Anda di halaman 1dari 15

LOGAM-LOGAM ALKALI TANAH

Logam alkali tanah terdiri dari 6 unsur yang terdapat di golongan IIA. Yang
termasuk ke dalam golongan II A yaitu : Berilium (Be), Magnesium (Mg), Calcium
(Ca), Stronsium (Sr), Barium (Ba), dan Radium (Ra). Di sebut logam karena memiliki
sifat-sifat seperti logam. Disebut alkali karena mempunyai sifat alkalin atau basa jika
direaksikan dengan air. Dan istilah tanah karena oksidasinya sukar larut dalam air, dan
banyak ditemukan dalam bebatuan di kerak bumi.Berikut dijelaskan tentang
kelimpahan,sifat, pembuatan, manafaat dan senyawa dari logam-logam alkali tanah :

A. KEBERADAAN/KELIMPAHAN LOGAM-LOGAM ALKALI TANAH DI


ALAM

Unsur-unsur golongan IIA disebut juga alkali tanah sebab unsur unsur
tersebut bersifat basa dan banyak ditemukan dalam mineral tanah. Logam alkali
tanah umumnya reaktif, tetapi kurang reaktif jika dibandingkan dengan logam
alkali. Karena logam alkali tanah memiliki sifat yang reaktif sehingga di alam
hanya ditemukan dalam bentuk senyawanya. Berikut keberadaan senyawa yang
mengandung logam alkali.

1. Berilium
Berilium tidak begitu banyak terdapat di kerak bumi, bahkan hampir bisa
dikatakan tidak ada. Sedangkan di alam berilium dapat bersenyawa menjadi
Mineral beril [Be3Al2(SiO 6)3], dan Krisoberil [Al2BeO4]. Berilium terdapat
sekitar 0,0006 % dalam kerak bumi sebagai mineral silikat dan beril
Be3Al2Si6O18 yang memiliki 2 jenis warna :
a. Biru-hijau muda, yakni aquamaryn
b. Hijau tua, yakni permata emerald (adanya sampai 2% ion Cr (III) dalam
struktur kristalnya)
2. Magnesium
Magnesium berperingkat nomor 7 terbanyak yang terdapat di kerak bumi,
dengan 1,9% keberadaannya. Di alam magnesium bisa bersenyawa menjadi
Magnesium Klorida [MgCl2], Senyawa Karbonat [MgCO3], Dolomit
[MgCa(CO3)2], dan Senyawa Epsomit [MgSO4.7H2O].

Magnesium di alam terdapat sebagai garam-garam karbonat, klorida, silikat, dan


sulfat. Misal magnesit (MgCO3), dolomit (CaCO3.MgCO3), karnalit
(KCl.MgCl2.6H2O), kainit (KCl.MgSO4.3H2O), kiserit (MgSO4.H2O), asbes
(CaSiO3.3MgSiO3), talek (3MgO.4SiO2.H2O), dan mika yaitu berbagai jenis Al-
Mg-K-Silikat. Dolomit banyak ditemukan di Sumatra Utara, Sumatra Barat,
Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura dan Papua. Air laut mengandung 0,13%
magnesium, dan merupakan sumber magnesium yang tidak terbatas.

Oleh karena pengaruh pelapukan, Mg dibebaskan dari garam-garam silikat dan


merupakan bagian dari tanah yang dapat diserap oleh tumbuh-tumbuhan. Mg
adalah salah satu zat yang dibutuhkan oleh tumbuh-tumbuhan (dalam klorofil).

1
3. Kalsium
Kalsium adalah logam alkali yang paling banyak terdapat di kerak bumi. Bahkan
kalsium menjadi nomor 5 terbanyak yang terdapat di kerak bumi, dengan 3,4%
keberadaanya. Kalsium di alam terdapat dalam senyawaan seperti CaCO3 dalam
kalsit, batu kapur (gamping), pualam, batu karang, dan kulit
kerang; CaSO4.2H2O dalam gips atau albar atau batu tahu; Ca3(PO4)2 dalam
tulang; dan CaF2. Sebagian besar cadangan batu kapur Indonesia terdapat di
Sumatra Barat.
4. Stronsium
Stronsium sangat jarang berada di kerak bumi dengan jumlah 0,03%. Stronsium
terdapat dalam celestit (SrSO4), dan stronsianat (SrCO3).
5. Barium
Barium berada di kerak bumi sebanyak 0,04%. Kelimpahan Ba di alam sangat
sedikit.Di alam barium dapat membentuk senyawa Mineral Baritin [BaSO4],
dan Mineral Witerit [BaCO3].
6. Radium
Radium merupakan unsur radioaktif. Radium sangat jarang sekali, tetapi
keberadaannya dapat dideteksi dengan mudah oleh sinar radioaktif karena
intinya membelah dengan spontan, mengemisi partikel α sehingga terbentuk
Radon, Rn. Sumber Ra adalah bijih uranium (U3O8). Kelimpahan Ra rata-rata
dalam kerak bumi kurang dari 1 0 - 4 .

B. SIFAT FISIKA DAN KIMIA LOGAM-LOGAM ALKALI TANAH


1. Sifat Fisika
Sifat fisika logam-logam alkali tanah dapat dilihat pada tabel berikut:

Unsur logam alkali tanah (IIA) ini terdiri dari Be, Mg, Ca, Sr, Ba, dan
Ra. Meskipun lebih keras dari golongan IA, tetapi golongan IIA ini tetap
relatif lunak, perak mengkilat, dan mempunyai titik leleh dan kerapatan lebih
tinggi. Kekerasan logam alkali tanah berkurang dari atas ke bawah akibat
kekuatan ikatan antar atom menurun. Hal ini disebabkan jarak antaratom
2
pada logam alkali tanah bertambah panjang. Dari Berilium ke Barium jari-
jari atom meningkat secara beraturan . Pertambahan jari-jari menyebabkan
penurunan energi ionisasi dan keelektronegatifan. Potensial elektroda juga
meningkat dari Kalsium ke Barium, akan tetapi Berilium menunjukan
penyimpangan (potensial elektrodanya kecil). Hal ini disebabkan oleh energi
ionisasi Berilium relatif besar. Titik lebur dan titik didih cenderung menurun
dari atas ke bawah. Sifat-sifat fisis logam seperti titik lebur, titik didih,
massa jenis, dan kekerasan, logam alkali tanah lebih besar dibandingkan
dengan logam alkali seperiode. Hal ini disebabkan logam alkali tanah
mempunyai dua elektron di kulit terluar (2 elektron valensi) sehingga ikatan
logamnya lebih kuat.
Kalsium, stronsium, barium, dan radium membentuk senyawa ion bermuatan
+2.

2. Sifat Kimia
Pada suhu kamar, berilium tidak bereaksi dengan air, magnesium bereaksi
agak lambat dengan air, tetapi lebih cepat dengan uap air. Adapun kalsium
dan logam alkali tanah yang di bawahnya bereaksi dengan air pada suhu
kamar. Reaksinya:

Ca(s) + 2H2O(l) ⎯⎯→Ca(OH)2(aq) + H2(g)

Logam alkali tanah bereaksi dengan oksigen membentuk oksida. Barium


dapat membentuk peroksida. Barium peroksida terbentuk pada suhu rendah
dan terurai menjadi oksida pada 700°C. Kalsium, stronsium, dan barium
bereaksi dengan hidrogen membentuk logam hidrida. Adapun magnesium
dapat bereaksi dengan hidrogen pada tekanan tinggi dengan bantuan katalis
MgI2.

Ca(s) + H2(g) ⎯⎯→CaH2(s)

Mg(s) + H2(g) ⎯⎯M⎯gI2⎯→MgH2(s)

Semua unsur alkali tanah bereaksi langsung dengan halogen membentuk


halida, dengan nitrogen dapat membentuk nitrida pada suhu tinggi, misalnya
magnesium nitrida:

Mg(s) + N2(g)⎯⎯→Mg3N2(s)

Pembakaran unsur-unsur alkali tanah atau garamnya dalam nyala bunsen


dapat memancarkan spektrum warna khas. Stronsium berwarna krimson,
barium hijau-kuning, dan magnesium putih terang.

Kekerasan logam alkali tanah berkurang dari atas ke bawah akibat kekuatan
ikatan antaratom menurun. Hal ini disebabkan jarak antaratom pada logam
alkali tanah bertambah panjang. Berilium merupakan logam berwarna abu
3
dan kekerasannya mirip dengan besi, serta cukup kuat untuk menggores
kaca. Logam alkali tanah yang lain umumnya berwarna perak dan lebih
lunak dari berilium, tetapi lebih keras jika dibandingkan dengan logam
alkali.

Titik leleh dan titik didih logam alkali menurun dari atas ke bawah dalam
sistem periodik. Hal ini disebabkan oleh jari-jari atom yang bertambah
panjang. Energi ionisasi kedua dari unsur-unsur golongan IIA relatif rendah
sehingga mudah membentuk kation +2. Akibatnya, unsurunsur cukup
reaktif.

Kereaktifan logam alkali meningkat dari atas ke bawah dalam sistem


periodik. Pada suhu kamar, berilium tidak bereaksi dengan air, magnesium
bereaksi agak lambat dengan air, tetapi lebih cepat dengan uap air. Adapun
kalsium dan logam alkali tanah yang di bawahnya bereaksi dengan air pada
suhu kamar. Reaksinya:

Ca(s) + 2H2O(l) ⎯⎯→Ca(OH)2(aq) + H2(g)

Logam alkali tanah bereaksi dengan oksigen membentuk oksida. Barium


dapat membentuk peroksida. Barium peroksida terbentuk pada suhu rendah
dan terurai menjadi oksida pada 700°C. Kalsium, stronsium, dan barium
bereaksi dengan hidrogen membentuk logam hidrida. Adapun magnesium
dapat bereaksi dengan hidrogen pada tekanan tinggi dengan bantuan katalis
MgI2.

Ca(s) + H2(g) ⎯⎯→CaH2(s)

Mg(s) + H2(g) ⎯⎯M⎯gI2⎯→MgH2(s)

Semua unsur alkali tanah bereaksi langsung dengan halogen membentuk


halida, dengan nitrogen dapat membentuk nitrida pada suhu tinggi, misalnya
magnesium nitrida:

Mg(s) + N2(g)⎯⎯→Mg3N2(s)

Pembakaran unsur-unsur alkali tanah atau garamnya dalam nyala bunsen


dapat memancarkan spektrum warna khas. Stronsium berwarna krimson,
barium hijau-kuning, dan magnesium putih terang.Magnesium jika dibakar
akan mengeluarkan cahaya sangat terang.

Salah satu sifat kimia yang menarik yang dimiliki oleh unsur alkali tanah
adalah kelarutan senyawanya bergantung pada jenis anion yang diikatnya.

 Kelarutan basa alkali tanah (M(OH)2) akan meningkat dari atas ke


bawah dalam satu golongan.

4
 Kelarutan alkali tanah sulfat (MSO4) akan semakin kecil dari atas ke
bawah dalam satu golongan.
 Kelarutan alkali tanah karbonat (MCO3) akan meningkat seiring dengan
bertambahnya nomor atom. Berilium karbonat bahkan tidak larut didalam
air.
 Kelarutan alkali tanah kromat (MCrO4) akan menurun dari atas ke bawah
dalam satu golongan.

Sehingga dapat disimpulkan Sifat-sifat kimia unsur-unsur golongan IIA


yaitu:
 Konfigurasi elektronnya menunjukan bahwa logam alkali tanah mempunyai
elektron valensi ns2. Selain jari-jari atomnya yang lebih kecil dibandingkan
logam alkali, kedua elektron valensinya yang telah berpasangan mengakibatkan
energi ionisasi logam alkali tanah lebih tinggi daripada alkali.
 Meskipun energi ionisasinya tinggi, tetapi karena energi hidrasi dari ion M2+
dari alkali tanah lebih besar daripada energi hidrasi ion M+ dari alkali,
mengakibatkan logam alkali tetap mudah melepaskan kedua elektron valensinya,
sehingga lebih stabil sebagai ion M2+.
 Jari-jari atomnya yang lebih kecil dan muatan intinya yang lebih besar
mengakibatkan logam alkali tanah membentuk kristal dengan susunan yang
lebih rapat, sehingga mempunyai sifat yang lebih keras daripada logam alkali
dan massa jenisnya lebih tinggi.
 Berilium mempunyai energi ionisasi yang sangat tinggi dan keelektronegatifan
yang cukup besar, kedua hal ini menyebabkan berilium dalam berikatan
cenderung membentuk ikatan kovalen.
 Potensial elektrode standar logam alkali tanah menunjukkan harga yang rendah
(negatif). Hal ini menunjukkan bahwa logam alkali tanah merupakan reduktor
yang cukup kuat, bahkan kalsium, stronsium, dan barium mempunyai daya
reduksi yang lebih kuat daripada natrium.
 Memiliki sifat metalik unsur dalam satu golongan sifat metaliknya dari atas ke
bawah semakin bertambah.
 Semua logam kecuali berilium membentuk oksida di udara pada suhu kamar
yang menumpulkan permukaan logam. Barium begitu reaktif maka disimpan
dalam minyak.

C. PEMBUATAN LOGAM-LOGAM ALKALI TANAH

1. Ekstraksi Berilium (Be)


a. Metode reduksi

Untuk mendapatkan Berilium, bisa didapatkan dengan mereduksi


BeF2. Sebelum mendapatkan BeF2, kita harus memanaskan beril
[Be3Al2(SiO6)3] dengan Na2SiF¬6 hingga 700 0C. Karena beril adalah
sumber utama berilium.

BeF¬2 + Mg à MgF2 + Be
5
b. Metode Elektrolisis

Untuk mendapatkan berilium, kita juga dapat mengekstraksi dari


lelehan BeCl2 yang telah ditambah NaCl. Karena BeCl¬2 tidak dapat
mengahantarkan listrik dengan baik, sehingga ditambahkan NaCl. Reaksi
yang terjadi adalah :

Katoda : Be2+ + 2e- à Be

Anode : 2Cl- à Cl2 + 2e-

2. Ekstraksi Magnesium (Mg)


a. Metode Reduksi

Untuk mendapatkan magnesium, kita dapat mengekstraksinya


dari dolomite [MgCa(CO3)2]. Karena dolomite merupakan salah satu
sumber yang dapat menhasilkan magnesium. Dolomite dipanaskan
sehingga terbentuk MgO.CaO lalu MgO.CaO dipanaskan dengan FeSi
sehingga menhasilkan Mg.

2[ MgO.CaO] + FeSi à 2Mg + Ca2SiO4 + Fe

b. Metode Elektrolisis

Selain dengan ekstraksi dolomite magnesium juga bisa di


dapatkan dengan mereaksikan air alut dengan CaO. Reaksi yang terjadi :

CaO + H2O à Ca2+ + 2OH-

Mg2+ + 2OH- à Mg(OH)2

Selanjutnya Mg(OH)2 direaksikan dengan HCl Untuk membentuk


MgCl2

Mg(OH)2 + 2HCl à MgCl2 + 2H2O

Setelah mendapatkan lelehan MgCl2 kita dapat mengelektrolisisnya


untuk mendapatkan magnesium.

Katode : Mg2+ + 2e- à Mg

Anode : 2Cl- à Cl2 + 2e-

3. Ekstraksi Kalsium (Ca)


a. Metode Elektrolisis

6
Batu kapur (CaCO3) adalah sumber utama untuk mendapatkan
kalsium (Ca). Untuk mendapatkan kalsium, kita dapat mereaksikan
CaCO3 dengan HCl agar terbentuk senyawa CaCl2. Reaksi yang terjadi :

CaCO3 + 2HCl à CaCl2 + H2O + CO2

Setelah mendapatkan CaCl2, kita dapat mengelektrolisisnya agar


mendapatkan kalsium (Ca). Reaksi yang terjadi :

Katode : Ca2+ + 2e- à Ca

Anode : 2Cl- à Cl2 + 2e-

b. Metode Reduksi

Logam kalsium (Ca) juga dapat dihasilkan dengan mereduksi


CaO oleh Al atau dengan mereduksi CaCl2¬ oleh Na. Reduksi CaO oleh
Al.

6CaO + 2Al à 3 Ca + Ca3Al2O6

Reduksi CaCl2 oleh Na

CaCl2 + 2 Na à Ca + 2NaCl

4. Ekstraksi Strontium (Sr)


a. Metode Elektrolisis

Untuk mendapatkan Strontium (Sr), kita bisa mendapatkannya


dengan elektrolisis lelehan SrCl2¬. Lelehan SrCl2 bisa didapatkan dari
senyawa selesit [SrSO4]. Karena Senyawa selesit merupakan sumber
utama Strontium (Sr). Reaksi yang terjadi :

katode : Sr2+ +2e- à Sr

anode : 2Cl- à Cl2 + 2e-

5. Ekstraksi Barium (Ba)


a. Metode Elektrolisis

Barit (BaSO4) adalah sumber utama untuk memperoleh Barium


(Ba). Setelah diproses menjadi BaCl2 barium bisa diperoleh dari
elektrolisis lelehan BaCl2. Reaksi yang terjadi :

Katode : Ba2+ +2e- à Ba

Anode : 2Cl- à Cl2 + 2e-

7
b. Metode Reduksi

Selain dengan elektrolisis, barium bisa kita peroleh dengan


mereduksi BaO oleh Al. Reaksi yang terjadi :

6BaO + 2Al à 3Ba + Ba3Al2O6.

6. Ekstraksi radium
a. Metode elektrolisis

Logam radium diperoleh dari elektrolisis lelehan RaCl2 sebagai


berikut:
Katode: Ra2+(l) + 2e- --> Ra(l)
-
Anode: 2Cl (l) --> Cl2(g) + 2e-
Di sini digunakan katode Hg yang memberikan senyawa radium
amalgam. Logam radium kemudian dipisahkan dari Hg dengan destilasi.

D. MANFAAT LOGAM-LOGAM ALKALI TANAH


1. Berilium (Be)
a. Berilium digunakan untuk memadukan logam agar lebih kuat, akan tetapi
bermassa lebih ringan. Biasanya paduan ini digunakan pada kemudi pesawat
Jet.
b. Berilium digunakan pada kaca dari sinar X.
c. Berilium digunakan untuk mengontrol reaksi fisi pada reaktor nuklir.
d. Campuran berilium dan tembaga banyak dipakai pada alat listrik, maka
Berilium sangat penting sebagai komponen televisi.
2. Magnesium (Mg)
a. Magnesium digunakan untuk memberi warna putih terang pada kembang
api dan pada lampu blitz.
b. Senyawa MgO dapat digunakan untuk melapisi tungku, karena senyawa
MgO memiliki titik leleh yang tinggi.
c. Senyawa Mg(OH)2 digunakan dalam pasta gigi untuk mengurangi asam
yang terdapat di mulut dan mencegah terjadinnya kerusakan gigi, sekaligus
sebagai pencegah maag.
d. Mirip dengan Berilium yang membuat campuran logam semakin kuat dan
ringan sehingga bisa digunakan pada alat alat rumah tangga.
3. Kalsium (Ca)
a. Kalsium digunakan pada obat obatan, bubuk pengembang kue dan plastik.
b. Senyawa CaSO4 digunakan untuk membuat gips yang berfungsi untuk
membalut tulang yang patah.
c. Senyawa CaCO3 biasa digunakan untuk bahan bangunan seperti komponen
semen dan cat tembok. Selain itu digunakan untuk membuat kapur tulis dan
gelas.
d. Kalsium Oksida (CaO) dapat mengikat air pada Etanol karena bersifat
dehidrator, dapat juga mengeringkan gas dan mengikat Karbondioksida
pada cerobong asap.
8
e. Ca(OH)2 digunakan sebagai pengatur pH air limbah dan juga sebagai
sumber basa yang harganya relatif murah.
f. Kalsium Karbida (CaC2) disaebut juga batu karbit merupakan bahan untuk
pembuatan gas asetilena (C2H2) yang digunakan untuk pengelasan.
g. Kalsium banyak terdapat pada susu dan ikan teri yang berfungsi sebagai
pembentuk tulang dan gigi.
4. Stronsium (Sr)
a. Stronsium dalam senyawa Sr(NO3)2 memberikan warna merah apabila
digunakan untuk bahan kembang api.
b. Stronsium sebagai senyawa karbonat biasa digunakan dalam pembuatan
kaca televisi berwarna dan komputer.
c. Untuk pengoperasian mercusuar yang mengubah energi panas menjadi
listrik dalam baterai nuklir RTG (Radiisotop Thermoelectric Generator).
5. Barium (Ba)
a. BaSO4 digunakan untuk memeriksa saluran pencernaan karena mampu
menyerap sinar X meskipun beracun.
b. BaSO4 digunakan sebagai pewarna pada plastik karena memiliki kerapatan
yang tinggi dan warna terang.
c. Ba(NO3)2 digunakan untuk memberikan warna hijau pada kembang api.
d. Barium digunakan sebagai pengambil nyala dalam tabung vakum untuk
menghapusjejak-jejak terakhir gas.
6. Radium (Ra)
a. Dalam dunia kedokteran, radium digunakan dalam terapi kanker dan
penyakit -penyakit lainnya
b. Radium juga digunakan dalam memproduksi cat yang menyala dengan
sendirinya, sumber netron
c. Dalam dunia kedokteran, radium digunakan dalam terapi kanker dan
penyakit-penyakit lainnya.
d. Ketika radium dicampur dengan berilium menjadi sumber neutron yang
baik.
e. Radium bromida adalah senyawa radium yang paling penting dalam hal
inidigunakan sebagai sumber alpha - sinar untuk pengobatan lokal
dari kanker kecil.
f. Radium sulfat digunakan dalam alat uji radiografi digunakan untuk
mendeteksi kelemahan dalam logam.
g. Penggunaan lain industri adalah mencampur radium
dan berilium untuk memperoleh sumber neutron,
untuk prospek geofisika untuk perminyakan.
h. Radium (biasanya dalam bentuk radium klorida) digunakan dalam obat-
obatan untuk menghasilkan gas radon yang digunakan sebagai
pengobatan kanker misalnya beberapa sumber radon ini digunakan di
Kanada pada 1920-an dan 1930-an. Isotop 223 Ra saat ini sedang diselidiki
untuk digunakan dalam obat sebagai kanker pengobatan tulang metastasis.

E. SENYAWA-SENYAWA LOGAM-LOGAM ALKALI TANAH

9
1. Berilium (Be)
a. Berilium Oksida (BeO)
Berilium oksida berwujud bubuk putih yang dapat dibuat menjadi
berbagai bentuk. Hal ini diinginkan sebagai insulator listrik karena dapat
menghantarkan panas dengan baik, namun sangat buruk dalam mehantarkan
arus listrik. Hal ini digunakan dalam kecepatan tinggi komputer, sistem
otomatis pengapian, laser, oven microwave, dan sistem yang dirancang
untuk menyembunyikan dari sinyal radar.
2Be(s) + O2(g) ---> 2BeO(s)
Berilium memiliki lapisan berilium oksida yang tipis tetapi kuat pada
permukaannya, yang mencegah oksigen baru untuk bereaksi dengan
berilium dibawah lapisan tersebut.
b. Berilium Klorida (BeCl2)
Ikatan antara berilium dengan klorida membentuk senyawa berilium
klorida (BeCl2). Berilium klorida juga merupakan molekul linear dengan
ketiga atom dalam garis lurus dengan pemakaian electron bersamaan
(kovalen). Berilium klorida dikenal sebagai senyawa elektron-kekurangan
karena memiliki dua orbital kosong pada tingkat ikatan.
BeCl2 dapat membentuk senyawa polimer. Tanda panah pada rantai
panjang diatas menunjukkan ikatan koordinasi yang terbentuk antara Cl
pada molekul BeCl2 yang satu dengan Be pada molekul BeCl2 yang lain.
Be ternyata masih mampu menarik pasangan elektron dari Cl yang terikat
pada molekul BeCl2 yang lain. Karena kemampuan itulah maka BeCl2 tidak
hanya mampu membentuk dimer, bahkan dapat juga membentuk polimer.
Hal ini disebabkan jari-jari atom Be lebih kecil dibandingkan dengan
unsur-unsur lain yang ada dalam satu golongan (IIA). Jari-jari atom kecil
menyebabkan jarak antara kulit elektron terluar semakin dekat ke inti karena
jarak antara kulit elektron terluar semakin dekat ke inti Be memiliki
keelektronegatifan yang lebih besar dibandingkan dengan unsur logam yang
ada dalam satu golongan yang sama sehingga Be mampu menarik sepasang
elektron bebas yang dimiliki oleh Cl untuk membentuk ikatan koordinasi
(ikatan yang terjadi karena adanya pemakaian sepasang elektron secara
bersama).
c. [Be(OH)4 ]2- (senyawa logam yang bersifat amfoter)
Berilium dan oksida logamnya bersifat amfoter. Keduanya larut dengan
asam dan basa. Sebagai contoh, dalam basa logam dan oksida logamnya
bereaksi sebagai berikut :
Be + 2H2O + 2OH- -----> Be(OH)4 2- + H2(g)
BeO + H2O + 2OH- -----> Be(OH)4 2-
Logam alkali tanah lainnya dan oksida logamnya tidak bersifat amfoter.
Jadi, berilium secara kimia kurang bersifat logam daripada logam-logam
lainnya dalam golongan ini. Bentuk lain dari berilium yang bersifat kurang
logam daripada unsur lainnya yang ada dalam golongan IIA adalah derajat
kovalen dari senyawa-senyawanya. Tidak ada bukti sama sekali bahwa
berilium terdapat dalam bentuk Be2+ atau dalam bentuk senyawa yang

10
mengandung ion tersebut, semua senyawa berilium memperlihatkan sifat
ikatan kovalen.
d. Berilium Fluorida (BeF2)
Berilium fluorida adalah senyawa yang dihasilkan dari proses pemanasan
beril [Be3Al2(SiO6)3] dengan Na2SiF¬6 hingga 700 C. Karena beril
adalah sumber utama berilium.
2. Magnesium (Mg)
Magnesium membentuk berbagai senyawa yang penting untuk industri dan
biologi, termasuk magnesium karbonat (MgCO3), magnesium klorida(MgCl2),
magnesium sitrat(C6H6MgO7), magnesium hidroksida (susu magnesia)
magnesium oksida, magnesium sulfat(MgSO4), dan magnesium sulfat
heptahidrat) (garam Epsom).
a. Magnesium oksida (MgO)
Magnesium oksida (MgO), atau magnesia, adalah suatu padatan mineral
putih higroskopis yang terdapat di alam sebagai periklase dan merupakan
sumber bagi magnesium (lihat pula oksida). Senyawa ini memiliki rumus
empiris MgO dan terdiri dari kisi ion Mg2+ dan ion O2− terikat bersama
melalui ikatan ionik. Magnesium hidroksida terbentuk dalam kehadiran air
(MgO + H2O → Mg(OH)2), namun dapat dibalikkan melalui pemanasan
untuk menghilangkan kelembapan.
b. Magnesium klorida (MgCl2)
Magnesium klorida adalah logam yang kuat, putih keperakan, ringan (satu
pertiga lebih ringan daripada aluminium) dan akan menjadi kusam jika
dibiarkan pada udara. Dalam bentuk serbuk, logam ini sangat reaktif dan
bisa terbakar dengan nyala putih apabila udaranya lembab. Apabila pita
logam magnesium dibakar lalu direndam dalam air, maka akan tetap
terbakar hingga pita magnesiumnya habis. Magnesium, ketika dibakar
dalam udara, menghasilkan cahaya putih yang terang. Ini digunakan pada
zaman awal fotografi sebagai sumber pencahayaan (serbuk kilat). Rapat
massa magnesium adalah 1,738 gram/cm3. Massa atom relatimya adalah 24,
dan nomor atomnya 12. Magnesium meleleh pada suhu 111°C.
c. Magnesium sitrat (C6H6MgO7)
Magnesium sitrat juga boleh diambil untuk “membersihkan” atau
mengosongkan kolon sebelum menjalani prosedur diagnostik seperti
kolonoskopi atau untuk membantu melegakan gejala-gejala senak.
Magnesium sitrat tergolong dalam kumpulan ubat yang dikenali sebagai
julap masin, yang bekerja dengan menarik lebih banyak air ke dalam kolon
untuk membantu kolon mengosongkan kandungannya.
d. Magnesium sulfat (MgSO4)
Magnesium sulfat adalah senyawa kimia garam anorganik yang
mengandung magnesium, sulfur dan oksigen, dengan rumus kimia MgSO₄.
Di alam, terdapat dalam bentuk mineral sulfat heptahidrat epsomit, atau
umumnya disebut garam Epsom.

11
3. Kalsium (Ca)
a. Kalsium karbonat (CaCO3)
Kalsium karbonat (CaCO3) merupakan konstituen utama dari batu kapur,
marmer, kapur, kerang tiram, dan karang. Kalsium karbonat yang diperoleh
dari sumber-sumber alam yang digunakan sebagai pengisi dalam berbagai
produk, seperti keramik, kaca, plastik, dan cat, dan sebagai bahan awal
untuk produksi kalsium oksida. Sintetik kalsium karbonat, yang disebut
"pengendapan" kalsium karbonat, digunakan ketika kalsium yang memiliki
kemurnian tinggi diperlukan, seperti dalam kedokteran (antasida dan
suplemen kalsium), dalam makanan (baking powder), dan untuk tujuan
laboratorium.
b. Kalsium oksida (CaO)
Kalsium oksida, CaO, juga dikenal sebagai kapur, untuk mengusir karbon
dioksida putih atau keabu-abuan padatan putih diproduksi dalam jumlah
besar dengan memanggang kalsium karbonat. Pada suhu kamar, CaO
spontan akan menyerap karbon dioksida dari atmosfer, membalikkan reaksi.
Kalsium juga akan menyerap air, mengubah dirinya menjadi kalsium
hidroksida dan melepaskan panas. Gelembung yang menyertai reaksi
dinamakan sebagai "quick," atau kapur hidup. Reaksi kapur dengan air
kadang-kadang digunakan dalam sumber-sumber panas portabel. Salah satu
produk tertua dari reaksi kimia, kapur digunakan secara luas sebagai bahan
bangunan. Kalsium kadang-kadang digunakan secara langsung sebagai
pupuk, meskipun kalsium karbonat biasanya digunakan untuk tujuan itu.
Jumlah besar kapur digunakan dalam berbagai reaksi netralisasi industri.
Kalsium, yang digunakan pada abad ke-19 dalam pencahayaan panggung,
memancarkan cahaya putih yang sangat brilian setelah pemanasan blok
kalsium oksida sampai berpijar di api oxyhydrogen, maka ungkapan.
Sejumlah besar kalsium oksida juga digunakan sebagai bahan awal
dalam produksi kalsium karbida, CaC2, juga cukup dikenal sebagai karbida,
atau kalsium acetylide. Berwarna bila murni (meskipun nilai teknis biasanya
coklat keabu-abuan), ini terurai padat dalam air, membentuk gas asetilena
yang mudah terbakar dan kalsium hidroksida, Ca (OH) 2. Reaksi
dekomposisi digunakan untuk produksi asetilena, yang berfungsi sebagai
bahan bakar penting untuk obor las. Meneteskan air pada kalsium karbida
menghasilkan aliran asetilena yang dinyalakan di lampu karbida. Lampu
seperti yang biasa digunakan dalam beacon mercusuar dan oleh penambang
pada awal abad ke-20 dan masih ditemukan beberapa digunakan dalam
spelunking. Kalsium karbida juga digunakan untuk membuat kalsium
sianamida, CaCN2, komponen pupuk dan bahan awal untuk resin plastik
tertentu.
c. Kalsium hidroksida (Ca(OH)2)
Kalsium hidroksida, juga disebut kapur mati, Ca (OH) 2, diperoleh oleh
aksi air pada kalsium oksida. Ketika dicampur dengan air, sebagian kecil
larut, membentuk solusi yang dikenal sebagai air kapur, sisanya yang tersisa
sebagai susu suspensi disebut kapur. Kalsium hidroksida digunakan sebagai

12
alkali industri dan sebagai konstituen dari mortir, plester, dan semen.
Kalsium digunakan dalam proses kertas kraft dan sebagai flokulan dalam
pengolahan limbah.
d. Kalsium klorida (CaCl2)
Kalsium klorida (CaCl2) tidak berwarna atau putih padat yang dihasilkan
dalam jumlah besar baik sebagai produk sampingan dari pembuatan natrium
karbonat oleh proses Solvay atau oleh aksi asam klorida pada kalsium
karbonat. Anhidrat padat digunakan sebagai agen pengeringan dan debu dan
es kontrol di jalan. Kalsium hipoklorit, Ca (ClO2), banyak digunakan
sebagai bubuk pemutih, diproduksi oleh aksi klorin pada kalsium
hidroksida. Hidrida CaH2, dibentuk oleh tindakan langsung dari unsur-
unsur, membebaskan hidrogen ketika ditambahkan dengan air. Jejak air
dapat dihapus dari banyak pelarut organik dengan refluks mereka di
hadapan CaH2.
e. Kalsium sulfat (CaSO4)
Kalsium sulfat (CaSO4) adalah garam kalsium alami. Kalsium umumnya
dikenal dalam bentuk dihidrat nya, CaSO4 2H2O ∙, bubuk putih atau
berwarna disebut gipsum. Sebagai gipsum uncalcined, sulfat digunakan
sebagai kondisioner tanah. Dikalsinasi gipsum digunakan dalam pembuatan
genteng, papan dinding, reng, dan berbagai plester. Ketika gipsum
dipanaskan sampai sekitar 120 ° C (250 ° F), kehilangan tiga perempat dari
air, menjadi hemihidrat CaSO4 ∙ 1/2H2O, plester dari paris. Jika dicampur
dengan air, plester dari paris dapat dibentuk menjadi bentuk sebelum
mengeras dengan rekristalisasi ke bentuk dihidrat. Kalsium sulfat dapat
terjadi dalam air tanah, menyebabkan kekerasan yang tidak dapat dihapus
dengan cara direbus.
f. Kalsium fosfat (Ca (H2PO4)2)
Kalsium fosfat berlimpah di alam dalam beberapa bentuk dan mineral utama
untuk produksi pupuk fosfat dan untuk berbagai senyawa fosfor. Sebagai
contoh, berbagai tribasic (endapan kalsium fosfat), Ca3 (PO4)2, adalah
konstituen anorganik utama abu tulang. Garam asam Ca (H2PO4)2, yang
diproduksi dengan memperlakukan fosfat mineral dengan asam sulfat,
digunakan sebagai tanaman pangan dan stabilizer untuk plastik.
g. Hidrogen sulfit (Ca (HSO3)2)
Hidrogen sulfit (Ca (HSO3)2) dibuat oleh aksi sulfur dioksida pada bubur Ca
(OH)2. Larutan di bawah tekanan melarutkan lignin dalam kayu untuk
meninggalkan serat selulosa dan dengan demikian bermanfaat cukup besar
dalam industri kertas.
h. Fluorida (CaF2)
Fluorida (CaF2) penting untuk produksi asam fluorida, yang terbuat dari
CaF2 oleh aksi asam sulfat. CaF2 digunakan dalam instrumen laboratorium
sebagai bahan jendela untuk radiasi inframerah dan ultraviolet.
4. Stronsium (Sr)
a. Stronsium kromat

13
Stronsium kromat diketahui menyebabkan kanker paru-paru, tetapi resiko
terpapar telah sangat dikurangi dengan prosedur keselamatan di bearbagai
industri.
b. Stronsium hidroksida
Stronsium hidroksida adalah senyawa anorganik dengan rumus Sr(OH)2.
Senyawa ini merupakan alkali yang terdiri dari ion stronsium dan dua ion
hidroksida. Bahan ini disintesiskan dengan menggabungkan garam
stronsium dengan basa yang kuat. Sr(OH)2 dapat ditemui dalam bentuk
anhidrat, monohidrat atau oktahidrat.
c. Strontium nitrat (Sr(NO3)2)
Strontium nitrat (Sr(NO3)2), membakar dengan terang, api merah dan digunakan
dalam kembang api dan flare sinyal.
d. Strontium karbonat (SrCO3)
Strontium karbonat juga digunakan untuk membuat beberapa jenis kaca dan
merupakan bahan dasar untuk membuat sebagian besar senyawa strontium lainnya.

5. Barium (Ba)
a. Garam barium
Garam barium biasanya berwarna putih bila padat dan tidak berwarna saat
dilarutkan, dan ion barium tidak memberikan pewarnaan tertentu. Mereka lebih
padat daripada analog stronsium atau kalsium, kecuali halida.
b. Barium hidroksida ("baryta")
Barium hidroksida ("baryta")dikenal oleh alkimiawan, yang memproduksinya
dengan memanaskan barium karbonat. Tidak seperti kalsium hidroksida, ia
menyerap sedikit CO2 dalam larutan akuatik dan oleh karena itu tidak peka
terhadap fluktuasi atmosfer. Sifat ini digunakan untuk mengkalibrasi peralatan pH.
Senyawa barium volatil terbakar dengan nyala hijau sampai hijau pucat, yang
merupakan pebgujian yang efisien untuk mendeteksi senyawa barium. Warna
dihasilkan dari garis spektral pada 455,4, 493,4, 553,6, dan 611,1 nm.
c. Senyawa organobarium
Senyawa organobariumadalah bidang pengetahuan yang berkembang: penemuan
saat ini adalah dialkilbarium dan alkilhalobarium.

6. Radium (Ra)

a. Radium Klorida (RaCl2)

Radium klorida merupakan padatan berwarna putih dan dapat


memancarkancahaya berwarna biru-kehijauan. Kelarutannya dalam air lebih
kecil jika dibandingkandengan senyawa klorida dari logam alkali tanah yang
lain. Padatan radium kloridabiasanya diperoleh dalam bentuk radium klorida
dihidrat, RaCl2.2H2O. Untuk mendapatkan radium klorida anhidrat pelu
dilakukan pemanasan di udara pada suhu100oC diikuti dengan pemanasan
dalam gas argon pada suhu 520oC selama 51 / 2 jam.Kegunaan dari radium
klorida adalah untuk pemisahan logam radium dari logambarium dengan
memanfaatkan kelarutannya yang rendah. Pada bidang kesehatan,digunakan
untuk memproduksi gas radon yang dulunya digunakan untuk
pengobatankanker. Pada tahun 2006, injeksi klorida dengan radium-224
14
telah disetujui dijerman untuk pengobatan spondilitis ankilosa,namun waktu
belakangan ini tidak digunakan.

b. Bromida radium (RaBr2)

Bromida radium senyawa penting memiliki aplikasi luas dibidang medis.


Hal ini digunakan terutama untuk mengobati kanker kecil. Pengobatan juga
dilakukan dengan menggabungkan radium bromida dengan radium klorida.

c. Radium halida

Radium juga ditemui dalam bentuk persenyawaannya dengan halida lain


seperti radium bromida (RaBr2) dan radium iodida (RaI2), namun sifat-
sifatnya serta kegunaannya masih belum banyak diketahui. Bromida radium
senyawa penting memiliki aplikasi luas dibidang medis. Hal ini digunakan
terutama untuk mengobati kanker kecil. Pengobatan juga dilakukan dengan
menggabungkan radium bromida dengan radium klorida.

d. Radium oksida (RaO) dan Radium nitrida (Ra3N2)

Senyawa radiumoksida (RaO) dan radium nitrida (Ra3N2) merupakan


senyawa yang dihasilkan jikaradium terekspos di udara. Sedangkan senyawa
radium hidroksida (RaO2) dihasilkandari reaksinya dengan air. Radium
hidroksida lebih mudah larut jika dibandingkandengan hidroksida dari alkali
tanah lainnya, membuatnya dapat dipisahkan dengan carapresipitasi
menggunakan larutan amonia (NH3).

15

Anda mungkin juga menyukai