Anda di halaman 1dari 13

Rangkuman Pengetahuan Bahan Teknik

Jeane Claudea Tanjung


A1C019006

BAHAN-BAHAN LOGAM

1. Besi dan Baja


A. Struktur mikro besi dan baja
Besi dan baja paling banyak digunakan sebagai bahan industri yang merupakan
sumber sangat besar, dimana sebagian ditentukan oleh nilai ekonominya, tetapi yang
paling penting karena sifat-sifatnya yang bervariasi. Artinya bahan tersebut
mempunyai berbagai sifat dari yang paling lunak dan mudah dibentuk sampai yang
paling keras dan tajam pun untuk pisau pemotong dapat dibuat. Pembahasan dimulai
dengan struktur mikro dari besi dan baja, dimana unsur paduannya adalah karbon.
a) Diagram fasa besi-karbon
Selain karbon pada besi dan bajaterkandung kira-kira 0,25% Si, 0,3-1,5% Mn
dan unsur pengotor lain seperti P, S, dsb karena unsur-unsur ini memberikan
pengaruh utama kepada diagram fasa.
b) Perubahan struktur pada perlakuan panas
Dilihat dari transformasi, ada tiga macam baja, yaitu:
a) Baja dengan titik transformasi 𝐴1, berupa ferit di bawah 𝐴1 , dan
austentik pada 𝐴3, atau di atas 𝐴1.
b) Baja dengan titik transformasi 𝐴1 di bawah temperature kamar, berupa
austenite pada temperature kamar.
c) Baja dengan daerah austenite yang kecil, berupa ferit sampai
temperature tinggi pada daerah komposisi tertentu.
2. Baja Karbon Rendah Bentuk Pelat
a) Struktur dan mampu bentuk baja pelat tipis
Penggunaan utama baja pelat tipis yang dirol panas, dilunakan, dirol dingin, dan
dilunakkan adalah untuk benda yang dibentuk dengan pres. Pembentukan dengan
pres terdiri dari pengguntingan dan pembentukan, dimana pengepresan merupakan
proses utama.
b) Pemilihan pelat baja tipis dengan mampu bentuk baik
Pada penarikan dalam pelat baja tipis, menghasilkan titik mulur berbentuk pola
tertentu yang disebut regangan pembentang (stretcher strain), jadi pelat baja tipis
bagi proses penarikan diolah lebih dulu dengan pengerolan ringan setelah
pelunakan, yang disebut pengerolan temper.
3. Baja Pelat yang Dirol panas dan Baja Kekuatan Tinggi
Lembaran baja setelah dirol panas memiliki sifat yang mudah dibentuk dan mudah dilas.
Dilihat dari caranya, pengerolan pelat adalah proses yang sangat efisien dan sangat
ekonomis, oleh karena itu ada satu kecenderungan bahwa lambat laun struktur, kontruksi
baja dibuat dari pelat yang dirol dengan mempergunakan teknik pengelasan.
a) Kekuatan dan keuletan baja pada temperatur rendah
Karbon merupakan unsur terpenting dan utama dalam pembuatan baja, fungsinya
untuk menguatkan baja sehingga baja harus mengandung karbon sampai kadar tertentu.
Banyak kasus yang telah dipecahkan untuk mengetahui pengaruh unsur paduan terhadap
keuleta baja pada temperatur rendah. Dalam hal ini disimpulkan bahwa C, P, Mo, dan V
adalah unsur yang menurunkan keuletan sedangkan Ni dan Mn adalah unsur yang
memperbaiki keuletan tersebut.
Mn mengurangi kabrida dan menurunkan temperatur transformasi. P memperburuk
kegetasan pada temperatur rendah dan meningkatkan sensitivitas temper. S adalah suatu
unsur yang membentuk inklusi dan tidak memberikan banyak pengaruh terhadap
temperatur transisi tetapi menurunkan keuletan matriks.
Ni bersama Mn adalah unsur yang sangat efektif untuk memperbaiki keuletan pada
temperatur rendah. Baja yang dipergunakan untuk keperluan pada temperatur rendah
dengan komposisi dasar yaitu 1,5% Ni, 3,5% Ni, 6% Ni, 9% Ni telah dikembangkan
pada temperatur pemakaian.
Mo dan W adalah unsur yang efektif untuk mengendalikan kegetasan temper.
Penambahan yang cocok yang biasa diminta adalah 0,3% - 0,5%.
Kadar N meningkatkan sensitivitas terhadap pengerasan presipitasi karena regangan,
seharusnya N rendah dan sebaiknya kadar O rendah karena menyebabkan kegetasan pada
batas butir.
b) Mampu las baja
Kontruksi baja biasanya dibuat dengan jalan mengelas, untuk itu diperlukan lembaran
baja yang tebal agar mampu dilas dengan baik. Tidak ada yang dihindari bahwa bahan
berubah sifat karena panas pada waktu pengelasan sehingga pada daerah pengelasan
biasanya terjadi pengerasan atau retakan.
Antar muka antara logam penyambung dan logam induk pada daerah pengelasan
dinamakan bagian pengikat, dan selanjutnya daerah yang dipengaruhi panas dari logam
induk adalah daerah yang terpanaskan pertama pada temperatur tinggi. IIW
(International Institute of Welding) menyatakan karbon ekivalen sebagai berikut:
Cek(%) = C + (1/6)Mn + (1/5)(Cr + Mo + V)
+ (1/15)(Cu + Ni)
Hubungan antara kekerasan Vickers max HVmaks dengan karbon ekivalen adalah sebagai
berikut,
HVmaks = 666Cek + 40
HVmaks tidak selamanya teliti tetapi ada hubungannya dengan laju retakan.
Pengerasan seperti itu tidak terjadi pada daerah pengelasan karena disebabkan naiknya
temperatur transisi. Ito menemukan hubungan antara temperatur pada pengujian Charpy,
vTs.
vTs = -70 + 290C + 28Mn + 46Cu – 6Ni
+ 25Cr + 23Mo (ºC)
Hasilnya adalah unsur yang secara positif menurunkan vTs pada daerah pengikat
hanyalah Ni dan unsur lainnya menaikkan temperatur transisi, terutama C sangat
berbahaya.
c) Penguatan baja untuk proses pengelasan
Baja lembaran tebal dibuat dalam berbagai macam bentuk dan dilas dijadikan
kontruksi baja. Komposisi kimia baja tersebut adalah C ≤ 0,23%, S ≤ 0,04% dan P ≤
0,04%. Baja yang tidak mengandung unsur lain selain Si dan Mn disebut baja lunak
(mild steel), yang banyak digunakan untuk bahan kontruksi baja karena mempunyai sifat
mampu las dan mampu bentuk yang lain.
Baja kekuatan tinggi adalah bahan yang dapat dikurangi beratnya dengan sambungan
las untuk merasionalkan kontruksi baja. Yaitu bahwa baja kekuatan tinggi memerlukan
luas penampang yang kecil. Baja kekuatan tinggi digolongkan pada baja berkekuatan
tarik yang tinggi dengan atau tanpa perlakuan panas pada proses pembuatannya, dalam
kedua hal ini penurunan mampu las diusahakan minimum.
(1) Baja kekuatan tinggi tanpa perlakuan panas
Baja ini digunakan dalam keadaaan setelah dirol atau setelah dinormalkan,
struktur mikronya terutama ferit dan perlit. Baja tersebut diperkuat dengan jalan
penambahan unsur paduan dan penghalusan butir melalui pengerolan.
(2) Baja kekuatan tinggi yang mengalami perlakuan panas
Agar kekuatan baja meningkat dan keuletannya pada temperatur rendah juga
meningkat, baja perlu dikeraskan dan ditemper. Sifat baja ini ditentukan oleh
kadar C, P dan S dan unsur paduan tergantung pada pilihan pembuatannya.
Sebagai tambahan pada Mn dan Si, Cr, Mo, V dan sebagainya.
d) Mampu bentuk baja yang dirol panas
Baja tebal yang dirol panas mempunyai derajat pengerjaan yang tinggi pada
pembengkokannya, dalam hal ini penilaian terhadap keliatannya sekedar hanya pada
perpanjangannya dalam pengujian tarik, tidaklah memadai. Baja ini mampu membentuk
sangat menurun oleh adanya kadar O, S, dan meningkatnya jumlah perlit.
4. Penggunaan baja untuk kekuatan dan keuletan
Petunjuk pertama dalam pemilihan baja adalah kekuatan dan keuletan yang memadai.
Satu dari sekian sifat baja yang penting ialah kekuatan, tetapi karena kekuatan
ditingkatkan, keuletannya menurun, maka kekuatan yang berlebihan menyebabkan
kerusakan karena benturan.
a) Kekerasan baja setelah dicelup dingin dan mampu keras
Kekerasan baja setelah dicelup tergantung pada kadar karbonnya. Kekerasan pada
baja meningkat hamper berbanding lurus dengan karbon sampai 0,6% selanjutnya
peningkatan gradien lebih kecil jika kadar karbon meningkat.
Selain itu, semakin besar ukuran butir austenit maka semakin baik pengaruhnya
terhadap mempu keras, dan jika luas batar butir mengecil maka transformasi berkurang,
hal ini menyebabkan mudah terjadinya transformasi martensit.
b) Baja paduan untuk kontruksi mekanik
Sebagai unsur paduan untuk baja paduan yang dipergunakan bagi kontruksi mekanik
adalah Ni-Cr, Ni-Cr-Mo, Cr, Cr-Mo, Mn, dan Mn-Cr.
Baja paduan mempunyai kelebihan sebagai berikut:
(1) Memiliki keras yang baik meskipun berukuran besar dan keras sampai ke dalam.
(2) Memiliki keras yang lebih baik dan tidak perlu pendinginan yang cepat dalam
pengerasannya, hal ini menyebabkan rendahnya tegangan sisa.
c) Pengerasan kulit
Dengan jalan pengerasan kulit, dapat diatasi dengan cara:
(1) Pengarbonan
Reaksi pengarbonan dapat dijelaskan sebagai berikut:
CO2 + C (arang) → 2CO
2CO + CO2 + C (larut ke dalam baja)
(2) Penitridan
Proses ini dimaksudkan untuk membuat kulit nutrida pada permukaan baja
dengan jalan menempatkan baja di dalam tungku yang dialiri gas amonian dan
dipanaskan pada 500ºC. Baja untuk keperluan ini mengandung Al, Cr, Te, V, Mn
dan Si yang memiliki afinitas kuat dengan N.
(3) Pengerasan frekuensi tinggi dan pengerasan nyala api
Baja ditempatkan dalam lilitan, dan lilitan dialiri arus frekuensi tinggi dengan
permukaan baja yang dipanaskan.
d) Kegetasan temper
Selama penemperan baja yang telah dikeraskan, terjadi pelunakan dan peningkatan
keuletan. Pada penemperan disekitar 200-300ºC kekuatan impak turun dan dengan
pendinginan yang perlahan setelah 500ºC atau pemanasan yang lama sekitar 500º, maka
kekuatan impak sangat turun. Fenomena pertama disebut kegetasan temper pada
temperatur rendah dan yang kedua dinamakan kegetasan temper pada temperatur tinggi.
5. Baja yang mempunyai kekerasan tinggi sebagai sifat utamanya
a) Baja pegas
Sifat utama dari baja pegas adalah modolus elastik dan batas elastik, tetapi bagi baja
paduan rendah modolus elastik boleh dikatakan tetap. Baja pegas adalah baja karbon yang
mengandung 0,5-1,0% karbon atau baja karbon rendah yang dicampur dengan Si, Mn,
dan Cr sampai 1%, dengan Mo, V sampai 0,25%, dan dengan B sampai 0,0005%.
b) Baja bantalan
Baja 1% C – 1% Cr digunakan untuk bantalan peluru dan bantalan rol. Untuk
bantalan yang besar dipakai bahan yang mengandung lebih dari 1% Mn atau Cr atau
Mo, tetapi komponen utamanya tetap tidak berubah. Umur baja bantalan tergantung
keausan fretting dan sangat dipengaruhi oleh inklusi.
c) Baja perkakas dingin
Baja perkakas umumnya mempunyai kadar karbon yang tinggi dan mempunyai
banyak macam dengan berbagai perpaduan unsur.
(1) Penempaan baja perkakas
Temperature penempaan pada umumnya sekitar 900-1050°C yang pada
dasarnya lebih rendah dari temperature penempaan untuk baja konstruksi.
Sebaiknya pemanasan baja dilakukan secara perlahan-lahan dan pendinginan
setelah penempaan tidak begitu diperlukan untuk celup dingin di air, tetapi perlu
didinginkan untuk baja yang dapat mengeras sendiri.
(2) Penormalan
Temperature penormalan kira-kira 100°C dengan waktu singkat. Proses ini
untuk memperbaiki keseragaman keadaan setelah penempaan.
(3) Pelunakan
Speroidisasi dari karbida merupakan hal terpenting dalam pelunakan dan perlu
dibuat siklus pemanasan. Pemanasannya hampir sama dengan pemanasan untuk
baja karbon rendah, hal ini menyebabkan menurunnya mampu keras.
(4) Pencelupan dingin
Waktu pencelupan dingin harus sesuai. Pencelupan yang terlalu lama
menyebabkan segregasi karbida, pengkasaran butir austenite atau pada saat
pencelupan dingin meningkatnya austenite sisa yang menyebabkan turunnya
kekerasan. Pendinginan harus dilakukan secara sempurna dan perlahan-lahan,
karena dapat terjadi keretakan disebabkan pemuaian.
d) Baja perkakas panas
Baja perkakas panas adalah bahan yang dipakai untuk proses pengerjaan panas. Sifat-
sifat yang diperlukan adalah:
1) Mudah dimesin dan dibentuk menjadi cetakan.
2) Mempunyai mampu keras yang baik dan transformasi yang kurang pada waktu
perlakuan panas
3) Tidak mempunyai sifat mengarah dan bersifat homogen.
4) Mempunyai ketahanan tinggi terhadap pelunakan temper.
5) Mempunyai kekerasan panas tinggi dan keuletan yang baik.
6) Mempunyai ketahanan aus yang tinggi dan mempunyai deposisi termal dan fusi yang
kurang.
7) Kuat terhadap kerugian karena fusi, kejutan termal, kelelahan termal.
Baja perkakas panas secara kasar dapat digolongkan menjadi baja yang diperkuat oleh
Cr, Mo, dan W baja yang diperkuat dengan presipitasi
(1) Baja perkakas panas yang diperkuat dengan Cr
Mempunyai mampu keras yang baik namun ketahanan pada temperature tinggi
sedikit kurang dibandingkan dengan baja yang diperkeras oleh W, serta
mempunyai ketahanan yang baik terhadap pemanasan berulang, dan pendinginan
berulang, dan sangat ulet.
(2) Baja perkakas panas yang diperkuat dengan Mo
Baja ini sangat mudah dikeraskan dengan pendinginan udara, lebih kuat
daripada tipe W dalam keadaan panas, keuletan lebih baik, dan mudah mengalami
dekarburisasi.
(3) Baja perkakas panas yang diperkuat dengan W
Mampu keras baja kurang baik tetapi dapat dikeraskan dengan pendinginan
udara. Ketahanan pelunakan lebih baik pada temperature tinggi tetapi apabila W
bertambah konduktivitas panasnya berkurang yang menyebabkan lemah terhadap
kelelahan termal.
(4) Pengerasan presipitasi baja perkakas panas
Pada umumnya baja perkakas panas ditemper sampai pada kekerasan yang
lebih rendah daripada kekerasan maksimum dan presipitasi berlanjut pada
permukaan sehingga menjadi lebih keras.
e) Baja kecepatan tinggi
Baja kecepatan tinggi mempunyai kekerasan panas dan ketahanan aus yang sangat
baik. SKH2 (JIS), T1 (AISI) adalah komponen umum dari baja kecepatan tinggi dan
disebut baja kecepatan tinggi 18-8-1 (W, Cr, V).
(1) C → dalam keadaan keras, sebagian C larut padat dalam matriks
sebagian lain dalam bentuk senyawa dengan W, Cr, dan V.
(2) Cr → memperbaiki mampu keras dan memberikan unjuk kerja
pemotongan terbaik pada prosentase 3,5 sampai 5%.
(3) W → sebagian W memberikan karbida ganda, sebagian W larut padat
dalam matriks dan meningkatkan mampu keras kedua karena penemperan.
(4) Mo → karbida Mo lebih halus dari karbida W, mudah berbentuk bulat
dan mempunyai keuletan yang baik.
(5) V → membuat karbida yang sangat keras.
(6) Co → tidak membentuk karbida.

6. Baja kekuatan sangat tinggi


Merupakan baja yang mempunyai kekuatan mulur di atas 1000 MPa, mempunyai
kekuatan tarik di atas 2000 MPa. Kekuatannya harus lebih baik tanpa mengurangi
keliatan dan keuletannya, oleh karena itu berbagai usaha dikembangkan dalam pemaduan
unsur dan perlakuan panasnya.
a) Baja martensit
Merupakan baja yang dikeraskan dan distemper pada daerah temperature penemperan
yang rendah yang tidak menyebabkan pelunakan temper untuk mendapat kekuatan yang
sangat tinggi. Kekerasan martensit ditentukan oleh besarnya kadar karbon, tetapi apabila
C tinggi keliatan dan keuletannya menjadi lebih rendah.
b) Baja pengerasan kedua
Pengerasan kedua disebabkan karena presipitasi karbida dari unsur-unsur paduan
yang mempunyai kelarutan rendah pada sementit seperti Mo, V, W, Ti, Nb, dan Ta.
c) Baja olah austenite
Martensit yang dibuat dengan olah austenite mempunyai struktur mikro halus, cacat
kisinya sangat banyak, dan kekuatan sangat tinggi. Apabila ditemper, akan didapat
kekuatan, keliatan, dan keuletan yang lebih dari penemperan baja biasa. Untuk mendapat
sifat yang sangat baik perlu pemilihan baja, diantara baja yang memenuhi persyaratan
yaitu baja 5Cr-1, 5Mo-V, 3Cr-1, 5Ni, Ni-Cr-Mo, 13Cr dan yang mengandung C sampai
kadar tertentu.
d) Baja maraging
Komponen utama baja maraging terdiri dari Fe-18%Ni dengan unsur paduan Mo, Co,
Ti, Al, Nb, dimana martensit diperkuat oleh presipitasi senyawa antar logam. Unsur-
unsur pengotor lainnya selain unsur paduan yaitu C, Si, Mn, P, S yang harus dikontrol
sekecil mungkin.

7. Baja tahan karat


Baja tahan karat adalah semua baja yang tidak dapat berkarat, macamnya yaitu baja
tahan karat austenite, baja tahan karat ferit, baja tahan karat martensit, dan baja tahan
karat tipe pengerasan presipitasi.
a) Pengaruh unsur-unsur paduan pada ketahanan karat dari besi
Baja tahan karat adalah baja paduan yang memanfaatkan keefektifan unsur paduan
seperti Cr dan Ni dan dapat dibagi menjadi sistem Fe-Cr dan Fe-Cr-Ni. Yang pertama
termasuk baja tahan karat martensit dan ferit yang terakhir baja tahan karat austenite.
b) Struktur baja tahan karat
Unsur Cr menjadi komponen utama pada baja tahanan karat. Baja tahan karat 12%Cr
biasa dipakai, diaustenitkan dari 900-1000°C tergantung kadar Cnya, dan dicelup dingin
pada minyak. Sehingga mempunya struktur martensit ia menjadi baja tahan karat.
Struktur baja 18%Cr-8%Ni adalah struktur dua fasa 𝛼+𝛾 dalam keseimbangan, tetapi
kenyataannya
pada kira-kira 1050°C seluruhnya menjadi austenite dan setelah pendinginan dalam air
atau dlam udara fasa 𝛾 terbentuk pada temperature kamar sukar bertransformasi ke fasa 𝛼.
c) Pemilihan baja tahan karat
(1) Baja tahan karat martensit
Komposisinya yaitu 12-13%Cr dan 0,1-0,3%C. kadar Cr adalah batas terendah
untuk ketahanan asam karena itu baja ini sukar berkarat di udara, tetapi ketekanan
karat dalam suatu larutan juga cukup.
(2) Baja tahan karat ferit
Baja tahan karat ferit adalah baja yang terutama mengandung Cr sekitar 16-
18% atau lebih. Pada lingkungan korosi yang ringan tidak terjadi karat, tetapi
berada pada air larutan yang netral, dapat terjadi korosi lubang atau krevis apabila
terdapat sedikit ion klor atau struktur berbentuk krevis.
(3) Baja tahan karat austenite
Baja tahan karat austenite lebih baik pada ketahanan korosinya, mampu
bentuk, dan mampu lasnya. Kekurangannya yaitu:
- Korosi antarbutir
- Korosi lubang dan krevis
- Retakan korosi tegangan
(4) Baja tahan karat berfasa ganda
Baja tahan karat berfasa ganda terdiri dari fasa austenite dan ferit, umumnya
berkomposisi 25%Cr-5%Ni-1,5%Mo-0,03%C. kegetasan mampu las dan
kekurangan lainnya diperbaiki dengan penambahan Ni, N, dsb. Baja ini
mempunyai sifat bahwa fasa austenite dan ferit masing-masing memberikan
pengaruh saling menutupi.
(5) Pengerasan presipitasi baja tahan karat
Dengan mempergunakan ketahanan korosi yang baik dari baja tahan karat,
kekuatannya telah diperbaiki dengan pengerasan presipitasi. Menurut struktur
matriksnya baja tahan karat ini digolongkan menjadi martensit, semi austenite,
dan austenite.

8. Baja tahan panas dan paduan tahan panas yang super


Pada umumnya, sifat-sifat yang diminta bagi bahan yang tahan panas adalah sebagai
berikut:
1) Sifat-sifat mekanis → kekuatan panas yang tinggi untuk bisa bertahan
temperature tinggi dalam waktu yang lama.
2) Sifat-sifat kimia → ketahanan baik terhadap korosi dan oksidasi pada
temperature tinggi.
3) Sifat-sifat fisik → koefisien pemuaian panas yang rendah dan berat jenis
yang rendah serta konduktivitas termal yang besar.
4) Mudah dicairkan, dicor, ditempa, dilas, dibengkokkan, dsb.
5) Harga murah.
a) Baja tahan panas ferit
Baja tahan panas ferit adalah baja Mo dan Cr-Mo untuk ketel uap, Cr-Mo-V dan Cr-
Mo-V-W untuk turbin uap, 12%Cr untuk sudu-sudu berputar dari turbin uap, dan baja Si-
Cr untuk katup mobil.
b) Baja tahan panas austenite
(1) Baja tahan karat austenite
Untuk memperkuat perlu ditambahkan Ti, Nb, Mo dan untuk ketahanan panas
lebih tinggi perlu penambahan lebih banyak Cr dan Ni.
(2) Baja cor tahan panas
Baja tahan panas harus mempunyai kekuatan tinggi pada temperature tinggi,
yang mengakibatkan pengerjaan panas lebih sukar, sehingga kebanyakan dari baja
ini biasanya dicor.
(3) Paduan super berkadar dasar besi
Paduan Ni-Cr-Fe dan Ni-Co-Cr-Fe dapat dipergunakan pada kekuatan tinggi
hingga temperature kira-kira 750°C-800°C.. Ada tiga macam paduan yaitu tipe
pengerasan presipitasi dengan karbida, tipe pengerasan presipitasi dengan fasa 𝛾’,
dan tipe pengerasan presipitasi dengan fasa Ni3Nb.
(4) Paduan super berkadar dasar Ni
Pengembangan paduan super berkadar dasr Ni dengan kekuatan yang tinggi
pada temperature tinggi 900-1000°C menciptakan hasil yang mengagumkan.
Paduan super berkadar dasar Ni untuk coran telah juga dikembangkan secara luas.
(5) Paduan super berkadar dasar Co
Contoh paduan super yang mempunyai matriks cobalt adalah S816 dan
vitallium (HS 12). Paduan yang utama adalah Co-Ni-Cr.

Anda mungkin juga menyukai