Oleh:
Mohlis
NRP. 33211901012
Dosen Pembimbing I:
SAMPANG
2022
Scanned by TapScanner
Proposal Tugas Akhir Abstrak
ABSTRAK
Penggunaan material logam untuk kebutuhan bidang kontruksi kendaraan
yang terbuat dari bahan logam mengakibatkan ketersediaan bahan baku logam di
alam semakin menipis. Contoh dari kontruksi kendaraan salah satunya adalah
roda kemudi bahan dari roda kemudi yaitu logam dan kayu, bahan logam yang
tidak bisa diperbarui, maka dari itu dibutuhkan hal baru yang dapat
mengimbangi keunggulan bahan logam seperti halnya komposit yang sifatnya
kuat, tahan korosi, ringan, dan bahan bakunya tersedia banyak di alam,
contohnya seperti tumbuhan padi. jerami padi dapat dihasilkan pasca panen,
serat ini dapat digunakan sebagai bahan komposit. Dari penelitian sebelumnya
melakukan pengembangan, pembuatan roda kemudi dari komposit serat pisang,
dan pada tugas akhir saya akan dikembangkan bahan roda kemudi dari batang
tembakau dan jerami yang akan dipadukan dengan resin E-poxy, yang akan
difariasi jadi tujannya mengatahui pengaruh fariasi batang tembakau dan jerami
terhadap kekuatan tarik dan tekuk
Pada penelitian ini akan dibuat komposit dari batang tembakau dan jerami
padi dengan variasi yang sudah ditentukan dengan campuran resin E-poxy.
batang tembakau dan jeraminya dijemur terlebih dahulu, sedangkan campuran
resin A dan resin B yaitu 50-50. Dilakukannya variasi serat batang tembakau dan
jerami padi supaya mengetahui kekutan tarik dan tekuk dengan menggnakan
ASTM D368 untuk uji tarik dan ASTM D790 untuk uji tekuk.
Dari objek penelitian ini berupa komposit serat batang tembakau dan jerami
sebagai bahan pembuatan roda kemudi. diharapkan hasil pengujian tarik 34,57
Mpa dan uji tekuk yaitu 47,66 Mpa supaya bisa menjadi material pengganti dari
material roda kemudi.
ii
Proposal Tugas Akhir Abstrak
ABSTRACT
The use of metal materials for the needs of the vehicle construction field
made of metal materials resulted in the availability of metal raw materials in
nature is running low. An example of vehicle construction, one of which is the
steering wheel, the materials from the steering wheel are metal and wood, metal
materials that cannot be renewed, therefore new things are needed that can
compensate for the advantages of metal materials such as composites that are
strong, corrosion resistant, lightweight, and durable. The raw materials are
widely available in nature, for example, rice plants. rice straw can be produced
post-harvest, this fiber can be used as a composite material. From previous
research on developing a steering wheel from banana fiber composites, and in
my final project I will develop a steering wheel material from tobacco and straw
stems which will be combined with E-poxy resin, which will be varied so that
the aim is to know the effect of variations in tobacco stems and straw. to tensile
and bending strength
In this study, a composite of tobacco stalks and rice straw with a
predetermined variation will be made with a mixture of E-poxy resin. The
tobacco stalks and straw are dried first, while the mixture of resin A and resin B
is 50-50. Variations of fiber from tobacco stems and rice straw were carried out
in order to determine the tensile and bending strength using ASTM D368 for the
tensile test and ASTM D790 for the buckling test.
The object of this research is a composite of tobacco stem fiber and straw as a
steering wheel material. it is required that the tensile test result is 34.57 MPa and
the bending test is 47.66 MPa so that it can be a substitute material for the
steering wheel material.
iii
Proposal Tugas Akhir Kata Pengantar
KATA PENGANTAR
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai
pihak demi perbaikan-perbaikan ke depan. Aamiin Yaa Rabbal’ Alamiin.
iv
Proposal Tugas Akhir Daftar Isi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................. i
ABSTRAK ....................................................................................................................... ii,iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................................iv
DAFTAR ISI....................................................................................................................... v
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
1.3. Tujuan ................................................................................................................. 2
1.4. Batasan Masalah ................................................................................................. 2
1.5 Manfaat…………………………………………………………………...3
BAB II................................................................................................................................. 4
TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................................... 4
2.1. Penelitian Sebelumnya……………………………………………………………………………………..4
v
Proposal Tugas Akhir BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring berjalannya waktu, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
terus berkembang dengan pesat, seperti bidang kontruksi kendaraan, contohnya
roda kemudi .Perkembangan tersebut tidak terlepas dari semakin meningkatnya
kebutuhan dan kelangkaan material yang tersedia di alam. (susilowati, 2018)
Penggunaan material untuk pembuatan roda kemudi, masih banyak
menggunakan material logam dan kayu. Harga kayu semakin mahal di pasaran
dan juga bahan logam yang tidak dapat diperbarui. Oleh karena itu dibutuhkan
material pengganti yang dapat diperbarui, serta memiliki sifat- sifat mekanis yang
dapat mengimbangi keunggulan bahan logam seperti halnya komposit. (Nofendri ,
2018)
Komposit memiliki sifat-sifat unggul seperti ringan, kuat, tahan terhadap
korosi, dan bahan bakunya tersedia dalam jumlah banyak. Serat yang digunakan
pada material komposit terbagi menjadi dua, yaitu serat alam dan serat sintetik.
Serat sintetik dibuat di industri dengan dimensi tertentu dan homogen seperti serat
gelas, gravit, dan kevlar. Sedangkan serat alam merupakan serat yang dihasilkan
dari hewan, tumbuhan, dan proses geologis.
Jerami merupakan limbah pertanian terbesar serta belum sepenuhnya
dimanfaatkan karena adanya faktor teknis dan ekonomis. Pada sebagian petani,
jerami sering digunakan sebagai mulsa pada saat menanam palawija. Hanya
sebagian kecil petani menggunakan jerami sebagai pakan ternak alternatif di kala
musim kering karena sulitnya mendapatkan hijauan. Di lain pihak jerami sebagai
limbah pertanian, sering menjadi permasalahan bagi petani, sehingga sering di
bakar untuk mengatasi masalah tersebut. (susilowati, 2018)
Berdasarkan (Rizal, 2020) bahwa Serat jerami merupakan serat yang
didapatkan dari hasil pengolahan Jerami pasca panen. Serat ini dapat digunakan
sebagai bahan filler bagi komposit. Serat jerami memiliki keunggulan yaitu
1
Proposal Tugas Akhir BAB I
jumlahnya banyak lebih ramah lingkungan dan mampu terdegradasi alam. Hal ini
menjadikan serat jerami menjadi material ramah lingkungan.
Dalam penelitian sebelumnya melakukan pengembangan, pembuatan, dan pengujian
prototipe roda kemudi yang diproses dari serat alami. Ini mencakup pemilihan bahan untuk
penggantian dengan metode titik tertimbang dengan mempertimbangkan semua parameter
pemilihan. Proyek ini juga mencakup pembuatan dan pengujian. bermaksud untuk menghasilkan
roda kemudi yang terbuat dari komposit serat pisang yang akan berkontribusi dalam menurunkan
berat dan biaya komponen, pada akhirnya meningkatkan efisiensi bahan bakar dan
mempromosikan ramah lingkungan.. (Dange, 2019)
berdasarkan uraian diatas akan di kembangkan roda kemudi dari bahan
komposit jerami dan batang tembakau yang akan di padu dengan resin epoxy.
Tujuan akhir dari pembuatan material komposit ini adalah mengetahui kekuatan
tarik dan tekuk komposit serat batang tembakau dan jerami padi sehingga bisa
menjadi material roda kemudi yang memiliki kemampuan baik. Untuk
mengetahui kemampuan dari material komposit tersebut maka dilakukan
pengujin, yaitu uji tarik dan tekuk.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh variasi komposit jerami dan batang tembakau
terhadap uji tarik?
2. Bagaimana pengaruh variasi komposit jerami dan batang tembakau
terhadap uji tekuk?
1.3 Tujuan
1. mengetahui pengaruh variasi komposit jerami dan batang tembakau
terhadap uji tarik
2. mengetahui pengaruh variasi komposit jerami dan batang tembakau
terhadap uji tekuk
1.4 Batasan Masalah
1 Komposit Jerami Dan Batang Tembakau Ini mendekati Dari Kekuatan
tarik material roda kemudi
2
Proposal Tugas Akhir BAB I
3
Proposal Tugas Akhir BAB II
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian terdahulu
Pada analisa yang dilakukan oleh Dange (2019 ) bahwsannya Nilai dari uji tarik
komposit serat pisang untuk pembuatan roda kemudi, yang berorientasi X
didapat hasil sebagai berikut :
Kuat tarik pada arah X adalah 34,57 Mpa.
Modulus Young adalah 5,3 Gpa.
Modulus kekakuan pada XY dan XZ adalah 1,2 Gpa.
Pada analisa tarik dan uji tekuk komposit widuri oleh (Jasron, 2016)
bahwasannya didapatkan hasil sebagai berikut: - Pada serat yang lebih panjang
(5 cm) memberikan kekuatan tarik yang lebih besar dari pada serat yang lebih
pendek (1 cm dan 3 cm), dimana kekuatan tarik tertinggi sebesar 43,0809 MPa
diperoleh pada panjang serat 5 cm, sedangkan kekuatan terendah sebesar
28,4121 MPa diperoleh pada panjang serat 1 cm. Regangan tarik tertinggi
sebesar 0,0204 % diperoleh pada panjang serat 5 cm sedangkan terendah sebesar
0,0168 % diperoleh pada panjang serat 1 cm. Modulus elastisitas tertinggi
sebesar 2,1608 GPa diperoleh pada panjang serat 3 cm, sedangkan terendah
sebesar 1,7344 GPa diperoleh pada panjang serat 1 cm. sedangkan kekuatan
bending diperoleh hasil bahwa pada panjang serat 1 cm dan 3 cm, terjadi
4
Proposal Tugas Akhir BAB II
peningkatan nilai kekuatan bending, tetapi pada panjang serat 5 cm terjadi
penurunan kekuatan bending dengan nilai 47,6055 MPa.
2.2 Resin E-Poxy
E-poxy adalah resin polimer termoseting dimana molekul resin mengandung
satu atau lebih gugus epoksida. Kimia ini dapat disesuaikan untuk
menyempurnakan berat molekul atau viskositas seperti yang dipersyaratkan oleh
penggunaan akhir. Ada dua jenis utama epoxy, glikidil epoxy dan non-glikidil.
Glycidyl epoxy resin dapat didefinisikan lebih lanjut sebagai glikidil-amina,
glikidil ester, atau glikidil eter. Epoxy resin non-glikidil adalah resin alifatik atau
siklo-alifatik.Salah satu resin glikidil epoxy yang paling umum dibuat
menggunakan Bisphenol-A dan disintesis dalam reaksi dengan epiklorohidrin.
Jenis epoxy lain yang sering digunakan dikenal sebagai epoxy resin novolac.
Epoxy resin membutuhkan penambahan zat pengawet saat proses curing, yang
biasa disebut hardener. Mungkin jenis curing agent yang paling umum adalah
berbasis amina. Tidak seperti resin poliester atau ester vinil dimana resin
dikatalisis dengan tambahan katalis kecil (1-3%), epoxy resin biasanya
membutuhkan penambahan bahan pengawet pada rasio resin dan pengeras yang
jauh lebih tinggi, seringkali 1: 1 atau 2: 1. Seperti disebutkan, sifat-sifat epoxy
dapat diubah agar sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan. Epoxy resin dapat
“dikuatkan” dengan penambahan polimer termoplastik (Rasyid,2021)
2.3 Batang tembakau
produksi tembakau pada tahun 2017 sebanyak 198,296 ton dengan luas areal
201,8 Ha. Di sisi lain, jumlah produksi batang tembakau dengan kadar air 40%
mampu mencapai 5 ton perhektar dalam masa panen 6 bulan sekali. Kisaran
populasi tanaman tembakau perhektar lahan adalah 22.000 pohon dengan
perkiraan berat batang tembakau 0,5 kg, sehingga terdapat lebih dari 2 juta ton
pertahun batang tembakau. Umumnya tanaman tembakau hanya dimanfaatkan
daunnya sebagai bahan baku rokok dan batangnya dibuang sebagai limbah.
Batang tembakau merupakan limbah padat agroindustri tembakau dengan
kuantitas yang mencapai 20% pertahun dari jumlah produksi tembakau.
Penanganan limbah batang tembakau oleh petani masih sederhana antara lain,
5
Proposal Tugas Akhir BAB II
dibakar atau dibiarkan di perkebunan. Penanganan tersebut menyebabkan polusi
pada air tanah dan udara, karena nikotin yang terkandung di dalamnya dapat
dengan mudah masuk ke tanah serta terbebas ke udara. batang tembakau memiliki
kandungan nikotin sebesar 0,26%, selulosa sebesar 56,10%, lignin sebesar
15,11% dan hemiselulosa sebanyak 22,44%. Kandungan batang tembakau yang
memiliki nilai relatif tinggi adalah selulosa. Selulosa adalah suatu polimer yang
berantai lurus yang terdiri dari unit-unit glukosa Selulosa memiliki sifat mekanik
yang baik seperti kekuatan dan modulus renggang yang tinggi, kemurnian tinggi,
kapasitas mengikat air tinggi, dan struktur jaringan yang sangat baik. Selulosa
nanoserat juga memiliki beberapa keuntungan seperti densitas rendah,
biodegradable, mengurangi emisi karbondioksida, dan permukaan yang relatif
ringan (sofiana, 2020)
2.4 Jerami padi
Jerami merupakan limbah pertanian terbesar serta belum sepenuhnya
dimanfaatkan karena adanya faktor teknis dan ekonomis. Pada sebagian petani,
jerami sering digunakan sebagai mulsa pada saat menanam palawija. Hanya
sebagian kecil petani menggunakan jerami sebagai pakan ternak alternatif di kala
musim kering karena sulitnya mendapatkan hijauan. Di lain pihak jerami sebagai
limbah pertanian, sering menjadi permasalahan bagi petani, sehingga sering di
bakar untuk mengatasi masalah tersebut. Menurut Badan Pusat Statistik, produksi
padi nasional mencapai 71,29 juta ton pertahun pada tahun 2011. Sedangkan
produksi jerami padi dapat mencapai 12 - 15 ton per hektar per panen, bervariasi
tergantung pada lokasi dan jenis varietas tanaman padi yang digunakan
Penambahan serat jerami padi polyester memberikan pengaruh pada kekuatan
komposit serat terutama kekuatan tarik dan impak, yang dapat dilihat pada fraksi
volume serat 30% sebesar 5,88 MPa, dan 7,56 J, demikian juga dengan
penambahan serat jerami padi epoxy memberikan kekuatan tertinggi pada fraksi
volume serat 30% sebesar 14,75 MPa, dan 23,52 J. hasil bisa dilihat pada tabel 2.1
dibawah ini
6
Proposal Tugas Akhir BAB II
Kode Tegangan tarik komposit Tegangan tarik komposit
material serat jerami padi polyester serat jerami padi epoxy
(MPa) (MPa)
Tabel 2.1 Hasil uji tarik serat jerami padi polyester dan epoxy(susilowati, 2018)
7
Proposal Tugas Akhir BAB II
Parameter ASTM D638 Tipe 1
Semua dalam mm
Panjang paralel. L 57
Ketebalan 7
Dimana
ε Enginerring Strain (Regangan) (%), L0 panjang mula-mula spesimen
sebelum diberikan pembebanan (mm), ΔL pertambahan panjang (mm).
Berdasarkan kurva hasil pengujian maka modulus elastis, E (GPa) dapat dihitung
dengan rumus Dimana E Modulus elastisitas (GPa), Engineering
8
Proposal Tugas Akhir BAB II
stress (tegangan) (MPa) dan ε Enginerring Strain (regangan) (%).
(Jasron, 2016)
2.6 Uji tekuk
Untuk mengetahui kekuatan bending suatu material dapat dilakukan dengan
pengujian bending terhadap material komposit tersebut. Pengujian bending
mengacu pada standar ASTM D790 dengan kondisi pengujian statis. Kekuatan
bending atau kekuatan lengkung adalah tegangan bending terbesar yang dapat
diterima akibat pembebanan luar tanpa mengalami deformasi yang besar atau
kegagalan. Besar kekuatan bending tergantung pada jenis material dan
pembebanan. Akibat pengujian bending, bagian atas spesimen mengalami
tekanan, sedangkan bagian bawah akan mengalami tegangan tarik. Dalam material
komposit kekuatan tekannya lebih tinggi dari pada kekuatan tariknya. Karena
tidak mampu menahan tegangan tarik yang diterima, spesimen tersebut akan
patah. Hal tersebut mengakibatkan kegagalan pada pengujian komposit. Kekuatan
bending pada sisi bagian atas sama nilai dengan kekuatan bending pada sisi
bagian bawah. Berdasarkan standar pengujiannya yang digunakan yaitu ASTM
D790 maka bentuk spesimen dan ukuranya adalah seperi gambar 2 dibawah ini
. (Jasron, 2016)
9
Proposal Tugas Akhir BAB II
2.7 Perencanaan Perhitungan
1. uji tarik
I. kekuatan tarik
Dimana :
II. regangan
Dimana :
ε Enginerring Strain = (Regangan) (%)
Dimana :
2. uji tekuk
I. Kekuatan tekuk
Dimana :
L = panjang spesimen(mm),
b = lebar spesimen(mm)
d = tebal specimen(mm)
Dimana :
L = panjang spesimen(mm),
b = lebar spesimen(mm)
d = tebal spesimen(mm)
Maka:
dimana :
a = banyak serat
b = persamaannya
100% jerami
11
Proposal Tugas Akhir BAB III
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat Dan Bahan
3.1.1 Alat
1. Blender
2. Pisau
3. Gelas ukur
4. Cutter
5. baskom
6. penggaris
3.1.2 Bahan
1. Resin E-poxy
2. Sterofoam
3. Lem
4. Batang tembakau
5. Jerami padi
3.2 Prosedur Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Cacah terlebih dahulu jerami padi serta batang tembakau tersebut lalu
jemur dengan terpisah diterik matahari
3. Buatlah cetakan spesimen yang telah ditentukan
4. Campur resin A dan resin B dengan takaran 50 – 50
5. Setelah kering ambil dua baskom dan blender jerami padi dan batang
tembakau dengan terpisah, dan taruh di baskom yang sudah di sediakan
6. Campurkan keduanya dengan variasi yang sudah ditentukan bisa dilihat
pada tabel 3.1
Batang tembakau Jerami (dalam bentuk
(dalam bentuk %) %)
100 0
13
Proposal Tugas Akhir BAB III
50 50
20 80
80 20
0 100
Resin E-poxy
Mulai
A
14
Proposal Tugas Akhir BAB III
Selesai
15
Proposal Tugas Akhir BAB III
3.4 Design Cetakan Spesimen
Uji Tarik ASTM D638
Tampak atas
Tampak isometri
16
Proposal Tugas Akhir BAB III
Uji Tekuk ASTM D790
Tampak atas
Tampak isometri
17
Proposal Tugas Akhir BAB III
3.5 Tabel Jadwal Kegitan
18
Proposal Tugas Akhir Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Rizal, A. F. (2020). PENGARUH PANJANG SERAT
JERAMI TERHADAP TEGANGAN TARIK PADA
KOMPOSIT UNTUK APLIKASI MOBIL LISTRIK . Jurnal
Fakultas Teknik , 1.
19