FAKULTAS PSIKOLOGI
Penulisan Ilmiah
DISUSUN OLEH:
NPM : 15519399
Jurusan : Psikologi
KARAWACI
2022
PERNYATAAN ORIGINALITAS DAN PUBLIKASI
NPM : 15519399
Fakultas : Psikologi
Jurusan : Psikologi
Menyatakan Bahwa tulisan ini adalah merupakan hasil karya saya sendiri dan
dapat dipublikaikan sepenuhnya oleh Universitas Gunadarma. Segala kutipan
dalam bentuk apapun telah mengikuti kaidah dan etika yang berlaku. Mengenai
isi dan tulisan adalah merupakan tanggung jawab penulis, bukan Universitas
Gunadarma.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dengan penuh
kesadaran.
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Diajukan oleh:
15519399
Dosen Pembimbing
Kasub PI Psikologi
iii
GAMBARAN KESEPIAN PADA MAHASISWA PERANTAU DI SEKOLAH
KEDINASAN PENERBANGAN
15519399
ABSTRAK
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan ilmiah ini dengan judul “Gambaran Kesepian Pada
Mahasiswa Perantau di Sekolah Kedinasan Penerbangan”. Penulisan Ilmiah ini
diajukan guna melengkapi syarat-syarat dalam mencapai gelar sarjana Jurusan
Psikologi dengan jenjang strata satu (S1) Fakultas Psikologi Universitas
Gunadarma.
v
8. Subjek dalam Penulisan Ilmiah ini yaitu subjek A dan Subjek F yang telah
memberikan kesempatan serta meluangkan waktu untuk diwawancarai dan
memberikan informasi yang sangat berguna untuk penulis.
9. Sahabat-sahabat penulis, yaitu Alvina, Tantri, Atizza, Dwi, Najmah, Intan,
Fiull, Nian, Nanda, Ale, Ela, Nana, Ardi, Fikri, dan sahabat-sahabat lainnya
yang selalu memberikan semangat, dukungan, dan motivasi sehingga penulis
dapat menyelesaikan Penulisan Ilmiah ini.
10. Teman-teman satu Dosen pembimbing, teman-teman angkatan 2019 Jurusan
Psikologi dan semua pihak yang telah berbagi informasi juga memberikan
dukungan dalam menyelesaikan penulisan ini.
11. Penulis sendiri, yang sudah berusaha semaksimal mungkin untuk
menyelesaikan penulisan ini, terima kasih karena selalu berusaha semangat
dalam keadaan apapun sehingga Penulisan Ilmiah ini bisa selesai dengan
tepat waktu, terima kasih telah berjuang dan bertahan sampai sejauh ini.
Penulis berharap Penulisan Ilmiah ini dapat bermanfat bagi para pembaca.
Namun, penulis menyadari bahwa dalam Penulisan Ilmiah ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat menghargai kritik dan saran yang
membangun demi terciptanya penulisan lanjutan yang lebih baik.
vi
DAFTAR ISI
vii
A. Jenis Penelitian ................................................................................. 25
B. Variabel Penelitian ........................................................................... 25
C. Definisi Operasional ......................................................................... 26
D. Populasi dan Sampel Penelitian ....................................................... 26
1. Populasi .......................................................................................... 26
2. Sampel............................................................................................ 27
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 28
1. Skala UCLA Loneliness (Version 3) ................................................... 29
F. Uji Validitas, Daya Diskriminasi Item, dan Uji Reliabilitas ................ 30
1. Validitas .............................................................................................. 30
2. Daya Diskriminasi .............................................................................. 30
3. Reliabilitas .......................................................................................... 30
G. Teknik Analisis Data ............................................................................. 31
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 32
viii
DAFTAR TABEL
ix
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting untuk kelangsungan
hidup manusia, karena pendidikan berfungsi untuk membentuk sikap dan arah
belajar siswa, mengajarkan sikap positif, memberikan pengetahuan, dan
mengembangkan keterampilan belajar secara efektif (Choirunisa & Marheni,
2019). Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dalam pasal 14 tertulis bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
Setelah menyelesaikan pendidikan di sekolah menengah atas salah satu
pilihan yang akan ditempuh adalah melanjutkan pendidikan ke jenjang
perguruan tinggi. Dan berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989
tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 16 ayat 2 satuan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan tinggi disebut perguruan tinggi yang dapat
berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut atau universitas.
Choirunisa & Marheni (2019) menyebutkan seiring dengan perkembangan
zaman dan kemajuan teknologi yang semakin pesat, tuntutan terhadap kualitas
pendidikan semakin meningkat, individu dari berbagai kalangan akan saling
bersaing untuk menjadi yang terbaik, maka semakin banyak jumlah individu
yang memilih untuk meneruskan pendidikan keperguruan tinggi dan menjadi
mahasiswa.
Menurut Halim & Dariyo (2016) untuk mencapai jenjang pendidikan
yang lebih tinggi, banyak yang memilih untuk menempuh pendidikan tinggi di
luar kampung halaman dan mereka rela tinggal jauh dari rumah dalam jangka
waktu tertentu untuk menyelesaikan pendidikannya, seseorang yang memilih
keputusan seperti itu dapat disebut mahasiswa perantau. Seseorang dapat
dikatakan sebagai mahasiswa adalah peserta didik yang sedang menjalani
pendidikan di sebuah universitas atau perguruan tinggi (Lingga & Tuapattinaja,
2012). Pendapat-pendapat tersebut didukung oleh Herawati (2019) yang
1
2
menuju kota asal terlalu mahal bagi subjek, subjek mengatakan hanya
mendapatkan libur selama 2 hari dalam seminggu, oleh karena itu subjek jarang
pulang ke kampung halaman selama menjalankan pendidikan.
Dari hasil wawancara dari kedua subjek yang sedang menjadi mahasiswa
rantau dan sedang menjalankan pendidikan di sekolah kedinasan penerbangan,
dapat disimpulkan bahwa yang menjadi alasan kedua subjek memilih untuk
menjadi perantau adalah memiliki cita-cita di bidang penerbangan dan tidak
terdapatnya sekolah kedinasan penerbangan di kampung halaman subjek
sehingga mengharuskan subjek untuk memilih merantau demi bisa menjalankan
pendidikan di sekolah kedinasan penerbangan yang ada, dan yang menjadi
faktor kedua subjek mengalami kesepian adalah dikarenakan sebagai mahasiswa
kedinasan penerbangan harus menetap di asrama tempat para subjek
menjalankan pendidikan dan tidak sembarangan diperbolehkan untuk keluar dari
asrama, hanya diperbolehkan keluar asrama di hari libur tertentu dengan
peraturan yang ada, dan adanya perbedaan waktu dikarenakan jauhnya jarak
antara lokasi asrama dengan kampung halaman para subjek sehingga kedua
subjek diharuskan untuk jauh dari keluarga dan jarang bertemu keluarga.
Salah satu fenomena mahasiswa rantau terjadi di PPI (Politeknik
Penerbangan Indonesia) Curug yaitu adanya tiga taruna baru PPI kabur dari
asrama di Jalan Raya Curug Tangerang. Tiga taruna baru tersebut kabur dengan
alasan tidak tahan dan belum bisa beradaptasi dengan sistem pendidikan di PPI.
Mereka belum terbiasa jauh dari keluarga sehingga mereka merasakan kesepian
dan memutuskan untuk kabur ke rumah mereka masing-masing dan bertemu
keluarga. Fenomena kaburnya calon taruna tersebut terungkap setelah salah satu
orang tua dari mereka melapor ke pihak PPI. (Koran.tempo.com, 2005)
Fenomena tentang mahasiswa perantau terlihat pada mahasiswa yang
merantau kebanyakan memiliki masalah dalam beradaptasi saat tinggal ditempat
yang baru. Mereka terbiasa dan bertahun-tahun tinggal bersama keluarga, namun
saat berkuliah mereka mau tidak mau harus jauh dari keluarga dan tinggal
sendiri untuk sementara. Ketika mahasiswa memutuskan untuk merantau banyak
sekali tantangan, perubahan dan perbedaan yang dialami mahasiswa perantau,
6
dimana mereka belajar menjadi orang dewasa dan mandiri, mereka seringkali
merindukan masa-masa sekolah di tempat mereka merantau atau merindukan
suasana rumah, kondisi seperti ini dapat menyebabkan mahasiswa mengalami
kesepian (Brath, 2010). Menurut Tuncay & Ozdemir (2008) dalam
penelitiannya, mahasiswa perantau rentan mengalami kesepian karena latar
belakang budaya yang jauh berbeda dari kampung halaman, penelitian yang
dilakukan juga menemukan bahwa ketika jauh dari orang tua mereka diharuskan
untuk memiliki sifat mandiri sehingga menjadikan mereka lebih tertekan dan
putus asa.
Kesepian merupakan masalah psikologis yang menjadi bagian dari
kehidupan manusia. Setiap manusia dapat mengalami kesepian, baik pria
ataupun wanita, tua atau muda, kaya atau miskin, menikah atau lajang dapat
mengalami kesepian. Didukung oleh pernyataan Bradburn (1969) yang
mengatakan bahwa kesepian adalah masalah menyedihkan yang dapat dialami
semua orang. Bruno (2000) menyatakan bahwa kesepian sendiri diartikan suatu
keadaan mental dan emosional yang ditandai dengan adanya rasa terasingkan
dan kurangnya hubungan yang bermakna dengan orang-orang. Menurut
Heinrich & Gullone (2006) kesepian merupakan persepsi hubungan sosial yang
sedang dijalani tidak sesuai dengan yang diharapkan, kesepian ditandakan
dengan adanya hubungan interpersonal yang tidak cukup kuat sehingga kesulitan
dalam membangun hubungan interpersonal yang lebih akrab. Sedangkan
Russell, Carolyn, Rose, dan Yurko (1984) menyatakan definisi kesepian terbagi
menjadi dua definisi pertama yaitu kesepian adalah termasuk perasaan buruk
yang dialami seseorang. Yang kedua, kesepian adalah persepsi subjektif
seseorang mengenai seseorang dalam menjalankan interaksi sosial.
kesepian itu muncul terutama di saat subjek tidak beraktifitas ataupun terlalu
banyak aktifitas. Anak perantau yang berasal dari Bangka menemui banyak
situasi dan kondisi yang berbeda di Bandung, mulai dari cara berbicara,
kebudayaan, dll. Dalam penelitian ini juga menyebutkan adanya berbagai
tuntutan untuk menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan yang terjadi
menjadi sumber stres bagi mahasiswa perantau dan stres lambat laun dapat
menimbulkan perasaan kesepian karena berpisah dengan orang tua, saudara,
teman, dan sahabat.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa
terdapat mahasiswa rantau yang mengalami kesepian dan yang menjadi faktor-
faktor penyebab mahasiswa mengalami kesepian digambarkan dalam penelitian-
penelitian di atas. Gambaran-gambaran mahasiswa rantau yang mengalami
kesepian seperti dengan adanya permasalahan mahasiswa rantau kesulitan dalam
beradaptasi dengan lingkungan baru karena adanya perbedaan latar belakang
budaya latar dari kampung halaman asal dengan lingkungan baru, sehingga
mengharuskan para mahasiswa rantau untuk terus menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Dengan merantau juga mengharuskan para mahasiswa untuk
tidak tinggal di rumah atau di kampung halaman asalnya sehingga harus
merasakan jauh dari keluarga atau orangtua dan menuntut para mahasiswa
rantau menjadi pribadi yang mandiri karena melakukan apa-apa tanpa bantuan
keluarga.
B. Tujuan Penelitian
C. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau
dapat berkontribusi dalam bentuk informasi bagi perkembangan ilmu psikologi
khususnya pada psikologi sosial dan untuk memperoleh gambaran kesepian pada
mahasiswa perantau di Sekolah Kedinasan Penerbangan.
2. Manfaat praktis
a. Bagi Mahasiswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman lebih tentang
kesepian dan memberikan informasi mengenai gambaran kesepian yang dialami
para mahasiswa perantau.
b. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan diharapkan
dapat membantu peneliti selanjutnya dalam mencari tahu apa itu kesepian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kesepian
1. Definisi Kesepian
10
11
hubungan sosial, baik secara jumlah teman yang diharapkan maupun kualitas
hubungan yang diharapkan.
2. Aspek-Aspek Kesepian
a. Kepribadian (Personality)
c. Depresi (Depression)
a. Karakteristik emosi
c. Perspektif waktu
3. Karakteristik Kesepian
4. Dimensi Kesepian
a. Intimate Others
b. Social Others
14
Individu yang merasakan bahwa dirinya tidak memiliki jaringan sosial yang baik
sehingga tidak ada orang yang dapat akrab menjalin hubungan sosial dengannya.
Dimana individu merasa bahwa tidak ada satupun orang yang bisa menjalin
hubungan dengannya.
5. Faktor-Faktor Kesepian
b. Pengalaman individu
c. Kepribadian introvert
Menurut Brehm, Miller, Perlman, & Campbel (2002) terdapat empat hal
yang bisa menyebabkan individu mengalami kesepian, yaitu:
15
Individu akan tidak merasa pas dengan hubungan yang dimilikinya. Terdapat
banyak alasan yang menyebabkan individu tidak merasa puas dengan hubungan
yang mereka miliki.
b. Ada perbedaan dari hubungan yang diinginkan oleh individu itu sendiri
c. Self-Esteem.
Individu yang mengalami kesepian akan lebih mudah menilai individu lain
secara negatif dibandingkan individu yang tidak merasakan kesepian, individu
yang mengalami kesepian tidak terlalu suka dengan individu lain, tidak mudah
percaya, dan rentan memiliki sikap pendendam pada individu lain.
a. Faktor Intrinsik
1) Keikutsertaan dalam kelompok sosial
16
2) Kepribadian
3) Respon Psikologis
b. Faktor Ekstrinsik
1) Faktor lingkungan
3) Kondisi personal
B. Mahasiswa
1. Definisi Mahasiswa
2. Ciri-Ciri Mahasiswa
3. Peran Mahasiswa
Menurut Siallagan (2011) ada tiga peranan penting dan mendasar bagi
mahasiswa yaitu intelektual, moral, sosial sebagai berikut:
a. Peran intelektual
b. Peran moral
c. Peran sosial
C. Mahasiswa Perantau
Pada masa transisi dari siswa menjadi mahasiswa individu dituntut untuk
mampu menyesuaikan diri, terutama pada individu yang memilih merantau
untuk menjalankan pendidikan. Tidak sedikit orang memutuskan menjadi
mahasiswa perantau untuk mencapai jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Mahasiswa perantau merupakan seseorang yang memilih untuk menempuh
pendidikan tinggi di luar kampung halaman dan mereka rela tinggal jauh dari
rumah dalam jangka waktu tertentu untuk menyelesaikan pendidikanya (Halim
& Dariyo, 2016). Menurut Choirunisa & Marheni (2019) mahasiswa perantau
adalah seseorang yang datang dari suatu tempat atau daerah dan untuk
sementara pindah ke tempat lain untuk menjalankan pendidikan. Dalam Sitorus
(2013) menyatakan mahasiswa perantau merupakan seseorang yang ingin
mencari kualitas pendidikan yang lebih baik dibandingkan daerah asalnya, ingin
merasakan pengalaman yang baru di daerah baru, mengenal adat dan budaya
daerah lain, ingin menyesuaikan diri dengan lingkungan dan juga ingin melatih
kemandirian mereka karena harus jauh dari keluarga.
2. Kriteria Perantau
Terdapat enam unsur pokok kriteria seorang perantau menurut Naim dalam
Herdi & Ristianingsih (2021) sebagai berikut:
a. Dampak positif
b. Dampak negatif
subjek mengatakan bahwa menemui banyak situasi dan kondisi yang berbeda di
Bandung, mulai dari cara berbicara, kebudayaan, dll. Dalam penelitian ini
menyebutkan adanya berbagai tuntutan untuk menyesuaikan diri dengan
berbagai perubahan yang terjadi menjadi sumber stres bagi mahasiswa perantau
dan stres lambat laun dapat menimbulkan perasaan kesepian karena berpisah
dengan orang tua, saudara, teman, dan sahabat.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa
terdapat mahasiswa rantau yang mengalami kesepian ada beberapa faktor-faktor
penyebab mahasiswa mengalami kesepian yang digambarkan dalam penelitian-
penelitian di atas. Gambaran-gambaran mahasiswa rantau mengalami kesepian
dalam penelitian-penelitian di atas ditunjukan dengan seperti dengan adanya
permasalahan mahasiswa rantau kesulitan dalam beradaptasi dengan lingkungan
baru karena adanya perbedaan latar belakang budaya latar dari kampung
halaman asal dengan lingkungan baru, sehingga mengharuskan para mahasiswa
rantau untuk terus menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dengan merantau
juga mengharuskan para mahasiswa untuk tidak tinggal di rumah atau di
kampung halaman asalnya sehingga harus merasakan jauh dari keluarga atau
orangtua dan menuntut para mahasiswa rantau menjadi pribadi yang mandiri
karena melakukan apa-apa tanpa bantuan keluarga.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Variabel Penelitian
25
26
C. Definisi Operasional
2. Sampel
Skala likert terdiri atas aitem favorable dan unfavorable serta disusun
dalam empat alternatif jawaban yang terdiri dari jawaban Sangat Tidak Sesuai
(STS), Tidak Sesuai (TS), Sesuai (S), Sangat Sesuai (SS).
29
Tabel. 1
Tabel. 2
Aitem
No Aspek Jumlah
Favorable Unfavorable
1. Personality 4, 13, 17 6, 9 5
Validitas isi menurut Kurniawan & Agustini (2021) adalah kesesuaian isi
instrumen dengan topik yang diteliti. Validitas isi dilakukan untuk memastikan
apakah alat ukur sudah sesuai dengan topik penelitian. Validitas isi juga
melihat apakah alat ukur sudah dapat merepresentasikan topik penelitian yang
sudah ditentukan.
2. Daya Diskriminasi
3. Reliabilitas
Asih, P. (2018). Analisis Sumber Daya Manusia Lulusan Alumni Sekolah Tinggi
Penerbangan Indonesia Guna Mendukung Keselamatan Penerbangan di
Bandara Cakrabhuwana Cirebon. Jurnal Ilmiah Aviasi Langit Biru,
11(3). 1-68.
32
Choirunisa, N. L. & Marheni, A. (2019). Perbedaan Motivasi Berprestasi dan
Dukungan Sosial Teman Sebaya Antara Mahasiswa Perantau di Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana. Jurnal Psikologi Udayana, 6(1), 21-
30.
Claresta, G. (2016). MAU JADI PILOT ATAU KRU PENERBANGAN? INI 6
PILIHAN SEKOLAH PENERBANGAN DI INDONESIA.
Genmuda.com https://www.genmuda.com/mau-jadi-pilot-atau-kru-
penerbangan-ini-6-pilihan-sekolah-penerbangan-di-indonesia/ Diakses
pada 22 Juni 2022.
Fauzia, N., Asmaran., & Komalasari, S. (2020). Dinamika Kemandirian
Mahasiswa Perantauan. Jurnal Al Husna, 1(3), 167-181. DOI:
10.1234/jah.v1i3.3918
Febtriko, A., & Puspitasari, I. (2018). Mengukur Kreatifitas dan Kualitas
Pemrograman Pada Siswa SMK Kota Pekan Baru Jurusan Teknik
Komputer Jaringan Dengan Simulasi Robot. Jurnal Teknologi dan Sistem
Informasi Univrab, 3(1), 1-9.
Gierveld, J. D. J., Tilburg, T. G., & Dykstra, P. A. (2006). Loneliness and social
isolation. In A. L. Vengelisti & D. Perlman (Eds.), The Cambridge
Handbook of Personal Relationships. New York: Cambridge University
Press.
Gierveld, J. D. J., Tilburg, T. G., & Dykstra,P.A. (2016). Loneliness and social
isolation. In A. L. Vengelisti & D. Perlman (Eds.), The Cambridge
Handbook of Personal Relationships, 2nd Revised edition. Cambridge :
Cambridge University Press.
Goodman, A., Adams, A., & Swift, H. J. (2015). Hidden Citizens: How Can We
Identify the Most Lonely Older Adults. London:Campaign to End
Loneliness
Halim, C. F., & Dariyo, A. (2016). Hubungan psychological well-being dengan
loneliness pada mahasiswa yang merantau. Journal Psikogenesis, 4(2),
170-181.
Hamdi, S. & Bahruddin, E. (2014). Metode penelitian kuantitaif aplikasi dalam
pendidikan. Yogyakarta: Deepublish.
Heinrich, L. M., & Gullone, E. (2006). The Clinical Significance Of Loneliness:
A Literature Review. Clinical Psychology Review 26.
https://doi:10.1016/j.cpr.2006.04.002
Hendryadi. (2017). Validitas Isi: Tahapan Awal Pengembangan Kuesioner.
Jurnal Riset Manajemen dan Bisnis (IRMB), 2(2), 169-178.
Herawati, A. (2019). Pengaruh Pola Asuh dan Stabilitas Emosi Terhadap
Kemandirian Mahasiswa Perantau. Psikoborneo, 7(2), 201-210.
33
Herdi & Ristianingsih, F. (2021). Perbedaan Resiliensi Mahasiswa Rantau
Ditinjau Berdasarkan Gegar Budaya. Jurnal Bimbingan Konseling, 10(1),
30-40.
Hidayati, D. S. (2016). Self Compassion dan Loneliness. Jurnal Ilmiah Psikologi
Terapan, 3(1), 154–164. https://doi.org/10.22219/jipt.v3i1.2136
Iskandar. (2022). Metode Penelitian Dakwah. Jawa Timur: Qiara Media.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. [Online]. Tersedia di
https://kbbi.web.id/mahasiswa . Diakses pada 8 Mei 2022.
Kamus Besar Bahasa Indonesia [online]. Tersedia di
https://kbbi.web.id/rantau.html Diakses 27 Juni 2022.
Koran.tempo.com (2005, November 18). Tiga Siswa Penerbang Kabur.
https://koran.tempo.co/read/metropolitan/55825/tiga-siswa-penerbang-
kabur. Diakses 8 Mei 2022.
Kurniawan , A. W., & Puspitaningtyas, Z. (2016). Metode Penelitian Kunatitatif.
Yogyakarta: Pandiva.
Kurniawan, W., & Agustini, A. (2021). Metodologi Penelitian Kesehatan dan
Keperawatan. Jawa Barat: CV. Rumah Pustaka.
Lingga, R. W. W., & Tuapattinaja, J. M. (2012). Gambaran virtue mahasiswa
perantau. Predicara, 1(2), 59-68.
Maulina, B. & Sari, R. D. (2018). Derajat Stres Mahasiswa Baru Fakultas
Kedokteran Ditinjau Dari Tingkat Penyesuain Diri Terhadap Tuntutan
Akademik. Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling, 4(1)1-5.
Martasari, E., & Saparahayuningsih, S. (2018). Kepercayaan Diri Anak
DalamPembelajaran Pengembangan Berbahasa Pada Kelompok B1 Paud
Assalam Muara Bangkahulu Kota Bengkulu. Jurnal Ilmiah Potensia,
3(1), 11-17.
Masi, C. M., His, Y. C., Louise, C.H, & John T.C. (2011). A Meta-Analysis of
Interventions to Reduce Loneliness, Personality and Social Psychology
Review. 15(3), 219 – 266.
34
Nurlan, F. (2019). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Pare-pare: CV. Pilar
Nusantara.
35
Saputri, S.N., Rahman, A.A., & Kurniadewi. E. (2012). Hubungan Antara
Kesepian Dengan Konsep Diri Mahasiswa Perantau Asal Bangka Yang
Tinggal Di Bandung. Jurnal Ilmiah Psikologi, 5(2), 645-653.
Sears, D. O., Jonathan, L., F., & Anne, P. L. (2009). Psikologi Sosial Jilid 1
Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Septiani, T., & Fitria, N. (2016). Hubungan antara resiliensi dengan stres pada
mahasiswa sekolah tinggi kedinasan. Jurnal penelitian psikologi, 7(2),
59-76.
Setyawan, F. E. B. (2017). Pengantar Metodelogi Penelitian. Sidoarjo: Zifatama
Jawara.
Siallagan, D. F. (2011). Fungsi dan Peranan Mahasiswa. Bengkulu: UNIB.
Supriadi. (1993). Populasi dan Sampel Penelitian . Jurnal Unisia, 17(5), 100-
108.
36