Anda di halaman 1dari 40

CACAT LAS

Pengelasan adalah proses penyambungan dua buah


logam atau lebih dengan menggunakan sumber
panas dari busur listrik atau semburan api gas,
sehingga logam yang disambung ikut melebur
bersama logam pengisi maupun tanpa logam
pengisi.
MACAM-MACAM WELDING DEFECT
(CACAT LAS)
1. CRACK (RETAK)
• Retak adalah cacat ketidakpaduan linier yang disebabkan oleh
ketidakpaduan fracture dari logam las selama pengelasan atau sesudah
pengelasan.
• Cold Crack ( Retak Dingin)
Retak yang terjadi didaerah pengelasan dan daerah HAZ pada suhu dibawah
suhu transformasi martensit (MS) kira-kira 300 derajat celcius.
• Retak HAZ terdiri dari :
- Under Bead Crack (Retak Bawah Manik Las) :
- Root Crack ( Retak Akar) :
- Toe Crack (Retak Kaki) :
- Crack ( Retak Tumit) :
• Retak didaerah las terdiri dari :
- Longitudinal Crack (Retak Memanjang)
- Tranverse Crack ( Retak Melintang)
• Hot Crack ( Retak Panas)
Retak yang disebabkan karena adanya pembebasan tegangan pada suhu
550 – 700 C biasanya pada daerah kaki HAZ.
Retak yang terjadi pada peristiwa pembekuan logam pada suhu diatas 900 C
biasanya terjadi akhir pengelasan.
2. COPPER INCLUSION (INKLUSI TEMBAGA) :
Cacat yang disebabkan oleh tertinggalnya tembaga pada cairan las.

3. CRAETER PIPE (PIPA KAWAH) :


Cacat depresi karena mengkerutnya logam las pada akhir perjalanan
proses pengelasan dimana panas dari logam las berkurang, dapat
juga disebut CRAETER CRACK.

4. ELENGOTED CAVITIES (RONGGA MEMANJANG) :


Rongga yang terjadi pada root, disebabkan kondisi pembakaran yang
tidak stabil dan dapat juga disebut hollow bead.

5. EXCESSIVE PENETRATION BEAD (PENETRASI LAS YANG


BERLEBIHAN) :
Cacat yang disebabkan karena penetrasi bahan las kebagian kaki las,
sehingga terlihat hasil pengelasanny menonjol dibagian bawah.

6. EXCESSIVE DRESSING (PENGHALUSAN YANG BERLEBIHAN) :


Cacat yang terjadi pada pekerjaan penghalusan terakhir dimana
sebagian logam berkurang dari permukaan las atau logam induk
(PARENT METAL).
7. GAS PORE (KEROPOS GAS) :
Cacat berupa rongga berdiameter < 1/16” disebabkan karena
terkurungnya gas pada proses pembekuan dari cairan logam las.
Jika > 1/16” disebut BLOW HOLE.

8. GRIDING MARK (BEKAS GERINDA) :


Cacat berupa cekungan dipermukaan yang terjadi akibat terkikis
oleh batu gerinda pada saat penyelesaian las.

9. HAMMER MARK (BEKAS PALU) :


Cacat yang disebabkan karena pukulan palu yang berlebihan
sehingga cekungan pada badan las.

10. ISOLATED SLAG INKLUSION (INKLUSI TERAK TERPISAH)


Cacat yang disebabkan tertinggalnya slag, yang bentuknya tidak
teratur dan tempatnya disembarang bagian pengelasan.

11. ELONGATED SLAG INKLUSION (INKLUSI TERAK


MEMANJANG) :
Cacat yang disebabkan tertinggalnya terak secara memanjang
biasanya pada HAZ.
12. INCOMPLETELY FILLED GROOVE (CEKUNGAN KETIDAKSEMPURNAAN
PENGISIAN :
Cacat cekungan yang letaknya dari kiri-kanan pada permukaan las dan
berjalan sepanjang las.

13. INCOMPLETELY ROOT PENETRATION (PENETRASI KAKI LAS TIDAK


SEMPURNA :
Cacat yang disebabkan karena ketidaksempurnaan pengisian logam las pada
sambung kaki las.

14. LACK OF FUSION (KURANG BERFUSI) :


Cacat yang disebabkan kurang bersatunya bagian las yang satu terhadap yang
lain atau logam induknya.

15. INKOMPLETE FUSION (FUSI KURANG SEMPURNA) :


Kurang bersatunya bagian las dengan logam induk pada bagian akar atau
muka dari sambungan.
16. LINIER INCLUSION, SLAG LINE (INKLUSI MEMBUJUR) :
Tertinggalnya slag atau metal lain dalam las yang membujur sejajar
dengan sumbu las. Adakalanya panjang berurutan sejajar dan berjalan
dikedua sisi las dan biasanya disebut TRAIN LINE.

17. OXIDE INCLUSION (INKLUSI OKSIDA) :


Tertangkapnya oksida logam atau non logam pada saat proses
pengelasan berjalan.

18. POROSITY (KEKEROPOSAN) :


Cacat akibat tertangkapnya gas dalam proses pengelasan.
Berdasarkan distribusinya dibagi menjadi 3 (tiga) macam bentuk :

a. LINIER POROSITY :
Lubang atau rongga halus yang membujur sejajar sumbu las biasanya
disertai dengan terjadinya lack of fusion.

b. LOCALISED POROSITY (KEROPOS MEMBUJUR) :


Cacat yang berupa rongga atau kekeroposan yang letaknya berkumpul
pada bagian kecil dari las, dapat juga disebut CLUSTER POROSITY

C. UNIFORM POROSITY (KEROPOSAN SERAGAM) :


Kekeroposan yang distribusinya seragam pada daerah las.
19. ROOT CAVITY (CEKUNGAN KAKI LAS)
Cacat yang berupa cekungan pada kaki las.

20. SHRINKAGE GROOVE (CELAH MENGKERUT)


Cacat cekungan pada permukaan bawah bagian las yang disebabkan
mengkerut sepanjang sisi las.

21. TOOL, CHIPING MARK (TANDA ALAT)


Cacat yang disebabkan oleh bekas-bekas perlakuan alat yang
berlebihan pada permukaan las. Misalnya : pelakuan palu yang tajam.

22. TUNGSTEN INCLUSION (INKLUSI TUNGSTEN) :


Cacat yang diakibatkan tertinggalnya logam tungsten pada las.

23. UNDERCUT (TAKIK) :


Cacat yang merupakan lekukan pinggiran kaki logam induk termakan
pada proses pengelasan.
24. WORM HOLE (LUBANG CACING) :
Cacat yang berbentuk rongga memanjang/tabung karena disebabkan
tertangkapnya gas pada saat proses pengelasan dilaksanakan.

25. BURN TROUGH (PEMBAKARAN YANG MENEMBUS) :


Cacat yang terdapat pada akar pengelasan (root weld) dimana penetrasi
yang berlebihan telah menyebabkan logam las yang masih mencair tertiup.

26. LACK OF RAINFORCEMENT (KEKURANGAN TONJOLAN LAS) :


Cacat yang disebabkan oleh kurangnya lapisan las pada bagian tengah
manik las muka yang lebih rendah dari permukaan logam las.

27. EXCESSIVE PENETRATION (TONJOLAN YANG BERLEBIHAN) :


Lapisan las yang berlebihan pada bagian las muka.

28. OVER LAPPING (LEBAR LAS YANG BERLEBIHAN) :


Melebarnya logam las pada bagian akar las, muka las dan tumit las tanpa
fusi.

29. IREGULAR BEAD (MANIK LAS YANG TIDAK BERATURAN) :


Tidak teraturnya manik las pada bagian penutup las (cover pass).
MEMPERBAIKI KESALAHAN CACAT LAS

1. POROSITY (POROSITAS) :

Penyebabnya :

a. Busur api (arc) terlalu pendek.


b. Waktu pembekuan tidak cukup.
c. Kesalahan memilih arus dipergunakan.

Perbaikan :
a. Gunakan elektroda yang benar untuk memberikan busur
api (arc) cukup panjang.
b..Waktu pembekuan harus cukup, untuk memberikan
kesempatan gas keluar.
c..Gunakan arus yang tepat.
d..Untuk menghilangkan cacat lubang jarum (pin hole) lakukan
weaving
2. INCOMPLETE PENETRATION (PENETRASI
TIDAK SEMPURNA) :

Penyebab :

a.Kecepatan pengelasan terlalu cepat


b.Elektroda terlalu besar
c.Arus rendah

Perbaikan :

a.Kecepatan pengelasan diperlambat sehingga penetrasi


pada root of weld baik
b.Pilihlah diameter elektroda yang sesuai dengan root
openingnya.
c.Gunakan arus cukup.
d.Berikan ruang bebas pada bagian bawah dari las.
3. WARPING (PEMBENGKOKAN) :

Penyebab :

a. Merengkutnya logam las.


b. Kesalahan clamping (pemegangan ) dari bagian yang akan di las
c. Pemanasan yang berlebihan pada bagian yang disambung.

Perbaikan :

a.Percepat kecepatan las (travel speed) dengan menggunakan


elektoda kecepatan tinggi dan penetrasi yang menengah.
b.Peganglah bagian yang akan dilas dengan baik.
c.Hindari pemanasan yang berlebihan pada bagian yang
disambung.
4. POOR APEREANCE (MANIK LAS KURANG BAIK) :

Penyebab :

a. Kesalahan penyambungan
b. Pemanasan yang berlebihan.
c. Penggunaan elektroda yang tidak benar

Perbaikan :

a. Hindari kesalahan penyambungan


b. Hindari pemanasan yang berlebihan
c. Penggunaan elektroda yang benar
5. UNDERCUT (TAKIK) :

Penyebab :

a. Arus yang terlalu tinggi.


b. Kesalahan penggunaan elektroda
c. Kesalahan menangani elektroda

Perbaikan :

a. Gunakan arus menengah dengan travel speed rendah.


b. Gunakan elektroda yang sesuai dan tidak terlalu besar
c. Untuk butt weld gunakanlah gerakan weaving yang seragam
6. INCOMPLETE FUSION (FUSI KURANG SEMPURNA) ;

Penyebab :

a. Kesalahan kecepatan pengelasan (travel speed)


b. Penggunaan arus yang kurang benar.
c. Ukuran elektroda yang tidak sesuai

Perbaikan :

a. Kurangi travel speed


b. Gunakan arus yang cukup untuk penetrasi
c. Gerakan weaving harus cukup untuk mencairkan bagian sisi
dari sambungan
d. Tentukan besar elektroda dan besar sudut VEE dengan
benar
7. DISTORIAON (LAS MELENGKUNG)

Penyebab :

a. Pemanasan yang kurang sempurna.


b. Welding sequence tidak baik.
c. Adanya suatu metal deposite yang mengkerut

Perbaikan :

a. Distribusikan pengelasan untuk mencegah pemanasan yang


kurang sempurna
b. Persiapan edge preparation sebaik mungkin.
c. Perbaiki root opening yang sesuai.
8. CRACK (RETAK) :

Penyebab :

a. Pemakaian elektroda yang salah


b. Sambungan yang akan dilas kasar
c. Kesalahan pengelasan

Perbaikan :

a. Gunakan elektroda yang tepat dan sesuai


b. Hilangkan sambungan yang kasar
c. Lakukan pengelasan dari tengah ketepi
d. Panaskan bagian yang akan dilas.
• Macam-
macam cacat
pengelasan
Hasil las cacat porosity
Hasil repair tidak sempurna
Hasil pengelasan tidak baik
Hasil potongan tidak baik
Cacat undercut & overlap
Cacat Overlap
Crack pada bagian fusi
Crack pada bagian fusi
Overlap
Cacat pada kaki las
dikarenakan metal las
mengalir pada sampai
permukaan material tanpa fusi
ke material
Spatter
Percikan-percikan kecil dari
electrode/kawat las yang dapat
mengakibatkan porosity dan bahkan
melukai (mengurangi kekuatan) dari
base material.
Surface porosity
Gelembung gas yang pecah pada permukaan lasan
Cluster porosity Herring bone porosity
Cracks

Weld metal hydrogen cracking


HAZ hydrogen cracking

Solidification cracking Lamellar Tearing


Kondisi barang tercampur
Penempatan yang tidak baik bisa
menimbulkan cacat
Penempatan barang yang
membahayakan
Z

1. a = ( 0.5 -- 1).t
Note : = ( 0.5 -- 1).5
= 2.5 -- 5 mm
Z = a√2

2. Z = (( 0.5 --1).t )1.414


for t ≥ 6mm.a ≤ 0.5t
= ( 2.5 -- 5).1.414
for t < 6mm.0.5t ≤a ≤t
= 3.5 -- 7.0mm
SELESAI

MARI KITA PRAKTEKKAN


BERSAMA – SAMA UNTUK
MENUJU PERBAIKAN
ASSEMBLING

Anda mungkin juga menyukai