Tugas Akhir
Diajukan oleh :
i
THE EFFECT OF CORROSION ON WELDED JOINT
OF LOW CARBON STEEL
Final Project
by
ii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tugas Tugas Akhir ini tidak
suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya
atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali
yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar
pustaka.
Penulis
v
INTISARI
penelitian untuk mengetahui efek korosi pada sambungan las-lasan plat baja
berupa uji tarik Disamping itu pula penelitian ini juga ingin mengetahui laju
lingkungan sekitar pantai yang berjarak 200m dari bibir pantai. Spesimen yang
akan dikorosi dibagi dalam 3 bagian, yaitu spesimen terkorosi 1 bulan (30hari),
spesimen terkorosi 2 bulan (60 hari), dan spesimen terkorosi 3 bulan (90 hari).
korosi memberi efek yaitu menurunnya kekuatan tarik material las-lasan akibat
korosi. Rata-rata besar penurunan kekuatan tarik yaitu 32,2 % per bulan, dan laju
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karuniaNya, sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan. Tugas akhir ini adalah
sebagian persyaratan untuk mencapai derajat sarjana S-1 program studi Teknik
Penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dalam judul “Efek Korosi Pada
Kekuatan Sambungan Las Baja Karbon Rendah“ ini karena adanya bantuan dan
1. Ir. Greg. Heliarko, S.J, S.S, B.S.T., M.A., M.Sc. Dekan Fakultas Sains dan
2. Bapak Budi Sugiarto S.T, M.T., Ketua Program studi Teknik Mesin.
kepada penulis.
vii
8. Lina yang selalu memberi bantuan semangat dan dorongan dalam
10. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian Tugas Akhir ini.
Semoga naskah ini berguna bagi mahasiswa Teknik Mesin dan pembaca
lainnya. Jika terdapat kesalahan dalam penulisan naskah ini, penulis memohon
dengan sangat kritik dan saran guna menyempurnakan isi naskah ini.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman judul..................................................................................................... i
Title page.............................................................................................................. ii
Pernyataan ........................................................................................................... v
Intisari .................................................................................................................. vi
Daftar isi............................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1
2.1.2 Baja.......................................................................................... 5
x
2.3.1 Korosi pada logam.................................................................. 8
xi
4.1.3 Spesimen las terkorosi 1 bulan (30 hari)........................... 34
xii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 59
Daftar pustaka..................................................................................................... 62
Lampiran
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.6 Tempat peletakan spesimen yang mendapat perlakuan korosi ......... 26
xiv
Gambar 3.8 Mesin sekrap .................................................................................... 27
Gambar 4.8 Penampang patahan spesimen mula-mula las terkorosi 1 bulan ....... 35
Gambar 4.9 Penampang patahan spesimen mula-mula las terkorosi 2 bulan ....... 36
Gambar 4.10 Penampang patahan spesimen mula-mula las terkorosi 3 bulan ..... 37
xv
Gambar 4.21 Grafik kekuatan tarik rata-rata setelah melalui perhitungan deviasi
standar tak doyong ......................................................................... 55
Gambar 4.22 Grafik rata-rata laju korosi setelah melalui perhitungan analisis
standar deviasi tak-doyong ............................................................. 60
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data hasil uji tarik mpesimen mula-mula tanpa las .............................. 33
Tabel 4.2 Data hasil uji tarik spesimen mula-mula las ......................................... 34
Tabel 4.3 Data hasil uji tarik spesimen las terkorosi 1 bulan ............................... 35
Tabel 4.4 Data hasil uji tarik spesimen las terkorosi 2 bulan................................ 36
Tabel 4.5 Data hasil uji tarik spesimen las tekorosi 3 bulan ................................ 37
Tabel 4.9 Tabel hasil analisis deviasi standar tak-doyong spesimen mula-mula
Tabel 4.10 Tabel hasil analisis deviasi standar tak-doyong spesimen mula-mula
las........................................................................................................ 50
Tabel 4.11 Tabel hasil analisis deviasi standar tak-doyong spesimen las terkorosi
1 bulan ............................................................................................... 51
Tabel 4.12 Tabel hasil analisis deviasi standar tak-doyong spesimen las terkorosi
2 bulan ................................................................................................ 53
Tabel 4.13 Tabel hasil analisis deviasi standar tak-doyong spesimen las terkorosi
3 bulan ................................................................................................ 54
Tabel 4.14 Tabel hasil analisis deviasi standar tak-doyong laju korosi 1 bulan ... 57
Tabel 4.15 Tabel hasil analisis deviasi standar tak-doyong laju korosi 2 bulan ... 58
Tabel 4.16 Tabel hasil analisis deviasi standar tak-doyong laju korosi 3 bulan ... 59
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
harus memiliki sifat-sifat tertentu pula. Oleh karena itu, banyak logam-logam
yang komposisinya dimodifikasi, dan ada pula yang diberi perlakuan tertentu
yang berada di lingkungan sekitar pantai. Logam jenis apapun pasti akan
terkorosi karena faktor jarak dari pantai, kecepatan angin, atau suhu. Hal ini justru
nantinya akan menimbulkan berbagai masalah. Maka dari itu, penulis ingin
mengetahui laju efek laju korosi pada sambungan las (dalam hal ini baja karbon
karbon rendah.
1
2) Untuk mengetahui laju korosi logam (baja karbon rendah) di
Judul dari Tugas Akhir yang penulis susun sebenarnya bisa mencakup
permasalahan yang luas. Oleh karena itu, agar pembahasannya tidak terlalu
sebagai berikut :
1. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah plat baja karbon rendah
a. Uji tarik.
Penulisan Tugas Akhir ini akan dibagi dalam beberapa bagian, yaitu :
2. Bab II membahas mengenai tinjauan pustaka yang berisi klasifikasi besi dan
baja, sifat-sifat baja, pengaruh unsur spesifik pada baja, pengujian bahan,
oxy-acetilen (karbit).
2
3. Bab III membahas mengenai metode penelitian yang berisi bagan alir
3
BAB II
DASAR TEORI
Besi dan baja adalah bahan yang banyak dipakai sebagai bahan
industri yang merupakan sumber yang sangat besar. Hal ini disebabkan
karena sifatnya yang sangat bervariasi, mulai dari sifat yang paling lunak,
hingga sifat yang paling keras dan tajam untuk pisau potong. Besi dapat
2.1.1. Besi.
berasal dari biji besi yang dileburkan. Komposisi biji besi berbeda-beda
antara sumber yang satu dengan sumber yang lainnya. Ada yang berupa
karang yang keras sekali, ada yang berupa butiran-butiran kecil, ada pula
yang berupa tanah yang gembur dengan warna yang bevariasi dari hitam
Jenis magnetit adalah yang paling banyak kandungan besinya yaitu sekitar
dan bermagnet kuat. Hematit adalah ferric oxide (Fe2O3) warnanya merah
4
coklat, dengan kadar belerang dan phospornya yang rendah. Limonit
2.1.2. Baja.
besi, tetapi perlu diketahui pula bahwa tidak ada satu jenis baja pun yang
hanya terdiri dari dua elemen tersebut. Karena proses pembuatan dan sifat-
mengandung bahan-bahan lain yang tidak murni dalam jumlah kecil yang
peleburan bijih besi yang merupakan hasil tambang yang dilebur dalam
dapur tinggi untuk mendapatkan besi mentah (pig iron). Besi mentah hasil
mengurangi kadar C, Si, Mn, P, dan S dari besi mentah melalui proses
oksidasi peleburan.
5
Berdasarkan kadar karbon, baja dibagi menjadi 3, yaitu:
sifat besi murni. Baja karbon rendah memiliki kekuatan tarik yang
Baja ini lebih keras dari baja karbon rendah, dan sifatnya juga lebih
kuat dan tangguh tetapi kurang liat. Sifat baja karbon sedang dapat
Memiliki sifat keras dan getas sehingga sulit untuk ditempa. Maka
tempering.
karbon (C) dalam baja tersebut. Sebagai contoh : seri 1050 berarti
6
2.2 Sifat-Sifat Baja.
2. Ductility / ulet.
3. Toughness / ketangguhan.
4. Hardness / kekerasan.
logam lain.
5. Strength / kekuatan.
7
8. Machinability / mampu mesin.
9. Elasticity / kelenturan.
Adalah sifat logam yang mudah retak dan pecah. Sifat ini
ductility.
korosi dikenal sebagai karat. Korosi dapat terjadi pada logam karena
8
2. Menurunnya kekuatan material yang disebabkan
produksi makanan.
cairan/larutan yang bersifat asam/basa, gas-gas (misal gas asap hasil buangan
ruang bakar atau reaksi kimia lainnya), logam yang berlainan jenis dan saling
1. Uniform Corrosion.
2. Pitting Corrosion.
3. Crevice Corrosion.
9
4. Stress Corrosion Cracking.
5. Intergranular Corrosion.
6. Galvanic Corrosion.
1. Uniform Corrosion.
Gambar 2.1 Ilustrasi korosi uniform yang menyebabkan berkurangnya dimensi permukaan benda
secara merata.
10
2. Pitting Corrosion.
yang tersaji pada gambar 2.3. Korosi ini terjadi pada beberapa kondisi
klorida yang cukup tinggi (misal NaCl atau garam di air laut). Pada
sangat kecil, sehingga sulit untuk diatasi dan dicegah terutama pada pipa-
lubang kecil terbentuk, maka lubang ini akan terus cenderung berkembang
11
Gambar 2.4 Contoh akibat pitting corrosion.
3 Crevice Corrosion.
tidak bisa keluar. Sering terjadi akibat desain konstruksi peralatan yang
sempurna, celah antara dua atau lebih lapisan metal, celah antara mur/baut
dsb. Peristiwa korosi ini terjadi di daerah yang sangat sempit (celah, sudut,
12
Gambar 2.5 Ilustrasi crevice corrosion yang menyerang saat 2 material bertemu dan membentuk
celah sempit, sehingga terjadi perbedaan kandungan oksigen yang menyebabkan korosi.
Korosi ini akan meningkat jika bagian yang mengalami stress berada
di lingkungan dengan kadar klorida cukup tinggi seperti air laut. Pada
13
logam setelah selesai proses permesinan, sehingga dapat mengurangi
5 Intergranular Corrosion.
Terjadi pada daerah batas butir akibat adanya endapan atau senyawa
14
Gambar 2.9 Ilustrasi korosi pada butir akibat terjadinya sensitasi krom (Cr).
6 Galvanic Corrosion.
tangki, hasil welding dengan benda kerja dll. Mekanisme ini disebakan
satu material berfungsi sebagai anoda dan yang lainnya sebagai katoda
gambar 2.11. Akibat adanya hubungan elektrik tersebut, maka logam yang
15
Gambar 2.11 Ilustrasi terjadinya korosi antara dua logam yang berbeda jenis keaktifannya (logam
A dan B).
16
Al3+ + 3e- - 1,67
2+ -
Mg + 2e - 2,34
2+ -
Na + 2e - 2,71
Ca2+ + 2e- - 2,87
+ -
K + e - 2,92
metal).
kelompok, yaitu :
1. Mekanik.
2. Listrik.
3. Kimia.
yaitu :
(fusion Welding)
17
2.4.1. Fusion Welding
diantaranya :
gabungan antara panas dan tekan. Jika menggunakan panas, maka suhu
yang pakai selama proses penyambungan dibawah titik cair logam yang
• Forge Welding.
18
2.4.3. Tipe-tipe las.
Ada lima tipe dasar pengelasan dalam menyambung dua bagian logam,
diantaranya :
a) Butt joint.
b) Corner joint.
c) Edge joint.
d) Lap joint.
e) Tee joint.
Oksigen dan gas acetilen dicampur dalam suatu alat dengan komposisi
dapat diarahkan secara efektif kearah bagian benda kerja yang akan
19
Acetylene (sering disebut karbit) merupakan gas yang tidak berwarna
Gas ini berbau keras atau menyolok bila bertemu dengan udara. Sehingga
Keuntungan proses las ini adalah dapat memotong benda kerja yang
tebal, pengelas dapat dengan mudah mengontrol panas yang akan masuk
20
Gambar 2.15 pekerja yang sedang memotong plat tebal menggunakan las oxy-acetilene.
mungkin agak berbeda satu sama lain, dan pelaku eksperimen biasanya lebih
memperhatikan purata atau pukul rata (mean) seluruh bacaan itu. Jika setiap
bacaan ditandai xi dan ada n bacaan, maka purata aritmetik (aritmetic mean)
1 n
adalah : X m = ∑ xi
n i =1
didefinisikan sebagai :
d i = xi − x m
21
Deviasi standar (standard deviation) atau deviasi akar purata kuadrat
1/ 2
⎡1 n ⎤
σ = ⎢ ∑ ( xi − x m ) ⎥
⎣n i=n ⎦
deviation). Dimana standar deviasi ini dipakai untuk perangkat data yang
jumlahnya besar.
Sering dalam berbagai situasi, kita tidak dapat mengumpulkan data dalam
jumlah yang cukup yang diperlukan untuk memberikan gambaran suatu keadaan
mendapat taksiran yang dapat diandalkan mengenai deviasi standar dan validitas
umum data. Untuk perangkat data yang jumlahnya kecil, biasanya didefinisikan
1/ 2
⎡ n 2 ⎤
⎢ ∑ ( x i − x m ) ⎥
σ = ⎢ i=i
⎥
⎢ n - 1 ⎥
⎢⎣ ⎥⎦
22
BAB III
METODE PENELITIAN
Pembuatan spesimen
Hasil penelitian
dan pembahasan
Kesimpulan &
Saran
23
3.2. Persiapan Bahan
spesimen sesuai dengan ukuran-ukuran standar seperti pada Gambar 3.3 dan
Gambar 3.2.
24
Kemudian, setelah dipotong-potong sesuai dengan ukuran yang
diinginkan, barulah spesimen dibentuk menjadi spesimen uji tarik. Seperti terlihat
25
spesimen yang akan diuji. Lima spesimen langsung diuji tarik, tanpa adanya
Adapun cara pengelasan pada spesimen yang akan diberi perlakuan korosi,
yaitu :
1. Spesimen yang sudah jadi dipotong tengah-tengahnya menjadi dua
Setelah spesimen yang dilas jadi, 5 spesimen langsung diuji tarik. Sisanya 15
spesimen diletakkan di atas atap rumah sekitar lingkungan pantai yang berjarak ±
200 m dari bibir pantai. Lima spesimen diletakkan selama 1 bulan (30 hari), 5
spesimen diletakkan selama 2 bulan (60 hari) dan sisanya (5 spesimen) diletakkan
26
Gambar 3.7 Posisi peletakan spesimen terkorosi.
berikut:
2. Jangka Sorong.
27
b. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian spesimen :
USD.
28
3.5. Pengujian Spesimen.
membandingkan dan menganalisis data dari spesimen awal dan spesimen yang
telah mengalami korosi. Dimana bahan diberi perlakuan korosi yang berbeda-beda
berat logam yang hilang akibat terkorosi. Hal ini dilakukan dengan cara
menimbang berat logam sebelum dan sesudah terkorosi. Selisih berat inilah yang
digunakan untuk mengetahui laju korosi tiap spesimen. Sedangkan pengujian tarik
(kekuatan tarik, kekuatan putus dan regangan) sebelum dan sesudah mengalami
29
BAB IV
Pada penelitian ini, spesimen yang akan diuji tarik terbagi dalam lima
kelompok, yaitu :
30
3. Spesimen las terkorosi 1 bulan (30 hari), yaitu spesimen yang telah
4. Spesimen las terkorosi 2 bulan (60 hari), yaitu spesimen yang telah
31
5. Spesimen las terkorosi 3 bulan (90 hari), yaitu spesimen yang telah
P maks
Kekuatan tarik (UTS) = (kg/mm2) ; dengan A 0 = l x t = 6mm x 2mm
A0
= 12 mm2
810,9
=
12
= 67,575 (kg/mm2)
P break
Kekuatan putus = (kg/mm2)
A0
32
683,8
=
12
= 56,983 (kg/mm2)
∆L
Regangan =
L0
6,3
=
16
= 0,39
Tabel 4.1 Data Hasil Uji Tarik Spesimen Mula-mula tanpa las
Ket : Gambar kurva beban-pertambahan panjang tiap spesimen tersaji pada lampiran
33
4.1.2 Spesimen mula-mula las
Ket : Gambar kurva beban-pertambahan panjang tiap spesimen tersaji pada lampiran
34
Tabel 4.3 Data Hasil Uji Tarik Spesimen Las Terkorosi 1 Bulan (30 hari)
Ket : Gambar kurva beban-pertambahan panjang tiap spesimen tersaji pada lampiran
Gambar 4.8 Penampang patahan spesimen las terkorosi 1 bulan (30 hari)
35
Tabel 4.4 Data Hasil Uji Tarik Spesimen Las Terkorosi 2 Bulan (60 hari)
Gambar 4.9 Penampang patahan spesimen las terkorosi 2 bulan (60 hari)
36
Tabel 4.5 Data Hasil Uji Tarik Spesimen Las Terkorosi 3 Bulan (90 hari)
Gambar 4.10 Penampang patahan spesimen las terkorosi 3 bulan (90 hari)
Dari tabel 4.1 – 4.5, dapat diperoleh grafik seperti tersaji pada gambar 4.11.
70
kekuatan tarik (kg/mm 2)
60
50
40
30
20
10
0
mula-mula mula las las korosi las korosi las korosi
tanpa las 1bln 2bln 3bln
37
Dari grafik rata-rata kekuatan tarik pada gambar 4.11, terlihat bahwa
sambungan las-lasan maupun pada material yang tidak terkena las. Hal
sehingga kekuatan tariknya juga akan ikut menurun. Hal ini terlihat
3) Secara teori, seharusnya kekuatan tarik las-lasan lebih besar atau sama
dengan kekuatan tarik material induk. Tetapi pada penelitian ini, hasil
38
Untuk kekuatan tarik pada spesimen mula-mula tanpa las dengan mula-
mula las memang mengalami penurunan yang cukup drastis. Hal ini diakibatkan
karena mutu dari las-lasan itu sendiri yang kurang baik. Banyak faktor yang
yang akan dilas. Sehingga akan terdapat pori-pori pada daerah hasil
Sehingga pada penelitian ini, tujuan dari pengelasan itu sendiri belum
tercapai, yaitu kekuatan tarik las-lasan lebih besar atau sama dengan kekuatan
dimensi/ukuran spesimen.
∆ x
v=
t
39
dengan :
∆x = Jarak tempuh, ( m)
t = Waktu (detik)
∆y
Laju korosi =
L
t
dengan :
t = Waktu (bulan)
Dalam penelitian ini digunakan ∆ y dalam satuan gram dan waktu dihitung
40
Gambar 4.12 Gambar Spesimen secara keseluruhan
Adapun cara perhitungan luas spesimen yang digunakan yaitu dengan cara
= 748 mm2
= 2992 mm2
41
Luas permukaan spesimen yang diarsir (Gambar 4.14) = 32 mm x 6 mm
= 192 mm2
= 384 mm2
= 55,04 mm2
= 110,08 mm2
42
Gambar 4.16 Gambar potongan spesimen
= 68 mm2
= 272 mm2
= 44 mm2
= 88 mm2
43
Gambar 4.18 Gambar potongan spesimen
= 64 mm2
= 128 mm2
= 502,4 mm2
44
Jadi luas total permukaan spesimen = 2992 mm2 +384 mm2 +110,08 mm2 +
= 4476,48 mm2
= 0,4476 dm2
⎛ 0,0198 gr ⎞
⎜⎜ ⎟⎟
0,4476 dm 2
Laju korosi = ⎝ ⎠ = 0,0442 gram/dm2/bln
1 bulan
45
Tabel 4.7 Laju korosi 2 bulan (60 hari)
Korosi 2 Bulan (60 hari)
Kode Berat sebelum Berat setelah Selisih berat laju korosi
spesimen terkorosi (gr) terkorosi (gr) (gr) (gr/dm2/bln)
k11 42,7035 42,5155 0,188 0,21
k12 40,3154 40,1608 0,1546 0,173
k13 42,7448 42,5394 0,2054 0,229
k14 40,7125 40,5809 0,1316 0,147
k15 39,1869 39,0652 0,1217 0,136
rata-rata 41,13262 40,97236 0,16026 0,179
⎛ 0,4485 gr ⎞
⎜⎜ ⎟⎟
⎝ 0,4476 dm 2 ⎠ = 0,334 gram/dm2/bln
Laju korosi =
3 bulan
Untuk perhitungan berikutnya tersaji dalam Tabel 4.8
46
Dari tabel 4.6 – 4.8, dapat diperoleh grafik seperti tersaji pada gambar 4.20.
Dari gambar grafik 4.20 terlihat bahwa, laju korosi rata-rata tiap spesimen
bulan ke-2 dan bulan ke-3 sangat tajam sekali. Hal ini disebabkan karena lapisan
sendiri melalui proses rolling. Dimana proses ini memberi efek pada logam yang
dirolling yaitu pada lapisan kulit atas logam akan keras tetapi lapisan bawah kulit
logam tidak sekeras pada lapisan kulit atas. Sehingga jika lapisan kulit logam
Adapun data yang diperoleh pada penelitian ini jumlahnya sedikit, maka
sebagai berikut :
47
4.4.1 Berdasarkan pengujian tarik
Data seperti pada tabel 4.1. Misal xi = 67,575 dan xm = 63,992 ; maka :
∑ (x − xm ) = 37,42
2
i
1/ 2
⎡ 1 2⎤
σ =⎢ ∑ ( xi − x m ) ⎥
⎣ n −1 ⎦
1/ 2
⎡ 1
σ =⎢ (37,42 ) ⎤⎥
⎣5 −1 ⎦
σ = 3,058
Sehingga hasil kekuatan tarik yang diterima adalah 63,992 - 3,058 = 60,934
48
4.4.1.2 Spesimen mula-mula las
Data seperti pada tabel 4.2. Misal xi = 53,175 dan xm = 47,135 ; maka :
∑ (x − xm ) = 287,545
2
i
1/ 2
⎡ 1 2⎤
σ =⎢ ∑ ( xi − x m ) ⎥
⎣ n −1 ⎦
1/ 2
⎡ 1
σ =⎢ (287,545) ⎤⎥
⎣ 5 −1 ⎦
σ = 8,478
Sehingga hasil kekuatan tarik yang diterima adalah 47,135 - 8,478 = 38,657
49
4.4.1.3 Spesimen las terkorosi 1 bulan (30 hari)
Data seperti pada tabel 4.3. Misal xi = 28,233 dan xm = 44,522 ; maka :
∑ (x − xm ) = 492,89
2
i
1/ 2
⎡ 1 2⎤
σ =⎢ ∑ ( xi − x m ) ⎥
⎣ n −1 ⎦
1/ 2
⎡ 1
σ =⎢ (492,89 ) ⎤⎥
⎣5 −1 ⎦
σ = 11,1
Sehingga hasil kekuatan tarik yang diterima adalah 44,522 – 11,1 = 33,422
50
4.4.1.4 Spesimen las terkorosi 2 bulan (60 hari)
∑ (x − xm ) = 1767,262
2
i
1/ 2
⎡ 1 2⎤
σ =⎢ ∑ ( xi − x m ) ⎥
⎣ n −1 ⎦
1/ 2
⎡ 1
σ =⎢ (1767,262 ) ⎤⎥
⎣5 −1 ⎦
σ = 21,02
Sehingga hasil kekuatan tarik yang diterima adalah 43,05 – 21,02 = 22,03
51
4.4.1.5 Spesimen las terkorosi 3 bulan (90 hari)
Data seperti pada tabel 4.5. Misal xi = 31,433 dan xm = 38,44 ; maka :
∑ (x − xm ) = 404,686
2
i
1/ 2
⎡ 1 2⎤
σ =⎢ ∑ ( xi − x m ) ⎥
⎣ n −1 ⎦
1/ 2
⎡ 1
σ =⎢ (404,686 ) ⎤⎥
⎣ 5 −1 ⎦
σ = 10,058
Sehingga hasil kekuatan tarik yang diterima adalah 38,44 – 10,058 = 28,382
52
Dari tabel 4.9; 4.10; 4.11; 4.12; 4.13, dapat diperoleh grafik seperti tersaji pada
gambar 4.21.
70
60
kekuatan tarik (kg/mm2)
50
40
30
20
10
0
mula-mula mula las las korosi las korosi las korosi
tanpa las 1bln 2bln 3bln
Gambar 4.21 Grafik kekuatan tarik rata-rata setelah melalui perhitungan devisiasi standar tak-
doyong
Dari gambar grafik 4.21 terlihat bahwa terjadi penurunan kekuatan tarik
kekuatan tarik rata-rata. Penurunan ini dikarenakan lapisan kulit logam telah rusak
akibat terkorosi. Hal ini sangat berpengaruh sekali terhadap logam dalam
menerima beban yang diberikan. Tetapi harga kekuatan tarik spesimen las
terkorosi 2 bulan lebih rendah jika dibandingkan dengan spesimen las terkorosi 3
bulan. Hal ini disebabkan karena pada spesimen las terkorosi 2 bulan, terdapat
harga kekuatan tarik yang lebih tinggi (spesimen k13 pada tabel 4.4) dari
53
4.4.2 Berdasarkan laju korosi
di = x i - x m (xi - xm)2
0,002 0,000005
-0,0085 0,00007225
-0,0043 0,00001849
-0,0107 0,00011449
0,0212 0,00044944
∑ (x − xm ) = 0,000659
2
i
1/ 2
⎡ 1 2⎤
σ =⎢ ∑ ( xi − x m ) ⎥
⎣ n −1 ⎦
1/ 2
⎡ 1
σ =⎢ (0,000659 ) ⎤⎥
⎣5 −1 ⎦
σ = 0,0128
Sehingga hasil laju korosi yang diterima adalah 0,042 – 0,0128 = 0,029
54
Tabel 4.14 Tabel hasil analisis deviasi standar tak-doyong
laju korosi 1 bulan (30 hari)
di = xi - xm (xi - xm)2
0,031 0,000961
-0,0060 0,00003600
0,0500 0,00250000
-0,0320 0,00102400
-0,0430 0,00184900
∑ (x − xm ) = 0,00637
2
i
1/ 2
⎡ 1 2⎤
σ =⎢ ∑ ( xi − x m ) ⎥
⎣ n −1 ⎦
55
1/ 2
⎡ 1
σ =⎢ (0,00637 ) ⎤⎥
⎣ 5 −1 ⎦
σ = 0,04
Sehingga hasil laju korosi yang diterima adalah 0,179 – 0,04 = 0,139 (gr/dm2/bln)
56
∑ (x − xm ) = 0,0779
2
i
1/ 2
⎡ 1 2⎤
σ =⎢ ∑ ( xi − x m ) ⎥
⎣ n −1 ⎦
1/ 2
⎡ 1
σ =⎢ (0,0779 ) ⎤⎥
⎣5 −1 ⎦
σ = 0,139
Sehingga hasil laju korosi yang diterima adalah 0,3522 – 0,139 = 0,213
57
Dari tabel 4.14; 4.15; 4.16 dapat diperoleh grafik seperti tersaji pada gambar 4.22.
0.35
Laju korosi (gr/dm 2/bln)
0.3
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
1 2 3
Waktu (bulan)
Gambar 4.22 Grafik rata-rata laju korosi setelah melalui perhitungan analisis standar deviasi tak-
doyong dalam satuan gr/dm2/bulan.
Dari grafik laju korosi rata-rata yang telah melalui proses perhitungan
deviasi standar tak doyong pada gambar 4.22, terlihat bahwa terjadi peningkatan
laju korosi. Penyebab utama dikarenakan lapisan kulit logam telah rusak akibat
terkorosi. Seiring dengan bertambahnya waktu, maka laju korosi logam juga akan
meningkat.
58
BAB V
5.1. Kesimpulan
berikut :
tarik antara spesimen mula-mula tanpa las dengan spesimen mula-mula las
terjadi perbedaan yang agak jauh. Hal ini lebih diakibatkan karena kurang
Hal ini lebih disebabkan karena lapisan kulit pada logam telah rusak akibat
pun menurun. Disamping itu pula, penyebab yang lainnya adalah tidak
3) Nilai kekuatan tarik rata-rata antara spesimen mula-mula tanpa las dengan
bulan (30 hari) turun sebesar 30,4 %; spesimen las terkorosi 2 bulan (60
hari) turun sebesar 32,7 %; spesimen las terkorosi 3 bulan (90 hari) turun
sebesar 39,9 %.
59
4) Dari hasil perhitungan laju korosi terlihat bahwa seiring dengan
5) Nilai laju korosi rata-rata spesimen las terkorosi 1 bulan (30 hari) dengan
spesimen las terkorosi 2 bulan (60 hari) naik sebesar 76,5 %; dengan
60
5.2 Saran
Sehingga tingkat kekerasan logam pada lapisan kulit maupun lapisan bawah
kulit seragam. Hal ini dilakukan guna mengetahui kemampuan logam yang
sebenarnya.
61
DAFTAR PUSTAKA
Erlangga.
Doddy, P,. Diktat Pemilihan Bahan Dan Proses. Yogyakarta. Universitas Sanata
Dharma.
Love, George. 1986. Teori Dan Praktek Kerja Logam. Jakarta. Erlangga.
Mochamad Alip, Drs., 1989. Teori Dan Praktek Las. Jakarta. Departemen Pendidikan
Dan Kebudayaan.
Dharma.
Surdia, T., Saito, S., 1985. Pengetahuan Bahan Teknik. Jakarta. Pradnya Paramita.
2008.
62
LAMPIRAN