Anda di halaman 1dari 11

WRAP UP PBL SKENARIO 2

PANDEMI COVID-19 DAN PENINGKATAN BERAT BADAN


KELOMPOK A15

Ketua : Jihan Nabilah (1102022128)


Sekretaris : Keisa Yude Prameswari (1102022133)
Anggota : Iren Zahwa (1102022125)
Jasmine Shafa Aqila (1102022126)
Jauza Ramadhanti (1102022127)
Jihan Rahmawati (1102022129)
Jiwa Wahyu Perdana (1102022130)
Jovita Rahmatania Putri (1102022131)
Karinta Idelia Farmal (1102022132)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
2022/2022
Skenario 2

Pandemi Covid-19 dan Peningkatan Berat Badan

Arif, adalah seorang mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas YARSI yang sedang
mengikuti perkuliahan di tahun pertama. Kondisi pandemi COVID-19 mengharuskannya
untuk mengikuti perkuliahan secara daring. Padatnya kegiatan perkuliahan secara daring
tersebut, tidak diimbanginya dengan aktifitas fisik dan olahraga yang yang cukup. Ditambah
lagi dengan kebiasaan Arif yang sering mengkonsumsi makanan cepat saji yang tinggi
kandungan karbohidrat dan lemak. Hal ini berdampak terhadap peningkatan berat badan Arif
yang cukup bermakna. Ia akhirnya menyadari bahwa peningkatan berat badannya dapat
disebabkan karena proses lipogenesis yang terjadi, karena kalori yang masuk lebih tinggi
dibandingkan dengan kalori yang digunakan tubuh. Untuk memperbaiki kondisinya, Arif
bertekad untuk rajin berolahraga secara teratur, mengatur pola makan dan mengkonsumsi
makanan yang halal dan thoyyib.

Identifikasi Kata Sulit:

1. Lipogenesis
Proses pembentukan asam lemak yang terjadi ketika tubuh kelebihan glukosa dan
karbohidrat.
2. Kalori
Nilai atau satuan yang menunjukkan seberapa banyak jumlah energi yang bisa
diperoleh dari makanan dan minuman.
3. Thoyyib
Suatu yang mengandung kebaikan bagi tubuh bersih, tidak ada efek samping, tidak
berbahaya, dan kualitas yang baik.
4. Lemak
Senyawa yang tersusun atas unsur-unsur C, H, dan O.
5. Halal
Terbebas dari segala bentuk zat yang telah diharamkan dalam islam.
6. Pandemi
Kondisi dimana suatu penyakit telah tersebar di seluruh dunia.
7. Karbohidrat
Makronutrian utama yang diperlukan tubuh untuk beraktivitas.

Brainstorming

1. Apakah peningkatan berat badan juga dipengaruhi oleh metabolisme tubuh?


Iya, karena semakin tinggi laju metabolisme tubuh semakin banyak kalori yang
dibakar sehingga tidak terjadi penumpukan lemak.
2. Bagaimana terjadinya proses lipogenesis?
Glukosa diubah menjadi glikogen pada hati, glikogen yang berlebihan akan disimpan
di jaringan adiposa dalam bentuk trigliserida.
3. Dimana terjadinya proses lipogenesis?
Terjadi di hati pada daerah sitoplasma dan mitokondria serta jaringan adiposa.
4. Mengapa lipogenesis berpengaruh terhadap peningkatan berat badan?
Lipogenesis berpengaruh terhadap peningkatan berat badan jika jumlah energi yang
masuk lebih banyak dibandingkan metabolisme yang terjadi. Tubuh nantinya akan
terus menyintesis asam lemak tanpa dipecah kembali.
5. Apa yang akan terjadi apabila lipogenesis terjadi secara terus menerus?
Meningkatkan resiko kanker dan serangan jantung menyebabkan obesitas.
6. Apakah ada hormon penting yang terlibat dalam proses lipogenesis?
Insulin, glikogen, dan hormon epinefrin.
7. Berapa jumlah kalori yang dibutuhkan tubuh setiap harinya?
Pada pria 2500 kalori perhari dan wanita 2000 kalori perhari.
8. Apa saja olahraga yang dinilai efektif dalam menurunkan berat badan?
Jogging, lompat tali, bersepeda, berenang, yoga, naik turun tangga, dan aerobik air.
9. Bagaimana cara mengatur pola makan?
Sarapan tinggi protein, banyak minum air putih, mengkonsumsi sayuran dan buah,
menerapkan pedoman gizi seimbang, dan mengutamakan mengkonsumsi bahan
makanan alami.

Hipotesis

Lipogenesis adalah proses pembentukan asam lemak yang terjadi ketika tubuh kelebihan
glukosa dan karbohidrat dan terjadi di hati pada daerah sitoplasma dan mitokondria serta
jaringan adiposa. Prosesnya adalah glukosa diubah menjadi glikogen pada hati, glikogen yang
berlebihan akan disimpan di jaringan adiposa dalam bentuk trigliserida dan dibantu oleh
hormon insulin, hormon glukagon dan hormon epinefrin. Lipogenesis berpengaruh terhadap
berat badan karena jumlah energi yang masuk lebih banyak dibandingkan metabolisme yang
terjadi sehingga tubuh nantinya akan terus menyintesis asam lemak tanpa dipecah kembali.
Jika terjadi secara terus menerus dapat meningkatkan resiko kanker dan serangan jantung
yang menyebabkan obesitas. Untuk mencegah terjadinya hal tersebut harus rutin berolahraga,
mengatur pola makan dan mengkonsumsi makanan yang halal dan thoyyiba.

Sasaran Belajar

1. Memahami dan menjelaskan lipogenesis


1.1 Definisi
Lipogenesis adalah proses sintesis asam lemak dari substrat asetil-KoA yang
terjadi di hati pada daerah sitoplasma, mitokondria, dan di jaringan adiposa dengan
bantuan enzim asetil-KoA karboksilase dan sintase asam lemak, lalu hasilnya nanti
akan disimpan di jaringan lemak tubuh untuk digunakan sebagai sumber energi
cadangan. Lipogenesis mengubah kelebihan glukosa dan zat-zat antara, misalnya
piruvat, laktat, dan asetil-KoA menjadi lemak yang membantu fase anabolik siklus
makan tersebut.
1.2 Proses Pembentukan
Karbohidrat yang dikonsumsi oleh tubuh akan dicerna menjadi monosakarida
yang dapat diserap kedalam darah, dan sebagian besar monosakarida dalam darah
adalah glukosa. Setelah makan, glukosa dioksidasi oleh berbagai jaringan dan
disimpan sebagai glikogen, sebagian besar pada hati dan otot. Glukosa adalah
prekursor biosintetik utama dalam tubuh, dan kerangka karbon dari sebagian besar
senyawa yang kita sintesis dapat disintesis dari glukosa. Saat glikogen dalam hati
mencapai kapasitas maksimum, yaitu sekitar 200-300 g setelah makan makanan tinggi
karbohidrat. Ketika tempat penyimpanan glikogen mulai penuh, hati juga
mengkonversikan sisa glukosa yang diterima menjadi triasilgliserol. Gliserol dan asam
lemak adalah bagian dari triasilgliserol yang disintesis dari glukosa. Asam lemak juga
diperoleh dari darah, hati tidak menyimpan triasilgliserol, namun mengemasnya
bersama protein, fosfolipid, dan kolesterol menjadi lipoprotein kompleks dikenal
sebagai VLDL (very low density lipoproteins) yang akan disekresikan ke dalam aliran
darah. Beberapa asam lemak dari VLDL akan diambil segera oleh jaringan untuk
kebutuhan energi, namun Sebagian besar disimpan dalam jaringan adiposa sebagai
triasilgliserol.
Berikut tahap-tahap terjadinya proses lipogenesis
1) Glukosa pada hati akan di glikolisis menjadi piruvat.
2) Piruvat dibawa menuju mitokondria untuk diubah menjadi asetil-KoA.
3) Selanjutnya, asetil-KoA akan bergabung bersama oksaloasetat dan akan diubah
menjadi sitrat.
4) Sitrat akan dikeluarkan ke sitoplasma melalui tricarboxylate transport system
pada membran mitokondria.
5) Sitrat pada sitoplasma kemudian akan dipecah menjadi oksaloasetat dan
asetil-KoA dengan bantuan ligase ATP sitrat.
6) Asetil-KoA akan bereaksi dengan enzim asetil-KoA karboksilase yang dibantu
dengan kofaktor biotin serta CO2, sehingga berubah menjadi malonyl CoA.
7) Asetil-KoA dan Malonyl CoA yang terbentuk akan diubah menjadi asetil ACP
dan Malonyl ACP dengan bantuan enzim asetil CoA-ACP transacylase dan
malonyl CoA-ACP transacylase.
8) Asetil ACP dan Malonyl ACP akan bereaksi dengan beta ketoacyl-ACP
sintase, sehingga terjadi kondensasi dan terbentuk Acetoacetyl ACP.
9) Acetoacetyl ACP akan direduksi oleh NADPH dan bereaksi dengan beta
ketoacetyl-ACP reduktase, sehingga terbentuk beta hydroksybutyryl-ACP.
10) Beta hydroksybutyryl-ACP akan bereaksi dengan enzim beta
hydroxyacyl-ACP dehydrase, sehingga membentuk beta trans butenoyl-ACP.
11) Beta trans butenoyl-ACP akan direduksi kembali dan bereaksi dengan
Enoyl-ACP reductase untuk menghasilkan butyryl-ACP l. Setelah terbentuk
butyryl-ACP akan terjadi siklus pengulangan reaksi yang dimulai dari
perubahan asetil-KoA menjadi malonyl CoA dan asetil-ACP, sehingga
terbentuk palmitoyl-ACP.
12) Palmitoyl-ACP akan bereaksi dengan palmitoyl thioesterase, sehingga
terbentuk palmitate.
1.3 Akibat
Akibat dari lipogenesis atau proses sintesis lemak yang berlebihan di dalam tubuh
adalah terjadinya obesitas. Obesitas merupakan dampak dari lebih banyaknya asupan
energi (energy intake) yang masuk dibandingkan dengan yang diperlukan (energy
expenditure) oleh tubuh sehingga kelebihan asupan energi tersebut disimpan dalam
bentuk lemak. Terjadinya obesitas ditentukan oleh terlalu banyaknya makan, terlalu
sedikitnya aktivitas atau latihan fisik, maupun keduanya.
Makanan merupakan sumber asupan energi dan di dalam makanan yang akan
diubah menjadi energi tersebut, ditemukan zat gizi penghasil energi, yaitu karbohidrat,
protein, dan lemak. Apabila asupan karbohidrat, protein, dan lemak berlebih, maka
karbohidrat akan disimpan sebagai glikogen dalam jumlah terbatas. Sisanya yaitu
protein, akan dibentuk menjadi protein tubuh dan lemak akan disimpan sebagai lemak.
Tubuh memiliki kemampuan menyimpan lemak yang tidak terbatas sehingga besar
kemungkinan untuk seseorang mengalami obesitas jika kebiasaan konsumsi tidak
diimbangi dengan olahraga.
Selain obesitas, lipogenesis yang terjadi secara terus menerus tanpa diimbangi
dengan pemecahannya dapat mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit tidak
menular seperti penyakit kanker, stroke, serangan jantung, kardiovaskuler, diabetes,
hingga kematian.

2. Memahami dan menjelaskan pola hidup sehat


2.1 Definisi
Pola hidup sehat adalah pola yang berkaitan dengan upaya seseorang untuk
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan melalui interaksi dengan lingkungan
khususnya yang berhubungan dengan kesehatan. Pola hidup sehat dapat dilakukan
dengan menerapkan konsumsi makanan bergizi, olahraga rutin, serta istirahat yang
cukup.
2.2 Cara Pengaturan
Setiap individu pasti memiliki kebugaran tubuh yang bervariasi karena daya
tahan tubuh, kerja jantung dan otot, juga kelenturan tubuh yang dimiliki seseorang
berbeda dari satu dengan yang lainnya. Untuk mengukur energi dapat menggunakan
kalorimeter. Kalorimeter ini dapat digunakan untuk menentukan nilai kalor zat
makanan karbohidrat, protein, atau lemak. Selain itu, untuk mengukur energi juga
dapat melalui Doubly Labeled Water (DLW) yaitu teknik berbasis isotop untuk
penilaian pengeluaran energi.
2.2.1 Olahraga
➢ Olahraga Aerob
Olahraga aerobik merupakan olahraga yang menggerakkan seluruh otot besar
dalam tubuh, sehingga ketika melakukan olahraga ini akan lebih banyak
membutuhkan oksigen. Selama melakukan olahraga aerobik, seseorang akan bernapas
lebih cepat dan lebih dalam dibandingkan saat detak jantung dalam keadaaan normal.
Tubuh akan memaksimalkan jumlah oksigen dalam darah. Detak jantung akan naik,
meningkatkan aliran darah ke otot-otot dan kembali ke paru-paru. Olahraga aerob
dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Endurance
Merupakan komponen biomotorik yang diperlukan untuk kinerja fisik. Daya
tahan tubuh atau endurance tentu saja memiliki beberapa faktor tertentu yang
mempengaruhinya. Beberapa faktor tersebut adalah genetik, usia, serta jenis
kelamin.
b. Resistance
Resistance menekankan pada fungsi otot, sendi, tulang, dan tubuh secara
keseluruhan. Olahraga resistance memiliki manfaat, seperti :
1. Meningkatkan kekuatan dan kelenturan otot
2. Menjaga kestabilan, postur, kelincahan, dan keseimbangan tubuh
3. Mengurangi resiko cedera, radang sendi, sakit punggung, sakit pinggang,
dan obesitas
4. Meningkatkan stamina dan kepadatan tulang
5. Memelihara fungsi sendi
6. Meningkatkan performa aktivitas sehari-hari
➢ Olahraga Anaerob
Olahraga anaerobik merupakan olahraga yang tidak memerlukan banyak
oksigen dan hanya melibatkan otot pada bagian tertentu. Saat melakukan olahraga ini,
energi dihasilkan dari pembakaran gula dalam otot atau yang disebut dengan glikogen.
Selama melakukan olahraga anaerobik, tubuh seseorang membutuhkan lebih banyak
energi. Maka kekuatan tubuh seseorang saat berolahraga bergantung pada sumber
energi yang tersimpan, bukan oksigen. Bahan bakar berupa energi ini berguna untuk
memecah glukosa.
➢ Aktivitas fisik
Pengertian dari aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang menyebabkan
pengeluaran energi yang membantu pemeliharaan kesehatan fisik dan mental.
Aktivitas fisik dibagi dalam tiga macam, yakni :
1. Aktivitas fisik ringan
Merupakan aktivitas yang sedikit mengeluarkan energi dan biasanya tidak
menyebabkan perubahan irama pernapasan. Aktivitas fisik yang tergolong ringan
adalah menyetrika, menyapu lantai, bermain musik, dan lain-lain. Energi yang
dikeluarkan saat beraktivitas fisik ringan adalah kurang dari 3,5 Kkal/menit.
2. Aktivitas fisik sedang
Merupakan aktivitas yang membutuhkan lebih banyak energi dan gerakan otot yang
terus menerus. Aktivitas fisik yang tergolong sedang di antara lain adalah berenang,
jalan cepat, dan bersepeda. Energi yang dikeluarkan saat melakukan aktivitas fisik
sedang adalah sekitar 5-7 Kkal/menit.
3. Aktivitas fisik berat
Merupakan aktivitas yang cenderung berhubungan dengan olahraga dan membuat
tubuh berkeringat. Misalnya, aktivitas seperti bermain sepak bola, berlari, senam
aerobik, dan lain-lain. Energi yang dikeluarkan saat melakukan aktivitas fisik berat
adalah lebih dari 7 Kkal/menit.
➢ Prinsip olahraga obesitas
FITT adalah singkatan dari Frequency, Intensity, Time, dan Type. Pada dasarnya,
prinsip FITT merupakan metode yang sangat membantu dalam menyusun rencana
olahraga yang efisien. Bukan menurut orang lain, tetapi menurut diri kita sendiri. Itu
artinya, dengan adanya FITT ini maka seseorang bisa tahu bagaimana frekuensi,
intensitas, waktu, dan jenis olahraga yang cocok bagi diri kita sendiri.
● Frequency olahraga dilakukan sebanyak 3 hingga 5 kali dalam seminggu.
● Intensity sedang, tidak terlalu ringan dan tidak terlalu berat. Dapat dibuktikan
dengan cara pada saat olahraga masih dapat berbicara lancar, apabila saat
berbicara terputus-putus (talk test) maka itu tandanya intensitasnya berlebihan.
● Time atau durasi yang diperlukan saat olahraga adalah 30 hingga 45 menit di luar
pemanasan dan pendinginan.
● Type olahraga yang benar adalah gerakannya ritmis, kontinyu, dan melibatkan
otot-otot besar (misalnya tungkai dan juga lengan). Pengidap obesitas memiliki
tipe olahraga, yaitu low-impact.
Untuk orang yang menjalankan diet penurunan berat badan, diharuskan untuk
melakukan lebih banyak latihan. Akan tetapi, seorang penderita obesitas tetap tidak
boleh secara tiba-tiba memulai aktivitas olahraga dengan latihan yang berat. Latihan
yang cocok untuk program penurunan berat badan adalah latihan yang dilakukan
secara terus-menerus, dalam jangka waktu yang lama atau sering disebut dengan
latihan aerobik.
Aerobik berarti dengan bantuan oksigen. Selama olahraga aerobik, tubuh dapat
menyuplai oksigen yang cukup jumlahnya dan efektif ke jaringan otot yang
membutuhkannya, membentuk ATP di mitokondria melalui oksidasi fosforilasi oleh
sel-sel oksidatif.
Latihan aerobik merupakan bentuk latihan yang dilakukan berulang-ulang
(kontinyu) dan bersifat terus menerus (ritmis), yang menggunakan kelompok otot
besar dalam tubuh, dan dapat dipertahankan terus menerus selama 20 hingga 30 menit.
Contoh latihan aerobik adalah jalan cepat, lari pelan-pelan (jogging), lari, bersepeda,
dan menari.
2.2.2 Makanan
Untuk dapat mempertahankan hidup secara layak setiap manusia memerlukan
makan yang cukup, baik kuantitas maupun kualitas, yakni memenuhi syarat makanan
sehat berimbang, cukup energi, dan nutrisi. Menurut Kus Irianto (2004: 20) makanan
adalah setiap substrat yang dapat dipergunakan untuk proses di dalam tubuh, terutama
untuk membangun dan memperoleh tenaga bagi kesehatan sel. Agar dapat digunakan
dalam reaksi biologis makanan harus masuk ke dalam sel. Kebutuhan energi untuk
kerja sehari-hari diperoleh dari makanan dengan proporsi karbohidrat 60%, lemak
25%, dan protein 15%. Makanan yang enak belum tentu sehat. Banyak makanan serta
minuman yang berbahaya dan tidak sehat bila dikonsumsi. Makan makanan dan
minuman yang bergizi dan disesuaikan dengan kondisi tubuh, aktivitas serta usia.
Makan sebelum lapar dan berhenti makan sebelum kenyang adalah kebiasaan yang
baik. Jangan lupa dengan empat sehat lima sempurna, makan dengan asupan gizi
seimbang mempresentasikan diri kita di masa yang akan datang (Godam, 2007: 4).
Menurut Kus Irianto dan Kusno Waluyo (2004: 16-17) makanan yang dimakan
sehari-hari hendaknya merupakan makanan seimbang, terdiri atas bahan makanan
yang tersusun seimbang baik kualitas maupun kuantitasnya untuk memenuhi syarat
hidup sehat. Syarat-syarat makanan yang baik harus memenuhi:
● Harus cukup memberikan kalori.
● Harus ada perbandingan yang baik antara karbohidrat, protein, dan lemak.
● Protein yang masuk harus cukup banyak dan mengandung asam amino esensial.
● Harus cukup mengandung vitamin.
● Harus cukup mengandung garam mineral.
● Harus mudah dicerna oleh pencernaan.
● Harus bersifat higienis.

3. Memahami dan menjelaskan makanan halal dan thayyib


Istilah halal menurut El-Gohary (2016) “pengaruh risiko kepercayaan,
kepuasan, dan rekomendasi untuk makanan halal” dalam jurnal International Journal
of Hospitality Management berasal dari Bahasa arab yang berarti diizinkan, dapat
diterima, umat Islam diharuskan mematuhi standar makanan halal dan menjauhkan
diri dari pemilihan makanan yang dilarang (haram). Makanan merupakan nomina
yang disandangkan pada sesuatu yang dapat dimakan dan dapat mendukung terhadap
kesehatan badan. Mengkonsumsi makanan merupakan cara untuk menjaga
kelangsungan hidup dan memelihara kesehatan tubuh. Oleh karena itu, makanan
menjadi suatu hal yang penting untuk menunjang terhadap keberlangsungan hidup.
Pada dasarnya semua jenis makanan adalah boleh (mubah) dan halal kecuali yang
diharamkan dan membahayakan bagi kesehatan. Sebagaimana firman Allah dalam
QS. Al-Baqarah: 29
‫هواالذي خلق لكم مافي االرض جميع‬
Artinya: “Allah yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu.”
Allah telah memberikan anugerah tak terhingga kepada manusia dengan
menjadikan semua yang diciptakan dimuka bumi ini boleh digunakan kecuali yang
diharamkan. Karena makanan yang halal dapat menghindarkan manusia dari segala
perbuatan yang jahat. Oleh sebab itu, umat islam perlu memastikan makanan yang
dimakan adalah halal, suci, dan bersih.
Konsep halal bertujuan demi terjaganya maqashid syariah bagi umat islam,
seperti memelihara agama, memelihara akal, memelihara nyawa, memelihara harta,
dan memelihara keturunan akan tetapi dari segi kehalalan sebuah makanan bukan
hanya terletak pada jenis makanannya saja melainkan dilihat faktor lain yang tidak
bertentangan dengan syariat islam. Kehalalan makanan dapat dilihat dari empat aspek,
yaitu: pertama, halal dalam cara memperolehnya, yaitu diperoleh dari rezeki yang
halal dan dibenarkan dalam Islam. Kedua, halal zat atau bahan dasarnya. Seluruh yang
ada di alam ini halal untuk dikonsumsi kecuali beberapa jenis hewan dan tumbuhan
yang diharamkan dalam al-Qur’ân, yaitu: babi, darah, dan bangkai. Hewan yang
disembelih atas nama selain Allah, dan hewan yang tercekik, yang dipukul, yang
jatuh, yang ditanduk, yang diterkam binatang buas kecuali yang sempat disembelih.
Adapun jenis nabati yang diharamkan oleh syariat adalah khamr. Ketiga, halal dalam
proses pengolahan. Dalam proses pengolahannya tidak bercampur dengan benda atau
hewan yang diharamkan. Bahan baku, bahan tambahan, dan bahan penolong harus
halal yang diproses secara higienis dan memenuhi prosedur pembuatan makanan yang
baik, sarana dan prasarana serta proses produksi harus terjamin halal secara shar‘î.
Keempat, halal proses pengemasan. Makanan harus dikemas dengan bahan halal dan
higienis. Proses penyimpanan harus mengikuti standar shar‘î.
Thayyib berasal dari bahasa arab memiliki arti: lezat, baik, sehat, dan
menentramkan. 4 Makanan yang thayyib berarti makanan yang tidak kotor dari segi
zatnya, rusak (kadaluarsa), atau makanan yang tidak tercampur atau terkontaminasi
dengan sesuatu yang najis dan makanan tersebut mampu memberikan selera bagi
seseorang yang mengkonsumsinya dan tidak membahayakan bagi akal dan fisiknya
bagi seseorang yang akan mengkonsumsinya. Makanan yang thayyib merupakan
makanan yang sehat (mengandung gizi yang cukup dan imbang serta memiliki
kualitas atau mutu yang baik), proporsional (sesuai dengan kebutuhan, tidak israf atau
tidak kekurangan) dan aman (tidak berbahaya bagi kesehatan tubuh dan tidak
menyebabkan sakit). Kriteria thayyib meliputi; makanan berkualitas dan bermutu,
tidak basi, tidak kadaluarsa, tidak rusak, tidak beracun, aman dan tidak tercemar
bakteri/virus yang berbahaya dan tidak palsu. Makanan mengandung nutrisi dan gizi
yang berguna bagi tubuh.
Thayyib dalam makanan bertujuan untuk mencapai: pertama kebersihan
maksimum yang terdapat dalam makanan tersebut dan kedua kontaminasi minimum
maksudnya disini adalah makanan tersebut tidak berpotensi racun, dan mengandung
najis. Makanan dapat dikatakan thayyib dilihat kepada tujuannya yakni tidak
berbahaya bagi kesehatan, dan menyehatkan. dan makanan tersebut tidak khabith atau
menjijikkan karena makanan yang menimbulkan khabith bagi seseorang yang
memakannya maka makanan tersebut akan menjadi haram untuk dimakan. Maka dari
itu, makanan halalan thayyiban merupakan jalan menuju kepuasan yang sempurna
bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan primernya.
Maka halalan thoyyiban adalah sesuatu yang dihalalkan oleh Allah, menurut
Jawad Alzeer, Ulrike Rieder, dan Khaled Abu Hadee (2018) “Aspek Rasional dan
Praktis Halalan Thayyiban dalam konteks keamanan” dalam jurnal Trens in Food
Science & Technology bahwa pada prinsipnya segala sesuatu yang bisa dimakan
adalah halal akan tetapi bisa dikatakan haram apabila makanan atau benda tersebut
berpotensi racun dan membahayakan terhadap kesehatan manusia.5 Islam sangat
menekankan terhadap keamanan pangan dan menganjurkan manusia untuk
mengkonsumsi makanan yang bermanfaat bagi manusianya sendiri, fisik, maupun
mentalnya, dan makanan itu tidak busuk dan tidak diharamkan, bersih, enak, dan lezat.
Dari hal ini Allah menetapkan beberapa kewajiban dan batasan yang harus menjadi
sumber acuan bagi manusia dalam segala aspek kehidupan. Batasan-batasannya yaitu
tentang halal dan haram yang telah ditetapkan di dalam Al-Qur’an.
Daftar Pustaka
Rodwell, V. W., Bender, D. A., Botham, K. M., Kennelly, P. J., Weil. P. A. (2015). Biokimia
Harper edisi 30. McGraw-Hill Education.

Smith. Collen M., Marks, Allan D., Lieberman, Michael A. (2005). Marks’ Basic Medical
Biochemistry: A Clinical Approach, 2nd Edition.

Widiyanto, W. (2005). Metode Pengaturan Berat Badan. Medikora, 1 (2), pp.105-118.

Ramadhan, R. I., Yuliastrid, D. (2021). “Workout Sebagai Aktivitas Olahraga Mahasiswa


Menjaga Kebugaran Jasmani Di Tengah Pandemi”, Jurnal Kesehatan Olahraga, 9 (4), pp.
193-200.

Jawad Alzeer, Ulrike Rieder, dan Khaled Abou Hadeed. (2015). Rational and practical aspects
of Halal and Tayyib in the context of food. Trends in Food Science & Technology. 71: 264.

Science From Indonesia. (2020). Difference Between Aerobic and Anaerobic.

Aprilia, Putri. (2022). Pengertian Endurance dan Tips Meningkatkannya.

Anda mungkin juga menyukai