MUTIA DELINA
6305000157
MUTIA DELINA
6305000157
Korosi atau karat merupakan peristiwa penurunan mutu material pada bahan
logam akibat intraksi yang tidak menguntungkan dengan lingkungan. Korosi tidak
dapat dihindari atau dihilangkan, namun dapat dikendalikan dengan melakukan
proteksi katodik sistem anoda korban, yaitu memasang anoda korban pada bagian
yang hendak diproteksi. Pemasangan anoda korban memerlukan desain yang tepat
dan akurat agar sesuai dengan kebutuhan arus proteksi. Oleh karena itu diperlukan
sebuah perangkat lunak atau program yang dapat digunakan untuk membantu
perancangan desain proteksi katodik system anoda korban. Perangkat lunak ini
nantinya dapat diaplikasikan pada beberapa kasus seperti proteksi untuk pipa baja,
tiang penyangga dermaga dan lambung kapal baja. Perangkat lunak proteksi katodik
system anoda korban memerlukan input luas area yang akan diproteksi, jenis anoda
yang akan dipergunakan, berat anoda dan umur desain proteksi. Output dari
perangkat lunak ini antara lain jumlah anoda yang diperlukan, jarak pemasangan
antar anoda, pemasangan anoda yang efektif (horizontal atau vertical). Perangkat
lunak ini dibuat dengan menggunakan software Microsoft Visual Basic 6.0.
ABSTRACT
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
yang berjudul :
Anoda Korban
Tesis ini merupakan salah satu peryaratan untuk memperoleh ijazah Magister
pada program studi Ilmu Material Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia.
1. Bapak Dr. Ir. Johny Wahyuadi Soedarsono, DEA, selaku pembimbing yang telah
2. Bapak Dr. Bambang Soegijono, selaku ketua Program Studi Ilmu Material
3. Bapak Dr. Mohammad Hikam, selaku sekretaris Program Studi ilmu Material
4. Staf Pengajar Program Studi Ilmu Material Program Pasca Sarjana Universitas
Indonesia.
5. Ibu Dra. Yuliarsi DR selaku Kepala Divisi Program Pendidikan PP IPTEK yang
6. Kedua orang tua, Mas Rinto serta adik-adikku yang telah memberikan dukungan
Semoga Allah SWT melimpahkan kebahagiaan dan kesejahteraan atas jasa dan
Penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat dan penulis juga berharap
pembaca dapat memberikan kritik dan saran demi sempurnanya tesis ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Hal
Lembar persetujuan
Abstrak
Kata Pengantar . i
Daftar Gambar v
BAB I PENDAHULUAN
iii
2.4.1 Pelapisan . 16
Daftar Acuan 56
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.4 Korosi yang terjadi antara tembaga dan besi baja.. 9
Gambar 4.7 Grafik pengaruh kecepatan air terhadap laju korosi baja
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.14 Perbedaan nilai kebutuhan berat anoda seng hasil eksperimen dan
vii
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Korosi merupakan salah satu masalah serius yang berakibat pada timbulnya
menelan biaya ratusan milyar dolar setiap tahunnya. Biaya yang ditimbulkan oleh
korosi telah dipelajari oleh beberapa negara, hasil dari penelitian tersebut
menyatakan bahwa biaya yang ditimbulkan oleh korosi adalah 1 sampai dengan 5%
dari Gross National Product. Biaya tersebut meliputi utilitas 34.7%, transportasi
[1].
anoda korban. Proteksi katodik sistem anoda korban telah digunakan secara meluas.
berdapak pada kerugian secara ekonomi, tetapi juga pada keselamatan nyawa
beberapa biaya ekstra. Biaya tersebut terbagi dalam biaya langsung berupa;
perbaikan kerusakan material, dan biaya tidak langsung berupa; biaya yang timbul
perancangan yang matang agar desain sesuai dengan kebutuhan proteksi material
1
untuk jangka waktu tertentu. Desain yang tepat akan menolong perusahaan dari
extracost akibat dari desain yang berlebihan atau kerusakan karena desain yang
tidak tepat. Oleh karena itu diperlukan sebuah sarana berupa perangkat lunak untuk
membantu desain proteksi katodik, sehingga desain yang yang dihasilkan sesuai
dengan kebutuhan.
denngan menggunakan program komputer antara lain Ernesto Santana dan Robert
Adey [3] dalam The Journal of Corrosion Science and Engineering 2006, meneliti
Ernesto Santana dan Robert Adey [4], meneliti tentang Predictive Modeling of
Corrosion and Cathodic Protection System. V.G DeGiorgi [5] dalam Elsevier 2001,
Protection System. Robert A Adey dan John Baynham [2], dalam Corrosion 2000,
Computer Simulation.
anoda korban untuk kapal baja, pipa baja dan tiang penyangga dermaga
2
1.3 Pembatasan Masalah
kemampuan program ini, maka program hanya dapat digunakan untuk mendisain
proteksi untuk lambung kapal baja, pipa baja dan tiang penyangga dermaga.
2. Material anoda yang digunakan dalam pemograman adalah aluminium, seng dan
magnesium.
magnesium.
5. Pengambilan data akan memvariasikan kecepatan alir air garam antara lain;
0.00 m/s, 0.09 m/s, 0.18 m/s, 0.27 m/s dan 0.36 m/s
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
lingkungannya. Secara umum korosi meliputi hilangnya logam pada bagian yang ter-
ekpose. Korosi terjadi dalam berbagai macam bentuk, mulai dari korosi merata pada
seluruh permukaan logam sampai dengan korosi yang terkonsentrasi pada bagian
tertentu saja.
Korosi pada logam terjadi karena adanya aliran arus listrik dari satu bagian
pada ke bagian yang lain di permukaan logam. Aliran arus ini akan menyebabkan
hilangnya metal pada bagian dimana arus dilepaskan ke lingkungan (oksidasi atau
reaksi anoda). Proteksi terjadi di titik dimana arus kembali ke permukaan logam
(reaksi katoda).
Terdapat empat unsur pokok yang harus dipenuhi agar korosi dapat terjadi.
Jika salah satunya hilang, maka korosi tidak dapat terjadi. Empat unsur pokok
4
Gambar 2.1 Mekanisme Korosi
Pada logam yang sama, salah satu bagian permukaannya dapat menjadi
anoda dan bagian permukaan lainnya menjadi katoda. Hal ini bisa saja terjadi karena
kemungkinan logam terdiri dari phase yang berbeda, karena permukaan logam
dilapisi dengan kondisi coating yang berbeda, atau karena di permukaan logam
5
Logam dapat dicelupkan pada elektrolit atau permukaan logam dapat
digenangi oleh elektrolit dan membentuk lapisan tipis. Laju korosi bergantung pada
konduktifitas listrik elektrolit. Air murni memiliki konduktifitas listrik yang kurang baik
sehingga laju korosi yang terjadi akan lebih rendah jika dibandingkan dengan larutan
Salah satu contohnya adalah korosi yang terjadi antara seng dan asam HCl.
Seng bereaksi dengan larutan asam sehingga membentuk seng clorida dan
melepaskan gas hidrogen ke udara. Reaksi ionik yang terjadi adalah sebagai berikut;
Dengan menghapus Cl- pada kedua sisi, reaksi dapat disederhanakan menjadi;
Zn + 2H+ Zn2+ + H2
6
Reaksi di atas dapat dibagi menjadi reaksi anoda dan reaksi katoda.
Reaksi elektrokimia seperti pada (3) dan (4) hanya dapat terjadi pada nilai
tertentu saja. Jika tersedia elektron pada (4), maka potensial pada permukaan akan
terkumpul pada logam atau pada larutan menunggu reaksi berikutnya terjadi. Reaksi
tidak akan cukup cepat untuk mengakomodasi semua elektron yang tersedia.
Potensial arus negatif ini disebut dengan polarisasi katodik. Kekurangan elektron
pada metal karena pelepasan elektron yang terjadi pada (3) pada larutan akan
menghasilkan perubahan arus positif yang disebut dengan polarisasi anoda. Jika
hubungan anoda akan semakin besar. Polarisasi anoda yang terjadi akan
setimbang Ecorr, yang nilainya tergantung pada kemampuan dan laju pertukaran
elektron pada reaksi katoda dan anoda. Pada saat nilai potensial meningkat dari
Ecorr menjadi E, laju reaksi anoda atau laju korosi secara umum akan meningkat.
korosi akan terjadi sangat cepat. Polarisasi akan menurunkan reaksi korosi dan
memperkecil logam yang hilang dengan cara merubah potensial pada anoda atau
katoda atau pada keduanya, sehingga perbedaan potensial di antara kedua berubah
menjadi minimum.
Hydrogen
Electrode Potential
Element Ion Overvoltage
(Volts)
(Volts)
Jika dua buah logam yang jenisnya berbeda terpisah sangat jauh pada deret
elektrokimia, maka arus listrik yang dihasilkan karena kontak yang terjadi diantara
keduanya akan semakin besar. Logam yang berada pada deretan tabel bagian atas
adalah logam yang aktif, sedangkan logam yang berada pada tabel bagian bawah
adalah logam noble. Jadi, semakin kearah atas tabel maka logam akan semakin
mudah terkorosi dan semakin ke arah bawah tabel maka logam akan semakin
terproteksi.
Salah satu contohnya adalah korosi yang terjadi antara tembaga dan besi
jenis antara lain; korosi merata (uniform corrosion), korosi sumuran, korosi antar
butir, korosi erosi, korosi galvanik dan korosi celah dan masih banyak lainnya.
Korosi merata atau general corrosion merupakan bentuk korosi yang paling
lazim terjadi. Korosi yang muncul terlihat merata pada seluruh permukaan logam
dengan intensitas yang sama. Salah satu contohnya adalah effek dari korosi
atmosfer pada permukaan logam. Korosi merata terjadi apabila seluruh bagian logam
memiliki komposisi yang sama. Korosi jenis ini biasanya dapat diatasi dengan cara
daerah tertentu. Bentuk korosi ini biasanya disebabkan oleh klorida. Mekanisme
terbentuknya korosi sumuran sama dengan korosi celah. Hanya saja korosi sumuran
ukurannya lebih kecil jika dibandingkan dengan korosi celah. Karena jaraknya yang
saling berdekatan satu sama lain, korosi sumuran akan mengakibatkan permukaan
logam menjadi kasar. Korosi sumuran terjadi karena komposisi material yang tidak
Korosi antar butir atau interglanular corrosion merupakan korosi yang terjadi
pada graind boundary sebuah logam atau alloy. Korosi tipe ini biasanya disebabkan
10
karena adanya impuritas atau pengotor pada batas butir dan dan terjadi secara lokal
pada bagian yang terkena panas dimana jaraknya tidak jauh dari bagian las-lasan.
Ini merupakan tipikal dari korosi antar butir pada austenic stainless steel. Korosi tipe
ini dapat dihilangkan dengan menggunakan stailess steel 321 atau 347 atau dengan
menggunakan stainless stell yang tingkat karbonnya rendah (304L atau 316L)
fluida yang tinggi pada permukaan logam. Korosi erosi dapat pula terjadi karena
adanya aliran fluida yang sangat tinggi melewati benda yang diam atau statis. Atau
bisa juga terjadi karena sebuah objek bergerak cepat di dalam fluida yang diam,
dibandingkan dengan permukaan logam yang terkena korosi jenis lain. Erosi korosi
dapat dikendalikan dengan menggunakan material yang terbuat dari logam yang
keras, merubah kecepatan alir fluida atau merubah arah aliran fluida.
Korosi galvanik terjadi apabila dua buah logam yang jenisnya berbeda di
pasangkan dan direndam dalam cairan yang sifatnya korosif. Logam yang rebih aktif
atau anoda akan terkorosi, sementara logam yang lebih noble atau katoda tidak akan
terkorosi. Pada tabel galvanisasi, aluminium dan seng lebih aktif jika dibandingkan
dengan baja.
Metal Volt
Commercially pure magnesium -1.75
Magnesium Alloy (6%Al, 3% An, 0.15% Mn) -1.6
Zinc -1.1
Aluminium Alloy (5% seng) -1.05
Commercially pure Aluminium -0.8
Mild steel (clean and shiny) -0.5 sd -0.8
Mild steel (rusted) -0.2 sd -0.5
Cast Iron (non graphitized) -0.5
Lead -0.5
Mild steel in concrete -0.2
Copper, brass, bronze -0.2
High silcon cast iron -0.2
Mill scale on steel -0.2
Carbon, graphite, coke +0.3
12
Gambar 2.10 Mekanisme korosi galvanik
Korosi galvanik ini banyak terjadi pada benda yang menggunakan lebih dari
satu macam logam sebagai komponennya, misalnya pada automotif. Jika aluminium
terhubung langsung dengan baja, maka aluminium akan terkorosi. Untuk mengatasi
hal ini, maka di antara aluminium dan baja harus ditempatkan sebuah benda non
komponen baja, misalnya proteksi pada lambung kapal, tiang penyangga dermaga,
13
2.2.6 Korosi Celah
Korosi celah terjadi karena adanya larutan atau elektrolit yang terperangkap di dalam
celah atau lubang, misalnya pada sambungan dua permukaan logam yang sejenis,
permukaan logam yang retak, baut dan tapal. Elektrolit yang terperangkap pada
lubang akan menimbulkan beda konsentrasi oksigen, sehingga terbentuk sel korosi.
Daerah dengan konsentrasi oksigen tinggi berperan sebagai katoda dan daerah
14
2.3 Laju Korosi
kecepatan fluida, dan zat-zat oksidator. Untuk menghitung laju korosi, terdapat dua
metode yang dapat digunakan antara lain metode kehilangan berat atau weight gain
534 W
R= (2.1)
DAT
Dimana
Satuan laju korosi MPY diatas dapat dikonversi dalam beberapa tipe satuan lainnya,
antara lain 1 mpy = 0.0254 mm/yr = 25.4 m/yr = 2.90 mm/h = 0.805 pm/s.
87600 W
R= (2.2)
DAT
Dimana
15
D = Berat jenis (g/cm3)
87.6 W
R= (2.3)
DAT
Dimana
2.4.1 Pelapisan
logam dari serangan korosi. Pelapis yang dapat digunakan antara lain cat, logam
(galvanisasi, plastik dan semen. Pada dasarnya pelapis-pelapis ini berfungsi untuk
melindungi logam dari reaksi yang tidak menguntungkan dengan lingkungan, oleh
karena itu pelapis-pelapis ini harus bersifat mudah dilapiskan, memiliki daya adhesi
16
yang baik, dapat bertahan lama dan memiliki sifat tahan terhadap korosi, tahan
lingkungan menjadi tidak korosif. Namun hal ini biasanya hanya bisa dilakukan pada
lingkungan terbatas. Misalnya mengurangi atau menghilangkan uap air dan partikel-
material logam ataupun paduannya yang bersifat tahan korosi, misalnya titanium
cara menambah ukuran material yang sebenarnya, agar umur pakainya dapat
Proteksi katodik dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan menggunakan
anoda korban (sacrificial anode) dan inpress current (ICCP). Proteksi katodik dengan
anoda korban terjadi saat sebuah logam dihubungkan dengan logam yang lebih
reaktif (anoda). Hubungan ini mengarah pada sebuah rangkaian galvanik. Untuk
memindahkan korosi secara efektif dari struktur logam, material anoda harus
17
mempunyai beda potensial cukup besar untuk menghasilkan arus listrik.
Penggunaan proteksi katodik secara efektif akan menyediakan proteksi yang baik
pada seluruh area permukaan material. Kombinasi coating dan proteksi katodik akan
memberikan pilihan yang lebih ekonomis dan efektif untuk memproteksi material
Terdapat tiga macam material yang dibiasanya digunakan dalam proteksi katodik
untuk material baja, yaitu magnesium, seng dan aluminium. Pemilihan anoda untuk
proteksi tergantung pada restifitas dan elektrolit yang akan digunakan. Berikut ini
merupakan keterangannya;
Magnesium
Alloy. High Potential Alloy dihasilkan langsung dari magnesium yang disuling
dari air laut, sementara H-1 Alloy dihasilkan dari magnesium yang diperoleh
keluaran sebesar -1.70 volt relatif terhadap tembaga sulfat sedangkan H-1
18
Alloy menghasilkan tegangan keluaran yang lebih rendah yaitu -1.40 volt
biaya yang akan dikeluarkan. Standar kimia yang dibutuhkan pada alloy
19
Seng
Anoda seng digunakan untuk protesi katodik pada lingkungan tanah yang
memiliki resistifitas rendah, beberapa kondisi air seperti air laut, air payau dan
air tawar. Berikut ini merupakan tabel komposisi anoda seng untuk pengunaan
Anoda seng yang standar digunakan pada proteksi katodik di lingkungan air
laut dan lingkungan air payau adalah mengandung aluminium dan cadminium.
Aluminium
Anoda aluminium digunakan pada lingkungan air laut dan beberapa kondisi air
tawar. Aluminium memiliki umur yang lebih panjang jika dibandingkan dengan
magnesium. Aluminium juga memiliki arus dan karakteristik berat yang lebih
20
Material anoda yang dipilih harus dipertimbangkan dari material yang akan
diproteksi. Anoda harus lebih reaktif jika dibandingkan dengan material yang akan
diproteksi. Kelemahan dari proteksi katodik sistem anoda korban ini adalah
terbatasnya umur pakai anoda serta arus proteksi yang dapat digunakan. Dengan
A = (D / 100) L (2.4)
dengan :
= 3.14
21
Kebutuhan total arus proteksi
lp = A
(Cd )
(2.5)
1000
dengan:
lp Y C
wtot = (2.6)
dengan:
wtot
n= (2.7)
wa
22
dengan:
L
s= (2.8)
n
dengan:
lp
lps = (2.9)
n
dengan:
4la
Rh = ln 1 (2.10)
2la dal
23
dengan:
8la
Rv = ln 1 (2.11)
2la dal
dengan:
(Ea Ec )
lah = (2.12)
Rh
dengan:
24
Ec =potensial katoda (volt)
(Ea Ec )
lav = (2.13)
Rv
dengan:
Bm D Cb
A = 1.56 Lpp + 6.25 Dp (2.14)
35
dengan:
Cb = Coefisien block
25
Kuat arus yang dibutuhkan
20 A
I reg = (2.15)
1000
Dengan:
I reg Y 8760
Wtot = (2.16)
2700 0.85
dengan:
Visual Basic 6.0 merupakan program penghasil aplikasi yang berkerja pada
system operasi windows. Kelebihan dari program ini adalah pemakai tidak perlu
bersusah payah untuk menghapal Syntax Procedure karena Auto List Member dan
Auto Quick akan selalu menampilkan beberapa pilihan yang dapat digunakan.
26
Gambar 2.15 Auto List Member
Dalam Visual Basic 6.0, program aplikasi dibuat pada sebuah bidang kerja yang
terdapat pada IDE antara lain menu, toolbar, form, window code, toolbox, project
code.
menjalankan program, tombol ini dapat dipilih dari toolbox. Beberapa tombol yang
28
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
Dalam perrcobaan ini terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan untuk
1. Studi literatur
2. Membuat program
Program atau perangkat lunak Proteksi Katodik Sistem Anoda Korban ini dibuat
memperoteksi kapal baja, pipa baja dan tiang penyangga dermaga, seperti yang
3. Melakukan pengujian
berat. Pengujian program ini hanya akan dilakukan dengan menggunakan anoda
aluminium, seng dan magnesium sesuai dengan yang tertera pada Bab I
Pendahuluan. Baja yang digunakan pada pengujian ini adalah baja tipe AISI
1020. Lingkungan air laut diganti dengan air garam 3,5 % dengan variasi
kecepatan air.
29
3.1 Persiapan sampel
3.1.1 Baja dan anoda diberi tanda dengan menggunakan stamping. Hal ini
berikut:
1 = Baja
2 = Anoda Al
3 = Anoda Zn
30
3.1.3 Membersihkan baja dari organik seperti gemuk maupun minyak dengan
menggunakan aseton.
3.1.4 Menimbang massa awal baja dan anoda korban menggunakan timbangan
31
3.2 Pelaksanaan Uji Korosi
Dalam uji korosi sampel direndam dalam air garam selama 3 hari atau 72 jam
3.2.2 Air bergerak (0.09 m/s, 0.18 m/s, 0.27 m/s, 0.36 m/s)
Agar penelitian dapat lebih terfokus maka dibuat sistimatika penelitian sebagaimana
Kesimpulan
32
BAB IV
visual basic 6.0. Program ini menyediakan tiga pilihan aplikasi pada tampilan awal
katodik system anoda korban sesuai dengan kondisi lingkungan yang dikehendaki; di
beberapa input data antara lain kondisi lingkungan, jenis anoda yang akan
digunakan, presentase coating, umur desain proteksi, dimensi daerah yang akan
33
diproteksi, factor utilisasi, dimensi serta berat anoda yang akan digunakan, potensial
34
Gambar 4.4 Program untuk menghitung proteksi pada kapal baja
Dari input data tersebut program akan meng-output luas area yang diproteksi,
kebutuhan total arus, berat total anoda yang diperlukan, jumlah anoda yang
dibutuhkan, jarak pemasangan antar anoda, kebutuhan arus proteksi tiap jarak
anoda, tahanan anoda yang dipasang vertical dan horizontal serta keluaran proteksi
Untuk mencoba program ini maka pada program perhitungan proteksi katodik
digunakan contoh perhitungan proteksi pada kapal baja dengan data masukkan
sebagai berikut:
Panjang anoda : 30 cm
Draft :3m
Berat anoda : 9 kg
Panjang Anoda : 30 cm
Maka nilai keluaran yang dihasilkan oleh program adalah sebagai berikut;
kebutuhan arus proteksi tiap jarak anoda. Jika nilai keluaran arus proteksi lebih kecil
dari pada kebutuhan arus proteksi, maka desain tersebut tidak dapat diaplikasikan.
Karena nilai keluaran arus proteksi anoda horizontal 0.1743 Ampere lebih kecil dari
pada kebutuhan arus proteksi 0.7854 Ampere maka disain ini tidak dapat
diaplikasikan. Karena nilai keluaran arus anoda vertikal 0.1273 Ampere juga lebih
kecil dari pada kebutuhan arus proteksi 0.7854 Ampere, maka desain ini juga tidak
dapat diaplikasikan. Untuk itu pengguna program harus memasukkan data baru dan
melakukan perendaman pada material baja AISI 1020. Material baja ini direndam
dengan empat kondisi yaitu direndam tanpa perlindungan anoda, direndam dengan
proteksi anoda aluminium, direndam dengan proteksi anoda seng, dan direndam
Sebelum melakukan pengujian ketiga macam material ini dilakukan uji komposisi
dengan XRF merek JEOL. Berikut ini merupakan hasil uji komposisinya.
No Element Designation
1 Carbon (C) 0.18037
2 Silicon (Si) 0.21676
3 Tembaga (Cu) 0.04374
4 Pospor (P) 0.0186
5 Mangan (Mn) 0.50998
6 Lead (Pb) 0.00074
7 Silicon (Si) 0.21676
8 Timah (Sn) 0.00240
9 Aluminium (Al) 0.04769
10 Niobium (Nb) 0.00175
11 Nikel (Ni) 0.02958
12 Molibdenum (Mo) 0.00213
13 Zirkonium (Zr) 0.00064
14 Vanadium (V) 0.00214
15 Wolfram (W) 0.00123
16 Titanium (Ti) 0.00183
17 Cromium (Cr) 0.03662
18 Besi (Fe) 98.8982
38
b. Komposisi Anoda Anoda Korban
No Element Designation
1 Aluminium (Al) Remainder
2 Silicon (Si) 0.151
3 Titanium (Ti) 0.0123
4 Mercury (Hg) -
5 Besi (Fe) 0.0617
6 Seng (Zn) 2.29
7 Magnesium (Mg) -
8 Indium (In) 0.0165
9 Tembaga (Cu) -
10 Cadmium (Cd) -
No Element Designation
1 Seng (Zn) remaider
2 Besi (Fe) 0.40
3 Timah (Sn) -
4 Tembaga (Cu) -
5 Aluminium (Al) 0.418
6 Cadmium (Cd) 0.0417
7 Indium (In) -
8 Lead (Pb) 0.0007
9 Silicon (Si) 0.0004
10 Thalium (Tl) -
39
Tabel 4.4 Komposisi kimia anoda magnesium
No Element Designation
1 Aluminium (Al) 3.754
2 Seng (Zn) 6.998
3 Mangan (Mn) -
4 Silicon (Si) 2.118
5 Tembaga (Cu) -
6 Nikel (Ni) -
7 Besi (Fe) 0.0383
8 Calcium (Ca) -
9 Timbal (Pb) 0.0121
10 Magnesium (Mg) Remainder
Dimensi diukur dengan menggunakan jangka sorong dengan ketelitian 0.001 cm.
Sedangkan berat sampel diukur menggunakan timbangan dengan ketelitian 0.1 mg.
Sesuai dengan kondisi lingkungan yang telah disebutkan pada Bab III bahwa sampel
di rendam dalam air garam dengan variasi kecepatan; 0.00 m/s, 0.09 m/s, 0.18 m/s,
0.27 m/s dan 0.36 m/s selama 3 hari atau 72 jam. Berikut ini merupakan data yang
40
Dari table data 4.5 dibuat sebuah grafik hubungan antara kecepatan alir air dengan
Laju korosi baja AISI 1020 dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (2.3)
pada BAB II. Berikut ini merupakan salah satu contoh perhitungannya
W = 25.1 mg
D = 7.86 g/cm3
A = 28.75 cm3
T = 72 jam
41
b. Kebutuhan berat anoda korban
Tabel 4.6 Data eksperimen pengaruh kecepatan air terhadap pengurangan berat anoda
aluminium
Sementara nilai yang didapat dari perhitungan program adalah sebagai berikut;
Cd = 269 mA/m2
C = 3.2 kg/AY
= 0.90
Ampere
42
V = 0.09 m/s (air bergerak)
Cd = 377 mA/m2
C = 3.2 kg/AY
= 0.90
Ampere
43
Berikut ini merupakan table data dari hasil perhitungan kebutuhan berat anoda Al
Tabel 4.8 Data eksperimen pengaruh kecepatan air terhadap pengurangan berat anoda
seng
44
Sementara nilai yang didapat dari perhitungan program adalah sebagai berikut;
Cd = 269 mA/m2
C = 11.2 kg/AY
= 0.90
Ampere
Cd = 377 mA/m2
C = 11.2 kg/AY
= 0.90
45
Perhitungan kebutuhan proteksi
Ampere
46
Gambar 4.9 Perbandingan kebutuhan berat anoda seng dari data pengujian
Tabel 4.10 Data eksperimen pengaruh kecepatan air terhadap pengurangan berat anoda
magnesium
Sementara nilai yang didapat dari perhitungan program adalah sebagai berikut;
Cd = 269 mA/m2
C = 8 kg/AY
= 0.90
47
Perhitungan kebutuhan proteksi
Ampere
Cd = 377 mA/m2
C = 8 kg/AY
= 0.90
Ampere
48
Tabel 4.11 Perhitungan kebutuhan anoda magnesium
Gambar 4.10 Perbandingan kebutuhan berat anoda Magnesium dari data pengujian
katoda baja AISI 1020. Berikut ini merupakan hasil pengukuran yang telah dilakukan;
49
Tabel 4.12 Potensial proteksi terhadap pasangan katoda dan anoda
Jika dilihat dari data pada table 4.12 dapat diketahui bahwa potensial proteksi
anoda aluminium lebih positif jika dibandingkan dengan anoda seng dan magnesium
Hasil perhitungan dari program proteksi katodik system anoda korban yang
telah dibuat dengan program Visual Basic 6.0 dibandingkan dengan data yang
yang diperoleh program serta presentase selisihnya terhadap angka yang diperoleh
Baja yang berada pada lingkungan air laut (NaCl) akan mengalami korosi
karena adanya ion Cl-. Ion Cl- akan memecah lapisan pasif pada baja. Saat
bersentuhan dengan permukaan logam, ion Cl- akan melarutkan ion-ion logam dan
Laju korosi baja AISI 1020 ternyata akan semakin meningkat seiring dengan
meningkatnya nilai kecepatan air. Berikut ini merupakan grafik pengaruh kecepatan
50
Gambar 4.11 Efek kecepatan air laut terhadap laju korosi pada baja [9]
Gambar grafik tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi kecepatan air laut maka
semakin tinggi pula laju korosi pada baja. Hal ini sesuai dengan teori yang tercantum
pada Bab 2. Landasan teori bahwa laju korosi logam dipengaruhi oleh aliran fluida.
Berat total anoda aluminium yang diperlukan untuk memproteksi baja AISI
1020 dalam kondisi air diam pada experiment adalah 0.0803 mg. Sementara
kebutuhan berat anoda aluminium yang didapat dari hasil perhitungan adalah 0.021
mg, terdapat perbedaan nilai yang signifikan. Jadi perbedaan hasil perhitungan
51
Tabel 4.13 Perbedan nilai kebutuhan berat anoda aluminium hasil experiment dan
Tabel 4.14 Perbedan nilai kebutuhann berat anoda seng hasil experiment dan hasil
perhitungan program
Tabel 4.15 Perbedan nilai kebutuhan berat anoda magnesium hasil experiment dan
52
Jika melihat nilai pengurangan berat yang terdapat pada anoda magnesium,
jelas sekali bahwa pengurangan berat yang terjadi sangat besar jika dibandingkan
dengan pengurangan berat yang terjadi pada anoda aluminium dan seng. Pada table
deret elektrokimia berikut ini juga diterangkan bahwa pada table bagian atas
Metal Volt
Commercially pure magnesium -1.75
Magnesium Alloy (6%Al, 3% An, 0.15% Mn) -1.6
Zinc -1.1
Aluminium Alloy (5% seng) -1.05
Commercially pure Aluminium -0.8
Mild steel (clean and shiny) -0.5 sd -0.8
Mild steel (rusted) -0.2 sd -0.5
Cast Iron (non graphitized) -0.5
Lead -0.5
Mild steel in concrete -0.2
Copper, brass, bronze -0.2
High silcon cast iron -0.2
Mill scale on steel -0.2
Carbon, graphite, coke +0.3
Magnesium berada pada table bagian paling atas serta memiliki nilai elektrode
potensial paling negative jika dibandingkan dengan aluminium dan seng. Dengan
demikian magnesium paling reaktif jika dibandingkan dengan aluminium dan seng.
Hal inilah yang menyebabkan pengurangan berat anoda magnesium lebih besar jika
dibandingkan dengan pengurangan berat anoda aluminium dan anoda seng. Oleh
53
karena itu sebaiknya anoda magnesium tidak digunakan untuk memproteksi baja
Demikian halnya dengan seng, seng memiliki elektroda potensial yang lebih
negative dari pada aluminium dan lebih positif jika dibandingkan dengan magnesium.
Hal inilah yang menyebabkan pengurangan berat anoda seng lebih tinggi jika
magnesium.
eksperimen dan nilai pengurangan berat anoda yang didapat dari perhitungan
program, terlihat adanya perbedaan nilai kebutuhan berat anoda. Hal ini terjadi
karena program tidak memperhitungkan kecepatan air laut, sementara data pada
kebutuhan berat anoda. Dimana semakin tinggi kecepatan air maka semakin tinggi
pula kebutuhan berat anoda korban. Selain itu pada bab 2 landasan teori juga
disebutkan bahwa laju korosi dipengaruhi oleh beberapa factor, dimana salah
Agar program ini dapat digunakan maka program harus memasukkan sebuah
nilai konstanta pengali pada kebutuhan berat anoda agar perhitungan program
sesuai dengan data yang didapat dari eksperimen atau menambahkan persamaan
yang memperhitungkan pengaruh laju fluida terhadap laju korosi dan pengurangan
berat anoda.
54
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. Laju korosi baja AISI 1020 tanpa proteksi semakin meningkat seiring dengan
menberikan nilai pengaruh laju fluida terhadap laju korosi dan pengurangan
berat anoda.
5.2 Saran
3. Melengkapi program dengan gambar model dari benda yang akan diproteksi,
lengkap dengan letak anoda, jumlah anoda, jangkauan arus proteksi yang
dikeluarkan.
55
DAFTAR ACUAN
1. News Corrosioncost.com, juni 2006
56
Lampiran1
FLOWCHART PROGRAM
Penyangga
A
Dermaga
Perlakuan B
Lingkungan
Jenis Anoda
Input D,L,Y,,
wa,la,dal,Ea
56
4la
Rh = ln 1
2la dal
8la
Rv = ln 1
2la dal
(Ea Ec )
lav =
Rv
(Ea Ec )
lah =
Rh
selesai
Perlakuan
Lingkungan
Jenis Anoda
Input
Bm,Lpp,D,Dp,Y,
, wa,la,dal,Ea
56
Bm D Cb
A = 1.56 Lpp + 6.25 Dp
35
20 A
I reg =
1000
I reg Y 8760
Wtot =
2700 0.85
4la
Rh = ln 1
2la dal
8la
Rv = ln 1
2la dal
(Ea Ec )
lav =
Rv
(Ea Ec )
lah =
Rh 56
selesai
Lampiran2
Image1.Visible = False
Image2.Visible = True
Image3.Visible = False
Image4.Visible = False
Label1.Caption = "Persentase Coating (0% - 95%)"
Label2.Caption = "%"
Label5.Caption = "Diameter pipa"
Label7.Caption = "Panjang pipa"
Label9.Caption = "Faktor utilisasi (0 < x < 1)"
Label10.Caption = "Potensial baja ke lingkungan"
Label11.Caption = "volt"
Label40.Caption = ""
Command1.Enabled = False
Command2.Enabled = False
Command3.Enabled = False
End Sub
Image1.Visible = False
Image2.Visible = False
Image3.Visible = True
Image4.Visible = False
Image3.Visible = False
Image4.Visible = True
Form1.Caption = "Proteksi Katodik Pada Kapal Baja"
Option1.Enabled = True
Option2.Enabled = False
Option1.Value = False
Option2.Value = False
Option6.Caption = "Al"
Option7.Caption = "Zn"
Label1.Caption = "Potensial baja ke lingkungan"
Label2.Caption = "volt"
Label5.Caption = "Panjang garis air"
Label7.Caption = "Lebar terbesar garis air"
Label9.Caption = "Draft"
Label10.Caption = "Diameter propeler"
Label11.Caption = "meter"
Label40.Caption = "meter"
Command1.Enabled = False
Command2.Enabled = False
Command3.Enabled = False
End Sub
Text12.Enabled = False
Text13.Enabled = False
Text14.Enabled = False
Text15.Enabled = False
Text16.Enabled = False
Text17.Enabled = False
56
Text18.Enabled = False
Text19.Enabled = False
Text20.Enabled = False
Text21.Enabled = False
If Form1.Caption = "Proteksi Katodik Pada Kapal Baja" Then
'input data
Ec = Text1.Text
Y = Text2.Text
lpp = Text3.Text
Bm = Text4.Text
Dr = Text5.Text
Dp = Text6.Text
Wa = Text7.Text
la = Text8.Text
'dal = Text9.Text
Ea = Text10.Text
rho = Text11.Text
Dim o As Currency
Text9.Text = dal
Text12.Text = A
Text13.Text = lp
Text14.Text = Wtot
Text15.Text = n
Text16.Text = s
Text17.Text = lps
Text18.Text = Rh
Text19.Text = Rv
Text20.Text = lah
Text21.Text = lav
GoTo akhir
56
End If
'input data
Ct = Text1.Text
Y = Text2.Text
D = Text3.Text
L = Text4.Text
u = Text5.Text
'If u < 0 And u > 1 Then
'Dim m As Integer
'm = MsgBox("Nilai utilitas 0<x<1", vbInformation, "Input nilai salah")
'End If
Ec = Text6.Text
Wa = Text7.Text
la = Text8.Text
'dal = Text9.Text
Ea = Text10.Text
rho = Text11.Text
C = 9.5
mj = 2.7
End If
Text9.Text = dal
Text12.Text = A
Text13.Text = lp
Text14.Text = Wtot
Text15.Text = n
Text16.Text = s
Text17.Text = lps
Text18.Text = Rh
Text19.Text = Rv
Text20.Text = lah
Text21.Text = lav
akhir:
Text12.Visible = True
Text13.Visible = True
Text14.Visible = True
Text15.Visible = True
Text16.Visible = True
Text17.Visible = True
Text18.Visible = True
Text19.Visible = True
Text20.Visible = True
Text21.Visible = True
horizontal:
If lps > lah Then
Label53.Caption = "Kebutuhan arus proteksi tiap jarak anoda >"
Label55.Caption = "DESAIN TIDAK DAPAT DIAPLIKASIKAN"
56
GoTo vertikal
End If
Label53.Caption = "Kebutuhan arus proteksi tiap jarak anoda <"
Label55.Caption = "DESAIN DAPAT DIAPLIKASIKAN"
vertikal:
If lps > lav Then
Label57.Caption = "Kebutuhan arus proteksi tiap jarak anoda >"
Label59.Caption = "DESAIN TIDAK DAPAT DIAPLIKASIKAN"
GoTo selesai
End If
Label57.Caption = "Kebutuhan arus proteksi tiap jarak anoda <"
Label59.Caption = "DESAIN DAPAT DIAPLIKASIKAN"
selesai:
End Sub
Option1.Enabled = False
Option2.Enabled = False
Option3.Enabled = False
Option4.Enabled = False
Option5.Enabled = False
Option6.Enabled = False
Option7.Enabled = False
Option8.Enabled = False
Option9.Enabled = False
Option10.Enabled = False
Text1.Visible = False
Text2.Visible = False
Text3.Visible = False
Text4.Visible = False
Text5.Visible = False
Text6.Visible = False
Text7.Visible = False
Text8.Visible = False
Text9.Visible = False
Text10.Visible = False
Text11.Visible = False
Text12.Visible = False
Text13.Visible = False
Text14.Visible = False
Text15.Visible = False
Text16.Visible = False
Text17.Visible = False
Text18.Visible = False
56
Text19.Visible = False
Text20.Visible = False
Text21.Visible = False
Text1.Text = ""
Text2.Text = ""
Text3.Text = ""
Text4.Text = ""
Text5.Text = ""
Text6.Text = ""
Text7.Text = ""
Text8.Text = ""
Text9.Text = ""
Text10.Text = ""
Text11.Text = ""
Text12.Text = ""
Text13.Text = ""
Text14.Text = ""
Text15.Text = ""
Text16.Text = ""
Text17.Text = ""
Text18.Text = ""
Text19.Text = ""
Text20.Text = ""
Text21.Text = ""
Command4.Enabled = False
Command5.Enabled = False
Command1.Enabled = True
Command2.Enabled = True
Command3.Enabled = True
End Sub
Image1.Visible = True
Image2.Visible = False
Image3.Visible = False
Image4.Visible = False
Option1.Enabled = False
Option2.Enabled = False
Option3.Enabled = False
Option4.Enabled = False
Option5.Enabled = False
Option6.Enabled = False
Option7.Enabled = False
Option8.Enabled = False
Option9.Enabled = False
Option10.Enabled = False
Text1.Visible = False
Text2.Visible = False
Text3.Visible = False
56
Text4.Visible = False
Text5.Visible = False
Text6.Visible = False
Text7.Visible = False
Text8.Visible = False
Text9.Visible = False
Text10.Visible = False
Text11.Visible = False
Text12.Visible = False
Text13.Visible = False
Text14.Visible = False
Text15.Visible = False
Text16.Visible = False
Text17.Visible = False
Text18.Visible = False
Text19.Visible = False
Text20.Visible = False
Text21.Visible = False
Command4.Enabled = False
Command5.Enabled = False
End Sub
GoTo tidak1
End If
Option5.Enabled = True
Option3.Enabled = True
tidak1:
Option4.Enabled = True
End Sub
56
Option5.Enabled = True
Option3.Enabled = True
tidak2:
Option4.Enabled = True
Command1.Enabled = False
Command2.Enabled = False
Command3.Enabled = False
End Sub
Option8.Enabled = True
Option9.Enabled = True
Option10.Enabled = True
laut1:
Option6.Enabled = True
Option7.Enabled = True
End Sub
GoTo laut1
End If
Option8.Enabled = True
Option9.Enabled = True
Option10.Enabled = True
laut1:
Option6.Enabled = True
Option7.Enabled = True
End Sub
Option8.Enabled = True
Option9.Enabled = True
Option10.Enabled = True
laut1:
Option6.Enabled = True
Option7.Enabled = True
End Sub
Text1.Visible = True
Text2.Visible = True
Text3.Visible = True
Text4.Visible = True
Text5.Visible = True
Text6.Visible = True
Text7.Visible = True
Text8.Visible = True
Text9.Visible = True
Text10.Visible = True
Text11.Visible = True
End Sub
56
Lampiran3
1. Resistifitas Lingkungan
Air laut 25
Tanah 2000
Air laut diam 161 269 43 75.3 7.5 32.3 5.4 7.5
56