Laporan Perjalanan Inspeksi Cathodic Protection by WIKA

PT SIAM MASPION TERMINAL
Jln RAYA MANYAR KM 25 MANYAR – GRESIK – JAWA TIMUR
Cathodic Protection System

For Steel Offshore Structure
By : PT WIKA Intrade
Head Office:
Jl. Mayjen DI Panjaitan , Kav 9

Jakarta Timur , DKI Jakarta
INDONESIA
Tel: +62 (0)21 867-4010

Fax: +62 (0)21 867-4013
Email: nobelindonesia@racketmail.com
Website: www.wika-intrade.com
PENYUSUN LAPORAN
- YOLANDA
- SIANA HERAWATI
INTRODUCE / PENDAHULUAN
PT WIKA Intrade merupakan salah satu anak perusahaan dari PT WIJAYA Karya ( Persero )
Tbk. PT WIKA Intrade terbagi kedalam beberapa divisi , yaitu Trading , Industry dan Coal
Mining. Dibidang Industri , PT Wika Intrade memiliki pabrik Part casting Aluminium ,
Automotive part plastic Injection , Gas stove & Cylinder Tank , serta anak perusahaan Wika
Intrade Energi.
Aluminium anoda dan zinc anoda menjadi satu produk dari PT Wika Intrade yang diproduksi
di pabrik aluminium casting dengan kapasitas lebih dari 200 ton / bulan.
Kualitas aluminium anoda dan zinc anoda dari WIKA intrade merupakan produk anode
terbaik di Indonesia dengan didukung oleh sistem pabrikasi yang modern ( Sertifikasi ISO /
TS , OHSAS ), laboratorium korosi dan spektro analysis , dan telah tersertifikasi oleh Biro
Klasifikasi Indonesia (BKI), LIPI dan mendapat surat keterangan terdaftar dari SKT Migas
dan vendor List di Pertamina .
DEFINISI KOROSI
KOROSI : merupakan penurunan mutu logam atau sifatnya yang timbul secara alamiah
karena berinteraksi dengan lingkungannya.
GEJALA KOROSI dapat didekteksi melalui :

1. Proses Metalurgi
2. Proses Fisika
3. Proses Electro Kimia
4. Proses Thermodinamika
PROSES KOROSI TERJADI : Bila suatu metal terdiri dari unsur metal yang berbeda dan
tegangan potensialnya berbeda terhubung dalam electrolit maka akan terbentuk sel
korosi yang salah satu unsurnya akan bertindak menjadi anoda dan terkorosi sedangkan
unsur yang lainnya menjadi katoda dan tidak terkorosi
TYPE KOROSI PENYEBAB TERJADINYA

1. KOROSI SUMUR Perbedaan potensial dalam structur logam
2. KOROSI GALVANIC Komposisi logam tdk murni / banyak element
3. KOROSI CELAH Oksigen bersarang dilokasi logam berhimpit
4. KOROSI GESEKAN Perbedaan panas akibat gesekan
5. KOROSI REGANGAN Stressing akibat tekukan / bending
6. KOROSI EROSI Perbedaan fluida / adanya aliran electrolit
7. KOROSI KAVITASI Endapan uap air tekanan tinggi dari turbin
8. KOROSI LELAH Kelelahan logam akibat mekaniksasi

9. KOROSI MERATA Logam bereaksi dengan zat kimia H2SO4 dll
Terdapat 4 unsur pokok yang harus dipenuhi supaya terjadi korosi. Jika salah satu hilang
maka korosi tidak akan terjadi. Empat unsur pokok tersebut antara lain :
1. Anoda , tempat terjadinya reaksi oksidasi.
2. Katoda , tempat terjadinya reaksi reduksi.
3. Elektrolit , Lingkungan tempat Katoda dan Anoda terekspos
4. Sambungan logam , Katoda dan Anoda harus disambung dengan menggunakan

sambungan logam agar arus listrik dapat mengalir.
MENGAPA KOROSI TERJADI . . . . . . . . . . . . . . . . ???

1. ADANYA REAKSI ANODIK DAN KATODIK
2. ADANYA PERBEDAAN POTENSIAL LISTRIK & LOGAM
ZONA KOROSI DI LINGKUNGAN LAUT

EMERGED
ATMOSFIR
Udara mengandung klorida, korosif
HWL
SPLASH
OMBAK
Basah, aerasi , tak ada fouling
Basah, jenuh oksigen , biota laut
Sering banyak tumpahan minyak

LWL
SUBMERGED
TERENDAM
Jenuh Oksigen , Ada Fouling, Gelombang Ombak Kuat
Sedimen yang dapat mempengaruhi korosi

Ada binatang laut, tapi tumbuhan laut tidak ada,

kadar oksigen rendah, suhu lebih rendah
Kadar oksigen sangat rendah, pH rendah, dan suhu

rendah ( ~ 4°C ) dan gelombang lemah
BURIED
BURIED
TANAH
Pasir , lempeng, kerikil , bakteri pereduksi sulphat

Korosi sangat dipengaruhi lingkungan misal :
- Temperatur Ph
- Oksigen
- Kecepatan fluida
- Zat- zat Oksidator
METODE PENCEGAHAN KOROSI
Lima macam metode yang digunakan untuk mengontrol Korosi adalah :
- Pelapisan / coating : Pelapis yang digunakan antara lain : Cat , Logam (Galvanisasi),
plastik dan semen.
- Perlakuan Lingkungan : Mengurangi atau menghilangkan uap air dan partikel-partikel
korosi yang bersifat korosif.
- Pemilihan material : Menggunakan material logam atau paduannya yang bersifat

tahan korosi misal titanium atau baja tahan karat.
- Design berlebih dan perbaikan design : menambah ukuran material yang sebenarnya
agar umur pakai dapat diperpanjang sesuai dengan kebutuhan.
- Proteksi Katodik : Teknik yang digunakan untuk mengendalikan korosi pada
permukaan logam dengan menjadikan permukaan logam tersebut sebagai katode.
Salah satu metode untuk Mencegah / mengontrol Korosi tersebut diatas dibuatlah suatu
proteksi yang sering di sebut dengan CATHODIC PROTECTION yang akan kita ulas.
PROTEKSI KATODIK (Cathodic Protection) adalah teknik yang digunakan untuk

mengendalikan korosi pada permukaan logam dengan menjadikan permukaan logam tersebut
sebagai katode. Proteksi katodik ini merupakan metode yang umum digunakan untuk
melindungi struktur logam dari korosi. Sistem proteksi katodik ini biasanya digunakan untuk
melindungi baja, jalur pipa, tangki, tiang pancang, kapal, anjungan lepas pantai dan casing
(selubung) sumur minyak di darat.
Efek samping dari penggunaan yang tidak tepat adalah timbulnya molekul hidrogen yang
dapat terserap ke dalam logam sehingga menyebabkan hydrogen embrittlement (kegetasan
hidrogen).
Proteksi katodik adalah cara yang effektif dalam mencegah stress corrosion cracking (retak
karena korosi).
Pada saat ini, galvanik atau anode tumbal ( Sacrificial anode ) dibuat dalam berbagai bentuk
dengan menggunakan alloy (campuran logam) dari seng, magnesium dan alumunium.
Potensial elektrokimia, kapasitas arus, dan laju konsumsi dari campuran logam ini lebih besar
sebagai Cathodic Protection daripada besi
Anode galvanik dirancang agar memiliki voltase aktif (sebenarnya secara teknik memiliki
potensial elektrokimia lebih negatif) lebih tinggi daripada logam yang terdapat pada struktur
baja. Untuk mendapatkan Cathodic Protection yang effektif, potensial dari permukaan baja
dipolarisasi (didorong) agar menjadi lebih negatif hingga permukaannya memiliki potensial
yang seragam. Pada tahap ini, daya dorong yang dapat menyebabkan reaksi korosi menjadi
tertahan. Anode galvanik kemudian akan terus terkorosi, memakan material anode hingga
suatu saat perlu diganti. Polarisasi disebabkan oleh laju arus dari anode yang menuju ke
katode. Daya dorong bagi laju arus dari Cathodic Protection adalah perbedaan potensial
elektrokimia antara anode dan katode.
STEEL OFFSHORE STRUCTURE yang perlu dilindungi dari proses korosi meliputi :
1. Struktrur steel sheetpile sebagai dinding penahan pada bibir pantai ( perbatasan
daratan dan laut )
2. Steel pipe pile pada pondasi trestle jetty , platform dll
3. Moring
4. Bresting
5. Platform
6. Ploting pipelines
7. Vessel / Barges
Metode Cathodic Protection ada 2 macam :

1. Metode Anoda Korban (SACP = sacrifacial Anode Cathodic Protection )
Dimana disini ada logam yang dikorbankan untuk melindungi logam utama. Jenis-
jenis anoda korbanpun bermacam-macam , tergantung dari nilai elektrochemicalnya.
Antara lain :
- Anoda Korban Aluminium ( e = 2700 Ah / kg )
- Anoda Korban Zink ( e = 780 Ah / kg )
- Anoda korban magnesium ( e = 1200 Ah/kg ) , digunakan untuk proteksi katodik

pada lingkungan tanah .
2. Metode ICCP
Metode dengan jalan mengalirkan arus listrik searah dalam elektrolit , kearah seluruh
permukaan logam.
WIKA anode Spesifikasi Sesuai dengan standar NACE :

ALUMINIUM ANODE :
- Zinc : 2 – 5% ; Indium : 0,01 – 0,05% ; Silicon : 0,05 – 0,2 % ; Copper : 0,01 %

Max ; Iron : 0,1 % max.
- Aluminium : Remainder
- Electrochemical capacity : 2700 Ah / kg ; Comsumption rate : 3,24 kg / Amp.Yr ;
Efficiency : 93%
- Potential : 1191 mV ( Ag / AgCl )
ZINC ANODE :
- Cadmium : 0,025 – 0,15% ; Plumbun / Lead : 0,006% Max ; Iron : 0,005% Max ;
Aluminium : 0,1 – 0,5% ; Silicon : 0,125% Max
- Zinc : Remainder
- Electrochemical capacity : 818 Ah / kg ; Comsumption rate : 11,1 kg / Amp.Yr ;
Efficiency : 96,34%
- Potential : 1080 mV ( Ag / AgCl )
PERENCANAAN PROTEKSI KATODIK SISTEM ANODA KORBAN DENGAN

PENGUJIAN LABORATORIUM.
1. Material Anoda yang digunakan dalam pemrograman adalah aluminium , zeng dan
Magnesium
2. Untuk validasi Pemodelan dilakukan dengan pengujian laboratorium dengan metode
kehilangan berat ( WGL = Weight Gain Loss )
3. Pengambilan data akan memvariasikan kecepatan alir air garam antara lain : 0.00m/s ;
0.09m/s ; 0,18m/s ; 0,27m/s dan 0,36m/s
Potensial elektrokimia diukur dengan berdasarkan pada elektrode referensi. Elektroda

tembaga-tembaga sulfat digunakan untuk struktur (bangunan) yang kontak dengan tanah atau
air tawar. Elektroda perak klorida digunakan untuk struktur yang kontak dengan air laut.
Kita akan membahas satu persatu dari Anoda Korban .
MAGNESIUM
Anoda Magnesium biasanya digunakan untuk proteksi katodik pada lingkungan tanah .
Terdapat dua buah alloy Magnesium yang umum digunakan pada proteksi katodik yaitu :
- High potential magnesium : Dihasilkan langsung dari

Magnesium yang disuling dari air laut. Menyediakan
maksimum tegangan keluaran sebesar -1.70 volt relatif

terhadap tembaga sulfat
- H1- alloy : Dihasilkan dari magnesium yang

diperoleh dari recycling facilities. Menghasilkan
tegangan keluaran yang lebih rendah yaitu -1.40 volt
relatif terhadap tembaga sulfat
Pemilihan alloy magnesium pada proteksi katodik membutuhkan pertimbangan kebutuhan

arus , Resistifitas tanah dan biaya yang akan dikeluarkan.
Standar kimia yang dibutuhkan pada alloy magnesium adalah sebagai berikut :
SENG
Anoda seng digunakan untuk proteksi katodik pada lingkungan tanah yang memiliki
resistifitas rendah , beberapa kondisi air seperti air laut , air payau dan air tawar.
Berikut ini tabel komposisi anoda seng untuk penggunaan pada lingkungan air laut.
Anoda Seng yang standar digunakan pada proteksi katodik dilingkungan air laut dan
lingkungan air payau adalah mengandung Aluminium dan Cadminium .
ALUMINIUM
Anoda Aluminium digunakan pada lingkungan air laut dan beberapa kondisi air tawar .
aluminium memiliki umur yang lebih panjang jika dibandingkan dengan magnesium.
Aluminium memiliki arus dan karakteristik berat yang lebih baik jika dibandingkan dengan
seng. Dalam pembuatannya aluminium biasa dicampur dengan mercuri , antimoni , indium
dan tin.
Material Anoda yang dipilih harus dipertimbangkan dari material yang akan diproteksi.
Anoda harus lebih reaktif jika dibandingkan dengan material yang akan
diproteksi.Kelemahan dari dari proteksi katodik sistem anoda korban ini adalah terbatasnya
umur pakai anoda serta arus proteksi yang dapat digunakan. Dengan demikian anoda korban
harus diganti secara berkala.
PERENCANAN PROTEKSI KATODIK ANODA KORBAN
Perencanaan proteksi katodik korban meliputi beberapa kegiatan antara lain :
a. Pengukuran luas tiang pancang pipa baja yang terdiri dari luas dalam air dan tanah
b. Pengukuran potensial tiang pancang baja
c. Pengukuran tahanan jenis air dan tanah tempat tiang pancang dipasang
d. Identifikasi karakteristik dan jenis Anoda
e. Perhitungan tahanan anoda dalam air dan dalam tanah
f. Perhitungan arus yang dihasilkan anoda dalam air dan dalam tanah
g. Perhitungan umur proteksi dalam air dan dalam tanah

h. Pengukuran rapat arus dan perhitungan arus proteksi yang diperoleh dari pengukuran
luas permukaan luar pipa baja dalam air dan dalam tanah dikalikan dengan rapat arus
dalam air dan dalam tanah
i. Perhitungan kebutuhan minimum anoda diperoleh dari arus proteksi dibagi dengan
arus yang dihasilkan anoda.
RUMUS-RUMUS PROTEKSI KATODIK DALAM PROGRAM
a. Pengukuran luas tiang pancang pipa baja yang terdiri dari luas dalam air dan tanah
Luas pemukaan pipa baja yang diproteksi :
Panjang steel pipe pile ( L ) : 32 m
Diameter ( D ) : 0.762 m
Luas permukaan pipa ( A ) : 22/7 x D x L = 76.64 m2
b. Pengukuran potensial tiang pancang baja
Pengukuran potensial tiang pancang baja menggunakan alat Multimeter dengan elektroda
pembanding jenis Cu/CuSO4 5H2O atau jenis Ag/ AgCl .
Baja akan terproteksi dari korosi apabila besarnya potansial terhadap elektroda pembanding
elektroda Cu/CuSO4 adalah kurang dari -0.850 volt dan besarnya potansial terhadap
elektroda pembanding elektroda Ag/AgCl kurang dari -0.805 volt.
Sebaliknya , baja terproteksi tidak tercapai bila potensial lebih dari -0.850 volt elektroda
pembanding elektroda Cu/CuSO4 atau potensial lebih dari -0.805 volt elektroda pembanding
elektroda Ag/AgCl
c. Pengukuran tahanan jenis air dan tanah tempat tiang pancang dipasang
Tahanan jenis terhadap air dan/atau tanah yang ada disekitar lokasinya mempengaruhi
besarya tingkat korosifitas dari tiang pancang pipa.
d. Identifikasi karakteristik dan jenis Anoda
Anoda yang akan digunakan diidentifikasikan karakteristik dan jenisnya , Terutama untuk
mengetahui komposisi bahan anoda , ukuran , berat bersih , berat kotor , core , potensial dan
density.
e. Perhitungan tahanan anoda dalam air dan dalam tanah
- Tahanan Anoda dalam air

Dihitung dengan rumus :
R= C In 2L – 1
2L r
Dimana :
R = Tahanan anoda dalam air , 
C = Tahanan jenis air , cm
L = Panjang anoda, cm
R = Jari-jari anoda , cm
- Tahanan Anoda dalam tanah

Dihitung dengan rumus :
Rv = 0,00521 C 2.3 log 8L – 1
L d
Dimana :
Rv = Tahanan anoda vertikal dalam tanah , 
C = Tahanan jenis tanah , cm
L = Panjang anoda, feet
d = Diameter anoda , feet
f. Perhitungan arus yang dihasilkan anoda dalam air dan dalam tanah
Arus yang dihasilkan anoda tergantung pada bentuk anoda , tahanan dari lingkungan ,
potensial dari struktur / pipa ( E2 ) yang biasanya -0.8 Volt Ag/AgCl dan potensial Anoda (E1)
. Jadi arus yang dihasilkan anoda :
I0 = ( E1 – E11 ) - E2
Dimana :
I0 = Arus yang dihasilkan anoda , Ampere
E1 = Potensial anoda , Volt
E11 = Potensial drop , Volt
E2 = Potensial pipa , volt
R = Tahanan anoda , 
g. Perhitungan umur proteksi dalam air dan dalam tanah
Umur proteksi dihitung dengan rumus :
T = W x C
I0 x 8760
T = Umur proteksi
W = Berat Anoda , kg
C = Kapasitas Anoda , Ampere jam/kg
8760 = Konversi dari tahun ke jam
h. Pengukuran rapat arus dan perhitungan arus proteksi yang diperoleh dari
pengukuran luas permukaan luar pipa baja dalam air dan dalam tanah dikalikan
dengan rapat arus dalam air dan dalam tanah
Rapat arus diperlukan untuk kebutuhan jumlah arus proteksi struktur baja tiang pancang.
Pengukuran rapat arus ( current density = Cd ) menggunakan alat seperti Adjustable DC
Power Source yang dilengkapi voltmeter . DC Ampere meter , Switch ( tombol ) , batang
elektroda sebagai penyalur arus .
KEBUTUHAN TOTAL ARUS PROTEKSI
Ip = A x Cd
1000
Ip = Kebutuhan total arus proteksi ( A )
A = Luas permukaan pipa ( m2 ) = 76.64 m2
Cd = Rapat arus ( mA / m2 ) = 20 mA/m2 ( Didapat dari pengukuran no: h diatas )
Ip = 1.533 A
i. Perhitungan kebutuhan minimum anoda diperoleh dari arus proteksi dibagi dengan
arus yang dihasilkan anoda.
 = Ip
I0
 = Kebutuhan minimum anoda , buah
Ip = Arus proteksi , Ampere

I0 = Arus yang dihasilkan anoda , Ampere
BERAT TOTAL ANODA YANG DIBUTUHKAN
W total = Ip x Y x C
Dimana :
W total = Berat total anoda yang diperlukan ( kg )
Ip = Kebutuhan Total arus proteksi ( A ) = 1,533 A
Y = Umur design proteksi ( tahun ) = 20 tahun
C = Laju Konsumsi Anoda ( kg/Ampere.tahun ) = 3.24 kg/Amp.Yr
µ = Faktor Utilisasi ( 0 < µ < 1 ) = 0.8
Dari spesifikasi Aluminium Anoda product PT WIKA Intrade:

- Electrochemical capacity : 2700 Ah/kg
- Consumption rate ( C ) : 3,24 kg/Amp.Yr
- Efficiency : 93%
- Potential : -1191 mV(Ag/AgCl)
Sehingga : Wtotal = 124.173 kg

JUMLAH ANODA YANG DIBUTUHKAN :
n = W total
Wa
Dimana :
n = Jumlah anoda yang diperlukan ( Buah )
Wa = Berat tiap anoda ( cetakan dari pabrik ) , kg

JARAK PEMASANGAN ANTAR ANODA
s = L
s = Jarak pemasangan antar anoda
L = Panjang pipa ( m )
n = Jumlah anoda yang diperlukan ( buah )
KEBUTUHAN ARUS PROTEKSI TIAP JARAK ANODA
Ips = Ip
Ips = Kebutuhan arus proteksi tiap jarak anoda , A

Ip = Kebutuhan arus total proteksi , A
n = Jumlah anoda yang diperlukan ( buah )
PENGUJIAN
Pengujian dilakukan untuk membandingkan hasil perhitungan dengan data yang didapat dari
hasil percobaan dilaboratorium. Percobaan dilakukan dengan mengukur laju korosi dengan
menggunakan metode kehilangan berat.
Pengujian akan dilakukan dengan menggunakan anoda aluminum , seng dan magnesium .
Baja yang digunakan baja type AISI 1020. Lingkungan air laut diganti dengan air garam
3.5% dengan variasi kecepatan air..
Untuk menghitung laju Korosi , terdapat dua meode yang dapat digunakan antara lain :
- Metode kehilangan berat ( weight gain loss )

- Metode electrokimia
Metode yang digunakan metode kehilangan berat , Sehingga didapat :
R= 534 W
DAT
R = Laju Korosi ( MPY atau mil per year )

W = Kehilangan berat ( mg )
D = Berat Jenis ( gr / cm3 )
A = Luas permukaan ( inch2 )
T = Rentan waktu yang digunakan untuk pengujian ( jam )
Satuan laju Korosi MPY dapat dikonversikan dalam beberapa tipe satuan lainnya. Sehingga :
1 MPY = 0.0254 mm/year = 25.4 µm / year = 2.9 mm/h = 0.806 µm/s
Atau laju Korosi dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
R= 87600 W
DAT

W = Kehilangan berat ( mg )
A = Luas permukaan ( cm2 )
Atau :
R= 87.6 W
DAT
W = Kehilangan berat ( g )

A = Luas permukaan ( cm2 )
PROSES PENGUJIAN
1. UJI KOMPOSISI
Uji komposisi kimia dari keempat material dengan menggunakan Spektometer Emisi.
Terutama komposisi material anoda komposisi harus sesuai dengan standar yang ditetapkan
dalam hal ini PT WIKA Intrade menggunakan standar NACE.
Example : sample identity ex sample anode AL PT Wika 21 – 01 – 2016
Hasil pengujian Standar komposisi berdasar standar NACE
Cu : 0.000 max 0.01 OKE
Si : 0.116 0.05 - 0,2 OKE

Fe : 0.072 max 0.10 OKE
Zn : 3.457 2.0 - 5.0 OKE
Ti : 0.003 -
In : 0.016 0.01 - 0.05 OKE
Al : 96.324 Remainder
2. UJI KOROSI
Dimensi dan masa seluruh sample diukur sebelum melakukan pengujian . Dimensi diukur
dengan menggnakan jangka sorong dengan ketelitian 0.001cm . sedangkan berat sample
diukur dengan menggunakan timbangan dengan ketelitian 0.1 mg.
Melakukan perendaman pada material baja dengan empat kondisi :
- Direndam tanpa perlindungan anoda

- Direndam dengan proteksi anoda aluminium
- Direndam dengan proteksi anoda seng

- Direndam dengan proteksi anoda magnesium
Sample direndam dengan air garam dengan variasi kecepatan alir air 0.00 m/s , 0.09 m/s ,
0,18m/s , 0,27 m/s , 0,36 m/s selama 3 hari / 72 jam.
3. PENGUKURAN POTENSIAL PROTEKSI

Potensial proteksi anoda korban aluminium, seng dan magnesium terhadap katoda baja .
ANALISA HASIL PERHITUNGAN
1. BAJA TANPA PROTEKSI

Baja yang berada dalam lingkungan air laut (NaCl ) akan mengalami korosi karena
adanya ion Cl-. Ion Cl- akan memecah lapisan pasif pada baja, melarutkan ion-ion
logam dan memudahkan ion-ion tersebut masuk ke larutan. Laju korosi semakin
meningkat seiring dengan meningkatnya nilai kecepatan air.
2. ANODA ALUMINIUM
Terjadi perbedaan berat total Anoda Aluminium yang diperlukan untuk memproteksi
baja dalam kondisi air diam ( Uji Lab hasil Experiment ) dengan kebutuhan berat
anoda Aluminium yang didapat dalam perhitungan sangat signifikan sbb :
3. ANODA SENG
4. ANODA MAGNESIUM
Jika melihat nilai pengurangan berat yang terdapat pada anoda magnesium, jelas sekali
bahwa pengurangan berat yang terjadi sangat besar jika dibandingkan dengan pengurangan
berat yang terjadi pada anoda Aluminium dan Seng. Dapat dilihat dalam table dibawah ini,
Magnesium berada dalam table bagian paling atas yag mana nilai electrode potensial paling
negatif dibandingkan Aluminium dan Seng . Dengan demikian Magnesium paling reaktif
dibandingkan dengan Aluminium dan Seng. Karena itu Magnesium tidak digunakan untuk
memproteksi baja pada lingkungan laut.
Demikian halnya dengan Seng , memiliki elektroda potensial lebih negatif dari pada
Aluminium dan lebih positif daripada Magnesium . Hal inilah yang menyebabkan
pengurangan berat anoda Seng lebih tinggi jika dibandingkan dengan anoda Aluminium dan
lebih rendah jika dibandingkan dengan Magnesium.
KESIMPULAN DAN SARAN

1. Laju korosi Baja AISI 1020 tanpa proteksi semakin meningkat seiring dengan
meningkatnya kecepatan air.
2. Proteksi Katodik dengan menggunakan anoda korban sangat efektif untuk melindungi
baja dari serangan korosi
3. Pengurangan masa anoda magnesium lebih tinggi jika dibandingkan dengan

pengurangan masa anoda Seng dan Aluminium , oleh karenanya Anoda magnesium
tidak cocok digunakan pada lingkungan air laut.
4. Sistem proteksi katodik hanya efektif pada lingkungan berair atau lembab. Karena itu
anoda korban harus selalu dalam keadaan terendam atau ditanam pada tanah yang
basah ( dibawah splash zone atau ditanam dalam seabed )
5. Setelah melakukan survey ke tempat proses pembuatan katodik PT WIKA Entrade

maka dapat disimpulkan bahwa produk mereka memenuhi standar pengujian yaitu Uji
Komposisi , Uji Korosi dan pengukuran Potensial proteksi sehingga Anoda yang di
hasilkan sesuai standar dan mampu menjadi anoda korban dimana proses korosi
terjadi pada anoda bukan pada benda yang di proteksi oleh katodik .
FOTO-FOTO

Laporan Perjalanan Inspeksi Cathodic Protection by WIKA

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Laporan Perjalanan Inspeksi Cathodic Protection by WIKA

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

PT SIAM MASPION TERMINAL

Jln RAYA MANYAR KM 25 MANYAR – GRESIK – JAWA TIMUR

Cathodic Protection System

Jl. Mayjen DI Panjaitan , Kav 9

Tel: +62 (0)21 867-4010

GEJALA KOROSI dapat didekteksi melalui :

TYPE KOROSI PENYEBAB TERJADINYA

8. KOROSI LELAH Kelelahan logam akibat mekaniksasi

4. Sambungan logam , Katoda dan Anoda harus disambung dengan menggunakan

MENGAPA KOROSI TERJADI . . . . . . . . . . . . . . . . ???

ZONA KOROSI DI LINGKUNGAN LAUT

Udara mengandung klorida, korosif

Basah, aerasi , tak ada fouling

Basah, jenuh oksigen , biota laut

Sering banyak tumpahan minyak

Jenuh Oksigen , Ada Fouling, Gelombang Ombak Kuat

Sedimen yang dapat mempengaruhi korosi

Ada binatang laut, tapi tumbuhan laut tidak ada,

Kadar oksigen sangat rendah, pH rendah, dan suhu

Pasir , lempeng, kerikil , bakteri pereduksi sulphat

Korosi sangat dipengaruhi lingkungan misal :

METODE PENCEGAHAN KOROSI

Lima macam metode yang digunakan untuk mengontrol Korosi adalah :

- Pemilihan material : Menggunakan material logam atau paduannya yang bersifat

PROTEKSI KATODIK (Cathodic Protection) adalah teknik yang digunakan untuk

Metode Cathodic Protection ada 2 macam :

- Anoda korban magnesium ( e = 1200 Ah/kg ) , digunakan untuk proteksi katodik

WIKA anode Spesifikasi Sesuai dengan standar NACE :

- Zinc : 2 – 5% ; Indium : 0,01 – 0,05% ; Silicon : 0,05 – 0,2 % ; Copper : 0,01 %

PERENCANAAN PROTEKSI KATODIK SISTEM ANODA KORBAN DENGAN

Potensial elektrokimia diukur dengan berdasarkan pada elektrode referensi. Elektroda

Kita akan membahas satu persatu dari Anoda Korban .

- High potential magnesium : Dihasilkan langsung dari

maksimum tegangan keluaran sebesar -1.70 volt relatif

- H1- alloy : Dihasilkan dari magnesium yang

Pemilihan alloy magnesium pada proteksi katodik membutuhkan pertimbangan kebutuhan

PERENCANAN PROTEKSI KATODIK ANODA KORBAN

Perencanaan proteksi katodik korban meliputi beberapa kegiatan antara lain :

b. Pengukuran potensial tiang pancang baja

d. Identifikasi karakteristik dan jenis Anoda

e. Perhitungan tahanan anoda dalam air dan dalam tanah

g. Perhitungan umur proteksi dalam air dan dalam tanah

RUMUS-RUMUS PROTEKSI KATODIK DALAM PROGRAM

Luas pemukaan pipa baja yang diproteksi :

Panjang steel pipe pile ( L ) : 32 m

Luas permukaan pipa ( A ) : 22/7 x D x L = 76.64 m2

b. Pengukuran potensial tiang pancang baja

d. Identifikasi karakteristik dan jenis Anoda

e. Perhitungan tahanan anoda dalam air dan dalam tanah

- Tahanan Anoda dalam air

R = Tahanan anoda dalam air , 

C = Tahanan jenis air , cm

- Tahanan Anoda dalam tanah

Rv = 0,00521 C 2.3 log 8L – 1

Rv = Tahanan anoda vertikal dalam tanah , 

C = Tahanan jenis tanah , cm

L = Panjang anoda, feet

d = Diameter anoda , feet

I0 = Arus yang dihasilkan anoda , Ampere

E1 = Potensial anoda , Volt

E11 = Potensial drop , Volt

E2 = Potensial pipa , volt

g. Perhitungan umur proteksi dalam air dan dalam tanah