Anda di halaman 1dari 9

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Sejarah Singkat Pertamina

Pertamina merupakan perusahaan nasional yang menguasai hampir seluruh


tempat unit pengolahan minyak bumi di Indonesia, yang memiliki enam unit
pengolahan yang tersebar di enam daerah Indonesia, yang salah satunya yaitu
Refinery Unit (RU) III yang berada di Sumatera Selatan.
Daerah operasi RU III Plaju meliputi Kilang Plaju dan Kilang Sungai
Gerong, dimana diantara Kilang Plaju dengan Kilang Sungai Gerong dipisahkan
oleh sebuah sungai yaitu sungai komering. Kilang RU III Plaju mengolah bahan
baku minyak mentah yang berasal dari daerah Sumatera Bagian Selatan dan
sebagian lagi dari luar Sumatera Bagian Selatan, dengan produksi kapasitas
145,60 MBSD.
Kilang minyak Plaju yang terletak di sebelah Sungai Musi dan sebelah Barat
Sungai Komering dibangun pada tahun 1920 oleh pemerintah Belanda dengan
nama Bataafsche Petroleum Maatshappij (BPM). Tujuan dari pembangunan
adalah untuk mengolah minyak mentah yang berasal dari Prabumulih dan Jambi.
Tahun 1957, kilang ini diteruskan pengelolaannya oleh PT. SHELL Indonesia,
yaitu perusahaan minyak Inggris dan pada tahun 1965 kilang ini diambil alih oleh
pemerintah Indonesia. Kapasitas dari kilang Plaju ini adalah sebanyak 100
MBSD.
Kilang minyak Sungai Gerong terletak di persimpangan Sungai Musi dan
Sungai Komering dibangun oleh perusahaan minyak Amerika ESSO
(STANVAC) pada tahun 1920. Kilang ini baru dibeli oleh PERTAMINA pada
tahun 1970, dengan kapasitas produksi 70 MBSD.
Kilang PT.Pertamina RU-III Plaju disebut Kilang Musi karena lokasinya
berada ditepi Sungai Musi, untuk pengembangan Kilang selanjutnya dibangun
beberapa unit proses antara lain :
Tahun 1972, dibangun Asphalt blowing Plant dengan kapasitas 45.000
ton/tahun.

5
Tahun 1973, dibangun pabrik bahan plastik Polypropyline dengan mengolah
gas propylene menjadi biji plastik (polytam pellet), dengan kapasitas produksi
20.000 ton/tahun.
Tahun 1982, dilaksanakan Revamping beberapa unit proses CD II, III dan IV
yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi Kilang Musi dan pembangunan
HVU kapasitas 54 MBSD.
Tahun 1984, dibangun Proyek Aromatik yang diberi nama Plaju Aromatik
Center (PAC) yang bertujuan memenuhi kebutuhan serat polyester di dalam
negeri dengan kapasitas produksi 150.000 ton/tahun.
Tahun 1985, didirikan Asphalt Drum Filling di Plaju dengan kapasitas
produksi 75.000 ton.
Tahun 1985, didirikan Vacuum Distillation Unit (VDU) di Sungai Gerong
dengan kapasitas produksi 48.000 barel per hari.
Tahun 1990, diadakannya proyek Debottlenecking Kilang PTA kapasitasnya
di tingkatkan menjadi 225.000 ton/tahun.
Tahun 1993, pembanguan Proyek Kilang Musi II yang bertujuan untuk
meningkatkan kapasitas Polypropyline menjadi 45.000 ton/tahun dan
Revamping FCCU dari 15 MBSD menjadi 20,5 MBSD.
Usaha pengembangan Kilang ini bertujuan untuk meningkatkan produksi
tanpa melupakan mutu yang baik. Selain dari pada itu Pertamina Refinery Unit III
juga mengadakan Restrukturisasi.
Tujuan Restrukturisasi yang dilakukan di Pertamina Refinery Unit III Plaju
adalah suatu tindakan proaktif dalam rangka mempersiapkan diri untuk
menghadapi era persaingan global dalam aspek industrialisasi. Hal ini juga untuk
merubah budaya kerja sesuai dengan konsep pola usaha Strategi Business Unit
(SBU). Pola usaha sebelumnya bercirikan Cost Center harus berubah menjadi
Profit Center yaitu kembali kepada bisnis inti dengan mengoptimalkan asset-asset
yang ada untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Pola usaha
strategi Strategi Business Unit (SBU) ini di Pertamina Refinery Unit III Plaju,
mulai diterapkan sejak tanggal 1 Oktober 1998. Dengan adanya program ini dan
kerja keras pekerja diharapkan akan diperoleh Value Creation sebesar 94,16 juta
dollar Amerika pada tahun pertama.

6
Kini program Restrukturisasi baru berjalan beberapa waktu dan tentu saja
hasilnya belum dapat dipetik secara langsung mengingat masih banyak perbaikan-
perbaikan secara menyeluruh.

2.2 Tugas dan Fungsi


Tugas dan fungsi Pertamina Refinery Unit III yang merupakan salah satu
unit proses produksi dalam jajaran Direktorat Pengolahan Pertamina, yaitu antara
lain : memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak dan non bahan bakar minyak
dalam negeri sehingga menghasilkan devisa bagi negara.
Pertamina Refinery Unit III mengolah minyak mentah (crude oil) menjadi
bahan bakar minyak dan non bahan bakar minyak. Unit bagian proses untuk
melaksanakan tugas tersebut adalah sebagai berikut :
2.2.1 Kilang Bahan Bakar Minyak (BBM)
Primary Processing
Tujuan utamanya adalah memisahkan minyak mentah (crude oil)
menjadi fraksi-fraksi produk bahan bakar minyak.
Secondary Processing
Tujuan utamanya adalah melanjutkan proses pemisahan minyak
mentah (crude oil) yang merupakan produk bawah dan produk
gas/ringan dari proses utama untuk mendapatkan produk bahan bakar
minyak yang lebih banyak dengan tidak melupakan spesikasi dari
produk serta untuk memproduksi LPG yang dibutuhkan konsumen.
Adapun produk-produk dari hasil pengolahan minyak mentah atau crude oil
di Kilang Pertamina RU III adalah sebagai berikut :
1. Produk BBM (bahan Bakar Minyak)
- Avigas (Aviation Gasoline), digunakan sebagai bahan bakar
transportasi uadara.
- Avtur (Aviation Turbine Fuel), digunakan sebagai bahan bakar
pesawat terbang bermesin turbo (pesawat jet).
- Premium, digunakan untuk bahan bakar kendaraan bermotor dengan
bilangan oktan 88.
- Kerosine, digunakan untuk bahan bakar keperluan rumah tangga.

7
- Solar (HSD), digunakan untuk bahan bakar kendaraan bermotor
dengan mesin diesel.
- Diesel IDO (Industrial Diesel Oil), untuk keperluan industri.
- Fuel Oil.
- Pertamax, untuk bahan bakar kendaraan bermotor dengan bilangan
oktan sebesar 92.

2. Produk Non BBM


- LPG (Liquid Petroleum Gas), digunakan untuk bahan bakar keperluan
rumah tangga.
- Pelarut (Solvent), seperti SBPX,LAWS dan BGO. Digunakan sebagai
pelarut dalam industri.
- LSWR (Low Sulfur Waxy Residue).
- Musi Cool.
- Musi Green.
2.2.2 Kilang Petro Kimia
a. Kilang Polypropyline
Kilang Polypropyline menghasilkan Polytam sebagai bahan baku
plastik.
Produk yang dihasilkan di Kilang Petrokimia adalah sebagai berikut :
- Polytam Pellet.
b. Kilang TA / PTA
Kilang TA / PTA ini menghasilkan tepung Pure Terephtalic Acid
tetapi pada tahun 2006 kilang ini stop idle karena harga bahan bakunya
lebih mahal daripada harga produk yang dihasilkan oleh kilang ini
(biaya operasionalnya tinggi). Jadi untuk menghindari kerugian yang
lebih besar maka kilang ini di stop idle hingga saat ini.

2.3 Struktur Organisasi


Struktur Organisasi merupakan urutan-urutan bagian yang menangani
operasional dan masalah yang berkaitan dengan kegiatan kilang yang bertujuan

8
agar masing-masing bagian mengetahui tugas dan wewenang serta tanggung
jawab pada bidangnya masing-masing.
Pertamina RU III Plaju di pimpin oleh seorang General Manager (GM)
yang dibantu oleh seorang senior manager dan kemudian dibantu oleh beberapa
orang Manager dan Kepala Bagian, manager- manager tersebut ada yang langsung
bertanggung jawab kepada General Manager dan sebagian lagi bertanggung jawab
kepada Senior Manager dan kemudian Senior Manager (SMOM) bertanggung
jawab kepada General manager. serta seorang General Manager dibantu oleh
seorang sekertaris , struktur organisasi PT PERTAMINA RU III Plaju sebagai
berikut :

GM REFINERY
UNIT III

SECRETARY

SMOM

PRODUCTION REFINERY PLANING & MAINTENANCE PLANING MAINTENANCE TA


MANAGER OPTIMIZATION & SUPPORT MANAGER EXECUTION

ENGINEERING & RELIABILITY PROCUREMENT HSE COORDINATOR GENERAL AFFAIS


DEVELOPMENT MANAGER T MANAGER MANAGER OPI MANAGER

Gambar 2.1 Organization Structure Refinery Unit III Plaju

Sistem pemeliharaan di kilang Pertamina RU III dilaksanakan oleh


Maintenance Excecution yang mempunyai tugas menunjang operasi Kilang
Pertamina RU III, bertanggung jawab terhadap pemeliharaan, penyediaan suku
cadang, rancang bangun, engineering dan pemeliharaan alat-alat yang ada di
dalam suatu Kilang. Fungsi Maintenance Excecution adalah salah satu fungsi di
PERTAMINA RU III yang bertugas memelihara kilang baik itu kilang BBM
maupun kilang Non BBM yang mempunyai luas area pemeliharaan sekitar 350
ha. Fungsi Maintenance Excecution mempunyai 5 (lima) bagian yang terdiri dari :

9
a. Workshop Section mempabrikasi, merekondisi, mengganti, menginstal, suatu
peralatan kilang, yang tidak dapat dilakukan dilapangan atau lebih efektif dan
efisien dila dilakukan di Workshop.
b. Maintenace Area I yang mempunyai tugas untuk memelihara,merawat dan
memperbaiki fungsi peralatan kilang CDGP & OM Plaju.
c. Maintenace Area II yang mempunyai tugas untuk memelihara,merawat dan
memperbaiki fungsi peralatan kilang Non BBM Petrokimia Polypropilene,
dan UTL.
d. Maintenace Area III yang mempunyai tugas untuk memelihara,merawat dan
memperbaiki fungsi peralatan kilang Sungai Gerong ( CDGP Sungai Gerong ,
OM Sungai Gerong dan UTL Sungai Gerong).
e. General Maintenace yang mempunyai tugas untuk memelihara dan
memperbaiki fasilitas-fasilitas umum yang ad disekitar kilang.

GM REFINERY UNIT III

SMOM

MANAGER
MAINTENANCE EXECUTION

MAINTENANCE AREA I MAINTENANCE AREA II MAINTENANCE AREA III WORKSHOP GENERAL MAINTENANCE
SECTION HEAD SECTION HEAD SECTION HEAD SECTION HEAD SECTION HEAD

Gambar 2.2 Organization Structure Maintenance Execution

10
2.4 Maintenance Area-Maintenance Execution

Gambar 2.3 Organization Structure Maintenance Area-Maintenance Execution

Maintenance adalah segala kegiatan yang bertujuan untuk menjaga


peralatan dalam kondisi terbaik. Proses maintenance meliputi pengetesan,
pengukuran, penggantian, menyesuaian, dan perbaikan. Ada tiga jenis maintenance
yang biasa dilakukan, yaitu:

- Corrective Maintenance, maintenance jenis ini memiliki kegiatan


identifikasi penyebab kerusakan, penggantian component yang rusak,
mengatur kembali control, dsb. Corrective maintenance adalah aktivitas
perbaikan peralatan yang beroperasi secara tidak normal.
- Preventive Maintenance, maintenance jenis ini memiliki tujuan mencegah
terjadinya kerusakan peralatan selama operasi berlangsung. Maintenance
peralatan dilakukan secara terjadwal sesuai dengan estimasi umur peralatan.
Kegiatan preventif maintenance dibuat berdasarkan tasklist maintenance
sesuai dengan tingkat kritikal peralatan tersebut.
- Predictive Maintenance, maintenance jenis ini memiliki kemiripan dengan
preventive maintenance namun tidak dijadwal secara teratur. Predictive
maintenance mengantisipasi kegagalan suatu peralatan sebelum terjadi
kerusakan total. Predictive maintenance menganalisa suatu kondisi peralatan
dari trend perilaku peralatan. Trend ini dapat digunakan untuk memprediksi
sampai kapan peralatan mampu beroperasi secara normal.

11
Tujuan-tujuan melakukan maintenance diantaranya adalah :

- Mesin dapat menghasilkan Output sesuai dengan kebutuhan yang


direncanakan.
- Kualitas produk yang dihasilkan oleh Mesin dapat terjaga dan sesuai dengan
harapan.
- Mencegah terjadinya kerusakan berat yang memerlukan biaya perbaikan
yang lebih tinggi.
- Untuk menjamin keselamatan tenaga kerja yang menggunakan mesin yang
bersangkutan.
- Tingkat Ketersediaan Mesin yang maksimum (berkurangnya downtime)
- Dapat memperpanjang masa pakai mesin atau peralatan kerja.

2.4.1 Sarana Dan Fasilitas Maintenance Area I-Maintenance Excecution

Semua peralatan dan unit yang ada di kilang plaju antara lain unit CD&GP
OM, dan Dermaga Plaju. CD&GP meliputi Crude Distiller II, Crude Distiller III,
Crude Distiller IV, Stabilizer C/A/B, Straight Run Motor Gas Compressor
(SRMGC), Butane Butylene motor gas compressor (BBMGC), Butane-Butylene
Distiller (BB Distiller), Unit Polimerisasi, dan Unit Alkilasi. Dan untuk unit OM
meliputi seluruh wilayah kerja Oil movement kilang Plaju.

2.4.2 Maintenance Area I Section


Maintenance Area ini di bagi menjadi 4 bagian yaitu:
1. Rotating Equipment (RE)
Maintenance Area (MA) mempunyai peranan sangat penting dalam
menunjang operasi kilang RU-III Pertamina Plaju dalam hal pemeliharaan
peralatan yang ada. Salah satu seksi yang berperan penting dalam menjaga
kehandalan peralatan kilang yaitu Rotating equipment. Rotating Equipment yaitu
seksi yang melakukan perbaikan/pemeliharaan peralatan Rotating atau peralatan
yang berputar dalam operasinya, antara lain pompa, motor, kompresor, turbin.

12
2. Non Rotating Equipment (RE/Stationary)
Maintenance Area (MA) mempunyai peranan sangat penting dalam
menunjang operasi kilang RU-III Pertamina Plaju dalam hal pemeliharaan
peralatan yang ada. Salah satu seksi yang berperan penting dalam menjaga
kehandalan peralatan kilang yaitu seksi stationary, Seksi stationary yaitu seksi
yang melakukan perbaikan/pemeliharaan peralatan Non Rotating (Stationary)
peralatan seperti perpipaan, tangki, Heat Exanger, coloum, reaktor, vessel, accu
tank, dan lain lain (sesuatu yang tidak bergerak).
3. Electrical
Maintenance Area (MA) mempunyai peranan sangat penting dalam
menunjang operasi kilang RU-III Pertamina Plaju dalam hal pemeliharaan
peralatan yang ada. Salah satu seksi yang berperan penting dalam menjaga
kehandalan listrik di kilang yaitu Seksi Electrical, Seksi Electrical yaitu seksi
yang mengurus hal-hal berkenaan dengan kelistrikan arus kuat, distribusi listrik
ke seluruh wilayah Pertamina, menaikkan dan menurunkan tegangan dan
hubungan listrik arus kuat lainnya.
4. Instrument
Maintenance Area (MA) mempunyai peranan sangat penting dalam
menunjang operasi kilang RU-III Pertamina Plaju dalam hal pemeliharaan
peralatan yang ada. Salah satu peralatan yang penting dilakukan pemeliharaan
untuk kemajuan kilang yaitu Peralatan Instrument. Seksi instrument yaitu seksi
yang mengurus hal-hal yang berkaitan dengan instrumentasi di lapangan, baik itu
sensor, sistem kontrol, ruang kendali, transmiter dan instrumen-instrumen lain di
lapangan. Fungsi Instrument pada suatu proses industri dapat di klasifikasikan
kedalam 4 golongan sebagai berikut :
- Alat ukur ( Measurement )
- Alat Control ( Controller )
- Alat Pengaman ( Safety )
- Alat Analisis ( Analyze )

13

Anda mungkin juga menyukai