Anda di halaman 1dari 17

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Letak unsur golongan alkali tanah berada setelah unsur-unsur golongan alkali. Misalnya Berillium, yang terdapat dalam mineral beryl, Be3Al2(SiO3)6. Senyawa Berillium sangat beracun, khususnya bila terhirup, bilamana menyebabkan degenerasi jaringan paru-paru. Magnesium, Ca, Sr, dan Ba tersebar secara luas dalam mineral-mineral dan didalam laut. Terdapat kandungan cukup besar dari batu kapur, CaCO3, dolmit,CaCO3.MgCO3, dan karnalit. Sifat kimia logam alkali tanah bermiripan dengan logam alkali, tetapi logam alkali tanah kurang reaktif dari logam alkali seperiode. Jadi, berilium kurang efektif dibandingkan terhadap litium, magnesium kurang reaktif dibandingkan terhadap natrium, dan seterusnya. Hal itu disebabkan jari-jari atom logam alkali tanah lebih kecil, sehingga energi pengion lebih besar. Lagipula logam alkali tanah mempunyai dua elektron valensi, sedangkan logam alkali hanya memiliki satu elektron valensi. Kereaktifan kalsium, strontium, dan barium tidak terlalu berbeda dari logam alkali, tetapi berilium dan magnesium jauh kurang reaktif. Oelh karena itu, agar lebih memahami mengenai unsur-unsur golongan alkali tanah, maka dibuatnya makalah mengenai unsur-unsur alkali tanah. 1.2 Tujuan Adapun tujuan dari disusunya makalah mengenai unsur-unsur golongan alkali tanah yakni: 1. Sebagai sarana menambah ilmu pengetahuan mengenai unsur-unsur alkali tanah 2. Sebagai pemenuhan tugas dari tim dosen kimia anorganik 2 3. Dapat mengetahui sumber dan kelimpahan dari unsur-unsur golongan alkali tanah

4. Dapat mengetahui sifat-sifat fisika dan kimia dari unsur-unsur golongan alkali tanah 5. Dapat mengetahui bagaimana cara isolasi atau pembuatan unsur-unsur golongan alkali tanah 6. Dapat mengetahui Reaktivitas Unsur-Unsur Alkali Tanah 7. Dapat mengetahui senyawaan dan reaksi-reaksi yang terjadi dalam unsurunsur alkali tanah 8. Dapat mengetahui jenis ikatan yang terbentuk pada alkali tanah

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sumber dan kelimpahan Unsur-Unsur Alkali Tanah Nama logam Berillium Sumber Terdapat dalam mineral Beryl, Be3Al2(SiO3)6 dalam batuan sehingga mudah diperoleh. Kelimpahan di Alam Berilium relative kurang melimpah di kulit bumi, hanya sekitar 2 ppm dan mirip dengan kelimpahan Sn yang hanya sekitar 2,1 ppm, Eu yang hanya sekitar 2,1 ppm dan As yang hanya 1,8 ppm. Jumlah Be yang terkandung dibumi sekitar 4 juta tonAkan tetapi, keberadaannya dipermukaan ada sebagai beril dalam batuan sehingga mudah diperoleh. Gambar

Magnessium Tersebar secara luas dalam mineral-mineral Kalsium Stronsium dan di dalam laut. Terdapat kandungan cukup besar dari batu kapur, CaCO3, dolmit,CaCO3.MgCO3, dan karnalit.

Di alam unsurunsur alkali tanah terdapat dalam bentuk senyawa. Magnesium dan kalsium terdapat dalam batuan silikat dan aluminosilikat sebagai kationiknya. Oleh karena kation3

kation dalam silikat itu larut dalam air dan terbawa oleh air hujan ke laut maka ion-ion Ca2+ dan Mg2+ banyak ditemukan dilaut terutama pada kulit kerang sebagai CaCO3. Kulit kerang dan hewan laut lainnya yang mati berakumulasi membentuk deposit batu kapur. Magnesium dalam air laut bereaksi dengan sedimen kalsium karbonat menjadi dolomit, MgCO3.
Radium Radium (Ra) adalah salah satu unsur logam alkali tanah yang berasal dari kerak bumi. Radium berwarna hampir putih bersih, namun akan teroksidasi jika terkena udara dan berubah menjadi hitam. Radium mempunyai tingkat radioaktivitas yang tinggi. Isotopnya yang paling stabil, Ra226, mempunyai waktu paruh selama 1602 tahun dan kemudian berubah Logam ini ditemukan dalam jumlah kecil dalam bijih uranium dan thorium dalam batu pitchblende. Diperkirakan bahwa setiap kilometer persegi permukaan bumi (hingga kedalaman 40 cm) berisi 1 gram radium. Jumlah radium dalam bijih uranium bervariasi antara 150 dan 350 mg/ton. Dan juga terkandung dalam

menjadi gas radon. Logam ini ditemukan dalam jumlah kecil dalam bijih uranium dan thorium dalam batu pitchblende.

bijih Zaire

2.2 Sifat-Sifat Fisika dan Kimia Unsur-Unsur Alkali Tanah a. Sifat-Sifat Fisika Unsur logam alkali tanah (IIA) ini terdiri dari Be, Mg, Ca, Sr, Ba, dan Ra. Golongan ini mempunyai sifat-sifat yang mirip dengan golongan IA. Perbedaannya adalah bahwa golongan IIA ini mempunyai konfigurasi elektron ns2 dan merupakan reduktor yang kuat. Meskipun lebih keras dari golongan IA, tetapi golongan IIA ini tetap relatif lunak, perak mengkilat, dan mempunyai titik leleh dan kerapatan lebih tinggi.

Unsur-unsur logam alkali tanah agak lebih keras, kekerasannya berkisar dari barium yang kira-kira sama keras dengan timbal, sampai berilium yag cukup keras untuk menggores kebanyakan logam lainnya. Golongan ini mempunyai struktur elektron yang sederhana, unsur-unsur logam alkali tanah mempunyai 2 elektron yang relatif mudah dilepaskan. Selain energi ionisasi yang relatif rendah, keelektronegatifan ratarata golongan ini juga rendah dikarenakan ukuran atomnya dan jarak yang relatif besar antara elektron terluar dengan inti

b. Sifat-Sifat Kimia .

Kekerasan logam alkali tanah berkurang dari atas ke bawah akibat kekuatan ikatan antaratom menurun. Hal ini disebabkan jarak antar atom pada logam alkali tanah bertambah panjang. Berilium merupakan logam berwarna abu dan kekerasannya mirip dengan besi, serta cukup kuat untuk menggores kaca. Logam alkali tanah yang lain umumnya berwarna perak dan lebih lunak dari berilium, tetapi lebih keras jika dibandingkan dengan logam alkali Titik leleh dan titik didih logam alkali menurun dari atas ke bawah dalam sistem periodik. Hal ini disebabkan oleh jari-jari atom yang bertambah panjang. Energi ionisasi kedua dari unsur-unsur golongan IIA relatif rendah sehingga mudah membentuk kation +2. Akibatnya, unsur-unsur menjadi cukup reaktif. Kereaktifan logam alkali meningkat dari atas ke bawah dalam sistem periodik. Pada suhu kamar, berilium tidak bereaksi dengan air, magnesium bereaksi agak lambat dengan air, tetapi lebih cepat dengan uap air. Adapun kalsium dan logam alkali tanah yang di bawahnya bereaksi dengan air pada suhu kamar. Reaksinya: Ca(s) + 2H2O Ca(OH)2(aq) + H2(g) Logam alkali tanah bereaksi dengan oksigen membentuk oksida. Barium dapat membentuk peroksida. Barium peroksida terbentuk pada suhu rendah dan terurai menjadi oksida pada 700C. Kalsium, stronsium, dan barium bereaksi dengan hidrogen membentuk logam hidrida. Adapun magnesium dapat bereaksi dengan hidrogen pada tekanan tinggi dengan bantuan katalis MgI2. Ca(s) + H2(g) CaH2(s) Mg(s) + H2(g) MgH2(s)

Semua unsur alkali tanah bereaksi langsung dengan halogen membentuk halida, dengan nitrogen dapat membentuk nitrida pada suhu tinggi, misalnya magnesium nitrida: Mg(s) + N2(g) Mg3N2(s) Pembakaran unsur-unsur alkali tanah atau garamnya dalam nyala bunsen dapat memancarkan spektrum warna khas. Stronsium berwarna krimson, barium hijaukuning, dan magnesium putih terang. Magnesium jika dibakar akan mengeluarkan cahaya sangat terang. Oleh karena garam-garam alkali tanah menghasilkan nyala beraneka warna, sering dipakai sebagai bahan untuk membuat kembang api. SIFAT KIMIA Keaktifan Ciri khas dari logam alkali tanah adalah keaktifanya yang begitu besar. Banyak orang yang tidak mengenal bentuk dan rupa dari logam ini, misalnya kalsium yaitu karena logam-logam ini begitu aktif sehingga tidak ditemukan dalam bentuk unsur bila bersentuhan dengan udara dan air. Tak satupun unsur logam alkali tanah terdapat dialam dalam bentuk unsur.semua unsur logam alkali tanah terdapat sebagai ion dipositif Sifat metalik Secara kimia sifat metalik suatu unsur berkaitan dengan kecenderungannya untuk kehilangan elektron. Dalam alkali tanah ada keserupaan yang besar dalam sifat-sifat kimia. Kalium, stronsium dan barium jelas sekali serupa, namun magnesium dan berilium berbeda dengan ketiga unsur ini karena agak kurang aktif. Ini dihubungkan dengan energi pengionan yang lebih tinggi dari kedua unsur terakhir. Semua unsur alkali tanah adalah penyumbang elektron dengan berilium yang paling sedikit aktif dan barium yang paling aktif.

Sifat kimia logam alkali tanah bermiripan dengan logam alkali, tetapi logam alkali tanah kurang reaktif dari logam alkali seperiode. Jadi, berilium kurang efektif dibandingkan terhadap litium, magnesium kurang reaktif dibandingkan terhadap natrium, dan seterusnya. Hal itu disebabkan jari-jari atom logam alkali tanah lebih kecil, sehingga energi pengion lebih besar. Lagipula logam alkali tanah mempunyai dua elektron valensi, sedangkan logam alkali hanya memiliki satu elektron valensi. Kereaktifan kalsium, strontium, dan barium tidak terlalu berbeda dari logam alkali, tetapi berilium dan magnesium jauh kurang reaktif.

2.3 Cara Isolasi atau Pembuatan Unsur-Unsur Alkali Tanah

Untuk mendapatkan logam alkali tanah dapat dilakukan dengan ekstraksi. Ekstraksi adalah pemisahan suatu unsur dari suatu senyawa. Logam alkali tanah dapat di ekstraksi dari senyawanya. Untuk mengekstraksinya kita dapat menggunakan dua cara, yaitu metode reduksi dan metode elektrolisis. 1. Ekstraksi Berilium (Be) a. Metode reduksi

Untuk mendapatkan Berilium, bisa didapatkan dengan mereduksi BeF2. Sebelum mendapatkan BeF2, kita harus memanaskan beril [Be3Al2(SiO6)3] dengan Na2SiF6 hingga 700 0C. Karena beril adalah sumber utama berilium. BeF2 + Mg MgF2 + Be b. Metode Elektrolisis Untuk mendapatkan berilium, kita juga dapat mengekstraksi dari lelehan BeCl2 yang telah ditambah NaCl. Karena BeCl2 tidak dapat mengahantarkan listrik dengan baik, sehingga ditambahkan NaCl. Reaksi yang terjadi adalah Katoda : Be2+ + 2e- Be Anode : 2Cl- Cl2 + 2e-

2. Ekstraksi Magnesium (Mg) a. Metode Reduksi Untuk mendapatkan magnesium, kita dapat mengekstraksinya dari dolomite [MgCa(CO3)2]. Karena dolomite merupakan salah satu sumber yang dapat menhasilkan magnesium. Dolomite dipanaskan sehingga terbentuk MgO.CaO lalu MgO.CaO dipanaskan dengan FeSi sehingga menghasilkan Mg. 2 [ MgO.CaO] + FeSi 2Mg + Ca2SiO4 + Fe b. Metode Elektrolisis Selain dengan ekstraksi dolomite magnesium juga bisa didapatkan dengan mereaksikan air alut dengan CaO. Reaksi yang terjadi :

CaO + H2O Ca2+ + 2OHMg2+ + 2OH- Mg(OH)2 Selanjutnya Mg(OH)2 direaksikan dengan HCl Untuk membentuk MgCl2 Mg(OH)2 + 2HCl MgCl2 + 2H2O Setelah mendapatkan lelehan MgCl2 kita dapat mengelektrolisisnya untuk mendapatkan magnesium. Katode : Mg2+ + 2e- Mg Anode : 2Cl- Cl2 + 2e-

3. Ekstraksi Kalsium (Ca) a. Metode Elektrolisis Batu kapur (CaCO3) adalah sumber utama untuk mendapatkan kalsium (Ca). Untuk mendapatkan kalsium, kita dapat mereaksikan CaCO3 dengan HCl agar terbentuk senyawa CaCl2. Reaksi yang terjadi : CaCO3 + 2HCl CaCl2 + H2O + CO2 Setelah mendapatkan CaCl2, kita dapat mengelektrolisisnya agar mendapatkan kalsium (Ca). Reaksi yang terjadi : Katode : Ca2+ + 2e- Ca Anode : 2Cl- Cl2 + 2e-

10

b. Metode Reduksi Logam kalsium (Ca) juga dapat dihasilkan dengan mereduksi CaO oleh Al atau dengan mereduksi CaCl2 oleh Na. Reduksi CaO oleh Al. 6CaO + 2Al 3Ca + Ca3Al2O6 Reduksi CaCl2 oleh Na CaCl2 + 2 Na Ca + 2NaCl

4. Ekstraksi Strontium (Sr) a. Metode Elektrolisis Untuk mendapatkan Strontium (Sr), kita bisa mendapatkannya dengan elektrolisis lelehan SrCl2. Lelehan SrCl2 bisa didapatkan dari senyawa selesit [SrSO4]. Karena Senyawa selesit merupakan sumber utama Strontium (Sr). Reaksi yang terjadi : katode : Sr2+ +2e- Sr anode : 2Cl- Cl2 + 2e5. Ekstraksi Barium (Ba) a. Metode Elektrolisis Barit (BaSO4) adalah sumber utama untuk memperoleh Barium (Ba). Setelah diproses menjadi BaCl2 barium bisa diperoleh dari elektrolisis lelehan BaCl2. Reaksi yang terjadi :

11

Katode : Ba2+ +2e- Ba Anode : 2Cl- Cl2 + 2eb. Metode Reduksi Selain dengan elektrolisis, barium bisa kita peroleh dengan mereduksi BaO oleh Al. Reaksi yang terjadi : 6 BaO + 2Al 3Ba + Ba3Al2O6.

2.4 Reaktivitas Unsur-Unsur Alkali Tanah

Kereaktifan logam alkali tanah meningkat dari berilium ke barium. Fakta ini sesuai dengan yang diharapkan. Dari berilium ke barium jari-jjari atom bertambah besar, sehingga energi ionisasi serta keelektronegatifan berkurang. Akibatnya,

kecenderungan untuk melepas elektron membentuk senyawa ion makin besar. Semua senyawa dari kalsium, strontium, dan barium, yaitu logam alkali tanah yang bagian bawah, berbentuk senyawa ion, sedangkan sneyawa-senyawa berilium dan senyawasenyawa magnesium bersifat kovalen. Kereaktifan berelium terjadi karena berelium memiliki subkulit yang relatif banyak akibatnya tarikan inti terhadap elekron valensi akan semakin kecil. Kecilnya tarikan inti terhadap elektron valensi menyebabkan berelium lebih mudah untuk melepaskan elektronnya sehingga electron tersebut akan diterima oleh unsur lain yang lebih elektronegatif membentuk suatu senyawa. Magnesium berwarna putih keabu-abuan dan mempunyai permukaan pelindung lapisan tipis oksida. Jadi ia tidak diserang oleh air meskipun kemungkinannya sangat kuat, kecuali bila berupa amalgam. Meskipun demikian, ia mudah larut dalam asam encer. Magnesium digunakan dalam aliasi konstruksi sinar dan untuk pembuatan

12

reaksi Grignard. Ia sangat penting bagi kehidupan karena terdapat dalam klorofil. Magnesium tidak bereaksi dengan oksigen dan air pada suhu kamar, tetapi dapat bereaksi dengan asam. Pada suhu 800 C magnesium bereaksi dengan oksigen dan memancarkan cahaya putih terang. Kalsium merupakan unsur logam alkali tanah yang reaktif, mudah ditempa dan dibentuk serta berwarn putik perak. Kalsium bereaksi dengan air dan membentuk kalsium hidroksida dan hidrogen. Kalsium, Sr, dan Ba dibuat hanya dalam skala kecil melalui reduksi halida dengan Na. Kalsium digunakan untuk mereduksi halidalantanida dan aktinida menjadi logamnya dan untuk pembuatan CaH2 yang merupakan pereduksi yang berguna.

2.5 Senyawaan dan Reaksinya dengan Unsur Lain Senyawaan alkali tanah dengan unsur lain Reaksi-Reaksi Logam Alkali Tanah Reaksi secara umum Keterangan 2M(s) + O2(g) 2MO(s) Reaksi selain Be dan Mg tak perlu Pemanasan M(s) + O2(g) MO2 (s) Ba mudah, Sr dengan tekanan tinggi, Be, Mg, dan Ca, tidak terjadi M(s) + X2(g) MX2 (s) X: F, Cl, Br, dan I M(s) + S(s) MS (s) M(s) + 2H2O (l) M(OH)2 (aq) + H2 (g) Be tidak dapat, Mg perlu pemanasan 3M(s) + N2 (g) M3N2 (s) Reaksi berlangsung pada suhu tinggi, Be tidak dapat berlangsung + 2+ M(s) + 2H (aq) M (aq) + H2 (g) Reaksi cepat berlangsung M(s) + H2 (g) MH2 (s) Perlu pemanasan, Be dan Mg tidak dapat berlangsung 1. Reaksi dengan Air Berilium tidak bereaksi dengan air, sedangkan logam Magnesium bereaksi sangat lambat dan hanya dapat bereaksi dengan air panas. Logam Kalsium, Stronsium, Barium, dan Radium bereaksi sangat cepat dan dapat bereaksi

13

dengan air dingin. Contoh reaksi logam alkali tanah dan air berlangsung sebagai berikut, Ca(s) + 2H2O(l) > Ca(OH)2(aq) + H2(g) 2. Reaksi dengan Oksigen Dengan pemanasan, Berilium dan Magnesium dapat bereaksi dengan oksigen. Oksida Berilium dan Magnesium yang terbentuk akan menjadi lapisan pelindung pada permukaan logam.Barium dapat membentuk senyawa peroksida (BaO2) 2Mg(s) + O2 (g) > 2MgO(s) Ba(s) + O2(g) (berlebihan) > BaO2(s) Pembakaran Magnesium di udara dengan Oksigen terbatas pada suhu tinggi akan dapat menghasilkan Magnesium Nitrida (Mg3N2) 4Mg(s) + O2(g) + N2 (g) > MgO(s) + Mg3N2(s) Bila Mg3N2 direaksikan dengan air maka akan didapatkan gas NH3 Mg3N2(s) + 6H2O(l) > 3Mg(OH)2(s) + 2NH3(g) 3. Reaksi dengan Nitrogen Logam alkali tanah yang terbakar di udara akan membentuk senyawa oksida dan senyawa Nitrida dengan demikian Nitrogen yang ada di udara bereaksi juga dengan Alkali Tanah. Contoh, 3Mg(s) + N2(g) > Mg3N2(s) 4. Reaksi dengan Halogen Semua logam Alkali Tanah bereaksi dengan halogen dengan cepat membentuk garam Halida, kecuali Berilium. Oleh karena daya polarisasi ion Be2+ terhadap pasangan elektron Halogen kecuali F-, maka BeCl2 berikatan kovalen. Sedangkan alkali tanah yang lain berikatan ion.

14

Contoh : Ca(s) + Cl2(g) > CaCl2(s)

2.6 Jenis Ikatan Yang Terbentuk pada Unsur-Unsur Alkali Tanah

Tiap logam memiliki konfigurasi elektron sama seperti gas mulia atau golongan VIIIA, setelah ditambah 2 elektron pada lapisan kulit S paling luar. Contohnya konfigurasi elektron pada Magnesium (Mg) yaitu : 1s22s22p63s2 atau (Ne) 3s2. Ikatan yang dimiliki kebanyakan senyawa logam alkali tanah adalah ikatan ionik, karena elektron paling luarnya telah siap untuk dilepaskan agar mencapai kestabilan. Ikatan ionik adalah sebuah gaya elektrostatik yang mempersatukan ion-ion dalam suatu senyawa ionik. Ion-ion yang diikat oleh ikatan kimia ini terdiri dari kation dan juga anion. Kation terbentuk dari unsur-unsur yang memiliki energi ionisasi rendah dan biasanya terdiri dari logam-logam alkali dan alkali tanah. Sementara itu, anion cenderung terbentuk dari unsur-unsur yang memiliki afinitas elektron tinggi, dalam hal ini unsur-unsur golongan halogen dan oksigen. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa ikatan ion sangat dipengaruhi oleh besarnya beda keelektronegatifan dari atom-atom pembentuk senyawa tersebut. Semakin besar beda keelektronegatifannya, maka ikatan ionik yang dihasilkan akan semakin kuat. Ikatan ionik tergolong ikatan kuat, dalam hal ini memiliki energi ikatan yang kuat sebagai akibat dari perbedaan keelektronegatifan ion penyusunnya. Pembentukan ikatan ionik dilakukan dengan cara transfer elektron. Dalam hal ini, kation terionisasi dan melepaskan sejumlah elektron hingga mencapai jumlah oktet yang disyaratkan dalam aturan Lewis. Selanjutnya elektron yang dilepaskan ini akan diterima oleh anion hingga mencapai jumlah oktet. Proses transfer elektron ini akan menghasilkan suatu ikatan ionik yang mempersatukan ion anion dan kation. Sifat-Sifat ikatan ionik adalah: a. Bersifat polar sehingga larut dalam pelarut polar
15

b. Memiliki titik leleh yang tinggi c. Baik larutan maupun lelehannya bersifat elektrolit

16

BAB III PENUTUP

Kereaktifan logam alkali tanah meningkat dari berilium ke barium. Fakta ini sesuai dengan yang diharapkan. Dari berilium ke barium jari-jjari atom bertambah besar, sehingga energi ionisasi serta keelektronegatifan berkurang. Akibatnya, kecenderungan untuk melepas elektron membentuk senyawa ion makin besar. Semua senyawa dari kalsium, strontium, dan barium, yaitu logam alkali tanah yang bagian bawah, berbentuk senyawa ion, sedangkan sneyawa-senyawa berilium dan senyawasenyawa magnesium bersifat kovalen. Sifat kimia logam alkali tanah bermiripan dengan logam alkali, tetapi logam alkali tanah kurang reaktif dari logam alkali seperiode. Jadi, berilium kurang efektif dibandingkan terhadap litium, magnesium kurang reaktif dibandingkan terhadap natrium, dan seterusnya. Hal itu disebabkan jari-jari atom logam alkali tanah lebih kecil, sehingga energi pengion lebih besar. Lagipula logam alkali tanah mempunyai dua elektron valensi, sedangkan logam alkali hanya memiliki satu elektron valensi. Kereaktifan kalsium, strontium, dan barium tidak terlalu berbeda dari logam alkali, tetapi berilium dan magnesium jauh kurang reaktif.

17

Anda mungkin juga menyukai