Anda di halaman 1dari 9

METALURGI LAS

Muhammad Ady Kurniawan


2015440041
METALURGI LAS

Metalurgi dalam pengelasan, dalam arti yang sempit dapat dibatasi


hanya pada logam las dan daerah yang dipengaruhi panas atau HAZ (Heat
Affected Zone). Untuk alasan ini secara singkat dan umum, latar belakang
prinsip-prinsip metalurgi juga diperlukan sebelum membicarakan sifa-sifat las
dan HAZ yang berdekatan. Karena dengan mengetahui metalurgi las,
emungkinkan meramalkan sifat-sifat dari logam las.

aspek yang timbul selama dan sesudah pengelasan harus benar-benar


diperhitungkan sebelumnya, karena perencanaan yang kurang tepat dapat
mengakibatkan kualitas hasil las yang kurang baik. Dengan demikian
pengetahuan metalurgi las dan ditambah dengan keahlian dalam operasi
pengelasan dapat ditentukan prosedur pengelasan yang baik untuk menjamin
hasil las-lasan yang baik. Pada setiap penyambungan dengan las, selalu
dijumpai daerah-daerah atau bagian-bagian dari sambungan las seperti yang
terlihat pada Gambar dibawah ini :

Daerah lasan terdiri dari empat bagian yaitu:

Logam lasan (weld metal), adalah daerah endapan las (weld deposit) dari
logam yang pada waktu pengelasan mencair dan kemudian membeku.
Endapan las (weld deposit) berasal dari logam pengisi (filler metal).
Garis gabungan (fusion line), adalah garis gabungan antara logam lasan dan
HAZ, dapat dilihat dengan mengetsa penampang las. Daerah ini adalah batas
bagian cair dan padat dari sambungan las.

HAZ (Heat Affected Zone), adalah daerah pengaruh panas atau daerah dimana
logam dasar yang bersebelahan dengan logam las yang selama pengelasan
mengalami siklus termal atau pemanasan dan pendinginan dengan cepat.
Penyebaran panas pada logam induk dipengaruhi oleh temperatur panas dari
logam cair dan kecepatan dari pengelasan. Pada batas HAZ dan logam cair
temperatur naik sangat cepat sampai batas pencairan logam dan temperatur
turun sangat cepat juga setelah proses pengelasan selesai. Hal ini dapat
disebut juga sebagai efek quenching. Pada daerah ini biasanya terjadi
transformasi struktur mikro. Struktur mikro menjadi austenit ketika
temperatur naik (panas) dan menjadi martensit ketika temperatur turun
(dingin). Daerah yang terletak dekat garis fusi ukuran butirnya akan cenderung
besar yang disebabkan oleh adanya temperatur tinggi, menyebabkan austenit
mempunyai kesempatan besar untuk menjadi homogen. Karena dengan
keadaan homogen menyebabkan ukuran butir menjadi lebih besar. Sedangkan
daerah yang semakin menjauhi garis fusi ukuran butirnya semakin mengecil.
Hal ini disebabkan oleh temperatur yang tidak begitu tinggi menyebabkan
austenit tidak mempunyai waktu yang banyak untuk menjadi lebih homogen.
Transformasi struktur mikro yang terjadi akibar perubahan temperatur
menyebabkan daerah HAZ sangat berpotensial terjadinya retak (crack) dan hal
ini sangat penting untuk diperhatikan untuk mendapatkan hasil lasan yang
baik.

Logam induk (parent metal), adalah bagian logam yang tidak terpengaruh oleh
pemanasan karena proses pengelasan dan temperatur yang disebabkan
selama proses pengelasan tidak menyebabkan terjadinya perubahan struktur
dan sifatsifat dari logam induk. Hal ini disebabkan karena temperatur atau
suhu yang terjadi di logam induk belum mencapai temperatur kritis .

A. Proses Metalurgi Las

Logam yang digunakan dalam industri fabrikasi telah dikembangkan agar


memenuhi jenis pelayanan yang diharapkan.
Kebanyakan paduan akan menampilkan karakteristik yang merupakan hasil
kombinasi dari prosedur pembuatan, yang meliputi :

perbedaan persentase unsur yang menyusun paduan

jumlah kerja dingin seperti rolling, yang dikenakan pada paduan selama
produksinya.

perlakuan panas yang dilakukan pada tahap akhir dari produksi.

Produk yang dibuat dapat mempunyai sifat-sifat yang selanjutnya bisa


berubah selama fabrikasi. Derajat perubahan yang berhubungan dengan
prosedur kerja secara besar tergantung pada komposisi kimia logam dan
kemampuan dikeraskan.

Kebanyakan logam kemampuan kekerasannya dapat dirubah dengan :

kerja dingin seperti rolling atau pembentukan ( menghasilkan pengerasan )

pemanasan dan pendinginan.

1. Pendinginan

Logam yang didinginkan secara pelan dari temperatur yang lebih tinggi
akan membentuk struktur yang seragam yang disebut butiran. Selama
pendinginan, tenaga dalam struktur butiran ini menimbulkan cacat. Ketika
sekali keseragaman butiran berubah bentuk, kemampuan mereka untuk
kembali dengan sekeliling butiran selama kerja dingin akan hilang dan logam
menjadi lebih keras dan kurang liat. Logam yang telah dikeraskan dan
dibengkokan berulang-ulang atau kerja dingin akan menghasilkan patahan
dalam logam.

2. Pemanasan

Perubahan dapat dilakukan pada struktur butiran dan kekerasan logam


dengan pemanasan dan pendinginan.

Perubahan ini tergantung pada :

komposisi pada logam

temperatur logam yang dipanaskan


lamanya waktu yang dijalani pada temperatur ini

kecepatan pendinginan

Pengelasan menghasilkan kondisi pemanasan dan pendinginan yang dapat


menghasilkan perubahan.

3. Komposisi

Baja karbon yang mengandung karbon kurang dari 0.3%C, tidak dapat
dikeraskan secara berarti dengan perlakuan panas. Baja karbon mengandung
lebih dari 0.3%C, harus dipertimbangkan kemampuan dikeraskan dan prosedur
untuk mencegah pengerasan yang diserap selama fabrikasi.

4. Temperatur dan Waktu

Baja karbon yang dihasilkan tidak dipanaskan pada temperatur sekitar


680 C, tidak akan merubah struktur butiran atau menaikan kekerasan. Pada
temperatur dalam batas antara 680 C – 700 C baja karbon akan melunak
(spheroidise anneal). Diatas 723 C, temperatur kritis lebih rendah, struktur
butiran berubah dan tergantung pada temperatur dan waktu berlangsungnnya
dan pertumbuhan butiran mungkin terjadi. Diatas 1000 C pertumbuhan
butiran dapat sangat cepat. Baja yang dikeraskan sebelumnya akan
dipengaruhi oleh pemanasan meskipun dibawah 723 C. Penurunan dalam
kekerasan dapat terjadi.

5. Kecepatan Pendinginan

Seperti yang dinyatakan sebelumnya, pendinginan perlahan-lahan dari


temperatur yang ditinggikan dapat meningkatakan ukuran butiran dan
mengurangi kekerasan. Hal ini akan meningkatkan keuletan (ductility :
kemampuan untuk dibentuk secara permanen tanpa patah), meskipun
peningkatan yang sangat berarti dalam ukuran butiran mungkin menurunkan
keuletan.

Pendinginan yang cepat (quenching) akan menghasilkan struktur butiran


yang baik jika baja mengandung karbon lebih dari 0.3%, pengerasan pada
tempat yang telah dipanaskan dan didinginkan.

6. Kurva Pendinginan
Kurva pendinginan digunakan oleh ahli metallurgi untuk
menggambarkan pencairan dan pengerasan logam. Jika logam murni
dipanaskan dalam dapur, temperatur logam terus menerus meningkat hingga
logam mulai mencair. Pada titik ini tidak terjadi kenaikan temperatur sampai
semua logam telah mencair. Jika semua logam telah cair, temperatur logam
akan mulai meningkat lagi.

7. Diagram Fase atau Keseimbangan

Diagram fase digunakan untuk menunjukan bagaimana paduan


merespon pada pendinginan dan pemanasan yang sangat pelan. Diagram ini
disusun untuk menggambarkan bermacam-macam kombinasi unsur dalam
baja paduan.

Seperti kurva pendinginan yang menunjukan temperatur dimana logam


semua cair atau semua padat, meskipun daerah ketiga menggambarkan
campuran padat denga cair seperti gambar. Contoh diagram fase sederhana
untuk paduan dua logam dapat dilihat pada halaman berikut. (sebut saja logam
A dan logam B ).

Contoh diagram keseimbangan sederhana logam A dan logam B

Dengan menggunakan diagram ini kita dapat membaca beberapa kombinasi


logam A dan logam B :

temperatur saat mulai mencair

batas temperatur dimana kondisi cair dan padat bersamaan

temperatur dimana semua logam dalam bentuk cair

temperatur dimana pengerasan dimulai

Sebagai logam komersial paling banyak ,baja meliputi paduan, larutan


(satu unsur dilarutkan terhadap lainnya) dari paduan akan terjadi dua keadaan
padat dan cair.

Diagram fase juga dikenal sebagi diagram keseimbangan. Nama ini


menunjukan bahwa diagram ini disusun dalam basis bahwa beberapa
perubahan dalam temperatur akan terjadi sangat lambat dan juga sama
meskipun melalui logam. Dalam pengelasan ini tidak mungkin, meskipun
diagram ini dapat menyediakan petunjuk pada apa yang terjadi pada las dan
logam induk yang disambung.

Selama pemanasan struktur logam mungkin melalui fase yang berbeda.


Diagram fase menunjukan temperatur dimana perubahan fase ini terjadi dan
struktur yang dapat diminta dalam beberapa kombinasi unsur paduan yang
diberikan.

8. Diagram Fase Keseimbangan Besi Karbid-Besi

Diagram ini digunakan pada baja karbon dan besi tuang yang lebih
komplek dari diagram sebelumnya. Batas temperatur yang banyak menyita
perhatian pada proses fabrikasi baja karbon adalah dari temperatur kamar
sampai temperatur normalising. Batas temperatur normalising adalah 820 C –
980 C. Baja yang dipanaskan dalam batas ini, akan berubah strukturnya dan
terjadi pertumbuhan butiran khususnya pada temperatur yang lebih tinggi.

Daerah dalam diagram diatas 723 C ( temperatur kritis bawah )


diketahui sebagai batas austenit dan, perbedaan kecepatan pendinginan dari
batas ini akan mempengaruhi struktur butiran pada temperatur kamar dan
sifat-sifat baja.

Contoh diagram fase sederhana besi-besi karbid

Diagram fase besi karbid–besi yang disederhanakan menunjukan


struktur yang ada dalam kadar karbon dan temperatur yang berbeda. Diagarm
ini meliputi baja karbon dan besi tuang yang ditunjukan dalam diagram sesuai
persentase karbonnya : Baja

baja hypoeutectoid, kadar karbon kurang dari 0.8%

baja eutectoid, kadar karbon sebesar 0.8%

baja hypereutectoid, kadar karbon lebih dari 0.8%, tetapi tidak lebih dari 2 %

Besi tuang

besi tuang hypoeutectoid, kadar karbon lebih dari 2% tetapi kurang dari 4.3%

besi tuang eutectoid, kadar karbon sebesar 4.3 %


besi tuang hypereutectoid, kadar karbon lebih dari 4.3 %

Baja dalam diagram keseimbangan besi karbid–besi menunjukan struktur baja


hypoeutectoid, eutectoid dan hypereutectoid.

Struktur dalam baja karbon dan besi tuang adalah sebagai berikut :

Ferit. Besi murni, dalam situasi praktek semua ferit mengandung jumlah
karbon sangat sedikit . Ferit juga mengarah pada besi (besi alpha) yang lunak
dan liat.

Dibawah 769 C, ferit adalah magnetik. Pada 769 C struktur ferit berubah
menjadi non magnetik.

Sementit Juga dikenal sebagai besi karbid (Fe3C). Sementit adalah


campuran besi dan karbon dan mempunyai sifat keras dan rapuh /getas.
Dalam baja sementit adalah bentuk bagian dari struktur pearlit. Karbon yang
lebih besar dalam baja akan menjadikan sementit. Jika daerah diperbesar,
butiran sementit mirip butiran ferit, meskipun sementit akan mempunyai
kutub kekuning-kuningan.

Perlit Lapisan pengganti ferit dan sementit. Dibawah mikroskop struktur


ini kelihatan seperti kulit mutiara atau bentuk sidik jari. Struktur ini yang
meningkatkan kekuatan tarik baja karbon.

Semua butiran perlit mengandung karbon 0.8%. Baja yang mengandung


karbon 0.8% adalah disusun 100 % struktur perlit dan disebut baja eutectoid.
Baja dengan kadar karbon kurang dari 0.8% disusun oleh butiran ferit dan
perlit. Perbadingannya sangat tergantung pada kadar karbon, contoh baja
dengan kadar karbon 0.2% memiliki struktur 75% ferit dan 25% perlit. Masing-
masing butiran perlit masih mengandung karbon 0.8%. Baja ini (dengan kadar
karbon dibawah 0.8%) dikenal sebagai baja hypoeutectoid .

Baja yang mengandung karbon lebih dari 0.8% akan mengandung


butiran perlit dengan lapisan sementit sekitar batas butiran. Masing-masing
butiran perlit mengandung karbon 0.8% dan sisa karbon dalam sementit. Baja
ini (dengan karbon diatas 0.8%) dikenal sebagai baja hypereutectoid.

Paduan besi-karbon mengandung karbon lebih dari 2%, menjadi besi


tuang dan akan mengandung persentase sementit yang tinggi, melalui catatan
industri besi tuang biasanya mengandung jumlah silikon yang berarti yang
menghasilkan dalam jumlah besar dari penampakan karbon sebagai graphite
dari pada sementit

Anda mungkin juga menyukai