Anda di halaman 1dari 36

9/12/2018 B.

B. Sifat Fisis Dan Sifat Kimia Unsur-Unsur Gas Mulia, Halogen, Alkali, Alkali Tanah Periode 3 Dan Periode 4 - Dewita Triani Putri

Dewita Triani Putri Telusuri situs ini

Beranda MATERI PEMBELAJARAN​ >​


KELAS XII​>​
Bab 18 Kimia Unsur​>​
B. Sifat Fisis Dan Sifat Kimia Unsur-Unsur Gas Mulia, Halogen, Alkali, Alkali Tanah Periode
BIODATA 3 Dan Periode 4
MATERI
PEMBELAJAR…
KELAS X 1. LOGAM ALKALI
KELAS XI
KELAS XII
1. Sifat Fisika Unsur Logam Alkali
PENGUMUMAN
Peta Situs

Logam alkali adalah unsur-unsur golongan IA (kecuali Hidrogen) yaitu Litium, Natrium,

Kalium, Rubidium, Sesium dan Fransium. Kata alkali berasal dari bahasa arab yang
bearti abu. Air abu bersifat basa, oleh karena itu logam-logam golongan IA membentuk

basa-basa kuat yang larut dalam air.

https://sites.google.com/site/dewitatrianiputri/materi-pembelajaran/kelas-xii/bab-18-kimia-unsur/b-sifat-fisis-dan-sifat-kimia-unsur-unsur-gas-mulia-halogen-alkali-alkali-tanah-periode-3-dan-periode-4 1/36
9/12/2018 B. Sifat Fisis Dan Sifat Kimia Unsur-Unsur Gas Mulia, Halogen, Alkali, Alkali Tanah Periode 3 Dan Periode 4 - Dewita Triani Putri

Penurunan titik leleh dari logam alkali litium ke cesium disebabkan oleh jari-jari
atom yang makin besar sehingga mengurangi kekuatan ikatan antaratom logam.
1. Sifat Kimia Unsur Logam Alkali

https://sites.google.com/site/dewitatrianiputri/materi-pembelajaran/kelas-xii/bab-18-kimia-unsur/b-sifat-fisis-dan-sifat-kimia-unsur-unsur-gas-mulia-halogen-alkali-alkali-tanah-periode-3-dan-periode-4 2/36
9/12/2018 B. Sifat Fisis Dan Sifat Kimia Unsur-Unsur Gas Mulia, Halogen, Alkali, Alkali Tanah Periode 3 Dan Periode 4 - Dewita Triani Putri

Reaksi-Reaksi Logam Alkali Tanah


a. Reaksi Logam Alkali Tanah dengan Air
Berilium tidak bereaksi dengan air, sedangkan logam Magnesium bereaksi
sangat lambat dan hanya dapat bereaksi dengan air panas. Logam Kalsium,
Stronsium, Barium, dan Radium bereaksi sangat cepat dan dapat bereaksi dengan air
dingin. Contoh reaksi logam alkali tanah dan air berlangsung sebagai berikut.
Ca(s) + 2H2O(l) → Ca(OH)2(aq) + H2(g)

b. Reaksi Logam Alkali Tanah dengan Oksigen


Dengan pemanasan, Berilium dan Magnesium dapat bereaksi dengan oksigen.
Oksida Berilium dan Magnesium yang terbentuk akan menjadi lapisan pelindung pada
permukaan logam.Barium dapat membentuk senyawa peroksida (BaO2).
2Mg(s) + O2 (g) → 2MgO(s) + O2(g) → BaO2(s)
Pembakaran Magnesium di udara dengan Oksigen terbatas pada suhu tinggi akan
https://sites.google.com/site/dewitatrianiputri/materi-pembelajaran/kelas-xii/bab-18-kimia-unsur/b-sifat-fisis-dan-sifat-kimia-unsur-unsur-gas-mulia-halogen-alkali-alkali-tanah-periode-3-dan-periode-4 3/36
9/12/2018 B. Sifat Fisis Dan Sifat Kimia Unsur-Unsur Gas Mulia, Halogen, Alkali, Alkali Tanah Periode 3 Dan Periode 4 - Dewita Triani Putri

dapat menghasilkan Magnesium Nitrida (Mg3N2).


4Mg(s) + ½ O2(g) + N2 (g) → MgO(s) + Mg3N2(s)
Bila Mg3N2 direaksikan dengan air maka akan didapatkan gas NH3.
Mg3N2(s) + 6H2O(l) → 3Mg(OH)2(s) + 2NH3(g)

c. Reaksi Logam Alkali Tanah dengan Nitrogen


Logam alkali tanah yang terbakar di udara akan membentuk senyawa oksida
dan senyawa Nitrida dengan demikian Nitrogen yang ada di udara bereaksi juga
dengan Alkali Tanah.
Contoh :
3Mg(s) + N2(g) → Mg3N2(s)

d. Reaksi Logam Alkali Tanah dengan Halogen


Semua logam Alkali Tanah bereaksi dengan halogen dengan cepat membentuk
garam Halida, kecuali Berilium. Oleh karena daya polarisasi ion Be2+ terhadap
pasangan elektron Halogen kecuali F-, maka BeCl2 berikatan kovalen. Sedangkan
alkali tanah yang lain berikatan ion.
Contoh :
Ca(s) + Cl2(g) → CaCl2(s)
B. REAKSI NYALA LOGAM ALKALI DAN ALKALI TANAH

Spektrum emisi adalah radiasi elektromagnetik yang dipancarkan oleh unsur


yang tereksitasi. Spektrum ini teramati sebagai pancaran cahaya dengan warna
tertentu terdiri atas beberapa garis warna (panjang gelombang) yang khas bagi setiap
unsure. Spectrum emisi dapat digunakan untuk mengenali senyawa tertentu. Logam
alkali tanah akan tereksitasi ketika dipanaskan pada nyala api. Misalnya pada

https://sites.google.com/site/dewitatrianiputri/materi-pembelajaran/kelas-xii/bab-18-kimia-unsur/b-sifat-fisis-dan-sifat-kimia-unsur-unsur-gas-mulia-halogen-alkali-alkali-tanah-periode-3-dan-periode-4 4/36
9/12/2018 B. Sifat Fisis Dan Sifat Kimia Unsur-Unsur Gas Mulia, Halogen, Alkali, Alkali Tanah Periode 3 Dan Periode 4 - Dewita Triani Putri

pembakar Bunsen atau pembakar spiritus dengan memberikan warna nyala khas.

Nama Unsur Warna nyala

Litium Merah tua

Natrium Kuning

Kalium Ungu

Rubidium Merah biru

Sesium Biru

Salah satu sifat khas unsur-unsur golongan alkali tanah adalah dapat
menghasilkan warna nyala api yang khas. Hal ini dikarenakan sifat dari atomnya yang
jika diberikan energi, maka posisi elektron dalam atom akan berpindah ke kulit yang
lebih tinggi (tereksitasi). Elektron yang tereksitasi akan kembali ke keadaan stabil
seraya memancarkan energi radiasi elektromagnetik berupa nyala cahaya. Setiap
atom akan menghasilkan nyala api yang berbeda-beda dan khas sehingga sifat ini
digunakan untuk mengidentifikasi unsur-unsur alkali tanah. Selain Berilium dan
Magnesium, alkali tanah memiliki warna nyala yang khas. Adapun warna nyala
masing-masing logam adalah berilium tidak berwarna, magnesium berwarna putih
terang, kalsium berwarna jingga merah, strontium berwarna merah dan barium
berwana hijau. Magnesium biasanya tersedia dalam bentuk pita. Pita itu akan menyala
sangat terang jika dibakar di udara. Reaksi yang terjadi pada pembakaran pita
magnesium sesuai persamaan reaksi :
https://sites.google.com/site/dewitatrianiputri/materi-pembelajaran/kelas-xii/bab-18-kimia-unsur/b-sifat-fisis-dan-sifat-kimia-unsur-unsur-gas-mulia-halogen-alkali-alkali-tanah-periode-3-dan-periode-4 5/36
9/12/2018 B. Sifat Fisis Dan Sifat Kimia Unsur-Unsur Gas Mulia, Halogen, Alkali, Alkali Tanah Periode 3 Dan Periode 4 - Dewita Triani Putri

2 Mg(s) + O2 (g) → 2MgO(S)

Ternyata massa magnesium setelah dibakar lebih besar daripada sebelum


dibakar. Hal itu disebabkan megnesium mengikat oksigen setelah dibakar. Karena
memancarkan cahaya yang sangat terang, magnesium, strontium, dan barium secara
bersama-sama digunakan untuk membuat kembang api.

Unsur Warna Nyala

Be Tak Berwarna

Mg Putih Terang

Ca Merah Jingga

Sr Merah Bata/Merah
Tua

Ba Hijau

Ra -

2. Unsur-Unsur Golongan 3

Unsur – unsur periode ketiga terdiri dari logam Natrium (Na), Magnesium (Mg),
Aluminium (Al); semi logam: Silikon (Si); dan non logam: Fosfor (P), Belerang (S), Klorin
(Cl), Argon (Ar).
https://sites.google.com/site/dewitatrianiputri/materi-pembelajaran/kelas-xii/bab-18-kimia-unsur/b-sifat-fisis-dan-sifat-kimia-unsur-unsur-gas-mulia-halogen-alkali-alkali-tanah-periode-3-dan-periode-4 6/36
9/12/2018 B. Sifat Fisis Dan Sifat Kimia Unsur-Unsur Gas Mulia, Halogen, Alkali, Alkali Tanah Periode 3 Dan Periode 4 - Dewita Triani Putri

Unsur periode ketiga umumnya berada di alam dalam bebtuk senyawanya. Pengecualian
adalah S yang ditemukan dalam bentuk unsur dan senyawa, dan Ar yang berada dalam bentuk
unsur saja.
Pada periode ketiga dalam sistem periodik, terlihat bahwa paling kiri adalah unsur logam
yang semakin kekanan berubah menjadi semi logam dan non logam.

A. Sifat Fisis Unsur – Unsur Periode Ketiga

Sifat fisis unsur periode ketiga dapat kita pelajari kecendrungannya dengan
menggunakan data sifat atomik dan struktur unsurnya. Simaklah tabel berikut ini!

Tabel 1. Sifat Atomik Unsur - Unsur Periode Ketiga

Sifat Atomik Na Mg Al Si P S Cl Ar

Jari – jari atom 190 160 118 111 102 102 99 98

Energi ionisasi 496 738 578 789 1013 1000 1250 1520

Afinitas elektron -52,8 >0 -42,5 -134 -72,0 -200 -349 >0

Keelektronegatifan 1,0 1,2 1,5 1,8 2,1 2,5 3,0 -

Bilangan oksidasi +1 +2 +3 +4 +5 +6 +7 -
(maksimum)

Dari tabel, terlihat adanya keteraturan sifat atomik dari Na ke Ar yang secara umum
dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Nilai jari – jari atom berkurang dai Na ke Ar

https://sites.google.com/site/dewitatrianiputri/materi-pembelajaran/kelas-xii/bab-18-kimia-unsur/b-sifat-fisis-dan-sifat-kimia-unsur-unsur-gas-mulia-halogen-alkali-alkali-tanah-periode-3-dan-periode-4 7/36
9/12/2018 B. Sifat Fisis Dan Sifat Kimia Unsur-Unsur Gas Mulia, Halogen, Alkali, Alkali Tanah Periode 3 Dan Periode 4 - Dewita Triani Putri

Hal ini dikarenakan unsur – unsur dari Na ke Ar memiliki jumlah proton dan elektron
pada inti semakin banyak. Hal ini mengakibatkan gaya tarik menarik antara inti atom
dengan elektron-elektronnya semakin kuat. Oleh karena itu jari-jari atom unsur-unsur
perioda ketiga dari kiri ke kanan semakin mengecil.
Jari – jari atom adalah : jarak antara kulit inti atom samapai kulit terluar yang ditempati
elektron
2. 2. Nilai energi ionisasi bertambah dari Na ke Ar, penyimpangan terjadi pada Mg
ke Al dan dari P ke S.

Energi Ionisasi adalah : energi yang dibutuhkan untuk melepaskan satu elektron pada kulit
terluar yang terikat lemah ke inti dalam fasa gas.

Peningkatan energi ionisasi ini berkaitan dengan bertambahnya muatan inti, sehingga
daya tarik inti terhadap elektron terluar makin kuat, sehingga energi yang dibutuhkan untuk
melepaskan elektron pada kulit terluar semakin besar.

Data dari gambar juga menunjukkan adanya penyimpangan, yaitu energi ionisasi Mg
lebih besar dari energi ionisasi Al, dan energi ionisasi P lebih besar dari S. Penyimpangan ini
terkait dengan kestabilan konfigurasi elektron, yaitu unsur golongan IIA (Mg) dan golongan
VA (P) mempunyai konfigurasi elektron yang relatif stabil, yaitu konfigurasi penuh dan
setengah penuh sehingga membutuhkan energi yang lebih besar untuk melepaskan elektronnya.
Sedangkan Al dan S mempunyai satu elektron yang terikat agak lemah sehingga lebih mudah
dilepaskan.

3. 3. Nilai Afinitas Elektron bertambah dari Na ke Cl, dengan penyimpangan nilai


untuk Al dan P. (abaikan tanda negative pada nilai afinitas elektron, yang berarti energi
dilepaskan).

Afinitas elektron adalah : energi yang terlibat pelepasan energi (-) / penyerapan energi (+) jika
suatu atom / ion dalam fasa gas menerima satu elekron membentuk ion negatif.

Peningkatan afinitas elektron ini berkaitan dengan muatan inti yang semakin positif dan jari –
jari atom semakin kecil. Keadaan ini menyebabkan gaya tarik menarik antara inti dengan
https://sites.google.com/site/dewitatrianiputri/materi-pembelajaran/kelas-xii/bab-18-kimia-unsur/b-sifat-fisis-dan-sifat-kimia-unsur-unsur-gas-mulia-halogen-alkali-alkali-tanah-periode-3-dan-periode-4 8/36
9/12/2018 B. Sifat Fisis Dan Sifat Kimia Unsur-Unsur Gas Mulia, Halogen, Alkali, Alkali Tanah Periode 3 Dan Periode 4 - Dewita Triani Putri

elektron yang ditambahkan semakin kuat sehingga afinitas elektronnya bertambah.

4. 4. Nilai keelektronegatifan bertambah dari Na ke Cl.

Keelektronegatifan adalah : suatu ukuran kemampuan suatu atom untuk menarik elektron
dalam suatu ikatan kimia.
Dari kiri ke kanan (Na ke Cl) keelektronegatifan unsur - unsur semakin besar, karena
muatan inti bertamabah positif dan jari – jari atom berkurang, keadaan ini ini
menyebabkan gaya tarik menarik inti terhadap elektron semakin kuat, akibatnya
kemampuan atom untuk menarik elektron semakin besar. Hal ini juga memperlihatkan
semakin kekanan unsur periode ketiga semakin mudah menarik elektron.
Unsur-unsur dengan keelektronegatifan kecil cenderung bersifat logam (elektropositif).
Sehingga sifat logam dari Na ke Ar semakin berkurang karena nilai
keelektronegatifannya semakin besar

5. Bilangan oksidasi maksimum bertambah dari Na ke Cl.

Selanjutnya, simaklah bagaimana sifat atomik mendasari kecendrungan sifat fisis unsur –
unsur periode ketiga:

Tabel 2. Sifat Fisis Unsur - Unsur Periode Ketiga

Sifat Atomik Na Mg Al Si P S Cl Ar

Fase padat padat padat padat padat padat gas gas


Kerapatan 970 1.740 2.702 2.330 1.820 2.070 3,214 1,78
(kg/m3)
Kekerasan 0,5 2,5 2,75 6,5 - - - -
(Mohs)
Titik Leleh 98 649 660 1.410 44,1 115 -101 -189
(0C)
https://sites.google.com/site/dewitatrianiputri/materi-pembelajaran/kelas-xii/bab-18-kimia-unsur/b-sifat-fisis-dan-sifat-kimia-unsur-unsur-gas-mulia-halogen-alkali-alkali-tanah-periode-3-dan-periode-4 9/36
9/12/2018 B. Sifat Fisis Dan Sifat Kimia Unsur-Unsur Gas Mulia, Halogen, Alkali, Alkali Tanah Periode 3 Dan Periode 4 - Dewita Triani Putri

Titik Didih 883 1.107 2.519 3.280 277 444 -35 -186
(0C)

ΔHvus (kj/mol) 2,60 8,95 10,79 50,55 0,657 1,718 5,9 1,19

ΔHvus (kj/mol) 97 127 293 359 12,1 9,8 10,2 6,45

Daya hantar 0,210 0,226 0,377 << << << - -


listrik
(MΩ-1cm-1)

Daya hantar 1,41 1,56 2,37 1,48 0,00235 0,00269 0,00009 0,00018
panas
(W/cmK)

Dari data pada tabel diatas, dapat kita amati secara umum keraturan sifat fisis unsur
periode ketiga sebagai berikut:

1. Kerapatan bertambah dari Na ke Al, lalu berkurang dari Al ke Ar

Kerapatan adalah : perbandingan antara massa atom – atom dengan suatu unit volum yang
ditempatinya.

Nilai kerapatan bergantung pada massa atom, jari – jari atom. Semakin besar massa atom maka
jari – jari atom akan semakin kecil, karena kekuatan tarik menarik antara inti atom dengan kulit
terluar semakin kuat, sehingga menyebabkan kerapatan dari Na ke Al semakin besar (ikatan
logam). Nilai kerapatan semi logam Si tinggi terkait dengan kekeuatan ikatan kovalennya dalam
struktur kovalen raksasa. Selanjutnya variasi nilai kerapan non logam P sampai Ar terkait
dengan kekuatan gaya London S > P > Cl > Ar.

2. Kekerasan bertambah dari Na ke Si


https://sites.google.com/site/dewitatrianiputri/materi-pembelajaran/kelas-xii/bab-18-kimia-unsur/b-sifat-fisis-dan-sifat-kimia-unsur-unsur-gas-mulia-halogen-alkali-alkali-tanah-periode-3-dan-periode-4 10/36
9/12/2018 B. Sifat Fisis Dan Sifat Kimia Unsur-Unsur Gas Mulia, Halogen, Alkali, Alkali Tanah Periode 3 Dan Periode 4 - Dewita Triani Putri

Kekerasan adalah : resistansi terhadap goresan / penetrasi permukaan bahan. Pertambahan


kekerasan dapat dijelaskan dari kekuatan ikatan logam yang meningkat dari Na ke Al, dan
kekuatan ikatan kovalen pada Si.
3. Titik Leleh dan ΔH fus bertambah dari Na ke Si, lalu berkurang dari Si ke Ar.

Titik leleh adalah : suhu dimana tekanan uap zat padat sama dengan tekanan uap zat cairnya.

Perubahan kalor leleh (ΔH fus) : menunjukkan energi yang diperlukan untuk mengubah 1 mol
padatan menjadi 1 mol cairan pada titik lelehnya.
Kenaikan titik leleh dan ΔH fus dari Na ke Si dijelaskan dengan kekuatan ikatan logamnya yang
meningkat dari Na ke Al, dan kekuatan ikatan kovalen pada Si. Sedangkan kecendrungan
penurunan titik leleh dan ΔH fus dari Si ke Ar terkait dengan variasi kekuatan gaya London S >
P > Cl > Ar.

4. Titik Didih dan ΔH v bertambah dari Na ke Si, lalu berkurang dari Si ke Ar.

Titik didih adalah : suhu dimana tekanan uap zat cair sama dengan tekanan disekitarnya.
Perubahan kalor didih (ΔH v) : menunjukkan energi yang diperlukan untuk mengubah 1 mol zat
cair menjadi 1 mol gas pada titik didihnya.

Kenaikan dan penurunan titik didh serta ΔH v dapat dijelaskan seperti halnya kecendrungan titik
leleh dan ΔH fus

5. Daya hantar listrik dan daya hantar panas logam Na, Mg, dan Al lebih baik
dibandingkan semi logam Si dan non logam P,S,Cl,dan Ar.

Daya hantar listrik berkaitan dengan pergerakan muatan listrik karena pengaruh pergerakan
elektron bebas.

Daya hantar panas berkaitan dengan jumlah partikel untuk meneruskan energi kinetic ke
https://sites.google.com/site/dewitatrianiputri/materi-pembelajaran/kelas-xii/bab-18-kimia-unsur/b-sifat-fisis-dan-sifat-kimia-unsur-unsur-gas-mulia-halogen-alkali-alkali-tanah-periode-3-dan-periode-4 11/36
9/12/2018 B. Sifat Fisis Dan Sifat Kimia Unsur-Unsur Gas Mulia, Halogen, Alkali, Alkali Tanah Periode 3 Dan Periode 4 - Dewita Triani Putri

partikel lainnya.
· Logam Na, Mg, dan Al memiliki daya hantar listrik dan panas yang baik karena
memiliki elektron valensi dalam ikatan logamnya dapat bergerak bebas.
· Semi logam Si memiliki daya hanatar panas dan listrik yang cukup baik
disbanding non logam karena ikatan kovalen dimana elektron – elektronnya terikat ke
inti atom.
· Non logam P,S,Cl, dan Ar tidak memiliki daya hantar listrik karena struktur
unsurnya tidak memiliki elektron bebas. Dan memiliki daya hantar panas karena
pengaruh melemahnya kekuatan ikatan London sehingga partikel menjadi mudah
bergerak.

B. Sifat Kimia Unsur – Unsur Periode Ketiga

Sifat kimia unsur periode ketiga dipelajari dengan menggunakan data sifat atomik dan
konfigurasi elektronnya.
1. Kereaktifan
Kereaktifan untuk unsur periode ketiga diperhatikan dari mudah tidaknya unsur –
unsur melepas atau menyerap elektron ini dapat dipahami dari kecendrungan nilai energi
ionisasi dan afinitas elektronnya. Kecuali Ar dapat memiliki konfigurasi elektron gas mulia
dengan cara melepas atau menyerap elektron dari atom lain.
· Nilai energi ionisasi : bertambah dari kiri kekanan, yang berarti lebih mudah bagi
unsur – unsur disebelah kiri untuk melepas elektron.
· Afinitas elektron : semakin negatif dari kiri kekanan, yang berarti semakin mudah
unsur – unsur non logam disebelah kanan untuk menarik elektron.
Dari sini dapat disimpulkan kereaktifan unsur – unsur periode ketiga dari Na ke Cl sebagai
berikut:
Logam Non-logam Tidak
semakin semakin reaktif
reaktif reaktif

C. Sifat Karakteristik / Sifat Khas Unsur Periode Ketiga


https://sites.google.com/site/dewitatrianiputri/materi-pembelajaran/kelas-xii/bab-18-kimia-unsur/b-sifat-fisis-dan-sifat-kimia-unsur-unsur-gas-mulia-halogen-alkali-alkali-tanah-periode-3-dan-periode-4 12/36
9/12/2018 B. Sifat Fisis Dan Sifat Kimia Unsur-Unsur Gas Mulia, Halogen, Alkali, Alkali Tanah Periode 3 Dan Periode 4 - Dewita Triani Putri

1. Sifat asam-basa hidroksida unsur periode ketiga

Semua unsur periode ketiga dapat bereaksi membentuk hidroksida M(OH)x, kecuali
argon yang merupakan gas mulia. M adalah unsur periode ketiga selain argon dan x adalah
nomor golongan.

Hidroksida-hidroksida dari unsur - unsur periode ketiga dijelaskan sebagai berikut.

Hidroksida dari natrium, magnesium, dan aluminium cukup stabil, yaitu NaOH, Mg(OH)2,
Translate
dan Al(OH)3.

Hidroksida dari silikon, fosfor, belerang, dan klor tidak stabil karena melepaskan molekul air.
Sifat hidroksida dari unsur periode ketiga dipengaruhi oleh energi ionisasi dari unsur tersebut.

Jika energi ionisasi rendah, maka ikatan M–OH bersifat ionik dan hidroksida bersifat basa,
dalam air akan melepaskan ion OH–.

Jika energi ionisasi tinggi, maka ikatan M–OH bersifat kovalen. Ikatan O–H bersifat polar
sehingga ikatan tersebut dapat mengalami hidrolisis dan melepaskan ion H+. Dengan demikian
larutannya bersifat asam.

Kecenderungan energi ionisasi unsur periode ketiga adalah semakin bertambah dari natrium
ke klor. Oleh karena itu sifat basa dari unsur-unsur di sebelah kiri lebi kuat, sedangkan unsur-
unsur di sebelah kanan sifat asamnya lebih kuat. Untuk lebih jelas dalam memahami sifat asam-
basa hidroksida unsur periode ketiga.

2. Daya pereduksi dan daya pengoksidasi unsur periode ketiga


https://sites.google.com/site/dewitatrianiputri/materi-pembelajaran/kelas-xii/bab-18-kimia-unsur/b-sifat-fisis-dan-sifat-kimia-unsur-unsur-gas-mulia-halogen-alkali-alkali-tanah-periode-3-dan-periode-4 13/36
9/12/2018 B. Sifat Fisis Dan Sifat Kimia Unsur-Unsur Gas Mulia, Halogen, Alkali, Alkali Tanah Periode 3 Dan Periode 4 - Dewita Triani Putri

Daya pereduksi dan daya pengoksidasi berkaitan dengan kecenderungan melepas atau
menyerap elektron. Zat pereduksi (reduktor) merupakan zat yang melepaskan elektron dalam
suatu reaksi redoks atau zat yang mengalami oksidasi, sedangkan zat pengoksidasi (oksidator)
merupakan zat yang menyerap elektron atau mengalami reduksi.

Dengan demikian, semakin mudah zat melepaskan elektron, maka daya pereduksinya
semakin kuat. Sebaliknya, semakin sulit suatu zat untuk melepaskan elektron, maka daya
oksidasinya makin kuat. Harga potensial elektrode menyatakan kecenderungan untuk mereduksi
dan mengoksidasi reaksi-reaksi yang berlangsung dalam larutan.

Jika harga potensial elektrodenya semakin positif, maka makin mudah mengalami
reduksi. Sebaliknya, semakin negatif harga potensial elektrodenya, makin mudah mengalami
oksidasi. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa reduktor kuat mempunyai
harga potensial elektrode sangat negatif, sedangkan oksidator kuat mempunyai harga potensial
elektrode sangat positif.

3. Unsur-unsur transisi Periode keempat

Unsur-unsur transisi pada periode 4, terdiri dari scandium (Sc), titanium (Ti), vanadium
(V), krom (Cr), mangan (Mn), besi (Fe), kobalt (Co), nikel (Ni), tembaga (Cu) dan seng (Zn).
Sesuai dengan pengisian elektron pada subkulitnya, unsur ini termasuk unsur blok d, yaitu
unsur-unsur dengan elektron valensi yang terletak pada subkulit d dalam konfigurasi
elektronnya.

https://sites.google.com/site/dewitatrianiputri/materi-pembelajaran/kelas-xii/bab-18-kimia-unsur/b-sifat-fisis-dan-sifat-kimia-unsur-unsur-gas-mulia-halogen-alkali-alkali-tanah-periode-3-dan-periode-4 14/36
9/12/2018 B. Sifat Fisis Dan Sifat Kimia Unsur-Unsur Gas Mulia, Halogen, Alkali, Alkali Tanah Periode 3 Dan Periode 4 - Dewita Triani Putri

Konfigurasi elektron Cr bukan (Ar) 3d4 4s2 tetapi (Ar) 3d5 4s1. Demikian halnya dengan
konfigurasi elektron Cu bukan (Ar) 3d9 4s2 tetapi (Ar) 3d10 4s1.

Hal ini berkenaan dengan kestabilan orbitalnya, yaitu orbital-orbital d dan s stabil jika

https://sites.google.com/site/dewitatrianiputri/materi-pembelajaran/kelas-xii/bab-18-kimia-unsur/b-sifat-fisis-dan-sifat-kimia-unsur-unsur-gas-mulia-halogen-alkali-alkali-tanah-periode-3-dan-periode-4 15/36
9/12/2018 B. Sifat Fisis Dan Sifat Kimia Unsur-Unsur Gas Mulia, Halogen, Alkali, Alkali Tanah Periode 3 Dan Periode 4 - Dewita Triani Putri

terisi penuh, bahkan 1/2 penuh pun lebih stabil daripada orbital lain.

Unsur transisi mempunyai sifat- sifat khas yang membedakannya dari unsur golongan
utama, antara lain:
1. Bersifat logam. Semua unsur transisi tergolong logam karena dengan titik leleh dan
titik didih yang relatif tinggi ( unsur – unsur golongan utama ada yang tergolong logam,
metaloid, dan logam).
2. Bersifat paramagnetik (sedikit tertarik ke dalam medan magnet).
3. Membentuk senyawa – senyawa yang berwarna (senyawa dari unsur logam golongan
utama tidak berwarna).
4. Mempunyai beberapa tingkat oksidasi (unsur logam golongan utama umumnya hanya
mempunyai sejenis tingkat oksidasi).
5. Membentuk berbagai macam ion kompleks (unsur logam golongan utama tidak banyak
yang dapat membentuk ion kompleks).

Sifat-sifat khas unsur transisi dapat dijelaskan berdasarkan konfigurasi elekronnya.


Secara terinci, sifat-sifat unsur transisi periode keempat dijelaskan sebagai berikut.

A. Sifat Fisis Unsur-unsur Transisi Periode Keempat

Simak kecenderungan sifat-sifat fisis unsur-unsur transisi periode keempat pada tabel 1
berikut,

Tabel 1. Beberapa Sifat Unsur Transisi Periode Keempat

Sifat Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn

https://sites.google.com/site/dewitatrianiputri/materi-pembelajaran/kelas-xii/bab-18-kimia-unsur/b-sifat-fisis-dan-sifat-kimia-unsur-unsur-gas-mulia-halogen-alkali-alkali-tanah-periode-3-dan-periode-4 16/36
9/12/2018 B. Sifat Fisis Dan Sifat Kimia Unsur-Unsur Gas Mulia, Halogen, Alkali, Alkali Tanah Periode 3 Dan Periode 4 - Dewita Triani Putri

Jari-jari atom (Å) 1.44 1.32 1.22 1.18 1.17 1.17 1.16 1.15 1.17 1.25

Jari-jari ion X2+ - 1.00 0.93 0.87 0.81 0.75 0.79 0.83 0.87 0.88
(Å)

Titik leleh (0C) 1541 1660 1890 1857 1224 1535 1495 1455 1083 420

Titik didih (0C) 2831 3287 3380 2672 1962 2750 2870 2732 2567 907

Massa jenis (g cm- 3 4.5 6 7.2 7.2 7.9 8.9 8.9 8.9 7.1
3)

Kekerasan (skala - - - 9 5 4.5 - - 3 2.5


Mohs)

Energy ionisasi (kJ 631 658 650 652 717 759 758 737 745 906
mol-1)

Keelektronegatifan 1.3 1.5 1.6 1.6 1.5 1.5 1.8 1.8 1.9 1.6

E0red X2+(aq) - - -1.2 -0.91 -1.19 -0.44 -0.28 -0.25 +0.34 -0.76

https://sites.google.com/site/dewitatrianiputri/materi-pembelajaran/kelas-xii/bab-18-kimia-unsur/b-sifat-fisis-dan-sifat-kimia-unsur-unsur-gas-mulia-halogen-alkali-alkali-tanah-periode-3-dan-periode-4 17/36
9/12/2018 B. Sifat Fisis Dan Sifat Kimia Unsur-Unsur Gas Mulia, Halogen, Alkali, Alkali Tanah Periode 3 Dan Periode 4 - Dewita Triani Putri

(volt)

E0red X3+(aq) -2.1 -1.2 -0.86 -0.74 -0.28 -0.4 - - - -

(volt)

Dari tabel sifat keperiodikan di atas, kita dapat simpulkan beberapa sifat atomik
dan sifat fisis dari logam transisi :
1. Sifat Logam

Semua unsur transisi mempunyai sifat logam, sehingga berbeda dengan unsur-unsur utama
yang dapat bersifat logam maupun non logam. Sifat itu disebabkan semua unsur transisi
memiliki energi ionisasi yang rendah, yaitu kurang dari 1.000 kJ/mol (sehingga mudah
membentuk ion positif ) dan keelektronegatifannya rendah yaitu kurang dari 2.

Ditinjau dari konfigurasi elektronnya, hal ini terjadi karena unsure transisi memiliki lebih
banyak elektron tidak berpasangan. Elektron ini bebas bergerak pada kisi kristalnya sehingga
dapat membentuk ikatan logam yang lebih kuat dibandingkan dengan unsure utama. Akibatnya,
sifat kekerasan dan kerapatan logam-logam transisi menjadi lebih tinggi. Akibat lainnya, sifat
penghantar listrik lebih baik dibandingkan dengan logam-logam utama.

Demikian pula, harga titik didih dan titik lelehnya relative tinggi (kecuali Zn yang
membentuk TD dan TL relative rendah). Semakin banyak elektron yang tidak berpasangan
dalam orbital, semakin kuat ikatan logamnya dan semakin tinggi titik lelehnya. Hal ini
https://sites.google.com/site/dewitatrianiputri/materi-pembelajaran/kelas-xii/bab-18-kimia-unsur/b-sifat-fisis-dan-sifat-kimia-unsur-unsur-gas-mulia-halogen-alkali-alkali-tanah-periode-3-dan-periode-4 18/36
9/12/2018 B. Sifat Fisis Dan Sifat Kimia Unsur-Unsur Gas Mulia, Halogen, Alkali, Alkali Tanah Periode 3 Dan Periode 4 - Dewita Triani Putri

disebabkan orbital subkulit d pada unsure transisi banyak orbital yang kosong atau tersisi tidak
penuh. Adanya orbital yang kosong memungkinkan atom-atom membentuk ikatan kovalen
(tidak permanen) disamping ikatan logam. Orbital subkulit 3d pada seng terisi penuh sehingga
titik lelehnya rendah. Bandingkan dengan unsure utama yang titik didih dan titik lelehnya juga
relative rendah.

Jadi berdasarkan tabel (lihat titik lelehnya), kekuatan ikatan logam cenderung
bertambah dari Sc ke V dan berkurang dari Cr ke Zn. Hal ini terjadi karena dari Sc ke V
berdasarkan konfigurasi elektronnya semakin banyak elektron yang tidak berpasangan,
akibatnya elektron-elektron itu akan bergerak bebas pada kisi kristalnya sehingga
membentuk ikatan logam yang kuat. Sedangkan dari Cr ke Zn, elektron mulai berpasangan
sehingga kekuatannya semakin berkurang.

Berdasarkan konfigurasi elektron valensinya terlihat bahwa seng tidak memiliki elektron
tidak berpasangan. Hal ini mengakibatkan titik leleh seng paling rendah di antara unsur-unsur
transisi periode empat

2. Jari-jari Atom

Nilai jari-jari atom cenderung berkurang dari Sc ke Ni, dan bertambah dari Ni ke Zn.
Nilai jari-jari atom dipengaruhi oleh gaya tarik-menarik antara inti dan elektron. Pada logam
transisi, elektron yang terlibat tidak hanya dari sub kulit terluar ns, tetapi juga dari subkulit
sebelumnya yakni (n-1)d. Hal ini dikarenakan tingkat energi subkulit ns dan (n-1)d yang hampir
sama. Penurunan jari-jari atom dari Sc ke Ni terjadi karena meski terdapat lebih banyak
elektron di subkulit 3d, namun elektron-elektron ini terikat semakin kuat ke inti. Hal ini
dikarenakan muatan inti yang bertambah positif dari kiri ke kanan. Akan tetapi, penurunan jari-

https://sites.google.com/site/dewitatrianiputri/materi-pembelajaran/kelas-xii/bab-18-kimia-unsur/b-sifat-fisis-dan-sifat-kimia-unsur-unsur-gas-mulia-halogen-alkali-alkali-tanah-periode-3-dan-periode-4 19/36
9/12/2018 B. Sifat Fisis Dan Sifat Kimia Unsur-Unsur Gas Mulia, Halogen, Alkali, Alkali Tanah Periode 3 Dan Periode 4 - Dewita Triani Putri

jari dari Cr ke Ni tidak terlalu signifikan.

Penjelasannya adalah bahwa elektron-elektron mulai berpasangan sehingga timbul gaya


tolak menolak antara kedua elektron berpasangan tersebut, dan gaya tolak menolak ini mampu
mengimbangi gaya tarik menarik antara inti dan elektron-elektron. Sementara itu kenaikan jari-
jari atom dari Cu ke Zn dikarenakan semua elektron di subkulit 3d telah berpasangan, sehingga
gaya tolak menolak antar-elektron lebih besar.

3. Energi Ionisasi. Energi ionisasi cenderung bertambah dari Sc ke Zn. Walaupun


terjadi sedikit fluktuatif, namun secara umum Ionization Energy (IE) meningkat dari Sc ke
Zn. Hal ini terjadi karena, dalam upaya mencapai konfigurasi gas mulia, logam transisi
akan melepas elektron-elektron di subkulit s dan d-nya. Karena jumlah elektron di subkulit
d yang tergolong banyak, maka dibutuhkan energi yang lebih besar untuk melepas elektron-
elektron tersebut, sehingaa kecenderungan nilai energi ionisaninya secara umum bertambah
dari sc ke Zn.
4. Kekerasan berkurang dari Cr ke Zn. nilai kekerasan dari Cr ke Zn berkurang
dapat dijelaskan dari kekuatan ikatan logam. Ingat ! (Semakin banyak elektron yang tidak
berpasangan dalam orbital, semakin kuat ikatan logamnya). Jadi semakin ke kanan
kekuatan ikatan logam semakin berkurang karena elektron cenderung berpasangan.
5. Titik leleh dan titik didih bertambah dari Sc ke V dan kemudian secara umum
berkurang dari V ke Zn. Kecenderungan nilai titik leleh dan titik didih menunjukkan
kekuatan ikatan logam yang meningkat dari Sc dan v dan kemudian berkurang dari v ke Zn.
6. Daya hantar listrik dan panas secara umum bertambah dari Sc ke Zn. Daya
hantar listrik dan panas pada logam dipengaruhi oleh muatan inti dan jumlah elektron
valensi yang dapat bergerak bebas. Secara umum, logam transisi memiliki daya hantar

https://sites.google.com/site/dewitatrianiputri/materi-pembelajaran/kelas-xii/bab-18-kimia-unsur/b-sifat-fisis-dan-sifat-kimia-unsur-unsur-gas-mulia-halogen-alkali-alkali-tanah-periode-3-dan-periode-4 20/36
9/12/2018 B. Sifat Fisis Dan Sifat Kimia Unsur-Unsur Gas Mulia, Halogen, Alkali, Alkali Tanah Periode 3 Dan Periode 4 - Dewita Triani Putri

listrik dan panas yang semakin baik dari Sc ke Zn. Hal ini dikarenakan jumlah elektron-
elektron valensinya dapat bergerak bebas bertambah dari Sc ke Zn.

B. Sifat Kimia Unsur-unsur Transisi Periode Keempat

Unsur-unsur transisi memiliki sifat kimia yaitu kerektifan dan kelarutan. Unsur-unsur
transisi bereaksi lambat dengan air, oksigen dan halogen. Unsur-unsur transisi periode empat
kurang reaktif dibanding alkali dan alkali tanah. Kereaktifan yang lemah mengakibatkan unsur
transisi tahan terhadap korosi. Korosi terjadi apabila suatu unsur berekasi cepat dengan oksigen
dan air. Sementara itu, sebagian besar transisi bersifat larut dalam asam mineral encer.

1. Kereaktifan

Kereaktifan unsur-unsur transisi periode keempat ditunjukkan dari nilai Potensial


reduksi standar (E0) pada tabel berikut.

Tabel 2. Nilai (E0) dari unsur-unsur transisi periode keempat

E0 (volt)

Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn

E0red X2+ - - -1.2 -0.91 -1.19 -0.44 -0.28 -0.25 +0.34 -0.76

(aq)(volt)

https://sites.google.com/site/dewitatrianiputri/materi-pembelajaran/kelas-xii/bab-18-kimia-unsur/b-sifat-fisis-dan-sifat-kimia-unsur-unsur-gas-mulia-halogen-alkali-alkali-tanah-periode-3-dan-periode-4 21/36
9/12/2018 B. Sifat Fisis Dan Sifat Kimia Unsur-Unsur Gas Mulia, Halogen, Alkali, Alkali Tanah Periode 3 Dan Periode 4 - Dewita Triani Putri

Dari tabel terlihat, secara umum nilai E0 negatif. Hal ini berarti unsur-unsur transisi ini
mudah teroksidasi, berarti bersifat reaktif. Namun, kecenderungan ini secara umum berkurang
dari kiri ke kanan karena nilai E0 yang bertambah besar. Sehingga kereaktifan cenderung
semakin berkurang/rendah. Perkecualian adalah Cu yang memiliki nilai E0 positif yang
menunjukkan Cu tidak mudah teroksidasi.

Kebanyakan logam transisi bersifat inert terhadap asam atau bereaksi lambat karena
adanya lapisan oksida pelindung. Salah satu kasusnya adalah kromium ; unsur ini secara kimia
sangat inert karena pada permukaannya terbentuk kromium(III) oksida, Cr2O3. Akibatnya,
kromium biasa digunakan sebagai pelindung dan pelapis nonkorosif pada logam lain.

C. Sifat-sifat Karakteristik Unsur-unsur Transisi Periode Keempat

Unsure transisi periode keempat mempunyai sifat-sifat khas yang membedakannya dari
unsure golongan utama. Sifat-sifat khas unsure transisi berkaitan dengan adanya sub kulit d
yang terisi penuh.

1. Sifat Magnet

Perhatikanlah gambar cara mengukur kemagnetan suatu zat dibawah ini !

https://sites.google.com/site/dewitatrianiputri/materi-pembelajaran/kelas-xii/bab-18-kimia-unsur/b-sifat-fisis-dan-sifat-kimia-unsur-unsur-gas-mulia-halogen-alkali-alkali-tanah-periode-3-dan-periode-4 22/36
9/12/2018 B. Sifat Fisis Dan Sifat Kimia Unsur-Unsur Gas Mulia, Halogen, Alkali, Alkali Tanah Periode 3 Dan Periode 4 - Dewita Triani Putri

Berdasarkan sifat kemagnetannya, unsur-unsur transisi mempunyai sifat sebagai berikut.

1) Diamagnetik yaitu dapat ditolak oleh medan magnet.

Sifat ini dimiliki oleh atom, molekul, atau ion yang seluruh elektron pada orbitalnya
berpasangan.

2) Paramagnetik yaitu sedikit dapat ditarik oleh medan magnet.

Sifat ini dimiliki oleh atom, molekul, atau ion yang memiliki elektron yang tidak
berpasangan pada orbitalnya.

Unsur-unsur logam transisi pada umumnya memiliki elektron yang tidak berpasangan pada
orbital-orbital d. dengan demikian, kebanyakan dari unsur-unsur dan senyawa logam transisi
bersifat paramagnetic (tertarik oleh medan magnet) dan bukan bersifat diamagnetik (tidak
tertarik oleh medan magnet). Sifat paramagnetik pada unsur-unsur transisi semakin kuat jika
jumlah elektron yang tidak berpasangan pada orbitalnya semakin banyak.

https://sites.google.com/site/dewitatrianiputri/materi-pembelajaran/kelas-xii/bab-18-kimia-unsur/b-sifat-fisis-dan-sifat-kimia-unsur-unsur-gas-mulia-halogen-alkali-alkali-tanah-periode-3-dan-periode-4 23/36
9/12/2018 B. Sifat Fisis Dan Sifat Kimia Unsur-Unsur Gas Mulia, Halogen, Alkali, Alkali Tanah Periode 3 Dan Periode 4 - Dewita Triani Putri

Logam transisi periode keempat yang bersifat paramagnetik antara lain Sc, Ti, V, Cr,
dan Mn, sedangkan yang bersifat diamagnetik antara lain Cu dan Zn. Unsur Fe, Co, dan Ni
terdapat sedikit keunikan pada sifat kemagnetannya yang disebut feromagnetik. Sifat unik
yang dimiliki oleh unsur-unsur ini, meskipun logam feromagnetik ini sudah dijauhkan dari
medan magnet, tetapi induksi magnet dari logam ini tidak ikut menghilang, melainkan tetap
terkandung dalam logam itu. Hal ini sangat berbeda dari sifat logam paramagnetik yang segera
kehilangan induksi magnet ketika dijauhkan dari medan magnet. Dengan demikian dapat
dikatakian bahwa logam ferromagnetic dapat dijadikan magnet permanen, sedangkan logam
paramagnetik hanya bersifat magnet jika berada di lingkungan suatu medan magnet.

https://sites.google.com/site/dewitatrianiputri/materi-pembelajaran/kelas-xii/bab-18-kimia-unsur/b-sifat-fisis-dan-sifat-kimia-unsur-unsur-gas-mulia-halogen-alkali-alkali-tanah-periode-3-dan-periode-4 24/36
9/12/2018 B. Sifat Fisis Dan Sifat Kimia Unsur-Unsur Gas Mulia, Halogen, Alkali, Alkali Tanah Periode 3 Dan Periode 4 - Dewita Triani Putri

1. Tingkat Oksidasi (Bilangan Oksidasi)

Tidak seperti golongan IA dan IIA yang hanya mempunyai tingkat oksidasi +1 dan +2,
unsur-unsur logam transisi mempunyai beberapa tingkat oksidasi. Perhatikanlah beberapa
senyawa mangan (Mn) berikut, yaitu MnSO4, MnO2, K2MnO4, dan KMnO. Bilangan oksidasi
mangan dalam senyawa-senyawa itu berturut-turut adalah +2, +4, +6, +7. Mengapa unsure
transisi dapat membentuk senyawa dengan beberapa bilangan tingkat oksidasi ?

Adanya bilangan oksidasi lebih dari satu ini disebabkan mudahnya melepaskan elektron
valensi (bersifat elektropositif), sehingga bilangan oksidasinya bertanda positif. Bilangan
oksidasi maksimum yang dicapai suatu unsur transisi menyatakan jumlah elektron pada subkulit
3d dan 4s. Dengan demikian, energi ionisasi pertama, kedua dan seterusnya memiliki harga
yang relatif lebih kecil dibanding unsur golongan utama.

Jumlah elektron tidak berpasangan unsur scandium = 1, titanium = 2, vanadium = 3, krom


= 6, mangan = 5, besi = 6, kobalt = 3, nikel = 2, tembaga = 1 dan seng = 0. Semua elektron dari
unsur scandium sampai mangan pada orbital d-nya tidak berpasangan sehingga elektronnya
relative lebih mudah dilepaskan. Hal ini mengakibatkan atom-atomnya cenderung mencapai
bilangan oksidasi maksimum. Pada unsur besi sampai seng, elektron pada orbital d-nya mulai
berpasangan dan terisi penuh. Dengan demikian, unsur-unsur ini cenderung lebih sukar
mencapai bilangan oksidasi maksimum.

Unsur scandium dan seng hanya memilik satu macam bilangan oksidasi. Bilangan
oksidasi scandium = +3 karena melepaskan 3 elektron (2 elektron pada orbital 4s dan 1 elektron
pada orbital 3d) untuk memiliki konfigurasi elektron stabil. Sementara itu, bilangan oksidasi
seng = +2 karena dengan melepaskan 2 elektronnya saja (dari orbital 4s), seng telah mencapai
https://sites.google.com/site/dewitatrianiputri/materi-pembelajaran/kelas-xii/bab-18-kimia-unsur/b-sifat-fisis-dan-sifat-kimia-unsur-unsur-gas-mulia-halogen-alkali-alkali-tanah-periode-3-dan-periode-4 25/36
9/12/2018 B. Sifat Fisis Dan Sifat Kimia Unsur-Unsur Gas Mulia, Halogen, Alkali, Alkali Tanah Periode 3 Dan Periode 4 - Dewita Triani Putri

kestabilan tanpa melepaskan elektron dari subkulit 3d.

Tingkat oksidasi dari unsur-unsur transisi periode keempat diberikan pada Tabel 3.

Yang dicetak tebal adalah tingkat oksidasi biasa dan yang diberi bintang adalah tingkat oksidasi
paling stabil.

1. Warna Senyawa unsur transisi periode keempat

Sebagian besar ion-ion logam transisi berwarna. Warna-warna khas dari ion logam dapat
dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 1. Warna-Warna Ion Logam Transisi

Unsur Ion Warna Unsur Ion Warna

https://sites.google.com/site/dewitatrianiputri/materi-pembelajaran/kelas-xii/bab-18-kimia-unsur/b-sifat-fisis-dan-sifat-kimia-unsur-unsur-gas-mulia-halogen-alkali-alkali-tanah-periode-3-dan-periode-4 26/36
9/12/2018 B. Sifat Fisis Dan Sifat Kimia Unsur-Unsur Gas Mulia, Halogen, Alkali, Alkali Tanah Periode 3 Dan Periode 4 - Dewita Triani Putri

Sc Sc3+ Tidak berwarna Mn Mn2+ Merah muda

Merah-coklat
Mn3+
Coklat-ungu
MnO4-

Ti Ti2+ Ungu Fe Fe2+ Hijau

Ungu-hijau Jingga
Ti3+ Fe3+
Tidak berwarna
Ti4+

V V2+ Ungu Co Co2+ Merah muda

Hijau Biru
V3+ Co3+
Biru
VO2+
Ni Ni2+ Hijau
Merah
VO43- Merah
Ni3+

Cr Cr2+ Biru Cu Cu+ Tidak berwarna

Hijau Biru
Cr3+ Cu2+

https://sites.google.com/site/dewitatrianiputri/materi-pembelajaran/kelas-xii/bab-18-kimia-unsur/b-sifat-fisis-dan-sifat-kimia-unsur-unsur-gas-mulia-halogen-alkali-alkali-tanah-periode-3-dan-periode-4 27/36
9/12/2018 B. Sifat Fisis Dan Sifat Kimia Unsur-Unsur Gas Mulia, Halogen, Alkali, Alkali Tanah Periode 3 Dan Periode 4 - Dewita Triani Putri

CrO42- Kuning

Jingga
Cr2O72- Zn Zn2+ Tidak berwarna

Warna yang timbul dari ion-ion tersebut disebabkan oleh tingkat energi elektron pada
unsur-unsur transisi hampir sama. Jadi, elektron-elektron dapat bergerak ke tingkat yang lebih
tinggi dengan mengadsorpsi sinar tampak.

Dari tabel di atas, terlihat bahwa untuk ion Sc3+ , Ti4+, Cu+, dan Zn2+ tidak berwarna.
Hal ini dapat dijelaskan berdasarkan konfigurasi elektron dari ion-ion tersebut. Pada konfigurasi
ion Sc3+ (4s0 3d0) dan ion Ti4+ (4s0 3d0) tampak bahwa kedua ion tersebut tidak memiliki
elektron pada subkulit 3d. Sementara itu, pada konfigurasi ion Cu+ (4s0 3d10) dan ion Zn2+ (4s0
3d10) tampak bahwa kedua ion tersebut subkulit 3d-nya terisi penuh. Jadi, yang menyebabkan
senyawa dari ion-ion tersebut menjadi tidak berwarna karena adanya subkulit 3d yang kosong
atau terisi penuh. Pada ion-ion yang berwarna, subkulit 3d-nya belum terisi penuh sehingga
elektron-elektron pada subkulit 3d tersebut dapat menyerap energi cahaya. Energi tersebut
menyebabkan elektron-elektron tereksitasi dan memancarkan energi cahaya dengan warna yang
sesuai dengan warna cahaya yang dapat dipantulkannya pada saat kembali ke keadaan dasar.

5. Banyak di antaranya dapat membentuk ion kompleks

Ion kompleks adalah ion yang terdiri atas atom pusat dan ligan. Biasanya atom pusat

https://sites.google.com/site/dewitatrianiputri/materi-pembelajaran/kelas-xii/bab-18-kimia-unsur/b-sifat-fisis-dan-sifat-kimia-unsur-unsur-gas-mulia-halogen-alkali-alkali-tanah-periode-3-dan-periode-4 28/36
9/12/2018 B. Sifat Fisis Dan Sifat Kimia Unsur-Unsur Gas Mulia, Halogen, Alkali, Alkali Tanah Periode 3 Dan Periode 4 - Dewita Triani Putri

merupakan logam transisi yang bersifat elektropositif dan dapat menyediakan orbital kosong
sebagai tempat masuknya ligan. Contohnya ion besi (III) membentuk ion kompleks [Fe(CN)6].

6. Beberapa diantaranya dapat digunakan sebagai katalisator

Salah satu sifat penting unsure transisi dan senyawanya, yaitu kemampuannya untuk
menjadi katalis-katalis reaksi-reaksi dalam tubuh. Di dalam tubuh, terdapat enzim sitokrom
oksidase yang berperan dalam mengoksidasi makanan. Enzim ini dapat bekerja bila terdapat ion
Cu2+. Beberapa logam transisi atau senyawanya telah digunakan secara komersial sebagai
katalis pada proses industry seperti TiCl3 (Polimerasasi alkena pada pembuatan plastic), V2O5
(proses kontak pada pembuatan margarine), dan Cu atau CuO (oksidasi alcohol pada pembuatan
formalin).

4. Unsur Halogen

Unsur-unsur golongan VII A disebut halogen. Halogen berasal dari bahasa Yunani yang
berarti “pembentuk garam”. Dinamai demikian karena unsur-unsur tersebut dapat bereaksi
dengan logam memmbentuk garam. Misalnya Clorin bereaksi dengan natrium membentuk
natrium clorida yaitu garam dapur. Umsur –unsur halogen mempunyai 7 elektron valensi pada
subkulit ns2 np5. Konfigurasi elektron yang demikian membuat unsur-unsur halogen bersifat
sangat reaktif. Unsur-unsur halogen cenderung menerima aatu elektron membentuk ion
bermuatan negatif satu.

Sifat Flourin Klorin Bromin Iodin

https://sites.google.com/site/dewitatrianiputri/materi-pembelajaran/kelas-xii/bab-18-kimia-unsur/b-sifat-fisis-dan-sifat-kimia-unsur-unsur-gas-mulia-halogen-alkali-alkali-tanah-periode-3-dan-periode-4 29/36
9/12/2018 B. Sifat Fisis Dan Sifat Kimia Unsur-Unsur Gas Mulia, Halogen, Alkali, Alkali Tanah Periode 3 Dan Periode 4 - Dewita Triani Putri

Nomor Atom 9 17 35 53

Warna Kuning Hijau Merah tua Hitam


muda

Konfigurasi Elektron [He] 2s2 2p5 [Ne] 3s2 3p5 [Ar]3d104s2 [Kr] 4d10 5s2
4p5 5p5

Titik leleh (oC) -220 -101 -7 114

Titik didih (0C) -188 -35 59 184

Kerapatan (gr/cm3) 1,69 3,21 3.119 4.930

Energi Ionisasi (kJ/mol) 1681 1251 1140 1008

Afinitas Elektron -328 -349 -325 -295


(kJ/mol)

Keelektronegatifan 4,0 3,0 2,8 2,5

Daya Oksidasi 2,87 1,36 1,06 0,54

Jari-jari kovalen (A) 0,64 0,99 1,14 1,33

Jari-jari ion (A) 1,19 1,67 1,82 2,06

Energi Ikatan 155 242 193 151


https://sites.google.com/site/dewitatrianiputri/materi-pembelajaran/kelas-xii/bab-18-kimia-unsur/b-sifat-fisis-dan-sifat-kimia-unsur-unsur-gas-mulia-halogen-alkali-alkali-tanah-periode-3-dan-periode-4 30/36
9/12/2018 B. Sifat Fisis Dan Sifat Kimia Unsur-Unsur Gas Mulia, Halogen, Alkali, Alkali Tanah Periode 3 Dan Periode 4 - Dewita Triani Putri

Ø Titik Didih dan titik Leleh

Titik didih dan titik leleh semakin ke bawah semakin bertambah, hal ini dikarenakan kekuatan
gaya Van Der Waals antar molekul-molekul bertambah dari Flourin ke Astati. Akibatnya,
moleku-molekul halogen semakin sulit lepas.

Ø Kerapatan

Kerapatan dari Flourin ke Astatin semakin bertambah. Kenaikan nilai kerapatan cukup drastis
dari Cl ke Br akibat adanya perubahan fase dari gas (F,Cl), ke cair (Br), dan padat (I). Hal ini
menunjukkan kekuatan gaya Van Der Waals bertambah dari F ke I.

Ø Daya Oksidasi

Daya oksidasi semakin berkurang dari Flourin ke Astatin dikarenakan harga Eo semakin positif

Fluor dan klor membantu reaksi pembakaran dengan cara seperti oksigen. Brom berupa
cairan merah tua pada suhu kamar mempunyai tekanan uap yang tinggi. Fluor dan klor
biasanya berupa gas. Reaksi-reaksi halogen antara lain seperti berikut.

1. Reaksi Halogen dengan Logam

Halogen bereaksi dengan logam membentuk senyawa ionik

Contoh:

2Na(s) + Cl2 (g) ==> 2NaCl(s)

https://sites.google.com/site/dewitatrianiputri/materi-pembelajaran/kelas-xii/bab-18-kimia-unsur/b-sifat-fisis-dan-sifat-kimia-unsur-unsur-gas-mulia-halogen-alkali-alkali-tanah-periode-3-dan-periode-4 31/36
9/12/2018 B. Sifat Fisis Dan Sifat Kimia Unsur-Unsur Gas Mulia, Halogen, Alkali, Alkali Tanah Periode 3 Dan Periode 4 - Dewita Triani Putri

Mg(s) + Cl2 (g) ==> MgCl2(s)

2. Reaksi Halogen dengan Non Logam


Halogen bereaksi dengan hampir semua non logam. Jenis senyawa yang terbentuk
sebagian besar adalah senyawa kovalen.
Contoh:
C (s) + 2Cl2 (g) ==> CCl4 (l)
2P(s) + 3Cl2 (g) ==> 2 PCl3 (l)

3. Reaksi Halogen dengan Hidrogen

Halogen bereaksi dengan hidrogen membentuk hidrogen halida. Secara umum reaksi yang
terjadi dapat dituliskan seperti berikut.

F2(g) + H2(g) ==> 2 HF

Cl2(g) + H2(g) ==> 2 HCl

X2(g) + H2(g) ==. 2 HX

4. Reaksi Halogen dengan Air

Semua unsur halogen kecuali fluor berdisproporsionasi dalam air, artinya dalam reaksi
halogen dengan air maka sebagian zat teroksidasi dan sebagian lain tereduksi. Fluorin bereaksi
sempurna dengan air menghasilkan asam fluorida dan oksigen. Reaksi yang terjadi seperti
berikut.

https://sites.google.com/site/dewitatrianiputri/materi-pembelajaran/kelas-xii/bab-18-kimia-unsur/b-sifat-fisis-dan-sifat-kimia-unsur-unsur-gas-mulia-halogen-alkali-alkali-tanah-periode-3-dan-periode-4 32/36
9/12/2018 B. Sifat Fisis Dan Sifat Kimia Unsur-Unsur Gas Mulia, Halogen, Alkali, Alkali Tanah Periode 3 Dan Periode 4 - Dewita Triani Putri

2 F2(g) + 2 H2O(l) ==> 4 HF(aq) + O2(g)

Reaksi halogen lain dengan air melalui disproporsionasi membentuk senyawa oksi
halogen dan asam halida
Cl2 + 2 H2O ==> HOCl + HCl
Br2 + 2 H2O ==> HOBr + HBr

5. Reaksi Antar – Halogen

Reaksi antar – halogen termasuk reaksi substitusi membentuk senyawa antar halogen

Cl2 + F2 ==> 2 ClF

I2 + Cl2 ==> 2 ICl

6. Reaksi Halogen Dengan Basa

Halogen bereaksi dengan basa membentuk senyawa halida yang kemudian mengalami reaksi
disproporsionasi membentuk senyawa oksihalogen.

Klorin, bromin dan iodin bereaksi dengn basa membentuk ion hipohalit (OX-) dan ion halida
(X-)

Cl2 (g) + 2OH-(aq) ==> OCl-(aq) + Cl-(aq) + H2O(l)

Ion OCl- yang terbentuk dapat terdisproporsionasi lagi membentuk ion halat (XO3-) dan ion

https://sites.google.com/site/dewitatrianiputri/materi-pembelajaran/kelas-xii/bab-18-kimia-unsur/b-sifat-fisis-dan-sifat-kimia-unsur-unsur-gas-mulia-halogen-alkali-alkali-tanah-periode-3-dan-periode-4 33/36
9/12/2018 B. Sifat Fisis Dan Sifat Kimia Unsur-Unsur Gas Mulia, Halogen, Alkali, Alkali Tanah Periode 3 Dan Periode 4 - Dewita Triani Putri

halida (X-)

3OCl‑ (aq) ==> ClO3- (aq) + 2Cl- (aq)

5. Unsur Gas Mulia

Golongan gas mulia terdiri atas helium (He), neon (Ne), argon (Ar), kripton (Kr), dan xenon (Xe).
Gas mulia memiliki konfigurasi elektron yang penuh. Oleh karena itu, unsur gas mulia stabil.

1. Sifat-sifat Fisis

Sifat Helium Neon Argon Krom Xenon Radon

(He) (Ne) (Ar) (Kr) (Xe) (Rn)

Nomor Atom 2 10 18 36 54 86

Elektron 2 8 8 8 8 8
Valensi

Titik leleh (oC) -272 -249 -189 -157 -112 -71

Titik didih (0C) -269 -246 -186 -152 -107 -61,8

Kerapatan 0,179 0,900 1,78 3,71 5,88 9,73


(gr/cm3)

Energi Ionisasi 2640 2080 1520 1350 1170 1040


https://sites.google.com/site/dewitatrianiputri/materi-pembelajaran/kelas-xii/bab-18-kimia-unsur/b-sifat-fisis-dan-sifat-kimia-unsur-unsur-gas-mulia-halogen-alkali-alkali-tanah-periode-3-dan-periode-4 34/36
9/12/2018 B. Sifat Fisis Dan Sifat Kimia Unsur-Unsur Gas Mulia, Halogen, Alkali, Alkali Tanah Periode 3 Dan Periode 4 - Dewita Triani Putri

(kJ/mol)

Afinitas 21 29 35 39 41 41
Elektron
(kJ/mol)

Jari-jari atom 0,50 0,65 0,95 1,10 1,30 1,45


(A)

Gas mulia adalah unsur – unsur golongan VIIIA . Disebut mulia karena unsur – unsur ini
sangat stabil ( sangat sukar berakasi). Tidak ditemukan satupun senyawa alami dari gas mulia.
Kestabilan gas mulia tersebut disebabkan konfigurasi elektronnya yang terisi penuh yaitu
konfigurasi oktet dan duplet untyuk helium.

Pada tahun 1962, Neil Bartlett berhasil membuat sebuah senyawaan stabil yang
dianggap sebagai XePtF6. Hal ini tentu menggemparkan, karena telah lama dikenal bahwa
unsur golongan VIIIA bersifat inert. Setelah ini, tidak lama kemudian ahli riset lainnya
menunjukkan bahwa xenon dapat bereaksi langsung dengan fluor membentuk senyawaan biner
seperti XeF2, XeF4, dan XeF6. Adapun bentuk senyawa-senyawa dari unsur xenon dengan
bilangan oksidasinya adalah seperti berikut.

1) Bilangan Oksidasi +2

Kripton dan xenon dapat membentuk KrF2 dan XeF2 jika kedua unsur ini diradiasi
dengan uap raksa dalam fluor Xe(II) dapat bereaksi selanjutnya menjadi XeF4 jika suhu
dinaikkan. Adapun XeF2 dapat terbentuk jika xenon padat direaksikan dengan difluoroksida
pada suhu -120 °C.
https://sites.google.com/site/dewitatrianiputri/materi-pembelajaran/kelas-xii/bab-18-kimia-unsur/b-sifat-fisis-dan-sifat-kimia-unsur-unsur-gas-mulia-halogen-alkali-alkali-tanah-periode-3-dan-periode-4 35/36
9/12/2018 B. Sifat Fisis Dan Sifat Kimia Unsur-Unsur Gas Mulia, Halogen, Alkali, Alkali Tanah Periode 3 Dan Periode 4 - Dewita Triani Putri

Xe(s) + F2O2 (g) → XeF2 (s) + O2 (g)

XeF2 dan KrF2 berbentuk molekul linier dengan hibdridisasi sp3d.

2) Bilangan Oksidasi + 4
Xenon(IV) fluorida dapat dibuat dengan memanaskanm campuran xenon dan fluor
dengan komposisi 1 : 5 pada tekanan 6 atm, dan menggunakan nikel sebagai katalis.

Xe(g) + 2 F2(g) Ni( ) 6 atm

s → XeF4(g)

XeF4 mempunyai struktur bujur sangkar dengan hibridisasi d2sp3 pada suhu 400 °C.

3) Bilangan Oksidasi +6
Hanya xenon yang dapat membentuk XeF6. Senyawa ini dibuat dengan memanaskan
campuran kedua unsur ini

Comments

You do not have permission to add comments.

Sign in | Recent Site Activity | Report Abuse | Print Page | Powered By Google Sites

https://sites.google.com/site/dewitatrianiputri/materi-pembelajaran/kelas-xii/bab-18-kimia-unsur/b-sifat-fisis-dan-sifat-kimia-unsur-unsur-gas-mulia-halogen-alkali-alkali-tanah-periode-3-dan-periode-4 36/36

Anda mungkin juga menyukai