Anda di halaman 1dari 10

STRUKTUR BAJA

Disusun Oleh:
Christian Dennis Walelang
(20012013)
4A – KBG D4
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BAJA DALAM KONSTRUKSI

KELEBIHAN:
1. Memiliki Kekuatan yang besar
Inilah keunggulan utama yang dimiliki baja dibandingkan dengan material-
material yang lain. Inilah kenapa baja termasuk material yang bagus untuk
pembangunan jembatan, bangunan yang tinggi, dan bangunan yang didirika
di atas tang labil.
2. Sangat bagus menangani beban tarik
Selain kekuatn yang besar, baja juga sangat bagus dalam menangani beban
tarik. Oleh sebab itu, kini baja selalu dingunakan untuk membuat struktur
bangunan tinggi dan bangunan yang bentang lebar.
3. Daya elastisitas bisa diketahui
Perilaku yang dimiliki oleh baja sangat mendekati dengan asumsi yang
dilakukan oelh perancang teknik. Hal ini dikarenakan perilaku baja tersebut
dapat diketahui menurut hukum hookie hingga mencapai titik tegangan
yang cukup tinggi. Sehingga momen inersia pada penampang bisa
diketahui.
4. Daya tahan yang sangat lama
Baja yang dirawat dengan baik akan memiliki usia pakai yang sangat lama.
Bahkan bukan tidak mungkin kalau material ini sanggup bertahan hingga
umurnya lebih dari seabad. Dalam kondisi tertentu, struktur baja hampir
tidak membutuhkan bentuk-bentuk pemeliharaan sama sekali dari kiat.
Artinya adalah baja sebenarnya termasuk material yang murah, walaupun
biaya pengadaannya memang cukup besar.
5. Memiliki Daktilitas yang bagus
Daktilitas adalah sifat material untuk menopang deformasi yang besar
tanpa menyebabkan keruntuhan terhadap beban tarik. Hasil penelitian
sudah membuktikan bahwa material baja yang diuji menggunakan beban
tarik tersebut akan mengalami pengurangan luas penampang serta
perpanjangan sebelum terjadi keruntuhan pada strukturnya. Kondisi ini
berbeda dengan material lain yang bersifat keras dan getas, di mana
material tersebut akan langsung hancur apabila dikenai beban kejut.
6. Bersifat Liat (Toughness)
Liat (toughness) adalah kemampuan suatu material untuk menyerap energi
dalam jumlah yang cukup besar. Baja dapat dikatakan bersifat liat karena
mempunyai kekuatan dan daktilitas yang bagus. Dengan kata lain, baja ini
dapat menahan beban yang memiliki deformasi yang relatif besar, baik
selama proses pabrikasi, pengangkutan, maupun pelaksanaan tanpa
menimbulkan kehancuran. Ini artinya baja mampu diberikan lenturan,
beban kejut, beban geser, dan juga lubang.
7. Dapat dibentuk dengan mudah
Baja juga bisa dibentuk dengan mudah sesuai dengan profil yang
diinginkan. Dengan sifat dan karakteristik yang dimilikinya, baja ini bisa
mendukung hampir semua pekerjaan pada pembuatan struktur bangunan.
8. Bisa digunakan untuk struktur tambahan
Selain digunakan sebagai struktur utama, baja juga bisa dipakai untuk
struktur tambahan. Misalnya yaitu baja ini sangat cocok digunakan sebagai
struktur bentang baru atau seluruh struktur sayap. Pekerjaan ini biasanya
dilakukan pada pembangunan portal atau pelebaran jembatan.

KEKURANGAN:
1. Lemah Terhadap Beban Tekan
Walau baja mempunyai kekuatan yang sangat baik terhadap beban tarik,
namun tidak demikian dengan kekuatannya terhadap beban tekan.
Sebenarnya baja masih cukup menahan beban tekan. Tapi ada material lain
yang lebih kuat dalam menangani beban tekan ini yaitu beton.
2. Biaya yang tinggi
Pembangunan gedung menggunakan strutkur baja membutuhkan anggaran
biaya yang tidak sedikit. Hal ini dikarenakan harga baja di pasaran memang
cukup mahal. Begitu pula dalam hal perawatan serta perlindungannya.
3. Kerentahan terhadap Tekuk (buckling)
Baja ini merupakan material sangat rentan mengalami tekuk (buckling)
karena elemen tekannya bekerja secara langsung. Jadi meskipun kekuatan
yang dimilikinya sangat besar, tapi baja bukanlah material yang bagus
untuk pembuatan kolom. Karena dibutuhkan material tambahan yang
berfungsi untuk menopang baja supaya tidak mengalami buckling yang
dapat membahayakan penghuni di atasnya.
4. Beresiko mengalami ketruntuhan getas
Baja mempunyai risiko tinggi akan mengalami keruntuhan getas akibat sifat
dan karakteristiknya. Baja ini dapat mengalami kehilangan sifat
daktilitasnya pada kondisi tertentu. Masalah ini tentunya bisa
menyebabkan timbulnya keruntuhan pada suatu tempat yang dibangun
memakai baja dan memiliki konsentrasi tegangan yang tinggi. Faktor-faktor
yang dapat memperbesar risiko keruntuhan getas pada baja yaitu jenis
beban fatik dan suhu udara yang rendah.
5. Lemah terhadap beban siklis (beban bolak-balik)
Penggunaan baja harus diperhitungkan secara matang. Karena baja ini juga
mempunyai kelemahan terhadap beban siklis yang mengenainya. Kekuatan
baja tersebut lambat laun akan mengalami penurunan secara signifikan
apabila dikenai beban tersebut terus-menerus. Guna mengatasi dampak
dari beban siklis, baja perlu dirancang sedemikian rupa untuk mengurangi
kekuatannya setiap kali akan timbul beban siklis.
PROSES PEMBUATAN BAJA

PROSES-PROSES PEMBUATAN BAJA:


1. Proses Konvertor
Konvertor adalah salah satu wadah untuk mengolah besi menjadi baja siap
untuk diproduksi. Dibuat dari plat baja dengan sambungan las atau paku
keling. Pada bagian dalam konvertor dibuat dari batu yang tahan api, batu
tahan api tersebut dapat bersifat asam atau basa tergantung dari sifat baja
yang akan diolah.

Di bagian bawah konvertor terdapat lubang-lubang angin (tuyer) sebagai


saluran udara penghembus yang disebut sebagai air blast. Terdapat juga
penyangga pada konvertor yang dilengkapi dengan trunnion untuk
mengatur posisi horizontal atau vertikal konvertor.

 Sistem kerja
1) Bahan baku dipanaskan dengan kokas (seperti batu bara komposisi
karbon) sampai ± 1500 derajat C.
2) Konvertor miringkan untuk memasukkan bahan baku baja kurang
lebih 1/8 dari volume konvertor.
3) Setelah abhan baku baja masuk, ke=onvertor kembali ditegakkan.
4) Tekanan udara penglolahan berkisar 1,5 – 2 atm di hembuskan dari
kompresor.
5) Kemudian setelah 20-25 menit, konvertor di putar balik
(dijungkirkan) untuk mengelaurkan hasilnya.

2. Proses dapur listrik


Proses pengolahan baja dengan menggunakan dapur listrik adalah metode
pengontrol temperatur peleburan dan memperkecil unsur-unsur campuran
di dalam baja yang dilakukan selama proses pemurnian. Pada awal
pemurnian baja digunakan dapur tungku terbuka atau konvertor.

Kemudian ada proses pemurnian lagi yang dilakukan didalam dapur listrik
sehingga baja yang diperoleh menjadi lebih berkualitas. Dapur listrik terdiri
dari dua jenis, yaitu dapur listrik busur nyala dan dapur induksi frekuensi
tinggi.

 Dapur listrik busur nyala


Pada dapur lisrik busur nyala mempunyai kapasitas 25 – 100 ton, dilengkapi
dengan tiga buah elektroda karbon yang dipasang pada bagian atas / atap
dapur. Elektroda karbon dapat disetel dan secara otomatis
bisa menghasilkan busur nyala sehingga secara langsung dapat
memanaskan dan mencairkan logam.

Pada dapur modern ini mampu mengolah logam dengan proses asam atau
basa. Bagian dalam dapur masih berlapiskan batu tahan api. Bahan olah
yang dimasukkan ke dalam dapur adalah besi kasar dan juga logam keras
(baja atau besi) yang terlebih dahulu diketahui komposisinya.

Apabila dilakukan proses basa pada pengolahan baja, maka akan terjadi
oksidasi terak dari kapur yang ditambahkan untuk mereduksi unsur-unsur
campuran. Selanjutnya diperoleh pemisahan terak (mengandung kapur)
dari baja cair. Untuk mencegah oksidasi ditambahkan lagi logam campur
pada logam baja yang telah diolah sebelum dikeluarkan dari tungku.

 Dapur induksi frekuensi tinggi


Dapur listrik dengan cara induksi frekuensi tinggi ini terdiri dari kumparan
yang dililiti kawat mengelilingi cawan batu tahan api. Tenaga yang dialirkan
dari listrik akan menghasilkan arus listrik yang bersirkulasi di dalam logam
sehingga menyebabkan terjadinya pencairan.

Setelah bahan baku logam mencair selanjutnya peran arus listrik yaitu
untuk membuat gerak mengaduk secara berputar. Kapasitas isi dari dapur
jenis ini adalah 350 kg – 6 ton, pada umumnya dapur ini digunakan untuk
meproduksi baja paduan (alloy steel) yang khusus.
 Keuntungan Dengan Busur Listrik :

1) Mudah mencapai temperatur tinggi dalam waktu singkat


2) Temperatur dapat diatur
3) Lebih efisien dalam pengolahannya
4) Cairan besi terlindungi dari kotoran dan pengaruh lingkungan
sehingga kualitas baja lebih baik
5) Kerugian akibat penguapan sangat kecil

3. Proses siemens matrin


Proses siemens martin diolah didalam dapur pelebur baja yang dapat
mencapai suhu tinggi, Proses pengolahan baja siemens martin dibuat oleh
dua orang yang bernama Siemen dan Martin, sehingga dapurnya disebut
pula dapur siemen martin. Dapur untuk proses siemens martin mempunyai
tungku kerja yang diperlengkapi dengan ruang-ruang hawa.
Tungku pengolahan ini mempunyai kapasitas 30 – 50 ton, bahan baku yang
diolah selain besi kasar juga dapat dimasukkan besi bekas atau besi tua.
Jika besi yang dimasukkan mengandung posfor, bahan lapisan
dapurnya bersifat basa. Sebaliknya jika besinya tidak mengandung posfor
bahan lapisan dalam pada dapurnya bersifat asam.

 Sistem kerjanya
Sistem kerja dengan proses siemens martin menggunakan sistem
regenerator dengan suhu mencapai 3000 derajat C. Fungsi dari regenerator
adalah:

1) Memanaskan gas dan udara untuk menambah temperatur dapur olah.


2) Berfungsi sebagai fundamen / landasan dapur.
3) Menghemat pemakaian ruang di dalam dapur

Bahan baku yang bisa digunakan baik besi kelabu maupun putih. Besi
kelabu dinding dalamnya dilapisi batu silika (SiO2) sedangkan besi putih
dilapisi dengan batu dolomit (40 % MgCO3 + 60 % CaCO3).

4. Proses Basic Oxygen Furnace (BOF)


Proses pengolahan baja dengan proses Basic Oxygen Furnace (BOF)
merupakan modifikasi dari proses Bessemer. Pada
proses Bessemer menggunakan uap air panas ditiupkan pada besi kasar cair
untuk membakar zat kotoran yang tersisa. Sedangkan pada proses BOF
memakai oksigen murni sebagai ganti uap air.
Dapur bejana BOF biasanya berukuran 5 m untuk diameternya dan mampu
memproses 35 – 200 ton dalam satu pemanasan. Peleburan baja
menggunakan BOF ini juga termasuk proses yang paling baru dalam industri
pembuatan baja. Tungku konstruksi relatif sederhana, pada bagian luarnya
dibuat dari plat baja sedangkan dinding bagian dalamnya dibuat dari batu
tahan api (firebrick).
 Sistem kerjanya

Proses BOF menggunakan besi kasar cair (65 – 85%) yang dihasilkan oleh
tanur tinggi sebagai bahan dasar utama dicampur dengan besi bekas (skrap
baja) sebanyak (15 – 35%), batu kapur dan gas oksigen dengan kemurnian
99,5%.

Oksigen akan mengikat karbon yang terdapat pada besi kasar secara
berangsur-angsur turun sampai mencapai tingkat baja yang dibuat. Saat
proses oksidasi berlangsung terjadi panas yang sangat tinggi sehingga dapat
menaikkan temperatur logam cair hingga mencapai diatas 165 derajat C.

Saat oksidasi berlangsung, ditambahkan batu kapur yang dimasukkan


kedalam tungku. Batu kapur tersebut akan mencair kemudian bercampur
dengan bahan-bahan impuritas (termasuk bahan – bahan yang teroksidasi)
sehingga membentuk terak yang terapung diatas baja cair.
Ketika proses oksidasi selesai, aliran oksigen dihentikan dan pipa pengalir
oksigen diangkat dari tungku. Tungku BOF kemudian dimiringkan,
pengambilan sampel baja cair kemidian dilakukan analisa komposisi kimia
untuk menilai kadar bajanya.

Jika komposisi kimia pada unsur baja telah tercapai maka dilakukan
penuangan (tapping). Penuangan dilakukan ketika temperature baja cair
sekitar 165 derajat C. cara penuangan yang dilakukan yaitu dengan
memiringkan perlahan-lahan tungku pengolahan sehingga cairan baja
tertuang masuk kedalam ladel (wadah tuangan baja cari yang belum
dicetak).
Di dalam ladel kemudian dilakukan skimming untuk membersihkan terak
dari permukaan baja cair. Setalh terak dibersihkan dilakukan proses
perlakuan logam cair (metal treatment).

 Keuntungan dari BOF:


1) Proses BOF menggunakan O2 murni tanpa Nitrogen
2) Proses berjalan lebih cepat dan efektif, hanya lebih-kurang 50 menit.
3) Pada dapur olah / tungku tidak diperlukan tuyer pada bagian
bawahnya.
4) Filtering zat yang tidak digunakan seperti phosphor dan sulfur dapat
dipisahkan dulu daripada karbon
5) Biaya operasional dengan proses BOF relatif lebih murah dengan
proses lainnya. (menggunkan O2, proses lebih cepat)

5. Proses dapur kupola (cupola furnace)


Dapur Cupola (Cupola Funace) digunakan untuk peleburan besi kasar kelabu
dan besi bekas menjadi baja atau besi tuang, pada umumnya digunakan
untuk menghasilkan peleburan sehari-hari berdasarkan pada kapasitas dari
pabrik (foundry). Cupola (kubah-kubahnya) biasanya dioperasikan secara
berpasangan, jadi pemeliharaannya bisa diatur pada satu kubah
dankubah yang lainnya tetap bisa beroperasi, demikian seterusnya secara
bergantian.
 Sistem kerjanya

1. Dilakukan pemanasan terlebih dahulu pada kubah agar bebas dari uap
cair.
2. Bahan bakar berupa arang kayu dan kokas dinyalakan selama ± 15 jam.
3. Kokas dan udara dihembuskan dengan kecepatan rendah
dengan blower.
4. Setelah kokas terbakar habis kemudian dimasukan kepingan baja dan
besi kasa.
5. Setelah beberapa menit 15 menit baja cair dikeluarkan dari lubang
pengeluaran.
Untuk membentuk terak dan menurunkan kadar pospor dan sulfur,
kemudian ditambahkan batu kapur (CaCO3) dan akan terurai lagi dengan
reaksi kimia dan terakhir menghasilkan gas CO yang dikeluarkan melalui
cerobong, panasnya dapat dimanfaatkan untuk pembangkit mesin-mesin
lain.

Proses terkahir saat di dalam dapur setelah pembersihan terak diatas cairan
dari dalam dapur selanjutnya adalah mengeluarkan baja cair yang
ditampung panci panci untuk dibawa ke tempat penuangan besi atau baja.
Sumber:

https://arafuru.com/material/kelebihan-dan-kekurangan-baja-sebagai-
bahan-bangunan.html

https://kpssteel.com/educational/proses-pembuatan-baja-kenali-lebih-
dalam/

https://goodminds.id/proses-pembuatan-baja/

Anda mungkin juga menyukai