Anda di halaman 1dari 36

UNSUR GOLONGAN IIA

Posted on November 8, 2012 by farhan_baehaki


1. Unsur-Unsur Golongan IIA
Unsur-unsur golongan IIA atau alkali tanah ditemukan dalam kelompok kedua tabel periodik.
Semua unsur alkali tanah memiliki jumlah oksidasi +2, membuat unsur-unsur ini sangat reaktif.
Karena reaktivitas, logam yang bersifat basa tidak ditemukan bebas di alam.
Berikut merupakan unsur-unsur yang termasuk dalam golongan alkali tanah :

Berilium

Magnesium

Kalsium

Strontium

Barium

Radium

2. Kelimpahan Unsur-Unsur Golongan IIA


Di alam unsur-unsur alkali tanah terdapat dalam bentuk senyawa. Magnesium dan kalsium
terdapat dalam batuan silikat dan aluminosilikat sebagai kationiknya. Oleh karena kation-kation
dalam silikat itu larut dalam air dan terbawa oleh air hujan ke laut maka ion-ion Ca2+ dan
Mg2+ banyak ditemukan di laut, terutama pada kulit kerang sebagai CaCO3. Kulit kerang dan
hewan laut lainnya yang mati berakumulasi membentuk deposit batu kapur. Magnesium dalam
air laut bereaksi dengan sedimen kalsium karbonat menjadi dolomit, CaCO3.MgCO3.
Mineral utama berilium adalah beril, Be3Al2(SiO3)6, mutiara dari jenis aquamarin (biru terang),
dan emerald (hijau tua). Stronsium terdapat dalam celestit, SrSO4, dan stronsianat, SrCO3.
Barium ditemukan dalam barit, BaSO4, dan iterit, BaCO3. Radium terdapat dalam jumlah kecil
pada bijih uranium, sebagai unsur radioaktif.
3. Sifat Fisika dan Sifat Kimia Unsur-Unsur Golongan IIA
Sifat fisik unsur golongan II A dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Sifat

Be

Mg

Ca

Sr

Ba

Jari-jari logam (pm)

111

160

197

215

217

Jari-jari ion (pm)

31

65

99

113

135

Rapatan muatan ion

+6,45

+3,08

+2,02

+1,77

+1,48

Energy ionisasi pertama dan kedua

+2,675

+2,188

+1,735

+1,614

+1,468

Energy hidrasi

-2385

-1940

-1600

-1460

-1320

Potensial elektroda (V)

-1,70

-2,375

-2,76

-2,89

-2,90

Kekerasan logam alkali tanah berkurang dari atas ke bawah akibat kekuatan ikatan antaratom
menurun. Hal ini disebabkan jarak antaratom pada logam alkali tanah bertambah panjang.
Berilium merupakan logam berwarna abu dan kekerasannya mirip dengan besi, serta cukup kuat
untuk menggores kaca. Logam alkali tanah yang lain umumnya berwarna perak dan lebih lunak
dari berilium, tetapi lebih keras jika dibandingkan dengan logam alkali.
Titik leleh dan titik didih logam alkali menurun dari atas ke bawah dalam sistem periodik. Hal ini
disebabkan oleh jari-jari atom yang bertambah panjang. Energi ionisasi kedua dari unsur-unsur
golongan IIA relatif rendah sehingga mudah membentuk kation +2. Akibatnya, unsur-unsur
menjadi cukup reaktif. Kereaktifan logam alkali meningkat dari atas ke bawah dalam sistem
periodik. Pada suhu kamar, berilium tidak bereaksi dengan air, magnesium bereaksi agak lambat
dengan air, tetapi lebih cepat dengan uap air. Adapun kalsium dan logam alkali tanah yang di
bawahnya bereaksi dengan air pada suhu kamar.
Reaksinya:
Ca(s) + 2H2O Ca(OH)2(aq) + H2(g)
Logam alkali tanah bereaksi dengan oksigen membentuk oksida. Barium dapat membentuk
peroksida. Barium peroksida terbentuk pada suhu rendah dan terurai menjadi oksida pada 700C.
Kalsium, stronsium, dan barium bereaksi dengan hidrogen membentuk logam hidrida. Adapun
magnesium dapat bereaksi dengan hidrogen pada tekanan tinggi dengan bantuan katalis MgI2.
Ca(s) + H2(g) CaH2(s)
Mg(s) + H2(g) MgH2(s)
Semua unsur alkali tanah bereaksi langsung dengan halogen membentuk halida, dengan nitrogen
dapat membentuk nitrida pada suhu tinggi, misalnya magnesium nitrida:
Mg(s) + N2(g) Mg3N2(s)
Pembakaran unsur-unsur alkali tanah atau garamnya dalam nyala bunsen dapat memancarkan
spektrum warna khas. Stronsium berwarna krimson, barium hijau-kuning, dan magnesium putih
terang. Magnesium jika dibakar akan mengeluarkan cahaya sangat terang. Oleh karena garamgaram alkali tanah menghasilkan nyala beraneka warna, sering dipakai sebagai bahan untuk
membuat kembang api.
4. Reaksi Dengan Unsur Lain

Kemiripan sifat logam alkali tanah disebabkan oleh kecenderungan melepaskan dua elektron
valensi. Oleh karena itu senyawanya mempunyai bilangan oksidasi +2, sehingga logam alkali
tanah diletakkan pada golongan II A. Alkali tanah termasuk logam yang reaktif, namun Berilium
adalah satu-satunya unsur alkali tanah yang kurang reaktif, bahkan tidak bereaksi dengan air.
Logam alkali tanah bersifat pereduksi kuat. Semakin ke bawah, sifat pereduksi ini semakin kuat.
Hal ini ditunjukkan oleh kemampuan bereaksi dengan air yang semakin meningkat dari Berilium
ke Barium. Selain dengan air unsur logam alkali tanah juga bisa bereaksi dengan Oksigen,
Nitrogen, dan Halogen.

Reaksi-Reaksi Logam Alkali Tanah


Reaksi secara umum

Keterangan

2M(s) + O2(g) 2MO(s)

Reaksi selain Be dan Mg tak perlu Pemanasan

M(s) + O2(g) MO2 (s)

Ba mudah, Sr dengan tekanan tinggi, Be, Mg, dan Ca, tidak


terjadi

M(s) + X2(g) MX2 (s)

X: F, Cl, Br, dan I

M(s) + S(s) MS (s)


M(s) + 2H2O (l) M(OH)2 (aq) + H2 (g) Be tidak dapat, Mg perlu pemanasan
3M(s) + N2 (g) M3N2 (s)

Reaksi berlangsung pada suhu tinggi, Be tidak dapat


berlangsung

M(s) + 2H+(aq) M2+(aq) + H2(g)

Reaksi cepat berlangsung

M(s) + H2 (g) MH2 (s)

Perlu pemanasan, Be dan Mg tidak dapat berlangsung

Reaksi Logam Alkali Tanah dengan Air

Berilium tidak bereaksi dengan air, sedangkan logam Magnesium bereaksi sangat lambat dan
hanya dapat bereaksi dengan air panas. Logam Kalsium, Stronsium, Barium, dan Radium
bereaksi sangat cepat dan dapat bereaksi dengan air dingin. Contoh reaksi logam alkali tanah dan
air berlangsung sebagai berikut.
Ca(s) + 2H2O(l) > Ca(OH)2(aq) + H2(g)

Reaksi Logam Alkali Tanah dengan Oksigen

Dengan pemanasan, Berilium dan Magnesium dapat bereaksi dengan oksigen. Oksida Berilium
dan Magnesium yang terbentuk akan menjadi lapisan pelindung pada permukaan logam.Barium
dapat membentuk senyawa peroksida (BaO2).
2Mg(s) + O2 (g) > 2MgO(s)

Ba(s) + O2(g) (berlebihan) > BaO2(s)

Pembakaran Magnesium di udara dengan Oksigen terbatas pada suhu tinggi akan dapat
menghasilkan Magnesium Nitrida (Mg3N2).
4Mg(s) + O2(g) + N2 (g) > MgO(s) + Mg3N2(s)

Bila Mg3N2 direaksikan dengan air maka akan didapatkan gas NH3
Mg3N2(s) + 6H2O(l) > 3Mg(OH)2(s) + 2NH3(g)

Reaksi Logam Alkali Tanah Dengan Nitrogen

Logam alkali tanah yang terbakar di udara akan membentuk senyawa oksida dan senyawa
Nitrida dengan demikian Nitrogen yang ada di udara bereaksi juga dengan Alkali Tanah.
Contoh :
3Mg(s) + N2(g) > Mg3N2(s)

Reaksi Logam Alkali Tanah Dengan Halogen

Semua logam Alkali Tanah bereaksi dengan halogen dengan cepat membentuk garam Halida,
kecuali Berilium. Oleh karena daya polarisasi ion Be2+ terhadap pasangan elektron Halogen
kecuali F, maka BeCl2 berikatan kovalen. Sedangkan alkali tanah yang lain berikatan ion.
Contoh :
Ca(s) + Cl2(g) > CaCl2(s)
5. Cara Memperoleh Logam Alkali Tanah
a. Ekstraksi Berilium (Be)
Metode reduksi
Untuk mendapatkan Berilium, bisa didapatkan dengan mereduksi BeF2. Sebelum mendapatkan
BeF2, kita harus memanaskan beril [Be3Al2(SiO6)3] dengan Na2SiF6 hingga 700 0C. Karena beril
adalah sumber utama berilium.

BeF2 + Mg > MgF2 + Be


Metode Elektrolisis
Untuk mendapatkan berilium juga kita dapat mengekstraksi dari lelehan BeCl2yang telah
ditambah NaCl. Karena BeCl2 tidak dapat mengahantarkan listrik dengan baik, sehingga
ditambahkan NaCl. Reaksi yang terjadi adalah :
Katoda : Be2+ + 2e > Be
Anode : 2Cl Cl2 + 2e
b. Ekstraksi Magnesium (Mg)
Metode Reduksi
Untuk mendapatkan magnesium kita dapat mengekstraksinya dari dolomit [MgCa(CO3)2] karena
dolomite merupakan salah satu sumber yang dapat menhasilkan magnesium. Dolomite
dipanaskan sehingga terbentuk MgO.CaO. lalu MgO.CaO. dipanaskan dengan FeSi sehingga
menhasilkan Mg.
2[MgO.CaO] + FeSi > 2Mg + Ca2SiO4 + Fe
Metode Elektrolisis
Selain dengan ekstraksi dolomite magnesium juga bisa didapatkan dengan mereaksikan air alut
dengan CaO. Reaksi yang terjadi :
CaO + H2O > Ca2+ + 2OH
Mg2+ + 2OH > Mg(OH)2
Selanjutnya Mg(OH)2 direaksikan dengan HCl Untuk membentuk MgCl2.
Mg(OH)2 + 2HCl > MgCl2 + 2H2O
Setelah mendapatkan lelehan MgCl2 kita dapat mengelektrolisisnya untuk mendapatkan
magnesium.
Katode : Mg2+ + 2e Mg
Anode : 2Cl > Cl2 + 2e
c. Ekstraksi Kalsium (Ca)
Metode Elektrolisis

Batu kapur (CaCO3) adalah sumber utama untuk mendapatkan kalsium (Ca). Untuk
mendapatkan kalsium, kita dapat mereaksikan CaCO3 dengan HCl agar terbentuk senyawa CaCl2.
Reaksi yang terjadi :
CaCO3 + 2HCl > CaCl2 + H2O + CO2

Setelah mendapatkan CaCl2, kita dapat mengelektrolisisnya agar mendapatkan kalsium (Ca).
Reaksi yang terjadi :
Katoda : Ca2+ + 2e > Ca
Anoda

: 2Cl > Cl2 + 2e

Metode Reduksi
Logam kalsium (Ca) juga dapat dihasilkan dengan mereduksi CaO oleh Al atau dengan
mereduksi CaCl2 oleh Na. Reduksi CaO oleh Al.
6CaO + 2Al > 3 Ca + Ca3Al2O6

Reduksi CaCl2 oleh Na


CaCl2 + 2 Na > Ca + 2NaCl
d. Ekstraksi Strontium (Sr)
Metode Elektrolisis
Untuk mendapatkan Strontium (Sr), Kita bisa mendapatkannya dengan elektrolisis lelehan SrCl2.
Lelehan SrCl2 bisa didapatkan dari senyawa selesit [SrSO4]. Karena Senyawa selesit merupakan
sumber utama Strontium (Sr). Reaksi yang terjadi :
Katode : Sr2+ +2e > Sr
Anoda : 2Cl > Cl2 + 2e
e. Ekstraksi Barium (Ba)
Metode Elektrolisis

Barit (BaSO4) adalah sumber utama untuk memperoleh Barium (Ba). Setelah diproses menjadi
BaCl2 barium bisa diperoleh dari elektrolisis lelehan BaCl2.Reaksi yang terjadi :
Katode : Ba2+ +2e > Ba
Anoda : 2Cl > Cl2 + 2e

Metode Reduksi
Selain dengan elektrolisis, barium bisa kita peroleh dengan mereduksi BaO oleh Al. Reaksi yang
terjadi :
6BaO + 2Al > 3Ba + Ba3Al2O6
6. Kegunaan Unsur Golongan IIA
Berilium (Be)

Berilium digunakan untuk memadukan logam agar lebih kuat, akan tetapi bermasa lebih
ringan. Biasanya paduan ini digunakan pada kemudi pesawat jet.

Berilium digunakan pada kaca dari sinar X.

Berilium digunakan untuk mengontrol reaksi fisi pada reaktor nuklir

Campuran berilium dan tembaga banyak dipakai pada alat listrik, maka Berilium sangat
penting sebagai komponen televisi.

Magnesium (Mg)

Magnesium digunakan untuk memberi warna putih terang pada kembang api dan pada
lampu Blitz.

Senyawa MgO dapat digunakan untuk melapisi tungku, karena senyawa MgO memiliki
titik leleh yang tinggi.

Senyawa Mg(OH)2 digunakan dalam pasta gigi untuk mengurangi asam yang terdapat di
mulut dan mencagah terjadinnya kerusakan gigi, sekaligus sebagai pencegah maag.

Mirip dengan Berilium yang membuat campuran logam semakin kuat dan ringan
sehingga biasa digunakan pada alat alat rumah tangga.

Kalsium (Ca)

Kalsium digunakan pada obat obatan, bubuk pengembang kue dan plastik.

Senyawa CaSO4 digunakan untuk membuat Gips yang berfungsi untuk membalut tulang
yang patah.

Senyawa CaCO3 biasa digunakan untuk bahan bangunan seperti komponen semen dan cat
tembok.Selain itu digunakan untuk membuat kapur tulis dan gelas.

Kalsium Oksida (CaO) dapat mengikat air pada Etanol karena bersifat dehidrator,dapat
juga mengeringkan gas dan mengikat Karbondioksida pada cerobong asap.

Ca(OH)2 digunakan sebagai pengatur pH air limbah dan juga sebagai sumber basa yang
harganya relatif murah.

Kalsium Karbida (CaC2) disaebut juga batu karbit merupakan bahan untuk pembuatan
gas asetilena (C2H2) yang digunakan untuk pengelasan.

Kalsium banyak terdapat pada susu dan ikan teri yang berfungsi sebagai pembentuk
tulang dan gigi.

Stronsium (Sr)

Stronsium dalam senyawa Sr(no3)2 memberikan warna merah apabila digunakan untuk
bahan kembang api.

Stronsium sebagai senyawa karbonat biasa digunakan dalam pembuatan kaca televisi
berwarna dan komputer.

Untuk pengoperasian mercusuar yang mengubah energi panas menjadi listrik dalam
baterai nuklir RTG (Radiisotop Thermoelectric Generator).

Barium (Ba)

BaSO4 digunakan untuk memeriksa saluran pencernaan karena mampu menyerap sinar X
meskipun beracun.

BaSO4 digunakan sebagai pewarna pada plastic karena memiliki kerapatan yang tinggi
dan warna terang.

Ba(NO3)2 digunakan untuk memberikan warna hijau pada kembang api.

STRONTIUM

tronsium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Sr dan nomor
atom 38. Stronsium termasuk dalam logam alkali tanah dengan bentuk fisik putih keabu-abuan
atau logam kekuningan yang sangat reaktif secara kimia. Logam ini akan berubah warna menjadi
kuning ketika berkontak dengan udara. Unsur ini terdapat di dalam selestit dan strontianit. 90Sr
mempunyai lama waktu paruh sebesar 28,9 tahun.
Stronsium adalah logam putih-perak yang dapat di tempa dan liat.
Sronsium melebur pada 771 0C. Permukaannya dioksidasi oleh udara pada suhu kamar dan
menjadi oksidanya (SrO) dan nitridanya (Sr3N2) pada suhu tinggi.
Kelimpahan stronsium
Kandungan stronsium kerak bumi relative tinggi. Ada empat isotop stronsium, Sr-88 (82,58%)
adalah yang paling melimpah. Sr-90 adalah isotop radioaktif suatu produk yang dominan dalam
peledakan bom atom. Stronsium di alam bersenyawa dengan sulfat dan karbonat membentuk
senyawa selestit (SrSO4) dan senyawa strontianit (SrCO3).
Manfaat stronsium dalam kehidupan
Oleh karena stronsium dan kalsium mempunyai sifat kimia yang serupa, ion Sr2+ dapat
menggantikan ion Ca2+ dalam tubuh kita misalnya dalam tulang. Radiasi energi tinggi yang
terjadi terus menerus dari stronsium dapat menyebabkan anemia, leukemia dan penyakit kronis
lainnya. Stronsium dibuat hanya dalam skala kecil melalui reduksi halida dengan natrium.
Stronsium digunakan sebagai sumber partikel dan sebagai perunut radioaktif, untuk membuat
keramik kalsium posfat, dalam biomedik seperti penggantian tulang, perancah untuk teknik
jaringan, dan prostes lapis seperti penggantian pinggul untuk meningkatkan kepaduan dengan
tulang, sebagai bahan cat dan untuk membuat kembang api dengan nyala berwarna merah terang.
Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/chemistry/2157059-unsur-stronsium-sr-goliia/#ixzz2CAlFG13Z
Sejarah
(Strontian, kota di Skotland). Elemen ini berhasil diisolasi leh Davey dengan cara elektrolisis di
tahun 1808, tetapi Adair Crawford di tahun 1790 menemukan mineral baru (strontianite) yang
berbeda dengan mineral-mineral barium lainnya.
Bentuk
Strontium ditemukan sebagian besar dalam bentuk celestite and strontianite. Logam ini dapat
dipersiapkan dengan cara elektrolisis klorida terfusi yang bercampur dengan kalium klorida.

Atau bisa juga dengan cara mereduksi strontium oksida dengan aluminium di dalam vakum pada
suhu dimana strontium tersuling. Ada tiga bentuk alotropik logam ini dengan titik transisi pada
235 dan 540 derajat Celcius.
Sifat-sifat
Strontium lebih lunak dibanding kalsium dan terdekomposisi dalam air secara cepat. Ia tidak
menyerap nitrogen dibawah suhu 380 derajat Celcius. Elemen ini harus direndam dalam minyak
tanah (kerosene) untuk menghindari oksidasi. Logam strontium yang baru terbelah memiliki
warna keperak-perakan, tapi dapat dengan cepat menjadi kuning jika teroksidasi. Logam ini jika
terbelah secara halus dapat terbakar di udara secara spontan. Garam-garam strontium
memberikan warna yang indah pada lidah api dan digunakan di pertunjukan kembang api dan
produksi flares. Strontium alami merupakan campuran dari 4 isotop yang stabil.
Isotop
Ada enam belas isotop Sr yang labil. Yang paling penting adalah 90Sr dengan paruh waktu
sepanjang 29 tahun. Isotop ini salah satu produksi detonasi bom nuklir dan membahayakan
kesehatan. Isotop ini juga merupakan pemancar sinar beta yang paling lama hidupnya dan
digunakan pada alat-alat SNAP (Systems for Nuclear Auxiliary Power). Peralatan ini punya
potensial kegunaan di pesawat antariksa, stasiun cuaca terpencil, alat navigasi terapung, dll
karena ia ringan, tahan lama dan memiliki sumber listrik nuklir.
Kegunaan
Kegunaan terbesar strontium pada saat ini adalah dalam produksi gelas kaca untuk tabung TV
bewarna. Strontium juga digunakan dalam memproduksi magnet ferrite dan dalam penyulingan
seng. Strontium titanate merupakan bahan menarik untuk aplikasi optik karena memiliki indeks
pantul yang tinggi dan dispersi optik yang lebih besar daripada berlian. Senyawa tidak ditemukan
secara alami di alam dan telah digunakan sebagai batu permata, tetapi sangat lunak.

LOGAM ALKALI TANAH DI ALAM


19.04 |

Unsur Alkali tanah termasuk golongan IIA. Unsur golongan ini bersifat basa,sama seperti
unsur golongan alkali namun tingkat kebasaanya lebih lemah.Terdapat 6 unsur dalam golongan
alkali tanah,yaitu:
Berelium
(Be)
Magnesium (Mg)
Calsium
(Ca)
Strontium
(Sr)
Barium
(Ba)
Radium
(Ra)
Kelimpahan unsur Be di alam adalah 0,0006 %, Mg 2,1 %, Ca 3,6 %, Sr 0,02 %, dan Ba
0,04% sedangkan Ra sekitar 10-10 karena bersifat radioaktif.

1.

Sifat Logam Alkali Tanah

Sifat logam alkali tanah sama dengan sifat logam alkali. Namun, logam alkali tanah
kurang reaktif jika dibandingkan dengan logam alkali yang seperiode. Hal ini disebabkan karena
jari jari atom logam alkali tanah lebih kecil daripada jari jari atom logam alkali sehingga energi
ionisasinya lebih besar. Atom-atom unsur golongan alkali tanah mudah melepaskan elektron.
Mudah melepaskan elektron artinya mudah mengalami oksidasi sehingga unsur ini bersifat
perekdusi kuat. Titik didih dan titik leleh logam alkali tanah lebih tinggi daripada suhu ruangan.
Oleh karena itu unsur-unsur logam alkali tanah berwujud padat pada suhu ruangan.

Tabel beberapa sifat logam alkali tanah

Sifat

Berilium Magnesium Kalsium

Strontium

Barium

Nomor atom
Konfigurasi
elektron
Jari jari atom
Jari jari ion M2+
Titik leleh
Titik didih
Masssa jenis
Energi ionisasi
pertama
Energi ionisasi
kedua
Energi ionisasi
ketiga
Keelektronegatifan
Warna nyala

4
[He] 2s2

12
[Ne] 3s2

20
[Ar] 4s2

38
[Kr] 5s2

56
[Xe] 6s2

1,25
0,31
1.277
2.484
1,86
899

1,45
0,65
650
1.105
1,74
738

1,74
0,99
850
1.487
1,55
590

1,92
1,13
769
1.381
2,60
550

1,98
1,35
725
1.849
3,59
503

1.757

1.451

1.145

1.064

965

14.848

7.733

4.912

4.138

3.619

1,5
-

1,2
Putih terang

1,0
Merah tua

0,9
Hijau

Potensial reduksi
standar (volt)
M2+ +

-1,85

-2,38

1,0
Merah
jingga
-2,87

-2,91,89

-2

2e-

2. Reaksi Logam Alkali Tanah


Alkali tanah termasuk logam yang mudah bereaksi dengan unsur nonlogam. Logam alkali
tanah bersifat pereduksi kuat. Semakin kebawah sifat pereduksi ini semakin kuat. Hal ini
ditunjukkan oleh kemampuan bereaksi dengan air yang semakin meningkat dari berilium ke
barium. Beberapa reaksi logam alkali tanah yang menggambarkan kecenderungan sifatnya
adalah
Reaksi dengan air
Berilium tidak bereaksi dengan air. Magnesium bereaksi lambat dengan air dingin dan bereaksi
cepat dengan uap air panas.
Mg (s) + H2O ------->

MgO (s) + H2 (g)

Kalsium bereaksi dengan air membentuk basa dan gas hidrogen. Strontium dan barium lebih
reaktif daripada kalsium.
Ca (s) + 2H2O (l) -------> Ca(OH)2(aq) + H2 (g)

Reaksi dengan Oksigen dan Nitrogen


Selain Berilium dan Magnesium, logam alkali tanah membentuk oksida, hidroksida atau
karbonat diudara. Berilium dan magnesium sebenarnya juga bereaksi dengan oksigen diudara.
Akan tetapi,oksida yang terbentuk berupa lapisan yang melekat kuat pada permukaan logam
sehingga dapat mencegah reaksi lebih lanjut. Jika dipanaskan, logam alkali tanah terbakar
diudara membentuk oksida dan nitrida. Logam alkali tanah yang terletak dibawah Mg bersifat
mudah membentuk oksida, bahkan jika jumlah oksigen berlebih, akan membentuk peroksida.
2 M (s) + O2 (g)
-------> 2 MO (s)
3 M (s) + N2 (g)
-------> M3N2 (s)
Reaksi dengan Halogen
Semua logam alkali tanah bereaksi dengan halogen membentuk garam halida.
M (s) + X2 (g) -------> MX2 (s)
Reaksi dengan asam dan basa
Semua logam alkali tanah bereaksi dengan asam kuat misalnya HCl membentuk garam dan gas
hidrogen.
M (s) + 2 HCl (aq) ------->MCl2 (s) + H2 (g)
Khusus Berilium bereaksi dengan basa misalnya NaOH membentuk Be(OH)42- dan gas H2

3. Warna Nyala Logam Alkali Tanah


Alkali tanah memiliki warna nyala yang khas. Magnesium biasanya tersedia dalam
bentuk pita. Pita itu akan menyala terang jika dibakar diudara. Reaksi yang terjadi pada
pembakaran pita magnesium sesuai persamaan reaksi
2 Mg (s) + O2 (g) -------> 2 MgO (s)
Ternyata massa magnesium setelah dibakar lebih besar daripada sebelum dibakar. Hal itu
disebabkan magnesium mengikat oksigen setelah dibakar. Meskipun litium, rubidium, dan
strontium memiliki warna nyala yang sama (merah) tetapi ketiganya mempunyai panjang
gelombang yang berbeda. Itulah sebabnya unsur-unsur golongan alkali tanah sering digunakan.

Warna Nyala Logam Alkali Tanah


Alkali
Berilium
Magnesium
Kalsium
Strontium
Barium

Warna nyala
Tak berwarna
Putih terang
Jingga merah
Merah
hijau

Elektron unsur logam alkali dan alkali tanah dapat tereksitasi dengan pemanasan atau
pembakaran senyawanya pada nyala api. Sebaiknya, senyawa yang digunakan adalah garam
klorida. Dengan pertimbangan, garam klorida mudah menguap.

4. Kelarutan dan Pengendapan Senyawa Logam Alkali Tanah


a. Kelarutan
Salah satu yang membedakan antara senyawa alkali dan alkali tanah adalah kelarutannya.
Pada umumnya, senyawa alkali mudah larut dalam air, sedangkan senyawa alkali tanah sukar
larut dalam air. Jika kelarutan suatu zat semakin besar, berarti semakin banyak zat tersebut yang
larut dan kemungkinan terionisasi juga semakin besar. Semakin banyak ion OH - yang dihasilkan,
berarti sifat basa semakin kuat. Di dalam air, senyawa basa Mg(OH) 2 bersifat sukar larut,
Ca(OH)2 sedikit larut, Sr(OH)2 dan Ba(OH)2 mudah larut. Sifat kelarutan garam sulfat dari logam
alkali tanah berkebalikan dengan sifat kelarutan basanya. Di dalam air, garam sulfat MgSO 4
bersifat mudah larut, CaSO4 sedikit larut, sedangkan SrSO4 dan BaSO4 sukar larut. Garam-garam
lainnya dari logam alkali tanah memiliki kelatrutan dalam air yang bervariasi. Garam MgCO 3
sedikit larut sedangkan CaCO3, SrCO3, dan BaCO3 sukar larut. Di dalam air, garam kromat
MgCrO4 bersifat mudah larut. CaCrO4 dan SrCO4 sedikit larut. Sedangkan BaCrO4 sukar larut. Di
dalam air garam oksalat MgC2O4 sedikit larut. Sedangkan CaC2O4, SrC2O4, dan BaC2O4 sukar
larut.
b. Pengendapan
Pengendapan suatu garam yang sukar larut dalam air dapat digunakan untuk analisis
kualitatif, yaitu mengidentifikasi suatu kation logam alkali tanah.
Ion Logam
Alkali
Tanah
Mg2+
Ca2+
Sr2+

Na2SO4
1M
Tidak ada
endapan
Endapan
putih, tipis
Endapan
putih

K2CrO4
1M
Tidak ada
endapan
Tidak ada
endapan
Endapan
kuning
pucat, tipis

Pereaksi
NaOH
1M
Endapan
putih, tebal
Endapan
putih, tipis
Tidak ada
endapan

Na2CO3
1M
Endapan
putih
Endapan
putih
Endapan
putih, tebal

Na2C2O4
1M
Tidak
ada
endapan
Endapan
putih, tipis
Endapan putih

Ba2+

Endapan
Endapan
putih, tebal kuning

Tidak ada Endapan


Endapan
endapan
putih, tebal putih, tebal

Harga Tetapan Hasil Kali Kelarutan (Ksp) Senyawa Alkali Tanah


OHSO42CrO42Be2+ 1,6 x 10-22
Besar
Besar
2+
-12
-5
Mg
8,9 x 10
8,6 x 10
Besar
2+
-6
-5
Ca
1,3 x 10
2,4 x 10
7,1 x 10-4
Sr2+
3,2 x 10-4
7,6 x 10-7
3,6 x 10-5
Ba2+ 5,0 x 10-3
1,5 x 10-9
8,5 x 10-11
Perbedaan kelarutan senyawa alkali tanah dapat
adanya ion alkali tanah.

CO32-

C2O42-

-8
7,9 x 10
8,6 x 10-5
4,7 x 10-9
1,3 x 10-9
7,0 x 10-10
5,6 x 10-8
1,6 x 10-9
1,5 x 10-8
digunakan untuk mengidentifikasi

5. Kegunaan Logam Alkali Tanah


Sebagaimana logam alkali tanah bersifat reaktif sehingga tidak ditemukan dalam keadaan
bebas di alam.
Magnesium
1. Magnesia (MgO) digunakan sebagai batu tahan api dan isolator untuk pipa-pipa uap.
2. Susu magnesia [Mg(OH)2] untuk obat asam lambung dan bahan untuk membuat pasta gigi.
3. Garam inggris (MgSO4.7H2O) digunakan sebagai urus-urus (pencahar).
4. Magnesium untuk membuat campuran logam yang ringan contohnya digunakan pada alat-alat
rumah tangga.
5. Senyawa Magnesium sulfat digunakan untuk pupuk, obat-obatan dan lampu Blitz.
6. Unsur magnesium berperan dalam penyususnan klorofil pada tumbuhan.
Kalsium
1. Kalsium karbonat (CaCO3) digunakan dalam industri besi dan baja, industri gelas, dan
pembuatan semen, bahan obat (antasid) dan pengisi dan pelapis kertas
2. Kalsium klorida (CaCl2) sebagai zat pengering dan pelebur es di jalan raya
3. Kalsium sulfat (CaSO4.2H2O), dikenal sebagi gips dan digunakan untuk pembalut tulang yang
patah dan membuat pupuk amonium fosfat.
4. Kalsium juga banyak terdapat pada susu dan ikan teri yang berfungsi sebagai pembentuk tulang
dan gigi.
5. Digunakan dalam elektrode dalam aki yaitu sedikit kalsium dengan timbal yang digunakan
sebagai elektrode.
Barium
1. Barium Hidroksida (Ba(OH)2) untuk menguji adanya gas CO2
2. Barium sulfat (BaSO4) untuk bahan cat warna putih, bahan pengisi karet sehingga lebih kuat dan
bahan pengisi kertas agar tinta tidak merembes.

Sebagai pewarna pada plastik karena memiliki kerapatan yang tinggi


3. Ba(NO3)2 digunakan untuk memberikan warna hijau pada kembang api.
Berilium
1. Logam berilium dipakai pada tabung sinar X, komponen reaktor atom, dan pembuatan salah satu
komponen televisi
2. Paduan Be dan Cu menghasilkan logam sekeras baja, maka digunakan untuk per/pegas dan
sambungan listrik
3. Berilium digunakan untuk memadukan logam agar lebih kuat bermassa lebih ringan. Biasanya
digunakan pada kemudi pesawat Jet.
Strontium
1. Stronsium sebagai senyawa karbonat biasa digunakan dalam pembuatan kaca televisi berwarna
dan komputer.
2. Stronsium dalam senyawa Sr(NO3)2 memberikan warna merah apabila digunakan untuk bahan
kembang api.
Radium
Merupakan golongan IIA yang jumlahnya paling sedikit sebab bersifat radioaktif sehingga
mudah berubah menjadi unsur lain. Radium terdapat sebagai campuran dalam bijih uranium.

7. Air sadah
Air sadah merupakan air yang mengandung ion Ca 2+ dan Mg2+. Air sadah menyebabkan
sabun sukar berbusa karena diendapkan oleh ion Ca2+ dan Mg2+. Air sadah berfungsi
mengendapkan sabun sehingga sabun kurang berbusa.
Ca2+ (aq) + 2 CH3 (CH2)6COO-(aq)
Ion stearat dari sabun

------->

Ca(CH3(CH2)6COO)2 (s)
endapan sabun

Selain menyebabkan sabun sukar berbusa, air sadah juga menimbulkan kerak. Hal ini
merupakan pemborosan energi. Selain itu, adanya kerak pada pipa uap juga dapat menyebabkan
penyumbatan sehingga dikhawatirkan pipa tersebut akan meledak. Air sadah bukan merupakan
air yang tercemar oleh bahan berbahaya,namun dapat menimbulkan masalah.Air sadah tidak
boleh ada sama sekali pada industri pencucian tekstil atau kertas, Jika terjadi pengendapan
dengan sabun, pewarna kain atau kertas menjadi tidak merata.
Kesadahan air dibedakan atas kesadahan sementara dan kesadahan tetap.
A.Kesadahan sementara
Disebabkan oleh garam hidrogen karbonat (bikarbonat) yaitu Ca(HCO3)2 dan
Mg(HCO3)2.Kesadahan sementara disebut juga air sadah bikarbonat. Kesadahan sementara dapat
dihilangkan dengan cara mendidihkan air.Endapan CaCO 3 ini dapat dipisahkan sehingga air

bebas dari ion Ca2+ terlarut. Dengan demikian air terbebas dari kesadahan atau dengan kata lain
tetap berupa air lunak.
B.Kesadahan tetap
Disebabkan oleh garam sulfat dan klorida, yairu CaSO4, CaCl2, MgSO4 dan MgCl2.
Kesadahan tetap disebut juga dengan air sadah nonbikarbonat. Pereaksi yang digunakan adalah
larutan karbonat, yaitu Na2CO3 atau K2CO3. Penambahan larutan karbonat bertujuan agar ion
Ca2+ bereaksi dengan CO32- sehingga membentuk endapan CaCO3.Kesadahan tetap tidak dapat
dihilangkan dengan pendidihan tetapi hanya dapat dihilangkan dengan proses soda kapur dan
proses zeolit. Menurut proses soda kapur, air sadah direaksikan dengan air kapur [Ca(OH) 2] dan
soda (Na2CO3). Penambahan air kapur bertujuan untuk menghilangkan kesadahan sementara dan
mengendapkan garam magnesium karena terbentuk Mg(OH) 2 yang sukar larut (KspMg(OH)2 =
1,5 x 10-11). Adapun penambahan soda bertujuan untuk mengendapkan garam kalsium karena
terbentuk kalsium karbonat yang mudah mengendap.
Ca(HCO3)2 (aq) + Ca(OH)2 (aq) ------->

2CaCO3 (s) + 2 H2O (l)

(penambahan air kapur menghilangkan kesadahan sementara)

MgSO4 (aq) + Ca(OH)2 (aq)

------->

Mg(OH)2 (s) + CaSO4 (aq)

(penambahan air kapur mengendapkan Mg)

CaSO4 (aq) + Na2CO3(aq) -------> CaCO3 (s) + Na2SO4 (aq)


(penambahan soda mengendapkan Ca)

Dalam industri, pelunakan air sadah dilakukan dengan cara yang lebih praktis dan
sederhana. Prosesnya dilakukan melalui penyaringan menggunakan resin pengikat ion dan zeolit.
1.Resin Pengikat Ion
Resin merupakan berupa butiran kristal, seperti pasir bening. Kation yang terdapat dalam
air akan diserap oleh resin sehingga air tersebut terbebas dari kation. Prinsip kerjanya berupa
pertukaran kation.
2.Zeolit
Zeolit yang memiliki rumus Na2(Al2SiO3O10). 2H2O atau K2(Al2SiO3O10). 2H2O memiliki
pori-pori yang dapat dilewati oleh air. Ketika suatu larutan yang mengandung ion Ca 2+, Mg2+,
Fe3+ dilewatkan melalui zeolit, ion ion ini akan menggantikan ion Na +. Hal ini disebabkan ion
Na+ berikatan lebih lemah dengan matriks zeolit dibandingkan ion Ca2+, Mg2+, Fe3+.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Logam alkali tanah terdiri dari 6 unsur yang terdapat di golongan IIA. Yang termasuk ke dalam
golongan II A yaitu : Berilium (Be), Magnesium (Mg), Calcium (Ca), Stronsium (Sr), Barium
(Ba), dan Radium (Ra). Di sebut logam karena memiliki sifat sifat seperti logam. Disebut alkali
karena mempunyai sifat alkalin atau basa jika direaksikan dengan air. Dan istilah tanah karena
oksidasinya sukar larut dalam air, dan banyak ditemukan dalam bebatuan di kerk bumi. Oleh
sebab itu, istilah alkali tanah biasa digunakan untuk menggambarkan kelompok unsur
golongan II A.
B.

Asal Mula Unsur-unsur Golongan IIA

Adapun sejarah ditemukannya unsur Berilium (Be), Magnesium (Mg), Calcium (Ca), Stronsium
(Sr), Barium (Ba), dan Radium (Ra) adalah sebagai ber
1.

Berilium
Nama berilium itu sendiri berasal dari nama mineralnya, yaitu beril. Pada saat itu, Wohler tidak
dapat melelehkan berilium, tetapi ia berhasil menggabungkan bubuk kehitaman itu menjadi
kepingan berilium dengan sangat memuaskan.Ditemukan sebagai oksida oleh Vauquelin dalam
beryl dan zamrud di tahun 1798. Logam ini diisolasi pada tahun 1828 oleh Wohler dan Bussy
(mereka tidak berkolaborasi) dengan reaksi kimia kalium atas berilium klorida. Berilium pernah
dinamakan glucinium (dari

Yunai glykys, manis), karena rasa manis garamnya. Logam ini berwarna seperti baja, keabuabuan.
2. Magnesium
Pada tahun 1618, ditemukan bahwa air yang berasal dari suatu danau di Epsom, Inggris memiliki
kekuatan menyembuhkan. Tidak lama setelah penemuan tersebut, Epsom langsung menjadi
tempat spa yang dikunjungi oleh pengunjung yang berasal dari seluruh Eropa yang datang untuk
penyembuhan. Setelah diketahui bahwa zat yang menyembuhkan itu adalah magnesium sulfat
hidrat (MgSO4.7H2O), maka hidrat tersebut dikenal sebaai garam Epsom. Pada tahun 1808,
setelah penemuan kalsium, barium, dan strontium, Davy mengisolasis sampel logam magnesium.
Menurut Davy, nama magnesium dan mangan sangat mirip (dalam bahasa Inggris,
mangan=manganese) sehingga memungkinkan kekeliruan. Karena itu, ia mengusulkan bahwa
nama magnesium diganti dengan magnium. Black telah mengenal magnesium sebagai elemen di
tahun 1755. Davy berhasil mengisolasikannya di tahun 1808 dan Busy mempersiapkannya dalam
bentuk yang koheren di tahun 1831.
3. Kalsium
Walau kapur telah digunakan oleh orang-orang Romawi di abad kesatu, logam kalsium belum
ditemukan sampai tahun 1808. Setelah mempelajari Berzelius dan Pontin berhasil
mempersiapkan campuran air raksa dengan kalsium (amalgam) dengan cara mengelektrolisis
kapur di dalam air raksa, Davy berhasil mengisolasi unsur ini walau bukan logam kalsium murni.
4. Stronsium
Elemen ini berhasil diisolasi oleh Davey dengan cara elektrolisis di tahun 1808, tetapi Adair
Crawford di tahun 1790 menemukan mineral baru (strontianite) yang berbeda dengan mineralmineral barium lainnya.
5. Barium
Baryta telah dibedakan dari kapur oleh Scheel di tahun 1774. Unsur ini ditemukan oleh Sir
Humphrey Davy di tahun 1808.
Barium ditemukan hanya terkombinasi dengan unsur lainnya, terutama dengan sulfat dan
karbonat dan dipersiapkan secara elektrolisis dengan klorida. Sumber utamanya dari barit
(BaSO4) dan witerit (BaCO3).
6. Radium

Radium ditemukan pada tahun 1898 oleh Marie Curie dalam pitchblende atau uraninite di
Bohemia Utara. Ada sekitar 1 gram radium dalam 7 ton pitchblende. Unsur ini diisolasi oleh
Marie Curie dan Debierne di tahun 1911, dengan cara elektrolisis solusi radium klorida murni,
yang menggunakan katoda air raksa. Cara lainnya adalah dengan destilasi radium klorida murni
di atmosfir hidrogen.
C. Kegunaan Unsur-unsur Golongan IIA
Adapun kegunaan-kegunaan dari unsur-unsur golongan IIA adalah sebagai berikut :
1. Berilium
Berilium digunakan untuk memadukan logam agar lebih kuat, akan tetapi bermasa lebih ringan.

Biasanya paduan ini digunakan pada kemudi pesawat jet.


Berilium digunakan pada kaca dari sinar X.
Berilium digunakan untuk mengontrol reaksi fisi pada reaktor nuklir
Campuran berilium dan tembaga banyak dipakai pada alat listrik, maka Berilium sangat penting

2.

sebagai komponen televisi.


Magnesium
Dalam bentuk pita, menjadi sediaan Grignard. Berguna untuk sintesis organik.
Agen aditif dalam bahan bakar konvensional dan produksi grafit nodular dalam pengecoran besi.
Agen reduktor dalam produksi uranium dan logam dari garamnya.
Sebagai anode pada sel galvani untuk member perlindungan pada pipa bawah tanah dan

pemanas air.
Bercampur dengan seng untuk menghasilkan lembar seng dalam industry percetakan, pembuatan

baterai kering, dan atap rumah.


Campuran magnesium-aluminium untuk pembuatan kaleng.
3. Kalsium
Sebagai reduktor dalam ekstraksi logam, seperti uranium, zirkonium, dan torium.
Sebagai deoksidator, desulfurator dan dekarobnator pada berbagai macam campuran besi dan

campuran non-besi.
Sebagai campuran aluminium, berilium, tembaga, tembaga, dan magnesium
Pembuatan semen dalam konstruksi.
Pembuatan kecju, diaman ion kalsium mempengaruhi aktivitas rennin dalam proses koagulasi

susu.
4. Stronsium
Sebagai katode pada televisi, mencegah emisi sinar X dengan cara menyerapnya.
89Sr adalah bahan aktif pada Metastron sebagai obat kanker tulang, bertindak seperti kalsium,

meningkatkan proses osteogenesis.


Stronsium karbonat dan garam stronsium lainnya digunakan untuk menghasilkan warna merah

pada kembang api.


Stronsium klorida digunakan sebagai bahan pasta gigi untuk gigi sensitif.
5. Barium

BaSO4 digunakan untuk memeriksa saluran pencernaan karena mampu menyerap sinar X

meskipun beracun.
BaSO4 digunakan sebagai pewarna pada plastik karena memiliki kerapatan yang tinggi dan

warna terang.
Ba(NO3)2 digunakan untuk memberikan warna hijau pada kembang api.
6. Radium
Radium digunakan untuk menghasilkan gas radon, dimana gas radon digunakan untuk
pengobatan kanker.
Radium juga pernah dipakai sebagai panel nuklir, jam, dan pembuatan lukisan bercahaya.
Namun kini penggunaanya sudah jarang ditemukan, karena radium memiliki bahaya radioaktif.
D. Sifat-sifat Golongan IIA
1. Sifat fisik golongan IIA
Unsur-unsur golongan IIA merupakan unsur golongan alkali tanah yang memiliki warna
mengkilap dan warna nyala yang spesifik. Berikut adalah warna logam dan warna nyala logam
alkali tanah :

Logam Be

Logam Ca

logam Mg

Logam Sr

Logam Ba

2. Kecenderungan Sifat Fisik Unsur Unsur Golongan Iia


a. Jari jari atom dan jari-jari ion

Seperti terlihat di atas, semakin ke bawah jari-jari atom meningkat. Perhatikan bahwa berilium
memiliki bentuk atom terkecil dibanding atom lain di golongan ini.
b. Energi ionisasi
Energi ionisasi pertama adalah energi yang diperlukan untuk memindahkan elektron yang paling
lemah ikatannya, dari 1 mol atom menjadi ion bermuatan. Dengan kata lain, yang diperlukan
untuk 1 mol proses ini:

Semakin ke bawah dalam golongan, peningkatan muatan inti atom diimbangi oleh peningkatan
jumlah elektron dalam. Jadi, seperti telah dijelaskan sebelumnya, atom terluar tetap mendapat
gaya tarik total 2+ dari inti atom.Tetapi, semakin ke bawah jarak antara inti atom dengan
elektron terluar meningkat, sehingga elektron semakin mudah dipindahkan, energi ionisasi yang
diperlukan menurun.
c.

Kelektronegatifan

Kecendrungan keelektronegatifan unsur unsur golongan IIA semakin ke bawah semakin kecil
keelektronegatifannya.
d. Titik didih
Untuk titik leleh magnesium yang rendah, anda mungkin menemukan penjelasan adalah karena
atom magnesium tersusun berbentuk kristal. Dan memang titik didih magnesium juga rendah.
Tetapi pemikiran tentang susunan ini akan tidak relevan untuk unsur bentuk cairan. Untuk
magnesium, pasti ada hal lain yang mempengaruhi lemahnya ikatan logam magnesium.

Untuk titik didih, tidak ada pola yang jelas dalam golongan II ini. Jadi, tidak ada pola yang jelas
pula untuk kekuatan ikatan logam.
3. Sifat-sifat kimia golongan IIA
a.

Logaam alkali tanah mudah membentuk ion positif, karena logam alkali tanah memiliki 2
elektron valensi.

b. keelektronegatifan logam alkali tanah besar.


c.

logam alkali tanah merupakan reduktor (peredukuksi) kuat.

E. Kelimpahan Unsur-unsur Golongan II di Alam


Logam alkali tanah memilii sifat yang reaktif sehingga di alam hanya ditemukan dalam bentuk
senyawanya. Berikut keberadaan senyawa yang mengandung logam alkali :
a.

Berilium
Berilium tidak begitu banyak terdapat di kerak bumi, bahkan hampir bisa dikatakan tidak ada.
Sedangkan di alam berilium dapat bersenyawa menjadi Mineral beril [Be 3Al2(SiO 6)3], dan
Krisoberil [Al2BeO4].

b. Magnesium
Magnesium berperingkat nomor 7 terbanyak yang terdapat di kerak bumi, dengan 1,9%
keberadaannya. Di alam magnesium bisa bersenyawa menjadi Magnesium Klorida [MgCl 2],
Senyawa Karbonat [MgCO3], Dolomit [MgCa(CO3)2], dan Senyawa Epsomit [MgSO4.7H2O]
c.

Kalsium
Kalsium adalah logam alkali yang paling banyak terdapat di kerak bumi. Bahkan kalsium
menjadi nomor 5 terbanyak yang terdapat di kerak bumi, dengan 3,4% keberadaanya. Di alam
kalsium dapat membentuk senyawa karbonat [CaCO 3], Senyawa Fospat [CaPO4], Senyawa
Sulfat [CaSO4], Senyawa Fourida [CaF]

d. Stronsium
Stronsium berada di kerak bumi dengan jumlah 0,03%. Di alam strontium dapat membuntuk
senyawa Mineral Selesit [SrSO4], dan Strontianit.
e.

Barium
Barium berada di kerak bumi sebanyak 0,04%. Di alam barium dapat membentuk senyawa :
Mineral Baritin [BaSO4], dan Mineral Witerit [BaCO3]

f.

Radium
Radium dihasilkan dari peluruhan yang lebih berat. Waktu paruh Radium yang singkat
menyebabkan unsur ini sangat jarang ditemukan. Keberadaannya di alam pun sangat sedikit,
dalam 7 ton batuan uranium hanya terdapat satu gram Radium. Kelimpahan radium dalam kerak
bumi adalah 1x10 -7 ppm, sedangkan kelimpaannya dalam laut 2x10 -11 ppm.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
1. Logam alkali tanah terdiri dari 6 unsur yang terdapat di golongan IIA. Yang termasuk ke
dalam golongan II A yaitu : Berilium (Be), Magnesium (Mg), Calcium (Ca), Stronsium (Sr),
Barium (Ba), dan Radium (Ra). Di sebut logam karena memiliki sifat sifat seperti logam.
2. Unsur-unsur golongan IIA memiliki sifat yang sangat reaktif, sehingga di alam tidak
ditemukan dalam keadaan bebas.
3. Unsur-unsur pada golongna II A ini ditemukan oleh beberapa ilmuan seperti Federick Wohler
yang menemukan unsur Be (berilium) di jerman, lalu Sir Humphrey Davy menemukan 4
unsur pada golongan II A yaitu Mg (Magnesium, Ca (Kalsium), Sr (Stronsium), dan Ba
(Barium), sedangan penemu Ra (Radium) adalah Marie Curie.

1. B.

Sifat-sifat Logam Radium

Radium (Ra) adalah salah satu unsur logam alkali tanah yang berasal dari kerak bumi.
Radium berwarna hampir putih bersih, namun akan teroksidasi jika terkena udara dan
berubah menjadi hitam. Radium mempunyai tingkat radioaktivitas yang tinggi. Isotopnya
yang paling stabil, Ra-226, mempunyai waktu paruh selama 1602 tahun dan kemudian
berubah menjadi gas radon (http://id.wikipedia.org).
Radium memiliki empat isotop di antaranya ada yang bersifat radioaktif, yaitu isotop 226Ra,
228
Ra, 234Ra, dan 223Ra. Yang dimaksud radium secara umum adalah radionuklida dengan
nomor massa 226 dan nomor atom 88 yang dinyatakan 88Ra226 atau biasanya ditulis 226Ra.
Radionuklida tersebut merupakan anak luruh thorium-230 (230Th) dari deret uranium-238
(238U).
Radium merupakan luminescent (memberikan warna biru samar), bereaksi hebat dengan air
dan minyak untuk membentuk radium hidroksida dan sedikit lebih tidak stabil daripada
barium. Fase normal radium adalah padat.
Dalam bentuk senyawa kimia, radium dapat membentuk garam asam kuat, seperti RaCl2,
BaBr2, dan Ra(NO3)2 . Garam sulfat, karbonat, dan fosfat radium adalah lebih sedikit dapat
larut dibanding dengan nitrat dan khlor. Orde daya larut relatif bervariasi dengan anion.
Untuk sulfat, daya larutnya menurun dalam orde Ca2+< Sr2+< Pb2+< Ra2+ (Sutarman, 2003).
Gambar radium dalam bentuk padat (serbuk)
Gambar radium di ruang gelap
1. C.

Keberadaan Logam Radium di Alam

Logam ini ditemukan dalam jumlah kecil dalam bijih uranium dan thorium dalam batu
pitchblende. Diperkirakan bahwa setiap kilometer persegi permukaan bumi (hingga
kedalaman 40 cm) berisi 1 gram radium. Jumlah radium dalam bijih uranium bervariasi
antara 150 dan 350 mg/ton. Dan juga terkandung dalam bijih Zaire
(http://translate.google.co.id).
Radium dapat ditemukan dalam berbagai matriks lingkungan, seperti batu-batuan, tanah, air
(air tanah, air laut, air mineral, dan air dari sumber air panas), tanaman (tanaman darat dan
tanaman air), hewan (hewan darat dan hewan air), udara, dan manusia.
Masuknya radium dari dalam tanah ke air, dapat secara alami, yaitu dengan migrasi seperti
yang telah dijelaskan di atas, di samping itu juga dapat berasal dari atmosfer akibat dari
kegiatan manusia yang memanfaatkan sumber-sumber alam dari dalam tanah, misalnya
kegiatan penambangan, terutama tambang fosfat termasuk limbah pabrik pembuatan pupuk
fosfat, PLTU batubara (coal fly ash), bahan-bahan bangunan (gipsum, semen, dan pasir).
Akibat lepasan 226Ra ke lingkungan karena kegiatan manusia, menurut Dickson diperkirakan
bahwa sekitar 2,4 1014 Bq/tahun masuk ke dalam lapisan atmosfer. Kadar 226Ra dalam
lapisan troposfer berkurang dengan ketinggian dan kadarnya sangat rendah di lapisan
atmosfer atas. Distribusi vertikal dalam lapisan untuk lapisan stratosfer rendah sama dengan
kadar 238U, 210 Pb, dan Pb (stabil), yang semua bersumber pada permukaan bumi. Kejadian
alami dan kegiatan manusia memberi kontribusi cemaran radium di lapisan atmosfer, yang
akhirnya 226Ra dapat jatuh ke bumi bersama-sama dengan air hujan. Kontribusi 226Ra di

lingkungan yang berasal dari atmosfer relatif kecil, sedangkan kontribusi paling besar berasal
dari air buangan akibat kegiatan penambangan, terutama penambangan batubara sampai
mencapai kadar ratusan Bq/kg. Pernah dilaporkan di Rusia (1983), hasil penggalian batubara
2,8 103 ton dapat menghasilkan lepasan 226Ra total tahunan ke lingkungan (sungai)
mendekati 6 1012 Bq. Sehingga kemungkinan terjadinya pencemaran lingkungan oleh 226Ra
baik yang berasal dari kegiatan manusia maupun secara alami perlu dikendalikan secara
sungguh-sungguh. Jejak radionuklida 226Ra dari bermacam-macam sumber pencemar melalui
berbagai media dan masuk ke dalam tubuh manusia.
Radium dalam Berbagai Komponen Lingkungan :
1. Batu-batuan
Pergerakan dan pengendapan radium dalam batu-batuan di dalam batu-batuan yang berbeda
akan berbeda pula, peristwa ini sebagai bagian dari siklus radium global secara alami di
lingkungan. Bagaimanapun telah diketahui dan disadari bahwa kerak bumi itu sendiri terdiri
atas berbagai batu-batuan yang memiliki kelompok batuan beku gunung berapi (ignous),
batuan sedimen (sedimentary) dan metamorpik. Menurut Rosler, H.J., 95% berupa batuan
magnetit, 4% slate/shale, 0,68% batu pasir dan 0,32% batuan karbonat. Cakupan kadar
uranium adalah bergantung pada jenis batu-batuan di dalam kelompok batuan utama, yaitu
metamorpik dan sedimen. Diperkirakan kadar 238U rata-rata dalam kerak bumi 32,9 Bq/kg
dengan menganggap terjadi keseimbangan radioaktif dengan anak luruhnya. Sebagai
contoh, batuan beku gunung berapi tanah kerikil kadar uraniumnya lebih tinggi jika
dibandingkan, dengan batuan beku gunung berapi.
Kadar 226Ra dalam batu-batuan bervariasi bergantung pada jenis batu batuan. Jenis batubatuan dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu batuan magnetit, magnetik, dan sedimen.
Kadar 226Ra dalam ketiga jenis batuan tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 menunjukkan bahwa kadar 226Ra dalam kelompok jenis batuan sedimen umumnya
relatif tinggi. Kadar 226Ra yang tertinggi ditemukan di dalam jenis batuan serpih, yaitu
2.220 Bq/kg.
1. Tanah
Proses perubahan ion biasanya memegang peranan penting terhadap migrasi radium di
dalam tanah. Kapasitas perubahan ion mempunyai karakteristik yang berbeda pada
jenis tanah yang berbeda dan juga akan mempengaruhi distribusi radium di dalam tanah.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa data kadar 226Ra dalam berbagai jenis tanah yang
mempunyai radiasi latar normal bervariasi berkisar dari 3,7 sampai 125,8 Bq/kg dan
kadar tertinggi ditemukan dalam jenis tanah light brown desert, yaitu berkisar dari 70,3
sampai 125,8 Bq/kg, sedangkan yang terendah 3,7 Bq/kg ditemukan dalam tanah kapur
(lime). Kadar 226Ra dalam berbagai jenis tanah diperlihatkan pada Tabel 2
Walaupun tidak secara ekstensif dilaporkan, seperti kadar radium dalam air, beberapa
pengukuran kadar radium dalam tanah dari bagian dunia telah dilaporkan oleh
beberapa negara, seperti Cekoslovakia, Jerman, Irlandia, Inggris, Rusia, Polandia,
Amerika Serikat. Yugoslavia, Jepang, India, dan Indonesia dapat disajikan pada Tabel 3.

Beberapa daerah di bagian dunia ini ada yang memiliki radiasi latar yang tinggi, karena
kandungan radionuklida primordial dalam tanah lebih tinggi dibandingkan dengan kadar
radionuklida primordial di daerah yang normal. Daerah-daerah tersebut, antara lain India
(Karala), Araxa dan Tapira (Brasilia), Ramzar (Iran), dan Niue (Selandia Baru). Kadar
226
Ra dalam tanah dari 6 lokasi tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan lokasi-lokasi yang
normal (Tabel 4). Kadar 226Ra dalam tanah yang tertinggi ditemukan di Araxa sampai
mencapai 42.400 Bq/kg, kira-kira 40 kali lebih besar dibandingkan dengan kadar
tertinggi untuk daerah normal. Maslov dan kawan-kawan telah melaporkan hasil
penelitian kadar 226Ra dalam tanah di daerah taiga dan tundra di Rusia, yaitu 259 71.000
Bq/kg [8]. Data tersebut merupakan data kadar 226Ra dalam tanah yang tertinggi di dunia,
hampir dua kali lebih tinggi dibandingkan dengan kadar 226Ra dalam tanah tertinggi yang
ditemukan di Brasilia.
1. Air Daratan
Secara alamiah distribusi radium dalam air daratan, meliputi air permukaan dan air tanah.
Air permukaan mempunyai peranan penting dalam siklus biokimia maupun unsur-unsur
toksik dalam ekosistem akuatik. Kemungkinan terjadinya distribusi lingkungan sangat besar,
karena radium mudahlarut dalam air. Air permukaan yang dimaksud dapat berasal dari sungai
dan danau. Kadar 226Ra dalam air permukaan yang berasal dari sungai dan danau di beberapa
negara diperlihatkan pada Tabel 5.
Umumnya kadar 226Ra dalam air permukaan lebih rendah dibandingkan dengan air tanah
(dalam orde mBq/l), karena kandungan uraniumnya relatif rendah. Kecuali beberapa air
permukaan yang berasal dari sungai di sekitar penambangan uranium, misalnya kadar
226
Ra dalam air permukaan yang berasal dari sungai di sekitar penambangan uranium Pocos
de Caldas (Brasilia), yaitu berkisar dari 7,4 sampai 222 mBq/l, sedangkan kadar 226Ra dalam
air permukaan di daerah lain (bukan daerah tambang) masih di bawah 37mBq/l, tetapi di
daerah eksplorasi penambangan uranium, kadar 226Ra dalam air permukaan dapat mencapai
1.100 mBq/l.
Hal yang sama juga ditemukan kadar 226Ra dalam air permukaan yang berasal dari sungai
Aligator di kawasan penambangan uranium di Australia, yaitu 3,33-314 mBq/l.
1. Air Tanah
Yang dimaksud air tanah (groundwater) termasuk air yang berasal dari air sumur dalam (well
water), air mineral kemasan (bottled mineral water), air panas dari sumber air panas/panas
bumi (thermal spring atau geothermal), dan sumur bor (drilled well). Radium secara alamiah
ditemukan dalam air tanah karena hasil interaksi air tanah dengan radium yang terkandung di
dalam batu-batuan dan tanah yang terdapat di dalam kerak bumi. Secara tidak langsung
radium dihasilkan dari kegiatan manusia yang mengeluarkan air tanah dari dalam bumi,
karena berkaitan dengan pemanfaatan bahan mineral radioaktif, misalnya penambangan
uranium dan thorium.
Kegiatan manusia yang lain seperti penggalian bahan-bahan mineral untuk komersil, seperti
fosfat, emas, batubara, dan tembaga kemungkinan dapat menimbulkan lepasnya sejumlah
radionuklida alam, seperti 226Ra, 230Th, 210Pb, dan 210Po ke lingkungan bersama-sama dengan
air tanah. Di tempat-tempat rekreasi yang memanfaatkan air panas, misalnya untuk mandi

akan memberikan dampak radiasi cukup tinggi terhadap yang memanfaatkannya, karena
kadar radium dan radon dalam air panas (berasal dari sumber air panas alam) lebih tinggi
dibandingkan dengan air normal pada umumnya. Data kadar 226Ra dalam air tanah dunia
diperlihatkan pada Tabel 6.
1. Air Laut
Pengukuran kadar 226Ra dalam air laut mula-mula dilakukan oleh Evans dkk, dekat pantai
Kalifornia (1938) dan tahun 1958 pengukuran kadar 226Ra dalam air laut menjadi lebih sering
dilakukan orang, karena radium yang terkandung dalam air laut merupakan suatu unsur yang
dipakai untuk mengetahui proses geokimia marin. Kosczy (1958) orang yang pertama kali
melakukan penggunaan radium untuk perunut (tracer) dalam laut untuk menghitung
koefisien difusi vertical air laut, untuk memperkirakan waktu pembaruan (renewal time)
massa air di lautan Pasifik dan India. Kadar 226Ra dalam air laut di bagian dunia diperlihatkan
pada Tabel 7.
1. Organisme Akuatik
Organisme akuatik dibedakan menjadi biota air tawar dan biota laut. Kadar 226Ra dalam biota
air tawar umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan biota laut dan sangat bergantung pada
lokasi pengambilan sampel, misalnya jika sampel biota diambil dari daerah tambang. Kadar
226
Ra dalam algae yang diambil di sungai Animas (dekat lokasi penambangan uranium di
Colorado) dapat mencapai 2.200 Bq/kg basah dan di Jaduguda (India) dapat mencapai 8.930
Bq/kg basah. Kadar 226Ra dalam plankton yang ditemukan di Tessenderlo (Belgia) relatif
tinggi, yaitu 2.780 Bq/kg. Kadar 226Ra dalam molusca dan ikan umumnya relatif rendah,
misalnya kadar 226Ra dalam mulusca yang ditemukan di sungai Aligator (Australia) berkisar
dari 1,1 sampai 166 Bq/kg, dan kadar 226Ra dalam ikan air tawar berkisar dari 0,052 sampai
8,51 Bq/kg. Harga kadar 226Ra dalam mulusca tertinggi ditemukan di Australia (dekat
penambangan uaranium).
Kadar 226Ra dalam biota laut relatif rendah. Kadar 226Ra dalam plankton (phytoplankton dan
zooplankton) yang berasal dari lautan di bagian dunia berkisar dari 0,08 sampai 66,6 Bq/kg
basah, sedangkan kadar 226Ra dalam algae dan mullusca umumnya relatif rendah, yaitu 0,011
4,44 Bq/kg untuk algae dan 0,08 0,89 untuk mullusca. Kadar 226Ra dalam ikan umumnya
lebih tinggi dibandingkan kadar 226Ra dalam algae dan mullusca. Kadar 226Ra dalam ikan
berkisar dari 0,02 sampai 5,15 Bq/kg. Biasanya kadar 226Ra dalam tulang ikan lebih tinggi
dibandingkan dengan yang di bagian tubuh ikan lainnya, karena radium mempunyai sifat
seperti kalsium, yaitu mudah terakumulasi dalam tulang.
1. Tanaman Darat
Sebagaimana diketahui bahwa radium bersifat seperti kalsium dalam tanah, sehingga radium
merupakan unsur yang penting dalam sistem metabolik dalam tanaman oleh karena itu
radium akan selalu diserap dari tanah oleh tanaman. Kadar 226Ra dalam tanaman bergantung
pada besar-kecilnya radium yang terkandung dalam tanah. Kadar 226Ra dalam tanaman
bervariasi bergantung pada jenis tanaman, misalnya biji-bijian dan sayur-sayuran yang
berdaun, kadar radiumnya akan berbeda, seperti yang diperlihatkan pada Tabel 8.
1. Hewan Darat

Kadar 226Ra dalam organ tubuh hewan darat bergantung pada ekosistem dan seberapa banyak
radium yang terakumulasi di dalam organ kritik tersebut. Beberapa negara telah melaporkan
kadar 226Ra dalam berbagai organ tubuh hewan darat pada daerah latar normal, seperti
diperlihatkan pada Tabel 9.
Kadar 226Ra dalam tulang hewan darat umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan organ
yang lain, karena sifat radium yang mudah terakumulasi dalam tulang terutama tulang yang
masih dalam pertumbuhan.
1. Limbah Industri
Daur ulang yang berasal dari limbah industri banyak orang memanfaatkan, misalnya abu
terbang dipakai untuk campuran semen dan fosfo gipsum untuk bahan bangunan rumah.
Kadar 226Ra dalam limbah industri bervariasi bergantung pada bahan yang diproduksi.
Berikut ini diberikan beberapa sampel yang mengandung kadar 226Ra dalam limbah cukup
tinggi (Tabel 10).
1. Udara
Pengukuran kadar 226Ra dalam udara di lingkungan agak sulit, sehingga data yang
dipublikasikan kepada masyarakat tidak begitu banyak (Tabel 11).
1. D. Pemanfaatan Logam Radium
Radium pernah digunakan dalam kandungan cat kuku. Ketika kebiasaan orang-orang yang
menggunakan cat kuku umumnya adalah wanita yang terkadang menggigit jarinya berisiko
terkena penyakit anemia.
Setelah tahun 1960-an, cat radium pertama kali diganti dengan cat prometium, dan kemudian
oleh tritium botol yang terus digunakan hari ini. Meskipun radiasi beta dari tritium yang
secara potensial berbahaya jika ditelan, itu telah menggantikan radium dalam aplikasi ini.
Radium juga dimasukkan ke dalam beberapa makanan untuk mempertahankan rasa dan
sebagai pengawet, namun dampaknya banyak orang terkena radiasi. Radium pernah menjadi
aditif dalam produk seperti pasta gigi, krim rambut, dan bahkan makanan. Produk semacam
itu dilarang oleh pemerintah di beragai negara, setelah ditemukan dapat menimbulkan efek
kesehatan yang sangat serius karena dapat merugikan. (Lihat misalnya Radithor.) Di AS,
radium digunakan untuk mencegah masalah telinga tengah atau pembesaran tonsil pada anakanak dari akhir 1940-an hingga awal 1970-an.
Pada tahun 1909, yang terkenal percobaan Rutherford yaitu radium yang digunakan sebagai
sumber alpha untuk menyelidiki struktur atom emas. Percobaan ini menyebabkan model
Rutherford atom dan merevolusionerkan bidang fisika nuklir.
Radium (biasanya dalam bentuk radium klorida) digunakan dalam obat-obatan untuk
menghasilkan gas radon yang digunakan sebagai pengobatan kanker, misalnya beberapa
sumber radon ini digunakan di Kanada pada 1920-an dan 1930-an. Isotop 223 Ra saat ini
sedang diselidiki untuk digunakan dalam obat sebagai kanker pengobatan tulang metastasis.

Pemanfaatan radium untuk memenuhi kebutuhan hidup, mendorong orang melakukan


penambangan radium secara besar-besaran. Radium pernah dijadikan suatu bahan yang
komersil untuk diproduksi yang diawali oleh sebuah Lembaga Ilmu Pengetahuan Perancis
(1902) yang telah mengeluarkan dana untuk memproduksi radium dalam skala pabrik.
Penambangan radium telah dilakukan oleh pemerintah Austria di St. Joanchimsthal. Antara
1913 dan 1922, persediaan radium dunia telah dikuasai oleh produksi Amerika Serikat dan
negara penyalur radium di negara-negara Eropa. Berkaitan dengan hal tersebut distribusi
radium beserta anak luruhnya ke lingkungan perlu ditangani secara sungguh-sungguh.
Distribusi radium beserta anak luruhnya (radon, polonium, timbal, dan bismuth) dalam
bentuk partikel debu kemungkinan dapat memberikan resiko terhadap kesehatan manusia dan
lingkungan, terutama para pekerja tambang.
Radium digunakan dalam senyawa api warna merah tua merah (kaya merah atau warna
merah dengan warna ungu) dan memberikan karakteristik spektrum. Karena pendek yang
secara geologis setengah hidup dan intens radioaktivitas, radium merupakan senyawa cukup
langka, terjadi hampir secara eksklusif dalam bijih uranium.
F Fluorida radium (RaM2)
F Radium Klorida (RaCl2)
F Bromida radium (RaBr2)
F Iodida radium (RaI2)
F Radium oksida (RaO)
F Radium nitrida (Ra3N2)
Radium memiliki sifat pendar (luminescent), yang ada kaitannya dengan suatu zat pendar
padat, seperti seng sulfit, dapat digunakan pada angka-angka pada jam tangan sehingga dapat
bercahaya dalam gelap. Daya pengionannya telah dimanfaatkan untuk keelektrikan statik
eliminator dan klep elektronik. Radium bersama dengan berilium dapat dipakai sebagai
sumber neutron (Sutarman, 2003).
1. E.

Peranan Logam Radium bagi Tubuh

Hampir tidak ada manfaat bagi tubuh ketika logam ataupun radionuklerida Ra masuk ke
dalam tubuh. Melainkan hanya menyebabkan penyakit dan dampak negati bagi tubuh. Seperti
yang dipaparkan dalam Pengaruh Logam Radium bagi Tubuh.
1. F. Pengaruh Logam Radium bagi Tubuh
226

Ra bersifat radioaktif dengan waktu paroh 1622 tahun dan memancarkan radiasi alfa
dengan energi 4,79 MeV. Anak luruh dari 226Ra adalah gas radon (222Rn). keberadaann gas
radon di lingkungan mencapai jumlah sangat besar, sekitar 58 % dari total radon alamiah.
Gas radon tersebut dapat memberikan bahaya radiologik terhadap saluran pernafasan.
Adapun 226Ra sendiri bersifat seperti unsur kalsium (Ca) yang mudah terakumulasi di dalam
tulang (sutarman, 2003).

Tidak ada bukti bahwa secara alami terdapat hubungan ke tingkat radium memiliki efek yang
merugikan pada kesehatan manusia. Namun, hubungan ke tingkat yang lebih tinggi radium
dapat mengakibatkan efek kesehatan, seperti gigi fraktur, anemia dan katarak. Ketika
pemaparan berlangsung selama jangka waktu yang panjang radium bahkan menyebabkan
kanker dan eksposur pada akhirnya dapat menyebabkan kematian. Efek ini dapat berlangsung
bertahun-tahun untuk berkembang dan biasanya disebabkan oleh radiasi gamma radium, yang
mampu melakukan perjalanan cukup jauh melalui udara.
Manusia merupakan media terakhir dari jejak kritik radium di lingkungan. Misalnya radium
masuk ke dalam tubuh dapat melalui pernafasan maupun sistem pencernaan (makan dan
minum). Umumnya kadar 226Ra dalam tulang relatuf tinggi berkisar dari 0,059 sampai 1,2
Bq/kg kering, dengan rata-rata 0,31 Bq/kg. Adapun untuk organ lain, seperti paru-paru,
gonad, sumsum merah dan sumsum kuning, masing-masing sekitar 0,005 Bq/kg.
Kadar 226Ra dalam organ tubuh sangat bergantung dari usia, tempat tinggal, dan pola
makanan/minuman atau rantai makanan. Harga kadar 226Ra dalam tubuh manusia yang
tinggal di daerah latar tinggi umumnya lebih tinggi, jika dibandingkan dengan orang yang
bertempat tinggal di daerah latar normal. Sebagai contoh, kadar 226Ra dalam tubuh manusia
yang bertempat tinggi di Karala (India) mencapai 2,87 Bq/kg dan yang bertempat tinggal di
Araxa-Tapira (Brasilia) mencapai 8,59 Bq/kg.
1. G. Sumber Pencemaran dan Dampak Logam Radium
Radium merupakan salah satu logam yang memiliki sifat radioaktif sehingga sangat
berpotensi menjadi polutan radiaktif. Polutan raioaktif atau Limbah radioaktif adalah jenis
limbah yang mengandung atau terkontaminasi radionuklida pada konsentrasi atau aktivitas
yang melebihi batas yang diijinkan (Clearance level) yang ditetapkan oleh Badan Pengawas
Tenaga Nuklir. Definisi tersebut digunakan didalam peraturan perundang-undangan.
Pengertian limbah radioaktif yang lain mendefinisikan sebagai zat radioaktif yang sudah
tidak dapat digunakan lagi, dan/atau bahan serta peralatan yang terkena zat radioaktif atau
menjadi radioaktif dan sudah tidak dapat difungsikan/dimanfaatkan. Bahan atau peralatan
tersebut terkena atau menjadi radioaktif kemungkinan karena pengoperasian instalasi nuklir
atau instalasi yang memanfaatkan radiasi pengion. Distribusi radium ke lingkungan
diperkirakan akan memberi kontribusi cemaran zat radioaktif di lingkungan
Salah satu sumber pencemaran radioaktif tersbut adalah dari batu bara. Pada saat batubara
dibakar terjadilah pembelahan (cracking) molekul-molekul besar menjadi molekul-molekul
yang lebih kecil dan pada saat inilah unsur radioaktif yang terjebak di dalam batubara selama
berjuta-juta tahun akan ke luar bersama-sama dengan hasil emisi batubara lainnya. Unsur
radioaktif yang ke luar dari cracking batubara sangat banyak dan ini tergantung pada jenis
dan asal tempat penambangan batubara. Hasil penelitian terakhir menyebutkan bahwa unsur
radioaktif yang ke luar sebagai polutan pencemar udara lingkungan sekitar 36 macam unsur
radioaktif. Dari sekian banyak polutan radioaktif yang ke luar dari batubara yang paling
dominan adalah unsur radioaktif radium 226Ra.
Polutan radioaktif 226Ra termasuk ke dalam golongan logam berat yang apabila masuk ke
dalam tubuh manusia akan mengikuti lever route yang berdampak buruk terhadap kesehatan
manusia. Perlu kiranya diketahui bahwa dari segi paparan radiasi, radiasi Alpha yang ke luar
dari 226Ra merupakan bahaya radiasi interna terhadap tubuh manusia. Bahaya radiasi interna
artinya unsur radioaktif tersebut tidak berbahaya kalau hanya berada di luar tubuh manusia

karena daya tembusnya (jangkauannya) yang sangat pendek, akan tetapi menjadi berbahaya
bila masuk ke dalam tubuh manusia. Apabila dilihat dari segi daya racunnya atau
radiotoksisitasnya, maka polutan radioaktif 226Ra termasuk kelompok radiotoksisitas sangat
tinggi (http://www.energi.lipi.go.id).
1. H. Penanganan Masalah Logam Radium (Ra)
Penanganan yang dilakukan terhadap masalah yang ditimbulkan dari logam radium adalah
dapat diterapkannya peraturan pemerintah yang melarang penggunaan Radium dalam industri
untuk masalah logam radium buatan. Namun karena pada dasarnya logam radium terjadi
secara alami di alam dan lebih sering ditemukan dalam bentuk radionukletidanya maka
dengan membatasi pembuatan dan penggunaan radium buatan sudah lebih membantu
mengurangi masalah yang ditimulkan dari logam Ra ini.
1. I.

Analisis Logam Radium

Logam Radium (Ra) merupakan logam yang lebih banyak ditemukan di alam dalam bentuk
radionukletidanya, maka analisis yang dapat dilakukan yaitu analisis radioaktif. Analisis yang
dilakukan dalam dapat berupa analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.
Analisis Kualitatif
Unsur radioaktif dapat mengeluarkan energi dalam bentuk radiasi dengan memancarkan
cahaya dan partikel (, , dan ). Maka untuk menganalisis radiasi yang dipancarkan oleh
unsur-unsur radioaktif seperti Ra dapat dilakukan dengan instrumentasi radiokimia dengan
menggunakan sumber radiasi yang sama dengan unsur yang akan dianalisis. Berikut skema
komponen instrumentasi radiokimia :
Keterangan:
1. Energi kimia
Energi ini merupakan energi yang digunakan untuk menganailisis ada tidaknya suatu unsur
radioaktif melalui pemancaran energi radiasi oleh unsur tersebut. Biasanya digunakan energi
yang sesuai dengan energi radiasi yang akan dianalisis.
1. Detektor
Detektor sebagai alat ukur energi radiasi yang merubah energi kimia menjadi energi listrik.
Detektor merupakan suatu bahan yang peka terhadap radiasi, yang jadi bila dikenai radiasi
akan menghasilkan suatu tanggapan (response) tertentu (sinyal-sinyal listrik) yang lebih
mudah diamati.
1. Prosesor
Prosesor mengolah sinyal listrik yang diperoleh oleh detektor untuk memberikan informasi
sebanyak mungkin tentang radiasi yang dideteksi. Terdapat beberapa bagian dari prosesor,
yaitu :
1. Preamplifier (sebelum amplifier)

Energi kimia mengalami ionisasi menjadi suatu pulsa muatan listrik Q (coulomb), kemudian
Q berubah menurut waktu, yang besar muatannya berkisar antara 1010 1015 coulomb/pulsa.
Dengan adanya preamplifier, nilai tersebut diubah ke dalam bentuk vt. [q(t) v(t)].
Preamplifier diletakkan sangat dekat dengan detektor karena mengurangi distorsi (gangguan)
yang disebabkan oleh radiasi inti yang berinteraksi dengan detektor, seperti gangguan noise
(ribut). Contoh : noise listrik dari kabel, goncangan termal random elektron dalam sirkuit,
pelepasan elektron dari beberapa komponen sirkuit yang tidak dikehendaki. Dan juga untuk
menyiapkan bentuk dan kuat sinyal yang dapat diolah oleh amplifier.
1. Amplifier
Berfungsi memperkecil rasio gangguan kabel terhadap sinyal dan mencegah pulsa kedodoran
(feel up) atau dengan kata lain untuk menguatkan arus listrik.
c. Analizer
Berfungsi untuk menganalisa sinyal dengan memilih tinggi pulsa yaitu menstandarkan pulsa
yang lebih tinggi dari harga batas. Analizator terdiri dari :
F Pemilih tinggi pulsa : untuk memilih pulsa yang akan dianalisis dan yang dibuang.
Diskriminator : alat pemilih tinggi pulsa.
F Pemisah tinggi pulsa : pulsa yang telah melalui pemilih
tinggi pulsa maka dicatat
skalanya (pen skala). Prinsip dari pen skala : perangkat out put dari instrumental, berupa
komputer, display-display manual biasa. Perangkat out berada pada suatu sistem instrumen.
Dari standar skala, keluar dalam bentuk angka-angka. Hasil dari semua pengukuran setelah
diolah ditampilkan pada out put.
1. Recorder
Hasil analisis yang dilakukan oleh prosesor selanjutnya dibaca di recorder.

Anda mungkin juga menyukai