Anda di halaman 1dari 72

Sesuai dengan

Standar Kompetensi Kerja Nasional lndonesia (SKKNI)

Bekenj a
densanMesin

N's IrFRts]

IERPUSTAKAAN
KEARSIPAN
SI JAWA TIMUR

'1.35
tUD
b.4

mdn pustaka
r
Bekeria dengan Mesin CNG 3
Axis (Frais)
Budi Wirarma, S.Pd.
Wisnu Suryaputra, S.Pd.

filcfiwY
pustaka
'llqJauad uep slpual ulzl BduP] 'edure8eqas
,rrp',.rr*r4rr'tdo4olo; 5lluu>laur SlluoDlala'undeuerup8eq
ere: ue8uap uep und edu 4ruuaq tuelep uDIqBPuIuaur nElB
'lEAIrar rualsls uPIBP uedurrduaur uep >Iularuau Suereltq
uep eldr: >p11 q
1197 uepun-Suepun r8unpurpp uetlqrauad {Eq
66r668e (vno)'dpJ-
17gg g vye4ef,Bo'ueuals'uPsEIeX'Iueueuro'rvund'e>IosIpE)
I0/Z0IU l,Z 'oN rn83uY'1
PIPlsnd
tEIrOl,[l
:qalo uP{tlqrauc
o{oivlIBC
{E}a'I e}EI
'H'N IgnEI'I I
lndureg Sueruug
qollnurBlPs E){lBlV'y1{
rollpg
'p4'g 'unndeftng nust1A
'pd's 'elulPrll\/\ pns
srlnuad
(svug) stxv 3N3 NISaw NV)N:IC vlu:Ixag
Assalamu'alaikum Wr.Wb.
uji syukur ke hadiratAllah s\^rt., yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah kepada kita semua" Salawat scrta salam $enantiasa tereurah
kepada S{abi Muhammad $aw" yans telah membawa petuniuk dan
kebenaran.
Buku Bekerja dengan Mesin eAge. 3 .Axis (FraN ini rncrupakan
suatu gambaran iawaban atas beberapa pertanryaan auupun persoalan
rcil:tang bagaimana menyelesaikan b6erapa pcrsoalan dasar dari s'uatu
pemrograrnan benda kerla" Devrasa ini sernua mcsin yang ada di in&sui
tlah mengunakan sistem konrputoisasi, sehingga al<an l6ih nrudah
mengeriakan $uafti produk dcngan ituntrah banyak dan delrgan tingil<a
kepresisian yans tinggi.. Buku ini dimaksudkan {fi}tul( l$ih mengenalkan
bagaimana dasarda$ar pffixrografllan dcngall hatlasa numerylk salah
$atunya berupa G eode- Dalam hrukru ini dibalmsr telltans psrlrograman
standar d,engan bcberapa CImtoh percoalan yang dibahas seeara fiIudah..
Buku eNeTU 3,4 inf merupakan suatu buku dasaryangdapat diijadikan
suatu ae$an untuk nehih mlernaharnii tcmtang pcagseera$ian rmesin e$Se
TU 34, ienis dall frumpii darii perirma['r keriia dan perimtah tambaham dan
aplika$i pefirro{frannam pada s$amh bemda keupa".
tsuku ini saya persembahkam urmftrik agaflla d[am sehurruh grwuku yans
telaXl mnermberikam birnhiimganoya; ayah dan iht&u yaxls rcXalin Mall
memberikan sqanamya dermi ama[,rlrur iimfi iistrtr dam anakkrrrr yar]S te[ah
bcrsahar mendampirrrgi darl rmmrherikam motirvasii fegaOattruu saXmhm
tsbaikkl, saudara darr relkan+ekanr yang tenaXn mermbenii[qan saran dm
mawukarulya dffili tersetresaiikarrnya hukrr fu[..
Saya sadar buefrr ini laur$n dari suarru hasiiliyaulg rmaksiimnall,, illdrnurrrt $rD&-
Sa huLqi iiniidapat diiiadiiikan aua{n daur dapar hennamfam demni tffinaErrunam
pemdfrdikan tekmiik.

\Masoanamru"alaiikum Wr..\Wb..
Yryrakart@, 6 lEesmher 20t{0
29 Daulhiiilfh 143X H

trcmylmum

xtrtlqffi
Kata Pengantar......................... " " " iii BAB III Perintah Dasar Pemrog-
Daftar Isi............. """"" iv raman ...........29
A. G00.......... ..............29
BAB I Pendahuluan.........."""" 1
B. G01 .......... ........'..'..30
A. Pengenalan CNC Training Unit C. G02 dan G03.......... ............."'32
3 Axis (TU 3A) """" 1
D. G25 dan M17......... .......-....."'34
B. Sistem Persumbuan Mesin Frais E. G4O, G45, G46, G47 dan C48 "
(cNC ru 3A) ..........2
35
C. Fungsi Panel Kontrol Mesin
F. M06 (Pemrograman AIat Po-
cNC TU 3A.............................. 3 tong) .....38
D. Sistem PengoPerasian Mesin C. G 72 Siklus Frais Kantong Segi
Frais (CNCTU 3A)............"" 10
Empat ....................40
E. Kode Fungsi Perintah Keria (G), H. Siklus Pengeboran ................. 40
Perintah Tambahan (M) dan
Alarm ...........'...""" 11 BAB IV Pemrograman dengan Me-
F. Motor Step............................" 14 sin CNC TU 3A .............43
G. Milling Taper Stide pada Spindel A. Pemrograman Alur Tepi ........44
Utama Kepala Tegak........""" 15 B. Pemrograman Plus ......'.........46
H. Alat Pencekaman Alat Potong"' C. Pemrograman Silang ..........".48
15 D. Pemrograman Lingkaran....... 50
I. Alat Pencekaman Benda Kerfa E. Pemrograman Sub Routine.'.53
pada Mesin TU 3A........""""' 16 F. Pemrograman Sub Routine Ra-
l. Operasi Manual Setting Nol dius Kurang dari 90 deraiat...56
Benda Keda ..'....""17 G. Pemrograman Kantong Kotak"'
59
BAB II Sistem Pemrograman "' 19
A. Pengertian Pemrograman""" 19 Glosarium .............."""65
B. Pemahaman Pemrograman Ab- Daftar Pustaka ............'67
solut dan Incremental ......"" 21 Indeks ..."....68
C. Data-data Keteknikan ...."'-""24
D. Saiian Program CNC TU 34"27

Daftar lsl

ffie'
Pendahuluan

{, t.'lPengenalan CNC Training Unit 3 Axis (TU


-"" 3A)

esin Computer Numerically Controlled secara


garis besar dapat didefinisikan sebagai suatu
mesin perkakas yang mempunyai gerak otomatis dan
dikontrol dengan bahasa numerik dan dikendalikan
oleh sistem komputer, disebut sebagai mesin CNC
TU 3,{, karena mesin ini merupakan mesin frais dan
mempunyai tiga sumbu utama, yaitu sumbu x, y dan
Z.

Mesin CNC TU 3A sering kita kenal dengan nama


mesin CNC Frais F1, mesin ini dibuat oleh EMCO
Industrial Training-EMeo MAIER GmbH pada tahun 7982, kemudian
pada tahun 19E5 mulai dikcmbangkan EMeOTionic F1 pada CNC FIR
kemudian mulai tahun 1988 dikembangkan mesin eNe VMC 100 dan
vMe 200.

b&-
I Gambar 1,1 Meein (]Ne TU 3A (eNe Fraio Fl)

sistem Pcrsumbuan Mesin Frais (CNC TU 3A)


,..
ftl
Mesin eNe TU 3A adalah mesin Training Unit yang menggunakan 3
Axis atau sumbu, Pada sistem persumbuan ini, letak atau posisi dari sumbu
mcRgaeu kepada posisi tegak lurus kepala tegak dengan meia mesin. Ketika
teriadi pergcseran posisi kepala tegak, maka letak posisi persumbuan akan
mengikuti ke arah maRa kepala tegak tersebut bergeser.

SISTES,I PERSUI.{BUAN TR{IS TEGAK SISTEM PERSI;MBI AI T&{IS DATAR

+z

fi kk. a>/
$
r Gambar 1,2 Sistem persumbuan mesin frais tegak dan datar

lrlcrjr drngrn lttuln GIIB 3 Axl. (F:elr)


Bila kita perhatikan, letak posisi ke-3 sumbu utama dari mesin frais
CNC TU 3A di atas, dapat kita simpulkan sebagai berikut:
1. Sistem persumbuan pada mesin frais tegak (posisi spindel utama
tegak lurus dengan meja mesin), sumbu x mempunyai arah gerakan
memanjang pada meja mesin (dengan panjang langkah maksimal
sampai dengan 199,99 mm atau 7,999 inchi), sedangkan sumbu y
mempunyai arah gerakan meja melintang mendekati ataupun menjauhi
tiang mesin (dengan panjang langkah maksimal sampai dengan 99,99
mm atau 3,999 inchi) dan sumbu z mempunyai arah gerakan spindel
utama kepala tegak mendekati ataupun menjauhi meja mesin (dengan
paniang langkah maksimal I99,99 mm atau 7,999 inchi).
2. Sistem persumbuan pada mesin frais datar (posisi spindel utama sef ajar
dengan meja mesin), sumbu x mempunyai arah gerakan melintang
mendekati ataupun meniauhi meja mesin (dengan panjang langkah
maksimal sampai dengan 99,99 mm atau 3,999 inchi), sedangkan
sumbu z mempunyai arah gerakan memanjang pada meja mesin
(dengan panjang langkah maksimal 199,99 mm atau 7,999 inchi )
dan sumbu y mempunyai arah gerakan spindel utama kepala tegak
mendekati ataupun meniauhi meja mesin (dengan panjang langkah
maksimal 199,99 mm atau 7,999 inchi).

Panel Kontrol Mesin CNC TU 3A


$)r""gsi
Saat kita ingin mengoperasikan mesin CNC, baik dengan cara operasi
manual maupun operasi CNC, terlebih dahulu kita harus mengetahui dan
memahami fungsi-fungsi dari panel kontrol yang ada. Panel kontrol pada
mesin CNC TU 3,{ memiliki fungsi yang berbeda-beda pada setiap tombol,
saklar, dan lampu kontrolnya. Perhatikanlah bagian-bagian panel kontrol
di bawah ini :
1. Main switchf saklar utama. Saklar ini dilengkapi dengan kunci yang
berfirngsi untuk menghidupkan ataupun mematikan listrik sebagai
tenaga utama. Bila saklar ini dimatikan, maka memori yang tersimpan
sementara akan terhapus.

Pendahuluan
r Gambar 1.3 Saklar utama CNC TU 34.

2. Lampu kontrol. Lampu ini berfungsi sebagai petuniuk bahwa mesin


dan unit pengendali telah teraliri listrik sebagai tenaga utama.

1-!
II
tI
I
. kontrol
"u*o"F*u
3. Emergency stopbutton/tombol darurat. Tombol ini berwarna merah dan
dilengkapi fungsi interlock. Bila tombol ini ditekan, maka saklar akan
mengunci, dan lakukan pemutaran saklar ke kiri untuk melepaskan
fungsi penguncinya. Untuk menghidupkan fungsi utama mesin setelah
digunakannya tombol darurat, Iakukanlah langkah berikut: putar saklar
utama (gerakkan kunci) ke arah 0 untuk mematikan dan hidupkan
kembali dengan memutarnya ke arah 1. Yang perlu diingat, apabila
saklar diposisikan nol, maka memori yang tersimpan akan meniadi
nol.

r Gambar 1.5 Tombol darurat

4. Saklar layanan. Saklar ini berfungsi untuk mengubah satuan utama


pada mesin, baik dalam satuan mm maupun satuan inchi, baik pada
mesin frais tegak maupun datar.

Edrrtta dergan l$e;ln CilG t Axl* (Frals)


r Gambar 1.6 Saklar layanan

5. Saklar penggerak spindel/sruitch for main spindle utamamesin. Saklar ini


berfungsi untuk memutar spindel utama mesin, baik secara manual,
posisi nol maupun secara pemrograman CNC. Bila digunakan fungsi
CNC, maka perintah M03 digunakan untuk memutar spindel utama,
sedangkan perintah M05 digunakan untuk mematikan putaran spindel.
Adapun perintah M06 digunakan untuk F + 0 dan M30 digunakan
untuk menutup program dan mengembalikan posisi kursor ke blok
00.

r Gambar 1.7 Saklar penggerak spindel utama

6. Amperemeter, digunakan sebagai penuniuk jumlah beban yang


terjadi pada motor utama. Amperemeter menunjukkan pemakaian
arus aktual dari motor penggerak, untuk melindungi motor terhadap
beban berlebih, pemakaian arus tidak boleh melebihi 2 ampere
dengan kisaran 220 - 24OV atau 4 ampere dengan kisaran 100 - 110 V
pada setiap pengerjaan yang berkesinambungan (lihat strip hijau pada
amperemeter). Beban dapat dikurangi dengan pengurangan dalamnya
pemotongan, asutan, atau pengaturan posisi dari sabuk penggerak
motor utama.

Pendahuluan
r Gambar 1.8 Amperemeter

7. Magnetic tape, seing dikenal sebagai layanan kaset. Berfungsi untuk


memindah dan menyimpan data pada mesin ke atau dari kaset atau
disket.

r Gambar 1.9 Magnetic Tape

8. Tombol H/C, tombol ini berfungsi sebagai pengalih layanan, H untuk


Hand atau layanan fungsi manual dan C untuk CNC atau layanan
fungsi CNC, ketika tombol ini ditekan, nyala lampu kontrol akan
merubah posisi dari fungsi pelayanan manual ke fungsi pelayanan
CNC, demikian iuga sebaliknya.

r Gambar 1.10Tombol H/C

9. Lampu kontrol untuk fungsi pelayanan CNC.

r Gambar 1.11 Lampu kontrol

10. Tombol START, berfirngsi untuk mengeksekusi suatu program yang


telah dicek uji jalannya.

Echerla dongan itedr GilG 3 Axls {Frais}


r Gambar 1.12 Tombol START

lL. Tombol pengaturan asutan, digunakan untuk mengatur kecepatan


asutan dengan variabel antara 5 sampai dengan 400 mm/menit.

r Gambar 1.13 Tombol pengaturan asutan

12. Tombol gerakan cepatf Rapid, dapatdifungsikan dengan jalan menekan


tombol asutan + X, * y atau + z, bersamaan dengan tombol rapid. Maka
eretan dan spindel kepala tegak akan bergerak secara cepat.

r-'l
ftrf
I Gambar 1.14 Tombol gerakan cepat/rapid

13. Panel kunci papan pengendali, berfungsi sebagai masukan data, koreksi
atas kesalahan pemasukan data, transfer data ke fungsi layanan kaset,
layanan opgrasi Y24 dan sebagainya.

I Gambar 1.15 Panel kunci papan pengendali

Pendahuruan

ffi
t!",&;.,%,: :rry.ql: angka 0 sampai dengan 9, ber&rngsi.uatuk
.

mernasnkkair/ataupun mengedit angka dari ruatu


program.
Minus (-) Berfungsi untuk menuliskan parameter minus pada
pengisian data. Langkah aplikasi penggunaan minus
yaitu setelah diketikkan angka, lalu ditekan tombol
minus.
M Berfungsi menuliskan huruf M untuk fungsi
tambahan lmiscell*tecus dan fungsi untuk koreksi
suatu program/fungsi jalan. Fungsi ialan ini tidak
menunjukkan program yang kita buat apakah sesuai
dengan keinginan kita (benar menuru_t iob sheet)
namun hanya akan menuniukkan apakah program
yang dimasukan dapat dikeriakan oleh mesin atau
tidak.
INP lnputf tombol penyimpan, berfirngsi untuk
memasukkan nilai/isi kata dari gerakan eretan,
gerakan kepala tegak dan fungsi-fungsi lainnya.
5 DEL Deletelpenghapusan isi dalam satu kata
6 FWD Forwardf melompat ke depan tiap-tiap blok.
1 REV Reuersef melompat ke belakang tiap-tiap blok.
8 H/C Tombol pengubah fungsi man:ualf hand danfungsi
CNC.
-+ Tombol ini berfungsi untuk memindahkan posisi
kursor tiap-tiap kata.

Tabel 1.1 Fungsi papan pengendali

Bskerra d*ngan lle*ltt CitC S lxla (Fralsl


lINP+ Digunakan ketika program dieksekusi dengan perintah
FWD START dan diinginkan dihentikan sementara (berhenti
antara blok 1 dengan blok yang lain). Saat berhenti
antara ini dapat dilakukan editing program pada blok
yang belum dilalui proses kerjanya. Setelah dilakukan
perubahan, untuk melaniutkan kembali ditekan
tombol START kembali.
2 INP + REV a. Digunakan untuk penggagalan suatu program dan
mengembalikan ke nomor blok program.
b. b. Digunakan untuk mematikan/menghapus alarm
3 DEL + INP Digunakan untuk menghapus seluruh pemrograman
yang ada, dan siap untuk dimulai lagi untuk pemasukan
data pemrograman yang baru.
4 (Rapid) + Digunakan untuk menyisipkan sutau blok
INP
s (Rapid) + Digunakan untuk menghapus suatu blok
DEL
6 1,2,3,... + Digunakan untuk pelayanan blok tunggal
START
7 STARI Eksekusi program

Tabel 1.2 Tabel keterangan kombinasi tombol

14. VDU (display), berfungsi untuk menunjukkan jumlah harga masing-


masing kata dan sebagai penuniukan berbagai tanda alarm. Merupakan
suatu pembacaan digital + )q + y dan + z, dengan tampilan 1/100 mm
atau 1/1000 inch.

r Gambar 1.16 VDU (Display)

15. Lampu kontrol, berfungsi menunjukkan pada posisi pemasukan


alamat pengisian pada N; G (tnt); x (t) (o); v (l) (s); z (K) dan F (L)
(r) (H)

Fendahuluan
r Gambar 1.17 Lampu kontrol alamat pengisian

16. Pengatur kecepatan putaran spindel utama mesin frais, berfungsi untuk
menentukan besamya putaran spindel yang akan digUnakan. Pada
layanan ini putaran yang disafikan antara 300 sampai dengan 2000
putaran/menit. Adapun cara pengaturannya dengan memutar knop ke
kanan untuk memperbesar putaran dan ke kiri untuk memperlambat
Putaran.

r
ffi
Gambar 1.18 Pengaturan kecepatan puta ran spindel utama (rpm)

: p.:Sistem Pengoperasian Mesin Frais (CNC ru 3A)

Sistem pengoperasian CNC TU 3A ini, dilakukan dengan 2 fungsi,


yakni fungsi manual dan fungsi CNC.
1. Fungsi manual dapatberuPa:
a) Melakukan pengeriaan suatu benda keria dengan keterampilan
pengoperasian tombol-tombol pengendali dengan tangan-
b) Memposisikan kedudukan alat potongf cutter terhadap kedudukan
benda keria (sating nol posisi benda keria terhadap sumbu r y
danz).
c) Menentukan kompensasi (koreksi) untuk berbagai ienis alat
potonglcutw.
Pada saat kita menghidupkan mesin CNCTU 3A, denganmemutar
saHar utama, fungsi yang ditampilkan pada layat monitor adalah
fungsi manual. Dengan penuniukan angka pada VDUlfispW adalah
0 dan posisi lampu pada semua sumbu menyala (x, y dan z). Saat kita
menggerakkan posisi eretan memaniang pada posisi positif ataupun

EclsF fcrfm le.h GilG 3 fdr (Htl


(t x) maka posisi lampu kontrol akan melompat ke lampu
negatif
r demikian iuga bila kita gerakkan eretan melintang (ty) maka
lampu kontrol yang menyala adalah lampu y. Begitu juga bila kita
menggerakkan spindel kepala tegak, baik ke atas maupun ke bawah (t
z), lampu kontrol tanda aktif akan melompat ke posisi z.
2. Fungsi CNC:
Fungsi ini menitikberatkan pada suatu pembuatan program
untuk membentuk suatu benda kerja, baik dengan sistem Coordinat
Cartesian Absoluu (absolut) maupun sistem Coordinat Cartesian
Relatiue (incremental). Cara pemrograman akan dijelaskan pada bab
berikutnya.

is. ,lXode Fungsi Perintah Kerja (G), Perintah Tambahan (M) dan
Alarm

Pada perintah pemrograman untuk mesin CNC ru


3,{', digunakan
perintah kerja GO (G) dan perintah tambahan/pengganti Miscellaneous
(M).
1. Perintah Keria GO (G):
Berikut fungsi dan format program keria:
GE
G00 Gerakan cepat tidak N... I C;aolx+.. . ly *... I
menyayat z*...
G Ol Interpolasi lurus N... I co(x*.. . ly *... I z
*. . .1F...
G02 Interpolasimelingkar/searah N.. . I C02lxt.. . ly t... l,
denganiarumiam +..1F...
G 03 Interpolasi melingkar/ N. . . I CD3lxt . . . ly x. . . I z
berlawanan arah dengan !. . .1F...
,arum lam
G 04 Waktu tinggal diam N...lGa4
C 21 Blok kosong N...lGzt
G25 Penanggilan sub program N...lG2slL(F)...
G 27 Perintah rnelompat N...lG27 tL(F)...

ffi
11
Feaddrurnan W
G 40 Penghapusan kompensasi N...lG4o
radius alat potong
G 45 Penambahan radius alat N ...../G4s
potonS
G 46 Pengurangan radius alat N.. .../G46
potong
G 47 Penambahan radius alat N. . .../G47
potong ganda
G 48 Pengurangan radius alat N.../G48
potong ganda
G 64 Motor asutan tidak berarus N...1G64
G 65 Pelayanan kaset/disket N...lG6s
G 66 Pelayanan RS 232 N...1c66
G 72 Siklus frais kantong segi N...lG72lxr. . . ly *. . . l rx
empat ...lF....
G73 Siklus pengeboran dengan N.../C73lz +...|Fx...
pemutusan tatal
G 81 Siklus pemboran langsung N... l G9Ll z*...lF ...
G 82 Siklus pengeboran tetap N...lG82l z+...|F...
dengan tinggal diam
G 83 Siklus pengeboran tetap N... I c83l z+ ...1r ...
dengan pembuangan tatal.
G 85 Siklus pe-reamer-an tetap N... lG85l z+.,.|F...
G 89 Siklus pe-reamer-an dengan N...lGlel z*...|F...
tinggal/diam
G 90 Pemrograman harga absolut. N.../Geo
G 91 Pemrograman harga N.../Ge1
incremental
G 92 Pergeseran titik referensi N. .. I Gezl x*.
z+...
Tabel 1.3. Perintah Keria G Code

Bekorfa dengan tesin GilG 3 Axls (Frals)


2. Perintah tambahan/pengganti Miscellaneous (M),
Berikut fungsi perintah tambahan dan format program pe

M00 Posisi diam dan berhenti N .../Moo


terprogram
MO3 Spindel kepala tetap berputar N .../M03
searah iarum jarn
M05 Mematikan putaran spindel N .../M0s
sumbu utama
M06 Pertukaran alat potong N.../M06/D.../S. ...12 t ...1r
dengan menghitung data tool
Ml7 Kembali ke program utama N.../M17
M30 Menutup program dan N.../M30
mengembalikan ke blok 00
M98 Kompensasikelonggaran N .../Mesll **. . ly*.......1
otomatis z+..
M99 Parameterinterpolasi N ..../Mee lr...l t...1K....
melingkar
Tabel 1.4. Perintah Thmbahan M Code
3. Tanda alarm (A):
Tanda alarm ini berfungsi untuk menunjukkan bahwa data masukan
berupa program diasumsikan salah atau kurang oleh mesin. saat alarm
aktif, tombol pengisian data tidak dapat berfi.rngsi, sehingga kita tidak
dapat memasukkan data. untuk mematikan alarm, tekanlah INp dan
REV secara bersamaan.

A0O Kesalahan penulisan masukan untuk kode GIM


A01 Kesalahan masukan perintah radius M99
AO2 Kesalahan masukan untuk sumbu x yang terlalu besar
A03 Kesalahan masukan untuk sumbu zyangterlalu besar
A05 Tidak adanya perintah M30
A06 Tidak adanya perintah M03
AO8 Memori penyimpanan telah habis

*-rrrffrllkmn
A09 Tidak ditemukannya progr3m tersimpan di media kasetl
disket
&fO '
Sistem protelai * aktit,
penyirnpanan sehingga tidak bisa
aktif, sehinggl

All Kesalahanpembacaanlosetldi*ket
A12 Kesalahan pengecekan '

A13 , Peng4lihan mm itau inchi derrgan program memori yang


sudah penuh
A14 Kesalahan posisi kepala tegak pada,mesin frais {tegak lurus
atau seiaiar dengan meia mesin)
A15 Kesalahan rnasukan untuk sumbu'y
A16 Kesalahan data untuk radius pisau'frais
ALl Kesalahan untuk program sub routine
A18 Pemindahan kon, pensasi radius alat potong lebih kecil dari 0
Tabet 1.5. TandaAlarm

{ E }Motor Step

pada setiap eretan (sumbu & sumbu y) dan kepala tegak (sumbu z),
mempunyai suatu sistem penggerak, yang kita kenal dengan nama motor
step.
Motor step yang terpasang pada setiap sumbu ini mempunyai dimensi
dan kemampuan keria yang sama. Kapasitas dan spesifikasi dari motor
step yang menyusun mesin CNC TU 3A adalah:
1. Gerakan cepat/rapid travers (pada posisi G00) maksimal adalah 700
mm/menit.
2. Gerakan manual dengan kecepatan asutan antara 5 sampai dengan
400 mm/menit.
3. Gerakan pengoperasian terprogram dengan kecepatan asutan 2 sampai
dengan 499 mm/menit.
4. Momen putaryang mampu ditahan sebesar 0,5 Nm.
5. Rata-rata iumlah step adalah 72 langkah setiap putaran'
Ketika kita menggerakkan eretan ataupun spindel kepala tegak, baik
secara manual maupun dengan pemrograman, maka motor Step/motor
asutan akan berarus. Maka ketika kita ingin mengetikkan suatu program/
tidak diperbolehkan posisi motor step tetap berarus pada waktu tidak sedang
berproses produksi yang lama, karena akan melemahkan kemampuan
kerja dari motor step tersebut. Cara mematikannya dapat kita lakukan
dengan mengubah posisi manual menf adi posisi cnc, kemudian pada blok
00 di kolom CiM ketiklah G64. kalau pada kolom tersebut sudah terisi
suatu perintah kerja, tekanlah tombol DEL lalu ketiklah G64, Ialu tekanlah
INP. Maka lambang motor step yang aktif akan hilang karena sudah tidak
berarus.

{,5,r,}uming Taper Slide pada Spindel Utama Kepala Tegak

Berfungsi sebagai tempat untuk menjepit adaptor sebagai pemegang


alat potong, berbentuk tirus pada bagian dalamnya, dan putaran motor
utama yang dihasilkan antara 300 sampai dengan 2000 putaran tiap menit.
Pada dasarnya, proses pergantian dan pemasangan tiap-tiap alat potong
pada mesin CNC Training Unit 3A dilakukan secara manual ataupun
otomatis satu per satu pada satu milling taper slide. Berbeda dengan
mesin Production Unit 3A ataupun VMC 100 dan 200 yangmempunyai rool
turretyang memungkinkan pemasangan adaptor dan alat potong dipasang
dalam jumlah yang banyak pada suatu reuoluer.

I Pencekaman Alat Potong


I.)nt"t
Alat pencekaman atau penjepitan benda kerja pada mesin CNC TU
3A, terdiri dari 2 jenis utama, yaitu pemegang berupa adaptor collet dan
pemegang berupa adaptor dengan shell end mill arbor.
1. Adaptor Collet
Pada pemasangan adaptor ini, yang harus selalu diperhatikan ialah
kebersihan dari tirus spindel dan tirus dari adaptor dari debu dan
kotoran yang melekat. Hal ini dimaksudkan agar pemasangan antara
keduanya dapat terhubung dengan baik.
2. Adaptor dengan shell end mill arbor
Pada sistem pencekaman dengan menggunakan adaptor shell end
mill arbor, batas minimal dari lubang diameter dalam (pemegang
cutter) dari alat potong adalah 16 mm. Untuk pasak dari adaptor ini
dilengkapi 4 pasak dengan ketebalan yang berbeda.

- '',.'
t
F? r-f-is -E
r-iT->
I4
e
I il F-r-{
i-r-) A
=
I
mj=
Gambar l.l9 AdaPtor collet
=B
ffi-n
r
r---t---j
I

Gambar 1.20 Adaptor


shell end mill arbor

, I. , Alat Pencekaman Benda Keria pada Mesin TU 3A

1. Batang-batangPencekaman
Batang-batang pencekaman langsung dipasangkan pada bagian
meja mesin CNC TU 3A. Fungsi dari batang pengekleman ini adalah
untuk mengikat suatu benda keria langsung pada bagian permukaan
meja mesin. Pada sistem ini dibutuhkan beberapa bagian pengikatan,
yang dimaksudkan agar pengikatan benda keria tidak menjadikannya
lepas saat proses pengeriaan permesinan.

I Gambar L.21 Adaptor shell end mill arbor

2. Ragum mesin frais

|enis pencek6man benda kerja dengan ragum mesin frais ini


normalnya sering digunakan. Ragum ini mempunyai iarak lebar rahang
penjepit 60 mm, dengan kapasitas penjepitan benda kerja 60 mm.

Boterla {eryatr te*In GtlC 3 Ards {fr.ii}


r Gambar 1.22 Ragum mesin Frais

3. Klem pengikat blok bertingkat


Berfirngsi untuk mengeklem atau men-
jepit suatu benda kerja. Tinggi dari blok ber-
tingkat adalah 60 mm. Pada pelaksanaan-
nya/ penggunaan klem ini harus digunakan
minimal 2 buah blok bertingkat. r Gambar 1.23 BIok bertingkat

Operasi Manual Setting Nol Benda Kerja


U
Pada operasi manual untuk menentukan posisi awal dari alat potong,
dilakukan dengan jalan sebagai berikut:

;i[l.i"j,fi;
r Gambar 1.24 Setting permukaan benda kerja

Pendahuluan
l#h*;k*h Kamu?
Mesin EDM (Electrical Discharge Machine)
http:l13.bp.blogspot.comfjumat 14 januari 2010 I jam 11.00

http : I I 3.bP.blogsqot. com

r Gambar 1'24 gambar proses dengan mesin EDM

Electrical Discharge Machine (EDM) merupakan salah satu proses permesinan non
konvensional yang berbasis komputer sebagai pengendali utamanya.
Salah satu produk yang sering dikerjakan oleb mesin EDM adalab dies dan mould
yang memiliki kekerasan yang tinggi.
Peranan dies dan mould pada proses manufaktur seperti deep drawing, forging,
pengecoran dan lain-lain sangatlah berpengaruh terutama pada kualitas ketepatan
dimensi, kepresisian dan kekasaran permukaan dies'
Asal mula EDM (Electrical Discharge Machining) adalah pada tahun 1770, ketika
ilmuwan lnggris Joseph Priestly menemukan efek erosi dari percikan arus listrik.
pada tahun 1943, ilmuwan Rusia B. Lazarenko dan N. Lazarenko memiliki ide untuk
memanfaatkan efek merusak dari percikan arus listrik untuk membuat proses yang
terkontrol untuk permesinan secara elektrik bahan konduktif.
Dengan adanya ide tersebut, proses EDM telah lahir. Lazarenko bersaudara
menyempurnakan proses dengan cara menempatkan cairan tidak konduktif di mana
percikan listrik terjadi di antara dua konduktor, cairan tersebut dinamakan dielektrik
(dielectric). Rangkaian listrik yang membuat peristiwa tersebut terjadi digunakan
sebagai nama proses ini. Pada saat ini telah banyak unit EDM yang digunakan lebih
maju daripada milik Lazarenko. Pada saat ini ada dua macam mesin EDM yaitu: EDM
konvensional (Biasanya disebut sinker EDM atau Ram EDM) dan Wire EDM.

gr**r,|e' i!c096ii,,fit*l*,&lfc,3 tidar (F*h:rl


Sistem Pemrograman

Pengertian Pemrograman
e,
merupakan suatu kumpulan data yang
f)rogram
I dibuat dan didesain dengan suatu bahasa yang
dapat dipahami dan dijalankan oleh mesin. Bila
ditiniau dari penentuan referensi titik koordinat, CNC
Training Unit 3 Axis dapat ditinjau dalam 2 sistem
dasar, yaitu sistem pemrograman absolute/coordinat
cartesian absolute dan sistem pemrograman incremen-
talf coordinat cartesian relatiue.
1. Pemrograman Absolutf Coordinat Cartesian Absolute
Tinjauan titik nol benda kerja terhadap posisi awal cutterfwork part
zero point diinputkan pada blok 00 dengan menuliskan fungsi kode C92
(pencatatan dan penetapan posisi awal pahat terhadap titik work part zero
pointdenganformatprogram: N... I Ca2lx+... ly t....lz t.. ). Nilai
dari sumbu & y dan z selalu ditiniau dari titik work part zero point (WO)

2. Pemro graman Incremental/Co ordinat Cartesian Relatiue

Tiniauan penentuan titik awal yang adalah posisi awal dari cutter
terhadap sisi permukaan dari benda kerja. Ketika dihidupkan mesin
Training Unit 3A telah memposisikan diri pada program incremental,
makaformatprogram: N... lG}Ol xt. .ly*....12t...). Pada
jenis pemrograman ini, setiap langkah akhir gerakan dari cutter, menjadi
titik awal gerakan cutter berikutnya (parameter sumbu x, y dan z selalu
berantai).
Pengukuran ncremental
I Pengukuran Absolut
Pengukuran Berantai Pengukuran referensi

Pengukuran Campuran

I Gambar 2.1 Skema aplikasi pengukuran absolut, incremental, dan campuran

Eekirla dmg.n, ftosln CLe S,:l**-r(&!*)


{ U. ,Pemahaman Pemrograman Absolut dan Incremental

Perhatikanlah posisi benda keria yang dilalui oleh ketiga sumbu yaitu
X, Y dan Z, bila dilihat dari posisi 3 dimensi: arah sumbu X memanjang
terhadap benda kerja, arah sumbu Y melintang terhadap benda kerja dan
arah sumbu Z vertikal terhadap benda kerja. Bila kita lihat posisi benda
kerja dari posisi atas benda kerja searah sumbu Z, maka kedudukan sumbu
akan menjadi: sumbu X arah horizontal dan sumbu Y arah vertikal.

+X

r Gambar 2.2 Posisi kedudukan sumbu terhadap benda kerja

Bila kita lihat gambar di


atas, maka posisi persumbuan adalah
persumbuan koordinat kartesian. Perhatikan gambar di bawah ini:

r
t
Gambar 2.3 Posisi kedudukan dalam pembacaan koordinat

Berikut cara perhitungan dengan menggunakan sistem koordinat


kartesian absolut, pembacaan setiap titik pada koordinat ini selalu ditiniau
dari titik nol referensi.

sistem Pemroorama"
'!reEE
ffi
-X +x

-Y
r Gambar 2.4 Posisi titik-titik pada pembacaan koordinat absolut

1 P1 3 1

? ?2 3 3
3 P3 1 3
4 P4 1 7
5 P5 2 7
6 P6 2 9
7P7 5 9
8P8 5 8
9P9 I 8
10 P10 I 6
11 P1l 6 4
12 rr12 I 2
13 P13 I 1

Tabel 2.1 Perhitungan dengan koordinat kartesian absolut

Pada perhitungan kartesian relative/incremental, pembacaan selalu


ditinjau dari titik akhir di mana posisi alat potong tersebut berhenti.
Dengan kata lain, koordinat incremental pembacaan posisi titiknya adalah
titik akhir dijadikan titik awal untuk langkah berikutnya.

10
I
d

b
5
4
New Zero New Zero
Reference 2
Reference
Point 1 Point 2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Zero Reference Point

I Gambar 2.5 Posisi titik-titik pada pembacaan koordinat incremental

1 P0- Pt 3 1
2 P1-P2 0 2
3 P2 -P3 -2 0
4 P3-P4 o 4
5 P4-P5 1 0
6 P5-P6 0 2
7 P6-P7 3 o
8 P7-P8 0 -1
9 P8-P9 3 0
10 P9 - P10 o -2
11 P10 - P11 -2 -2
12 Pl1 - P12 .,
-2
13 P12 - P13 o -1
Tabel 2.2 Perhitungan dengan koordinat kartesian incremental
C.,Data-data Keteknikan

1. Kecepatan Potongf Cutting Speed

Kecepatan potong adalah jarak tempuh alat potong pada proses


satu pemakanan/penyayatan benda kerja dalam satu iarak tempuh
pahat tiap keliling benda kerja dalam satu menit.

d(--)t " "(;;;t)


1

vs(m/meni,,-
1000

Vs = Kecepatan potong (m/menit)


fi = 3,t4
d = Diameter benda kerja (mm)
n = |umlah putaran spindel sumbu utama (1/menit) atau (Rpm)

Dasar untuk penentuan kecepatan potong maksimal adalah sebagai


berikut:
a. |enis material/bahan alat potonS:
Alat potong dari bahan carbida mempunyai kecepatan potong
lebih tinggi dibandingkan alat potong dari bahan HSS'
b. Jenis material benda keria:
Bila tingkat kekerasan benda keria semakin tinggi, maka
kecepatan potongnya akan cendemng lebih rendah'
Alumunium/Torradur B mempunyai Vs = 44 m/menit'
Baia lunak, plastik lunak mempunyai Vs = 35 m/menit'
Bafa perkakas, plastik keras mempunyai Vs = 25 m/menit'
2. Putaran sumbu utama
Perhitungan putaran sumbu utama dilakukan dengan cara sebagai
berikut:

vr(i;)x
menlt
looo
n(rpm) =
, " dG"-)

Eoleerla den$an lrG3ln cllc 3liair {frci*}


3. Asutan dan dalamnya pemotongan
Asutan dan kecepatan potong tergantung dari:
a. Keadaan dan kondisi dari mesin
b. Bahan benda kerja:
Semakin keras bahan benda kerja maka semakin besar asutan
dan dalamnya pemotongan (pembatasan dengan geometri pisau
frais).
c. Ceometri dari pisau frais
F = asutan (mm/menit)
f = dalamnya pemotongan (mm)
Semakin besar dalamnya pemotongan (t), maka semakin kecil
pula asutan (F),demikian juga sebaliknya.
untuk menghitung besarnya kecepatan asutan, digunakan rumus
sebagai berikut:

F=DXfptxzn
F = Kecepatan Asutan (mm/menit)
fpt = feed per teeth (mm)
zn = jumlah gigi pisau
4. Prosedur langkah untuk menentukan dalamnya pemotongan,
besarnya diameter cutter dan gerakan penyayatan:
a. Tentukan jenis bahan benda kerja.
b. Tentukan dalamnya pemotongan (mm).
c. Tentukan diameter cutter yang digunakan (mm).
d. Tentukan besarnya gerakan penyayata nl feeding (mm/menit).
Prosedur di atas dapat juga dilakukan dengan cara penentuan
yang berbeda, yaitu tentukan besamya gerakan penyayatan, tentukan
diameter cutter yang akan digunakan dan menentukan dalamnya
pemotongan.

ab&ar Prmrogtrilan
lAr t^Art mm/rnin {
I Gambar 2.6 flk dalamnya pemotongan, diameter cutter dan feeding

5. Prosedur menentukan besarnya diameter bor dan besar gerakan


penyayatan
Untuk menentukan besar dari gerakan penyayatanlfeeding dari alat
potong berupa bor, dapat kita tentukan dengan mengacu pada grafik.
a. Tentukan jenis bahan benda kerja (aluminium atau besi).
b. Tentukan besar diameter bor.
c. Tentukan besar gerakan penyayatanlfeeding.
mm Diameter of drill bit . Feed

{fi/ff mm/min -_}


I Gambar 2.7 Crafrk diameter bor dan feeding
6. Prosedur menentukan besarnya putaran mesin
a. Tentukan besar diameter alat potongf cuner yang digunakan (mm)
b. Tentukan besarnya kecepatan potong/Vs dengan mengacu kepada
bahan dari benda kerja (m/menit).
C. Lihat tabel untuk menentukan besamya putaran mesin (rpm)

5l
"

*fi*
. mm '100
d------+
rnc

r Gambar 2.8 Grafik cutting speed

(*)t";t"n Program cNC ru 3A


1. Thmpilan Program CNCTiainingUnit3 Axis

* ,,
rfil
Fi
{r) (u}

Tabel 2.3. Tampilan program

Nomor Blok Pada TU 3A NOO0 sarnpai dengan


N221
G (M} Fungsi Perintah keria maupun funpi tambahan
X,Y, Z Fungsi untuk masukan data tanpa desimal dalam
U100 mm atau 1/1000 inch.
F Fungsi pemakanan (mm/menit atau ULA inchl

D
menit).
Penulisan untuk radius pisau (misal : radius 4 mm
L
dituliskan D 400 (seperti M06 kompensasi alat
potong)
S Kecepatan (misal : 2O0 rpm ditulis S 2000) (seperti
Mo6)
7 T Tool (tool no 3 dituliskan TO 3)
8 I,I,K Parameter program lingkaran (seperti G02 dan G03)
9 L Melompat ke blok atau alamat yang dituju (seperti:
G25 dan C27)

Tabel 2.4. Keterangan tampilan program TU 3A

2. Pembuatan Program

G00 Gerakan cepatl Rapid Tlauers sebagai perintah pada


waktu pisau tidak menyayat.
(F = 700 mm/menit).
G01 Gerak htrusflnterpolasi Linier sebagai perintah
gerak penyayatan.
{F=2-499mmfmenit).
M03 Perintah untuk memutar spindel sumbu utama
frais searah iarum iam.
M05 Perintah menghentikan putaran spindel sumbu
utama frais.
M30 Selain sebagai penutup program/akhir program,
juga merupakan perintah kursor untuk kembali
keblok 00.
Tabel 2.5. Perintah dasar pemrograman

Eefteda deirgan tieoin CllC 3 Axlr {Frais}


[.".L--L
{
./\,

I t""-l
aa

Perintah Dasar Pemrograman

A GOO

erakan cepat ataurapid trduerse. pada gerakan ini


alat potong tidak menyayat benda keria sehingga
tidak ada tatal yang rerpotong. Adapun kecepatan
asutan telah terprogram otomati$ ma}simal6O0 mm/
menil Untuk menggerakkan pisau dari satu titik ke
titik yang lain hanya akan ada perubahan I sumbu
saia, sedanglan 2 sumbu lainnya pada posisi nol.
Berikut kemungkinan gerakan pada perintah fungsi
coo
1.."--L
fr'-".
-L-"--l -"/j
r Gambar 3.1 Kemungkinan Gerakan C00

Format Program untuk dapat menialankan perintah G00 adalah:


N.../G00/xt.. . lY t... l rx...
B. , G01

G01 adalah gerakan interpolasi linier yaitu gerak lurus dengan nilai
antara, yang berfungsi sebagai gerakan pembuangan tatal atau gerakan
penyayatan benda keria, perintah G01 harus diberikan masukan nilai
asutan (F). Untuk menentukan besarnya asutan dengan menggunakan
tabel grafik dapat dilihat pada bab II pada buku ini. Dengan perintah C01
kita dapat menggerakkan alat potong sef af ar dengan sumbu dan menyudut
dalam l bidang.
Format program untuk dapat menialankan perintah G01 adalah:
N... I Gotlx+.. .ly t...lr*.../F...
Contoh aplikasi penerapan G00 dan G01 pada sebuah program:

k .to,

I Gambar 3.2 Contoh soal untuk aplikasi G00 dan G01

Eekerla dengan tlosln GIIC 3lxle {Frals}


Langkah pengerjaan dengan koordinat absolut, dengan urutan titik
pengeriaan, yaitu PST - PB - P1 _P2-P3-P4-PST

o0 92 -1500 o 1500 PST


ol M03
a2 00 -1500 0 -100 PB
o3 01 5000 0 -100 75 P1
o4 01 5000 5000 -100 75 P2
05 01 0 5000 -100 75 P3
06 01 0 0 -100 75 P4
07 00 -1500 0 1500 PST
o8 M05
09 M30

Tabel 3.1 tangkah pengeriaan sistem absolut

Langkah pengeriaan dengan koordinat incremental, dengan urutan


titik pengerlaan, yaitu pST - pB, pB - pl, p1 - p2, p2 - p3, p3 - p4, p4 -
PST

00 MO3
01 000 o -1600 PST- PB
a2 01 6500 0 075 PB-PT
03 01 0 5000 o75 PI -P2
o4 01 -5000 0 075 ?2 -P3
05 01 0 -5000 075 P3 -V4
06 00 -1500 o 1600 P4 - PST
a7 M05
08 M30

Thbel 3.2 l^angkah pengeriaan sistem incremental

:, ntfillli ;llrr*,fbEcrqryrryq
( c.Jcoz dan Go3
G02 adalah gerak interpolasi melingkar searah iarum jam dan G03
adalah gerak interpolasi melingkar berlawanan arah jarum iam. Pandangan
untuk menentukan posisi G02 ataupun G03 dengan melihat arah radius
terhadap sumbu z.

+X

r Gambar 3'3 Skema G02 dan G03 radius 90 deraiat

Format Program untuk dapat menialankan perintah G02 adalah:


N... I co2lxt.. . ly t... l, +../F...
Format Program untr.rk dapat menjalankan perintah G03 adalah:
N... I Go3lx+.. . lYt... l, t'./F...
untuk pemrograman G02 dan G03 dengan radius kurang dari 90
deraiat digunakan perintah yang sama, hanya saia ditambah parameter I, J

dan K. maka dibutuhkan 2 buah blok untuk pengisiannya'


Format Program untuk dapat menialankan perintah G02 < 90o adalah:
N... I Go2lx+.. . ly t... l, *.. lF.-.
N ..../Mee lr...lK....
Format Program untuk dapat menialankan perintah G03 < 90" adalah:
N... I G03lx+.. . lY+... l, t.. lF.-.
N ..../Mee lr...lK....
Y ABSOLUT

r Gambar 3.4 Skema M99 parameter I, I dan K


Pada M99, koordinat titik pusat lingkaran selalu dinyatakan dalam in-
cremental dari titik awal majunya busur dengan parameter I, I dan K.
untuk menghitung besarnya parameter I, I dan K, berikut contoh soal,
untuk lebih dapat memahamkan kita dalam mempelajari G02/G03 dengan
radius kurang dari 90 derajat.

I Gambar 3.5 Contoh perhitungan M99 incremental

Perhatikanlah radius AB, dari gambar dapat kita ketahui bahwa:


a. PanjangAM = panjang BM = Radius = I = 10 mm.
b. Panjang AD = 5 mm.
c. Panjang BM = panjang BD + panjang DM.
Iadi panjang dari DM =
DM= = Jlo, - 5, = &5 = 8,66 mm

d. Panjang BD = paniang BM - panjang DM


= 10 _ 9,66 = 1,34 mm. (paniang y)

05 G02 500 '1,34


01 M99 M99 IOO I K00
1000

Tabel 3.3 Contoh skema pemrograman M99 incremental

?*{l+!!ka4qr:Ee @a
A

+X

r Gambar 3.6 Contoh perhitungan M99 absolute

Perhatikanlah radius AB, dari gambar dapat kita ketahui bahwa:


a. Panjang sumbu X dari titik nol ke titik A adalah 5 + 5 = 10 mm.
b. Panfang sumbu Y dari titik nol ke titik A =
Paniang titik nol ke titik B - paniang BD
Panjang BM = panjang BD + paniang DM.
fadi panjang dari DM =

DM = JAtv{'-AD' =.,1G1 = Jzs = 8,66 mm

Panjang BD = panjang BM - Panjang DM


= 10 - 8,66 = 1,34 mm.
Paniang sumbu Y dari titik nol ke titik A adalah 17,5 - 1,34 = 16,76
mm

05 G02 1000 1616


01 M99 M99 I 00 l 1000 K 00
Tabel 3.4 Contoh skema pemrograman M99 absolut

t D,1G25 dan M17


G25 adalah perintah pemrograman, yang digunakan untuk memanggil
suatu sub program, perintah G25 selalu diiringi dengan L ...., sebagai
alamat di mana nomor sub program akan dipanggil.

x :lrkorllt;drngrnl,,ilq*lnrGtE t rArali.(Fial$
M17 adalah perintah pemrograman, yang berfirngsi mengembalikan
perintah ke dalam program utama.
Berikut ini, contoh skema penggunaan perintah G25 dan M17

r Gambar 3.7 Skema perintah G25 dan M 17

Program sebelum blok No. 0 ( blok no. 01, 02 dan 03), disebut sebagai
program utama, sedangkan jumlah blok pada program utama disesuaikan
dengan bentuk atau konstruksi dari suatu benda kerja. Setelah dilakukan
pembacaan dari blok no. 00 sampai dengan blok no. 03, pembacaan
program masuk pada blok no. 04, maka perintah G 25 akan memanggil sub
program dengan no blok 10 (L 10), maka pembacaan program melompat
ke blok no. 10, kemudian pembacaan sub program akan ditutup dengan
perintah Mt7, sehingga pembacaan program akan berubah dari sub
program ke program utama (no. blok 05), pembacaan dilanjutkan samapi
dengan program utama ditutup dengan perintah M30.

, E., G40, G45, G46, G47 dan G48


1. C40 merupakan suatu perintah yang digunakan untuk menghapus
kompensasi radius alat potong yang sedang aktif (N . . . I C4O).
2. G45 merupakan suatu perintah program penambahan radius alat
potong, perintah ini digunakan pada gerakan linier terhadap sumbu x
dan y. Dengan perintah G45, tool akan bergerak ke arah sumbu x atau
y dengan jarak sesuai perintah inputan program ditambah dengan
radius dari alat potong.

Perlntah Dasar Fernrograman


'm
r Gambar 3.8 Skema perintah G45

Cutter yang diggnakan untuk mengefrais dimisalkan berdiameter 10

mm, maka contoh pemrograman untuk gambar di atas adalah:


N@@EUrEr@rmrErtrrtrI@
M06 s2000 2... 7....
D500
45
00 4000
4A
M30
Tabel 3.5 Contoh skema pemrograman C 45

3. G46 merupakan suatu perintah pengurangan radius alat poton&


perintah ini digunakan pada gerakan linier terhadap sumbu x dan
y. Dengan perintah G46, tool akan bergerak ke arah sumbu x atau y
dengan jaraksesuai perintah inputan program dikurangi dengan radius
dari alat potong.

r Gambar 3.9 Skema perintah G46

Cutter yang digunakan untuk mengefrais dimisalkan berdiameter 10

mm, maka contoh pemrograman untuk gambar di atas adalah:

r@@M@TTETEIGilItr@
M06 D500 s2000 2... T....
46

lrlarlr drn$ra,lllrtn GiIG t lxlr {Frrltr}


00 5000 3000 0
40
M30
Tabel 3.6 contoh skema pemrograman G 46

4. C47 merupakan suatu perintah penambahan radius alat potong


ganda, perintah ini digunakan pada gerakan linier terhadap sumbu x
dan y. Dengan perintah G47, tool akan bergerak ke arah sumbu x atdu
y dengan jarak sesuai perintah inputan program ditambah dengan 2 x
radius dari alat potong.

I Gambar 3.10 Skema perintah G47

Cutter yang digunakan untuk mengefrais dimisalkan berdiameter 6


mm, maka contoh pemrograman untuk gambar di atas adalah:

M06 D300 52000 2... T....


46
01 5000 3000 F...
47
01 6000 0 0
01 0 4000 0
01 -6000 0 0
46
00 -5000 -3000
Tabel 3.7 Contoh skema pemrograman G 47

5. G48 merupakan suatu perintah pengurangan radius alat potong


ganda, perintah ini digunakan pada gerakan linier terhadap sumbu x

P{nrah Daqar P.errlogram*' 'ffi


dan y. Dengan perintah G48, tool akan bergerak ke arah sumbu x atau
y dengan jarak sesuai perintah inputan program dikurangi dengan 2 x
radius dari alat potong.

r Gambar 3.11 Skema perintah G48

Cutter yang digunakan untuk mengefrais dimisalkan berdiameter 10

mm, maka contoh pemrograman untuk gambar di atas adalah:


r@ M06 D500 s2000
45
00 5000 6000 0
01 0 0 -500 F ...
48
01 5000 0 0
01 0 3000 0
01 -5000 0 0
01 0 -3000 0
45
00 -5000 -6000
M30
Tabel 3.8 Contoh skema pemrograman C 48

F. jM06 (Pemrograman Alat Potong)

Pemrograman alat Potong M06, harus diketahui urutan kerja alat


potong, selisih paniang alat potong dan data tentang alat potong beruPa:
besarnya diameter cutter (d), radius cutter (D), kecepatan penyayatan

Beterla dengan lSerin CXC 3 Axis (Frai*)


cutter (mm/menit), dalamnya pemotongan maksimal (t), kecepatan putar
(rp-) dan harga selisih panjang cutter (H").

1 4A 20 150 0,7 600


2 10 5 150 5 2000
3 16 8 180 8 1750
Tabel 3.9 Data alat potong
Pengukuran cutter dilakukan untuk mencari selisih panjang pada tiap-
tiap alat potong. Pengukuran dapat dilakukan dengan cara mengoperasikan
setiap alat potong pada permukaan referensi yaitu menyentuhkan ujung
alat potong dengan dial indikator, sehingga selisih panjang alat potong
dapat diketahui.

Langkah pencarian selisih panjang cutter:


1. Pasanglah benda kerja pada ragum, dan digunakan sebagai permukaan
referansi.
2. Pasang shell end mill cutter diameter 40 mm, pada spindle utama
(r01).
3. Cerakkan alat potong (T01) yang berputar hingga menyentuh
permukaan referensi.
4. Besar harga Z, akan tertampil di layar monitor, dimisalkan Z = 180,
tekan tombol del, maka harga Z = 0 (digunakan sebagai referensi selisih
panjang cutter lain), harga HZ = O (T01) dimasukkan pada kolom 1.
5. CutterT0l dilepas diganti cutterT02 (end mill diameter 10 mm).
6. Cerakkan alat potong (T02) yang berputar hingga menyentuh
permukaan referensi.
7. Besar harga Z, akan tertampil di layar monitor, dimisalkan Z = 4OO,
maka selisih nllaiZ diinputkan ke kolom 2, baris HZ = 400.
8. Untuk cutter T03 (T slot diameter 16 mm), langkah yang digunakan
sama dengan langkah sebelumnya.

N@
M06 D2000 s600 T01

M06 D500 s2000 400 T02

Perintah Dasar Pemrograman


M06 D400 s1750 -200 -200

Tabel 3.10 Contoh pengisian program M06

frC 72 Siklus Frais Kantong Segi Empat

pemrograman kantong segiempat dapat dilakukan dengan menggu-


nakan program absolut dan incremental.
b

r Gambar 3.12 Skema Perintah G72

Skema Program Kantong Absolut

72 (a + b) (d + c)
ffj::I*
Tabel 3.11 Skema Program G 72 Absolute

Skema Program Kantong Incremental

cKe
dalaman
kantong
Tabel 3.12 Skema Program G 7 2 Incremental

, H. rSiklus Pengeboran

1. G73
Perintah Pemrograman C73, adalah suatu program siklus pengebo-
ran dengan Pemutusan tatal, eksekusi program ini dilakukan secara

B{r{rilrd rgan ne{n,GtlQ 3,t$t} tfmL}


bertahap, yaitu pengeboran (gerakan maiu) dilakukan secara otomatis
setiap 2 mm, setelah itu berhenti dan bergerak mundur 0,2 mm (lang-
kah pemutusan tatal), langkah ini dilakukan secara berkesinambungan
sampai dengan batas pengeboran yang ditentukan, selanjutnya kem-
bali pada posisi awal dengan gerakan rapid traverse. (N..../G73...../-
2.....lF.....)
2. c81
Perintah pemrograman G81, adalah suatu program siklus pengeboran
secara langsung. Pengeboran dilaksanakan sampai dengan batas ukuran
dan kembali ke posisi awal tanpa ieda. (N..../G81 .....1-2..../F.....)
3. c82
Perintah pemrograman G82, adalah suatu program siklus pengeboran
dengan berhenti sesaat. Pengeboran dilaksanakan sampai dengan batas
ukuran yang telah ditentukan dan berhenti 0,5 detik pada akhir langkah
pengeboran (berfrrngsi memutuskan tatal), selaniutnya kembali pada
posisi awal dengan gerakan rapid traverse (N. . ../G82 .. ... I -2.. ./F. ....)
4. G83
Perintah pemrograman G82, adalah suatu program siklus pengeboran
dengan penarikan tatal. Tahapan pengeboran G83 adalah sebagai
berikut Gerakan turun 6 mm (G01), Gerakan naik 6 mm (G00),
Gerakan turun 5,5 mm (G00), Gerakan turun 6 mm (G01), Gerakan
naik 11,5 mm (G00), Gerakan turun 11 mm (G00). Pengeboran
dilakukan sampai dengan batas ke dalaman yang ditentukan. Tujuan
utama dari perintah G83 adalah lubangyg dibuat dalam dan tatal tidak
keluar dengan semestinya (N. ../G83 .. ..1-2.. ../F. ....)

h:rnr*rDes*T1
ffi
Memprogram CNC dengan menggunakan gambar dari CAD
antilogin.blogspot.comflumat 14 januai 2011 ljam 1 4.00

.4 ar\7

+ w
t-,
'p
g
s.
a
:5.

&:
,r

lLJ il ,lFaiir8lf.t1ti!:;ttlt:tt-!iai?i-r!*if::t.:,...,:1,:;t:)t.a:Lil::,;:t;t:tt.:;iif:.tv
', . jf-J xifi;-YF+-rl-:;;- 1.,".i ";ti,:
l,6q &)>:@jrr# *a**!14.1614rr4.'.d.di*e! r*l'.i&

r Gambar 2.9 Gambar CAD yang dapat diproses dengan mesin CNC

Operator mesin CNC yang akan memasukkan program pada mesin sebelumnya
harus sudah memahami gambar kerja dari komponen yang akan dibuat pada mesin
tersebut. Gambar kerja biasanya dibuat dengan cara manual atau dengan computer
menggunakan program CAD (Computer Aided Design).
Seiring dengan kemajuan teknologi di bidang komputer, maka telah dikembang-
kan suatu software yang berisi aplikasi gambar teknik dengan CAD yang sudah dapat
diminta untuk menampilkan program untuk dikerjakan dengan mesin CNC. Aplikasi
program tersebut dikenal dengan sebutan CAM (Computer Aided Manufacturing).
Software CAM pada umumnya dibuat oleh pabrik yang membuat mesin CNC dengan
tujuan untuk mengoptimalkan kinerja mesin CNC yang diprodukinya.
Dengan menggunakan software CAM, seorang operator cukup membuat gambar
kerja dari benda yang akan dibuat dengan mesin CNC pada PC. Hasil gambar kerja
dapat diekekusi secara simulasi untuk melihat pelaksanaan pengerjaan benda kerja di
mesin CNC melalui layar monitor. Apabila terdapat kekurangan atau kekeliruan, maka
dapat diperbaiki tanpa harus kehilangan bahan..!ika hasil ekekusi simulasi sudah
sesuai dengan yang diharapkan, maka program dilanjutkan dengan eksekusi program
mesin. Program mesin yang sudah jadi dapat langsung dikirim ke mesin CNC melalui
jaringan atau kabel atau ditransfer melalui media rekam.

Baka{a deirgan tesin CtaC I Axie (Frais}


Pemrograman dengan Mesin
GNG TU 3A

ada pemrograman untuk pengeriaan suatu objek


benda, tidaklah mutlak langkah yang digunakan
sesuai dengan contoh letak titik-titik acuan di mana
titik tersebut akan dilalui oleh gerakan alat potong
atau pisau. Pada dasamya, pemrograman dibuat
dan direncanakan untuk menghemat fumlah bloh
menghemat waktu pengerjaan dan tidak membuat
gerakan-gerakan alat potong yang sia-sia. Maka pro-
gram yang dirasa tepat adalah program yang dibuat
dengan mengacu pada prinsip lebih efektif dan efisien
di dalam sistem kerjanya. Maka, bisa jadi kalau suatu
benda kerfa yang akan dibuat dengan bentuk fisik
yang sama, mempunyai cara pemroglaman yang berbeda dan fumlah blok
yang berbeda pula.
Di bawah ini merupakan suatu contoh pemrograman pengeriaan
benda keria dengan menggunakan mesin Training Unit 3 Axis.

Alur Tepi
'rA,} Pemrograman
Pada pemrograman alur tepi, cutter yang digunakan adalah End Mill
cutter 2 flute berdiameter 10 mm, material benda keria yang digunakan
adalah aluminium. Dalamnya penyayatan untuk alur tepi adalah 1 mm.

r Gambar 4.1 Skema pandangan samping alat Potong ter-


hadap benda kerla (alur tePi)

I Gambar 4.2 Skema pandangan atas alat potong terhadap


benda keria (alur tePi)

l
B.fndt{ertlralf.dircllcSfd3f.ilr}
PROGRAM ABSOLUT

00 92 -1500 0 1500
01 M03
02 00 -1500 0 -100
03 01 5000 0 -100 75
04 01 5000 5000 -100 75
05 01 0 5000 -100 75
06 01 0 0 -100 75
07 01 4250 0 -100 150
08 01 5000 750 -100 50
09 01 5000 4250 -100 1,50
10 01 4250 5000 -100 50
11 01 750 5000 -100 150
12 01 0 4250 -100 50
13 01 0 750 -100 150
14 01 750 0 -100 50
L5 00 -1500 o 1500
16 M05
L7 M3O
Tabel +.t Pemrograman absolut alur tepi

PROGRAM INCREMENXAL

o0 M03
01 00 0 0 -1600
a2 01 6500 0 0 75
03 01 0 5000 0 75
a4 01 -5000 0 0 75
05 0r 0 -5000 0 75
06 01 4250 o 0 150
u7 01 750 75A 0 s0
08 01 0 3500 0 150
I 09 01 -750 75A o 50

!a11agremr:{e4gau,f,erftr GnG TU tA
10 01 -3500 0 0 150
11 01 -750 750 0 50
12 01 0 -3500 0 150
13 01 750 -750 0 50
1,4 00 -2250 0 1600
15 M05
16 M30
Tabel 4.2 Pemrograman incremental alur tepi

B. ,Pemrograman Plus

Pada pemrograman plus, cutter yang digunakan masih sama dengan


alur tepi, yaitu End Milt cutter 2 flute yang berdiameter 10 mm, material
benda kerfa yang digunakan adalah aluminium. Dalamnya penyayatan
untuk alur plus adalah 1 mm.

,tl

I Gambar 4.3 Skema pandangan samping alat potong terhadap benda keria (Plus)

g.Xedi derqan terhr CIIC 3 Axlr {Fralr}


r Gambar 4.4 Skema pandangan atas alat potong terhadap benda kerja (Plus)

PROGRAM ABSOLUT

00 92 -1500 0 1500
01 M03
02 00 -1500 0 -100
03 01 5000 0 -100 75
a4 01 5000 5000 -100 75
05 01 0 5000 -100 75
06 01 0 0 -100 75
07 00 0 0 200
08 00 2500 r250 200
09 01 2500 1250 -100 15
10 01 2500 3754 -100 50
11 00 7250 3750 200
L2 00 3750 2504 200
13 01 3750 250A -100 15
L4 01 1250 2500 -100 50
15 00 t250 2500 1500
16 00 -1500 0 1500
L7 MO5
18 M30
Tabel 4.3 Pemrograman absolut plus

Pemrograman dsngan lltesln Gl{C TU tA


PROGRAM INCREMENTAL

00 Mo3
01 00 0 0 -1600
02 01 6so0 0 0 75
03 01 0 5000 0 75
04 01 -5000 0 0 75
05 01 0 -5000 0 75
06 00 0 0 300
07 00 25AA 1250 0
08 01 0 0 -300 15
09 01 0 2500 0 50
10 00 0 0 300
11 00 r25A -1250 0
L2 01 0 0 -300 t5
1,3 01 -2500 0 0 50
L4 00 o 0 1600
15 00 -2754 -2500 0
16 M05
t7 M30
Tabel 4.4 Pemrograman incremental plus

: C. Pemrograman Silang

Pada pemrograman silang, digunakan End Mill cutter 2 flute dengan


diameter 10 mm sebagai alat potongnya, benda kerja yang digunakan
adalah aluminium. Dalamnya penyayatan untuk alur silang adalah 1
mm.

Sekerla dengan,'f,le*ia OllC S i[xla:{8rals}


r Gambar 4.5 Skema pandangan samping alat potong terhadap benda kerla (silang)

b
r Gambar 4.6 Skema pandangan atas alat potong terhadap benda kerjh (silang)

PROGRAM ABSOLUT

N@EErErmmrtrrailtrrEt@
00 92 -1500 0 1500
01 M03
a2 00 -1500 0 200
03 00 1000 1000 200
04 01 1000 1000 -100 15
05 01 4000 4000 -100 50
06 00 4000 4000 200
07 00 1000 4000 200
08 01 1000 4000 -100 15

Pmrosraman dengan l$isln CltG TU3A


09 01 4000 1000 -100 50
10 00 4000 1000 1500
11 00 -1500 00 1500
12 M05
13 M30
Thbel 4.5 Pemrograman absolut (silang)

PROGRAM INCREMENXAL

00 M03
01 00 0 0 -1300
02 00 2500 1000 0
03 01 0 0 -300 15
a4 01 3000 3000 0 50
05 00 0 0 300
060 -3000 0 0
07 01 0 0 -300 15
08 01 3000 -3000 0 50
09 00 0 0 1600
10 00 -5500 -1000 0
11 M05
12 M30

Tabel 4.6 Pemrograman incremental (silang)

D.i Pemrograman Lingkaran

Pada pemrograman kantong bulat ini, masih digunakan End Mill


Cutter 2 flute berdiameter 10 mm. Adapun material yang digunakan adalah
aluminium.

Llcrrr dcrgen terlr CllG 3lorla (Fmlr|


I Gambar 4.7 skema pandangan samping alat potong terhadap benda kerja (lingkaran)

I Gambar 4.8 skema pandangan atas alat potong terhadap benda keda (lingkaran)

PROGRAM ABSOLUT

00 92 -1500 0 1500
01 M03
02 00 -1500 0 -100
03 01 5000 0 -100 75
04 01 5000 5000 -100 75
05 01 0 5000 -100 75
06 01 0 0 -100 75
07 01 4200 0 -100 150
08 03 5000 800 -100 50

Icruugnarrn derqnn tslu GIG TU 3A


09 01 5000 4200 -100 150
10 03 4200 5000 -100 50
11 01 800 5000 -100 150
t2 03 0 4200 -100 50
13 01 0 800 -100 50
L4 03 800 0 -100 150
15 00 800 o 200
16 00 1500 1500 2AA
L7 01 1500 1500 -100 15
18 02 1500 2500 -100 50
19 02 2500 3500 -100 50
20 02 3500 250A -100 50
2l 02 2500 1500 -100 50
2? 00 2500 1500 1500
23 00 -1500 0 1500
24 M05
2s M30
Tabel 4.7 Pemrograman absolut (lingkaran)

PROGRAM INCREMENIAL

00 M03
01 00 0 0 -1600
a2 01 6500 o0 75
03 01 0 .5000 0 75
04 01 -5000 00 75
05 01 0 -5000 0 75
06 01 4200 00 150
07 03 800 800 0 150
08 01 0 3400 0 150
09 03 -800 800 0 50
10 01 -3400 00 150
lt 03 -800 -800 0 50
12 01 0 -3400 0 r50

52 Bekerla dergan ilosln GNG 3 Altls (Frds)


13 03 800 -800 0 50
t4 00 00 200
15 00 7200 1500 0
t6 01 00 -300 t5
t7 02 -1500 1500 0 50
18 CI2 1500 1500 0 50
19 02 1500 -1500 0 50
20 a2 -1500 -1500 0 50
2t 00 00 1600
22 00 -4000 -1500 o
23 M05
24 M30
Tabel 4.8 Pemrograman incremental (lingkaran)

l.::.) Pemrograman Sub Routine

Pada pemrograman sub routine ini, digunakan alat potong berupa


End Mill Cutter 2 flrtte, yang berdiameter 4 mm. Ke dalaman penyay tan
adalah 0,5 mm, pada material aluminium.

r G-mbar 4-9 Skema pandangan samping alat potong terhadap brndlakrr'ia (cub rrurine)

frefrm{:frlrr*GrcT!4*,
I Gambar 4.10 Skema pandangan atas alat potong terhadap benda keria (sub routine)

00 92 -1500 0 1500
01 M03
a2 00 250 250 1500
03 00 250 250 200
o4 25 115
05 00 2750 250 200
06 25 Ll5
07 00 475A 4750 200
08 25 Ll5
09 00 2250 4750 200
10 25 Ll5
11 o0 2754 4750 1500
t2 oo -1500 0 1500
13 M05
L4 M30
15 91
16 0l 0 0 -250 15
t7 01 2000 0 0 75

Eo*cqa lrreri tcr.;3!rc ! Ax'r.i='s,

IE
18 01 -1000 2000 0 50
19 01 -1000 -2000 0 50
20 00 0 0 250
2L 90
22 M17
23
24
25 91
26 01 0 0 -250 15
27 01 -2000 0 0 75
28 01 1000 -2000 0 50
29 01 1000 2000 0 50
30 00 0 0 250
31 90
32 M17

Tabel +.9 Pemrograman absolut (sub routine)

PROGRAM INCREMENTAL

N IM TilETEI EDIEf, @ 1il6TENil Et @


00 M03
01 00 1750 250 0
02 00 0 0 -1300
03 25 L15
04 00 2500 0 0
05 25 Ll5
06 00 2000 4750 0
07 25 Ll5
08 00 -2500 0 0
09 25 L22
10 00 0 0 1300
11 00 -2000 -5000 0
t2 00 -1750 0 0
13 M05
L4 M3O

Penrcgmnan deryrur f,elln CilC TU 3A


15 ol 0 0 -250 15
16 01 2000 0 075
t7 01 -1000 2000 050
18 01 -1000 -2000 050
l9 00 0 0 250
20 M17
21
22 01 0 0 -250 15

23 01 -2000 0 075
24 01 1000 -2000 050
25 01 1000 2000 050
26 000 0 250
27 M17
Thbel 4.10 Pemrograman incremental (sub routine)

, F. , Pemrograman sub Routine Radius Kurang dari 90 deraiat.

Pemrograman sub routine radius kurang dari 90 derafat ini menggu-


nakan center drill sebagai alat potongnya, untuk dalamnya Penyayatan
pada program ini adalah 1,5 mm.

r Gambar 4.ll Skema pandangan samping alat potong terhadap benda kerfa
(sub routine < 9O deraiat)

E hrrlt d.rrlm il..ln GNIC 3 frdi (md3)


r Gambar 4.12 Skema pandangan atas alat potong terhadap benda keria
(sub routine < 90 derafat)

PROGRAM ABSOLI.IT
Iil@lrE[ErrurEr@rtrrErElE]rEr
00 92 -1000 0 500
01 M03
02 00 250 250 500
03 00 250 250 100
04 25 Ll6
05 00 2750 2750 100
06 25 Ll6
07 00 2750 250 100
08 25 L29
09 00 250 2750 100
10 25 L29
11 00 250 2750 500
L2 00 -1000 0 500
13 M05
L4 M3O
15
16 91
L7 01 0 0 -150 15
18 01 1732 00 75
19 03 268 1000 0 50
20 M99 I 1732 I1000 K0

Penrograrnan d$tgan te{n GllG TU 3A


2L 03 -268 1000 0 50
22 M99 I 2000 J0 KO
23 01 -1732 0 0 75
24 01 0 -2000 0 75
25 00 0 0 150
25 90
27 Mr7
28
29 91
30 01 0 0 -150 15
3t 01 2000 0 0 75
32 01 0 L732 0 75
33 03 -1000 268 0 50
34 M09 I 1000 | 1732 KO
35 03 -1000 -268 0 50
36 M99 IO l 2000 KO
37 01 0 -1732 0 15
38 00 0 0 150
39 90
40 M17
Tabel 4.11 Pemrograman absolut (sub routine < 90 deraiat)

PROGRAM INCREMENTAL

00 M03
01 00 1250 250 0
02 00 0 0 -400
03 25 L15
a4 00 2500 -2500 0
05 25 L15
06 00 0 -2500 0
a7 25 L26
08 00 -2500 2500

B*kerla dengen tnech GllG t Axb {FraI;}


09 25 L26
100000400
11 00 -1250 2500 0
12 M05
13 M30
14
150100-150 15
16 01 1732 0 0 75
t7 03 268 1000 0 50
18 M99 I1732 I 1000 K0
19 03 -268 1000 0 50
20 M99 r 2000 I0 K0
2L 01 -1732 0 0 75
22 01 0 -2000 0 75
230000150
24 M17
25
260100-150 15
27 01 2000 0 0 75
28 01 0 1732 0 75
29 03 -1000 268 0 50
30 M99 t 1000 I 1732 K0
31 03 -1000 -268 0 50
32 M99 r0 12000 K0
33 01 0 -t732 0 75
34000015
35 M17
Tabel 4.12 Pemrograman Incremental (sub routine < 90 derafat)

'1,....9:i
P"-ro gram an Kantong Kotak

Pada pemrograman kantong kotak, digunakan material berupa


aluminium, sedangkan alat potong yang digunakan adalah End Mill Cutter
2 flute dengan diameter 10 mm dan 6 mm. sedangkan ke dalaman dari
kantong kotak adalah 1 mm.

Pemrograman dengan iiosh GIIG TU 3A


I Gambar 4.13 Skema pandangan samping alat potong terhadap benda keria (kantong kotak)

I Gambar 4.14 Skema pandangan atas alat Potong terhadap benda keria (kantong kotak)

PROGRAM ABSOLUT

00 92 -1500 0 1500
01 M03
02 00 -1500 0 -100
03 01 5000 0 -100 75
04 01 5000 5000 -100 75
05 01 0 5000 -100 75
06 0t 0 0 -100 75
a7 01 420A 0 -100 150
08 03 5000 800 -100 50

lckrrlr drrgrn tlrrkl CfaC 3 Axll (Fralr)


09 01 5000 420A -100 150
10 03 4200 5000 -100 50
11 01 800 5000 -100 150
t2 03 0 420A -100 50
13 01 o 800 -100 50
t4 03 800 0 -100 150
15 00 800 0 200
16 00 1500 1500 200
t7 MO6 D500 s1500 0 T00
18 72 4500 4500 -150 30
19 00 1500 1500 1500
20 00 -1500 0 1500
21 M05
22 M30
Tabel 4.13 Pemrograman absolut (kantong kotak)

PROGRAM INCREMENIAL

00 M03
01 00 0 0 -1600
02 01 6500 0 0 75
03 01 0 5000 0 75
04 01 -5000 0 0 75
05 01 0 -5000 0 75
06 01 4200 0 0 150
07 03 800 800 0 150
0B 01 0 3400 0 150
09 03 -800 800 0 50
t0 01 -3400 0 0 150
11 03 -800 -s00 0 50
L2 01 0 -3400 0 150
13 03 800 -B00 0 50
74 00 0 0 300
15 00 700 1500 0
!

Hle{r*mar dsq$iln,iiltdlr llG,41 il,


16 M06 D500 s1500 o T00
17 72 3000 300 -300 30
18000 0 1600
19 00 -3000 -1500 o
20 M05
21 M30
Tabel 4.14 Pemrograman incremental (kantong kotak)

schfli dirtgnlr,itllil,tt,Gtrt s f;6 6r6a,


"?"" i 1 \ E?
i;*r:i;t<*h Kemu?
Mesin CNC multi Axis

r Gambar .. I1['T:"Hfffiffi:',:J:ns berproses

Mesin CNC saat ini semakin canggih. Setelah dikenal mesin CNC 2 Axis dan tiga
Axis sekarang telah berevolusi menjadi mesin CNC multi Axis. Pemrograman mesin
cNC menjadi mudah karena sudah kompatibel dengan program cAD. Mesin-mesin
CNC multi axis dibangun untuk menjawab tantangan di dunia manufaktur modern.
Dengan mesin cNC, ketelitian suatu produk dapat dijamin hingga 1/,l00 mm lebih,
pengerjaan produk massal dengan hasil yang sama persis dan waktu permesinan yang
cepat.

il
i

Pe6rqg;6nan iengan,Horln GilG TU 3t

I
CNC TU 3A C omputer N umerically Controlled3 fucis
Axis Sumbu
Frais suatu mesin perkakas yang digunakan untuk
menyayat benda kerja dengan menggunakan alat
potong berupa cutter yang mempunyai sisi potong
yang banyak dengan gerak utama spindel berputar.
VMC Vertical Milling Compuur
G GO/perintah keria
M Miscellaneous/perintah tambahan/pengganti
Spinille Bagian yang dihubungkan dengan motor melalui
perantaraan sabuk V
Cutter AIat potong benda keria yang berupa pisau dan
mempunyai sisi potongyang lebih dari satu.
Absolute Sistem koordinat yang didasarkan pada satu tirik
pusat acuan perhitungan titik-titik ialannya alat
potong.
Incremental Sistem koordinat di mana acuannya adalah titik
akhir suatu langkah, dijadikan titik awal untuk
langkah berikutnya.
RapiilTravers Gerakan cepat pada perintah G00, yaitu gerakan
tanpa penyayatan, maksimal kecepatan gerakan
adalah 700 mm/menit.
MillingTapn Slide Bagian yang terdapat di dalam kepala tegak,
{ berbentuk tirus, yang berfungsi meniepit adaptor
sebagai pemegang alat potong.
Collet Suatu alatyang digunakan untuk memegang tangkai
alat poton& agar tidak teriadi luka pada tangkai alat
potong tersebut. Ukuran collet ini menyesuaikan
dengan diameter cuttcr yang digunakan.
Shr,ll enil mill arbor |enis adaptor yang digunakan untuk memegang
di tengahnyal
i

pisau frais yang mempunyai lubang


l tidakberbatans' I

a! I

I ,:.,: I I,',,:,,.. :t,,,'..:,,,.,.,t.,.., t,r,:ff ......',


Titik Referensi : Titik pusat acuan
HSS : High Speed Steellbaia kecepatan tinggi, bersifat ulet
dan mempunyai batas maksimal temperatur suhu
sebesar 600 " C
Carbida : Bahan yang mempunyai kekuatan di atas HSS,
namun tingkat kerapuhannya tinggi, batas maksimal
temperatur suhunya adalah 900 "C.
Feeding : Gerakan penyayatan/Pemakanan
Cutting Speed : Vc/Cs adalah farak tempuh alat potong pada proses
satu pemakanan/penyayatan benda kerja dalam satu
jarak tempuh pahat tiap keliling benda keria dalam
satu menit.
Motor step : Motor penggerak eretan dan spindel kepala tegak.
Emco Maier & cc. (1988). Petunjuk pemrograman TU-jA. Hallein, Austria:
Friedmann-Maier.
Thufiq Rochim. (1993). Teoi & tehnologi proses pemesinan.lakarta: Higher
Education Development Support Project.

T.ili,rr
A I
absolute 19,34, 40, 45, 47, 50, incremental ll, 12, 19,20,22,23,
52,55,58,61 3r,33, 40, 46, 48,50,53,56,
au(ls 63 62

C M
carbida 24 milling taper slide 15
CNC TU 3A 1, 2,3, LO, Ll, 14,15, motor step 14, 15
16, 27, iv,2, 4, 43 R
collet 15, L6
cutter 10, 15, 20,25,26,27,38, rapid travers 14
39,44,46,48 S
cutting speed 27
'} shell end mill arbor 15, 16
spindle 5,39
feeding 25,26 T
frais 1, 3, 4,lO,12, 14, 16,25,28,
40 titik referensi 12

H V
HSS 24 VMC 2, 15

Anda mungkin juga menyukai