Anda di halaman 1dari 24

METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

PEKERJAAN PEMASANGAN STRUKTUR BAJA PADA RANGKA ATAP DENGAN


MENGGUNAKAN METODE SAMBUNGAN BAUT

RIZKY AHMAD SANTOSO

143110209

VII A

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

2017

BAB I

PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Baja adalah logam campuran yang tediri dari besi (Fe) dan karbon (C). Jadi baja
berbeda dengan besi (Fe), alumunium (Al), seng (Zn), tembagga (Cu), dan titanium (Ti)yang
merumakan logam murni. Dalam senyawa antaa besi dan karbon (unsur nonlogam) terrsebut
besi menjadi unsur yang lebih dominan dibanding karbon. Kandungan kabon berkisar antara
0,2 – 2,1% dari berat baja, tergantung tingkatannya. Secara sederhana, fungsi karbon adalah
meningkatkan kwalitas baja, yaitu daya tariknya (tensile strength) dan tingkat kekerasannya
(hardness). Selain karbon, sering juga ditambahkan unsur chrom (Cr), nikel (Ni), vanadium
(V), molybdaen (Mo) untuk mendapatkan sifat lain sesuai aplikasi dilapangan seperti
antikorosi, tahan panas, dan tahan temperatur tinggi.

Besi ditemukan digunakan pertama kali pada sekitar 1500 SM Tahun 1100 SM,
Bangsa hittites yang merahasiakan pembuatan tersebut selama 400 tahun dikuasai oleh
bangsa asia barat, pada tahun tersebut proses peleburan besi mulai diketahui secara luas.
Tahun 1000 SM, Bangsa Yunani, Mesir, Jews, Roma, Carhaginians dan Asiria juga
mempelajari peleburan dan menggunakan besi dalam kehidupannya.Tahun 800 SM, India
berhasil membuat besi setelah di invansi oleh bangsa arya. Tahun 700 – 600 SM, Cina belajar
membuat besi. Tahun 400 – 500 SM, Baja sudah ditemukan penggunaannya di Eropa. Tahun
250 SM, Bangsa India menemukan cara membuat baja. Tahun 1000 M, Baja dengan
campuran unsur lain ditemukan pertama kali pada 1000 M pada kekaisaran fatim yang
disebut dengan baja Damaskus. 1300 M, Rahasia pembuatan baja damaskus hilang .1700 M,
Baja kembali diteliti penggunaan dan pembuatannya di Eropa.

Penggunaan logam sebagai bahan struktural diawali dengan besi tuang untuk bentang
lengkungan (arch) sepanjang 100 ft (30 m) yang dibangun di Inggris pada tahun 1777 – 1779.
Dalam kurun waktu 1780 – 1820,. Dibangun lagi sejumlah jembatan dari besi tuang,
kebanyakan berbentuk lengkungan dengan balok – balok utama dari potongan – potongan
besi tuang indivudual yang membentuk batang – batang atau kerangka (truss) konstruksi.
Besi tuang juga digunakan sebagai rantai penghubung pada jembatan – jembatan suspensi
sampai sekitar tahun 1840.

Setelah tahun 1840, besi tempa mulai mengganti besi tuang dengan contoh
pertamanya yang penting adalah Brittania Bridge diatas selat Menai di Wales yang dibangun
pada 1846 – 1850. Jembatan ini menggunakan gelagar –gelagar tubular yang membentang
sepanjang 230 – 460 – 460 – 230 ft (70 – 140 – 140 – 70 m) dari pelat dan profil siku besi
tempa.

Proses canai (rolling) dari berbagai profil mulai berkembang pada saat besi tuang dan
besi tempa telah semakin banyak digunakan. Batang – batang mulai dicanai pada skala
industrial sekitar tahun 1780. Perencanaan rel dimulai sekitar 1820.
Perkembangan proses Bessemer (1855) dan pengenalan alur dasar pada konverter Bessemer
(1870) serta tungku siemens-martin semakin memperluas penggunaan produk – produk besi
sebagai bahan bangunan. Sejak tahun 1890, baja telah mengganti kedudukan besi tempa
sebagai bahan bangunan logam yang terutama. Dewasa ini (1990-an), baja telah memiliki
tegangan leleh dari24 000 sampai dengan 100 000 pounds per square inch, psi (165 sampai
690 MPa), dan telah tersedia untuk berbagai keperluan struktural.

Besi dan baja mempunyai kandungan unsur utama yang sama yaitu Fe, hanya kadar
karbon lah yang membedakan besi dan baja, penggunaan besi dan baja dewasa ini sangat luas
mulai dari perlatan yang sepele seperti jarum, peniti sampai dengan alat – alat dan mesin
berat.

Tujuan dilakukan penambahan unsur yaitu:

1. Untuk menaikkan sifat mekanik baja (kekerasan, keliatan, kekuatan tarik dan sebagainya)
2. Untuk menaikkan sifat mekanik pada temperatur rendah
3. Untuk meningkatkan daya tahan terhadap reaksi kimia (oksidasi dan reduksi)
4. Untuk membuat sifat-sifat special

Baja paduan yang diklasifikasikan menurut kadar karbonnya dibagi menjadi:

1. Low alloy steel, jika elemen paduannya ≤ 2,5 %


2. Medium alloy steel, jika elemen paduannya 2,5 – 10 %
3. High alloy steel, jika elemen paduannya > 10 %

Jadi Baja ringan adalah baja canai dingin dengan kualitas tinggi yang bersifat ringan dan
tipis namun kekuatannya tidak kalah dengan baja konvensional. Baja ringan memiliki
tegangan tarik tinggi (G550). Baja G550 berarti baja memiliki kuat tarik 550 MPa (Mega
Pascal). Baja ringan adalah Baja High Tensile G-550 (Minimum Yeild Strength 5500 kg/m2)
dengan standar bahan ASTM A792, JIS G3302, SGC 570.
Untuk melindungi material baja mutu tinggi dari korosi, harus diberikan lapisan pelindung
(coating) secara memadai. Berbagai metode untuk memberikan lapisan pelindung guna
mencegah korosi pada baja mutu tinggi telah dikembangkan. Jenis coating pada baja ringan
yang beredar dipasaran adalah Galvanized, Galvalume, atau sering juga disebut sebagai
zincalume dan sebuah produsen mengeluarkan produk baja ringan dengan menambahkan
magnesium yang kemudian dikenal dengan ZAM, dikembangkan sejak 1985, menggunakan
lapisan pelindung yang terdiri dari: 96% zinc, 6% aluminium, dan 3% magnesium.

BAB II

KAJIAN LITERATUR
A. Jenis Struktur Baja

Jenis struktur baja yang akan di bahas dalam makalah ini adalah rangka atap.
Rangka atap adalah struktur bangunan yang posisi berada di atas bangunan yang
berdiri. Rangka memiliki beberapa struktur diantara nya adalah kuda - kuda.
Rangka atap ini berdiri tepat di atas ring balk yang memungkinkan
penyaluran tekanan langsung ke struktur bangunan lain yang berada di bawahnya.

Rangka atap memiliki fungsi menyalurkan tekanan dari atap ke struktur


bangunan lainnya yang berada dibawahnya. Rangkap atau juga
memiliki fungsi sebagai penahan atap dari tekanan - tekanan yang diberikan dari
atap itu sendiri. Dalam perkembangan jaman rangka atap pun ikut berkembang
yang biasanya pada dahulu kala bahan yang di gunakan untuk membuat rangka
atap adalah balok kayu dengan seiring perkembangan jaman balok kayu pun mulai
ditinggalkan. Sekarang kebanyakan pengembang perumahan sudah beralih ke baja
ringan.
Kelebihan rangka atap baja ringan adalah
1. Tidak perlu di cat lagi.
2. Bahan bangunan yang ringan sehingga tidak memberatkan struktur.

3. Tidak terkena serangan rayap, hal ini berbeda dengan kayu yang punya resiko
keropos dimakan rayap.

4. Mutu materialnya tidak berubah-ubah, tidak melapuk karena usia lanjut.

5. Proses pemasanganya cepat.

6. Tahan terhadap karat.

7. Lebih hemat biaya

Kekurangan rangka atap baja ringan adalah


1. Pemilihan material memerlukan perhitungan struktur yang teliti dan kuat,
karena jika ada yang salah maka atap bisa roboh total.
2. Tergolong sebagai material rangka atap yang cukup mahal dibanding jenis
lainya, namun keberadaan kayu yang semakin langka telah membuat baja
ringan menjadi lebih murah untuk digunakan.

3. Tidak bisa asal membuat rangka atap, perlu gambar kerja yang benar sehingga
atap bisa dibangun dan berfungsi dengan baik.
4. Dari segi tampilan arsitektur terlihat kurang bagus jika tidak didesain
sedemikian rupa, oleh karena itu diperlukan plafond penutup agar langit-langit
terlihat bagus.

5. Tidak terjual bebas di toko bahan bangunan, jadi harus memesan langsung
pada supplier rangka atap baja ringan yang biasanya menawarkan harga
perencanaan

6. Membutuhkan tukang tertentu yang ahli.

B. Alat Sambung
Alat sambung yang digunakan untuk menyambungkan baja pada
makalah ini adalah baut ( screw ). Baut adalah alat sambung dengan batang
bulat dan berulir, salah satu ujungnya dibentuk kepala baut ( umumnya bentuk
kepala segi enam ) dan ujung lainnya dipasang mur/pengunci. Dalam
pemakaian di lapangan, baut dapat digunakan untuk membuat konstruksi
sambungan tetap, sambungan bergerak, maupun sambungan sementara yang
dapat dibongkar/dilepas kembali. Bentuk uliran batang baut untuk baja
bangunan pada umumnya ulir segi tiga (ulir tajam) sesuai fungsinya yaitu
sebagai baut pengikat. Sedangkan bentuk ulir segi empat (ulir tumpul)
umumnya untuk baut-baut penggerak atau pemindah tenaga misalnya
dongkrak atau alat-alat permesinan yang lain.

Baut untuk konstruksi baja bangunan dibedakan 2 jenis :

• Baut Hitam yaitu baut dari baja lunak ( St-34 ) banyak dipakai untuk
konstruksi ringan / sedang misalnya bangunan gedung, diameter lubang dan
diameter batang baut memiliki kelonggaran 1 mm.

• Baut Pass yaitu baut dari baja mutu tinggi ( ‡ St-42 ) dipakai untuk
konstruksi berat atau beban bertukar seperti jembatan jalan raya, diameter
lubang dan diameter batang baut relatif pass yaitu kelonggaran £ 0,1 mm.
Bentuk baut untuk baja bangunan yang umum dipakai adalah dengan bentuk
kepala/mur segi enam sebagai berikut :

Keuntungan sambungan menggunakan baut antara lain :

1. Lebih mudah dalam pemasangan/penyetelan konstruksi di lapangan.

2. Konstruksi sambungan dapat dibongkar-pasang.

3. Dapat dipakai untuk menyambung dengan jumlah tebal baja > 4d ( tidak
seperti paku keling dibatasi maksimum 4d ).

4. Dengan menggunakan jenis Baut Pass maka dapat digunakan untuk


konstruksi berat /jembatan

Ukuran Diameter Baut


C. Metode Sambungan ( Baut )

1. Jarak - jarak baut pada sambungan


 Banyaknya baut yang dipasang pada satu baris yang sejajar arah gaya, tidak boleh
lebih dari 5 buah.

 Jarak antara sumbu buat paling luar ke tepi atau ke ujung bagian yang disambung,
tidak boleh kurang dari 1,2 d dan tidak boleh lebih besar dari 3d atau 6 t (t adalah
tebal terkecil bagian yang disambungkan).

 Pada sambungan yang terdiri dari satu baris baut, jarak dari sumbu ke sumbu dari 2
baut yang berurutan tidak boleh kurang dari 2,5 d dan tidak boleh lebih besar dari 7 d

 Jika sambungan terdiri dari lebih satu baris baut yang tidak berseling, maka jarak
antara kedua baris baut itu dan jarak sumbu ke sumbu dari 2 baut yang berurutan pada
satu baris tidak boleh kurang dari 2,5 d dan tidak boleh lebih besar dari 7 d atau 14 t.

2. Prinsip umum jarak- jarak sambungan baut

Keterangan :
d = tebal pk/baut
t = tebal batang baja utama
t' = tebal plat penyambung

3. Syarat keamanan sambungan


Tebal plat penyambung = (t' + t') lebih besar atau sama dengan tebal baja batang
utama ( t )

Keterangan :
u = jarak ujung = 2d - 3d
c = jarak tepi = 1,5d - 3d
s = jarak antar pk/baut = 3d - 7d ( atau maksimum 14t )
khusus untuk batang tekan ========> s = 3d - 4,5d( maks. 9t )

4. Prinsip- prinsip baut dari SNI

- Jarak
Jarak antar pusat lubang pengencang tidak boleh kurang dari 3 kali diameter nominal
pengencang. Jarak minimum pada pelat harus melalui perhitungan struktur seperti
pada SNI.
 Jarak tepi minimum

Jarak minimum dari pusat pengencang ke tepi pelat atau pelat saya profil harus
memenuhi spesifikasi dalam tabel:

 Jarak tepi maksimum


Jarak dari pusat tiap pengencang ke tepi terdekat suatu bagian yang
berhubungan dengan tepi yang lain tidak boleh lebih dari 12 kali tebal pelat
lapis luar tertipis dalam sambungan dan juga tidak boleh melebihi 150 mm.

5. Jenis - jenis sambungan baut


 Baut dengan 1 irisan (Tegangan geser tegak lurus dengan sumbu baut

 Baut dengan 2 irisan (Tegangan geser tegak lurus dengan sumbu baut)

 Baut yang dibebani sejajar dengan sumbunya


 Baut yang dibebani sejajar sumbu dan tegak lurus sumbu

6. Contoh Sambungan Baut


BAB III

PEMBAHASAN

1. Pekerjaan Pemasangan Struktur Baja pada Rangka Atap

Sebelum memasang rangka atap baja ini, ada beberapa persyaratan teknis
yang harus diketahui diantaranya :

- Kuda-kuda terpasang kuat dan stabil, dilengkapi


dengan angkur (dynabolt) pada kedua tumpuannya.

- Semua kuda-kuda tegak-lurus terhadap ringbalk.


- Ketinggian apex untuk pemasangan nok di atas setiap
kuda-kuda rata.

- Sisi miring atap rata (tidak bergelombang).


- Tidak ada kerusakan lapisan pelindung.
- Tidak terjadi deformasi (perubahan bentuk) akibat
kesalahan pelaksanaan pekerjaan.

Pemasangan kuda-kuda baja ringan di atas kedua tumpuannya dapat dilakukan


dengan dua cara, yaitu:
a. Dipasang langsung di atas ringbalk.
b. Dipasang di atas ringbalk dengan perantara wall-plate. Penggunaan sistem
tumpuan dengan wall-plate sedapat mungkin harus dihindari, karena tumpuan
dengan wall-plate hanya ditujukan untuk meratakan (leveling) ringbalk, jika
ringbalk tidak rata. Penggunaan wall-plate akan berakibat kedalaman dynabolt
yang tertanam di dalam ringbalk menjadi berkurang. Selain itu, juga terdapat
ruang kosong di dalam wall-plate yang dapat mengakibatkan perletakan kuda-
kuda menjadi kurang stabil.

Untuk memasang atap baja ringan ini, hal pertama yang dilakukan adalah
membuat kuda – kuda sebagai rangka utama dan gording. Lempengan atau profil
ini bisa dibentuk “U” terbalik atau “I”. Setelah memasang kuda – kuda, tahap
berikutnya adalah memasang reng. Reng merupakan pengikat kuda – kuda dan
juga gording dengan posisinya melintang tepat di atas kuda – kuda serta gording.

Kuda – kuda dan gording akan diikat dengan reng sehingga membentuk
kerangka yang kuat dan kokoh. Lempengan reng sendiri memiliki bentuk dan
ukuran yang paling kecil karena berfungsi sebagai penahan genteng juga pengatur
jarak barisan genteng sehingga genteng lebih rapih dan juga lebih mencengkram.

Pemasangan kuda-kuda harus mengikuti beberapa langkah kerja sebagai berikut:

- Langkah 1: Persiapan kerja


1. Menyiapkan gambar rencana atap dan perletakkan kuda- kuda, dan
tidak diperkenankan menggunakan gambar draft sebagai panduan.
2. Menyiapkan semua peralatan perlengkapan keselamatan dan kesehatan
kerja, dan memperhatikan petunjuk
tentang persyaratan melakukan pekerjaan di atas ketinggian (lihat
bagian keselamatan kerja).

3. Menyiapkan semua perlengkapan untuk pemasangan


kuda-kuda, antara lain: bor dan hexagonal socket, meteran, selang air
(waterpass), alat penyiku, mesin pemotong, gergaji besi, palu, dan
sebagainya.

Langkah – langkah pemasangan rangka atap baja ringan adalah :

1. Pembuatan kuda – kuda terdiri dari a, b, c


Profil baja ringan untuk rangka atap yang digunakan adalah

1. Profil Kanal C, adalah profil yang digunakan untuk rangka utama kuda kuda
baja ringan, fungsinya hampir sama seperti kaso pada rangka atap kayu.
Ketebalan umum yang banyak tersedia di pasaran adalah mulai dari 0,65mm
0,75mm dan 1mm. Yang banyak dipakai untuk rangka atap kuda kuda baja
ringan rumah tinggal adalah ketebalan 0,75mm.

2. Profil reng, kadang disebut profil B, namun orang-orang di lapangan biasa


menyebutnya reng baja ringan. Fungsi reng bajaringan ini sama seperti reng
pada rangka kayu. Yaitu untuk tempat bertumpu genteng atau penutup atap.
Reng juga berfungsi untuk mengikat kuda kuda baja ringan.

3. Profil kanal Z, fungsinya hampir sama seperti kanal C, namun bentuknya


berbeda. Bentuknya seperti huruf Z. Profil Z ini tidak umum, jarang ditemui
atau dijual bebas di toko bangunan, hanya beberapa perusahaan baja ringan
yang memproduksi secara khusus dan menggunakannya.
a. Sambungan atas baja ringan ( Top Chord )
b. Tumpuan Baja Ringan Pada Dinding ( Pitching Point )

c. Skor Pengaku ( Web )


2. Pengangkatan dan pemasangan kuda-kuda

- . Mengangkat kuda-kuda secara hati-hati, agar tidak mengakibatkan kerusakan pada


rangkaian kuda-kuda yang telah selesai dirakit .
- Memastikan posisi kiri dan kanan (L-R) kuda-kuda tidak terbalik. Sisi kanan dan kiri
kuda-kuda dapat ditentukan dengan acuan posisi saat pekerja melihat kuda-kuda,
dengan mulut web dapat dilihat oleh pekerja. Bagian di sebelah kiri pekerja disebut
sisi kiri, sedangkan yang berada di sebelah kanannya adalah sisi kanan.

- Mengontrol posisi berdirinya kuda-kuda agar tegak lurus dengan ringbalok


menggunakan benang dan lot (unting-unting).

- Mengencangkan kuda-kuda dengan plat L (L bracket), dengan menggunakan 4 buah


screw 12 – 14 x 20 HEX.

- Mengencangkan plat L dengan ring balok menggunakan dynabolt, dan


menambahkan balok penopang sementara, agar posisi kuda-kuda tidak berubah.
- Mengulangi langkah ke-1 sampai ke-6 untuk mendirikan semua kuda-kuda, sesuai
dengan posisinya dalam gambar kerja.
- Memeriksa ulang jarak antar kuda-kuda dari as ke as (maksimum 1,2 meter).
-. Memeriksa kedataran (leveling) semua puncak kuda-kuda (Apex), dan memastikan
garis nok memiliki ketinggian yang sama (datar)

- Memasang balok nok.


- Memasang bracing (pengikat) sebagai perkuatan, jika bekerja beban angin. Bracing
dipasang di atas top-chord dan di bawah reng.
- Bila menggunakan aluminium foil, lapisan ini dipasang terlebih dahulu di atas truss,
jurai dan rafter

- Memasang reng (roof battens) dengan jarak menyesuaikan jenis penutup atap yang
digunakan. Setiap pertemuan reng dengan kuda-kuda diikat memakai screw ukuran
10-16×16 sebanyak 2 (dua) buah

- Memasang outrigger (gording tambahan setelah kuda-kuda terakhir yang menumpu


ringbalk). Pada atap jenis pelana, outrigger dapat dipasang sebagai overhang dengan
panjang maksimal 120 cm dari kuda- kuda terluar, dan jarak antar outrigger 120 cm.
outrigger harus diletakkan dan di-screw dengan dua buah kuda-kuda yang terdekat.

- Memasang ceilling battens dengan jarak antar masing-masing ceilling battens adalah
120 cm. Komponen ini dipasang pada permukaan bagian atas bottom chord kuda-
kuda dan di-screw. Untuk pertemuan ceilling battens dengan ring balok di beri
bantalan bracket yang diikat memakai 2 (dua) buah dynabolt. Fungsi ceilling battens
adalah untuk memperkuat ikatan antar kuda-kuda. Jika diperlukan, sambungan
memanjang ceiling battens sebaiknya tepat diatas bottom chord. Setiap sambungan
harus overlap 40 cm, dan setiap pertemuan dengan bottom chord harus di-screw.
Ceiling battens selanjutnya dapat difungsikan untuk menahan plafond dan
penggantungnya

Pemasangan ceiling battens


Sambungan ceilling battens atau top span overlap sepanjang 40 cm dengan perkuatan
4 buah screw.
3. Memasang Lisplang

Bisa menggunakan lisplang GRC atau lisplang polos dan urat kayu

4. Memasang Atap Penutup

1. Memeriksa ulang pemasangan kuda-kuda sesuai dengan nomor, kedataran nok


maupun sisi atap, dan memastikan support overhang terpasang dengan benar .
2. Bila menggunakan Aluminium Foil, maka lapisan ini dipasang terlebih dahulu di
atas jurai dan rafter,
3. Menentukan jarak reng sesuai dengan jenis penutup atap
yang digunakan, kemudian dilanjutkan dengan
pemasangan reng (roof battens) dengan screw 10 – 16 x 16 HEX.
4. Memasang satu jalur penutup terlebih dahulu dari bawah
ke atas. Pemasangan penutup atap harus lurus dan rapi
agar polanya menjadi rapi dan tidak berbelok – belok

Untuk atap bisa menggunakan genteng keramik, genteng batu, genteng metal pasir
atau non pasir, dan sebagainya
5. Inspeksi Akhir

Karat dapat disebabkan oleh penempelan kotoran (serpihan- serpihan


akibat proses pemotongan baja ringan) atau penggunaan bahan logam lain
pada struktur baja ringan, seperti: pengikatan dengan kawat bendrat,
pemasangan sekrup yang tidak standar, atau karena goresan benda tajam. Jika
terjadi korosi pada suatu logam yang menempel pada baja ringan, maka resiko
penjalaran korosi sangat besar
Oleh karena itu harus dilakukan inspeksi akhir untuk memastikan tidak ada
kotoran maupun logam-logam lain yang masih menempel ataupun berada di
sekitar struktur baja ringan.
BAB IV

KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan :

1. Rangka atap adalah struktur bangunan yang posisi berada di atas bangunan
yang berdiri. Rangka memiliki beberapa struktur diantara nya adalah kuda -
kuda.
2. Rangka atap memiliki fungsi menyalurkan tekanan dari atap ke struktur
bangunan lainnya yang berada dibawahnya. Rangkap atau juga
memiliki fungsi sebagai penahan atap dari tekanan - tekanan yang diberikan
dari atap itu sendiri.
3. Dalam pemakaian di lapangan, baut dapat digunakan untuk membuat
konstruksi sambungan tetap, sambungan bergerak, maupun sambungan
sementara yang dapat dibongkar/dilepas kembali.
4. Untuk memasang atap baja ringan, hal pertama yang dilakukan adalah
membuat kuda – kuda sebagai rangka utama dan gording.
5. Kuda – kuda dan gording akan diikat dengan reng sehingga membentuk
kerangka yang kuat dan kokoh. Lempengan reng sendiri memiliki bentuk dan
ukuran yang paling kecil karena berfungsi sebagai penahan genteng juga
pengatur jarak barisan genteng sehingga genteng lebih rapih dan juga lebih
mencengkram.

Anda mungkin juga menyukai