Diajukan Oleh
FACHRUL MAROZY
BP. 1910003423048
1
8. Terima kasih juga kepada kakak-kakak dan adik-adik yang senantiasa
selalu mendoakan yang terbaik untuk perkuliahan penulis.
9. Terima kasih juga kepada rekan-rekan mahasiswa Teknik Mesin yang
sudah ikhlas membantu dalam skripsi ini yang tidak dapat penulis
sebutkan namanya satu persatu, yang telah memberikan dorongan dan
motivasi kepada penulis sehingga penulis bisa menghadapi segala
rintangan dan sampai pada titik ini.
Semoga bantuan dan keikhlasan yang telah diberikan kepada penulis
menjadi amal ibadah dan bernilai pahala di sisi Allah SWT. Aamiin ya rabbal
‘alamin. Skripsi ini hendaknya bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca
pada umumnya serta bernilai ibadah di sisi Allah SWT.
Penulis
2
BAB I
PENDAHULAN
terutama industri komponen mesin, karena harganya relatif murah, dan mudah
didapat pada pasaran. Dalam perdagangan baja karbon banyak digunakan sebagai
bahan perkakas, baut, poros, roda gigi, ragum, pegas, martil, landasan tempa dan
lain-lain.
Satu dari sekian komponen mesin yang menggunakan bahan baja karbon
menghasilkan piringan cakram yang baik, hal ini dikarenakan piringan cakram
tersebut tidak kuat terhadap gesekan dan tekanan yang dihasilkan saat piringan
dan lain-lain memerlukan persyaratan konstruksi yang kuat, keras, ulet dan juga
tahan aus serta memiliki nilai rapuh yang rendah. Untuk itu perlu adanya perbaikan
Satu dari sekian sifat-sifat baja yang paling penting ialah kekuatanya,
selain harus mempunyai ketahanan terhadap gesekan yang baik, maka baja
dituntut untuk mempunyai kekerasan yang cukup tinggi, namun jika baja
3
memiliki nilai kekerasan yang terlalu tinggi maka akan memiliki sifat kerapuhan
pula.Sifat-sifat yang dapat dilihat dari baja adalah sifat fisis dan mekanis, dimana
sifat fisis dari elemen bahan teknik adalah berat atom, berat jenis, titik cair/leleh,
titik didih, panas, spesifik, daya hantar panas, tahanan listrik, ketahanan erosi,
struktur mikro dan komposisi bahan. Selain itu sifat mekanis terdiri dari
Untuk memperbaiki sifat mekanis dari baja maka perlu melalui suatu tahap
heat tratment atau perlakuan panas. Tahap heat treatment memiliki banyak
cyaniding)
untuk dilakukan dalam perbaikan sifat mekanisnya pada piringan cakram adalah
satu sifat mekanis bahan yang cukup penting yaitu kekerasan. Salah satu proses
media Air, Oli, dan air garam guna mengubah tingkat kekerasan pada material.
Benda kerja yang memperoleh suhu pengerasan merata hingga intinya, kemudian
4
benda kerja segera didinginkan dengan cepat dengan mencelupkan kedalam media
air, air garam, oli atau bahan pendingin lainya sehingga atom-atom karbon yang
telah larut dalam austenit tidak sempat membentuk pearlit dan ferrit, akibatnya
Proses heat treatment ini sangat penting sekali dalam perbaikan sifat
baja sproket. Pada dasarnya komponen-komponen mesin seperti poros, roda gigi,
keras, ulet dan juga tahan aus serta memiliki nilai rapuh yang rendah. Berdasarkan
Metode Quenching”.
lain:
quenching menggunakan media air garam, media oli, dan media air?
5
1.3 Batasan Masalah
5. Media pendingin yang digunakan yakni air, oli dan larutan garam.
pemanasan.
Quenching mengunakan media air garam, media oli, dan media air.
depan yang telah di quenching menggunakan media air garam, media oli,
6
1.5 Manfaat
1. Manfaat Teoritis
bidang metallurgi.
2. Manfaat Praktis
yang sama.
sumber bahan yang diperlukan sebagai masukan dalam pengumpulan data yang
7
penulis butuhkan. Adapun metode yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi
1. Studi literature
penulisan skripsi ini. Disamping itu penulis juga mencari di internet untuk
sumber referensinya.
Yaitu pengumpulan data atau informasi dari beberapa tempat. Metode ini
2. Metode bimbingaan
Agar penulisan skripsi ini dapat dipahami dan terarah pada tujuan akhir
sebagai berikut :
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan teori dasar pada quenching, piringan cakram dan alat
penguji kekerasan.
Bab ini menganalisis tentang proses pengujian yang berisikan teori dasar.
BAB VI PENUTUP
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Rem
Rem (brake) adalah sebuah peralatan dengan memakai tahanan gesek
buatan yang diterapkan pada sebuah mesin berputar agar gerakan mesin berhenti.
Rem menyerap energi kinetik dari bagian yang bergerak. Energi yang diserap oleh
rem berubah dalam bentuk panas. Panas ini akan menghilang dalam lingkungan
udara supaya pemanasan yang hebat dari rem tidak terjadi. Desain atau kapasitas
yang diserap.
Perbedaan fungsi utama antara sebuah clutch (kopling tak tetap) dan sebuah
yang bergerak. Gerakan benda bisa translasi murni atau murni atau kombinasi
translasi dan rotasi. Energi yang berhubungan dengan gerak ini adalah energi
1
kinetik. Perhatikan macam gerakan sebagai berikut:
massa (m) bergerak dengan kecepatan v1 m/s. Kecepatan ini turun menjadi
Energi ini harus diserap oleh rem. Jika gerak benda adalah
2. Ketika gerak benda adalah rotasi murni. Sebuah benda dengan momen
Energi ini harus diserap oleh rem. Jika benda yang berputar
E2= 1 𝐼(∞
2 )2
1 (Sularso & Kiyokatsu Suga 2008)
dalam roda penggerak lokomotif. Dalam kasus ini, total energi kinetik dari
benda adalah sama dengan jumlah energi kinetik dari rotasi dan translasi.
1
Total energi kinetik yang diserap oleh rem adalah:
benda yang diturunkan oleh lift, elevator dan lain-lain. Perhatikan sebuah
Jika v1 dan v2 m/s adalah kecepatan massa sebelum dan setelah direm,
𝑣1+𝑣
E3= m.g[ 2
] 𝑡 = 𝑚. 𝑔. 𝑣. 𝑡 (Sularso & Kiyokatsu Suga 2008)
2
t = Waktu pengiriman
1
N2 = Putaran tromol rem setelah pengereman,
𝑁1+𝑁2
N = Putaran rata-rata =
2
Kerja yang dilakukan oleh pengereman atau gaya gesek selama t detik
Karena energi yang diserap oleh rem harus sama dengan kerja yang
𝐹𝑡 𝐸
= 𝜋𝑑𝑁.𝑡 (Sularso & Kiyokatsu Suga 2008)
diam akhirnya.
T=𝐹𝑡
×𝑟= ×2
𝑑 (Sularso & Kiyokatsu Suga 2008)
𝐹𝑡
hebat pada lapisan rem. Kenaikan temperature ini tergantung pada massa
tromol rem, waktu pengereman dan kapasitas disipasi panas dari rem.
adalah:
1
1. Untuk permukaan kulit (leather), serat (fiber) dan kayu = 65 – 70oC.
3. Untuk rem mobil dengan lapisan asbes = 180 -225oC. Energi yang
energi kinetik (EK) dan energi potensial (EP) yang diserap, dengan kata
lain:
(W/m2/oC)
udara sekeliling,
1
Kenaikan temperatur tromol rem adalah :
𝐻𝑔
∆𝑡 = (Sularso & Kiyokatsu Suga 2008)
𝑚.𝑐
1
Tabel 2.1 : Sifat material untuk lapisan rem
1
2.1.5 Tipe rem
kumparan,
Rem hidrolik dan elektrik tidak dapat mengerem hingga diam dan
dynamometer, truk besar dan lokomotif elektrik. Rem ini juga digunakan untuk
turun.
1
Gambar Komponen sistem rem
Rem mekanik, menurut arah dari gaya aksi dapat dikelompokkan menjadi
dua, yaitu:
1. Rem radial. Rem ini, aksi gaya pada tromol rem adalah dalam
gesekan, rem ini dapat berbentuk rem blok (block brakes) atau
rem sepatu (shoe brakes) dan rem pita (band brakes), seperti
Gambar 3: Band brake (rem pita) Gambar 4: Pita dari band brake
1
Gambar 5: Rem internal Gambar 6: Rem eksternal
2. Rem aksial. Rem ini, aksi gaya pada tromol rem adalah dalam
tidak tetap).
(a) (b)
motor
1
2.1.6 Rem sepatu tunggal (single shoe brakes)
Rem ini terdiri dari sebuah blok atau sepatu yang ditekan berlawanan
dengan rem dari sebuah tromol roda rem yang berputar. Block dibuat dari
sebuah material yang lebih lunak dari pada rem roda. Tipe ini biasa digunakan
pada rel kereta api dan mobil listrik (karena kecepatannya rendah). Gesekan
antara block dan roda mengakibatkan gaya pengereman tangensial pada roda,
oleh sebuah gaya yang diberikan pada ujung lever (tuas/pengungkit) seperti
pada Gambar 8. Ujung lain dari tuas ditumpu engsel secara tetap pada titik O.
Gambar Rem
block/sepatu tunggal
r = Radius roda,
2
Jika sudut kontak lebih besar dari pada 60o, kemudian diasumsikan bahwa
tekanan normal antara blok dan roda adalah uniform (seragam). Dalam kasus
Ketika garis aksi gaya pengereman tangensial (Ft) melalui titik tumpu O
dari tuas, dan roda rem berputar searah jarum jam (cw) seperti pada
𝑅𝑁
=
𝑃×𝐼 (Sularso & Kiyokatsu Suga 2008)
𝑥
𝑇 = 𝜇.
𝑅 𝑃.𝐼 𝜇.𝑃.𝐼.𝑟 (Sularso & Kiyokatsu Suga 2008)
𝑁𝑟 =𝜇× 𝑥 × 𝑟=
𝐵
𝑥
Hal ini dapat dicatat bahwa ketika roda rem berputar berlawanan arah
jarum jam (ccw) seperti pada Gambar 8 (b), maka torsi pengereman
2
Cara kerja rem cakram 2
Ketika garis aksi gaya pengereman tangensial (Ft) sejauh „a‟ di bawah
titik tumpu O, dan roda rem berputar searah jarum jam (cw) seperti
pada Gambar 9 (a), maka agar seimbang, momen terhadap titik tumpu
O adalah:
𝑅𝑁
𝑃.𝐼
= 𝑥+𝜇.𝑎
(Sularso & Kiyokatsu Suga 2008)
𝑇𝐵
= 𝜇. 𝜇.𝑃.𝐼.𝑟
. 𝑟 = 𝑥+𝜇.𝑎
(Sularso & Kiyokatsu Suga 2008)
𝑅𝑁
Di bawah titik tumpu O Ketika roda rem berputar ccw seperti pada Gambar 9
𝑅𝑁
𝑃.𝐼
= 𝑥−𝜇.𝑎
(Sularso & Kiyokatsu Suga 2008)
2
Torsi pengereman menjadi:
𝑇𝐵
= 𝜇. 𝜇.𝑃.𝐼.𝑟
. 𝑟 = 𝑥−𝜇.𝑎
(Sularso & Kiyokatsu Suga 2008)
𝑅𝑁
Ketika garis aksi gaya pengereman tangensial (Ft) sejauh „a‟ di atas titik
tumpu O, dan roda rem berputar searah jarum jam (cw) seperti pada Gambar
tumpu O
𝑅𝑁
𝑃.𝐼
= 𝑥𝜇.𝑎
(Sularso & Kiyokatsu Suga 2008)
𝑇𝐵
= 𝜇. 𝑁.𝑟 =
𝜇.𝑃.𝐼.𝑟 (Sularso & Kiyokatsu Suga 2008)
𝑥−𝜇.𝑎
𝑅
Ketika roda rem berputar ccw seperti pada Gambar 10 (b), persamaan
keseimbangan menjadi:
2
𝑅𝑁 × 𝑥𝐹𝑡 × 𝑎 = 𝑃. 𝐼 (Sularso & Kiyokatsu Suga 2008)
𝑅𝑁 𝑃.𝐼
= 𝑥−𝜇.𝑎 (Sularso & Kiyokatsu Suga 2008)
Jika sudut kontak lebih besar dari pada 60o (2θ > 60o) maka torsi pengereman
menjadi:
2008) dimana
Komponen rem cakram sepeda motor dan mobil yang utama disebut
dengan piringan cakram. Piringan ini dibuat dari bahan baja yang mampu
menahan panas tinggi. Khusus untuk motor bentuknya lebih tipis dengan lubang
dengan ventilated disk. Pasalnya komponen yang satu ini berguna sebagai medium
untuk penekanan oleh kampas rem yang akan memunculkan dampak pengereman.
2
2.3 Macam - Macam Piringan Cakram
Untuk rem cakram sendiri setidaknya ada tiga jenis kalau dilihat dari
piringannya. Berikut akan kami berikan jenis - jenis rem cakram apabila dilihat
dari piringannya.
Rem cakram yang satu ini merupakan rem cakram yang digunakan motor
ber-cc kecil, biasanya motor-motor yang memiliki cc di bawah 150 cc. Jenis rem
cakram ini sendiri juga merupakan rem cakram yang paling murah apabila
dibandingkan dengan yang lainnya. Rem cakram mini sendiri menyatu dengan
cakram jenis ini tidak tahan panas tetapi untuk motor kecil atau ber cc kecil
dianggap sangat pas karena rem cakram jenis ini selain simple juga mudah
perawatannya.
2
Untuk kelemahannya, rem cakram jenis ini terlalu panas akan beresiko
untuk blong karena tidak dapat memuai atau mengambang, tetapi cakram bawaan
dari pabrikan hal itu jarang terjadi karena memang sudah ditakar.
Kalau rem cakram dengan piringan yang semi floating biasanya digunakan
untuk motor-motor ber cc besar, biasanya digunakan pada motor dengan cc 250 ke
atas. Perbedaannya dengan rem cakram dengan piringan fix adalah rem cakram
jenis ini tidak menyatu dengan pelek langsung tetapi menggunakan dudukan pada
Ciri lainnya adalah dudukan pelek dan piringan dibuat terpisah yang
karena rem cakra ini tidak menempel langsung dengan pelek maka dapat melepas
2
3. Piringan Cakram Floating
Untuk rem cakram dengan piringan yang satu ini biasanya digunakan
untuk kepentingan balapan, rem cakram ini sendiri terdiri dari rotor carrier, float
button dan juga brake rotor. Ciri khas rem cakram dengan piringan floating adalah
memiliki celah di dudukan pelek serta piringan sehingga bisa digoyang dengan
tangan.
Rem cakram ini juga memiliki desain yang berguna untuk mencegah
cakram tidak penyok saat terjadi gesekan yang menimbulkan suhu panas tinggi
tinggi.
2
2.3 Baja
Amstead (1997 : 49), baja adalah logam paduan antara unsur besi (Fe)
dengan karbon (C), kadar karbon dalam baja dapat mencapai 2%.Disamping
kedua unsur dalam baja terdapat pula unsur-unsur dalam jumlah kecil seperti
mangan (Mn), silicon (Si), fosfor (P), belerang (S). Selain itu dapat
mengandung unsur-unsur paduan seperti khrom (Cr), nikel (Ni), wolfram (W),
Baja merupakan bahan teknik yang memiliki banyak sifat, secara umum
a. Sifat fisik yang meliputi berat atom, berat jenis, ketahanan korosi, titik
cair/leleh, titik didih, panas, spesifik, daya hantar panas, tahanan listrik,
komposisi bahan dan struktur mikro, sebagai contoh kadar cromium dapat
c. Sifat teknologi yang meliputi mampu las, mampu mesin, mampu cor dan
sebagainya.
Disamping itu baja juga mempunyai sifat keras dan ulet. Dengan kombinasi sifat
tersebut baja mempunyai kekuatan yang cukup tinggi. Sifat-sifat baja dapat diatur
2
kekerasannya, sementara keuletannya berkurang. Di samping itu sifat-sifat baja
dapat diatur.
Baja karbon rendah adalah baja yang memiliki kadar karbon <
0,20
Baja Karbon Tinggi Baja ini mengandung karbon antara 0,70% -1,4
4. Baja Paduan
paduan selain karbon seperti : nikel (Ni), khrom (Cr), molibden (Mo),
2
mangan
3
(Mn), atau silisium (Si) yang berjumlah 5 %. Elemen paduan ditambahkan
selama laku panas. Baja menjadi lebih keras (Van Vlack, 1983: 386).
weldability.
4. Nikel (Ni) jika baja dan nikel dipadu maka akan mempunyai
3
sifat : dapat dilas, disolder, dapat dibentuk dengan baik dalam
3
2.4 Perlakuan Panas (heat treatment)
Perlakuan panas adalah proses pada saat bahan dipanaskan hingga suhu
tertentu dan selanjutnya didinginkan dengan cara tertentu pula. (Bagyo Sucahyo,
1995: 192). Perlakuan panas adalah suatu proses pemanasan dan pendinginan
logam dalam keadaan padat untuk mengubah sifat-sifat fisis dan mekanis logam
tersebut. Baja dapat dikeraskan sehingga tahan aus dan kemampuan memotong
meningkat, atau baja dapat dilunakkan untuk memudahkan pemesinan lebih lanjut
bahan melalui penyolderan atau penyerapan panas: dalam pada itu bentuk bahan
bahan sampai suhu tertentu kemudian didinginkan dengan cara tertentu pula.
2. Mengurangi tegangan
3. Melunakkan
3
tertentu, salah satu dari beberapa sistem kristal yang mungkin terjadi. Ada yang
kristalnya tersusun dari mutiplikasi bentuk sel satuan Body Centered Cubic
(BCC), Face cubic (FCC) dan Hexagonal Closed Pack (HCP) atau bentuk lain.
Gambar Tiga Bentuk Utama Sel Satuan Dari Sistem Kristal Logam (a).
Body Centered Cubic (b). Face Centered Cubic; (c). Hekxagonal Closed Pack
bergandengan satu sama lain dalam wujud dan ukuran yang berlainan. Kristal-
kristal itu terdiri atas bagian-bagian terkecil dari suatu unsur atau atom-atom.
Tinggi rendahnya kadar karbon mempengaruhi tinggi rendahnya suhu kritis (batas
(sumber B.H. Amstead, Pilips F.Ostwald dan Myron L. Begeman, 1989 : 140)
3
Pada proses perlakuan panas diperlukan pengetahuan tentang transformasi
mengubah struktur mikro baja. Struktur yang terdapat pada bajaantara lain adalah:
a. Ferrite
Ferrite mempuyai sel satuan Body Centered Cubic (BCC) yang hanya dapat
menjadi getas pada temperatur rendah, dan merupakan struktur yang paling lunak
pada baja.
b. Pearlite
Pearlite adalah campuran ferrite dan cementite berlapis dalam suatu struktur
pendinginan cepat menghasilkan pearlite halus, bersifat keras dan lebih tangguh.
c. Austenite
Austenite mempunyai sel satuan kubus pusat badan atau Face Centered Cubic
(FCC) yang mengandung unsur karbon maksimum hingga 1,7%. Fasa ini hanya
d. Martensite
Martensite merupakan fasa larutan padat lewat jenuh dari karbon dalam sel
satuan tetragonal pusat badan atau Body Centered Tetragonal (BCT). Makin
tinggi kejenuhan karbon maka semakin keras dan getas. Jika baja didinginkan
secaracepat dari fasa austenite, maka sel satuan FCC akan bertransformasi secara
e. Cementite
3
Cementite merupakan senyawa bersifat sangat keras yang mengandung
6,67% karbon. Cementite sangat keras, tetapi bila bercampur dengan ferrite yang
f. Ledeburite
1. Pengerasan (hardening)
daerah atau di atas daerah kritis disusul dengan pendinginan yang cepat
1985:45).
padat (austenit) yang terjadi akibat terurainya karbid besi menjadi besi dan
jenis baja bahan asal benda kerja, harus sudahdikenal. Bila kadar karbon
3
Proses pengerasan bertujuan untuk menambahkan kekerasan,
meningkatnya kadar karbon sekitar 0,6 % kekerasan akan naik pula. Di atas
kenaikan harga karbon hanya sedikit pengaruhnya karena di atas suhu kritis
baja dalam keadaan anil terdiri dari perlit dan sementit yang bersifat keras.
Baja yang sebagian besar terdiri dari perlit dapat diubah menjadi baja yang
bahwa, bila sepotong baja karbon rendah dipanaskan, tidak terjadi perubahan
dalam ukuran butir sampai titik Ac3, terjadi perubahan bentuk apabila
samapai pada garis Ac3. Sedang pendinginan yang cepat akan menghasilkan
struktur yang kasar (keras). Pemanasan yang lebih dari garis Ac3
lebih lama dan strukur yang timbul akan menjadi lebih halus dan besar
(lunak).
3
permukaan. Oleh karena itu kekerasan di dalam bagian benda akan lebih
rendah dari pada dib again luar dan ada nilai batas tertentu. Namun air
garam atau air akan menurunkan suhu permukaan benda dengan cepat, yang
keras dengan ketebalan tertentu. Muh. Iqbal Haqi (2006: 4), faktor-faktor
2. Suhu Pemanasan
mencapaisuhu austenisasi dengan baik yaitu di atas suhu kritis baja eutektik
dengan kenaikan suhu yang tidak seragam itu sehingga timbul tegangan. Hal
berlangsung. Benda kerja yang besar dan suhu akhir yang tinggi memerlukan
3
untuk mencegah rongga terak, penyerapan karbon permukaan dan
pembentukan butiran kasar. Juga di dalam daerah ini, kenaikan suhu sedapat
mungkin harus berlangsung merata kea rah inti. Penyebab paling sering
yang dikeraskan.
panasdapat merata ke seluruh benda kerja. Pada benda kerja yang bentukya
distorsi atau pun retak semakin besar potongan benda, maka semakin lama
M.Iqbal Haqi (2006: 5) Baja karbon memiliki waktu tahan yang berbeda-
beda tergantung dari jumlah kadar karbonya maka holding time yang
1. Baja konstruksi dari baja carbon dan baja paduan rendah yang
kerja.
3
2.6 Pengejutan (Quenching)
Setelah benda kerja memperoleh suhu pengerasan yang merata hingga intinya,
maka benda kerja segera didinginkan dengan cepat dengan mencelupkan ke dalam
air, air garam, minyak atau bahan pendingin lainya sehingga atom-atom karbon
yang telah larut dalam austenit tidak sempat membentuk pearlit dan ferrit,
pembentukan martensit akan makin rendah bila kandungan karbon tinggi. Namun
untuk pendinginan yang paling maksimal terletak pada air garam karena air garam
mampu membuat permukaan benda kerja tersebut akan mengikat zat arang dan
menjadi martensit (Bagyo sucahyo : 1993 : 195). Campuran air dan garam yang
paling efektif untuk pengerasan memiliki kadar 10 % Nacl (ASM Hand Book,
1991 : 222).
Untuk pengerasan baja karbon memiliki nilai kekerasan sendiri- sendiri jika
samping itu, pelarutan unsure karbon dalam jumlah yang besar menyebabkan
terjadi perubahan lapisan kubusnya, serta mempunyai sifat sangat kuat dan keras,
tetapi rapuh. Pengerjaan baja untuk menghasilkan kondisi yang tidak seimbang
penyepuhan(tepering).
4
Laju difusi pada saat pemanasan ditentukan oleh unsur paduan dan pada saat
martensit. Amstead (1993: 141), fase kristal dan besarnya butir yang terjadi akan
membentuk sifat baja. Apabila ferrit dan sementit di dalam perlit berbutir besar,
maka baja tersebut makin lunak sebagai akibat pendinginan lambat. Sebaliknya
baja menjadi semakin keras apabila memiliki martensit yang diperoleh pada
pendinginan cepat.
Untuk memahami macam-macam fase dan struktur kristal yang terjadi pada
Fase austenit stabil berada di atas suhu 770°C. pada suhu yang lebih
rendah akan terbentuk martensit dan mulai suhu ini martensit sudah tidak
4
pemanasan maka pengaruh laju pendinginan lebih besar dan lebih nyata. Laju
pendinginan yang cepat akan menghasilkan logam dengan kekerasan yang lebih
tinggi bila dibandingkan dengan laju pendinginan yang lambat. Waktu yang
dibutuhkan agar didapatkan kekerasan maksimal adalah kurang dari satu menit.
akan lebih mudah menyerap panas sehingga laju pendinginan logam pada proses
hardening akan semakin cepat karena laju perpindahan kalor dari benda ke bahan
pendingin lebih besar. Berbeda dengan bahan pendingin dengan viskositas yang
semakin tinggi maka penyerapan panas juga akan semakin lambat sehingga
pendinginan akan lambat atau bahkan bertahap. Laju pendinginan yang cepat akan
1. Flame hardening
dengan nyala oksi asetilen yang dibiarkan memanasi permukaan logam sampai
mencapai suhu kritis (Amstead, 1997:155). Cara ini sangat efektif untuk baja
dengan kandungan karbon cukup tinggi lebih dari 0,4 % C). Sebelum
struktur martensit (sedalam 4 mm) dan inti ferrite- pearlite yang ulet.
Dalam hal ini tempering juga diperlukan, dapat dengan nyala api
ataupun dalam dapur tempering. Baja-baja ini dipijarkan bebas tegangan dan
4
dipanaskan sedemikian cepat dengan sebuah pembakar acetylene-zat asam
(1:1) atau pembakar gas penerangan zat asam (1:0,6) sampai suhu
atas saja yang terliput. Langsung setelah ini dilakukan pengejutan dengan
2. Pelunakan (annealing)
3. Normalizing
dalam media pendingin udara. Hasil pendingin ini berupa perlit dan fertit
namun hasilnya jauh lebih mulus dari anneling. Prinsip dari proses
adalah untuk membentuk butir halus dan seragam (Van Vlack, 1983:441).
4
4. Tempering
dalammedia pendingin. Jika kekerasan turun, maka kekuatan tarik turun pula.
proses ini akan menghasilkan baja yang lebih lemah. Proses ini berbeda
dengan anneling karena dengan proses ini belum tentu memperoleh baja yang
lunak, mungkin berupa pengerasan dan ini tergantung oleh kadar karbon.
1. Karbuizing / pengkarbonan
diperoleh dari arang kayu, arang tempurung kelapa atau suatu material yang
karbon yang lebih banyak pada bagian permukaan dibanding dengan dinding
tergantung dari waktu, dan suhu karbonisasi. Menurut Suharno (2007: 29)
dapat dilakukan dengan tiga (3) cara, yaitu Karbonisasi padat, Karbonisasi
4
cair dan Karbonisasi gas.
2. Nitriding
(NH3) pada temperature 480-650°. (Suharno, 2007: 29) Atom nitrogen yang
terbentuk akan bereaksi dengan besi pada permuaan benda kerja. Baja hasil
korosi dalam udara atau uap air yang lebih tinggi. Benda kerja proses
nitriding harus sudah dikerjakan dengan mesin sebaik mungkin tetapi belum
3. Cyaniding
karbon pada permukaan baja. Kedalaman penetrasi nitrogen dan karon adalah
0,1 dan 0,2Mmm (Suharno, 2007: 30). Hasil proses ini adalah baja yang
fatik. Proses ini sangat baik untuk benda kerja dengan ukuran kecil/medium,
proses perlakuan panas diatas pada baja karbon dapat ditentukan melalui
4
literature.
melawan desakan suatu bahan lain (Schonmetz dan Karl Gruber, 1990: 195).
Pengujian kekerasan adalah satu dari sekian banyak pengujian yang dipakai,
karena dapat dilaksanakan pada benda uji yang relatif kecil tanpa kesukaran
material,diantaranya adalah:
diberikan beban minor sebesar 10 kg untuk menepatkan benda uji (kondisi 1),
kerucut intan 120o dengan puncak yang hamper bulat dan biasa disebut
penumbuk brale, serta bola baja berdiameter 1/16 dan 1/8 inchi. Beban
mayor yang digunakan adalah 60, 100 dan 150 kg tergantung dari jenis
4
Keterangan:
Untuk lebih jelasnya, pemberian beban mayor pada berbagai jenis material
dan besarnya nilai konstanta (E) dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
(sumber https://tukanggambar3d.com/uji-kekerasan-material/)
4
Uji kekerasan logam dengan metode rockwell merupakan
pengujian yang sangat sering digunakan. Hal ini dikarenakn kelebihan dari
metode rockwell yaitu cepat, bebas dari kesalahan manusia, mampu untuk
diameter 0,625 sampai dengan 10 mm dan beban 0,97 sampai dengan 3000
Kgf. Bola harus terbuat dari baja yang dikeraskan, distemper dan memiliki
4
Keterangan:
indentor intan yang cukup kecil berbentuk pyramid dengan alas berbentuk
Beban yang digunakan pada metode Vickers juga jauh lebih kecil
4
Nilai kekerasan Vickers didefinisikan sebagai beban dibagi luas
D1+ D2
D= 2 (Sularso & Kiyokatsu Suga 2008)
2Fsin (136° /2
HV = D² (Sularso & Kiyokatsu Suga 2008)
1.854 F
HV = D² (Sularso & Kiyokatsu Suga 2008)
Keterangan:
F : Beban (kg)
D1 : Panjang diagonal 1
D2 : Panjang diagonal 2
5
BAB III
METODE PENELITIAN
Start
Pengujian
Tidak
Ya
Heat
PerhituPnegrahnitudna
gnanandaalinsa Treatment 900 C
Analisis
Ya Media
Pendinginan:
Kesimpulan
- Air
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian - Air garam
Selesai - Oli
5
3.1. Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Oktober 2023 sampai selesai yang
tersebut dipilih dengan alasan bahwa proses pengujian dapat dilakukan dengan
3.2. Alat
kekerasan bahan piringan cakram motor beat dengan metode quenching adalah
sebagai berikut:
1. Alat
a. Gerinda tangan
5
b. Ragum
c. Jangka Sorong
5
Mesin uji Rockwell dapat dilihat pada gambar 3.5 di bawah ini.
e. Wadah larutan
f. Termometer
g. Tang jepit
5
Tang jepit dapat dilihat pada gambar 3.8 di bawah ini.
Tungku dan blower dapat dilihat pada gambar 3.9 di bawah ini.
2. Bahan
5
a. Piringan Cakram Depan
b. Oli
Oli yang digunakan yaitu oli bekas SAE 10W-30 AHM OIL MPX 1
digunakan untuk media celup gear yang sudah mendapat perlakuan panas. Oli
c. Air
5
Media pendingin untuk spesimen yang telah mendapat perlakuan panas.
e. Arang
Arang untuk bahan bakar tungku. Arang dapat dilihat pada gambar 3.14 di
bawah ini.
f. Amplas
5
Di gunakan untuk menghaluskan permukaan roda gigi depan. Amplas
Pada penelitian yang akan dilakukan ini menggunakan larutan air, oli,
larutan garam. Oli yang digunakan yaitu oli drum bekas SAE 10W-30 dan larutan
garam yang digunakan yaitu campuran dari 1 liter air dengan 300 gram garam.
1. Persiapan Spesimen
Spesimen yang digunakan pada penelitian ini adalah front gear supra x
125 size 15, kemudian dilakukan pemotongan pada satu spesimen menjadi 10
depan cakram yang sudah di potong dan satu front gear utuh untuk diuji.
Dimana setiap 3 bagian roda gigi diberikan perlakuan yang berbeda- beda.
Spesimen 1: Pada spesimen ini tidak dilakukan uji heat treatment akan tetapi
5
Spesimen 2: Pada spesimen ini terdapat 3 bagian piringan cakram yang telah
perlakuan panas (heat treatment) pada pengujian ini, kecuali spesimen 1 yang
tidak diberikan proses perlakuan panas. Tujuan dari proses ini yakni untuk
mengetahui kualitas dari bahan tersebut, karena dalam proses perlakuan panas
akan terjadi perubahan kekerasan dari suatu baja. Proses yang akan dilakukan
900℃. Dengan perlakuan ini maka akan terjadi perubahan kekerasan pada
roda gigi depan yang di uji. Sebelum dilakukan proses heat treatment
5
Suhu Pemanasan
Penentuan Suhu pemanasan untuk Proses hardening baja front gear yang
ditentukan yaitu 15, 20 dan 25 Menit. Untuk baja karbon rendah 5, 10 dan 15
menit. Untuk baja front gear tidak tergantung pada tebal benda kerja karena
b) Media Pendingin
treatment hardening baja front gear adalah air, air garam, dan oli untuk
agar dihasilkan nilai kekerasan yang baik. Untuk proses hardening pada front
Persiapan
api dinyalakan
3. Menyiapkan media pendingin yaitu air, air garam dan oli beserta wadahnya
4. Menyiapkan alat pelindung berupa masker kaca mata serta sarung tangan
6
Menyiapkan tang penjepit specimen
kemudian api dinyalakan dan di tiup menggunakan blower sampai api dari
2. Kemudian siapkan wadah larutan dan isi dengan media pendingin yang kita
4. Tiup tunggu menggunakan blower agar suhu pada spesiman tercapai yakni
900oC.
media yang telah disediakan yaitu oli air dan air garam, tiap-tiap media di
metode rockwell.
6
3.5 Proses Pengujian Rockwell
Pengujian kekerasan dilakukan pada front gear yang sebelum dan sesudah
permukaan gigi serta bagian-bagian yang lain dipermukaan yang telah disebutkan.
untuk mengetahui tingkat kekerasan yang harus dimiliki oleh front gear dan yang
Alat uji kekerasan Rockwell dapat dilihat pada gambar 3.16 di bawah ini.
(Sumber https://www.alatuji.com/article/detail/65/metode-rockwell-hardness-test-
dan-rockwell-hardness-tester)
6
Langkah-langkah yang dilakukan pada pengujian kekerasan adalah
sebagai berikut:
persis.
6. Menyetel dial gauge pada posisi nol menarik tuas crank handel untuk
Mendorong reset motor agar dial gauge menujukkan angka sebenarnya dari
6
Tabel 3.1 Tabel Pengujian
1 Tanpa Perlakuan 1
3 Media Oli 2
4 Media Air 2
yang terkumpul dengan cara mengolah data tersebut. Data dari hasil pengujian
data pada penelitian ini adalah perbandingan presentasi antara data-data yang
6
DAFTAR PUSTAKA
Persada.
Beumer, B.J.M. 1994. Ilmu Bahan Logam, Jilid I. Jakarta: Braratara Karya
Aksara.
Hari Armanto dan Daryanto. 2003. Ilmu dan Bahan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
6
https://www.suzuki.co.id/tips-trik/perlu-tahu-ini-cara-kerja-rem-cakram-pada-
Online
Zainuri, Ahmad., S.T. M.Eng. “DIKTAT ELEMEN MESIN II”. Hal 72 tentang
rem (2010).