Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Teknik Mesin UNISKA Vol. 01 No.

02, 2016
ISSN 2502 - 4922

ANALISA UJI KEKERASAN PADA POROS BAJA ST 60 DENGAN


MEDIA PENDINGIN YANG BERBEDA
Gusti Rusydi Furqon S, Muhammad Firman, Moch. Andi Sugeng .P

Prodi Teknik Mesin


Fakultas Teknik, Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari
Jln. Adhyaksa (Kayutangi) No.2 Banjarmasin, 70123
E-mail ; rani_rusdi@yahoo.com

ABSTRAK
Seiring dengan banyaknya kegagalan mekanis yang ditemui, Salah satu contohnya
misalnya faktor kelelahan logam seperti patahnya poros kereta api, poros roda mobil, dan
peristiwa patahnya poros baling-baling kapal. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
beban-beban tersebut terhadap kekuatan lelah material poros, maka diperlukan pengujian
material menggunakan benda uji (spesimen) dan disertai dengan analisa maupun perhitungan
secara teliti. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode anova yang bertujuan
untuk mencari perbedaan pengaruh media pendingin terhadap kekerasan material. Dengan
jumlah sampel tiga media pendingin, kemudian bahan yang digunakan adalah baja ST 60
dengan temperatur 6000C. Setelah melakukan penelitian dengan metode anova didapatkan
hasil dengan nilai Fhitung -6,0560294 < Ftabel 3,88. Nilai kekerasan sebelum perlakuan panas
yaitu 112,4 HB dan yang sesudah perlakuan panas yaitu air (110,2 HB), udara (94,8 HB) dan
oli mesran SAE 40 (119,4 HB). Diantara ketiga media pendingin setelah perlakuan panas
yang paling baik dalam meningkatkan kekerasan material adalah oli mesran SAE 40 dengan
nilai rata-rata 119,4 HB.

Kata Kunci : Baja ST 60, Temperatur, Uji kekerasan

21 |
Jurnal Teknik Mesin UNISKA Vol. 01 No. 02, 2016
ISSN 2502 - 4922

PENDAHULUAN produk, kemudian membandingkan hasil


pengukuran itu dengan spesifikasi produk
Seiring dengan banyaknya kegagalan yang diinginkan, serta mengambil tindakan
mekanis yang ditemui, perkembangan ilmu peningkatan yang tepat apabila ditemukan
pengetahuan dan banyaknya penemuan perbedaan aktual dan standar.Prosedur ini
baru, menyebabkan faktor-faktor juga berlaku untuk peningkatan kualitas
perancangan mulai bertambah. Salah satu produk baling-baling kapal.
contohnya misalnya faktor kelelahan
logam. Pada saat faktor kelelahan belum Dengan dilakukan perlakuan panas
diketahui, perencanaan suatu komponen pada material poros yang bertujuan untuk
hanya didasarkan pada pembebanan statik. mendapatkan hasil yang diinginkan dan
Namun dalam prakteknya kemudian berbagai jenis beban yang terjadi pada saat
ditemukan banyak masalah seperti poros baling-baling, maka di dapat
patahnya poros kereta api, poros roda beberapa masalah yang dapat diuraikan :
mobil, rusaknya rivet pada kabin pesawat, 1. Bagaimana pengaruh media
dan peristiwa patahnya poros baling-baling pendingin terhadap kekerasan
kapal (Propeller Shaft). Untuk mengetahui material ?
seberapa besar pengaruh beban-beban 2. Media pendingin mana yang
tersebut terhadap kekuatan lelah material memberikan pengaruh terhadap
poros, maka diperlukan pengujian material kekerasan material ?
menggunakan benda uji (spesimen) dan
disertai dengan analisa maupun
perhitungan secara teliti. Dalam pengujian Tujuan yang ingin dicapai dalam
lelah/ fatigue dipengaruhi oleh beberapa pembuatan skripsi ini yaitu diantaranya
faktor yaitu konsentrasi tegangan, kondisi adalah sebagai berikut:
permukaan, dimensi, temperatur, beban
1. Untuk mengetahui pengaruh media
dan efek lain-lain (korosi).
pendingin terhadap kekerasan
Dalam sebuah berputarnya /
material poros setelah
bekerjanya poros baling-baling untuk
dilakukannya perlakuan panas.
menghasilkan daya dorong, poros tersebut
2. Untuk mengetahui media
menanggung barbagai jenis beban akibat
pendingin yang paling baik dalam
dari kombinasi berbagai bentuk gaya.
meningkatkan kekerasan material.
Beban yang terjadi pada waktu
berputarnya / bekerjanya poros baling-
baling adalah beban puntir, beban lentur Manfaat dalam pembuatan tugas
putar, beban tekan dan beban tarik, dimana akhir ini adalah:
beban-beban tersebut terjadi secara
berulang-berulang yang akhirnya akan 1. Mengetahui pengaruh dari
terjadi kegagalan lelah (fatigue failure) kekerasan material poros setelah
pada material. Oleh karena penggunaan dilakukanya perlakuan panas.
material untuk sebuah poros baling-baling 2. Mendapatkan jenis hasil perlakuan
harus memenuhi standar tertentu. paling baik yang diberikan kepada
Berdasarkan BKI material untuk sebuah material logam.
poros harus memiliki kekuatan tarik 3. Mendapatkan hasil dari pengaruh
(tensile strenght) antara 400-800 N/mm² media pendingin yang digunakan.
dan material yang digunakan adalah
stainless steel dan baja karbon. TINJAUAN PUSTAKA
Peningkatan kualitas merupakan Baja adalah paduan logam besi dan
aktivitas teknik dan manajemen, melalui karbon yang kemungkinan juga terdiri dari
pengukuran karakteristik kualitas dari konsentrasi unsur-unsur paduan logam

22 |
Jurnal Teknik Mesin UNISKA Vol. 01 No. 02, 2016
ISSN 2502 - 4922

yang lain. Ada beribu-ribu paduan logam, uji. cara pengujian hardnes ini dilakukan
yang mempunyai heat treatment dan dengan metode hardness vickers, rockwell
komposisi yang berbeda-beda. Sifat dan brinell. Uji kekerasan ini berupa
mekanis berbeda berdasarkan pada pembentukan lekukan pada permukaan
kandungan karbon, yang mana secara logam memakai bola baja yang dikeraskan
normal kurang dari 1.0 % berat. Sebagian kemudian ditekan dengan beban tertentu.
dari baja biasanya digolongkan menurut Beban diterapkan pada wktu tertentu,
kadar karbon, yakni ke dalam kandungan biasanya 30 detik, dan diameter lekukan
karbon rendah (< 0.25 % berat C), medium diukur dengan mikroskop, setelah beban
(antara 0.25-0.60 % berat C)., dan jenis dihilangkan. Permukaan harus relatif
karbon tinggi (antara 0.60-1.4 % berat C). halus, rata, bersih dari debu atau kerak.
Sub kelas juga ada di dalam masing-
masing kelompok menurut konsentrasi Cara pengujian Brinell dilakukan
dari campuran logam unsur-unsur dengan penekanan sebuah bola baja yang
paduanya terbuat dari baja krom yang telah
dikeraskan dengan diameter tertentu oleh
Dalam pengaplikasiannya baja suatu gaya tekan secara statis ke dalam
karbon sering digunakan sebagai bahan permukaan logam yang diuji tanpa
baku untuk pembuatan alat-alat perkakas, sentakan. Permukaan logam yang diuji
komponen mesin, struktur bangunan, dan harus rata dan bersih. Setelah gaya tekan
lain sebagainya, baja karbon dapat ditiadakan dan bola baja dikeluarkan dari
diklasifikasikan berdasarkan jumlah bekas lekukan, maka diameter paling atas
persentase komposisi kimia karbon dalam dari lekukan tersebut diukur secara teliti.
baja yakni sebagai berikut : Kekerasan ini disebut kekerasan Brinell,
yang biasa disingkat dengan HB atau BHN
1. Baja Karbon Rendah (Low Carbon (Brinell Hardness Number). Semakin
Steel) keras logam yang diuji, maka semakin
2. Baja Karbon Sedang (Medium tinggi nilai HB.
Carbon Steel)
3. Baja Karbon Tinggi (High Carbon METODELOGI PENELITIAN
Steel)
Adapun metode yang digunakan
adalah metode eksperimen dan metode
Baja St 60 dijelaskan secara umum analisi varians (ANOVA), yakni penulis
merupakan baja karbon sedang dengan mencoba beberapa tahap untuk menambah
persentase kandungan karbon pada besi kualitas baja ST 60 dengan pemanasan
sebesar 0,3% C – 0,59% C dengan titik 600oC dan didinginkan dengan media
didih 15500C dan titik lebur 29000C, pendingin air, udara, dan oli. setelah
disebut juga baja keras, banyak sekali mendapatkan data hasil pengujian
digunakan untuk tangki, perkapalan, kekerasan dan dilanjutkan dengan
jembatan, dan dalam permesinan. Baja perhitungan statistik dengan metode
karbon sedang kekuatannya lebih tinggi analisi varians (ANOVA).
dari pada baja karbon rendah. Sifatnya
sulit untuk dibengkokkan, dilas, dipotong.

Hardness test merupakan uji NDT


(Non Destructive test) dimana pada
pengujian ini dapat diketahui suatu nilai
kekerasan pada sebuah material/spesimen

23 |
Jurnal Teknik Mesin UNISKA Vol. 01 No. 02, 2016
ISSN 2502 - 4922

Mulai
3 87 121 103

Identifikasi Masalah &


Rumusan Masalah 4 102 105 136

5 113 117 113


Studi Literatur
Jumlah
474 551 597
Pengumpulan Data

Spesimen Uji Rata-
rata 94,8 110,2 119,4
(HB)
Pengujian Kekerasan

Analisis Data :
· Anova
Hipotesis pengujian :
Ha : Tidak terdapat perbedaan
pengaruh media pendingin
Hasil Ha & Ho
pada hasil penelitian yang
dilakukan terhadap sampel
Kesimpulan setelah dilakukannya
pengujian uji kekerasan
terhadap sampel baja ST 60.
Selesai
Ho : Terdapat perbedaan pengaruh
media pendingin pada hasil
penelitian yang dilakukan
HASIL PENELITIAN terhadap sampel setelah
dilakukannya pengujian
kekerasan terhadap sampel
Tabel 1. Pengujian kekerasan sebelum baja ST 60.
perlakuan
Uji Anova Satu Jalan Untuk Hipotesis
Ke Sampel :
Banyak pengujianJumlah
No. rerata (∑Xtot )2
1 2 3 4 5 (HB) 1. Jktotal = ∑Xtot2 − N
1 105 101 116 121 119 112,4 (1622)2
= 178652 − 15
Tabel 2. Data Hasil Pengujian Sampel
Dengan Uji Kekerasan = 178652-175392,3
= 3259,7
Sampel Sampel Sampel
No (∑ X1 )2 (∑ X2 )2 (∑ X3 )2 (∑ Xtotal )2
2. Jkantar = 𝑛
+
𝑛
+
𝑛
+
𝑛
Udara Air Oli
(474)2 (551)2 (597)2 (1622)2
1 82 112 129 = + + +
5 5 5 15

224676 303601 356409 2630884


= + + +
2 90 96 116 5 5 5 15

24 |
Jurnal Teknik Mesin UNISKA Vol. 01 No. 02, 2016
ISSN 2502 - 4922

= 44935,2 + 60720,2 + 71281,8 +175392,3 udara (94,8 HB), dan oli mesran
SAE 40 (119,4 HB). Dari ketiga
= 352329,5 media pendingin yang memberikan
hasil kekerasan lebih baik pada
3. JKdalam = JK tot − JK ant
material baja ST 60 yaitu media
pendingin oli mesran SAE 40 dan
= 3259,7 − 352329,5 didapatkan nilai kekerasan rata-
ratanya 119,4 HB
= -349069,8
JKant
4. MKantara = m−1

352329,5
= 3−1

= 176164,75
JK
dal
5. MKdalam = N−m
−349069,75
= 15−3

= -29089,15
MK
6. Fhitung = MKant
dal

176164,75
= −29089,15

= -6,0560294

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan dan
analisa data, dapat disimpulkan beberapa
hal yaitu :
1. Setelah melakukan penelitian dan
menganalisis data dengan
menggunakan metode anova nilai
yang didapatkan adalah Fhitung -
6,0560294 < Ftabel 3,88, penulis
menyimpulkan bahwa terdapat
pengaruh media pendingin
terhadap kekerasan material baja
ST 60 pada temperatur 6000C
tetapi tidak disignifikan.
2. Nilai kekerasan sebelum perlakuan
panas yaitu 112,4 HB dan nilai
kekerasan sesudah perlakuan panas
dengan tiga variasi media
pendingin yaitu air (110,2 HB),

25 |
Jurnal Teknik Mesin UNISKA Vol. 01 No. 02, 2016
ISSN 2502 - 4922

Qomarul Hadi, 2010, “Pengaruh


Perlakuan Panas Pada Baja
DAFTAR PUSTAKA Konstruksi ST 37 Terhadap Distorsi,
Kekerasan Dan Perubahan Struktur
Harinaldi, Prinsip-Prinsip Statistik Untuk
Mikro”, SNTTM.
Teknik Dan Sains, Jakarta.
Hadijaya Dahlan, 2000, “Pengaruh
Iqbal Hasan, Analisa Data Penelitian Variasi Beban Indentor Micro
Dengan Statistik, PT. Bumi Aksara, Hardness Tester Terhadap Akurasi
Jakarta. Data Uji Kekerasan Material”,
URANIA.
Diagram Continuous Cooling
Transformation,
Herwandi dan Asrul Hidayat, “Analisa www.steelindonesia.com/article/02-
Perubahan Struktur Akibat Heat heat_treatment.html
Treatment pada Logam ST, FC Dan Baja ST 60,
Ni-Hard 4”. https://yefrichan.wordpress.com/jenis-
jenis-baja.
Mochammad Alan Robbina,
“Perbandingan Nilai Kekerasan Dan
Struktur Mikro Akibat Variasi Katalis
Pada Proses Carburizing Baja S45c”.
Ibnu Karuniawan .P, 2007, “Perbedaan
nilai kekerasan pada proses double
hardening dengan media pendingin
air dan oli SAE 20 pada baja karbon
rendah”, UNNES.
Diagram Time Temperatur
Transformation, www.distrodoc.com
Diagram Kesetimbangan Fe – Fe3C,
http://matabayangan.blogspot.com

26 |

Anda mungkin juga menyukai