Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR

“LAS TIG”

Oleh:
Edwin kamijaya (C12210001)

Hari/Tanggal Praktikum : kamis/26 oktober 2023

Jam Praktikum : Pk. 18.00-21.00 WIB Pk.

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

SURABAYA

2023
BAB I
DASAR TEORI

1.1 Pengertian Las TIG


Tungsten Inert Gas (TIG) atau Gas Tungsten Arc Welding (GTAW)
merupakan salah satu jenis pengelasan busur listrik dengan elektrode yang
tidak dikonsumsi (unconsumable). Elektrode yang digunakan pada las TIG
adalah tungsten atau wolfram, elektrode tersebut tidak ikut mencair melainkan
hanyalah sebagai penghasil busur listrik. Jenis pengelasan ini menggunakan
gas argon yang tidak aktif (inert) sebagai pelindung dari udara sekeliling.
Alasan mengapa gas argon sering digunakan dalam proses pengelasan karena
sifatnya yang lebih berat dari udara. Selain itu, gas argon juga dapat
menghasilkan covering area welding yang lebih baik. Hal tersebut dapat
terjadi karena penyebaran panas yang berlebihan pada benda kerja dikurangi
dengan penambahan gas pelindung inert yang juga sekaligus gas pendingin.

Gambar 1.1 Ilustrasi proses pengelasan TIG

1.2 Prinsip Kerja Las TIG


Prinsip kerja las TIG yaitu menggunakan rangkaian listrik untuk
menghasilkan busur pengelasan dengan cara mengubah daya listrik menjadi
energi panas. Sumber panas yang dimiliki busur listrik akan mencairkan logam
pengisi dan permukaan benda kerja secara bersamaan. Lelehan benda kerja dan
logam pengisi bercampur membetuk lelehan logam yang disebut weld pool.
Kemudian, lelehan logam akan mengalami pembekuan menjadi logam las.
1
Logam pengisi (filler rod) diumpan secara terpisah dan diarahkan ke
daerah busur listrik. Gas argon sebagai gas pelindung diisi secara kontinu
dengan debit tertentu ke daerah busur listrik untuk menghindari terjadinya
kontaminasi antara logam las cair dengan udara sekitar. Gas pelindung mampu
menghasilkan logam las bebas dari oksidasi, sehingga las TIG dapat digunakan
untuk pengelasan logam reaktif seperti titanium dan zirkonium. Pengelasan
dengan metode TIG tidak menghasilkan terak (slag), sehingga tidak
memerlukan pembersihan hasil las.

Gambar 1.2 Prinsip kerja las TIG

1.3 Bagian-Bagian Las TIG

Gambar 1.3 Bagian-bagian las TIG


2
Berikut beberapa penjelasan terkait dengan komponen las TIG:
1. Sumber tegangan (power source)
Sumber tegangan merupakan sumber arus listrik yang berfungsi
untuk menghasilkan energi pengelasan dan peralatan tambahan lainnya.
Pengelasan TIG harus dioperasikan melalui power source dengan arus
yang konstan baik DC maupun AC. Arus DC digunakan untuk pengelasan
pada baja karbon, baja paduan, stainless steel, dan lainnya. Sedangkan
arus AC digunakan untuk aluminium, magnesium, dan pemecah lapisan
oksida pada permukaan perunggu.
2. Tabung gas
Tabung gas berfungsi sebagai penyimpanan gas pelindung yang
digunakan sebagai proses pengelasan TIG. Gas pelindung merupakan gas
yang tidak ikut bereaksi selama pembakaran. Gas pelindung berfungsi
sebagai pelindung daerah yang dilas yaitu daerah busur listrik, logam las
cair, filler rod, dan benda kerja. Gas pelindung diumpan dari tabung gas
dengan laju pengumpanan yang diatur dengan regulator.
3. Welding torch
Welding torch merupakan alat yang digunakan untuk holder pada
saat pengelasan berlangsung. Dalam welding torch terdapat beberapa
komponen seperti ceramic cup, tempat tungsten, penghantar arus listrik,
dan slang gas pelindung. Salah satu cara untuk memulai proses
penyambungan yaitu dengan cara menekan trigger pada welding torch.
4. Elektrode (filler rod)
Elektrode atau kawat las berfungsi sebagai bahan pengisi atau filler
rod yang akan mencair dan mengisi daerah kampuh las pada benda kerja.
Elektrode yang digunakan dalam pengelasan TIG diumpan terpisah dari
sistem welding torch.
5. Elektrode tungsten
Elektrode tungsten merupakan elektrode yang berfungsi untuk
menghasilkan sumber busur listrik, namun bukan sebagai filler rod,
sehingga tidak ikut mencair. Elektrode ini terletak di dalam welding torch.

3
6. Regulator
Regulator berfungsi untuk mengatur pemakaian gas. Apabila
pemakaian gas pelindung dalam waktu relatif yang lama, maka diperlukan
pemanas (heater-vaporizer) yang dipasang antara silinder gas dan regulator. 7.
Kabel massa (earth clamp)
Kabel massa merupakan kabel penghubung antara mesin las ke
benda kerja. Alat ini biasanya terbuat dari tembaga atau logam lain yang
mempunyai sifat penghantar listrik yang baik. Pada kabel massa terdapat
pegas yang berfungsi untuk menjepit benda kerja dengan baik agar tidak
mudah terlepas.

1.4 Jenis-Jenis Polaritas Pengelasan TIG


Pada prinsipnya pengelasan TIG DC dibagi menjadi dua jenis polaritas,
diantaranya yaitu:

Aliran
Elektron
Gambar 1.4 Polaritas terbalik (reversed polarity)

Cara kerja polaritas terbalik yaitu logam las (base metal)


dihubungkan dengan kutub negatif dan elektrode dihubungkan dengan
kutub positif pada mesin las DC. Aliran arus listrik bergerak dari logam
las menuju ke elektrode dan menyebabkan 2/3 panas yang dihasilkan
terdapat di elektrode, dan 1/3 panas yang dihasilkan terdapat pada
logam las. Hal ini akan menyebabkan kuantitas pencairan pada
elektrode lebih banyak sehingga pengelasan menghasilkan penetrasi
yang dangkal.
(DCEN)

Gambar 1.5 Polaritas lurus (straight polarity)

Cara kerja polaritas lurus yaitu logam yang akan dilas (base
metal) dihubungkan dengan kutub negatif dan elektrode dihubungkan
dengan kutub positif pada mesin las DC. Aliran arus listrik mengalir
dari elektrode ke logam las dan menyebabkan 2/3 panas yang
dihasilkan terdapat di logam las, dan 1/3 panas yang dihasilkan terdapat
pada elektrode. Hal ini akan menyebabkan kuantitas pencairan logam
las lebih banyak dibandingkan dengan elektrode sehingga pengelasan
menghasilkan penetrasi yang dalam.

1.5 Jenis-Jenis Elektrode


Pada umumnya terdapat beberapa jenis elektrode pada las TIG sesuai
dengan material yang digunakan, yaitu:
1. Electrode wolfram pure

Gambar 1.6 Electrode wolfram pure

Electrode wolfram pure adalah jenis elektrode tungsten murni


dengan ciri kode warna hijau. Jenis elektrode ini memiliki
harga yang relatif lebih murah dibandingkan jenis lainnya.
Dalam penggunaannya jenis ini hanya bisa untuk mengelas
aluminium dan magnesium.
2. Electrode wolfram cerium

Gambar 1.7 Electrode wolfram cerium

Electrode wolfram cerium adalah elektrode tungsten yang memiliki


sifat yang baik dalam pengapian dengan campuran 2% kadar cerium. Jenis
elektrode ini dapat digunakan dengan hasil yang baik pada besi baja,
stainless steel, nikel, titanium, dan tembaga. Kelebihan dari jenis ini adalah
dapat mengelas pada intensitas yang rendah dalam arus yang kontinu.
3. Electrode wolfram cerium oxide

Gambar 1.8 Electrode wolfram cerium oxide

Electrode wolfram cerium oxide adalah tungsten dengan campuran


unsur cerium dengan kadar 2%. Tingkat ketahanan terhadap panas
membuat keunggulan tersendiri dalam mencegah terjadinya kontaminasi.
Keunggulan lainnya tidak memiliki bahaya radiasi.

6
4. Electrode wolfram lanthanum oxide

Gambar 1.9 Electrode wolfram lanthanum oxide

Electrode wolfram lanthanum oxide adalah campuran dari unsur


lanthanum dengan kadar 1% untuk warna hitam, kadar 1,5% untuk warna
emas, dan kadar 2% untuk warna biru. Jenis elektrode ini dapat mengelas
pada arus AC maupun DC. Selain itu, electrode wolfram lanthanum oxide
digunakan untuk material besi, baja, stainless steel¸ nikel, titanium,
tembaga, aluminium, dan magnesium.
5. Electrode wolfram zirconium oxide

Gambar 1.10 Electrode wolfram zirconium oxide

Electrode wolfram zirconium oxide adalah kawat las tungsten


dengan campuran unsur zirconium dengan kadar 0,3%. Pada campuran
zirconium mempunyai fungsi untuk meningkatkan titik lebur elektrode,
sehingga mampu menahan kuat arus AC yang relatif tinggi. Jenis elektrode
ini digunakan untuk aluminium dan magnesium.
7
6. Electrode wolfram thorium oxide

Gambar 1.11 Electrode wolfram thorium oxide

Electrode wolfram thorium oxide adalah elektrode tungsten yang


dicampur dengan unsur thorium dengan kadar 2% untuk warna merah dan
1% untuk warna kuning. Jenis tungsten ini dapat digunakan untuk
pengelasan arus DC pada bahan baja karbon, stainless steel, paduan nikel,
dan titanium. Perlu diketahui bahwa jenis elektrode ini memiliki bahaya
radiasi.

1.6 Kelebihan dan Kekurangan Las TIG


Terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan pada jenis pengelasan
MIG, diantaranya yaitu:
1.6.1 Kelebihan Las TIG
a. Dapat digunakan untuk membuat root pass yang berkualitas dari
arah satu sisi pada beragam jenis bahan.
b. Tidak memerlukan pembersihan terak las pada benda kerja. c. Dapat
dihasilkan hasil las yang bagus dan berkualitas tinggi pada bahan
non-ferrous dan ferrous.
d. Kecepatan gerak las TIG lebih rendah dibandingkan dengan las
SMAW sehingga pengamatan untuk mengendalikan logam las
ketika penyatuan dan pengisian menjadi lebih mudah.
8
1.6.2 Kekurangan Las TIG
a. Agar terhindar dari cacat-cacat gas dan porosity, jenis pengelasan
TIG membutuhkan kebersihan sambungan yang tentunya lebih baik. b.
Laju pengisian TIG lebih rendah dibandingkan dengan proses las yang
lainnya.
c. Agar pada pengelasan dari arah satu sisi dihasilkan las yang
berkualitas tinggi, diperlukan kontrol kelurusan sambungan yang
lebih ketat
d. Untuk kecepatan udara di atas 5 mph, perlu perlindungan ekstra
hati-hati guna mempertahankan perlindungan inert gas di atas
kawat las
9
BAB II
TUJUAN

1. Mengetahui komponen- komponen dari mesin las TIG.


2. Melatih kemampuan dalam mengoperasikan mesin las TIG. 3. Mengetahui
proses dan langkah-langkah pengerjaan benda kerja dengan menggunakan
mesin las TIG.
4. Mengetahui jenis-jenis alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum
mesin las TIG.

BAB III
ALAT DAN BAHAN

3.1 Alat
1. Mesin las TIG
2. Teropong las
3. Pelindung dada dan lengan
4. Sarung tangan
5. Regulator
6. Tang

3.2 Bahan
1. Tiga plat baja ST-32 (sambungan SMAW dan MIG)
2. Satu plat baja ST-32
3. Elektrode tungsten
4. Tabung gas pelindung dan isinya
10
BAB IV
PROSEDUR PERCOBAAN

1. Mencatat dan mempelajari hasil akhir benda kerja di selembar kertas. 2.


Mempersiapkan semua alat dan bahan untuk proses pengerjaan benda kerja. 3.
Menyalakan mesin las TIG pada kotak panel listrik.
4. Mengatur besarnya ampere pada mesin las TIG dengan menyesuaikan jenis
elektrode dan ketebalan material.
5. Memutar regulator pada tabung gas agar inert gas dapat mengalir pada saat
proses pengelasan berlangsung.
6. Menjepit kabel massa di meja agar arus listrik dapat mengalir. 7. Memastikan
sambungan power source, welding torch, dan kabel massa terpasang dengan baik
dan kuat.
8. Meletakkan tiga plat baja (sambungan SMAW dan MIG) dan satu plat baja
hingga sejajar di atas meja las.
9. Menggunakan alat pelindung seperti teropong las, pelindung dada dan lengan,
serta sarung tangan sebelum melakukan pengelasan.
10. Membuka teropong las untuk memosisikan ujung elektrode tungsten terhadap
ujung celah kedua plat baja yang belum tersambung.
11. Menutup teropong las dan mendekatkan ujung elektrode tungsten pada ujung
celah plat baja hingga busur menyala dan fluks mencair membuat titik las. 12.
Memulai proses penyambungan dengan cara menekan trigger, dan menggerakkan
welding torch secara melingkar mulai dari ujung celah plat baja hingga penetrasi
penuh secara keseluruhan.
13. Menjauhkan elektrode tungsten dari plat baja apabila proses penyambungan
telah selesai.
14. Mengubah sisi permukaan plat baja yang belum tersambung dengan cara
menggunakan tang sebagai penjepit.
15. Melakukan kembali langkah 10-13 agar sisi plat sebaliknya juga
tersambung. 16. Memutar regulator pada tabung gas agar inert gas dapat tidak
mengalir lagi. 17. Mematikan mesin las TIG pada kotak panel listrik.
18. Meletakkan semua peralatan ke tempat semula.
11
BAB V
HASIL PEKERJAAN

Gambar 5.1 Hasil pengelasan TIG benda kerja (tampak depan)

Gambar 5.2 Hasil pengelasan TIG benda kerja (tampak belakang)


BAB VI

PERTANYAAN DAN JAWABAN

1. Jelaskan pengertian umum tentang las TIG! (termasuk proses apa saja yang
dilakukan)!
● Jawaban:
Tungsten Inert Gas (TIG) adalah salah satu jenis pengelasan busur
listrik dengan elektrode yang tidak dikonsumsi (unconsumable).
Elektrode yang digunakan pada las TIG adalah tungsten atau wolfram,
elektrode tersebut tidak ikut mencair melainkan hanyalah sebagai
penghasil busur listrik. Jenis pengelasan ini menggunakan gas argon
yang tidak aktif (inert) sebagai pelindung dari udara sekeliling.
Proses yang dapat dilakukan oleh pengelasan TIG yaitu
menggabungkan dua atau lebih benda kerja menggunakan elektrode
tungsten dengan sumber energi panas yang dihasilkan dari busur listrik.
Energi panas yang dimiliki busur listrik akan mencairkan logam pengisi
dan permukaan benda kerja secara bersamaan. Hasil dari proses
pengelasan tersebut akan membuat benda kerja menjadi menyatu.

2. Jelaskan pengaruh ampere pada pengelasan!


● Jawaban:
Pengaruh ampere yang terlalu tinggi pada pengelasan dapat
menyebabkan elektrode las menjadi kemerahan (panas), percikan yang
dihasilkan sangat banyak, kemungkinan terjadinya takikan tinggi, dan
daerah las menjadi rapuh karena terlalu panas,
Pengaruh ampere yang terlalu rendah pada pengelasan dapat
menyebabkan pengurangan kecepatan pengelasan, kurang penembusan,
penumpukan tinggi, hasil jalur las sempit dan menggembung.
3. Jelaskan pengaruh jarak antara las dengan benda kerja ketika panas
pengelasan!
● Jawaban:
Pengaruh jarak antara las dengan benda kerja sangat
mempengaruhi pada penyalaan busur listrik. Apabila jarak elektrode pada
welding torch terlalu jauh dengan benda kerja maka yang terjadi elektrode
tidak mau menyala. Lalu, apabila jarak elektrode sangat dekat dengan
benda kerja akan membuat elektrode menempel. Kejadian seperti ini
tentunya akan menghambat proses pengelasan benda kerja. Oleh karena
itu, dibutuhkan jarak elektrode dan benda kerja yang tidak terlalu jauh
dan dekat dengan benda kerja agar elektrode dapat menyala.
14
BAB VII
KESIMPULAN

Tungsten Inert Gas (TIG) merupakan salah satu jenis pengelasan busur
listrik dengan elektrode yang tidak dikonsumsi (unconsumable). Elektrode yang
digunakan pada las TIG adalah tungsten atau wolfram, elektrode tersebut tidak ikut
mencair melainkan hanyalah sebagai penghasil busur listrik. Jenis pengelasan ini
menggunakan gas argon yang tidak aktif (inert) sebagai pelindung dari udara
sekeliling. Gas argon sering digunakan dalam proses pengelasan karena sifatnya
yang lebih berat dari udara dan dapat menghasilkan covering area welding yang
lebih baik.
Prinsip kerja las TIG yaitu menggunakan rangkaian listrik untuk
menghasilkan busur pengelasan dengan cara mengubah daya listrik menjadi energi
panas. Sumber panas yang dimiliki busur listrik akan mencairkan logam pengisi
dan permukaan benda kerja secara bersamaan. Lelehan benda kerja dan logam
pengisi bercampur membetuk lelehan logam dan akan mengalami pembekuan
menjadi logam las. Logam pengisi (filler rod) diumpan secara terpisah dan
diarahkan ke daerah busur listrik. Gas argon sebagai gas pelindung diisi secara
kontinu dengan debit tertentu ke daerah busur listrik. Gas pelindung mampu
menghasilkan logam las bebas dari oksidasi, sehingga las TIG dapat digunakan
untuk pengelasan logam reaktif seperti titanium dan zirkonium. Pengelasan dengan
metode TIG tidak menghasilkan terak (slag), sehingga tidak memerlukan
pembersihan hasil las.
Dalam proses pengelasan terdapat kelebihan dan kekurangan yang dimiliki
oleh las TIG. Kelebihannya yaitu dapat digunakan untuk membuat root pass, tidak
memerlukan pembersihan terak las, kecepatan gerak las TIG yang rendah sehingga
memudahkan pengamatan, hasil las pada bahan non-ferrous dan ferrous bagus.
Lalu, kekurangannya adalah membutuhkan kebersihan sambungan agar tidak
terjadi cacat pengelasan, laju pengisian las TIG rendah, memerlukan kontrol
kelurusan sambungan untuk menghasilkan las yang baik, dan perlindungan ekstra
pada kecepatan udara di atas 5 mph.

Anda mungkin juga menyukai