Anda di halaman 1dari 14

SEMINAR LAPORAN TUGAS AKHIR – MM091381

JURUSAN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI


FTI-ITS
oleh : Aref Wibowo Agustianto
( 2708 100 071)

Analisis Kegagalan Dan Pengaruh Proses Hardening-


Tempering AISI 1050 Terhadap Strukturmikro Dan
Kekuatan Sebagai Langkah Peningkatan Kualitas Marine
Chains Bucket Elevator 02-M-308 PT.PETROKIMIA Gresik
Dosen Pembimbing :
Ir. Muchtar Karokaro M.Sc
Budi Agung Kurniawan, St, M.Sc

Supported by :

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER


SURABAYA
2012
Latar Belakang
 Marine Chains Bucket Elevator 02-M-308 PT. Petrokimia Gresik dari
Davaine Chaines (France) memiliki umur pakai 1 tahun, mengalami
modus kerusakan mulur, aus, hingga putus sehingga sering shut down
(Tatang, 2010).

Sketsa Marine Chains Bucket Elevator 02-M-308

1
Latar Belakang
 Material Marine Chains Bucket Elevator memiliki kekuatan yang relatif
rendah dan tidak sesuai dengan data teknis permintaan rantai PT. Petrokimia
Gresik kepada pihak Davaine Chaines (France).
Tabel data teknis permintaan rantai PT. Petrokimia
Properties nilai
Safety factor 16 – 20 %
Proof Stress 300 N/mm2
Breaking Stress 600 N/mm2
Minimal total elongation 4%
Surface Hardness of bends 375 BHN Minimal
Proof Load 228 kN
Tidak sesuai Breaking Load 456 kN

Bahan : Nickel Chrome Molybdenum Alloy Steel – DV


Super HR B (Steel according to NF A 35566 or DIN 17115)

2
Latar Belakang
 Perlu adanya Heat Treatment untuk menaikkan kekuatannya dengan
menyesuaikan kekerasan dari 251 BHN menjadi 375-390 BHN seperti
pada data teknis permintaan PT. Petrokimia.

251 BHN
Sesuai Permintaan
PT. Petrokimia
Hardening
Tempering

Live
375-390 BHN Time

3
Perumusan Masalah
1. Bagaimana mekanisme terjadinya kegagalan material baja
AISI 1050 marine chains 02-M-308 unit Pabrik II milik PT.
PETROKIMIA.
2. Bagaimana rekomendasi untuk meningkatkan kualitas
material baja AISI 1050 marine chains 02-M-308 unit Pabrik
II milik PT. PETROKIMIA.
3. Bagaimana pengaruh variasi temperatur tempering dan waktu
penahanan terhadap strukturmikro dan kekuatan material
AISI 1050 marine chains bucket elevator.

4
Batasan Masalah

1. Pengaruh lingkungan seperti temperatur, kelembapan udara,


tekanan dan lain- lain terhadap kerja marine chains diabaikan.
2. Pengaruh korosi terhadap marine chains diabaikan.
3. Proses pembuatan marine chains dianggap baik (sesuai
dengan desain dan pengerjaan).
4. Beban feeder bahan curah terdistribusi merata pada marine
chains.
5. Komposisi kimia dianggap homogen pada tiap spesimen.

5
Tujuan Penelitian
1. Mengetahui mekanisme terjadinya kegagalan material baja
AISI 1050 marine chains 02-M-308 unit Pabrik II milik PT.
PETROKIMIA.
2. Mengetahui rekomendasi untuk meningkatkan kualitas
material baja AISI 1050 marine chains 02-M-308 unit Pabrik
II milik PT. PETROKIMIA.
3. Mengetahui dan memahami pengaruh variasi temperatur
tempering dan waktu penahanan terhadap strukturmikro dan
kekuatan material AISI 1050 marine chains bucket elevator.

6
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Bucket Elevator

Marine
Chains

Gambar dan sketsa Bucket Elevator

7
Komponen Bucket Elevator

Bucket

Wheel

Marine Chains
8
Analisa Kegagalan
Alternatif prosedur analisa kegagalan menurut ASM Metal Handbook vol 11, 1991 :
Penyebab Kegagalan:
 Kesalahan Dalam Desain
 Kesalahan Dalam Pemilihan Material
 Cacat Material
 Kesalahan Dalam Proses Pengerjaan
 Kesalahan dalam Pemasangan atau Perakitan
 Kesalahan Operasi
Melakukan analisa dengan metode:
 Mengumpulkan historical data dll
 Pengamatan visual
 Analisa kimia
 Pengamtan makro dan mikro
 Pengujian DT
 Menentukan beban maksimal yang dapat diterima 9
Hardening

Austenit 15 menit Media


Holding
800-950ºC Quenching air / oli
isasi Time – 2 jam /lainnya

1. Austenisasi : 30-50 ºC diatas temperatur A3 (hypoeutektoid) dan A1


(hypereutektoid).
2. Quenching : material didinginkan secara cepat bertujuan agar terbentuk fasa
martensit.
Tujuannya :
 Meningkatkan kekerasan.
 Terbentuknya fasa martensit.

10
Tempering

Pemanasan
Holding Waktu Pendinginan
Media
80-700 ºC Time Temper Udara

 Tujuannya :
 Memperbaiki sifat keuletan baja hasil hardening (Thelning, 1984).
 Waktu harus tepat agar tidak terjadi penggetasan temper (temper brittleness).
 Parameter Tempering (Holmon & Jaffe) :

 P = parameter temper.
 T = Temperatur Temper (absolut ºK atau ºR).
 k = konstanta ( 20 untuk temperatur ºK, literatur lain menggunakan k = 18 untuk T dalam ºR)
 t = waktu temper ( jam )
11
Diagram IT dan CCT
AISI 1050

Gambar Diagram IT dan CCT


(ASTM Metal Handbook vol 4)

12

Anda mungkin juga menyukai