TUGAS AKHIR
Diajukan Kepada
Universitas Muhammadiyah Malang
Untuk Memenuhi salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Teknik Mesin
OLEH:
Nanda Akbar Ganesha
NIM : 201910120311205
4
5
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Dari nilai rata – rata harga impact pada A1, yakni base material yaitu 0,35
J/mm2. Pada nilai harga impact B1, didapat nilai 0,1 J/mm2, pada nilai C1
melonjak naik pad 1,32 J/mm2, pada D1 nilai harga impact Kembali turun pada
angka 0,27 J/mm2, pada E1 nilai turun Kembali diangka 0,14 J/mm2, sedangkan
pada kedua nilai terakhir antara F1 dan G1 masing - masing yakni 0,47 J/mm 2 dan
0,58 J/mm2 Dapat dilihat pada hasil diatas suhu tempering berpengaruh, nilai
paling tinggi dibandingkan sampel lainnya.
Nilai kekerasan spesimen raw material (A1) sebesar 80.8 HRC. Pada
spesimen Hardening B1 dengan temperatur Quenching 850℃ terjadi peningkatan
dengan nilai kekerasan sebesar 99.60 HRC. pada spesimen Hardening B1
terhadap spesimen C1 tempering 650℃. mengalami penurunan nilai kekerasan
menjadi 90,9 HRC. Spesimen B1 terhadap D1 dengan temperatur tempering
450℃ juga mengalami kenaikan nilai kekerasan menjadi 102,2 HRC, Sedangkan
tempering E1 mengalami nilai kekerasan menjadi 96,1 HRC. Pada tempering F1
dan G1 mengalami penurunan nilai rata – rata kekerasan masing – masing yakni
95,2 HRC, dan 71,1 HRC. [8]
2.2 Baja
Baja karbon adalah paduan antara besi (Fe) dan karbon C dengan sedikit
Si, Mn, P, S dan Cu. Sifat baja karbon sangat kuat tergantung pada kadar
karbonnya, baja karbon dapat di kelompokkan menjadi tiga macam[9] :
Baja paduan adalah baja cor yang ditambah unsur-unsur paduan. Tujuan
dari pemberian unsur-unsur paduan seperti mangan, nikel atau molibden, khrom
untuk memberikan sifat-sifat khusus pada baja paduan tersebut. Sebagai contoh
sifat-sifat ketahanan aus, ketahanan asam dan korosi atau menambah
ketangguhan/toughness [9].
Diagram keseimbangan fasa besi-besi karbida dapat dilihat pada gambar 2.1.
Diagram ini dihaslikan pada proses pendinginan lambat. Baja dan besi tuang yang
ada kebanyakan berupa paduan besi dengan karbon, dimana karbonnya berupa
senyawa intertisial (sementit). Sementit merupakan strukut logam yang
metastabil.
Selain unsur karbon pada besi dan baja terkandung kurang lebih 0,25% Si,
0,3-1,5% Mn dan unsur pengotor lain seperti P,S, dan lain-lain. Karena unsurtidak
memberikan pengaruh utama kepada diagram fasa, maka diagram fasa tersebut
dapat dipergunakan tanpa menghiraukan adanya unsur-unsur tersebut. Diagram
fasa Fe-Fe₃C sangat penting dibidang metalurgi karena sangat bermanfaat dalam
menggambarkan perubahan-perubahan fasa pada baja seperti tampak pada gambar
2.1
murni.
P : Titik yang menyatakan ferit, fasa , ada hubungan dengan reaksi eutektoid.
Spesifikasi baja ASTM A216 WCB ini mencakup untuk pengecoran baja
karbon untuk katup, flensa, fiting, atau bagian lain yang mengandung tekanan
untuk layanan suhu tinggi dan kualitas yang cocok untuk perakitan dengan
pengecoran lain atau bagian baja tempa dengan pengelasan fusi [11]. Sifat kimia
baja ASTM A216 WCB dapat di lihat pada tabel 2.1 berikut:
2.5.1 Normalizing
salah satu perlakuan panas dengan laju pendinginan cepat yang dilakukan
dalam suatu media pendingin misal air atau oli. Untuk memperoleh sifat mekanik
yang lebih keras. Untuk baja karbon rendah dan baja karbon sedang, lazim
dilakukan pencelupan dengan air. Untuk baja karbon tinggii dan baja paduan
biasanya digunakan minyak sebagai media pencelupan,pendinginannya tidak
secepat air. Tersedia berbagai jenis minyak, seperti minyak mineral dengan
kecepatan pendinginan yang berlainan sehingga dapat diperoleh baja dengan
berbagai tingkat kekerasan[16].
Untuk pendinginan yang cepat dapat digunakan air garam atau air yang
disemprotkan. Beberapa jenis logam dapat dikeraskan melalui pendinginan udara
terlalu lambat. Benda yang agak besar biasanya dicelup dalam minyak. Suhu
media celup harus merata agar dapat dicapai pendinginan yang merata pula.
Media pendinginan yang digunakan dalam produksi harus dilengkapi dengan
perlengkapan pendinginan[4].
2.5.4 Hardening
1. Air
Air adalah pendingin tertua dan termurah. Air memiliki kapasitas pendinginan
yang sangat tinggi (berhenti pada 300°C, suhu di mana martensit mulai
terbentuk), sedangkan laju pendinginan maksimum diperlukan ketika
melewati puncak kurva transformasi, yaitu sekitar 550°C, jadi Air murni tidak
baik untuk mendinginkan baja yang sangat keras. Efek pendinginan dapat
ditingkatkan/dikurangi dengan menambahkan sedikit [5-10%] soda atau
garam meja [4].
2. Minyak
Minyak adalah Pendinginan yang lebih lambat dibandingkan dengan air. Pada
minyak memiliki cooling capasity terbesar pada temperatur sekitar 600 °C dan
cukup rendah sekitar temperatur formasi martensit. Meningkatkan kapasitas
pendinginan Minyak dapat dibuat dengan menaikkan suhu hingga 50-80°C.
ada banyak minyak yang digunakan untuk pendinginan adalah yang termurah
dan paling sederhana adalah minyak mineral dengan kekentalan rendah.
Minyak biasanya digunakan Pengerasan baja paduan rendah dan menengah
dengan penampang kecil [18]
3. Udara
Pendinginan udara dilakukan untuk perlakuan panas yang membutuhkan
pendinginan lambat. Untuk keperluan tersebut udara yang disirkulasikan ke
dalam ruangan pendingin dibuat dengan kecepatan yang rendah. Udara
sebagai pendingin akan memberikan kesempatan kepada logam untuk
membentuk kristal – kristal dan kemungkinan mengikat unsur – unsur laindari
udara. Adapun pendinginan pada udara terbuka akan memberikan oksidasi
oksigen terhadap proses pendinginan.
2.7 Pengujian Kekerasan
2p
BHN = ………………….(2.1)
πD ¿ ¿
Banyak hal yang dapat kita pelajari dari hasil uji tarik. Bila kita terus menarik
suatu bahan sampai putus, kita akan mendapatkan profil tarikan yang lengkap
berupa kurva. Kurva ini menunjukkan hubungan antara tegangan dengan
regangan. Perubahan panjang dalam kurva disebut sebagai regangan teknik (ε eng),
yang di definisikan sebagai perubahan panjang yang terjadi akibat perubahan
static (∆ L ¿ terhadap panjang batang yang mula-mula (L₀). Tegangan uang
dihasilkan pada proses ini disebut dengan tegangan teknik (σ eng), dimana yang
terjadi (F) pada suatu luas penampang awal (A0).
F
σ= ………………..(2.2)
A₀
Dimana:
∆L
ε= ………………….(2.3)
L
Dimana:
E = σ /ε …………..(2.4)
Pada uji impact terjadi proses penyerapan energi yang besar ketika beban
menumbuk spesimen. Energi yang diserap material ini dapat dihitung dengan
menggunakan prinsip perbedaan energi potensial. Dasar pengujiannya yakni
penyerapan energi potensial dari pendulum beban yang berayun dari suatu
ketinggian tertentu dan menumbuk benda uji sehingga benda uji mengalami
deformasi. Pada pengujian impak ini banyaknya energi yang diserap oleh bahan
untuk terjadinya perpatahan merupakan ukuran ketahanan impak atau
ketangguhan bahan tersebut[3]. Untuk mekanisme posisi penempatan benda dan
perpatahan benda uji impact ditunjukkan pada gambar 2.7
Tenaga yang diserap benda uji atau tenaga untuk mematahkan benda uji
dapat ditulis dalam bentuk persamaan 2.4 berikut:
E = m× g (h1-h2) …………….(2.4)
= gaya × jarak
Dimana:
α = sudut jatuh (° )
β = sudut ayun (° )
sehingga:
METODOLOGI PENELITIAN
Spesimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah baja ASTM A216
WCB berbentuk Y blok dengan dimensi berikut ini:
R – Radius of fillet 10