LAPORAN
PRAKTIKUM EPAM 5000
OLEH
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL..................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................3
Pengertian Udara...............................................................................................................3
Pengertian debu.................................................................................................................3
Jenis Debu 3
Pengukuran Debu..............................................................................................................4
Nilai Ambang Batas (NAB)..............................................................................................5
Pengaruh Debu Terhadap Kesehatan.................................................................................5
BAB III..................................................................................................................10
METODOLOGI PRAKTIKUM.........................................................................10
Alat dan Bahan................................................................................................................10
A. Alat.............................................................................................................10
B. Bahan.........................................................................................................10
Prosedur Kerja.................................................................................................................10
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Kalibrasi Alat....................................................................................10
Gambar 3. 2 Cara Kerja Pengukuran Sampel........................................................11
Gambar 3. 3 Memilih Sampling Rate....................................................................12
Gambar 3. 4 Melihat Yang Sudah Disimpan.........................................................12
Gambar 4. 1 Hasil Pengukuran Kadar debu...........................................................13
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pencemaran udara menjadi masalah kesehatan yang sudah ada sejak lama,
khususnya di negara-negara industri yang mempunyai banyak pabrik dan
kendaraan bermotor. Pencemaran udara akan membahayakan kesehatan
manusia, selain itu juga akan berdampak pada flora, fauna, dan ekosistem
yang ada. Menurut WHO diperkirakan 64- 210 juta orang di seluruh dunia
hidup dengan diagnosis mengidap Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK).
Diperkirakan populasi substansial yang terkena PPOK akan meningkat. Di
India, prevalensi kejadian PPOK 2- 22% untuk pria dan 1,2-19% untuk
wanita. Riskesdas(2013) melaporkan prevalensi PPOK di Indonesia sebesar
3,7% (Jalan, Sudiarto and Semarang, 2018).
Isu tentang kualitas udara dalam ruang mulai mendapat perhatian publik
ketika sebuah studi yang dilakukan oleh EPA pada tahun 1989 menyatakan
bahwa dampak polusi udara dalam ruang lebih berat dari pada di luar ruangan.
Polusi udara dalam ruang dapat menurunkan produktivitas kerja hingga $10
milyar. Bahkan, kualitas udara yang buruk akan memberikan dampak yang
lebih ekstrim, yaitu dapat menyebabkan kematian (EPA, 2012)..Kualitas udara
dipengaruhi oleh banyak hal, salah satunya adalah polutan. Polutan dapat
berasal dari pembakaran, pemanasan, kegiatan transportasi, dan industri.
Polutan tersebut sebagian akan tertinggal di udara dan mempengaruhi kualitas
lingkungan di sekitarnya, sedangkan sebagian lain akan terbawa angin (Mar
and Sudarmaji, 2015).
Sektor transportasi memiliki peran penting dalam pencemaran dan sumber
pencemaran utama. Beberapa studi menunjukkan bahwa sumber utama dari
pencemaran udara di Indonesia berasal dari transportasi kendaraan bermotor
sebesar 70% dari total pencemaran udara. Para ahli mengatakan bahwa
penyebab kematian yang mencapai angka 57.000 orang per tahunnya
dikarenakan pencemaran udara. Sekitar 3,3 juta penduduk dunia meninggal di
tahun 2010 karena menghirup debu-debu kecil yang beterbangan di udara
(Jalan, Sudiarto and Semarang, 2018).
Polusi udara bukan hanya berupa gas dari kendaraan bermotor, industri,
atau pembakaran sampah rumah tangga, melainkan partikel debu yang
berukuran sangat kecil (ukuran mikron) yang melayang-layang di udara
(BMKG, 2012). Debu yang melayang-layang di udara dapat berasal dari
permukaan jalan yang terkena hembusan angin atau berasal pembakaran bahan
bakar oleh mesin kendaraan bermotor. Partikel debu sendiri ada yang bersifat
organik dan anorganik. Partikel debu dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
debu organik dan anorganik (Mengkidi, 2006). Partikel debu merupakan
campuran yang sangat rumit dari berbagai senyawa organik dan anorganik
yang tersebar di
1
2
udara dengan diameter yang sangat kecil, mulai dari <1 mikron sampai dengan
maksimal 500 mikron (Jumingin and Septyanto, 2019).
Dampak dari pencemaran udara yang disebabkan oleh partikel debu
tersebut menyebabkan penurunan kualitas udara ambien yang berdampak
negatif terhadap kesehatan manusia, terutama gangguan saluran pernapasan,
baik bersifat akut maupun kronis. Serangan yang bersifat akut adalah bila
dosisnya tinggi, sedangkan dosis rendah yang berulang-ulang akan
menyebabkan serangan yang bersifat kronis. Partikel debu bila terhirup masuk
dalam paru paru dapat menyebabkan gangguan fungsi paru (restrictive dan
obstructive). Gangguan kesehatan yang lain dapat berupa keluhan pada mata,
mata terasa berair, radang saluran pernapasan, sembab, paru, bronchitis
menahun, emfisema ataupun kelainan paru menahun lainnya (Vol, 2016).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Udara
Udara merupakan komponen lingkungan yang memiliki peranan sangat
penting bagi kehidupan manusia. Proses metabolisme dalam tubuh tidak akan
dapat berlangsung tanpa bantuan oksigen. Selain oksigen, polutan lain yang
terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh bersama dengan mekanisme
pernapasan. Polutan tersebut masih dapat dinetralisasi oleh tubuh bila berada
dalam batas kewajaran tertentu, namun bila sudah melebihi ambang batas,
proses netralisasi akan terganggu. Oleh sebab itu, kualitas udara perlu
diperhatikan, sebab dapat berpengaruh pada kesehatan manusia baik secara
langsung maupun tidak langsung (Mar and Sudarmaji, 2015)
Pengertian debu
Debu adalah partikel padat yang dapat dihasilkan oleh manusia atau alam
dan merupakan hasil dari proses pemecahan suatu bahan (Mukono, 1997).
Sedangkan menurut Hidayat (2000), debu adalah partikel padat yang
terbentuk dari proses penghancuran, penanganan, grinding, impaksi cepat,
peledakan dan pemecahan dari material organik atau anorganik seperti batu,
bijih metal, batubara, kayu dan biji-bijian. Debu yang memiliki ukuran kecil
mempunyai potensi dapat menimbulkan damapak gangguan pada paru-paru
pada pekerja, karena debu dengan partikel ukuran kurang dari 1 μ akan masuk
dalam alveous, pada ukuran debu ( et al., 2021). Istilah debu yang digunakan
di industri adalah menunjuk pada partikel yang berukuran antara 0,1 sampai
25 mikron (Ardyanto and Atmaja, 2007). Debu digunakan untuk
menunjukkan tingkat bahaya baik terhadap lingkungan kesehatan terhdap
Kesehatan dan keselamatan kerja (Qiro, 2015)
Jenis Debu
Jenis debu terkait dengan daya larut dan sifat kimianya. Adanya
perbedaan daya larut dan sifat kimiawi ini, maka kemampuan mengendapnya
di paru juga akan berbeda pula. Demikian juga tingkat kerusakan yang
ditimbulkannya juga akan berbeda pula. Debu dikelompokkan menjadi dua
yaitu debu organik dan anorganik. Klasifikasi debu dapat dilihat pada tabel
berikut:
3
4
Tabel 2. 1
Jenis Debu Yang dapat Menganggu Pernafasan Manusia
Pengukuran Debu
Pengukuran kadar debu di udara bertujuan untuk mengetahui apakah
kadar debu pada suatu lingkungan kerja konsentrasinya sesuai dengan kondisi
lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi pekerja. Alat-alat yang biasa
digunakan untuk pengambilan sampel debu total di udara seperti High
Volume Sampler (HVS), Middle Volume Sampler (MVS) dan Low Volume
Sampler (LVS). High Volume Sampler, yaitu alat yang dapat mengukur
partikel dengan ukuran 0–10 µm. Alat ini terdiri dari beberapa komponen
seperti inlet, penyangga filter, penggerak udara, pengontrol laju alir dan
timer.
Middle Volume Sampler, menggunakan filter berbentuk lingkaran
dengan porositas 0.3- 0.45 µm, kecepatan pompa yang dipakai untuk
penangkapan debu adalah 50-500 lpm. Operasional dari MVS sama dengan
HVS, perbedaannya hanya terletak pada ukuran filter membrannya. HVS
menggunakan filter A4 persegi panjang, sedangkan MVS menggunakan filter
bulat diameter 12 cm.Low Volume Sampler, LVS dapat digunakan untuk
mengukur partikulat di dalam maupun di luar ruangan. Pompa vakum
bertujuan untuk menarik partikulat di udara ke dalam alat, kemudian ukuran
partikulat disortir oleh pemisah (impaktor) dan partikel debu diendapkan pada
filter. Setelah itu dilakukan analisis secara gravimetri. Metode pengukuran
dengan
5
B. Ukuran atau diameter debu. Debu yang berdiameter kecil akan dapat
masuk jauh ke dalam alveoli, sementara yang besar akan tertahan pada
cilia di saluran pernafasan atas;
C. Sifat debu. Debu mempunyai sifat inert, fibrogenik dan karsinogenik;
Reaktifitas debu. Debu organik kurang reaktif namun dapat
menyebabkan reaksi iritasi;
D. Cuaca kerja. Lingkungan yang panas dan kering, mendorong
timbulnya debu dan debu yang terbentuk dalam keadaan panas akan
menjadi lebih reaktif;
E. Lama waktu papar. Debu dapat menimbulkan kelainan paru dalam
jangka waktu cukup lama;
F. Kepekaan individu. Bentuk kepekaan seseorang sangat berbeda antara
satu dengan yang lain. Kepekaan disini tidak hanya dalam bidang
morfologis, namun juga dalam bidang fisiologis dan iritasi (Ardyanto
and Atmaja, 2007).
Pada lingkungan kerja debu berpotensi menimbulkan:
A. Gangguan kesehatan, antara lain gangguan hidung dan tenggorokan
yang dapat mengakibatkan selesma dan infeksi lain atau kanker
hidung, gangguan paru akibat bronchitis, emphysema,
pneumoconiosis, asma atau kanker;
B. Peledakan, jenis debu yang termasuk antara lain debu tepung, karet
batubara dan debu metal, misalnya aluminium, bisa meledak jika
berada dalam ruang terbatas;
C. Pengaruh terhadap produktivitas kerja dan menyebabkan kerusakan
produk. Tempat kerja yang berdebu menyebabkan pelaksanaan kerja
menjadi lebih sulit dan bisa merusak produk atau mesin. Berbagai
debu industri seperti debu yang berasal dari pembakaran arang batu,
semen, keramik, besi, penghancuran logam dan batu, asbes dan silika
dengan ukuran 3-10 mikron akan ditimbun di paru. Efek yang lama
dari paparan ini menyebabkan paralysis cilia, hipersekresi dan
hipertrofi kelenjar mucus. Keadaan ini meyebabkan saluran napas
rentan terhadap infeksi dan timbul gejala batuk menahun yang
produktif (Ardyanto and Atmaja, 2007)
Keberadaan debu di udara akan mengakibatkan terjadinya pencemaran
udara. Pencemaran udara adalah terdapatnya bahan, zat, atau komponen lain
di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan udara (Wardhana,
2004). Dampak pencemaran udara ini dapat terjadi pada berbagai aspek
kehidupan yaitu:
A. Dari segi atmosfer, pencemaran udara akan menyebabkan terjadinya
hujan asam dan mempercepat pemanasan global.
B. Dari segi ekonomi, pencemaran udara akan meningkatkan biaya
pemeliharaan alat dan bangunan serta biaya perawatan penyakit akibat
pajanan polutan.
8
Partikel dengan diameter 0,5-6 μ yang disebut partikel terhisap yang dapat
mencapai alveoli dan mengendap yang dapat menyebabkan terjadinya
pnemokoniosis (Jalan, Sudiarto and Semarang, 2018).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
B. Bahan
Prosedur Kerja
Tunggu Pilih
kira-kira Pilih Manual-
Manual
99 detik Zero sekali
- Zero
lagi
10
11
Cara Kerja
Pengukuran Sampel
ang sampling inlet (Impactor jet sesuai ukuran) untuk pengukuran debu TSPLakukan
tanpa menggunakan
prosedur impactor jet.
‘Zero’ dari menu
utama : pilih Spesial
Function => System
Options => Extended
Options => Celibration
Options => Auto
zero/manual Zero
Pengukuran siap
dilakukan dengan : Tekan
Setelah selesai Enter
pengukuran, =>Run =>
Perhitunga
untuk Continou/Overwrite data
n selesai
menghentikan =>Run untuk
pengukuran tekan pengukuran tanpa
tombol Enter. alrm/alm-continou