Di dalam dunia
pengelasan ada musuh yang sangat ditakuti oleh orang-orang yang memproduksi suatu produk
barang dengan menggunakan proses pengelasan. Hal tersebut sangat ditakuti karena memang
akan sangat mengganggu kualitas dari suatu produk las-lasan tersebut. Selain itu juga dapat
mengakibatkan kegagalan suatu produk tersebut yang bisa berimbas kepada keselamatan
pemakai produk barang tersebut. Sehingga mereka dengan sekuat tenaga menghindari musuh ini
dengan berbagai cara termasuk dengan membuat standard2 mutu lassan yang terbebas dari
musuh ini.
Terdapat beberapa jenis musuh LAS yang sangat mempengaruhi mutu sambungan LAS.
Musuh-musuh tersebut adalah sebagai berikut :
1. Oksidasi
Oksidasi adalah bereaksinya suatu logam dengan oksigen di udara, sewaktu logam dalam
keadaan cair (pd suhu tinggi) yang reaksinya (reaksi pd logam baja) sbb:
4 Fe + 3 O2 ——> 2 Fe 2O3 (oksida)
1. sangat keras namun getas sehingga mudah sekali untuk patah, dan kejelekan lainnya tentu
tidak mempunyai kekuatan mekanis.
2. dapat membentuk gelembung2 udara pada bagian permukaan hasil las maupun bagian
dalam.
Pencegahannya:
Untuk mencegah terjadinya oksidasi pada proses pengelasan maka dibuatlah sistem pelindung
untuk melindungi atau mencegah terjadinya proses oksidasi pada logam las.
Flux adalah serbuk yg berisi campuran bahan kimia yg diramu sedemikian rupa agar dapat
melindungi logam las dari oksidasi pada waktu mencair, karena flux ini masa jenis nya rendah
maka pada waktu terjadinya proses pengelasan flux ini akan mencair bersamaan dengan logam
las yang lain dengan mengapung diatas logam las membentuk terak (slug), sehingga dapat
menjadi pelindung dari pengaruh udara luar. selain menjadi terak (slug), flux juga dapat
membentuk gas pelindung (shielding gas).
penggunaan flux ini biasanya digunakan pada proses pengelasan berbasis las listrik khususnya
pada SMAW, SAW dan FCAW.
pada proses SMAW flux berada dibagian luar kawat inti menyelubungi logam elektrodanya.
pada proses FCAW flux berada di tengah2 kawat las yang menjadi intinya kebalikan dari
SMAW. sedangkan pada proses SAW, flux hanya ditaburkan pada waktu terjadinya proses
pengelasan dengan menutupi busur listrik yg terjadi..
Hal ini biasanya terjadi pada proses pengelasan GTAW, GMAW dan FCAW, biasanya gas yang
digunakan untuk mencegah terjadinya oksidasi adalah gas inert (helium, argon) maupun gas CO2
pada saat terjadinya proses pengelasan, gas pelindung ini akan keluar secara bersamaan selama
terjadinya proses pengelasan guna mencegah terjadinya proses oksidasi antara logam las dan
udara luar.
Argon (Ar) adalah gas inert monoatomik dgn berat molekul 40 yg didapatkan dgn mencairkan
udara. digunakan untuk pengelasan, merupakan gas argon murni (minimum 99,95%), utk metal
yg lebih reaktif dan tahan panas tingkat kemurniannya hrs lebih tinggi (99,97%)
Helium (He) adalah gas inert yang monoatomik dan sangat ringan memiliki berat atom 4, jika
digunakan untuk pengelasan hars dimurnikan menjadi 99,99% kadang2 argon dan helium di
campurkan. argon yg mempunya berat 10x helium, krn beratnya begitu keluar dari nozle obor
argon akan langsung menyelimuti jalur las, sedangkan helium yg beratnya lebih ringan akan naik
ke atas menghalangi penetrasi udara yg akan masuk kedalam proses pengelasan. sehingga
gabungan atau campuran dua gas ini akan menghasilkan hasil yg optimal dalam pencegahan
oksidasi.
2. Deformasi
Deformasi atau metal upset atau pengkerutan logam yg disebabkan oleh masukan panas pada
proses pengelasan yang mengubah bentuk awal komponen yang dilas.
karenanya metal upset mengakibatkan perubahan pada penyetelan semula sehingga disebut sbg
salah satu musuh las.Makin besar masukan panas, makin besar pula pengkerutan metal sewaktu
las mendingin, jika metal tidak diikat akan terdistorsi, sebaliknya jika diikat justru akan
menimbulkan tegangan thermal.Kekuatan tegangan ini dapat meretakkan metal apabila di awali
dengan keberadaan takik (notch), penggetasan, atau serangan karat.
Metal upset dapat dicegah dengan ;
1. mengatur heat input yg proporsional sesuai kebutuhan, tidak kurang dan tidak lebih sesuai
WPS.
2. penyetelan material yg akan dilas setepat mungkin..
3. pengikatan penyetelan dgn clammping kemudian di tack dgn welding
4. urut-urutan pengelasan yang baik
5. penggunaan metal dengan koefisiensi muai rendah.
dari sekian banyak cara pencegahan deformasi, yg paling sering dilupakan org adalah urut-urutan
pengelasan.
3. Cacat-cacat Las
Pendahuluan
Las busur listrik atau umumnya disebut dengan las listrik adalah termasuk suatu proses
penyambungan logam dengan menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas. Jenis
sambungan dengan las Iistrik ini adalah merupakan sambungan tetap. Ada beberapa macam
proses yang dapat digolongkan kadalam proses Ias Iistrik antara lain yaitu :
Pada dasarnya las listrik yang menggunakan elektroda karbon maupun logam menggunakan
tenaga listrik sebagai sumber panas. Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda dan benda
kerja dapat mancapai temperatur tinggi yang dapat melelehkan sebagian bahan merupakan
perkalian antara tegangan listrik (E) dangan kuat arus (I) dan waktu (t) yang dinyatakan delam
satuan, panas joule atau kalori seperti rumus dibawah ini :
H=ExIxt
dimana :
Macam-macam Las
Busur listrik yang terjadi diantara ujung elektroda karbon dan logam atau diantara dua ujung
elektroda karbon akan memanaskan dan mencairkan logam yang akan dilas. Sebagai bahan
tambah dapat dipakai elektroda dengan fluksi atau elektroda yang berselaput fluksi.
Arc Welding
Las tistrik ini menggunakan alektroda berselaput sebagai bahan tambah. Busur listrik yang
terjadi diantara ujung elektroda dan bahan dasar akan mencairkan ujung elektroda dan sebagian
bahan dasar. Selaput elektroda yang turut terbakar akan mencair dan menghasilkan gas yang
melindungi ujung elektroda, kawah Ias, busur Iistri dan daerah Ias di sekitar busur listrik
terhadap pengaruh udara luar. Cairan selaput elektroda yang membeku akan menutupi
permukaan Ias yang juga berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh luar.
Gbr. Dibawah ini adalah sirkuit Ias listrik dengan elektroda berselaput dimana G adalah sumber
tenaga arus searah dan elektroda dihubungkan ke terminal negetif sedang bahan ke terminal
positif.
Sirkuit Las Listrik
Dalam Gbr. Dibawah ini ditunjukkan pemindahan cairan logam dari elektroda ke bahan dasar
dimana gas dari pembakaran selaput elektroda melindungi daerah ini.
Las Iistrik TIG menggunakan elektroda wolfram yang bukan merupakan bahan tambah. Busur
listrik yang terjadi antara ujung elektroda wolfram dan bahan dasar adalah marupakan sumber
panas untuk pengelasan. Titik cair dari alektroda wolfram sedemikian tingginya sampai
3410o sehingga tidak ikut mencair pada saat terjadi busur listrik. Tangkai Ias dilengkapi dangan
nosel keramik untuk penyembur gas pelindung yang melindungi daerah Ias dari pengaruh luar
pada saat pangelasan.
Sebagai bahan tambah dipakai elektroda tanpa selaput yang digerakkan dan didekatkan ke busur
lirtrik yang terjadi antara elektroda wolfram dengan bahan dasar.
Sebagai gas pelindung dipakai argon, helium ateau campuran dari kedua gas tersebut yang
pemekaiannya tergsntung dari jenis logem yang akan dilas.
Tangkai las TIG biasanya didinginkan dengan air yang bersirkulasi. Proses Ias listrik TIG
ditunjukkan pada Gbr dibawah ini
Las SMAW
Las listrik GMAW / MIG adalah las busur listrik dimana panas yang ditimbulkan oleh busur
listrik antara ujung elektroda dan bahan dasar, karena adanya Arus Listrik
Elektrodanya adalah merupakan gulungan kawat yang berbentuk rol yang gerakannya diatur oleh
pasangan roda gigi yang digerakkan oleh motorl listrik.
Kecepatan gerakan elektroda dapat diatur sesuai dengan keperluan. Tangkai Ias dilengkapi
dengan nosal logam untuk menyemburkan gas pelindung yang dialirkan dari botol gas malalui
selang gas.
Gas yang dipakai adalah C02 untuk pengelasan baja lunak dan baja, argon atau campuran argon
dan helium untuk pengelasan Aluminium dan baja tahan karat
Proses pengelasan MIG ini dapat secara semi otomatik atau otomatik. Semi otomatik
dimaksudkan pengelasan secara manual sedangkan otomatik adalah pengelasan di mana seluruh
pekerjaan Ias dilaksanakan secara otomatik. Proses Ias MIG ditunjukkan pada Gbr. di bawah ini.
dimana elektroda keluar melalui tangkai las bersama dengan gas pelindung.
Las GMAW
Las listrik submerged yang umumnya otamatik atau semi otomatik menggunakan fluksi serbuk
untuk pelindung dari pengaruh udara luar. Busur listrik diantara ujung elektroda dan bahan dasar
berada didalam timbunan fluksi serbuk sehingga tidak terjadi sinar las keluar separti biasanya
pada Ias listrik lainnya. Dalam hal ini operator Ias tidak perlu menggunakan kaca pelindung mata
(helm Ias).
Pada waktu pengelasan, fluksi serbuk akan mencair dan membeku menutup Iapisan Ias. Sebagian
fluksi serbuk yang tidak mencair dapat dipakai lagi setelah dibersihkan dari terak-terak Ias. –
Elektroda yang merupakan kawat tanpa selaput berbentuk gulungan (rol) digerakkan maju oleh
pasangan roda gigi. pasangan roda gigi yang diputar oleh motor listrik dapat diatur kecepatannya
sesuai dengan kebutuhan pengelasan .
Las Submerged
Posisi Pengelasan
Posisi di bawah tangan yaitu suatu cara pengelasan yang dilakukan pada permukaan rata/datar
dan dilakukan dibawah tangan. Kemiringan elektroda las sekitar 10º – 20º terhada garis vertikal
dan 70º – 80º terhadap benda kerja.
Mengelas posisi tegak adalah apabila dilakukan arah pengelasannya keatas atau kebawah.
Pengelasan ini termasuk pengelasan yang paling sulit karena bahan cair yang mengalir atau
menumpuk diarah bawah dapat diperkecil dengan kemiringan elektroda sekitar 10º – 15º terhada
garis vertikal dan 70º – 85º terhadap benda kerja.
Mengelas dengan horisontal biasa disebut juga mengelas merata dimana kedudukan benda kerja
dibuat tegak dan arah elektroda mengikuti horisontal. Sewaktu mengelas elektroda dibuat miring
sekitar 5º – 10º terhada garis vertikal dan 70º – 80º kearah benda kerja.
Posisi pengelasan ini sangat sukar dan berbahaya karena bahan cair banyak berjatuhan dapat
mengenai juru las, oleh karena itu diperlukan perlengkapan yang serba lengkap antara lain: Baju
las, sarung tangan, sepatu kulit dan sebagainya. Mengelas dengan posisi ini benda kerja terletak
pada bagian atas juru las dan kedudukan elektroda sekitar 5º – 20º terhada garis vertikal dan 75º
– 85º terhadap benda kerja
1. Porositas, cacat ini merupakan cacat yang dikarenakan adanya gas yang terperangkap di
daerah lasan dalam jumlah yang melebihi syarat batas.
Porositas
Cacat Las Porositas adalah salah satu jenis cacat pengelasan yang disebabkan karena
terkontaminasinya logam las dalam bentuk gas yang terperangkap sehingga di dalam logam las
terdapat rongga- rongga.
Porositas merupakan cacat las yang cukup umum, tetapi juga cukup mudah untuk
memperbaikinya. Porositas terjadi dalam bentuk lubang bulat, yang disebut spherical porosity,
Jika lubangnya memanjang disebut wormholes atau piping.
1. Mengelas dengan kondisi logam pengisi terkontaminasi dengan air, cat, lemak, minyak,
dan lem yang dapat menyebabkan terbentuknya dan melepaskan gas bila terjadi
pengelasan.
2. Kampuh Las yang kotor oleh air, minyak, cat dan kotoran-kotoran yang lain yang dapat
menyebabkan terbentuknya gas bila terjadi pengelasan.
3. Selang gas yang terjepit atau rusak sehingga tidak memberikan suplay shielding gas yang
cukup.
4. Aliran gas terlalu tinggi. Aliran gas yang terbuka lebar yang menghasilkan kecepatan
aliran gas yang tinggi menciptakan turbulensi dan dapat menarik udara luar ke zona
lasan. Selain itu, itu adalah pemborosan gas dan menambah biaya yang tidak perlu untuk
suatu proyek.
5. Elektroda SMAW, elektroda FCAW, dan las busur terendam (SAW) fluks yang menyerap
kelembaban dalam lingkungan yang tidak dilindungi. Untuk mengatasi kelembaban
dalam proses pengelasan, standard cukup jelas tentang penggunaan pengering dan oven
untuk menyimpan bahan-bahan ini.
6. Lapisan galvanisasi dapat membuat masalah. Zinc meleleh pada sekitar 420 derajat C dan
titik didih sekitar 920 derajat celcius. Pada temperatur pengelasan jauh melebihi 2.000
derajat C terjadi perubahan seng (zink) dari solid menjadi gas dalam sepersekian detik.
7. Kelembaban udara sekitar juga dapat menyebabkan masalah, seperti terjadinya embun
pagi.
8. Penyalahgunaan senyawa antispatter, semprotan, atau gel bisa menjadi penyumbang
utama porositas. Bila digunakan secara berlebihan, bahan antispatter menjadi
kontaminan, mendidih menjadi gas bila terkena suhu tinggi las busur.
9. Hembusan angin/udara yang dapat mengganggu aliran shielding gas selama proses
pengelasan. Aliran udara ini jika melebihi dari 4 sampai 5 mil per jam, dapat
mempengaruhi proses pengelasan.
2. Slag Inclusion, dapat terjadi akibat pembersihan pada saat pengelasan yang berlapis kurang
bersih. Hal ini juga dapat diakibatkan penggunaan flux pada pengelasan yang berlapis.
Slag Inclusion
3. Incomplete Fusion, cacat ini dapat diakibatkan oleh kesalahan penggunaan besar arus,
kecepatan pengelasan, incorrect electrode manipulation, maupun kesalahan pengelas.
Incomplete Fusion
4. Undercut
Excessive amps/volts
Excessive travel speed
Incorrect electrode angle
Excessive weaving
Incorrect welding technique
Electrode too large
Undercut
5. Overlap
6. Crack (retak)
Banyak hal yang dapat menyebabkan cacat ini. contoh bentuk crack adaah seperti berikut:
Crack
Cacat las seperti di atas sering terjadi pada jenis-jenis pengelasan yang ada:
cacat yang terjadi berdasar jenis lasnya adalah sebagai berikut
Welding Defect
CACAT-CACAT PENGELASAN
Cacat las jenis ini terjadi karena logam las gagal mencapai root (akar) dari sambungan dan gagal
menyambungkan permukaan root secara menyeluruh. Hal ini disebabkan karena kesalahan dalam
memilih ukuran elektroda, arus listrik yang terlalu kecil, dan rancangan sambungan yang kurang
memadai. Kurang penetrasi sering dialami pada pengelasan posisi vertikal dan overhead. Pada gambar
berikut nampak logam las tidak menutupi bagian bawah (akar) sambungan.
Solusi Pencegahan
Pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari kurangnya penetrasi antara lain:
Pembuatan groove harus tepat di mana mampu menyediakan akses pada bagian bawah
sambungan.
Tingkatkan arus listrik, bila perlu gunakan elektroda yang lebih besar.
Cacat las ini terjadi karena logam las dan benda kerja gagal menyatu. Cacat jenis ini bisa terjadi akibat
benda kerja yang kurang panas atau permukaan benda kerja yang kurang bersih.
Gambar 1. Cacat Las Kurang Menyatu (Lack of Fusion)
Solusi Pencegahan
Cacat las jenis ini terjadi di mana logam las mencair melewati tebal benda kerja dan tergantung pada
bagian bawah hasil pengelasan.
Solusi Pencegahan
Porosity
Porosity adalah salah satu jenis cacat pada las. Porosity merupakan sekelompok gelembung gas
yang terjebak di dalam lasan. Porosity bisa terjadi karena proses pemadatan yang terlalu cepat.
Porosity berupa rongga-rongga kecil berbentuk bola yang mengelompok pada lokasi-lokasi
lasan. Terkadang terjadi rongga besar berbentuk bola yang tunggal atau tidak mengelompok.
Rongga besar tersebut adalah blow hole.
Gambar 1. Porosity
Penyebab Porosity
Elektroda basah/lembab.
Solusi Pencegahan
Pencegahan yang dapat dilakukan supaya tidak terjadi porosity antara lain:
Jaga arc length selalu tepat.
Bersihkan benda kerja dari minyak, oli, cat, debu, lapisan, slag, embun, dan kotoran
sebelum melakukan pengelasan.
Gunakan elektroda yang kering.
Slag Inclusion
Slag inclusion adalah salah satu jenis cacat pada las. Slag inclusion merupakan oksida dan benda
non logam lainnya yang terjebak pada logam las. Slag inclusion bisa disebabkan oleh
kontaminasi dari udara luar atau slag yang kurang bersih ketika mengelas dengan banyak lapisan
(multi pass).
Solusi Pencegahan
Retak adalah salah satu dari beberapa jenis cacat las. Retak merupakan putusnya benda kerja
akibat tegangan. Retakan sering terjadi pada lasan maupun bagian benda kerja yang dekat
dengan lasan. Retakan yang sering terjadi berupa retakan yang sangat sempit, walaupun tidak
menutup kemungkinan terjadi retakan yang luas. Retakan dibagi dalam tiga jenis yakni: retakan
panas, retakan dingin, dan macrofissure.
Gambar 1. Retak
Undercut adalah salah satu jenis cacat las. Undercut merupakan istilah yang digunakan untuk
menggambarkan sebuah alur (groove) benda kerja yang mencair dan terletak pada tepi/kaki lasan
(manik-manik las) di mana alur benda kerja yang mencair tersebut tidak terisi oleh cairan las.
Undercut menyebabkan slag terjebak di dalam alur yang tidak terisi oleh cairan las.
Gambar 1. Undercut
Spatter merupakan bintik-bintik kecil logam las akibat cairan elektroda yang diteteskan berupa
semprotan (spray).
Gambar 1. Spatter
Penyebab Spatter
Solusi Pencegahan
Manik-manik las kurang rapi terjadi ketika logam las tidak sejajar dan tidak dapat mencakup sambungan
yang dibentuk oleh benda kerja. Selain itu, tinggi logam las yang berbeda (naik turun) juga menandakan
bahwa manik-manik las kurang rapi.
Solusi Pencegahan
Karat merupakan salah satu bentuk cacat pada las. Jenis-jenis karat yang terjadi pada las antara
lain:
Pengaratan galvanis,
Pengaratan crevice,
Pengaratan intergranular,
Pengaratan akibat tegangan.
Lubang pada benda kerja terjadi ketika logam las mencair hingga memakan benda kerja sampai tidak ada
sisa lagi.
Ukuran pada las yang salah terjadi ketika logam filler yang diberikan terlalu banyak atau terlalu
sedikit. Hal ini dapat terjadi karena prosedur pengelasan yang kurang tepat. Contoh prosedur yang
kurang tepat seperti kesalahan dalam membuat persiapan sambungan, kesalahan memilih ukuran
elektroda, kesalahan dalam menentukan arus listrik, dan kecepatan pengelasan yang salah.
Jenis cacat las pada pengelasan ada beberapa tipe yaitu cacat las internal (berada di dalam hasil
lasan) dan cacat las visual (dapat dilihat dengan mata). Jika kita ingin mengetahui defect atau
cacat pengelasan internal maka kamu memerlukan alat uji seperti Ultrasonic Test dan
Radiography Test untuk pengujian yang tidak merusak, sedangkan untuk uji merusak kamu dapat
menggunakan uji Bending atau makro. Untuk jenis jenis cacat pengelasan visual atau surface
Anda dapat menggunakan pengujian Penetrant Test, Magnetic Test atau kaca pembesar.
Untuk Anda yang bekerja dibidang inspeksi tentunya harus mengetahui dan paham macam
macam cacat pengelasan. Karena jika tidak paham, maka hal tersebut dapat membahayakan para
pengguna produk kita. Karena pekerjaan ini sangat penting untuk keselamatan dan suksesnya
produk tersebut.
3. Slag Inclusion.
4. Tungsten Inclusion.
5. Incomplete Penetration.
6. Incomplete Fusion.
7. Over Spatter.
8. Hot Crack.
9. Cold Crack.
10. Distortion.
Cacat Las
Undercut
Undercut adalah sebuah cacat las yang berada di bagian permukaan atau akar, bentuk cacat ini
seperti cerukan yang terjadi pada base metal atau logam induk. Jenis cacat pengelasan ini dapat
terjadi pada semua sambungan las, baik fillet, butt, lap, corner dan edge joint.
2. Porosity (Porositas)
Po
rositas
Cacat Porositas adalah sebuah cacat pengelasan yang berupa sebuah lubang lubang kecil pada
weld metal (logam las), dapat berada pada permukaan maupun didalamnya. Porosity ini
mempunyai beberapa tipe yaitu Cluster Porosity, Blow Hole dan Gas Pore.
3. Slag Inclusion
Slag
Inclusion
Welding Defect Slag Inclusion adalah cacat yang terjadi pada daerah dalam hasil lasan. Cacat ini
berupa slag (flux yang mencair) yang berada dalam lasan, yang sering terjadi pada daerah stop
and run (awal dan berhentinya proses pengelasan). Untuk melihat cacat ini kita harus melakukan
pengujian radiografi atau bending.
Pastikan lasan benar benar berseih dari slag sebelum mengelas ulang.
Ampere disesuaikan dengan prosedur.
Busur las disesuaikan.
Sudut pengelasan harus sesuai.
Sudut kampuh lebih dibesarkan (50-70 derajat).
4. Tungsten Inclusion
Cacat las Tungsten Inclusion adalah cacat pengelasan yang diakibatkan oleh mencairnya
tungsten pada saat proses pengelasan yang kemudian melebur menjadi satu dengan weld metal,
cacat ini hampir sama dengan slag inclusion namun saat diuji radiografi tungsten inclusion
berwana sangat terang. Untuk jenis cacat las ini hanya terjadi pada proses pengelasan GTAW.
5. Incomplete Penetration
Incomplete Penetration (IP) adalah sebuah cacat pengelasan yang terjadi pada daerah root atau
akar las, sebuah pengelasan dikatakan IP jika pengelasan pada daerah root tidak tembus atau
reinforcemen pada akar las berbentuk cekung.
6. Incomplete Fusion
Incomplete Fusion
Cacat Incomplete Fusion adalah sebuah hasil pengelasan yang tidak dikehendaki karena
ketidaksempurnaan proses penyambungan antara logam las dan logam induk. Cacat ini biasanya
terjadi pada bagian samping lasan.
7. Over Spatter
Over Spatter
Spatter adalah percikan las, sebenarnya jika spater dapat dibersihkan maka tidak termasuk cacat.
Namun jika jumlahnya berlebih dan tidak dapat dibersihkan maka dikategorikan dalam cacat
visual.
8. Hot Crack
Hot
Crack (leniran.blogspot.co.id)
Hot Crack (retak panas) adalah sebuah retak pada pengelasan dimana retak itu terjadi setelah
proses pengelasan selesai atau saat proses pemadatan logam lasan.
Menggunakan elektroda yang sesuai dengan WPS atau Low Hidrogen yang mempunyai
sifat regangan yang tinggi.
Melakukan perlakuan panas (PWHT dan Preheat)
9. Cold Cracking.
Cold Cracking (retak dingin) adalah sebuah retak yang terjadi pada daerah lasan setelah beberapa
waktu (memerlukan waktu, bisa 1 menit, 1 jam, atau 1 hari) proses pengelasan selesai.
10. Distorsi
Distorsi (SlideShare)
Pengertian distorsi pada pengelasan adalah sebuah perubahan bentuk material yang diakibatkan
panas yang berlebih saat proses pengelasan berlangsung. Distorsi ini terjadi saat proses
pendinginan, karena adanya panas yang berlebih maka material dapat mengalami penyusutan
atau pengembangan sehingga akan tarik menarik dan membuat material tersebut melengkung.
Penyebab terjadinya distorsi:
Jenis jenis cacat pengelasan dan penyebabnya di atas dapat terjadi pada las listrik (SMAW),
GMAW, GTAW, SAW, FCAW, OAW. Namun untuk tungsten inclusion hanya terjadi pada
GTAW, karena hanya pengelasan tersebut yang menggunakan logam tungsten.
CARA PENANGGULANGANNYA :
CARA PENANGGULANGANNYA :
Dibawah ini merupakan sebab sebab terjadinya cacat pengelasan Root Concavity
1. Gap terlalu lebar
2. Speed root terlalu tinggi
3. Ampere root tinggi
4. Elektroda terlalu besar
5. Khusus stainless steel root GTAW ditimpa diatasnya dengan GTAW pula sehingga root
mencair lagi dan terhisap keatas oleh proses capilary
KRITERIA PENOLAKAN
Sedangkan kriteria penolakan terhadap cacat root concavity berdasarkan standart API
1104 adalah