Proposal Penelitian
Diajukan oleh :
NPM : 197023118
Kelas : B1
USULAN PENELITIAN
Diajukan untuk menyusun proposal
Jurusan Teknik Mesin
Dengan Judul
Mengetahui,
Dosen Mata Studi :
PRAKATA
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul faktor
laju korosi. Proposal ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam
memperoleh gelar Sarjana Teknik (S.T.) pada Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri Universitas Balikpapan.
Dalam melakukan penelitian dan penyusunan proposal skripsi ini penulis
telah mendapatkan banyak dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Penulis
mengucapkan terima kasih
Penulis menyadari bahwa proposal skripsi ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu semua jenis saran, kritik dan masukan yang bersifat membangun
sangat diharapkan. Akhir kata, semoga proposal ini dapat memberikan manfaat
dan memberikan wawasan tambahan bagi para pembaca dan khususnya bagi
penulis sendiri.
Balikpapan,
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat Rahmat-Nya
saya dapat menyelesaikan dan menyusun proposal skripsi yang dilakukan di
tempat saya bekerja.
Dalam penyusunan dan penulisan proposal ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan
ini penulis dengan senang hati menyampaikan terima kasih kepada yang
PERSETUJUAN................................................................................................ ii
PRAKATA ……………………………………………………………………. iv
DAFTAR ISI...................................................................................................... v
BAB I........................................................................................................
PENDAHULUAN....................................................................................
BAB II.......................................................................................................
TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………......
Korosi..........................................................................................
Jenis-jenis korosi.........................................................................
Metode pengcegahan
korosi………………………………………………….
Prinsip proteksi
katodik………………………………………………………….
BAB III.....................................................................................................
METODE PENELITIAN………………………………………………
Objek Penelitian..........................................................................
Metode penelitian........................................................................
Prosedur penelitian......................................................................
Variable penelitian……………………………………………… ….
.....................................................................................................
BAB V PENUTUP.........................................................................................
5.1 Kesimpulan..................................................................................
5.2 Saran............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
antara lain baja karbon dan seng haruslah memenuhi syarat teknis, mekanis dan
logam menurun adalah terjadinya proses korosi pada logam tersebut. Korosi
lingkungan sekitar logam tersebut berada, sehingga laju korosi tertinggi terjadi
pada logam yang berada didaerah air laut. Dari segi biaya dan kekuatan,
penggunaan besi dan baja untuk bangunan floating Jetty Passenger memang
cukup memadai tetapi besi dan baja sangat reaktif dan mempunyai kecenderungan
yang besar untuk terserang korosi. Korosi merupakan suatu proses degradasi dari
suatu logam yang dikarenakan terjadinya reaksi kimia antara logam tersebut
elektron dari logam (besi atau baja) yang berada didalam larutan elektrolit. Pada
daerah leg pile ini bagian bawah air ataupun daerah atas air rentan terkena korosi.
Korosi pada leg pile dapat mengakibatkan turunnya kekuatan dan umur pakai
barang Khusus untuk leg pile pada floating jetty passenger yang telah beroperasi
dari tahun 2008 ( 7 Tahun ) sebagai sarana penunjang transportasi di SPU Camp
1
2
Transformer Rectifier dengan kapasitas 50 Volt, 100 Ampere dan 8 buah anoda
Pada saat ini pada bagian tripod sisi sebelah timur jetty passenger
tegangan proteksi tidak tercapai yaitu di bawah -800 mVolt DC untuk lingkungan
air laut sehingga perlu dilakukan analisis yang mendalam agar sistem proteksi
sebagai berikut:
mencegah korosi pada leg pile baja S355 (API 5L grade X52) ?
b. Mengapa nilai potensial pada pada tripod sisi sebelah timur sangat rendah
dibawah -800 mV DC ?
arus tanding pada leg pile baja S355 di floating jetty passenger.
thickness 38 DL.
Khusus
1. Memperdalam pengetahuan mahasiswa dengan mengenal dan
over load
Secara detail manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan kerja praktek di PT.
Mahasiswa
operasional.
wilayah Kalimantan.
PT. JMI
akademi.
sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
akan dilakukan.
5
Uraian harus komprehensif namun tetap ringkas dan padu. Pembahasan hasil
BAB V PENUTUP
hasil yang dicapai dan merupakan jawaban rumusan masalah, sedangakn saran
keterbatasan yang ditemukan dan asumsi yang dibuat, termasuk saran untuk
2.1 Korosi
bagian yang terpapar. Korosi pada logam terjadi karena adanya aliran arus listrik
dari satu bagian pada ke bagian yang lain di permukaan logam. Aliran arus ini
lingkungan (oksidasi atau reaksi anoda). Proteksi terjadi di titik dimana arus
kembali ke permukaan logam (reaksi katoda). Terdapat empat unsur pokok yang
harus dipenuhi agar korosi dapat terjadi, Jika salah satunya hilang maka korosi
6
7
Pada logam yang sama, salah satu bagian permukaannya dapat menjadi
anoda dan bagian permukaan lainnya menjadi katoda. Hal ini bisa saja terjadi
karena kemungkinan logam terdiri dari phase yang berbeda, karena permukaan
logam dilapisi dengan kondisi coating yang berbeda, atau karena di permukaan
logam terdapat lebih dari satu macam elektrolit. Logam dapat dicelupkan pada
elektrolit atau permukaan logam dapat digenangi oleh elektrolit dan membentuk
Umumnya masalah korosi disebabkan oleh air, tetapi ada beberapa faktor
d. Oksigen (O2)
Adanya oksigen yang terlarut akan menyebabkan korosi pada metal seperti
laju korosi pada mild steel alloys akan bertambah dengan meningkatnya
kandungan oksigen.
8
Jika karbondioksida dilarutkan dalam air maka akan terbentuk asam karbonat
yang dapat menurunkan PH air dan meningkatkan korosifitas, begitu juga H2S
akan memicu terbentuknya asam sulfat yang bersifat korosif berupa ikatan yang
2. Faktor Temperatur
3. Faktor pH
untuk pH > 7 bersifat basa juga korosif. Tetapi untuk besi, laju korosi rendah pada
pH antara 7 sampai 13. Laju korosi akan meningkat pada pH < 7 dan pH > 13.
Adanya bakteri pereduksi sulfat akan mereduksi ion sulfat menjadi gas H 2S,
yang mana jika gas tersebut kontak dengan besi akan menyebabkan terjadi korosi.
a. Klorida (Cl)
Klorida menyerang lapisan mild steel dan lapisan stainless steel. Proses
korosi juga dapat disebabkan oleh kenaikan konduktiviti larutan garam, dimana
larutan garam yang lebih konduktif, laju korosinya juga akan lebih tinggi.
b. Karbonat (CO3)
9
c. Sulfat (SO4)
Ion sulfat ini biasanya terdapat dalam minyak. Dalam air, ion sulfat juga
ditemukan dalam konsentrasi yang cukup tinggi dan bersifat kontaminan maka
6. Faktor Lingkungan
a. Lokasi
Tergantung pada lokasi logam atau pipa berada, di daerah yang basah atau
kering, panas atau dingin, kondisi air tawar atau air laut, di permukaan atau di
bawah tanah, memiliki potensi bahan kimia, produksi minyak, dan apakah
jenis antara lain; korosi merata, korosi sumuran, korosi antar butir, korosi erosi,
1. Korosi Merata
Korosi merata atau general corrosion merupakan bentuk korosi yang paling
permukaan logam dengan intensitas yang sama. Salah satu contohnya adalah
efek dari korosi atmosfer pada permukaan logam. Korosi merata terjadi apabila
seluruh bagian logam memiliki komposisi yang sama. Korosi jenis ini biasanya
2. Korosi Sumuran
daerah tertentu. Bentuk korosi ini biasanya disebabkan oleh klorida. Korosi
pelindung, adanya endapan dipermukaan material, serta adanya bagian yang cacat
pada material.
11
Korosi antar butir atau interglanular corrosion merupakan korosi yang terjadi
Korosi tipe ini biasanya disebabkan karena adanya impuritas atau pengotor pada
batas butir dan terjadi secara lokal disepanjang batas butir pada logam paduan.
4. Korosi Erosi
fluida yang tinggi pada permukaan logam. Korosi erosi dapat pula terjadi karena
adanya aliran fluida yang sangat tinggi melewati benda yang diam atau statis dan
12
bisa juga terjadi karena sebuah objek bergerak cepat di dalam fluida yang diam,
Menurut manual book service Nissan Diesel, suspensi adalah salah satu bagian
dari chasis yang terletak diantara bodi kendaraan dan roda – roda , berfungsi
untuk menyerap kejutan dan putaran dari permukaan jalan yang tidak rata,
Bagian permukaan logam yang terkena korosi biasanya relatif lebih bersih
jika dibandingkan dengan permukaan logam yang terkena korosi jenis lain.
5. Korosi Galvanik
Korosi galvanik terjadi apabila dua buah logam yang jenisnya berbeda
dipasangkan dan direndam dalam cairan yang sifatnya korosif. Logam yang lebih
aktif atau anoda akan terkorosi, sementara logam yang lebih pasif atau katoda
6. Celah
Korosi celah terjadi karena adanya larutan atau elektrolit yang terperangkap
di dalam celah atau lubang, misalnya pada sambungan dua permukaan logam
a. Pelapisan
Pelapisan merupakan cara yang paling umum dilakukan untuk melindungi logam
melindungi logam dari reaksi yang tidak menguntungkan dengan lingkungan, oleh
dilapiskan, memiliki daya adhes yang baik, tahan lama, tahan terhadap
b. Perlakuan Lingkungan
c. Pemilihan Material
material logam ataupun paduannya yang bersifat tahan korosi, misalnya titanium
cara menambah ukuran material yang sebenarnya, agar umur pakainya dapat
e. Proteksi Katodik
Proteksi katodik dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan menggunakan
d. Proteksi Katodik
Korosi terjadi di mana arus listrik meninggalkan logam menuju elektrolit, dan
sebaliknya korosi tidak terjadi di mana arus listrik masuk ke dalam logam.
logam.
Tidak terkorosi
K
A Terkorosi
16
Dari gejala tersebut di atas dapat disimpulkan, bahwa jika kita dapat
tidak akan terkorosi. Perlakuan ini berarti kita harus memindahkan atau
memisahkan bagian yang bersifat sebagai anoda tadi ke tempat lain yang masih
logam tadi. Ini berarti kita harus menciptakan suatu anoda tambahan baru, yang
secara skematik dapat digambarkan seperti terlihat pada gambar 2.10. Daerah
anodik sekarang terisolasi, dan logam tidak terkorosi lagi. Dengan mengisolasi
anoda dengan anoda baru ini, maka seluruh logam sekarang bersifat sebagai katoda
Anod
Katod
Dalam keadaan terproteksi katodik, logam yang diproteksi dialiri arus listrik
melalui anoda dan lingkungan menuju logam, atau logam dibanjiri dengan
elektron.
17
e. Potensial Katodik
katodiknya pada rangkaian terbuka. Pada nilai potensial ini umumnya logam akan
pada gambar 2.11. Apabila potensial suatu logam diturunkan, maka logam akan
cenderung bertahan sebagai logam, karena ia lebih stabil, dan sebaliknya bila
potensial dinaikkan logam akan cenderung menjadi ion (ion stabil) atau terkorosi.
18
potensial dari potensial korosi berarti sudah suatu perlakukan proteksi katodik,
dimana logam cenderung lebih stabil dan laju korosinya berkurang. Makin besar
arus listrik dialirkan, makin besar penurunan potensialnya dan logam makin stabil
atau tingkat laju korosinya makin rendah. Dalam praktek kita tidak dapat
menurunkan potensial secara sembarangan. Oleh karena itu ada suatu kriteria
proteksi yang perlu diketahui dan diperhatikan. Kriteria proteksi ini umumnya
Proteksi katodik akan menurunkan laju korosi, secara teoritis sampai nol,
terbuka (open circuit potential), dimana teknik polarisasi ini diilustrasikan pada
gambar 2.12.
setimbang, rapat arus anoda sama dengan rapat arus katodik, dan terjadi
19
pertukaran rapat arus, sehingga korosinya sama dengan nol. Tabel 2.1 Nilai
logam yang diproteksi, agar potensial logam turun dan logam menjadi lebih stabil.
sumber arus listrik searah. Sumber arus searah ini dapat diperoleh dari suatu
reaksi galvanik atau dari sumber arus listrik searah dari luar. Proteksi katodik
dengan reaksi galvanik ini disebut metoda galvanik atau metoda anoda korban
(sacrificial anode method), yang dapat digambarkan pada gambar 2.13. Pada
metoda ini logam yang lebih aktif akan bersifat sebagai anoda dan terkorosi, dan
logam yang diproteksi atau katoda. Tingkat proteksi ditentukan oleh besarnya arus
listrik yang dapat diberikan oleh anoda. Makin besar arus listrik yang dihasilkan
anoda makin tinggi tingkat proteksinya. Secara prinsip, arus listrik akan makin
besar bila. anoda makin besar atau beda potensial antara logam yang diproteksi
Apabila sumber arus proteksi diperoleh dari luar, metoda proteksinya disebut
metoda arus tanding atau impressed current. Arus proteksi dari luar ini dapat
diperoleh dari berbagai sumber misalnya, penyearah arus (rectifier), aki, solar
cell, generator gas dan lain-lainnya. Sebagai anoda, pada prinsipnya semua logam
dapat digunakan untuk anoda dengan metoda arus tanding. Tetapi karena arus
listriknya besar, anodanya harus mempunyai sifat yang khas supaya dapat
arus besar, konsumsinya rendah, dan sebagainya. Dalam metoda arus tanding,
arus proteksi dapat diatur sesuai dengan keperluan, berbeda dengan metoda anoda
proteksi katodik dengan metoda arus tanding secara skematik, di mana arus luar
dari pasangan galvanik antara logam harus dilindungi dan anoda korban itu
sendiri. Material yang akan digunakan untuk anoda korban adalah logam yang
secara alami memiliki potensial yang lebih negatif (lebih aktif), misalnya untuk
22
melindungi struktur baja dapat menggunakan (1) Magnesium alloy, (2) paduan
dikonsumsi karena reaksi oksidasi logam menjadi ion (bentuk lebih lanjut
tergantung pada jenis lingkungan). Reaksi ini akan digabungkan dengan reaksi
reaksi korosi sebelumnya. Massa anoda korban akan dikonsumsi untuk. mencegah
baja menjadi berkarat. Tingkat konsumsi anoda tergantung pada jenis paduan
anoda, perbandingan luas permukaan aktif antara anoda dan struktur dilindungi,
jenis anoda tersebut dapat dilihat pada tabel 2.2 bahwa anoda Mg umumnya hanya
digunakan untuk lingkungan tanah, anoda Al hanya untuk lingkungan laut, sedang
Resistivitas Anoda
(Ohm-cm) Mg Zn Al
Air laut - Zn Al
0-500 Mg (-1,5V) Zn -
500-1500 Mg (-1,5V) Zn dengan backfill -
1500-4000 Mg (-1,5V) dengan backfill - -
4000-6000 Mg (-1,7V) dengan backfill - -
23
Di dalam sistem arus tanding, arus listrik disuplai dari sumber daya luar
Sistem metoda arus tanding dapat dilihat pada gambar 2.14 dimana arus
listrik dialirkan dari sumber listrik (rectifier) melalui anoda dan lingkungan ke
struktur yang diproteksi. Saat ini ada beberapa anoda untuk sistem proteksi arus
tanding, misalnya high silicon chrome cast iron, mixed metal oxide, lead silver,
platinized titanium. Ada banyak pilihan anoda yang dapat digunakan untuk sistem
besarnya arus yang diperlukan, lingkungan, efisiensi, umur proteksi, ekonomi, dan
lain-lain.
Potensial alami baja karbon dalam air, tanah netral umumnya bernilai
menunjukkan tingkat tahan korosi yang lebih tinggi atau kondisi permukaan
Jika arus DC yang akan dialirkan ke baja (pada dasarnya harus diberikan dengan
elektron), potensial logam menjadi bergeser menjadi lebih negatif. Nilai potensial
potensi baja dapat menurun sampai minimum -850 mV Cu/CuSO4, Angka ini
laju korosi, ini merupakan karakteristik tak terkendali dari tanah atau air
(elektrolit). Definisi elektrolit adalah bahan yang akan memungkinkan ion untuk
ohmcentimeters (Ωcm).
Pada pile yang terpendam dalam air, luas permukaan yang hendak
dilindungi adalah luas permukaan pile seperti buried, splash, dan submerged yang
SA = π x OD x L .....................................................................(2.1)
Dimana :
π = 3.14
Ir = SA x Id ............................................................................(2.2)
Dimana :
Sehingga, It = Ʃ Ir
dan arus proteksi yang diperlukan dengan Nominal Current (NC) adalah:
I=It x NC
korosi untuk arus searah pada sistem arus tanding. Faktor keamanan (NC) turut
densitas arus (Id) merupakan aliran muatan pada suatu luas penampang tertentu di
suatu titik penghantar, mengacu pada arus per satuan luas permukaan (A/m2).
27
Nilai tersebut diperbaiki dengan coating breakdown factor agar mencapai umur
digunakan berbentuk seperti pipa (tubular) jenis Mixed Metal Oxide Titanium
Berat : ± 0,17 kg
N1 = I / Io .................................................................................(2.3)
Dimana :
28
Pada pengujian real time penentuan laju korosi di dasarkan pada perubahan
Laju korosi jangka panjang adalah laju korosi yang di tentukan dari hasil
Dimana :
TL = Tb - Ta
Waktu dan tempat Penelitian di lakukan pada bulan Juni 2022, di Site PT
Dalam penulisan skripsi ini yang menjadi objek penelitian adalah: Leg pile
baja pada floating jetty passenger yang terletak di sekitaran Sungai Satui dengan
menggunakan metoda arus tanding (ICCP). Leg pile baja pada bagian tripod sisi
sebelah timur nilai potensialnya dibawah dari nilai standar minimalnya (-800
31
32
Berikut data struktur yang diproteksi dengan sistem katodik arus tanding :
Tebal dinding
: 23,8 milimeter
33
sudah umum untuk membahas masalah baik data maupun perhitungan. Adapun
a. Metode Literatur
buku referensi atau literatur yang menunjang penulisan skripsi terutama dalam
tinjauan langsung ke lapangan dalam hal ini floating jetty passanger di Kintap
Coal Project.
berikut:
2. Alat Uji UT 38 DL
34
4. Laju Korosi
5. Elektroda referensi
BAB V
5.1 KESIMPULAN
5.2 SARAN
35
36
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Manual book service Nissan Diesel Dump Truck CWA 260
MX. Jakarta.
.Daryono. 2009. Optimasi Desain Model Pegas Daun Suspensi. Bandung : Sinar
Kreatif
Gaya yang terjadi di Suspensi.http://winof.wordpress.com. Diakses tanggal 24
Maret 2020.
Muntaha, Ahmat. 2016. Tugas Akhir Pengaruh Pembebanan Overload
Terhadap Kekuatan Material Leaf Spring Pada Unit Dump Truck Fuso
FN 527 ML . Balikpapan : Universitas Balikpapan.
Pongsapan, Lia. 2013. Diktat Mekanika Kekuatan Material.
Spesifikasi Truck Nissan Diesel CWA 260 MX.http://hargaUD-
Trucks.wordpress.com. Diakses tanggal 24 Maret 2020.
Wospakrik, Hans J. 1996 . Mekanika Kekuatan Material. Cirebon : Gramedia