujuan, perilaku, penyebab, dan aturan;

3) Problem pilihan, khususnya kebebasan versus determinisme pada perilaku manusia.

Pentingnya metafisika bagi pembahasan filsafat komunikasi, dikutip pendapat Jujun S Suriasumantri
dalam bukunya “Filsafat Ilmu” mengatakan bahwa metafisika merupakan suatu kajian tentang hakikat
keberadaan zat, hakikat pikiran, dan hakikat kaitan zat dengan pikiran.

Objek metafisika menurut Aristoteles, ada dua yakni :

Ada sebagai yang ada; ilmu pengetahuan mengkaji yang ada itu dalam bentuk semurni-murninya, bahwa
suatu benda itu sungguh-sungguh ada dalam arti kata tidak terkena perubahan, atau dapat diserapnya
oleh panca indera. Metafisika disebut juga Ontologi.

Ada sebagai yang iLLahi; keberadaan yang mutlak, yang tidak bergantung pada yang lain, yakni TUHAN
(iLLahi berarti yang tidak dapat ditangkap oleh panca indera).Epistemologi; merupakan cabang filsafat
yang menyelidiki asal, sifat, metode dan batasan pengetahuan manusia (a branch of philosophy that
investigates the origin, nature, methods and limits of human knowledge).

METAFISIKA adalah sebuah kekuatan yang terletak pada kekuatan mental, akal pikiran, hati, jiwa serta
semua fisik tubuh manusia, yang mana jika manusia bisa membangkitkan kinerja semua unsur tubuh
mereka, maka mereka memiliki kekuatan yang sangat dahsyat.

Dalam istilah spiritual lebih dikenal sebagai ilmu ghaib (yang kekuatannya bisa dari unsur luar yakni jin
atau qorin/sedulur papat) dan istilah bagi mereka yang berkecimpung di dunia pencak silat dan olah
pernafasan, metafisik disebut sebagai tenaga dalam, yakni sebuah inti energi yang terletak pada
kekuatan nafas dan pikiran (visualisasi).Jadi pada dasarnya Metafisik, Tenaga Dalam serta Ilmu Ghaib
merupakan satu rangkaian, yang intinya mengaktifkan kekuatan/energi yang berasal dari kekuatan Non-
Sains. Dan di Majapahitsakti yang diaktifkan adalah unsur cakra dengan membuka 7 cakra utama serta
pengendalian khadam, baik dari qorin maupun dari luar yakni Rijalul Ghaib.

Linguistic method

Linguistik memang sangat berpengaruh. Sebab di satu sisi bahasa merupakan cara Tuhan untuk
menyampaikan wahyu, begitu juga Nabi dalam menyampaikan kepada umatnya. Seperti contoh Al
Qur’an dan Al Hadits.Dalam ajaran Islam banyak aturan dan ritual keagamaan yang berkaitan dengan
trem-trem kebahasaan, seperti konsep kepercayaan yang terwakili oleh istilah, iman, Islam,mukmin,
kafir, fasik, murtad dan sebaginya.Lalu ada juga istilah-istilah keagamaan yang berkaitan dengan relasi
Tuhan dan manusia, seperti konsep Ibadah, jihad, hijrah, haji, zakatdan lain sebagainya. Pemahaman
tentang konsep-konsep keagamaan diawali dari pemahamandari sudut kebahasaan sangat diperlukan,
seperti contoh: kata zakat, pada awalnya kata zakatmerujuk pada makan tumbuh/berkembang secara
umum, namun setelah datang Islam, katazakat memiliki makna yang lebih menyempit merujuk kepada,
batasan yang telah diwajibkan untuk dikeluarkan dan diberikan kepada yang berhak dari harta yang
telah sampai pada nasabyang telah ditentukan.[11]

Disinilah Strukturalisme Linguistik nampak konsisten dalam aktifitasnya.Dengan titik pijak dari asumsi
dasar bahwa bahasa adalah sebuah system sebagaimana telah dijelaskan, serta bertumpu pada asumsi
bahwa suatu makna kataitu ditentukan oleh relasi-relasi kata secara linear baik sebelum dan sesudahnya
yang dalamtradisi Strukturalisme Linguistik disebut dengan hubungan sintagmatis. Sehingga kadang-
kadang suatu kata yang sama akan memiliki arti yang berbeda-beda tergantung relasi ataukonteks
strukturnya.Selain itu untuk mencapai berbagai pemaknaan baru tersebut, juga nampak menguji kata-
kata tersebut dengan menggunakan analisis paradigmatis, atau dengan melihathubungan mata rantai
dalam berbagai rangkaian ujaran, baik yang serupa maupun berbedadalam bentuk dan makna.dimana
yang terpenting adalah relasi antara unsur bahasa tersebut baik secara linear (struktural-sintagmatis)
maupun secara asosiatif (sistemis-paradigmatis).

Linguistik (IPA: /liŋuistik/) adalah ilmu bahasa. Bergantung pada sudut pandang, dan pendekatan
seorang peneliti, linguistik seringkali digolongkan ke dalam ilmu kognitif, psikologi, dan antropologi.

Kemudian salah satu ilmu yang paling terkait dengan pengajaran bahasa adalah linguistik.

B. Pembahasan

a. Pengertian Linguistik

Kata linguistic (linguistics-Inggris) berasal dari bahasa Latin “lingua” yang berarti bahasa. Dalam bahasa
Perancis “langage-langue”; Italia “lingua”; Spanyol “lengua” dan Inggris “language”. Akhiran “ics” bahasa
linguistics berfungsi untuk menunjukkan nama sebuah ilmu, yang berarti ilmu tentang bahasa,
sebagaimana istilah economics, physics dan lain-lain.

Menurut Pringgodigdo dan Hasan Shadili, sebagaimana dikutip oleh Mansoer Pateda, “linguistic adalah
penelaahan bahasa secara ilmu pengetahuan”. Sedangkan AS Hornby membagi kata linguidtics ke dalam
dua kategori, sebagai kata sifat dan kata benda. Linguistics sebagai kata sifat berarti “the study of
language and languages”. Sedangkan linguistics sebagai kata benda, berarti “the science of language;
methods of learning and studying languages”. Dengan demikian,linguistik menurut AS Hornby berarti
ilmu bahasa atau metode mempelajari bahasa.

b. Objek Linguistik

Sebagaimana telah disinggung di atas, bahwa objek kajian linguistik tidak lain adalah bahasa, yakni
bahasa manusia yang berfungsi sebagai sistim komunikasi yang menggunakan ujaran sebagai medianya.
Ini berarti bahasa lisan (spoken language) sebagai obyek primer linguistik, sedangkan bahasa tulisan
(written language) sebagai obyek sekunder linguistik, karena bahasa tulisan dapat dikatakan sebagai
“turunan” bahasa lisan.

Filsuf yang mengembangkan pemikiran dengan metode ini adalah Platinos (205-275 M) dan Henri
Bergson (1859-1941). Platinos menggunakan metode intuitif atau mistik dengan membentuk kelompok
yang melakukan kontemplasi religious yang dijiwai oleh sikap kontemplatif.

Filsafat Platinos adalah a way of life. Tapi  bukan doktrin yang dogmatis, merupakan jalan untuk
menghayati hidup religious yang mendalam. Dalam kelompoknya Platinos melakukan usaha untuk
member semangat dan mengantarkan mereka kedalam kehidupan rohani.

Metode filsafat Platinos disebut metode mistik sebab dimaksudkan untuk menuju pengalaman batin dan
persatuan dengan Tuhan. Dengan demikian bisa kita pahami bahwa tujuan Platinos dengan filsafatnya
adalah ingin membawa manusia kedalam hidup mistis, hidup yang mempertinggi nilai rohani dan
persatuan dengan Yang Maha Esa.

Tokoh lain dalam metode intuitif adalah Henry Bergson, seorang filsuf Yahudi, dia juga seorang
matematikus dan fisikawan.

Menurut Henry Bergson, rasio tidak akan mampu untuk menyelami hakekat sesuatu. Rasio hanya
berguna bagi pemikkiran ilmu fisika, matematika, dan mekanika.

Untuk bisa menangkap, memahami hakekat suatu kenyataan kita harus mempergunakan intuisi. Intuisi
menurut Henry Bergson adalah kekuatan rohani, merupakan naluri yang mendapatkan kesadaran diri.

Intuisi adalah percakapan untuk menyimpulkan dan meninjau dengan sadar lepas dari rasio. Pemikiran
intuisi bersifat dinamis dan berfungsi untuk  mengenal hakekat pribadi dan seluruh kenyataan. Objek
bisa dikenal sebagai masa murni yang keadaannya berbeda sekali dengan waktu dimana akal bisa
mengenalnya.

Metode intuitif Henry Bergson adalah gambaran yang merupakan suatu gerakan dinamik, sesuai dengan
kenyataan. Dinamika kosmis hanya bisa dipahami kalau manusia menyelam dan membiarkan diri dalam
arus kesadaran. Ia langsung mengambil bagian dalamnya. Identifikasi telah ditemukan dalam naluri, tapi
dalam manusia mencapai tingkat lebih tinggi bersifat sadar diri, reflektif, disinterested, lepas dari
tuntutan kegiatan dan hidup social.

Penyatuan ini merupakan persepsi yang langsung dan bukan konseptual. Intuisi langsung dan simple
mengenai yang konkrit dan individual, pengertian yang terdiri dari kontak dan afinitas.

Subjektif adalah lebih kepada keadaan dimana seseorang berpikiran relatif, hasil dari menduga
duga, berdasarkan perasaan atau selera orang. Sedangkan objektif sikap yang lebih pasti, bisa
diyakini keabsahannya, tapi bisa juga melibatkan perkiraan dan asumsi. Dengan didukung
dengan fakta/data. Sikap objektif adalah sikap yang harus dijunjung tinggi bagi seseorang untuk
berpandangan terhadap suatu masalah. Tidak ada suatu batasan yang jelas antara penilaian
dengan secara subjektif dengan objektif. Cara yang bisa digunakan untuk menilai keobjektifan
adalah dengan mencoba membandingkan buah penilaian beberapa orang. Jika hasilnya sama
persis atau cenderung sama, maka bisa disebut penilaiannya bersifat objektif. Contoh
sederhananya : 1.Penilaian tentang kemampuan seseorang itu sesuatu yang subjektif karena
tidak ada parameternya yang cukup, dalam kasus ini bisa melalui dugaan semata atau malah
pengalaman dari hasil pengamatannya saja. Setiap orang memilikiselera masing-masing. Satu
orang bisa dibilang cantik, akan tetapi bisa jadi 7 orang lainnya bilang biasa aja dan 2 orang
malah bilang jelek

Anda mungkin juga menyukai