ABSTRAK
ABSTRACT
ANALYSIS OF OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY ASPECTS OF ELECTRICAL MECHANICAL
WORKSHOP STTN BATAN YOGYAKARTA. Has done research on occupational health and safety
(OHS) at the mechanical workshop STTN BATAN include observations of the potential hazard to the
method of PHA (Preliminary Hazard Analysis), the measurement of electrical installations in accordance
with PUIL 2000 (General Electrical Installation Regulations) to comply with existing safety aspects.
Mechanical workshop activity is a means to repair, assembly, until the creation in which materials have
the potential hazards related to human safety and equipment / electric engine. The results showed that the
type of hazard is a hand pinch, electric shock, hit by heavy metals, and others. Hazard level contained in
the garage mechanic meets all categories: Negligible (negligible), Catastrophic (small), Critical (critical
condition), and the Marginal (catastrophic). Figure electrical installation has been made, the results of
voltage losses <5%, 20 Ohm grounding PHB.
Keywords: OHS, , mechanical workshop, danger, PHA, electricity
bahaya yang ada dan menjadikan tempat belajar - Sifat potensi bahaya dari bahan baku,
mengajar tersebut menjadi tempat belajar mengajar pertengahan proses, katalis, limbah dan produk
yang aman dan nyaman baik bagi Dosen/Karyawan akhir.
maupun Mahasiswa STTN-BATAN. - Peralatan/perlengkapan pabrik
- Lingkungan operasi
TEORI
- Prosedur operasi
Berdasarkan Undang-Undang No.1 Tahun - Denah instalasi
1970 Tempat kerja merupakan ruangan atau - Pelindung kebakaran dan perlengkapan
lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, keamanan
dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering
Klasifikasi potensi bahaya yang ada pada beberapa
dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha
kategori yaitu:
dan dimana terdapat sumber-sumber bahaya.
- Kategori I : Negligible (dapat diabaikan)
Tujuan keselamatan kerja menurut
Permenkertrans, (1970) adalah untuk : - Kategori II : Marginal (kecil)
1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan. - Kategori III : Critical (keadaan kritis)
2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan
- Kategori IV : Catastrophic (bencana besar)
kebakaran.
3. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan. Instruksi kerja merupakan prosedur tertulis
4. Memberikan kesempatan atau jalan yang memuat alur proses mempunyai sifat lebih
menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau rinci dan teknis. Kegunaan instruksi kerja adalah
kejadian-kejadian lain yang berbahaya. untuk mengarahkan pengguna bengkel yang bekerja
5. Memberi pertolongan pada kecelakaan. agar tidak melakukan kesalahan operasional secara
6. Memberi alat-alat perlindungan diri kepada teknis. Instruksi kerja bersifat informatif yang
pekerja. mudah dibaca dan dipahami. Bentuk instruksi kerja
7. Mencegah dan mengendalikan timbulnya dapat berupa gambar, bagan arus, atau perintah
penyakit akibat kerja baik fisik maupun fisis, singkat dengan menggunakan bahasa yang mudah
peracunan, infeksi dan penularan. dimengerti seperti contoh dengan menggunakan
8. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat poster (Rausand, M., 2005,)
kerja, lingkungan, cara dan proses kerja.
Keselamatan Listrik
PHA Sengatan listrik adalah hazard utama pada
Preliminary Hazard Analysis adalah teknik manusia. Sengatan listrik terjadi bila badan atau
awal dari sebuah analisis bahaya pada suatu tempat anggota badan bersentuhan dengan sumber arus
kerja. Bertujuan untuk mengidentifikasi bahaya dan listrik. Arus ini akan mengalir di dalam tubuh
kontrol yang diperlukan untuk tindak lanjut. manusia dan terus ke bumi untuk dinetralkan.
Mengklasifikasikan peringkat peristiwa kecelakaan Dampak sengatan listrik ini berdampak serius dan
sesuai dengan tingkat bahayanya. dapat mengakibatkan kematian. Arus yang cukup
Di dalam PHA, ada elemen dasar dari menyebabkan fungsi anggota tubuh rusak seperti
sistem dan potensi-potensi bahaya yang menarik otot, gagal jantung dan melumpuhkan sistem
perhatian, yang mana dapat didefenisikan di tahap pernapasan (Braunschweger. dkk, 1978),
konsep desain. Daftar ini dapat termasuk:
Tabel 1. Batasan arus yang berpengaruh terhadap tubuh manusia
Kategori DC AC Pengaruh /Akibat
- Arus yang Lewat ini lemah sekali, sehingga
0.01 - 1 mA kita hanya merasakan seperti semut yang
berjalan diatas tubuh kita.
I 80 mA 5 15 mA - Arus ini dapat membuat otot kejang.kaku,
tapi syaraf masih bekerja baik
Potensi Kategori
No Efek Utama Cara menanggulangi bahaya Keterangan
bahaya Bahaya
Terkena api Memakai APD Pada saat pengelasan
1 Fisik III
las Pakaian khusus Las
Terkena Memakai APD Pada saat pengelasan
2 Fisik III
logam panas Memakai sarung tangan las
Tersengat
Jangan menyalakan Pada saat pengelasan
Elektr listrik
3 IV peralatan listrik jika ada
ik tegangan
bagian kabel yang cacat
tinggi
3 = mesin scrab
4 = mesin fraiz
8 = mesin gerindra1
3. Pengukuran tegangan pada kontak tusuk sesuai PHB 1 bengkel mekanik sebelah timur (volt).
Tabel 5. Pengukuran tegangan tusuk kontak PHB 1
No R-S R-0 S-T S-0 T-R T-0
1 404 223 402 226 400 218
2 400 224 402 220 403 223
3 403 221 396 224 395 220
4 402 220 405 223 398 220
5 405 228 400 220 390 223
6 400 220 400 225 405 220
5. Pengukuran tegangan pada kontak tusuk sesuai PHB 2 bengkel mekanik sebelah barat (volt).
Tabel 7. Pengukuran tegangan tusuk kontak PHB lama
No R-S R-0 S-T S-0 T-R T-0
1 405 225 402 224 390 220
2 403 220 403 224 403 222
3 400 225 407 220 406 223
4 405 223 402 220 400 223
5 398 224 395 220 395 219
6 400 215 400 223 400 220
Dari hasil pengukuran di atas dapat diketahui bahwa terdapat hasil pengukuran sumber
tegangan pada PHB dibandingkan dengan hasil pengukuran tegangan pada tusuk kontak adalah
kurang dari 5%. Hasil didapatkan dari selisih antara pengukuran tegangan sumber dengan
pengukuran tegangan di kontak tusuk dibagi dengan pengukuran tegangan sumber. Adapun
SEMINAR NASIONAL X
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 10 SEPTEMBER 2014
ISSN 1978-0176
pengukuran tersebut juga dapat dilakukan dengan menggunakan perhitungan. Hasil perhitungan
drop tegangan dapat dilihat pada Tabel 8. berikut:
V(d-A) adalah simbol dari besar drop tegangan sebelum sampai ke titik A
I(OA) adalah besar arus beban yang ditanggung kawat
V(d-A) = I(OA) R(OA) Cos
V(d-A) = 1,9 0,008 0,8
V(d-A) = 0,0212 Volt
Salah satu persyaratan keandalan penyaluran tenaga listrik yang harus dipenuhi adalah
kualitas tegangan dan frekuensi yang baik dan stabil, karena meskipun kelangsungan catu daya dapat
diandalkan, namun belum mungkin untuk mempertahankan tegangan tetap pada distribusi karena
tegangan jatuh akan terjadi di semua bagian dan akan berubah dengan adanya perubahan beban.
Beban sebagian besar memiliki daya tertinggal, pada dasarnya saat puncak daya reaktif yang
dibutuhkan beban meningkat dan dapat lebih besar dari penurunan tegangan pada ujung
penerimaan. Apabila penurunan tegangan yang terjadi melebihi batas toleransi yang diijinkan, maka
secara teknis akan mengakibatkan terganggunya kinerja peralatan mesin listrik di bengkel mekanik.
Dari data pengukuran dan perhitungan, menunjukkan bahwa rugi-rugi tegangan masih di
bawah batas toleransi yang ditetapkan PUIL yaitu 5%. Hal tersebut masih cukup aman untuk
menjamin kinerja peralatan mesin listrik di bengkel mekanik.
Agar rugi-rugi tegangan sesuai dengan batas yang telah ditetapkan maka luas minimum
penghantar minimum juga harus diperhitungkan. Perhitungan luas penampang minimum penghantar
seperti ditunjukkan pada Tabel 11. Di bawah ini:
SEMINAR NASIONAL X
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 10 SEPTEMBER 2014
ISSN 1978-0176
1. Mesin bubut
2 . L . I . . 3
S=
Vr
Untuk instalasi tenaga menurut PUIL bahwa luas minimum penghantar minimal adalah 2,5
mm2 sedangkan luas penghantar kawat di instalasi bengkel mekanik memakai kawat berluas
penampang 6 mm2. Hal tersebut menunjukkan bahwa luas penampang kawat memenuhi pada
standar yang disyaratkan.
Pentanahan
Semua peralatan listrik yang pembungkusnya memakai logam harus ditanahkan agar kalau
terjadi kegagalan isolasi tegangan logam tersebut dengan tanah menjadi nol
Khusus untuk panel hubung bagi (PHB) juga harus ditanahkan, dengan tahanan pentanahan
sekecil mungkin. Harga tahanan pentanahan tergantung dari kandungan tanah sekitarnya. Agar
didapat harga pentanahan yang sangat kecil maka elektroda harus ditanam sampai ke air tanah. Hasil
dari penguuran haraga pentanahan PHB bengkel mekanik adalah seperti ditunjukkan pada Tabel 12.
Di bawah ini:
Tabel 10. Pengukuran tahanan pentanahan
No Jarak Kabel (m) Tahanan pentanahan ()
1 6 20
2 7 20
3 8 20
4 9 20
5 10 20
Rata-rata 20
Dari hasil pengukuran Tabel 12. di atas menunjukkan bahwa pentanahan pada papan hubung
bagi bengkel mekanik STTN BATAN kurang baik hal ini disebabkan karena waktu pengukuran,
tanah dalam keadaan kering sehingga harga pentanahan besar. Berdasarkan PUIL 2000-3.19.1.4:
Apabila hasil pengukurannya belum mencapai 5 , Maka Ground rood ditambah, dengan jarak 2
panjangnya.
SEMINAR NASIONAL X
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 10 SEPTEMBER 2014
ISSN 1978-0176
Standar besar R-tanah untuk elektrode pentanahan 5 Ohm. apabila belum mencapai nilai 5
Ohm, maka elektrode bisa ditambah dan dipasang diparalel. Pentanahan yang baik apabila elektrode
bisa mencapai sumber air atau R-tanah.
Contoh: Pemasangan elektrode pertama (R1), setelah diukur = 20 selanjutnya di tanam lagi
elektrode ke 2 (R2), diukur tahanan = 20 , Maka besar tahanan RI diperoleh dengan R2 = 10 ,
Karena belum mencapai 5 , maka ditanam lagi elektrode ke 3 (R3). Seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 3. sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA
Isnu, R., Soepartono., 1979, Instalasi Tenaga dan Tenaga, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Jakarta.
Peraturan Umum Instalasi Listrik, 2000, Tentang Syarat Tahanan Pentanahan. Jakarta
Rausand, M., 2005, Preliminary Hazard Analysis, Departement of Production and Quality
Engineering Norwegian University of Science and Technology.
Suwarno, 2005, Rekalkulasi Beban Instalasi Listrik Gedung PATN dan Auditorium.
Yogyakarta