DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
NAMA NIM
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS MATARAM’
2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbilalamin, kami sampaikan atas nikmat yang Allah berikan
kepada kami. Segala puji kami panjatkan untuk Allah SWT. Atas segala berkat,
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya. Salam sejahtera, kami persembahkan kepada alam
semesta dan seisinya. Atas segala karunia Allah,Sehingga kami dari kelompok 2 kelas
3A2 dapat melaksanakan praktikum Ilmu Produksi Ternak Perah dan
menyelesaikannya dengan baik meski jauh dari kata sempurna. Laporan ini telah kami
susun sesuai hasil praktikum selama 1 hari di Fakultas Peternakan yang bertepatan di
gedung A Fakultas peternakan.
Hal ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Produksi Ternak
Perah. Dengan selesainya laporan praktikum ini, maka kami tidak lupa mengucapkan
banyak terima kasih. Kami juga menyampaikan terimakasih terutama kepada semua
pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan ini. Disadari atau tidak, mungkin dalam
penulisan laporan praktikum ini masih sangat jauh dari kata sempurna. Kami mohon
maaf apabila masih ada banyak kekurangan.
Semoga laporan praktikum ilmu produksi ternak perah yang telah kami susun
berdasarkan hasil penelitian selama 1 hari ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Khususnya juga bermanfaat bagi kami selaku kelompok 2.
BAB 1
PENDAHULUAN
Suhu adalah besaran yang menyatakan ukuran panas dingin suatu benda,
sedangkan kelembaban adalah suatu keadaan lingkungan udara basah yang
disebabkan oleh ada atau tidak adanya uap air. Suhu dan kelembaban udara
merupakan salah satu hal yang harus di perhatikan dalam menjalani kehidupan,
terutama dalam hal perawatan ternak, sehingga perubahannya harus
terpantau,terkendali dan terekam sesuai dengan hal yang di perlukan. Selain itu suhu
dan kelembapan juga penting dalam laboraturium kalibrasi. Pengukuran suhu dan
kelembaban udara umumnya di lakukan dengan menggunakan
termohigrometer.Kalibrasi di lakukan untuk mengetahui kebenaran hasil pengukuran
suatu termohigrometer. Salah satu metode kalibrasi tersebut yaitu menggunakan
teknik pengukuran kelembaban relatif dari suhu terendah sampai dengan tertinggi
pada rentang suhu ruangan.
Untuk sapi perah FH, penampilan produksi terbaik akan dicapai pada suhu lingkungan
18,3℃ dengan kelembaban 55%. Bila melebihi suhu tersebut, ternak akan melakukan
penyesuaian secara fisiologis dan secara tingkah laku (behaviour). Secara fisiologis
ternak atau sapi FH yang mengalami cekaman panas akan berakibat pada : 1) penurunan
nafsu makan; 2) peningkatan konsumsi minum; 3) penurunan metabolisme dan
peningkatan katabolisme; 4) peningkatan pelepasan panas melalui penguapan; 5)
penurunan konsentrasi hormon dalam darah; 6) peningkatan temperatur tubuh, respirasi
dan denyut jantung (McDowell, 1972); dan 7) perubahan tingkah laku (Ingram &
Dauncey, 1985) dan 8) meningkatnya intensitas berteduh sapi (Combs, 1996).
Cekaman panas dapat direduksi dengan menurunkan suhu tubuh sapi FH melalui
penyemprotan air dingin ke seluruh permukaan tubuh (Shibata, 1996). Hasil simulasi
menunjukkan bahwa penurunan suhu lingkungan mikro (sekitar kandang) sebesar 5℃
dapat meningkatkan produksi susu sapi FH sebesar 10 kg/hari yaitu dari 35 kg/hari
menjadi 45 kg/hari (Berman, 2005).
Perubahan suhu pada kandang dapat mempengaruhi perubahan denyut jantung dan
frekuensi pernapasan sapi FH. Denyut jantung sapi FH yang sehat pada daerah nyaman
(suhu tubuh 38,6℃) adalah 60 – 70 kali/menit dengan frekuensi nafas 10 – 30 kali/menit
(Ensminger, 1971). Reaksi sapi FH terhadap perubahan suhu yang dilihat dari respons
pernapasan dan denyut jantung merupakan mekanisme dari tubuh sapi untuk mengurangi
atau melepaskan panas yang diterima dari luar tubuh ternak. Peningkatan denyut jantung
merupakan respons dari tubuh ternak untuk menyebarkan panas yang diterima ke dalam
organ-organ yang lebih dingin (Anderson, 1983).
1.5 Distribusi Suhu dan Kelembaban Udara pada Kandang Sapi Perah FH
Distribusi suhu dan kelembaban udara (RH) pada kandang sapi perah FH dipengaruhi
oleh luas dan tinggi bangunan, jumlah ternak, suhu lingkungan, sistem ventilasi, radiasi
matahari, peralatan peternakan, kecepatan angin, pergerakan udara di sekitar bangunan. Pada
bangunan pertanian (greenhouse), faktor desain yang sangat menentukan distribusi suhu dan
kelembaban udara adalah dimensi bangunan, posisi dinding atau atap ventilasi, sudut
pembukaan ventilasi, jumlah span dan sebagainya (Boutet, 1987). Pertukaran udara dalam
kandang sapi perah dipengaruhi oleh besarnya suhu lingkungan, produksi panas hewan,
kelembaban, konsentrasi gas dalam kandang, jenis bahan atap bangunan, pindah panas dari
lantai, sistem dan luasan ventilasi, luas dan tinggi bangunan kandang (Hellickson dan Walker,
1983).
Pindah panas pada kandang sapi perah dapat terjadi secara radiasi, konveksi maupun
konduksi (Wathes dan Charles, 1994) yang mengakibatkan adanya distribusi suhu dalam
kandang. Pindah panas secara radiasi dipengaruhi oleh besarnya radiasi matahari atau bahan,
kecepatan angin dan suhu lingkungan. Pindah panas pada bahan bangunan kandang
dipengaruhi oleh konduktivitas bahan, tebal bahan dan waktu, sedangkan secara konveksi
sangat dipengaruhi oleh suhu lingkungan, kecepatan angin, waktu dan luasan daerah
konveksi.
1.6 Ventilasi
Di daerah tropis seperti Indonesia, ventilasi bangunan kandang yang biasanya digunakan
adalah ventilasi alami karena dapat menekan biaya dan tenaga kerja dibandingkan dengan
ventilasi lainnya. Ventilasi alami terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara akibat faktor
angin dan faktor termal. Faktor angin dan termal ini dimanfaatkan untuk menggerakkan udara
dan menentukan laju ventilasi alami yang terjadi. Laju ventilasi alami memiliki hubungan
yang linier dengan kecepatan udara dan tergantung pada perbedaan tekanan udara yang
ditimbulkan oleh perbedaan temperatur lingkungan (Takakura, 1979). Laju pertukaran udara
dipengaruhi oleh total luas bukaan, arah bukaan, kecepatan angin dan perbedaan temperatur
di luar dan di dalam kandang (Mastalerz, 1977).
BAB 3
METODE PRAKTIKUM
Variabel Parameter
Suhu Derajat Celcius (℃)
Kelembaban Relative Humidity (RH) %
5.2 Kesimpulan
5.3 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN