“LAS TIG”
Oleh:
Edwin kamijaya (C12210001)
SURABAYA
2023
BAB I
DASAR TEORI
3
6. Regulator
Regulator berfungsi untuk mengatur pemakaian gas. Apabila
pemakaian gas pelindung dalam waktu relatif yang lama, maka diperlukan
pemanas (heater-vaporizer) yang dipasang antara silinder gas dan regulator. 7.
Kabel massa (earth clamp)
Kabel massa merupakan kabel penghubung antara mesin las ke
benda kerja. Alat ini biasanya terbuat dari tembaga atau logam lain yang
mempunyai sifat penghantar listrik yang baik. Pada kabel massa terdapat
pegas yang berfungsi untuk menjepit benda kerja dengan baik agar tidak
mudah terlepas.
Aliran
Elektron
Gambar 1.4 Polaritas terbalik (reversed polarity)
Cara kerja polaritas lurus yaitu logam yang akan dilas (base
metal) dihubungkan dengan kutub negatif dan elektrode dihubungkan
dengan kutub positif pada mesin las DC. Aliran arus listrik mengalir
dari elektrode ke logam las dan menyebabkan 2/3 panas yang
dihasilkan terdapat di logam las, dan 1/3 panas yang dihasilkan terdapat
pada elektrode. Hal ini akan menyebabkan kuantitas pencairan logam
las lebih banyak dibandingkan dengan elektrode sehingga pengelasan
menghasilkan penetrasi yang dalam.
6
4. Electrode wolfram lanthanum oxide
BAB III
ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat
1. Mesin las TIG
2. Teropong las
3. Pelindung dada dan lengan
4. Sarung tangan
5. Regulator
6. Tang
3.2 Bahan
1. Tiga plat baja ST-32 (sambungan SMAW dan MIG)
2. Satu plat baja ST-32
3. Elektrode tungsten
4. Tabung gas pelindung dan isinya
10
BAB IV
PROSEDUR PERCOBAAN
1. Jelaskan pengertian umum tentang las TIG! (termasuk proses apa saja yang
dilakukan)!
● Jawaban:
Tungsten Inert Gas (TIG) adalah salah satu jenis pengelasan busur
listrik dengan elektrode yang tidak dikonsumsi (unconsumable).
Elektrode yang digunakan pada las TIG adalah tungsten atau wolfram,
elektrode tersebut tidak ikut mencair melainkan hanyalah sebagai
penghasil busur listrik. Jenis pengelasan ini menggunakan gas argon
yang tidak aktif (inert) sebagai pelindung dari udara sekeliling.
Proses yang dapat dilakukan oleh pengelasan TIG yaitu
menggabungkan dua atau lebih benda kerja menggunakan elektrode
tungsten dengan sumber energi panas yang dihasilkan dari busur listrik.
Energi panas yang dimiliki busur listrik akan mencairkan logam pengisi
dan permukaan benda kerja secara bersamaan. Hasil dari proses
pengelasan tersebut akan membuat benda kerja menjadi menyatu.
Tungsten Inert Gas (TIG) merupakan salah satu jenis pengelasan busur
listrik dengan elektrode yang tidak dikonsumsi (unconsumable). Elektrode yang
digunakan pada las TIG adalah tungsten atau wolfram, elektrode tersebut tidak ikut
mencair melainkan hanyalah sebagai penghasil busur listrik. Jenis pengelasan ini
menggunakan gas argon yang tidak aktif (inert) sebagai pelindung dari udara
sekeliling. Gas argon sering digunakan dalam proses pengelasan karena sifatnya
yang lebih berat dari udara dan dapat menghasilkan covering area welding yang
lebih baik.
Prinsip kerja las TIG yaitu menggunakan rangkaian listrik untuk
menghasilkan busur pengelasan dengan cara mengubah daya listrik menjadi energi
panas. Sumber panas yang dimiliki busur listrik akan mencairkan logam pengisi
dan permukaan benda kerja secara bersamaan. Lelehan benda kerja dan logam
pengisi bercampur membetuk lelehan logam dan akan mengalami pembekuan
menjadi logam las. Logam pengisi (filler rod) diumpan secara terpisah dan
diarahkan ke daerah busur listrik. Gas argon sebagai gas pelindung diisi secara
kontinu dengan debit tertentu ke daerah busur listrik. Gas pelindung mampu
menghasilkan logam las bebas dari oksidasi, sehingga las TIG dapat digunakan
untuk pengelasan logam reaktif seperti titanium dan zirkonium. Pengelasan dengan
metode TIG tidak menghasilkan terak (slag), sehingga tidak memerlukan
pembersihan hasil las.
Dalam proses pengelasan terdapat kelebihan dan kekurangan yang dimiliki
oleh las TIG. Kelebihannya yaitu dapat digunakan untuk membuat root pass, tidak
memerlukan pembersihan terak las, kecepatan gerak las TIG yang rendah sehingga
memudahkan pengamatan, hasil las pada bahan non-ferrous dan ferrous bagus.
Lalu, kekurangannya adalah membutuhkan kebersihan sambungan agar tidak
terjadi cacat pengelasan, laju pengisian las TIG rendah, memerlukan kontrol
kelurusan sambungan untuk menghasilkan las yang baik, dan perlindungan ekstra
pada kecepatan udara di atas 5 mph.