Anda di halaman 1dari 17

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Penjelasan tentang baja dan struktur rangka baja
1.1.1 Baja adalah logam paduan, logam besi yang berfungsi sebagai unsur dasar dicampur
dengan beberapa elemen lainnya, termasuk unsur karbon. Besi dapat terbentuk menjadi
dua bentuk kristal yaitu Body Center Cubic (BCC) dan Face Center Cubic (FCC),
tergantung dari tempraturnya ketika ditempa. Dalam susunan bentuk BCC, ada atom besi
ditengah-tengah kubus atom, dan susunan FCC memiliki atom besi disetiap sisi pada
enam sisi kubus atom. Interaksi alotropi yang terjadi antara logam besi dengan elemen
pemadu, seperti karbon, yang membuat baja dan besi tuang memiliki ciri khas yang ada
pada diri mereka.
Kandungan unsur karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% dari berat
keseluruhan baja tersebut sesuai grade-nya. Elemen berikut ini selalu ada dalam baja:
karbon, mangan, fosfor, sulfur, silikon, dan sebagian kecil oksigen, nitrogen dan aluminium.
Selain itu, ada elemen lain yang ditambahkan untuk membedakan karakteristik antara
beberapa jenis baja diantaranya:
mangan, nikel, krom, molybdenum, boron, titanium, vanadium dan niobium.
1.1.2 Struktur Rangka Baja

1.1.3 Kelebihan Baja Sebagai Material Struktur

Kelebihan dari baja terlihat dari kekuatan, relatif ringan, kemudahan pemasangan, dan
sifat baja lainnya. Kelebihan material baja akan dibahas dalam paragraf berikut.
1. Kekuatan Tinggi
Kekuatan yang tinggi dari baja per satuan berat mempunyai konsekuensi bahwa
beban mati akan kecil. Hal ini sangat penting untuk jembatan bentang panjang,
bangunan tinggi, dan bangunan dengan kondisi tanah yang buruk.
2. Keseragaman
Sifat baja tidak berubah banyak terhadap waktu, tidak seperti halnya pada struktur
beton bertulang.
3. Elastisitas
Baja berperilaku mendekati asumsi perancang teknik dibandingkan dengan material
lain karena baja mengikuti hukum Hooke hingga mencapai tegangan yang cukup
tinggi. Momen inersia untuk penampang baja dapat ditentukan dengan pasti
dibandingkan dengan penampang beton bertulang.
4. Permanen
Portal baja yang mendapat perawatan baik akan berumur sangat panjang, bahkan
hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kondisi tertentu baja tidak memerlukan
perawatan pengecatan sama sekali.
5. Daktilitas
Daktilitas didefinisikan sebagai sifat material untuk menahan deformasi yang besar
tanpa keruntuhan terhadap beban tarik. Suatu elemen baja yang diuji terhadap tarik
akan mengalami pengurangan luas penampang dan akan terjadi perpanjangan
sebelum terjadi keruntuhan. Sebaliknya pada material keras dan getas (brittle) akan
hancur terhadap beban kejut. SNI 03-1729-2002 mendefinisikan daktilitas sebagai
kemampuan struktur atau komponennya untuk melakukan deformasi inelastis bolak-
balik berulang (siklis) di luar batas titik leleh pertama, sambil mempertahankan
sejumlah besar kemampuan daya dukung bebannya. Beban normal yang bekerja
pada suatu elemen struktur akan mengakibatkan konsentrasi tegangan yang tinggi
pada beberapa titik. Sifat daktil baja memungkinkan terjadinya leleh lokal pada titik-
titik tersebut sehingga dapat mencegah keruntuhan prematur. Keuntungan lain dari
material daktil adalah jika elemen struktur baja mendapat beban cukup maka akan
terjadi defleksi yang cukup jelas sehingga dapat digunakan sebagai tanda
keruntuhan.
6. Liat (Toughness)
Baja strukur merupakan material yang liat artinya memiliki kekuatan dan daktilitas.
Suatu elemen baja masih dapat terus memikul beban dengan deformasi yang cukup
besar. Ini merupakan sifat material yang penting karena dengan sifat ini elemen
baja bisa menerima deformasi yang besar selama pabrikasi, pengangkutan, dan
pelaksanaan tanpa menimbulkan kehancuran. Dengan demikian pada baja struktur
dapat diberikan lenturan, diberikan beban kejut, geser, dan dilubangi tanpa
memperlihatkan kerusakan. Kemampuan material untuk menyerap energi dalam
jumlah yang cukup besar disebut toughness.
7. Tambahan pada Struktur yang Telah Ada
Struktur baja sangat sesuai untuk penambahan struktur. Baik sebagian bentang
baru maupun seluruh sayap dapat ditambahkan pada portal yang telah ada, bahkan
jembatan baja seringkali diperlebar, dll.

Kelebihan lain dari materia baja struktur adalah:


kemudahan penyambungan baik dengan baut, paku keling maupun las,cepat dalam
pemasangan,dapat dibentuk menjadi profil yang diinginkan,kekuatan terhadap fatik,
kemungkinan untuk penggunaan kembali setelah pembongkaran,masih bernilai
meskipun tidak digunakan kembali sebagai elemen struktur,adaptif terhadap
prefabrikasi.

1.1.4 Kelemahan Baja Sebagai Material Struktur

1. Biaya Pemeliharaan
Umumnya material baja sangat rentan terhadap korosi jika dibiarkan terjadi kontak
dengan udara dan air sehingga perlu dicat secara periodik.
2. Biaya Perlindungan Terhadap Kebakaran
Meskipun baja tidak mudah terbakar tetapi kekuatannya menurun drastis jika terjadi
kebakaran. Selain itu baja juga merupakan konduktor panas yang baik sehingga dapat
menjadi pemicu kebakaran pada komponen lain. Akibatnya, portal dengan
kemungkinan kebakaran tinggi perlu diberi pelindung. Ketahanan material baja
terhadap api dipersyaratkan dalam Pasal 14 SNI 03-1729-2002.
3. Rentan Terhadap Buckling
Semakin langsung suatu elemen tekan, semakin besar pula bahaya terhadap buckling
(tekuk). Sebagaimana telah disebutkan bahwa baja mempunyai kekuatan yang tinggi
per satuan berat dan jika digunakan sebagai kolom seringkali tidak ekonomis karena
banyak material yang perlu digunakan untuk memperkuat kolom terhadap buckling.
4. Fatik
Kekuatan baja akan menurun jika mendapat beban siklis. Dalam perancangan perlu
dilakukan pengurangan kekuatan jika pada elemen struktur akan terjadi beban siklis.

5. Keruntuhan Getas
Pada kondisi tertentu baja akan kehilangan daktilitasnya dan keruntuhan getas dapat
terjadi pada tempat dengan konsentrasi tegangan tinggi. Jenis beban fatik dan
temperatur yang sangat rendah akan memperbesar kemungkinan keruntuhan getas
(ini yang terjadi pada kapal Titanic).

1.2 Profil Gording Baja


1.2.1 Profil Baja

 Equal Angle
 Cell-Form
 Wide Flange Shape
 Honey Comb
 Cut From Hot Rolled Wide Flange Shape
 King C Ross
 T – Bean
 U – Channel

1.2.2 Jenis Baja

1. Baja Karbon
Baja karbon terbagi menjadi beberapa klasifikasi lagi yakni baja karbon rendah, baja
karbon menengah, dan baja karbon tinggi. Klasifikasi tersebut tentunya dibedakan
sesuai dengan jumlah karbon yang menyusun baja tersebut.
2. Baja Paduan
Yang dimaksud dengan baja paduan adalah baja yang sudah mendapatkan
tambahan unsur tertentu. Tujuan diadakannya penambahan unsur tersebut adalah
untuk menaikkan sifat mekanik baja, menaikkan sifat mekanik pada temperatur yang
rendah, semakin meningkatkan daya tahan terhadap reaksi kimia dalam hal ini
oksidasi dan reduksi, serta membuat sifat-sifat spesial baja paduan ini terdiri dari
beberapa jenis, yakni low alloy steel, medium alloy steel, serta high alloy steel. Selain
itu, baja paduan juga dibedakan menjadi baja campuran khusus dan high speed steel
yang akan dijelaskan lebih lengkap di bawah ini.
3. Baja Paduan Khusus
Baja paduan khusus atau biasa disebut dengan special alloy steel merupakan baja
yang mengandung berbagai logam, misalnya nikel, chromium, mangan, molybdenum,
tungsten, dan vanadium. Logam tersebut apabila ditambahkan ke dalam baja maka
akan mengubah sifat mekanik dan kimia baja menjadi lebih keras, kuat, dan ulet.
4. High Speed Steel
Baja high speed steel ini memilii kandungan karbon sekitar 0,7%-1,5%. Jenis-jenis
baja dan penggunaannya antara lain untuk alat potong seperti drills, milling cutters,
reamers, dan sebagainya. Alasan penyebutan baja high speed steel ini karena alat-
alat potong yang terbuat dari baja jenis ini memang memiliki kecepatan saat
dioperasikan, lebih cepat bahkan hingga 2x lipat dibandingkan dengan penggunaan
dari baja carbon steel. Namun tentu saja harga yang ditawarkan produk baja high
speed steel ini jelas lebih mahal dibandingkan dengan baja jenis carbon steel.

1.3 Data Soal


1.4 Alat Sambung Baja
1.4.1 Paku Keling
Sambungan dengan paku keling ini umumnya bersifat permanent dan sulit untuk
melepaskannya karena pada bagian ujung pangkalnya lebih besar daripada batang
paku kelingnya. Oleh karena itu pengelingan banyak dipakai pada bangunan
bangunan bergerak atau bergetar.
Sambungan Paku Keling

Lap Join
Butt Join Tunggal Butt Join Ganda

1.4.2 Baut
Baut adalah alat sambung dengan batang bulat dan berulir,salah satu ujungnya dibentuk
kepala baut ( umumnya bentuk kepala segi enam ) dan ujung lainnya dipasang
mur/pengunci.Dalam pemakaian di lapangan, baut dapat digunakan untuk membuat
konstruksi sambungan tetap, sambungan bergerak, maupun sambungan sementara
yang dapat dibongkar/dilepas kembali.Bentuk uliran batang baut untuk baja bangunan
pada umumnya ulir segi tiga (ulir tajam) sesuai fungsinya yaitu sebagai baut pengikat.
Sedangkan bentuk ulir segi empat (ulir tumpul) umumnya untuk baut-baut penggerak
atau pemindah tenaga misalnya dongkrak atau alat-alat permesinan yang lain.
Sambungan baut

1. Baut dengan 1 irisan (Tegangan geser tegak lurus dengan sumbu baut)

2. Baut dengan 2 irisan (Tegangan geser tegak lurus dengan sumbu baut)

3. Baut yang dibebani sejajar dengan sumbunya

4. Baut yang dibebani sejajar sumbu dan tegak lurus sumbu

1.4.3 Las
Las adalah menyambung dengan cara memanaskan baja hingga mencapai suhu lumer
(meleleh) dengan ataupun tanpa bahan pengisi, yang kemudian setelah dingin akan
menyatu dengan baik.Suatu proses penyambungan logam menjadi satu akibat panas
dengan atau tanpa pengaruh tekanan atau dapat juga didefinisikan sebagaiikatan
metalurgi yang ditimbulkan oleh gaya tarik menarik antara atom.

Sambungan las
Terdapat lima jenis sambungan yang biasa digunakan untuk menyatukan dua
bagian benda logam, seperti dapat dilihat dalam berikut:

1.5 Macam – Macam Pembebanan


1. Beban mati adalah beban yang mati. Mati artinya tidak hidup. Tidak hidup, ya mati.
Bukan itu yang saya maksud. Beban mati adalah berat dari semua bagian dari suatu
bangunan yang bersifat tetap, tidak sering berpindah-pindah dan tidak terpisahkan dari
bangunan tersebut. Finishing dan mesin-mesin termasuk ke dalam jenis beban ini.
2. Beban hidup. Beban hidup jelas sekali berbeda dengan tanggungan hidup. hehe. Beban
hidup adalah lawannya beban mati. Semua beban yang tidak termasuk beban mati bisa
jadi merupakan beban hidup. Mesin-mesin bisa dikatakan beban hidup jika mesin itu
sering dipindah-pindah atau bukan bagian dari bangunan tersebut.
3. Beban gempa. Gempa itu sebenarnya bukanlah beban. Gempa itu adalah pergerakan.
Yang menyebabkan ianya menjadi beban adalah massa/berat dari bangunannya.
Sehingga semakin berat sebuah bangunan maka semakin besar juga beban gempanya.
Berbeda dengan beban mati dan bebah hidup yang arahnya vertikal, beban gempa
adalah horizontal. Adanya beban gempa vertikal adalah sebuah efek saja.
4. Beban Angin
Beban angin adalah beban yang bekerja pada suatu struktur, akibat pengaruh struktur
yang mem-blok aliran angin, sehingga energi kinetic angin akan dikonversi menjadi
tekanan energi potensial, yang menyebabkan terjadinya beban angin. Efek beban angin
pada suatu struktur bergantung pada berat jenis dan kecepatan udara, sudut luas angin,
bentuk dan kekakuan struktur, dan faktor-faktor yang lain.

Anda mungkin juga menyukai