PEDAHULUAN
I. 1. Latar Belakang
I. 2. Rumusan Masalah
1
1. Agar mahasiswa dapat memahami klasifikasi besi tuang
2. Agar mahasiswa dapat mempelajari sifat-sifat besi tuang dan standar
pengukurannya
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui keunggulan dan kekurangan besi
tuang
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. Besi Tuang
Besi tuang (cast Iron) dapat didefinisikan sebagai paduan dari besi dengan
lebih dari 1,7 % karbon, biasanya kadar karbon ini berada pada kisaran antara 2,4
hingga 4 %, dimana bahan ini diproduksi dari besi mentah cair, atau besi/baja tua,
ini merupakan produk besi tuang yang memiliki fungsi mekanis sangat penting
dan diproduksi dalam jumlah besar.
Prosesnya sering dilakukan dengan cara menambahkan unsur graphite ke dalam
ladle sebagai pengendali. Paduan besi tuang (alloy iron castings) bahannya telah
dilakukan penghalusan (refined) dan pemaduan besi mentah (pig iron). Produk-
produk seperti crankshaf, conecting rod dan element dari bagian-bagian mesin
sebelumnya dibuat dari baja tempa (steel forgings), sekarang lebih banyak
menggunakan high-duty alloy iron casting.
Benda-benda tuangan dapat membentuk bagian bentuk yang rumit dibandingkan
dengan bentuk-bentuk benda hasil tempa (wrought) kendati diperlukan proses
machining, akan tetapi dapat diminimalisir dengan memberikan kelebihan ukuran
sekecil mungkin dari bentuk yang dikehendaki (smaller allowance), oleh karena
itu produk penuangan relatif lebih sedikit dibanding dengan produk tempa.
Proses produksi penuangan
Proses produksi benda-benda tuangan dilakukan dengan terlebih dahulu
meleburkan Besi mentah (pig Iron) didalam dapur peleburan, dimana bahan
tuangan ditambah dengan besi tua atau baja tua sebelum dicor. Untuk proses
pencairan ini dilakukan dengan berbagai metoda pemakaian dapur, antara lain :
Dapur Cupola, dapur ini merupakan salah satu dapur pemanas yang
paling banyak atau hampir 90 % digunakan dalam melakukan peleburan
dalam fungsi penuangan (pengecoran). Metoda yang lain juga sering
3
digunakan terutama untuk kebutuhan produk cast iron dengan kualitas
khusus.
Perhatikan :
Saat pengisian tidak boleh berdekatan dengan bahan bakar atau tersentuh.
Secara prinsip terdapat 3 type dapur peleburan yang dapat kita gunakan,
yaitu :
a) Dapur udara, atau dapur api (reverberatory furnance)
4
b) Dapur putar (Rotary Furnance)
c) Dapur listrik (Electric Furnance)
Dapur cupola merupakan dapur peleburan yang memiliki prinsip kerja serta
konstruksinya sama dengan dapur tinggi, namun dalam sekala yang lebih kecil.
Perbedaannya dapur cupola pemakaiannya tidak bersifat terus-menerus
(continuously) sebagaimana dapur tinggi namun dapat digunakan sewaktu-waktu
jika diperlukan pengecoran.
Untuk mengoperasikan dapur cupola ini kokas sebagai bahan bakarnya didesak
kedalam dapur, demikian pula lapisan pengganti yakni pecahan besi mentah serta
kokas juga baja rongsokan dan besi tua dimasukan kedalamnya serta sejumlah
batu kapur (limestone) sebagai fluksi dari asap kokas. Selain kokas sebagai bahan
bakar pada dapur cupola ini juga digunakan oli atau gas.
Dapur udara atau dapur api
Di dalam dapur bahan bakar dibakar pada panggangan dibagian ujung dapur
sehingga pembakaran tidak berhubungan dengan pengisian, dan panas yang
dihasilkan dari pembakaran dialirkan melalui atap dapur dibagian atas pengisian.
ini adalah dapur peleburan dengan proses yang lambat kendati kurang ekonomis
dibanding dengan dapur cupola. dapur api merupakan dapur tertutup yang
memungkinkan semua komposisi tidak keluar dari dalam dapur
Dapur putar
Dapur putar (rotary furnance) digunakan sebagai dapur peleburan dalam
memproduksi besi tuang dengan kualitas khusus, pemanasannya diperoleh dari
semburan bahan bakar cair, oli atau gas ke dalam tabung peleburan yang selalu
berputar atau bergerak dengan penggerak rantai atau penggerak gesek, gerakan
memutar ini memungkinkan proses peleburan menjadi lebih merata.
Dapur listrik
Pada dasarnya dapur peleburan ini merupakan tungku penghasil panas dengan
temperatur kerja diatas titik cair dari bahan yang akan diproses, demikian halnya
dengan dapur listrik ini. Yang berbeda dari dapur listrik dengan dapur-dapur
lainnya adalah system pembentukan panasnya dimana panas pada dapur listrik
5
diperoleh dari energi listrik yang dialirkan melalui electrode atau busur sebagai
penghantar.
Dengan logam sebagai bahan baku produk dimana juga merupakan penghantar
arus listrik , maka hantaran listrik dapat dilakukan dengan 2 cara yakni secara
langsung atau yang disebut dengan “direct arc” dan tidak langsung atau yang
disebut “indirect arc”.
(Taufiqullah,2019)
II. Klasifikasi Besi Tuang
6
Gambar 1. Besi Tuang Putih
Kebanyakan karbon terbenbentuk sebagai grafit. Material ini relatif getas, karena
sebagian besar berbentuk flake-flake grafit panjang dan tipis yang sangat lemah.
Material ini memiliki beberapa karakteristik yang dibutuhkan, seperti kemampuan
menyerap getaran. Sehingga banyak digunakan pada struktur dasar mesin dan alat
berat yang terekpos oleh getaran.
7
3. Besi tuang nodular (nodular cast iron)
8
4. Besi tuang malleable (malleable cast iron)
Karbon pada material ini juga berbentuk spheroid tetapi didapat proses perlakuan
panas dari besi tuang putih. Material ini memiliki sifat-sifat strength, toughness,
ductility dan machinability yang
9
(Anonim,2019)
10
- Temperatur meleleh 1250°
- Kekuatan tarik menurun
- Regangan menurun
- Sangat tahan terhadap karat (jauh lebih baik daripada baja)
- Tidak dapat diberi muatan magnit
- Tidak dapat disambung dengan las dan paku keling, disambung dengan baut
dan sekrup.
- Kuat dalam menahan gaya tekan, lemah dalam menahan tarik kuat tekan
sekitar 600 Mpa, kuat tarik 50 Mpa
- Menyusut waktu pendinginan/waktu dituang.
- Besi tuang hampir bisa dicetak dalam bentuk apa saja.
- Bisa tahan terhadap tekanan yang besar.
1. SAE
- Sistem SAE hanya menggunakan nomor - nomor angka.
- Angka pertama menunjukkan tanda ‘group Baja´, misal:
1. Unalloy steel 10XX
2. Nickel Steel 23XX
3. Chromiun steel 32XX
- Dua angka terakhir, bila penomoran 4 digit atau tiga angka terakhir bila
penomoran 5 digit menunjukkan rata-rata kandungan karbon per-seratus
( % C ), contoh:
1. SAE 1055, artinya Unalloy steel mengandung 0,55 % C
2. SAE 2345, artinya Ni- steel mengandung 0,3 % Ni, 0,45 % C
11
3. SAE 52100, artinya Cr-steel mengandung 1,45 % Cr, 1,0 C
2. AISI
- Bila terdapat huruf didepan angka maka huruf tersebut menunjukkan proses
pembuatan bajanya
1. A = Basic Open-hearth
2. B = Acid Bassemer
3. C = Basic Open-Heath
4. D = Acid Open-Heath
5. E = Electric Furnace
3. UNS
- UNS terdiri dari huruf diikuti oleh lima nomor. Sistem ini hanya
menunjukkan komposisi kimia dari metal atau paduannya dan bukan
menunjukkan standar atau spesifikasi dari metal tersebut
12
Dibandingkan dengan baja tuang, ada beberapa keunggulan besi tuang ini,
misalnya:
• Hasilnya akan lebih murah dibandingkan dengan baja tuang
• Temperatur peleburan lebih rendah, oleh karena
itu “Dapur Kupola” dapat dipakai.
• Besi tuang cair akan lebih baik mengalirnya, sehingga dapat mengisi
rongga-rongga cetakan (mould) dengan lebih sempurna.
• Hasilnya siap untuk dikerjakan lebih lanjut.
• Menghasilkan kombinasi kekuatan tarik dan tekan yang baik
• Tahan terhadap keausan, gerusan, dll.
• Tidak berkarat.
(putri,2015)
Pengaruh unsur paduan
Besi Cor terbuat dari paduan besi - karbon - silikon dengan unsur
tambahan lainnya. Seperti halnya bahan campuran yang lainnya, besi cor juga bisa
dipengaruhi unsur-unsur kimia.
Seperti tingginya kadar karbon menyebabkan besi cor bersifat rapuh dan
tidak dapat ditempa. Unsur-unsur paduan yang dimasukan ke dalamnya seperti :
karbon, silicon, mangan, fosfor dan belerang akan berpengaruh besar pada
pembentukan sifat fisik/mekaniknya. Secara detailnya akan dibahas sebagai
berikut :
1. Karbon (C)
13
. Sifat fisis logam selain tergantung pada kadar karbon, juga ditentukan oleh
bentuk karbon (grafit)nya. Morfologi grafit tergantung dari laju pendinginan dan
kadar silikon. Kadar silikon yang tinggi memperbesar kemungkinan pembentukan
grafit.Kekuatan dan kekerasan besi meningkat dengan bertambahnya kadar
karbon. Namun kadar karbon yang sangat tinggi akan menyebabkan besi menjadi
getas.
2. Belerang (S)
Belerang sangat merugikan, karena menyebabkan terjadinya lubang-
lubang (blow holes) akibat membentuk ikatan dengan karbon dan menurunkan
fluiditas sehingga mengurangi kemampuan tuang besi cor. Jadi, selama proses
peleburan selalu diusahakan untuk mengikatnya, antara lain dengan
menambahkan ferromangan. Setiap kali melebur besi cor, kadar belerang akan
meningkat sebesar 0,03 % yang berasal dari bahan bakar.
3. Fosfor (P)
Bahan ini membuat besi mudah mencair dan bertambah getas. Bila
kandungan fosfor tidak lebih dari 0,3%, besi tuang menjadi kehilangan
kekerasannya. Dan tidak mudah dikerjakan. Bila besi yang diinginkan amat halus
dan tipis kandungan fosfornya bervariasi sekitar 1 sampai 1,5%.
4. Silikon (Si)
Silikon bersama-sama dengan besi dalam bentuk massa. Bila kandungan
silikon kurang dari 2,5% menjadi besi bersifat lebih mudah di tuang. Silikon juga
mengurangi besar susut pengerasan maupun menjadikan besi bersifat lunak.
Kandungan kadar silikon sampai 3,25 % bersifat menurunkan kekerasan besi.
Sebaliknya kelebihan silikon diatas 3,25 % akan membentuk ikatan yang keras
dengan besi, sehingga meningkatkan kekerasan besi. Kadar silikon menentukan
berapa bagian dari karbon terikat dengan besi dan berapa bagian membentuk
grafit (karbon bebas) setelah tercapai keadaan setimbang. Pada benda coran yang
kecil dianjurkan menggunakan kadar silicon yang tinggi dan yang besar dengan
kadar yang lebih rendah. Untuk memperoleh paduan yang tahan asam dan tahan
korosi, sebaiknya diberi kadar silicon 13 - 17 %. Besi tuang kelabu berkadar
14
silicon rendah mudah untuk perlakuan panas. Silikon yang mungkin hilang selama
proses peleburan berkisar ± 10 %.
5. Mangan (Mn)
Mangan merupakan unsur deoksidasi, pemurni sekaligus meningkatkan
fluiditas, kekuatan dan kekerasan besi. Bila kadarnya ditingkatkan, kemungkinan
terbentuknya ikatan kompleks dengan karbon meningkat dan kekerasan besi cor
akan naik. Jumlah mangan yang hilang selama proses peleburan berkisar antara
10-20 %. Kandungan mangan tidak boleh lebih dari 0,1%.
(anon,2012)
IV. Aplikasi Besi Tuang
Aplikasi Besi Tuang
Besi tuang biasanya diterapkan pada pembuatan:
Gray cast iron sambungan pemipaan, engine block, gear, flywheel, brake
disc, dan landasan mesin.
Ductile cast iron sambungan pemipaan, katup, pump body, poros
engkol, gear, dan engine block.
White cast iron crusher, pulverizer, dan rol.
Compacted engine block, brake drum, dan manifold.
graphite iron
Malleable cast heavy-duty bearing surface.
iron
High-alloy cast komponen tahan karat, komponen nonmagnetic, dan
iron komponen-komponen khusus.
Castability sangat baik,
15
Berikut beberapa kelemahan besi tuang:
Lebih getas,
(Younggi, 2015)
16
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
I. KESIMPULAN
Besi tuang (cast Iron) dapat didefinisikan sebagai paduan dari besi
dengan lebih dari 1,7 % karbon
Metode Proses Produksi Penuangan ada empat yaitu Dapur Cupola
, Dapur listrik ,dapur listrik dan dapur api
Macam – Macam besi tuang ada empat yaitu besi tuang putih,besi
tuang nodular,besi tuang malleable dan besi tuang kelabu
Besi tuang dapat digunakan sebagai pintu gerlbang, tiang
lampu,sendi,rol jembatan,pipa saluran dan sebagainya
II. SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan
jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik
dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.
Daftar Pustaka
17
Taufiqullah,2019)”Besi tuang. (https://www.tneutron.net/blogs/pengertian-besi-
tuang/) diakses pada 12 November 2019 pukul 11.08
Younggi,Dionisisus..2015 “Besi tuang.”
(http://teknikmesinmanufaktur.blogspot.com/2015/04/apa-itu-besi-tuang-cast-
iron.html) diakses pada 12 November 2019 pukul 12.09
18