SITI ASIYAH
Siti Asiyah
NIM F14100124
ABSTRAK
SITI ASIYAH. Studi Antropometri Petani Pria dan Aplikasinya pada Desain
Cangkul di Kecamatan Trangkil, Pati, Jawa Tengah. Dibimbing oleh SAM
HERODIAN.
ABSTRACT
Most farmers in Trangkil district are using the conventional hoe as tilling
tools. This led to many complaints from farmers when tilling a long time. The
main purpose of this research is to analyze the suitability of the safety hoe design
especially using anthropometric measurements. The descriptive statistics shows an
average, standard deviation, and the percentile values of each population group.
There are significant differences in body weight, height, and other body
dimensions among respondents. The angle on the human arm is very influential
on the force generated moment, as well as the weight of the object point. The
farther distance of the center of gravity (cog) of the object base point, the greater
stability towards the body or moving objects and the closer the center of gravity of
the object, the smaller the base point stability direction the body or moving
objects. Based on the anthropometric data, the recommended hoe design that
suitable for farmers in the Trangkil district is a hoe blade length of 28 cm
(average), the width of a hoe blade of 18 cm (average), hoe blade thickness of 0.3
cm (average), hoe steam length of 71 cm (percentile 50), diameter hoe of 3 cm
(percentile 5).
Keywords : anthropometry, hoes, ergonomics, moment, center of gravity
STUDI ANTROPOMETRI PETANI PRIA DAN APLIKASINYA
PADA DESAIN CANGKUL DI KECAMATAN TRANGKIL,
PATI, JAWA TENGAH
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknik
pada
Departemen Teknik Mesin dan Biosistem
Siti Asiyah
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN ix
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 3
Manfaat Penelitian 3
METODE 3
Waktu dan Tempat Penelitian 3
Alat dan Bahan Penelitian 3
Prosedur Penelitian 4
Pelaksanaan Penelitian 4
Penelitian Pendahuluan 4
Pengambilan Data 6
Pengolahan Data 8
Analisis Kesesuaian Desain 10
HASIL DAN PEMBAHASAN 11
Data Antropometri Petani Pria Pengguna Cangkul di Kecamatan Trangkil 11
Analisis Korelasi Antarparameter 12
Analisis Gerakan Mencangkul 13
Pengaruh Perbedaan Berat Cangkul 16
Analisis Diameter Tangkai Cangkul 20
Analisis Panjang Tangkai Cangkul 21
Analisis Momen Pencangkulan 23
Analisis Titik Berat (Center of Gravity) pada Cangkul 28
SIMPULAN DAN SARAN 29
Simpulan 29
Saran 29
DAFTAR PUSTAKA 29
RIWAYAT HIDUP 47
DAFTAR TABEL
1 Distribusi jumlah sampel minimal subyek antropometri berdasarkan
distribusi populasi petani di lokasi penelitian 6
2 Parameter pengukuran antropometri statis 7
3 Parameter pengukuran antropometri saat posisi membungkuk 8
4 Parameter pengukuran dimensi cangkul 8
5 Nilai koefisien korelasi Pearson yang dapat diandalkan 0.9 ≤ r ≤ 1.0 12
6 Selang gerakan berdasarkan zona gerakan 14
7 Parameter pengukuran yang terkait dengan desain tangkai cangkul 20
8 Parameter yang terkait desain tangkai cangkul 23
9 Data antropometri petani pria di kecamatan Trangkil pada saat posisi
berdiri 31
10 Data antropometri petani pria di kecamatan Trangkil pada saat posisi
duduk 32
11 Data antropometri petani pria di kecamatan Trangkil pada saat
membungkuk (satuan dalam (º)) 33
12 Data dimensi cangkul 110 petani di kecamatan Trangkil 33
DAFTAR GAMBAR
1 Bagian-bagian cangkul 2
2 Diagram alur penelitian 4
3 Grafik keluhan petani pengguna cangkul 13
4 Selang alami gerakan pada tubuh manusia 15
5 Proses kegiatan pencangkulan 16
6 Ilustrasi berat maksimal tanah yang dapat diambil dengan
memperhatikan luas permukaan cangkul dan sudut bilah cangkul 17
7 Grafik hubungan antara panjang pisau cangkul dan berat maksimal
tanah yang dapat diangkat 18
8 Grafik hubungan antara lebar pisau cangkul dengan berat maksimal
tanah yang bisa diangkat 19
9 Grafik hubungan antara sudut pisau dan tangkai cangkul dan berat
maksimal tanah yang dapat diangkat 19
10 Genggaman tangan manusia 21
11 Ilustrasi kegiatan mencangkul 21
12 Ilustrasi mencari panjang tangkai cangkul 22
13 Diagram gaya pada tangan saat mengangkat cangkul kosong 24
14 Diagram gaya pada tangan saat mengangkat cangkul berisi tanah 25
15 Diagram gaya pada tangan saat membuang tanah hasil cangkulan 26
16 Grafik hubungan antara sudut dan keseimbangan momen gaya saat
memasukkan cangkul ke dalam tanah 27
17 Grafik hubungan antara sudut dan momen gaya pada saat
mengangkat cangkul berisi tanah 27
18 Grafik hubungan antara sudut dan momen gaya pada saat membuang
tanah hasil cangkulan 28
19 Pengukuran antropometri pada posisi berdiri dan duduk 42
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
3
2
Keterangan :
1. Tangkai cangkul
2. Pisau cangkul
2
3. Bawak
4. Mata cangkul
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
METODE
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu pengambilan data yang
dilakukan di 16 desa di kecamatan Trangkil, kabupaten Pati, Jawa Tengah selama
2 bulan terhitung dari bulan Juli-Agustus 2014 dan analisis data beserta
penyusunan skripsi yang dilaksanakan di Bogor selama 4 bulan terhitung dari
bulan September-Desember 2014.
Alat dan bahan yang digunakan selama penelitian adalah sebagai berikut:
antropolometer, goniometer, timbangan berat badan, kursi, kamera digital, laptop
beserta software analisis hasil penelitian, diantaranya spread-sheet, video
converter to jpeg, Statistical Program for Social Science (SPSS) 22, software
Solid Work 2011. Subyek penelitian yaitu petani pengguna cangkul dan obyek
penelitian berupa cangkul yang digunakan oleh petani di kecamatan Trangkil,
kabupaten Pati, Jawa Tengah.
4
Prosedur Penelitian
Mulai
Rekomendasi desain
Selesai
Penelitian Pendahuluan
Penelitian pendahuluan dilakukan dengan pengambilan subjek di lokasi
penelitian untuk diukur dimensi tubuhnya. Pengambilan subjek dilakukan penulis
secara acak dikarenakan penulis tidak mengetahui penduduk kecamatan Trangkil
5
yang berprofesi sebagai petani, letak tempat tinggal mereka, umur dari petani di
setiap daerah. Pengambilan subjek dilakukan dengan:
1. Mengunjungi petani secara langsung ketika di sawah maupun di ladang tanpa
mengetahui tempat tinggal mereka.
2. Mengunjungi ketua Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW), Gapoktan
(Gabungan Kelompok Tani), serta teman penulis yang bertempat tinggal di
daerah tersebut untuk pengambilan data subjek. Hal ini untuk menghindari
penilaian subjektif penulis saat melakukan penelitian.
Menurut Hu (2007), pengambilan subjek penelitian berdasarkan persamaan
yang tersedia pada gabungan ISO 15535 : 2003 “Persyaratan umum dalam
membangun database antropometri” dengan selang kepercayaan 95% untuk
persentil ke-5, ke-50, dan ke-95 yang disajikan pada persamaan 1 dan 2.
(1)
Keterangan :
CV = Coefficient of variation
α = Percentage of Relative Accuracy Desired
n = Ukuran sampel
di mana,
(2)
Keterangan :
CV = Coefficient of variation
= Simpangan baku (standar deviasi)
µ = Nilai rata-rata
Rasio Subjek
Jumlah Populasi
No Nama desa sampel tiap berdasarkan
penduduk petani
daerah (%) penelitian
1 Kajar 4 257 379 4.55 5
2 Trangkil 11 080 586 5.45 6
3 Pasucen 9 398 427 5.45 6
4 Tegalharjo 5 704 1 301 14.55 16
5 Mojoagung 5 182 955 10.91 12
6 Ketanen 2 152 466 4.55 5
7 Karanglegi 3 544 305 4.55 5
8 Karangwage 2 985 498 6.36 7
9 Krandan 1 049 122 3.64 4
10 Rejoagung 3 352 292 4.55 5
11 Kadilangu 1 964 391 5.45 6
12 Tlutup 2 446 503 6.36 7
13 Guyangan 4 004 405 5.45 6
14 Kertomulyo 2 463 354 4.55 5
15 Sambilawang 2 609 533 6.36 7
16 Asempapan 2 667 576 7.27 8
Jumlah 64 856 8 093 100 110
Sumber : BPS Kecamatan Trangkil 2013
Pengambilan Data
Pengambilan data di lapangan dilakukan dengan pengukuran antropometri
petani meliputi 31 parameter pengukuran posisi berdiri, 14 parameter pengukuran
posisi duduk, 8 parameter pengukuran posisi membungkuk, dan 8 parameter
pengukuran dimensi cangkul. Penulis mengunjungi petani ke rumahnya masing-
masing yang diambil secara acak di 16 desa di kecamatan Trangkil, Pati.
Penentuan subjek-subjek petani yang akan diambil datanya berdasarkan ukuran
subjek petani di masing-masing desa yang telah ditetapkan. Selain itu penulis juga
melakukan pengambilan video pencangkulan. Berikut terdapat beberapa
parameter pengukuran terkait antropometri statis yang akan disajikan pada Tabel
2, antropometri petani saat membungkuk yang akan disajikan pada Tabel 3 dan
pengukuran dimensi cangkul yang akan disajikan pada Tabel 4. Gambar
pengukuran antropometri dapat dilihat pada Lampiran 3.
7
Data yang diukur dalam posisi berdiri Data yang diukur dalam posisi duduk
No Keterangan No Keterangan
1 Berat badan 32 Tinggi dudukan
2 Tinggi badan 33 Tinggi pinggul
3 Tinggi mata 34 Tinggi bahu
4 Tinggi bahu 35 Tinggi mata
5 Tinggi siku tangan 36 Tinggi duduk
6 Tinggi pinggang 37 Tebal badan
7 Tinggi pinggul 38 Lebar pantat
8 Tinggi lutut 39 Panjang siku ke ujung jari
Panjang siku ke pergelangan
9 Tinggi mata kaki 40
tangan
10 Tinggi genggaman tangan 41 Tinggi siku tangan
Panjang kedudukan hingga siku
11 Tinggi ujung tangan 42
kaki
Jangkauan tangan ke atas
12 43 Panjang kedudukan hingga lutut
menggenggam
13 Jangkauan tangan ke atas terbuka 44 Panjang pergelangan tangan
Jangkauan tangan ke depan
14 45 Lebar bahu
terbuka
Jangkauan tangan ke depan
15
menggenggam
Jengkal dua tangan ke samping
16
terbuka
Jengkal dua tangan ke samping
17
menggenggam
18 Jengkal dua siku
19 Panjang telapak kaki
20 Lebar telapak kaki
21 Lebar telapak tangan
22 Diameter genggaman tangan
Panjang telapak tangan sampai
23
jari
24 Keliling genggaman tangan
25 Panjang ibu jari
26 Panjang jari telunjuk
27 Panjang jari tengah
28 Panjang jari manis
29 Panjang jari kelingking
30 Panjang jengkal tangan
Panjang siku ke genggaman
31
tangan
8
No Parameter pengukuran
1 Panjang pacul (cm)
2 Lebar pacul (cm)
3 Panjang tangkai pacul (cm)
4 Sudut pisau cangkul dan tangkai cangkul (°)
5 Diameter tangkai cangkul (cm)
6 Berat cangkul (kg)
7 Jenis kayu cangkul
8 Tebal cangkul (cm)
Pengolahan Data
Pengolahan data ini meliputi pengolahan data antropometri, pengolahan data
video dan pengolahan data untuk rekomendasi desain.
a. Pengolahan data antropometri
Software yang digunakan pada pengolahan data antropometri adalah spread-
sheet. Berikut data-data yang akan dianalisis serta penjelasan pengolahan data
baik secara manual maupun menggunakan formula di salah satu spread-sheet,
yaitu Microsoft Excel 2010 dan SPSS statistik 22.
1. Rata-rata (Mean)
Mean atau nilai rata-rata dapat diperoleh dengan persamaan 3:
∑ (3)
Keterangan :
mean = Rata-rata
n = Jumlah data
xi = Data ke-i
Fomula di dalam Microsoft Excel 2010 adalah AVERAGE
∑
√ (4)
9
Keterangan :
S = Simpangan baku
n = Jumlah data
xi = Data ke-i
m = Nilai rata-rata
Formula dalam Microsoft Office Excel 2010 adalah STDEV
(5)
Keterangan :
Pn = Persentil yang dicari S = Simpangan baku
m = Nilai rata-rata z = Z-score
Formula dalam Microsoft Excel 2010 adalah PERCENTILE
4. CV (Coefficient of Variation)
CV adalah gambaran tentang seberapa jauh keragaman yang didapat dalam
suatu populasi dalam suatu percobaan. Sedangkan nilai CV itu sendiri dapat
diperoleh dengan rumus pada persamaan 6 :
(6)
Keterangan :
CV = Koefisien keragaman (dalam %)
s = Simpangan baku
m = Nilai rata-rata
5. Koefisien korelasi
Menurut Walpole (1992), koefisien korelasi adalah hubungan linier antara
dua peubah X dan Y diduga dengan koefisien korelasi contoh r yang
disajikan pada persamaan 7, yaitu :
∑ ∑ ∑
∑ ∑ ∑ ∑
(7)
√
Keterangan :
n = Jumlah data
Xi = Nilai peubah Xi
Yi = Nilai peubah Yi
peubah lain tampak berubah dengan suatu teknik peramalan. Koefisien korelasi
dinyatakan dengan bilangan, bergerak antara 0 sampai +1 atau 0 sampai -1.
Jika variabel-variabel keduanya memiliki hubungan linier sempurna, koefisien
korelasi itu akan bernilai 1 atau -1. Berikut adalah hubungan variabel menurut
koefisien korelasi :
1. Koefisien korelasi yang diperoleh sama dengan nol (r=0), berarti hubungan
kedua variabel yang diuji tidak ada
2. Koefisien korelasi yang diperoleh positif (r= +1), artinya kenaikan variabel
yang satu diikuti variabel yang lain dan kedua variabel memiliki hubungan
positif
3. Koefisien korelasi yang bernilai negatif (r = -1), artinya kedua variabel
negatif dan menunjukkan meningkatnya variabel yang satu diikuti
menurunnya variabel yang lain.
Suatu koefisien korelasi yang nilainya lebih besar (mendekati 1)
menunjukkan hubungan yang lebih kuat sedangkan korelasi yang nilainya lebih
kecil (mendekati 0.00) menunjukkan hubungan yang lebih lemah. Nilai
koefisien korelasi sebesar 0.00 berarti tidak ada hubungan sedangkan nilai
koefisien korelasi 1 berarti hubungan erat atau sempurna.
b. Pengolahan data video pencangkulan
Data video proses pencangkulan diperoleh dari rekaman video di sawah saat
petani pengguna cangkul mengolah lahan. Video proses pencangkulan yang
digunakan dibatasi menjadi 3 kondisi yaitu pada saat petani mengangkat
cangkul dalam keadaan kosong, pada saat petani mengangkat cangkul dalam
keadaan terisi tanah pada permukaan cangkul, dan pada saat petani membuang
tanah yang menjadi beban cangkul tersebut. Hasil video rekaman yang telah
dipilih akan dilakukan konversi dari format video menjadi format foto (.jpeg)
kemudian hasil pengukuran penulis yang dilakukan secara statis terkait posisi
sudut petani dimasukkan ke dalam gambar.
c. Pengolahan data analisis dimensi cangkul untuk rekomendasi desain
Terdapat beberapa tahapan yang dilakukan dalam menganalisis desain
cangkul, antara lain:
a. Mengambil data antropometri petani pria sebanyak 110 sampel dan data
dimensi cangkul yang digunakan oleh petani pria di kecamatan Trangkil,
Pati, Jawa Tengah.
b. Menentukan data antropometri apa saja yang terkait dengan desain cangkul.
c. Menghitung nilai rata-rata, standar deviasi, koefisien korelasi, persentil ke-5,
persentil ke-50, serta persentil ke-95 dari data antropometri yang telah
diambil.
d. Menganalisis desain cangkul berdasarkan nilai momen dan titik berat.
e. Menganalisa apakah desain cangkul yang digunakan petani sesuai dengan
data antropometri atau tidak.
f. Mendesain cangkul baru yang sesuai dengan data antropometri petani pria di
kecamatan Trangkil, Pati, Jawa Tengah.
Tabel 5 Nilai koefisien korelasi Pearson yang dapat diandalkan 0.9 ≤ r ≤ 1.0
Parameter
zona ini terdapat tekanan minimal pada otot dan sendi. Zona 1 (zona kuning/
yellow zone), yaitu merupakan zona yang dianjurkan untuk melakukan sebagian
besar gerakan. Pada zona ini terdapat tekanan minimal pada otot dan sendi. Zona
2 (zona merah/ red zone), yaitu zona dimana terdapat banyak posisi tubuh yang
ekstrim. Pada zona ini terdapat lebih besar tekanan pada otot dan sendi. Zona 3
(melewati zona merah), yaitu zona dimana terdapat sangat banyak posisi tubuh
yang ekstrim, sebaiknya dihindari jika memungkinkan, terutama ketika
mengangkat beban berat atau kegiatan yang dilakukan berulang-ulang.
Zona-zona tersebut merupakan zona dimana anggota tubuh dapat bergerak
secara bebas. Pada zona 0 dan 1 terdapat pergerakan sendi yang kecil, sedangkan
zona 2 dan 3 menunjukkan posisi yang ekstrim. Zona 0 dan 1 merupakan zona
dimana pergerakan banyak terjadi, sedangkan zona 2 dan 3 seharusnya dihindari
khususnya untuk pekerjaan barat dan berulang. Gerakan dalam zona 2 dan 3 akan
menempatkan ketegangan otot dan tendon yang berlebih sehingga menyebabkan
gangguan pada muskoskeletal. Tabel 6 dan Gambar 4 menunjukkan selang dari
zona gerakan (º) berdasarkan Chaffin (1999) dan Woodson (1992) diacu dalam
Openshaw (2006).
63º
60º
Menurut Kurniadi (1990), cangkul merupakan salah satu alat pengolah tanah
tradisional yang murah dan banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia.
Cangkul juga termasuk alat pertanian yang mudah dalam penggunaannya bagi
semua kalangan baik remaja maupun lanjut usia. Penggunaan cangkul sangat luas
17
baik di bidang pertanian maupun bidang lainnya. Oleh karena itu cangkul masih
menjadi perhatian petani sampai saat ini.
Berdasarkan pengamatan di lapangan, ukuran dan berat cangkul di
kecamatan Trangkil sangat beraneka ragam dikarenakan keadaan lahan serta mata
pencaharian penduduk di kecamatan tersebut yang beraneka ragam pula. Misalnya
cangkul orang daerah pesisir umumnya mempunyai ukuran tangkai cangkul lebih
pendek daripada cangkul orang daerah pegunungan, akan tetapi pada dasarnya
fungsi cangkul itu sama yaitu untuk mengolah tanah. Menurut Suma’mur (1987)
dalam Kurniadi (1990) menyatakan bila dilihat dari fungsinya, cangkul dapat
melipatgandakan kemampuan daya tahan tangan manusia sebagai sumber tenaga
dalam memecah, menarik, mengaduk, dan mengangkat tanah atau barang lain
yang sedang dikerjakan. Pelipatgandaan ini mungkin puluhan atau lebih dari
seratus kali hasil kerja tangan manusia dan tergantung dari sifat tanah serta faktor
bentuk, berat serta ukuran cangkul.
Beraneka ragamnya cangkul di daerah menyebabkan perbedaan dalam
gerakan tangan serta cara kerja penggunanya yang akan berdampak pada
produktivitas kerja, keselamatan serta kenyamanan dalam bekerja. Bentuk
cangkul yang digunakan masyarakat pada umumnya bervariasi baik berat maupun
dimensinya.
Berat maksimal hasil cangkulan petani pengguna cangkul dapat dihitung
dengan pendekatan dibawah ini :
c α1
α2
b
a
Keterangan :
k = Panjang tangkai cangkul (cm)
a = Panjang pisau cangkul (cm)
b = Kedalaman pencangkulan ( asumsi 10-20 cm)
c = Permukaan tanah
α = Sudut kemiringan antara tangkai cangkul dan pisau cangkul (º)
α1 = Sudut antara tangkai cangkul dan permukaan tanah (º)
α2 = Sudut antara permukaan tanah dan pisau cangkul (º)
Berat maksimal tanah yang dapat diangkut oleh cangkul seperti ditunjukkan
ilustrasi pada Gambar 6 dapat dihitung dengan pendekatan persamaan 8 dibawah
ini :
m=ρxV (8)
Untuk mendapatkan besarnya sudut α2 dapat dicari dengan persamaan
trigonometri seperti ditunjukkan dengan persamaan 9 :
Arc sin (9)
Massa tanah didapat dari massa jenis tanah dibagi dengan volume. Massa
jenis tanah yang digunakan pada penelitian ini menggunakan 2700 kg/m3. Volume
tanah dapat dicari dari persamaan 10 :
Berdasarkan analisis data dimensi cangkul yang diambil dari 110 responden
diperoleh bahwa berat hasil cangkulan dipengaruhi oleh panjang dan lebar pisau
cangkul. Semakin panjang dan lebar pisau cangkul maka semakin banyak tanah
yang bisa diambil, semakin dalam pisau cangkul masuk dalam tanah maka
semakin banyak tanah yang terambil, dan semakin besar sudut antara permukaan
tanah dengan pisau cangkul maka semakin banyak tanah yang dapat diangkat oleh
petani. Hasil analisis ini dapat dilihat pada grafik yang disajikan pada Gambar 7, 8
dan 9.
14000
Berat maksimal tanah yang diangkat (g)
12000
10000
8000
4000
2000
0
0 5 10 15 20 25 30 35
Panjang pisau cangkul (cm)
14000
10000
8000
4000
2000
0
0 5 10 15 20 25
Lebar pisau cangkul (cm)
14000
12000
Berat maksimal tanah yang diangkat (g)
10000
8000
4000
2000
0
0 20 40 60 80
Sudut antara pisau cangkul dan tangkai cangkul (º)
Gambar 9 Grafik hubungan antara sudut pisau dan tangkai cangkul dan
berat maksimal tanah yang dapat diangkat
20
untuk itu diperlukan tinggi titik B. Tinggi titik B bisa didapatkan dari tinggi titik
D dikurangi panjang DB. Secara umum dapat dirumuskan pada persamaan 11 dan
12 sebagai berikut :
(11)
(12)
Tinggi titik D ditentukan dari trigonometri sudut DEF, maka didapatkan rumus
seperti pada Gambar 12 dan persamaan 13 dibawah ini :
(13)
Berdasarkan hasil analisis terdapat beberapa parameter yang terkait dengan desain
tangkai cangkul beserta perhitungannya, antara lain seperti ditunjukkan pada
Tabel 8.
23
Persentil ke-
No Parameter pengukuran (cm)
5 50 95
Sudut membungkuk rata-
1. rata petani dengan pinggang
sebagai porosnya (70.04º)
Sudut membengkok lengan
2.
bawah terhadap lengan atas 29.00 34.00 48.00
rata-rata petani (º)
Sudut membengkok bahu
3. terhadap lengan rata-rata
(64°)
4. Parameter tinggi lutut 36.00 44.50 52.55
5. Parameter tinggi pinggang 84.00 92.35 100.00
6. Parameter tinggi bahu 121.45 130.00 139.55
7. Parameter tinggi badan 150.00 158.55 170.00
8. Parameter panjang lengan 61.00 69.00 76.27
Parameter panjang lengan 37.00 42.00 46.50
9.
atas
Parameter panjang telapak 16.00 18.00 19.11
10.
tangan (sampai jari)
11. Panjang tangkai cangkul 40.21 53.00 77.50
terhadap rusaknya tulang dan otot maka dalam penggunaan cangkulnya harus
seergonomis mungkin sehingga dalam mengoperasikan alat tersebut dalam
keadaan yang paling efisien. Setelah melakukan perhitungan diameter dan
panjang tangkai cangkul maka selanjutnya adalah menentukan momen yang
terjadi pada kegiatan pencangkulan. Perhitungan momen ini dimaksudkan untuk
menghindari cidera pada saat mengangkat beban secara berulang-ulang dalam
waktu yang relatif lama. Beberapa elemen kerja yang akan dihitung terdiri dari
kegiatan memasukkan cangkul ke dalam tanah untuk memotong tanah,
mengangkat hasil cangkulan, serta membuang tanah hasil cangkulan tersebut.
Pada kegiatan memasukkan cangkul ke dalam tanah hanya memperhatikan berat
cangkulnya saja (Wo), sedangkan untuk mengangkat cangkul beserta tanah hasil
cangkulan memperhatikan 2 faktor yang mempengaruhi yaitu berat cangkul dan
berat maksimal tanah yang diangkat (We). Berikut adalah diagram gaya pada
tangan saat memasukkan cangkul ke dalam tanah (Gambar 13), mengangkat
cangkul dengan tanah (Gambar 14) serta membuang hasil cangkulan (Gambar 15).
∑ (14)
Keterangan :
Wo = Gaya berat benda (cangkul kosong) (N)
Fye = Resultan gaya (y) pada tangan (N)
Fxe = Resultan gaya (x) pada tangan (N)
ab = Lengan atas (m)
bc = Lengan bawah (m)
SL = Panjang lengan (m)
25
Gambar 14 Diagram gaya pada tangan saat mengangkat cangkul berisi tanah
Persamaan untuk menghitung gaya dan momen yang terjadi pada tangan saat
mengangkat cangkul berisi tanah dapat disajikan pada persamaan 15 :
∑
∑ (15)
Keterangan :
We = Gaya berat benda (cangkul berisi tanah) (N)
Fye = Resultan gaya (y) pada tangan (N)
Fxe = Resultan gaya (x) pada tangan (N)
ab = Lengan atas (m)
bc = Lengan bawah (m)
SL = Panjang lengan (m)
26
Gambar 15 Diagram gaya pada tangan saat membuang tanah hasil cangkulan
Persamaan untuk menghitung gaya dan momen yang terjadi pada tangan
saat membuang tanah hasil cangkulan dapat disajikan pada persamaan 16 :
∑
∑ (16)
Keterangan :
We = Gaya berat benda (cangkul berisi tanah) (N)
Fye = Resultan gaya (y) pada tangan (N)
Fxe = Resultan gaya (x) pada tangan (N)
ab = Lengan atas (m)
bc = Lengan bawah (m)
SL = Panjang lengan (m)
15
10
5
Momen gaya (Nm)
-10
-15
Sudut (º)
80
60
40
Momen gaya (Nm)
20
hubungan antara sudut dan
0 momen gaya saat
0 50 100 150 200 250 mengangkat cangkul yang
-20 berisi tanah
-40
-60
-80
Sudut (º)
Gambar 17 Grafik hubungan antara sudut dan momen gaya pada saat
mengangkat cangkul berisi tanah
28
100
80
60
Momen gaya (Nm)
40
20
hubungan antara sudut dan
0 momen gaya saat membuang
0 100 200 300 tanah hasil cangkulan
-20
-40
-60
-80
Sudut (º)
Gambar 18 Grafik hubungan antara sudut dan momen gaya pada saat
membuang tanah hasil cangkulan
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Persentil ke-
Dimensi Tubuh (cm) Mean SD CV(%)
5 50 95
Berat badan (kg) 56.43 9.78 17.32 43.45 55.00 75.00
Tinggi badan 158.96 6.22 3.91 150.00 158.55 170.00
Tinggi mata 147.71 5.61 3.80 138.00 147.40 156.77
Tinggi bahu 128.86 11.17 4.13 121.45 130.00 139.55
Tinggi siku tangan 101.86 5.95 5.84 93.00 101.00 111.00
Tinggi pinggang 92.41 4.87 5.27 84.00 92.35 100.00
Tinggi pinggul 86.48 5.27 6.10 77.00 86.00 93.27
Tinggi genggaman tangan 67.55 4.24 6.28 61.00 67.00 74.00
Tinggi ujung tangan 59.55 4.27 7.18 53.72 59.50 66.32
Tinggi lutut 43.88 5.19 11.84 36.00 44.50 52.55
Jangkauan tangan ke atas
200.46 8.94 4.46 186.72 200.00 215.00
terbuka
Jangkauan tangan ke atas
8.71 4.56 177.00 191.45 205.00
menggenggam 191.26
Jangkauan tangan ke depan
68.45 4.56 6.66 61.00 69.00 76.27
terbuka
Jangkauan tangan ke depan
60.61 3.79 6.26 145.45 162.00 176.00
menggenggam
Jengkal dua tangan ke
162.15 8.78 5.41 134.00 147.00 161.19
samping terbuka
Jengkal dua tangan ke
147.40 8.09 5.49 64.00 73.00 86.55
samping mengenggam
Jengkal dua siku 73.94 7.38 9.98 22.00 23.50 26.00
Panjang telapak kaki 23.87 1.45 6.05 9.50 11.00 12.00
Lebar telapak kaki 10.73 0.84 7.82 10.00 10.50 12.00
Lebar telapak tangan 5 jari 10.70 0.80 7.45 5.20 5.90 6.70
Diameter genggaman tangan 5.90 0.45 7.63 16.00 18.00 19.11
Panjang telapak tangan
17.59 1.05 5.97 14.00 16.30 17.50
sampai jari
Panjang ibu jari 6.48 0.65 10.07 5.50 6.50 7.50
Panjang jari telunjuk 7.20 0.54 7.43 6.50 7.00 8.00
Panjang jari tengah 7.83 0.60 7.67 6.94 7.95 8.80
Panjang jari manis 7.23 0.52 7.18 6.50 7.20 8.05
Panjang jari kelingking 5.73 0.57 9.97 5.00 5.80 6.65
Panjang jengkal tangan 20.28 2.26 11.13 17.00 20.15 23.00
Tinggi mata kaki 7.68 0.72 9.41 7.00 8.00 8.77
Panjang siku ke genggaman
35.21 2.13 6.04 32.00 35.00 39.55
tangan
32
Persentil ke-
Dimensi Tubuh (cm) Mean SD CV(%)
5 50 95
Tinggi dudukan 41.14 4.72 11.48 35.00 41.00 49.77
Tinggi lutut 48.59 5.53 11.39 41.00 48.25 57.10
Tinggi pinggul 54.76 6.06 11.06 45.72 55.00 62.55
Tinggi bahu 93.37 10.20 10.92 82.45 94.00 106.55
Tinggi mata 111.16 7.35 6.61 100.00 112.00 121.00
Tinggi duduk 121.74 7.08 5.82 110.00 122.00 131.77
Tebal badan 19.26 2.74 14.21 15.13 18.65 23.22
Lebar pantat 27.19 4.02 14.77 21.00 27.20 34.00
Lebar bahu 36.17 2.79 7.70 32.00 36.00 40.55
Panjang siku ke ujung
41.09 3.53 8.60 35.00 42.00 47.00
jari
Panjang siku ke
24.56 3.06 12.44 20.00 24.00 28.00
pergelangan tangan
Tinggi siku tangan 59.98 5.67 9.46 52.45 60.00 67.55
Tinggi kedudukan
46.46 6.93 14.91 35.00 47.00 56.00
hingga siku kaki
Panjang kedudukan
54.82 6.24 11.38 45.45 55.00 63.00
hingga lutut
Panjang pergelangan
16.97 0.85 4.99 16.00 17.00 18.20
tangan
33
Persentil ke-
Dimensi Tubuh Mean SD CV(%)
5 50 95
Posisi punggung lurus 70.05 10.69 15.26 52.00 70.00 86.55
Posisi punggung serong
63.59 11.85 18.64 44.8 64.5 80.00
kiri
Posisi punggung serong
64.05 10.64 16.61 47.45 64.5 80.00
kanan
Posisi tangan nyaman 64.75 10.96 16.93 50.00 63.00 85.00
Posisi tangan maksimal 115.36 5.97 5.17 106.00 115.50 127.00
Posisi jangkauan tangan
125.59 6.14 4.88 119.00 124.00 138.00
kanan maksimal serong
Posisi jangkauan tangan
76.97 7.37 9.58 65.45 76 90
kiri maksimal serong
Posisi bukaan kaki 49.99 6.58 13.17 40.90 50.00 63.10
c α1
α2
b
a
Diketahui :
ρ = 2.7 g/
a = 28 cm
l = 16 cm
b = 15 cm (asumsi)
α = 60º
35
=(
= 53.87 cm
Panjang tangkai cangkul yang direkomendasikan adalah 71 cm
36
Diketahui :
Wo = 1.8 kg = 17.658 N
= 31º
= 124º
= 59º
= 65º
ab = 22 cm = 0.22 m
bc = 42 cm = 0.42 m
Jawab :
∑
= 1.8 x 9.81
= 17.658 N
= 0.36 + 0.199
= 0.559 m
∑
= 17.65 × 0.559
= 9.86 Nm
37
Diketahui :
We = 7.31 kg = 71.71 N
= 49º
= 90º
= 173º
= 34º
= 56º
ab = 22 cm = 0.22 m
bc = 42 cm = 0.42 m
Jawab :
∑
= 7.31 × 9.81
= 71.71 N
= 0.23 + 0.166
= 0.396 m
∑
= 71.71 × 0.396
= 28.39 Nm
38
Diketahui :
We = 7.31 kg = 71.71 N
= 49º
= 56º
= 195º
= 90º
= 41º
ab = 22 cm = 0.22 m
bc = 42 cm = 0.42 m
Jawab :
∑
= 7.31 × 9.81
= 71.71 N
= 0.27 + 0.182
= 0.452 m
∑
= 71.71 × 0.452
= 32.41 Nm
39
640
170
Diketahui :
Lebar pisau cangkul (x1) = 170 mm
Tebal pisau cangkul (y1) = 3 mm
Panjang tangkai cangkul (y2) = 643 mm
Diameter tangkai cangkul (x2) = 50 mm, (x2 = 110)
Massa pisau cangkul (m1) = 700 gram
Massa tangkai cangkul (m2) = 1300 gram
Penyelesaian:
= 85 mm
= 1.5 mm
= 55 mm
= 321.5 mm
̅
=
= 65.5 mm
= 419 mm
Koordinat cangkul kotak adalah = (65.5 mm, 419 mm)
40
570
160
Diketahui :
Lebar pisau cangkul (x1) = 160 mm
Tebal pisau cangkul (y1) = 3 mm
Panjang tangkai cangkul (y2) = 573 mm
Diameter tangkai cangkul (x2) = 42 mm, (x2) = 101
Massa pisau cangkul (m1) = 800 gram
Massa tangkai cangkul (m2) = 1000 gram
Penyelesaian:
= 80 mm
= 1.5 mm
= 50.5 mm
= 286.5 mm
̅
=
= 63.6 mm
= 319.67 mm
Koordinat cangkul pisau bulat tampak depan adalah = (63.6 mm, 319.67 mm)
41
c) Cangkul rekomendasi
710
180
Diketahui :
Lebar pisau cangkul (x1) = 180 mm
Tebal pisau cangkul (y1) = 3 mm
Panjang tangkai cangkul (y2) = 713 mm
Diameter tangkai cangkul (x2) = 30 mm, (x2) = 105 mm
Massa pisau cangkul (m1) = 800 gram
Massa tangkai cangkul (m2) = 1000 gram
Penyelesaian:
= 90 mm
= 1.5 mm
= 52.5 mm
= 356.5 mm
̅
=
= 98.3 mm
= 397.4 mm
Koordinat cangkul rekomendasi adalah = (98.3 mm, 397.4 mm)
42
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 8 Juli 1991 di Pati, Jawa Tengah dari
pasangan Bapak Kaseh dan Ibu Istianah. Penulis merupakan anak keempat dari
empat bersaudara. Pada tahun 2010 penulis lulus dari Pondok Pesantren
Raudlatul Ulum Guyangan dan diterima IPB melalui jalur BUD (Beasiswa Utusan
Daerah) dengan mengikuti tes seleksi PBSB (Penerima Beasiswa Santri
Berprestasi) dari Kementerian Agama RI di Departemen Teknik Mesin dan
Biosistem IPB.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten praktikum Teknik
Mesin Budidaya Pertanian dan Ergonomika pada tahun ajaran 2013/2014. Selain
itu penulis juga aktif dalam berbagai kegiatan organisasi diantaranya
HIMATETA IPB sebagai Bendahara II dan Badan Pengawas, Community of
Santri Scholars of Ministry of Religious Affair (CSS MoRA IPB) 2 periode
kepengurusan sebagai staff divisi Sosial dan Lingkungan sejak tahun 2011-2013,
kepanitiaan RAMP IPB 2014, Ikatan Santri Mahasiswa Al-Ihya (ISMA) sebagai
staf sarana dan wahana pondok pesantren Al-Ihya pada tahun 2013/2014, serta
Ikatan Keluarga Mahasiswa Pati (IKMP) IPB sampai sekarang. Penulis juga telah
melakukan kegiatan praktik lapang di PT. Dua Kelinci Pati dengan mengangkat
judul “Mempelajari Aspek Ergonomika Pada Pengolahan Kacang Garing di PT
Dua Kelinci Pati, Jawa Tengah” di bawah bimbingan Bapak Fanny Hadisusanto
dan Ibu Lenny Saulia. Penulis juga pernah dibiayai dalam Program Kreativitas
Mahasiswa (PKM) yang diadakan oleh DIKTI diantaranya adalah PKM-M, PKM-
K, dan PKM-T.
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik dari
Institut Pertanian Bogor, penulis melaksanakan penelitian dan menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Studi Antropometri Petani Pria dan Aplikasinya pada
Desain Cangkul di Kecamatan Trangkil, Pati, Jawa Tengah” di bawah bimbingan
Dr Ir Sam Herodian,MS.