Anda di halaman 1dari 12

Jurnal OPSI Vol 12 No.

1 Juni 2019 ISSN 1693-2102


http://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/opsi OPSI – Jurnal Optimasi Sistem Industri

PERBAIKAN SISTEM KERJA DENGAN PENDEKATAN MACROERGONOMIC


ANALYSIS AND DESIGN (MEAD)
UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS PEKERJA
(Studi kasus di UD Majid Jaya, Sarang, Rembang, Jawa Tengah)

Amirul Hafid Pradini, Dyah Rachmawati Lucitasari dan Gunawan Madyono Putro
Prodi Teknik Industri
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik Industri
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Yogyakarta
Jl. Babarsari 2 Tambakbayan, Yogyakarta, 55281
Telp. (0274) 485363 Fak : (0274) 486256
email : dyah.rachmawati@upnyk.ac.id, gunawan.madyono@upnyk.ac.id

ABSTRAK
UD Majid Jaya merupakan industri pembuatan kapal nelayan berjenis purse seinse dengan proses produksi
Make to Order (MTO), adapun tahapan dalam pembuatan kapal, meliputi: pemilihan kayu, penentuan ukuran
kapal dan pemotongan, pembakaran kayu, perakitan kapal, dan finishing. Kapal yang diproduksi rata-rata
berukuran 10-30 GT (Gross Tone) dengan waktu penyelesaian antara 1 sampai 2 bulan dikerjakan 5-7 pekerja
dengan cara tradisional. Pekerja banyak yang mengeluh kelelahan akibat lamanya pembuatan kapal dan
pekerjaan monoton, serta suhu lantai produksi mencapai 34 oC dengan pencahayaan sebesar 2.858 lux yang
disebabkan cuaca atau kondisi luar ruangan.
Penelitian dilakukan berdasarkan faktor permasalahan yang meliputi faktor lingkungan fisik, faktor
peralatan/mesin, faktor kondisi pekerjaan, dan faktor organisasi, dengan tujuan penelitian untuk memberikan
usulan perbaikan sisitem kerja kepada UD Majid Jaya menggunakan pendekatan Macroergonomic Analysis and
Design (MEAD) agar dapat meningkatkan produktivitas pekerja.
Berdadarkan analsisis dan pengolahan data diperoleh pengukuran denyut nadi pekerja didapatkan
CVL=38,14%, konsumsi energi istirahat normal=5,5 kkal/menit, didapatkan penambahan waktu istirahat 16
menit, pada pukul 10.00-10.16 WIB sehingga total sebesar 76 menit. Peningkatan produktivitas pada pengukuran
dan pemotongan kayu komponen kapal dihasilkan 16 potong komponen kapal, sehingga terdapat peningkatan
produktivitas pekerjaan sebesar 2 potong komponen kapal.

Kata kunci: Sistem kerja, Macroergonomic Analysis and Design (MEAD), Waktu istirahat, Produktivitas

1. PENDAHULUAN sebesar 92 dB dengan pencahayaan pada lokasi


UD Majid Jaya yang bertempat di produksi sebesar 2.858 lux yang berasal dari
Kecamatan Sarang, Kabupaten Rembang, Jawa sinar matahari dan temperatur luar ruangan pada
Tengah yang bergerak dalam bidang industri lokasi produksi sebesar 340C. Pada faktor yang
pembuatan kapal nelayan berjenis purse seinse kedua yaitu faktor peralatan/mesin terdapat
dengan metode pemesanan Make to Order peralatan yang digunakan sering mengalami
(MTO), kapal yang dibuat mulai dari ukuran ketumpulan akibat perawatan yang kurang
yang berkisar 10 - 30 GT (Gross Tone) yang diperhatikan. Pada faktor ketiga yaitu faktor
dapat diselesaikan dalam kurun waktu 1 sampai kondisi pekerjaan, beban kerja yang diterima
2 bulan sedangkan kapal yang berukuran 70 - pekerja di bagian produksi tergolong berat
180 GT (Gross Tone) dapat diselesaikan dalam seperti melakukan pemotongan kayu dan
kurun waktu 5 sampai 6 bulan. Pada pembuatan perakitan kapal dengan proses pembuatan yang
kapal terdapat tahapan yang meliputi pemilihan membutuhkan waktu lama. Pada faktor ke-
kayu, menentukan ukuran kapal yang empat yaitu faktor organisasi, kurangnya
diinginkan, perakitan kapal, pengecatan, dan pengawasan yang dilakukan terhadap aktivitas
peluncuran. Produksi yang dilakukan UD Majid pekerja sehingga pekerja melakukan aktivitas
Jaya tergolong masih tradisional sehingga dalam tidak sesuai dengan pekerjaan yang diberikan.
pembuatan kapal yang dilakukan membutuhkan Berdasarkan permasalahan terdebut
waktu yang lama dan belum sesuainya mengakibatkan produktivitas kerja menunrun
penerapan target produksi yang mengakibatkan sehingga hasil yang diperoleh belum maksimal
menurunnya produktivitas kerja. Berdasarkan sehingga diperlukan penelitian yang dapat
obesrvasi yang dilakukan terdapat empat faktor menunjang permasalahan yang dialami oleh UD
yang dapat mempengaruhi hasil produksi di UD
Majid Jaya yaitu dengan melakukan perbaikan
Majid Jaya yaitu: pertama pada faktor
lingkungan fisik, kebisingan di lantai produksi sistem kerja dengan menerapan pendekatan

36 Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Industri UPN “Veteran” Yogyakarta


Jurnal OPSI Vol 12 No.1 Juni 2019 ISSN 1693-2102
http://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/opsi OPSI – Jurnal Optimasi Sistem Industri

Macroergonomic Analysis and Design (MEAD) pekerja dapat menerima kondisi kerja yang ada
sehingga diperoleh solusi dalam memperbaiki (acceptable), dengan meningkatkan
sistem kerja agar produktivitas pekerja semakin keterbatasan yang bersifat teknis ataupun
meningkat. Pada Metode MEAD organisatoris.
(Macroergonomic Analysis and Design)
3) Ergonomi Makro
memiliki keunggulan dalam menganalisis
Ergonomi makro adalah suatu pendekatan
sumber permasalahan yang lebih spesifik dalam sistem sosioteknik yang secara top-down dalam
sistem kerja sehingga nantinya tidak menganalisis, merancang, atau memperbaiki
menghambat aktivitas pekerjaan para pekerja sistem kerja dan organisasi kerja, kemudian
dan juga dapat meningkatkan produktivitas yang mengharmonisasikan perancangan tersebut ke
ada. dalam elemen-elemennya secara keseluruhan
(Iridiastadi dan Yassierli, 2014). Cakupan
2. LANDASAN TEORI kajian ergonomi makro sangat kompleks,
1) Sistem kerja meliputi struktur organisasi, kebijakan
Pada dasarnya sebuah sistem yaitu organisasi, tata kelola proses kerja, sistem
sekumpulan komponen yang saling terintegrasi komunikasi, kerjasama tim, perancangan
partisipasi, hingga evaluasi dan ahli
dalam mencapai suatu tujuan, menurut Kleiner, teknologi. Ergonomi makro mengupayakan
(2006) sistem kerja terdiri dari dua atau lebih adanya sebuah keseimbangan antara faktor-
orang yang bekerja bersama-sama yang faktor dalam sistem kerja dan organisasi kerja.
berinteraksi dengan teknologi dalam sistem Tujuan yang ingin dicapai oleh ergonomi
organisasi yang dicirikan dengan adanya makro adalah untuk mengoptimalkan
lingkungan fisik dan budaya. Seiring dengan rancangan sistem kerja dalam kaitannya dengan
perkembangan zaman yang sistem kerjasemakin sistem sosioteknik, dan kemudian membawa
komplek tidak hanya antara manusia dan mesin karakteristik hasil rancangan tersebut ke level
saja tetapi mencakup manusia, mesin, dan yang lebih bawah (mikro) sehingga tercipta
organisasi. Sebuah keberhasilan sistem kerja sistem kerja yang harmonis.
dapat dilihat dari efisiensi dan produktivitas 4) Macroergonomic Analysis and Design
yang tinggi (Sutalaksana et all., 1979), namun (MEAD)
dalam mewujudkannya bukanlah cara yang Macroergonomic Analysis and Design
mudah karena membutuhkan ketrampilan- (MEAD) merupakan salah satu metode tahapan
ketrampilan yang nantinya digunakan dalam implementasi dari ergonomi makro yang
membuat sistem kerja menjadi lebih baik. digunakan dalam melakukan perancangan
Merancang sistem kerja supaya ergonomis sistem secara keseluruhan sebagai upaya yang
membutuhkan unsur-unsur pendukung yang efisien dalam mencapai tujuan organisasi. Pada
dapat menjadikan sistem kerja yang efektif, metode MEAD terdapat sepuluh tahapan dalam
nyaman, aman, sehat, dan efisien. mencapai tujuan implementasinya seperti
berikut:
2) Ergonomi a. Identifikasi lingkungan dan subsitem
Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang organisasi Terdapat identifikasi yang dilakukan
memanfaatkan informasi-informasi mengenai meliputi:
sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia - Analisis visi, misi, dan asas dasar
dalam rangka membuat sistem kerja yang - Tinjauan aspek lingkungan
ENASE (efektif, nyaman, aman, sehat dan - Menentukan dimensi awal desain organisasi
efisien). Menurut Nurmianto, (2004) Ergonomi b. Mendefinisikan jenis sistem produksi dan
adalah suatu ilmu multidisiplin yang ekspektasi performansi
mempelajari pengetahuan-pengetahuan seperti
ilmnu kedokteran, biologi, ilmu psikologi, dan Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap
ilmu sosialogi. Adapun sebuah tujuan enis sistem produksi dan kriteria ekspektasi
penerapan ergonomi yang dapat pula dibuat performansi. Ukuran performansi dapat
dalam suatu hierarki (Kroemer et all., 2004), dikatakan objektif atau subjektif tergantung
dengan tujuan yang paling rendah adalah sistem dari masalah kasus yang ada, sedangkan untuk
kerja yang masih dapat diterima (tolerable) mendefinisikan ekspektasi performansi dapat
dalam batas-batas tertentu, asalkan sistem ini digunakan standar checkpoints atau kritikal poin
tidak memiliki potensi bahaya terhadap yang telah dilakukan dalam sistem kerja
kesehatan dan nyawa manusia sedangkan tujuan (Hendrick and Kleiner, 2001).
yang lebih tinggi adalah suatu keadaan ketika c. Mendefinisikan unit operasi dan proses kerja

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Industri UPN “Veteran” Yogyakarta 37


Jurnal OPSI Vol 12 No.1 Juni 2019 ISSN 1693-2102
http://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/opsi OPSI – Jurnal Optimasi Sistem Industri

Unit operasi merupakan kumpulan berbagai Analsiis peran dan tanggung jawab
tahapan konversi dari input sampai output yang dilakukan setelah tujuan dan alternatif-alternatif
bersama-sama membentuk keseluruhan tugas ditentukan dengan bantuan tabel kriteria
yang dipisahkan dari langkah lain oleh wilayah, penilaian sehingga mudah dalam mengevaluasi
teknologi, maupun batas sementara sedangkan kegunaan (Usefulness) dari setiap alternatif-
Proses kerja merupakan langkah- langkah yang alternatif untuk mencapai tujuan yang
dikerjakan untuk membuat suatu produk diharapkan.
sehingga pada tahapan ini mengidentifikasikan i. Perancangan ulang sub-sistem pendukung
tentang produksi yang ada di perusahaan. Pada tahapan perancangan ulang sub-sistem
d. Mengidentifikasi data varian pendukung bertujuan untuk menentukan sub-
Variansi sendiri merupakan deviasi atau sistem pendukung yang diperlukan dalam
mempengaruhi sosioteknik produksi yang ada,
penyimpangan dari operasi, kondisi, spesifikasi,
kemudian dilakukan penyesuaian dengan
atau norma standar yang tidak diperkirakan. subsistem lain, termasuk lingkungan internal.
Identifikasi variansi dilakukan dengan j. Implementasi, iterasi, dan perbaikan
menggunakan proses bisnis yang Implementasi dilakukan untuk mengetahui
menggambarkan proses-proses yang terjadi apakah solusi yang dihasilkan dari pemilihan
saat ini dan analisis tugas secara detail yang alternatife yang ada akan sesaui dengan kondisi
berkaitan dengan proses bisnis. Tipe-tipe yang ingin dicapai atau tidak. Namun
variansi yang biasa terjadi antara lain: kualitas, implementasi tidak akan langsugn dilakukan
biaya, jadwal, kesehatan, dan keselamatan serta tetapi lebih memberikan saran terhadap
non-value added (tidak memberikan nilai perubahan oleh analisis yang telah dilakukan.
tambah).
e. Membangun matriks varian 5. Kuesioner
Berdasarkan variansi-variansi yang diperoleh Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data
pada tahapan sebelumnya diperoleh beberapa dengan cara memberikan sebuah pertanyaan-
variansi yang menjadi varian kunci. Varian pertanyaan yang diajukan kepada responden
kunci yaitu variansi yang memberikan dampak untuk dijawab (Rahmad, 2013). Tujuan
signifikan pada kriteria performansi dan/atau dilakukannya kuesioner yaitu untuk memperoleh
paling berinteraksi dengan variansi lainnya informasi yang relevan dengan cara
sehingga melipat gandakan pengaruhnya. mengisi jawaban-jawaban yang diajukan secara
Tujuan langkah ini adalah untuk tertulis oleh peneliti terhadap para responden
mengidentifikasi hubungan antara variansi- yang ada. Menurut Ginting, (2010) terdapat
variansi yang terjadi selama transportasi proses komponen-komponen inti dalam sebuah
kerja sehingga kuesioner, sebagai berikut:
dapat ditentukan pengaruh antara satu variansi 1) Subjek, merupakan individu atau lembaga
dengan variansi lainnya. yang melaksanakan penelitian.
f. Tabel kendali varian dan jaringan peran 2) Ajakan, merupakan permohonan dari
Pada tahapan ini bertujuan untuk peneliti untuk turut serta mengisi secara aktif
mengidentifikasi bagaimana variansi kunci dan objektif pertanyaan yang tersedia.
yang terjadi dikendalikan pada kondisi saat ini, 3) Petunjuk pengisian kuisioner yang jelas dan
dengan adanya tabel kendali varian dan jaringan mudah dimengerti.
peran dapat mempermudah mengetahui tempat 4) Pertanyaan maupun pernyataan beserta
terjadinya varian, siapa yang bertanggung tempat mengisi jawaban, baik secara tertutup,
jawab, pihak yang terlihat secara langsung, dan semi tertutup, ataupun terbuka. Dalam
apa kendali varian yang telah tersedia. pembuatan pertanyaan harus disertakan dengan
g. Mengalokasi fungsi dan penggabungan isian untuk identitas responden.
desain 6. Penentuan Waktu Istirahat
Mengalokasi fungsi dan pengggabungan desain Penentuan konsumsi energi biasanya digunakan
bertujuan merancang perubahan sub-sistem satu bentuk hubungan energi dengan kecepatan
teknologi, merancang perubahan personel, dan denyut jantung yaitu sebuah persamaan regresi
menentukan rancangan final dengan kuadratis seperti Persamaan 1 sebagai berikut:
menggunakan Objective tree (pohon tujuan). E = 1,80411 – 0,0229083 X + 4,71733 x 10-4 X2
Pohon tujuan adalah struktur hierarki dan garis ...................................................................... (1)
dari tujuan untuk mengatasi masalah yang telah Dengan:
diidentifikasi sebelumnya (Mosard (1983) E : Energi (Kkal/menit)
dalam Hendrick and Kleiner (2002)).
h. Analisis peran dan tanggung jawab

38 Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Industri UPN “Veteran” Yogyakarta


Jurnal OPSI Vol 12 No.1 Juni 2019 ISSN 1693-2102
http://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/opsi OPSI – Jurnal Optimasi Sistem Industri

X: Kecepatan denyut jantung/nadi 1. Data observasi dan wawancara terhadap


(denyut/menit) para pekerja yang didapatkan secara langsung
Setelah besaran kecepatan denyut jantung pada aktivitas produksi UD Majid Jaya.
disetarakan dalam bentuk energi, konsumsi 2. Data kuesioner digunakan untuk
energi untuk kegiatan tertentu dapat dituliskan mengetahui faktor-faktor dalam sistem kerja
seperti Persamaan 6.2. agar mendapatkan data varian yang ada dengan
K = Et – Ei ................................................... (2)
cara menyebarkan kuesioner berupa
Dengan:
K : Konsumsi energi (Kkal/menit) pertanyaan- pertanyaan menyangkut empat
Et : Pengeluaran energi pada waktu kerja faktor yang telah dijelaskan tersebut diatas.
(Kkal/menit) 3. Data lingkungan kerja berupa data suhu,
kebisingan, dan pencahayaan pada lokasi
Ei : Pengeluaran energi pada waktu sebelum produksi
bekerja (Kkal/menit)
Apabila denyut nadi dipantau selama istirahat, yang didapatkan dengan cara pengukuran
kerja, dan pemulihan, maka waktu pemulihan secara langsung menggunakan alat-alat yang
untuk beristirahat meningkat sejalan dengan telah ditentukan yaitu sound level meter,
beban kerja yang dilakukan. Dalam keadaan thermometer, dan lux meter.
yang ekstrim, pekerja tidak mempunyai waktu 4. Data denyut nadi pekerja yang didapatkan
istirahat yang cukup sehingga mengalami dengan mengukur denyut nadi para pekerja
kelelahan yang kronis, untuk menentukan waktu disaat sebelum pekerjaan dilaksanakan, saat
istirahat sebagai kompetensi dari pekerjaan kondisi bekerja dan saat waktu istirahat.
fisik. Selanjutnya, konsumsi energi 5. Data umum perusahaan seperti struktur
dikonversikan kedalam kebutuhan waktu organisasi, visi, misi, tujuan, lokasi perusahaan,
istirahat seperti Persamaan 3. jumlah tenaga kerja, serta data yang lainnya
(𝑊−𝑆)
R = 𝑇 𝑊−1,5 .............................................. (3) yang berkaitan dengan penelitian yang akan
dilakukan.
Dengan
R : Istirahat yang dibutuhkan (menit)
T : Total waktu kerja (menit/shift)
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
W : Pengeluaran energi rata-rata saat bekerja 1) Pengumpulan Data
(Kkal/menit) Pengumpulan data dilakukan dengan
S : Pengeluaran energi rata-rata yang melakukan perhitungan denyut nadi
direkomendasikan (Kkal/menit) menggunakan metode 10 denyut nadi,
Diketahui: adapun datanya seperti Tabel 1.
Suntuk wanita : 4 Kkal/menit,
Suntuk pria : 5 Kkal/menit, dan 2) Pengolahan Data
Nilai 1,5 adalah nilai basal metabolism (Kkal/menit) Pada pengolahan data penelitian ini
menggunakan metode Macroergonomic
3. METODOLOGI PENELITIAN Analysis and Design (MEAD) dengan 10
Penelitian ini dilakukan di UD. Majid Jaya yang tahapan yang harus dipenuhi untuk
menyelesaikan permasalahan yang ada. Adapun
berlokasi di Kecamatan Sarang, Kabupaten tahapannya sebagai berikut:
Rembang, Jawa Tengah. Penelitian ini
melakukan pengamatan pada produksi yang a. Identifikasi lingkungan dan subsistem
dilakukan UD. Majid Jaya yaitu kapal organisasi pada UD Majid Jaya
penangkap ikan berjenis Purse Seinse dengan UD Majid Jaya merupakan usaha dagang yang
waktu pembuatan kapal berkisar 1 sampai 2 bergerak dalam pembuatan dan juga penjualan
bulan dengan kapasitas kapal mencapai 10 produk berupa kapal nelayan berjenis Purse
sampai 30 GT. Penelitian yang akan dilakukan Seinse dengan cara Make to Order (MTO),
meliputi faktor lingkungan fisik, faktor adapun bahan yang sering digunakan yaitu kayu
peralatan dan mesin, faktor pekerjaan, dan faktor jati, kayu Kalimantan, kayu merbau, kayu
organisasi, dengan diketahui permasalahan benggere, kayu ulin. UD Majid Jaya berlokasi di
yang membuat produktivitas tidak maksimal Desa Sarang, Kecamatan Sarang, Kabupaten
Rembang, Jawa Tengah dan memiliki izin
maka dilakukan evaluasi terhadap faktor-faktor
beroperasi dari PemKab Rembang pada tahun
yang telah teridentifikasi untuk menerapkan 2014. Berbagai kapasitas telah dibuat oleh UD
perbaikan sistem kerja. Adapun data-data yang Majid Jaya mulai dari 10 GT sampai yang
diperlukan dalam terlaksananya penelitian ini paling besar dengan kapasitas 180
sebagai berikut:

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Industri UPN “Veteran” Yogyakarta 39


Jurnal OPSI Vol 12 No.1 Juni 2019 ISSN 1693-2102
http://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/opsi OPSI – Jurnal Optimasi Sistem Industri

GT (Gross Tone), namun untuk Daerah pentingnya kualitas hasil produksi. 2)


Rembang rata-rata menggunakan kapal dengan Melakukan kinerja yang tepat waktu sehingga
kapasitas 10 diminati oleh konsumen. 3) Membantu
- 30 GT sehingga banyak produk yang dibuat meningkatkan kemakmuran masyarakat
dengan kapasitas tersebut. nelayan melalui sektor perikanan dan
Pada UD Majid Jaya memiliki Visi yaitu meningkatkan kesejahteraannya. 4) Kepuasan
menjadi perusahaan galangan kapal yang dari para konsumen merupakan hal yang paling
terbaik dengan mengedepankan kualitas produk utama.
dan menyesuaikan pangsa pasar perikanan. Misi
UD Majid Jaya yaitu 1) Mengutamakan

Tabel 1. Data waktu 10 denyut nadi pekerja

b. Mendefinisikan tipe sistem produksi dan c. Mendefinisikan unit operasi dan proses
ekspektasi performansi kerja pada UD Majid Jaya
Pekerjaan produksi yang dilakukan Unit operasi pad UD Majid Jaya terbagi
merupakan jenis job shop yang berarti produk dalam tiga bagian, sebagai berikut: pertama
yang dibuat dapat disesuaikan dengan bagian pengukuran dan pemotongan,
keinginan konsumen dengan proses yang Pengukuran kayu dilakukan sesuai dengan
berbeda-beda dan waktu yang telah ditentukan. ukuran yang telah ditentukan ataupun
tambahan dari permintaan konsumen, setelah
Pada umumnya dalam membuat produk di UD itu masuklah ke bagian pemotongan kayu yang
Majid Jaya memiliki urutan pembuatan, mulai telah selesai dilakukan pengukuran
dari pemilihan kayu, menentukan ukuran kapal menggunakan alat yang ada di bagian produksi
yang diinginkan, perakitan kapal, pengecatan, seperti gergaji mesin. Kedua bagian
dan peluncuran. Namun pada pemesanan produk pembakaran kayu, dilakukan untuk
yang berbeda, sesuai dengan keinginan mendapatkan kayu yang elastis agar
konsumen makan terdapat langkah-langkah memudahkan dalam pemasangan bagian-
yang harus dilakukan juga, tidak terfokus pada bagian kapal. Ketiga bagian perakitan,
urutan umum yang harus dilakukan. yang meliputi lunas, linggih (bagian penyangga
Penentuan performansi di UD Majid Jaya untuk mengikat lunas), pemasangan lambung
dilakukan secara subjektif dari pemimpin yang kapal, pemasangan rangka kapal meliputi
disesuaikan dengan standar checkpoints atau palkah (tempat penyimpanan ikan yang
kritikal poin. Ketentuan-ketentuan yang ditangkap), tempat mesin, geladak kapal,
pemasangan tiyang tengah dan belakang (untuk
harus digunakan sesaui dengan alur pada
penerangan kapal), baling- baling kapal
standar checkpoints dalam sistem kerja.
(digunakan sebagai pemindah arah kapal), dan
Adapun ekspektasi performansi yang dapat pengecetan.
dilihat pada Tabel 2 (a) dan Tabel 2 (b).

Tabel 2(a). Quality dan Flexibility

40 Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Industri UPN “Veteran” Yogyakarta


Jurnal OPSI Vol 12 No.1 Juni 2019 ISSN 1693-2102
http://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/opsi OPSI – Jurnal Optimasi Sistem Industri

Tabel 2(b). Ekspektasi Performansi

Penulis1, Penulisan penulis tanpa gelar2


1. Departemen penulis 1
2. Departemen penulis 2

Tabel 3. Peralatan dan Fasilitas Kerja

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Industri UPN “Veteran” Yogyakarta 41


Jurnal OPSI Vol 12 No.1 Juni 2019 ISSN 1693-2102
http://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/opsi OPSI – Jurnal Optimasi Sistem Industri

Proses produsi di UD Majid Jaya terbilang pemasangan tiyang tengah dan belakang (untuk
mudah namun membutuhkan waktu pengerjaan penerangan kapal), baling- baling kapal
produk yang lama dengan masih menggunakan (digunakan sebagai pemindah arah kapal), dan
cara tradisional dalam pengerjaannya. Produksi pengecetan.
Proses produsi di UD Majid Jaya terbilang
yang ada dilakukan pada satu tempat produksi
mudah namun membutuhkan waktu pengerjaan
sehingga mempermudah dalam pengerjaan
produk yang lama dengan masih menggunakan
produk dan dapat diselesaikan secara bersama-
cara tradisional dalam pengerjaannya. Produksi
sama dengan tugas yang telah diberikan namun
memiliki keleluasaan dalam pengerjaan yang yang ada dilakukan pada satu tempat produksi
sehingga mempermudah dalam pengerjaan
dilakukan.
produk dan dapat diselesaikan secara bersama-
d. Mendefinisikan unit operasi dan proses sama dengan tugas yang telah diberikan namun
kerja pada UD Majid Jaya memiliki keleluasaan dalam pengerjaan yang
Unit operasi pad UD Majid Jaya terbagi dilakukan.
dalam tiga bagian, sebagai berikut: pertama
bagian pengukuran dan pemotongan, e. Mengidentifikasi data varian.
Pengukuran kayu dilakukan sesuai dengan Identifikasi data varian yang dilakukan
ukuran yang telah ditentukan ataupun bertujuan untuk mengetahui permasalahan
tambahan dari permintaan konsumen, setelah yang terjadi di UD Majid Jaya sehingga dapat
itu masuklah ke bagian pemotongan kayu yang mempermudah dalam melalakukan analisis.
telah selesai dilakukan pengukuran Supaya memperoleh data varian yang lebih
menggunakan alat yang ada di bagian produksi
rinci, maka dilakukan penyebaran kuesioner
seperti gergaji mesin. Kedua bagian
pembakaran kayu, dilakukan untuk pada seluruh pekerja di bagian produksi
mendapatkan kayu yang elastis agar sehingga dapat diketahui permasalahan yang
memudahkan dalam pemasangan bagian- dihadapi oleh para pekerja dibagian produksi
bagian kapal. Ketiga bagian perakitan, kapal nelayan di UD Majid Jaya. Setelah
yang meliputi lunas, linggih (bagian penyangga dilakukan perhitungan prosentase dari semua
untuk mengikat lunas), pemasangan lambung jawaban responden dari penyebaran kuesioner
kapal, pemasangan rangka kapal meliputi yang telah dilakukan, maka dapat diidentifikasi
palkah (tempat penyimpanan ikan yang data varian yang dapat dilihat pada Tabel 4.
ditangkap), tempat mesin, geladak kapal,

Tabel 4. Data varian

f. Membangun matriks varian g. Membuat tabel kendali varian kunci dan


Pada tahap ini dilakukan analisis data varian jaringan peran
yang telah diperoleh untuk mengetahui Tahap ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan keterkaitan antar varian dan juga bagaimana kendali varian yang ada dan juga
apakah varian yang satu dapat mempengaruhi bagaimana peran personel yang bertanggung
varian yang lainnya. Faktor yang variannya jawab di UD Majid Jaya. Adapun hasil dari
memiliki hubungan keterkaitan paling banyak penentuan kendali varian kunci dan jaringan
maka akan menjadu varian kunci. Faktor kunci peran yang dapat dilihat pada Tabel 6.
yang telah terpilih dapat dilihat pada Tabel 5.

42 Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Industri UPN “Veteran” Yogyakarta


Jurnal OPSI Vol 12 No.1 Juni 2019 ISSN 1693-2102
http://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/opsi OPSI – Jurnal Optimasi Sistem Industri

Tabel 5. Matriks varian

Tabel 6. Kendali varian kunci dan jaringan peran

h. Penyusunan function allocation and joint Pada tahap ini digunakan untuk memberikan
design pembobotan kepada masing-masing alternatif
Pada tahap ini bertujuan untuk membuat perbaikan yang diperoleh, sehingga dengan
fungsi alokasi dan rancangan alternatif pembobotan yang dilakukan akan
perbaikan dari tabel kendali varian dan varian menghasilkan alternatif yang terbaik yang
kunci yang ada dalam bentuk objective tree. nantinya dapat digunakan dalam perbaikan
Rancangan alternative dapat dilihat pada sistem kerja di UD Majid Jaya. Pemberian
Gambar 1. pembobotan alternatif-alternatif yang telah
i. Evaluasi peran dan persepsi tanggung dibuat dapat dilihat pada Tabel 7.
jawab

Gambar 1. Objective tree (Alternatif penyelesaian masalah)

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Industri UPN “Veteran” Yogyakarta 43


Jurnal OPSI Vol 12 No.1 Juni 2019 ISSN 1693-2102
http://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/opsi OPSI – Jurnal Optimasi Sistem Industri

Tabel 7. Pemberian pembobotan alternatif

j. Memperbaiki sub-sistem pendukung produksi. Pada perancangan ini dilakukan


Pada tahap ini bertujuan untuk melakukan perhitungan denyut nadi pekerja, perhitungan
perancangan perbaikan pada subsistem yang Cardiovasculair strain (%CVL), perhitungan
nantinya dapat digunakan untuk memperbaiki konsumsi energi hingga dihasilkan lama waktu
sistem kerja yang ada menjadi lebih baik istirahat yang dibutuhkan pekerja bagian
sehingga dapat meningkatkan kinerja para produksi di UD Majid Jaya.
pekerja di UD Majid Jaya pada bagian a) Perhitungan beban kerja

Tabel 8. Rekapitulasi denyut nadi pekerja

b) Perhitungan % HR Reserve = 1,80411 – 0,0229083 (117,94) + 4,71733 x


𝐷𝑁𝐾−𝐷𝑁𝐼
% HR Reserve = 𝑥100 10-4 (117,94)2
𝐷𝑁𝑚𝑎𝑥−𝐷𝑁𝐼
117,94−77,67 = 5,66 kkal/menit
= 𝑥100
183,25−77,67 Diketahui:
= 38,14 % X = 77,67 (Denyut nadi istirahat (denyut/menit))
c) Perhitungan Cardiovasculair load (%CVL) Sehingga:
100 𝑥 (𝐷𝑁𝐾−𝐷𝑁𝐼)
%CVL = 𝐷𝑁𝑚𝑎𝑥−𝐷𝑁𝐼 Ei = 1,80411 – 0,0229083 X + 4,71733 x
100 𝑥 (117,94−77,67) 10-4 X2
= 183,25−77,67 = 1,80411 – 0,0229083 (77,67) +
= 38,14 % 4,71733 x 10-4 (77,67)2
d) Perhitungan konsumsi energi = 2,87 kkal/menit
Diketahui: Setelah diketahui hasil dari Et dan Ei kemudian
X = 117,94 (Denyut nadi kerja dilakukan perhitungan konsumsi energi sebagai
(denyut/menit)) berikut:
Sehingga: K = Et – Ei
Et = 1,80411 – 0,0229083 X + 4,71733 x K = 5,66 – 2,87 = 2,79 kkal/menit
10-4 X2

44 Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Industri UPN “Veteran” Yogyakarta


Jurnal OPSI Vol 12 No.1 Juni 2019 ISSN 1693-2102
http://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/opsi OPSI – Jurnal Optimasi Sistem Industri

e) Perhitungan lama waktu istirahat bagian produksi dikategorikan memiliki beban


W = 5,66 kkal/menit kerja sedang dan perlu dilakukan perbaikan.
T = 480 menit/hari kerja Penambahan waktu istirahat bagi pekerja di
Suntuk wanita = 4 kkal/menit bagian produksi selama 16 menit diluar waktu
Suntuk pria = 5 kkal/menit istirahat normal yang diberikan oleh
Basal Metabolisme = 1,5 kkal/menit perusahaan menjadi alternatif perbaikan yang
Sehingga; dilakukan sehingga dengan penambahan waktu
(𝑊−𝑆) istirahat pekerja mendapatkan total waktu
R = 𝑇 𝑊−1,5 istirahat selama 76 menit. Energi yang
R = 480 (5,66− 5)/5,66 − 1,5) = 76,15 menit dikeluarkan sebelum penambahan waktu
≈ 76 menit istirahat sebesar 5,5 kkal/menit sedangkan
Keterangan: energi yang dikeluarkan sesudah penambahan
R : Istirahat yang dibutuhkan (menit) waktu istirahat sebesar 2,79 kkal/menit.
T : Total waktu kerja (menit/shift) Penambahan waktu istirahat sebesar 16 menit
W : Pengeluaran energi rata-rata saat bekerja dijadwalkan pada pekerja bagian produksi
(Kkal/menit) diluar waktu istirahat normal yaitu pada jam
10.00 - 10.16 WIB sedangkan istirhat normal
S : Pengeluaran energi rata-rata yang
selama 60 menit dilakukan pada jam 12.00 –
direkomendasikan (Kkal/menit)
13.00 WIB, dengan adanya hal tersebut dapat
Dari hasil perhitungan lama waktu istirahat
mengurangi rasa lelah terhadap beban kerja
pekerja di bagian produksi didapatkan hasil
yang diterima oleh pekerja yang bersifat rutin
sebesar 76,15 menit, sehingga waktu istirahat
atau monoton dan juga dipengaruhi oleh kondisi
yang hanya 60 menit/hari kerja perlu dilakukan
penambahan waktu istirahat sebesar 16 suhu udara yang mencapai 34oC di bagian
menit/hari kerja. produksi, pekerja memiliki waktu yang
sesuai untuk melakukan pemulihan stamina
k. Implementasi, iterasi, dan supaya bisa melanjutkan pekerjaan dengan
penyempurnaan baik, dan penjadwalan penambahan waktu
Pada tahap terakhir metode MEAD yaitu tersebut membuat pekerja memiliki waktu lebih
implementasi dari hasil yang telah didapatkan untuk melakukan kontak sosial dengan baik
dari tahap sebelumnya berdasarkan alternatif sesama pekerja di bagian produksi.
yang telah terpilih maupun hasil dari
perancangan sub- sistem pendukung. l. Analisis Hasil
Implementasi yang dilakukan sebagai bentuk Berdasarkan hasil perbaikan kebijakan
perbaikan yaitu dengan melakukan pengukuran pengaturan kerja didapatkan bahwa beban
denyut nadi pekerja menggunakan metode 10 kerja pada bagian produksi dikategorikan
denyut nadi yang digunakan untuk memiliki beban kerja sedang sehingga
mendapatkan waktu istirahat yang sesuai dilakukan penambahan waktu istirahat untuk
dengan beban kerja yang diterima oleh pekerja mengurangi kelelahan yang dirasakan oleh
dibagian produksi sehingga dapat mengurangi pekerja. Hasil perhitungan penambahan waktu
tingkat kelelahan yang diterima oleh pekerja istirahat didapatkan sebesar 16 menit sehingga
saat beraktivitas. Setelah didapatkan hasil pekerja mendapatkan total waktu istirahat
perhitungan penambahan waktu istirahat sebesar 76 menit, namun penambahan jam
pekerja kemudian diterapkan pada pekerja istirahat selama 16 dilakukan diluar jam istirahat
dengan izin dari pemilik perusahaan dengan normal supaya tingkat kelelahan yang dirasakan
cara mensimulasikan hasil alternatif perbaikan oleh pekerja tidak menumpuk yang
yang telah terpilih, kemudian dilakukan mengakibatkan tingkat beban kerja yang
wawancara kepada pekerja yang ada di bagian dirasakan pekerja semakin meningkat.
produksi UD Majid Jaya guna mengetahui Pekerjaan yang dikualifikasikan sedang atau
perbedaan keadaan yang dirasakan sebelum dan moderate akan memerlukan waktu istirahat
setelah penambahan jam istirahat. sekitar 10 – 15 menit yang dijadwalkan pada
Berdasarkan hasil perbaikan kebijakan pagi atau siang hari di luar jadwal istirahat
pengaturan kerja didapatkan bahwa makan siang pada periode waktu kerjanya
perhitungan hasil %CVL yang didapatkan (Wignjosoebroto, 2000). Penerapan simulasi
sebesar 38,14%, sehingga beban kerja pada terhadap hasil perhitungan yang telah

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Industri UPN “Veteran” Yogyakarta 45


Jurnal OPSI Vol 12 No.1 Juni 2019 ISSN 1693-2102
http://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/opsi OPSI – Jurnal Optimasi Sistem Industri

didapatkan yaitu penambahan waktu istirahat pembuatan kapal, hal tersebut dapat diketahui
sebesar 16 menit pada pekerja di bagian peningkatan produktivitas kerja yang terjadi di
produksi terdapat perbedaan yang terjadi pada lihat pada Tabel 9.
hasil proses pemotongan kayu untuk kerangka

Tabel 9 Perbandingan sebelum dan sesudah penambahan waktu istirahat

Berdasarkan Tabel 9 diketahui bahwa selisih 5. KESIMPULAN


waktu sebelum dan sesudah penambahan waktu Rancangan usulan perbaikan sistem kerja
istirahat sebesar 16 menit/hari kerja dan selisih berdasarkan alternatif faktor kunci yang terpilih
pemotongan komponen kapal yang dihasilkan yaitu melakukan perbaikan kebijakan
yaitu sebanyak 2 komponen kapal. Keberhasilan pengaturan kerja dengan menerapkan
dalam implementasi ini dilihat dari peningkatan penambahan waktu istirahat kepada pekerja di
produktivitas kerja yang dihasilkan dari proses bagian produksi UD Majid Jaya. Perbaikan yang
pengukuran dan pemotongan komponen kapal dilakukan berdasarkan pertimbangan dari
yang dilakukan dan juga tingkat kelelahan pekerja/responden dikarenakan tingkat
yang dirasakan oleh pekerja terhadap kelelahan yang dirasakan pekerja saat
penambahan waktu istirahat yang diterapkan melakukan aktivitas produksi.
diluar waktu istirahat normal yaitu pada pukul Perbaikan sistem kerja dilakukan dengan
10.00 – 10.16. Pada penelitian NIOSH mengurangi tingkat kelelahan yang dirasakan
(National for Occupational Safety and Health) oleh pekerja, hasil dari perihitungan %CVL
diperoleh sebesar 38,14% sehingga termasuk
tahun 2000 yang dikutip dari jurnal the dalam kategori beban kerja sedang dan perlu
productivity benefits of office ergonomics dilakukan perbaikan. Perbaikan yang dilakukan
interventions (2008), jadwal istirahat sisipan yaitu dengan penambahan waktu itirahat selama
tambahan dapat diberikan kurang lebih selama 5 16 menit/hari kerja diluar waktu istirahat normal
menit setelah periode ke-1, 3, 5,5 dan 7,5 jam pekerja pada pukul 10.00 – 10.16 WIB, dengan
kerja, dalam jurnal ini juga dikatakan bahwa total waktu istirahat yang diperoleh pekerja
pemberian waktu istirahat sisipan akan sebesar 76 menit/hari kerja. Berdasarkan
meningkatkan produktivitas dan tidak akan penambahan waktu istirahat diperoleh
memberikan dampak buruk terhadap jumlah peningkatan produktivitas kerja pada produksi
pembuatan kapal di bagian pengukuran dan
produksi. Sehingga pemberian waktu istirahat pemotongan kayu komponen kapal yaitu
pendek dilakukan pada periode ke-3 yaitu pada sebelum penambahan waktu istirahat pendek
pukul 10.00 – 10.16 WIB. Hasil wawancara dapat menghasilkan 14 potong komponen kapal,
setelah dilakukan simulasi penerapan namun setelah dilakukan penambahan waktu
penambahan jam istirahat diluar jam istirahat istirahat pendek dapat meningkat menjadi 16
normal, pekerja mengatakan bahwa dengan potong komponen kapal. Sehingga terdapat
adanya kondisi tersebut, kelelahan yang peningkatan sebesar 2 potong komponen kapal.
dirasakan pekerja menurun dan mempunyai
waktu untuk memulihkan tenaga dengan baik DAFTAR PUSTAKA
sehingga dapat melakukan aktivitas kerja Ginting, R., 2010, Perancangan Produk, Graha
dengan lancar dan dengan penambahan waktu Ilmu, Yogyakarta.
istiraht dapat meningkatkan produktivitas kerja Hendrick, H. W. & Kleiner, B. M., 2001.
seperti penelitian yang telah dilakukan oleh Macroergonomics: An Introduction to Work
NIOSH (National for Occupational Safety and System Design, HFES Publisher, Santa
Health). Monica – USA.

46 Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Industri UPN “Veteran” Yogyakarta


Jurnal OPSI Vol 12 No.1 Juni 2019 ISSN 1693-2102
http://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/opsi OPSI – Jurnal Optimasi Sistem Industri

Hendrick, H. W. & Kleiner, B. M., 2002. of The SELF-ACE Conference-Ergonomic


Macroergonomics: Theory, Methods, and for Changing Work, 1, 67-77.
Applications.New Jersey: Erlbaum Sutalaksana, I. Z., Anggawisastra, R.,
Associates Inc. Publishers. Tjakraatmadja, J. H., 1979, Teknik Tata Cara
Kerja, Institut Teknologi Bandung, Bandung.
Iridiastadi, H., dan Yassierli., 2014,
Tarwaka, Bakri, S. H. A., dan Sudiajeng, L.
“Ergonomi Suatu Pengantar”, PT Remaja
Ergonomi : Untuk keselamatan, kesehatan
Rosdakarya, Bandung.
kerja dan produktivitas. Surakarta:UNIBA
Kleiner, B.M. 2006. Macroergonomics:
Press, 2004.
Analysis and Design of Work System
Taylor, dkk. 2008 The productivity benefit of
Design, Applied Ergonomics, 37, 81-89. office ergonomics interventions. UK:
Kroemer, K. H. E., 2004. Ergonomics: How Wellnomics White Paper, diakses pada 18
to Design for Ease and Efficiency. New Des 2018.
Jersey: Prentice-Hall. Utami, R. N., 2014, Usulan Perancangan Sistem
Nurmianto, E., 2004, Ergonomi, Konsep Kerja dengan Metode Macroergonomic
Dasar dan Aplikasinya, Edisi kedua, Prima Analysis and Design, Jurnal Teknik Industri,
Printing, Surabaya. UMS, Surakarta.
Robertson, M. M., 2001. Macroergonomics: A Wignjosoebroto, S., (2000). Ergonomi Studi
Work System Design Perspective. Proceeding Gerak dan Waktu. Guna Widya, Surabaya
.

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Industri UPN “Veteran” Yogyakarta 47

Anda mungkin juga menyukai