Anda di halaman 1dari 56

I AZAS POMPA

1.1 Kerja Pompa Sentrifugal


1.1.1 Head Zat Cair

Pandanglah aliran suatu zat cair (atau fluida inkompresibel, misalnya air) melalui
suatu penampang saluran seperti diperlihatkan dalam Gb. 1.1. Pada penampang tersebut
zat cair mempunyai tekanan statis p (dalam kgf/m2), kecepatan rata-rata u (dalam m/s),
dan ketinggian Z (dalam m) diukur dari bidang referensi. Maka zat cair tersebut pada
penampang yang bersangkutan dikatakan mempunyai head total 11 (dalam m) yang
dapat dinyatakan sebagai
)
p:! 'l;-D- I Z 0.l)
v zg
di mana g (dalam mls2) adalah percepatan gravitasi, dan y adalah berat zat cair per
satuan volume (kgf/m3).

Pipa

Tekanan statis
Kecepatan
Ketinggian

Gb. l.f Aliran melalui pipa.

Adapun masing-masing suku dari persamaan tersebut di atas, yaitu ply, u2 l2g,
dan Z, berturut-turut disebut head tekanan, head kecepatan, dan head potensial.
Ketiga head ini tidak lain adalah energi mekanik yang dikandung oleh satu satuan berat
(l kgf) zat cair yang mengalir pada penampang yang bersangkutan. Satuan energi per
satuan berat adalah ekivalen dengan satuan panjang (atau tinggi). Maka head total Il
yang merupakan jumlahan dari head tekanan, head kecepatan, dan head potensial,
adalah energi mekanik total per satuan berat zat cair, dan dinyatakan dengan satuan
tinggi kolom zat caft dalam meter.
Dalam satuan SI (Le Systdme International d'Unitds), head fl sering kali dinyatakan
sebagai energi spesifik { yaitu energi mekanik yang dikandung oleh aliran per satuan
masa (l kg) zat cair. Satuan Y adalah Jikg. Dengan satuan ini, energi spesifik tekanan,
kecepatan, dan potensial dapat dinyatakan berturut-turut sebagai plp, u'12, dan gZ,
Maka persamaan energi spesifik total dapat ditulis sebagai
I Azas pompa

f:gH: a*'i*n, (r.2)

di mana p adalahmasa zat cair per satuan volume (kg/mt)

1.1.2 Kerja PomPa Sentrifugal

Pompa sentrifugal, seperti diperlihatkan dalam Gb. 1.2, memPunYai


sebuah
cair dari tempat yang lebih rendah ke
impeler (baling-baling) untuk mengangkat zat
tempat yang lebih tinggi.

Nosel keluar

Sudu impeler

Rumah volut

Gb. 1.2 Bagan aliran fluida di dalam pompa sentrifugal'

impeler di dalam
Daya dari luar diberikan kepada poros pompa untuk memutarkan
yang aaa oi aatam impeler, oleh dorongan sudu-sudu ikut ber-
zat cair. Maka zatcair
impeler ke
putar. Karena timbul gaya-sentrifugal maka zat cair mengalir dari tengah
zat cair menjadi lebih
luar melalui saluran di antara sudu-sudu. Di sini head tekanan
kecepatannya bertambah besar karena zat cair mengalami
tinggi. Demikian pula head
percepatan'Zatcairyangkeluardariimpelerditampungoleh-saluranullu;n'tukvolut
nosel' Di dalam nosel
(spiral) di keliling impele"r dan disalurkutt k. luut pompa melalui
ini sebagian head kecepatan aliran diubah menjadi head tekanan.
Jadi impeler po-pu berfungsi memberikan kerja kepada
zat cair sehingga energi
besar. Selisih energi per satuan berat atau head
yang dikandungn; menjadi bertambah
flens keluar pompa disebut head total pompa'
total zatcair antara fleni isap dan
jelas bahwa pompa sentrifugal dapat mengubah energi mekanik
Dari uraian di atas
eneigi fluida. Energi inilah yang mengakibatkan
dalam bentuk kerja poios menjadi
headtekanan, head kecepatan, dan head potensial pada zat cair yang me-
pertambahan
ngalir secara kontinYu.

1.2 Hukum Kesebangunan


Jikaadaduabuahpompasentrifugal(pomaNo.ldanNo.2)yanggeometrisseba.
ngunSatudenganyanglain,makauntukkondisialiranyangsebangunpula,berlaku
hubungan sebagai berikut:
Q, nrDl (1.3)
-:-
Q, nzD)
1.3 Kecepatan spesifik (nomor jenis) dan klasifikasi 5

Ht (1.4)
H2 "1Di
niD;
Pt (1.5)
P2 "1D1
niD)
di mana, D: Diameter imPeler (m)
Q: KaPasitas aliran (m3/s)
H:Head total PomPa (m)
P: DaYa Poros Pompa (kW)
n: Putaran PomPa (rPm)
dan indeks I dan2 menyatakan berturut-turut pompa No. I dan pompa No. 2.
Hubungan yang dinyatakan di atas disebut "Hukum Kesebangunan Pompa".
Hukum ini sangat penting untuk menaksir perubahan performansi pompa bila putaran
diubah. Hukum ini juga berguna untuk memperkirakan performansi pompa yang
direncanakan apabila pompa tersebut geometris sebangun dengan pompa yang sudah
diketahui performansinYa'

1.3 Kecepatan Spesifik (Nomor Jenis) Dan Klasifiliasi


1.3.1 KecePatan SPesifik

Jika D, dan D, dihilangkan dari Pers. (1.3) dan Pers. (1.4) yang menyatakan
Hukum Kesebangunan, maka akan diperoleh hubungan berikut ini:

,,#:",ffi (1.6)

Hubungan dalam Pers. (1.6) akan berlaku pada pompa No. I dan No' 2
yang geometris
satu dengan yang lain'
sebangun jika aliran di dalam kedua pompa adalah sebangun
Kondisi aliran yang sebangun tersebut terjadi pada kapasitas aliran Q1 dan Q2, head
H, dan Hr, serta putaran n, dannr, untuk pompa No' I dan No' 2'
yang dinama-
Berdasarkan Pers. (1.6) tersebut di atas maka orang mendefinisikan ns
kan "kecepatan spesifik" dalam persamaan

Qtp (1.7)
ns: nET14

di mana n, Q, dan H adalzh harga-harga pada titik efisiensi maksimum pompa.


r"cepJun spesifik yang didefinisikan dalam persamaan tersebut di atas adalah
meskipun
sama untuk pompa.pompu yu.'g sebangun (atau sama bentuk impelernya),
ukuran dan putarannya UerULaa. Oengan lain perkataan, hatgan,dapat dipakai sebagai
parameter untuk menyatakan jenis pompa. Jadi jika n" suatu pompa sudah ditentukan
maka bentuk impeler pompa tersebut sudah tertentu pula'
Dalam menghitung n" untuk pompa sentrifugal jenis isapan ganda (double suction)
aliran yang
harus dipakai haiga Ql2 iebaeai ganti Q dalam Pers. (1.7) karena kapasitas
dari kapasitas aliran keseluruhan' Adapun
melalui sebelah impeler adalah setengah
yang dipdkai dalam perhitungan n" adalah
untuk pompa bertingkat banyak, head -FI
head per tingkat dari pompa tersebut'
perlu diperhatikan Uatrwa n" adalah bukan bilangan tak berdimensi' Jadi untuk
pada Satuan
bentuk impeler yang Sama, besarnya angka n" dapat berbeda tergantung
yang dipaiai untuk menyatakan n, Q dan H. Dalam Tabel l.l diberikan faktor-faktor
I Azas pompa

Tabel 1.1 Tabel konversi untuk 2".

Satuan yang dipakai k

m3/s, m, rpm 0.t29

lls, m, rpm 4.08

ft37min, fr, rpm 2,44

ft3rs. ft. rpm 0.314

U.S.gpm, ft, rpm 6,67

imp.gpm. ft. rpm 6,09

K m3/s, Jlke, rad/s, (K) tl4t0


n'" atau K : kn" (m3/min, n, rpm)

konversi yang harus dipakai untuk mengubah harga n" dafi satuan yang satu kepada
yang lain.
Menurut ISO, sebagai ganti ns dipakai "Nomor Jenis" K yang tak berdimensi dan
dapat dinyatakan dalam persamaan:
Ottz
K:2nn-rzt+ (1.8)

di mana, K: Nomor jenis


n: Putaran per detik, (s- 1)
Q: Kapasitas aliran, (-t/r)
I: Spesifik energi total, per tingkat untuk pompa sentrifugal, (J/kg)
Di dalam Tabel l.l juga diberikan faktor konversi antara K dan n,.

1.3.2 Putaran Spesifik Dan Bentuk Impeler

Dari pers. (1.7) dapat disimpulkan bahwa pompa dengan head total yang tinggi
dan kapasitas aliran yang kecil cenderung mempunyai harga n" yang kecil. Sebaliknya
dengan head total yang rendah dan kapasitas aliran yang besar, harga r" pompa akan
menjadi besar. Selanjutnya, apabila kapasitas aliran dan head total tetap sama, harga
n" akan berubah jika putaran n berubah. Dalam hal ini n" akan bertambah besar jika
putaran n menjadi lebih tinggi.
Gb. 1.3 memperlihatkan harga n" dalam hubungannya dengan bentuk impeler yang
bersangkutan. Di sini juga diperlihatkan jenis pompa yang sesuai dengan harga n"yang
ada. Jika hatga n" kecil, impeler akan berjenis sentrifugal (atau radial). Lebar saluran
di dalam impeler akan bertambah besar jika harga n" bertambah besar. Bila n" bertambah
lebih lanjut, maka akan dicapai bentuk aliran campur. Di sini aliran melalui impeler
akan mempunyai arah diagonal (menyudut) terhadap sumbu poros. Jika n" diperbesar
lagi maka aliran akan berarah aksial atau sejajar dengan sumbu poros.
Dari gambar tersebut dapat dimengerti bahwa pada dasarnya bentuk impeler
ditentukan oleh harga ns-nya. Namun perlu diperhatikan bahwa tidak semua faktor
tergantung pad,an" saja, karena pada beberapa daerah tertentu dua buah pompa dengan
jenis yang berbeda dapat dirancang dari harga n" yang sama.
1.3 Kecepatan spesifik (nomor jenis) dan klasifikasi

il\
/r ll r+,,
/r ll
fl
AHh Pompa volut
lsapan
Pompa
volut
\.)
-__'
P.9mpa
allran
Sumbu poros

Pompa aliran
tunggal lsapan campur aksial
ganda
ns 100 2n 300 400 600 800 1000 1500 2000 2500
Pompa/
difuserl

Pompa volut

Pompa alir
campur
Pompa
a.ksial

Gb. 1.3 a" dan bentuk impeler.

1.3.3 Klasifikasi Pompa

Jika kapasitas dinyatakan dalam rnj7rnin, head total dalam m, dan putaran dalam
rpm, maka harga n" pompa sentrifugal akan berkisar antara 100 sampai 700. Pompa
sentrifugal dapat digolongkan lebih lanjut atas pompa volut dan pompa difuser. Sebagai-
mana ditunjukkan dalam Gb. 1.4, aliran yang keluar dari impeler pompa volut ditam-
pung di dalam volut (atau rumah spiral), yang selanjutnya akan menyalurkan ke nosel
keluar. Harga n,dari pompa volut bervariasi pada daerah yang cukup luas, yaitu antara
100 sampai 700.
Adapun pompa difuser mempunyai difuser yang dipasang mengelilingi impeler
seperti diperlihatkan dalam Gb. 1.5. Guna dari difuser ini adalah untuk menurunkan
kecepatan aliran yang keluar dari impeler, sehingga energi kinetik aliran dapat diubah
menjadi energi tekanan secara efisien. Pompa difuser dipakai untuk memperoleh head
total )ang tinggi. Harga ns pompa ini berkisar antara 100 sampai 300.

Rumah volut

Gb. 1.4 pompa volut.


I Azas pompa

Gb. 1.5 Pompa difuser.

Gb. 1.6 Pompa iuis isapan genda.

Sudu antar

Sudu antar
lmpeler
Gb. 1.7 Pompa slirsn crmpur (mixed-flow).

Gb. f .8 Pompa aliran aksial.

Pompa sentrifugal juga dapat menggunakan dua macam impeler, yaitu jenis
isapan tunggal dan isapan ganda (Gb. 1.6). Selain itu pompa sentrifugal juga dapat
disusun dengan satu tingkat atau bertingkat banyak. Susunan bertingkat banyak di-
pakai apabila diingini head total pompa yang tinggi.
Untuk head yang sedikit lebih rendah, dapat dipilih pompa aliran campur (Gb.

Tabel 1.2 Klasifikasi pompa turbo.

Pompa aliran
campur Jenls
volut

Pompa aliran
campur Jenls
difuser
1.5 Kavitasi
9
l'7)' Harga n. pompa jenis ini berkisarantara 350 sampai I300. pompa ini umumnya
menggunakan rumah difuser dengan sudu
antar seperti terdapat dalam gambar. Jika
pompa menggunakan rumah volut untuk
t.nu-puog langsung aliran yang keluar dari
impeler, maka disebut ..pompa aliran campur jenis
volut,,.
Pompa jenis aksial dipakai untuk head
pompa ini mempunyai arah aksial (sejaja. po.o9
iang lebih rendah lagi. Aliran di dalam
slperti diperlihatkan di dalam Gb. l.g.
untuk mengubah head kecepatan menjadi head ^tekana'n,
berfungsi sebagai difuser.
alpatai sudu antar yang
Kadang-kadang jenis-jenis pompa tersebut
di atas (pompa sentrifugal/radial, pompa
aliran
campur' dan pompa aksial) disebut pompa tu.uo. 's""u.a
pompa ini diperlihatkan dalam Tabel 1.2. skematis, klasifikasi

1.4 Performansi
Bentuk pompa pada umumnya tergantung pada n". Jadi dapat dimengerti bila
karakteristiknya juga akan tergantung pada ns.
Karakteristik sebuah pompa dapat digambarkan
dalam kurva-kurva karakteristik,
yang menyatakan besarnya head total pompa,
daya poros, dan efisiensi pompa, terhadap
kapasitas. Kurva performansi tersebut, pada umumnya
digambarkan pada putaran yang
retap.
Gb' l'9(a) sampai dengan (c) memperlihatkan contoh kurva
performansi untuk
tiga jenis pompa dengan harga z" yang jauh berbeda-beda.
Di sini semua besaran kurva
karakteristik dinyatakan dalam p.tt*. Titik loo%
untuk harga kapasitas, head total
pompa, dan daya pompa, diambil pada keadaan
efisiensi maksimum.*
Dari gambar terlihat bahwa kurva head-kapasitas menjaai
semakin curam pada
pompa dengan harga n" yang semakin besar.
Di sini head pada kapasitas nol (shut-off head) semakin
tinggi pada n"yang semakin
besar' Dalam hal pompa aliran aksial, kurva tu.utt"rirtitryu
..-p"rlihatkan kondisi
tak stabil pada head total di sekitar 140 sampzi 16O\.
Kurva daya terhadap kapasitas mempunyai harla minimum
bila kapasitas-po-pu
sama dengan nol pada pompa sentrifugal dingan 'puou aliran
n-" kecil. Sebaliknya,
aliran campur dan pompa aliran aksial dengan r. b.ru.l
harga daya mencapai maksimum
pada kapasitas aliran sama dengan nol.
Kurva efisiensi terhadap kapasitas dari pompa sentrifugal
umumnya berbentuk
mendekati busur lingkaran. Harga efisiensinya hanya
sedikit m"nurun bila kapasitas
berubah menjauhi harga optimumnya.
Dalam memilih pompa yang tepat bagi keperluan tertentu,
karakteristik pompa
seperti diuraikan di atas sangat penting untuk diperhatikan
dan dipertimbangkan.

1.5 Kavitasi
Kavitasi adalah gejala mengu apnya zat cair yang sedang
mengalir, karena tekanan-
nya berkurang sampai di bawah tekanan uap jenuhnya.
ftisalnya, air pada tekanan
I atmosfir akan mendidih dan menjadi uap jenuh pada temperatur l(x)"c.
Tetapi jika
tekanan direndahkan maka air akan mendiaih pada t"rnp"rutrr.
yang lebih rendah.
Jika tekanannya cukup rendah maka pada temperatur kamarpun
air dapat mendidih.

+ Perlu dicatat bahwa


hars,a,e.fsjens.i
100f, melainkan 1a\simum pompa yang sebenarnya, ,iout p.-ur, *un,u o".rgun
selalu lebih kecil dari 100)(.
{
i
i l0 I Azas pompa
I

l6 ,l
dq i6
ad'tr
ii
:61
.90
2d -90r
HT,I
'6
atr ^:o
atr

UX
*a U:
iJr q

40 60 80 100 120 r40


Kapasitas (/") 0 20 40 60 80 100 120 140
Kapasitas (/")
Gb. 1.9 (a) Kurva karakteristik pompa volut.
Gb. 1.9 (b) Kurva karakteristik PomPa
aliran camPur.

6-
>s
dtr

.oo
bE
Otr

lriA

Gb. 1.9 (c) Kurva karakteristik pompa


20 40 60 80 100 120 aliran aksial.
Kapasitas (l)

Apabila zat cair mendidih, maka akan timbul gelembung-gelembung :uap zat cair.
Hal ini dapat terjadi pada zat cair yang sedang mengdlir di dalam pompa maupun di
dalam pipa. Tempat-tempat yang bertekanan rendah dan/atau yang berkecepatan tinggi
di dalam aliran, sangat rawan terhadap terjadinya kavitasi. Pada pompa misalnya,
bagian yang mudah mengalami kavitasi adalah pada sisi isapnya. Kavitasi akan timbul
bila tekanan isap terlalu rendah.
Jika pompa mengalami kavitasi, maka akan timbul suara berisik dan getaran.
Selain itu performansi pompa akan menurun secara tiba-tiba, sehingga pompa tidak
dapat bekerja dengan baik. Jika pompa dijalankan dalam keadaan kavitasi secara terus
menerus dalam jangka lama, maka permukaan dinding saluran di sekitar aliran yang
berkavitasi akan mengalami kerusakan. Permukaan dinding akan termakan sehingga
menjadi berlubang-lubang atau bopeng. Peristiwa ini disebut erosi kavitasi, sebagai
akibat dari tumbukan gelembung-gelembung uap yang pecah pada dinding secara
terus-menerus.
1.6 Momen awal II

Karena kavitasi sangat merugikan, yaitu mengakibatkan


turunnya performansi,
timbulnya suara dan getaran, serta rusaknyu po-fu, maka gejala
inl narus dicegah
dengan segala cara. Hal ini akan diuraikan lebih lanjut kemudian.

1.6 Momen Awal


Pada waktu pompa mulai dijalankan, maka besarnya momen
tahanan karena
beban zat cair yang terpompa adalah berbanding lurus jengan
kuadrat putu.ur.ryu.
Namun untuk dapat mulai berputar dari keadaan berhenti dipeilukan
p"r-.rlaan
yang sedikit lebih besar untuk melawan gesekan statis pada-bantalan-onr"n
dan paiing.

(%)
1
r20
;r
I**.1 100

o
$D
20 40 60 80 100(.")
Putaran* 0 20 40 60 80 rN 120(%)
+
Katup Kapasitas
tertutup
penuh

Gb. l.l0 Kurva momen puntir awal (start) dari pompa sentrifugal.

Keadaan di atas digambarkan dalam Gb. 1.10. Besarnya putaran


dinyatakan pada
skala absis sebelah kiri diagram untuk menunjukkan hubungan dengan
momen pada
saat percepatan putaran. Di sebelah kanan diagram, skala absis menyatakan
besarnya
kapasitas untuk menudukkan hubungan dengan momen yang
terjadi setelah putaran
normal tercapai dan zat cair mulai dialirkan dengan membuka-katup penutup.
Sebagaimana terlihat dalam diagram, momen mula-mula akan
menurun setelah
pompa mulai berputar dari keadaan berhenti. Kemudian momen
akan naik sebanding
dengan kuadrat putarannya, seperti diperlihatkan dengan garis
terputus-putus. Namun
jika pada sisi keluar dipasang katup sorong dan pompa distart
aatam keadaan katup
ini tertutup, maka putaran akan mencapai putaran normal dengan momen
lawan yan!
lebih kecil (ditunjukkan dengan garis penuh)
Jika pompa diperlengkapi dengan katup kepak (flap valve) pada sisi keluarnya
(untuk mencegah aliran balik), momen akan naik ,.p".ii pada
start dengan katup
tertutup, sampai katup terbuka oleh tekanan pompa. Setelah katup kepak
terbuka,
zat cair akan mulai mengalir, dan momen akan bertambah sampai mencapai
titik
operasi normal, seperti diperlihatkan dalam diagram.
Karena bentuk kurva daya terhadap kapasitas aliran tergantung pada jenis
dan
lts pompa' maka cara start juga harus disesuaikan dengan bentuk
kurva tersebut.
Dalam hal pompa sentrifugal, harga minimum pada kurva momen biasanya
terjadi
pada titik kapasitas aliran sama dengan nol. Dengan demikian, pompa jenis
ini daiam
banyak hal distart dalam keadaan katup sorong tertutup. Katup dibuka
setelah putaran
normal tercapai.
Untuk pompa aliran aksial, seperti terlihat dalam Gb. 1.9(c), yang mempunyai
daya
t2 I Azas pompa

besar pada kapasitas aliran yang rendah, cara tersebut seperti diuraikan di atas adalah
kurang ekonomis. Jika pompa semacam ini distart dengan katup tertutup maka akan
diperlukan daya yang lebih besar dibandingkan dengan yang diperlukan pada kapasitas
normalnya. Jadi cara start yang terbaik untuk pompa aksial ialah dengan terlebih dahulu
membuka katup sorongnya. Untuk mencegah aliran balik dapat digunakan katup kepak
pada sisi keluarnya. Jika pompa distart dengan cara ini, mula-mula momen akan naik
sepanjang kurva momen terhadap putaran, seperti halnya pada keadaan katup tertutup
(Gb. l.ll). Tekanan keluar juga akan naik hingga melebihi tekanan dari luar yang
bekerja pada katup kepak. Dengan demikian katup kepak akan terbuka sebelum
putaran normal tercapai. Jadi, seperti diperlihatkan dalam Gb. l.ll, kurva momen
terhadap putaran akan menyimpang ke momen pada titik putaran normal. Dengan
demikian momen yang berlebihan dapat dicegah dan daya motor penggerak yang
diperlukan dapat dikurangi menjadi sebesar daya yang diperlukan pada titik putaran
normal.

a
t

Katup kepak
-'
terbuka
-
0 20 60 80100 60
Putaran+ ^
0-4n40

Gb. 1.11 Kurva momen puntir awal dari PomPa


eliran eksial.
14 2 SPesifikasi

yang akan dipilih harus ditentukan dengan


dan head) maka putaran dan ukuran pompa
memperhitungkan hal tersebut'
Selanjutnya,untukmenentukanpenggerakmulayangakandipakai,haruslebih
jenis sumber tenaga yang dapat dipergunakan
dahulu dilakukan penyelidikan tentang
di temPat Yang bersangkutan'
pompa disajikan dalam
contoh out vu.ri umumnya diperlukan untuk memilih
Tabel 2'1.
harga-harga yang dikemukakan
Cara untuk menentukan spesifikasi pompa seperti
diatas,jenis,diameterpompa'dandayayangdiperlukan,akandiuraikansepertiberikut
ini.

2.2 KaPasitas Aliran


Lajualiranyangmenentukankapasitaspompaditentukanmenurutkebutuhan
laju aliran untuk berbagai
pemakaiannyu. Oi Uu:*utt ini akan dibeiikan cara menentukan
pemakaian yang sering dijumpai dalam praktek'

2.2.1 Keperluan Laiu Aliran Untuk Berbagai Pemakaian

(l) Pusat Air Minum


Untukmerencanakansebuahpusatairminum,terlebihdahuluharusditentukan
daerah dan jumlah penduduk yang akan
dilayani. Kemudian jumlah air yang harus
disadap dari sumber air harus ditentukan'
disediakan serta jumiah air baku yang harus
perlu ditaksir keperluan per kapita
Dalam merencanakan jumlah penyediaan air,
jumlah penduduk yang akan dilayani, dapat
per hari. lil<a angta ini dikalikan o.ojun
diperoleh ung1u;"p.rluan seluruhrry" p.r hari.
untuk me-nentukan kapasitas aliran yang
dan konsumsi puncak (maksimum)
diperlukan frarus ditaksir pula konsumsi tata-rata
p"t;"- yang dapat terjadi dalam satu hari' dari sungai atau dari sumur'
untuk."iJrrtotun jumlah air baku yang akan diambil
pada waktu air dijernihkan
perlu diperhit";;k;; keiugian-kerugian tarena kebocoran
kepada konsumen'
ii posaipenl"-ih"r, dan pada waktu didistribusikan
dari sumber dapat dihitung dengan cara
Jumlah uir-t"t" yang akan diambil
berikut ini:

(a)Konsumsi harian maksimum per orang


berdasarkan catatan
Untuk inrtatari baru, harga konsumsi ini harus ditentukan serta per-
(data) dari toiu daerah pemukiman lain yang mempunyai karakteristik
"tuu
kembanganyangserupadenganyangsedangdirencanakan.Untukmemperkirakan
pengalaman yang baru
catatan dari
perluasan instala-si di masa mendatang,-perlu didasari
perd;; dapat dipakai harga standar seperti diberikan
lalu. Namun sebagai perkiraan
dalam Tabel2.2.

(b) Konsumsi harian maksimum


maka jumlah konsumsi
Setelah konsumsi harian maksimum per orang
ditentukan
dihitung sebagai berikut:
harian maksimum keseluruhan dapat
(Konsumsi harian maksimum):
(Konsumsiharianmaksimumperorang)x(Jumlahpendudukataukonsumen)
akan dipakai sebagai dasar untuk
Harga konsumsi harian maksimum tersebui di atas
yang direncanakan'
menentukan b.r**yu instalasi pusat air minum

t_-
2.2 Kapasitas aliran l5

Tabel 2.2Jumlah kebutuhan air maksimum per orang per


hari menurut kelompok jumlah penduduk.

Jumlah penduduk Kebutuhan air


(satuan: 10.000 orangt (/'orang hari)

Kuang dari I

Lebih dari 100 I Lebih dari 400

(c) Konsumsi harian rata-rata


Angka ini akan diperlukan untuk menghitung konsumsi energi listrik serta biaya
operasi dan pemeliharaan. Besarnya dapat ditaksir sebagai berikut:
(Konsumsi harian rata-rata) :
(Konsumsi harian maksimum) x 0,7 (untuk kota kecil atau sedang), atau
0,8 (untuk kota besar atau kota industri

(d) Konsumsi tiap jam maksimum


Konsumsi ini merupakan kebutuhan puncak dalam jangka I tahun, di mana akan
terjadi laju aliran maksimum pada sistem distribusi air. Jadi angka ini penting untuk
menentukan ukuran pipa dan sistem distribusi yang akan direncanakan. Adapun cara
menaksirnya adalah sebagai berikut:
(Konsumsi per jam maksimum) :
(Konsumsi harian maksimum/24) x 1,5 (untuk kota kecil atau sedang), atau
1,3 (untuk kota besar atau kota industri)

(e) Pompa penyadap dan penyalur


Pompa yang dipakai untuk menyadap air baku dari sumber serta mengalirkannya
ke instalasi penjernihan disebut pompa penyadap (intake). Adapun pompa lang diper-
gunakan untuk mengalirkan air bersih dari penjernihan ke tandon distribusi disebut
pompa penyalur.
Kapasitas pompa ini dapat ditaksir sebagai berikut:
l) Jumlah air yang disadap : (Konsumsi harian maksimum) x (l'1 sampai l,15)
Faktor perkalian sebesar l,l sampai l,l5 tersebut di aus diambil untuk mengim-
bangi kebocoran pipa atau pemakaian air kega di pu>at penjernihan.
2) Jumlah air yang disalurkan : (Konsumsi harian maksimumt + (r)
Di sini (a) adalah jumlah air yang harus ditambahkan u:rtuk mengganti kehilangan
karena bocoran arltara pusat penjernihan dan resen'oir distribusi.
3) Fluktuasi jumlah air dan dasar penentuan jumlah pompa.
Pompa penyadap dan pompa penlalur biasanla beke4a tanpa fluktuasi aliran yang
cukup berarti. Pada umumnya pompa-pompa inr bekeqa dengan beban penuh. Adapun
jumlah pompa yang diperlukan untuk memenuhi .lumlah air yang dipompa dapat
ditentukan menurut Table 2.3.

(f) Pompa distribusi


l6 2 Spesifikasi

Tabel 2.3 Jumlah pompa terpasang untuk menyadap (intake) dan menyalurkan.

Debit yang direnca- Jumlah pompa Jumlah pompa Jumlah pompa


nakan (m'7'hari) utama cadangan keseluruhan

Sampai 2.800 I I 2
2.500- 10.000 2 I 3
Lebih dari 9.000 Lebih dari Lebih dari Lebih dari
3 I

Catatan: Jumlah pompa penguat (booster pump) yang terpasang untuk penyaluran air melalui pipa juga
ditentukan berdasarkan tabel ini.

Pompa yang dipakai untuk menyalurkan air bersih dari tandon distribusi ke
konsumen disebut pompa distribusi. Untuk menentukan besarnya pompa yang diperlu-
kan, harus diperhatikan dua hal sebagai berikut:
l) Kapasitas total pompa harus dapat memenuhi kebutuhan maksimum (kebutu-
han pada titik puncak) dari konsumen.
2) Pompa harus dapat bekerja secara efisien pada kebutuhan yang berfluktuasi
dari waktu ke waktu.
Untuk memenuhi kedua kriteria di atas pada umumnya diperlukan lebih dari satu
pompa. Pada instalasi konvensional ,"-ang standar, biasanya dipakai dua buah pompa,
satu besar dan satu kecil. Namun dalam banl'ak hal akan lebih baik jika dipergunakan
beberapa pompa dengan kapasitas )'ang sama (Tabel 2.4). Jika jumlah air yang di-
distribusikan sangat besar, akan lebih menguntungkan jika dipakai beberapa pompa
yang sama kapasitasnya ditambah den-san pengatur putaran untuk melayani konsumsi
yang berfluktuasi tiap jam.

Tabel 2.4 Jumlah pompa distribusi terpasang.

Debit yang direnca- Jumlah pompa pompa


Jumlah Jumlah pompa
nakan (m'/jam) utama cadanqan keseluruhan

Sampai 125 3

I 20-450 Besar I I Besar 2


Kecil I Kecil I

Lebih dari 400 Besar: 3-5 Besar: I atau Besar: 4-6


lebih
atau lebih atau lebih
Kecil: I Kecil: I Kecil: 2

Cdtatan'. Jumlah pompa penguat yang dipasang untuk pipa distribusi harus ditentukan juga berdasarkan
tabel ini.

(: i Pusat air minum sederhana


Untuk jumlah penduduk atau konsumen kurang dari 5000 orang dapat dipakai
n-<taiasi pusat air minum yang sederhana. Instalasi seperti ini direncanakan seperti
r:3sa -a::tun skalanya lebih kecil.
K----.:nsi air pada pemukiman sekecil ini sangat mudah dipengaruhi oleh berbagai
t-a-i-j':-i iaf,E terbuka untuk umum seperti rumah sakit, sekolah, hotel, dll. Dengan
demiian. ;sia:: perencanaan, fasilitas-fasilitas tersebut harus turut diperhitungkan.
Konsumsi air per orang per hari di rumah kurang lebih adalah 50 liter, dan untuk
keperluan W.C. harus ditambah dengan l0 sampai 30 liter. Indeks kasar untuk menaksir
kebutuhan air bersih, baik untuk perumahan maupun fasilitas lain, diberikan dalam
Tabel2.5.
2.2 Kapasitas aliran t7

Tabel 2.5 Kebutuhan air per orang per hari.

Jenis fasilitas Populasi yang Jumlah kebutuhan Jumlah kebutuhan


diperhitungkan aft tata-rata air maksimum
(/) o
Perumahan Jumlah penghuni r00 150

Sekolah Jumlah orang di 35 50


dalam gedung

Hotel 70 r00

Perkantoran Jumlah pegawai 50 70

Rumah sakit Jumlah tempat 250 400


tidur

Konsumsi standar per jam untuk perencanaan dapat dihitung dari konsumsi harian
maksimum per orang dibagi 24 dan ditambah 50\. Harga ini diperlukan untuk menentu-
kan distribusi standar. Namun jika sistem distribusi ini juga harus dapat memenuhi
kebutuhan untuk pemadam kebakaran, maka jumlah air yang diperhitungkan harus
ditambah. Tambahan untuk pemadam kebakaran harus lebih dari 1000 liter per menit
dan harus dapat disadap sedikitnya dari dua buah hidran.
Dalam menentukan konsumsi harian maksimum, jumlah air yang diperlukan untuk
fasilitas umum harus ditambahkan pada konsumsi penduduk di perumahan.

(3) Air limbah


Untuk membuang air limbah dan air hujan terdapat dua macam sistem yang
berbeda: Sistem terpisah dan sistem gabungan. Sistem terpisah menyalurkan dan
membuang air limbah dan air hujan secara terpisah, sedangkan sistem gabungan meng-
gunakan sistem yang sama. Sistem terpisah menyalurkan air limbah ke pengolah air
limbah, dan air hujan disalurkan ke sungai terdekat atau ke laut. Sistem gabungan
biasanya menyalurkan air limbah ke pengolah air limbah. Tetapi pada waktu hujan,
jumlah air yang melebihi batas dilimpaskan ke sungai atau ke laut.
Pada kedua sistem tersebut, pompa air limbah yang menyalurkan ke instalasi
pengolahan harus berbeda dengan pompa air hujan. Dalam hal demikian, jumlah air
limbah dan jumlah air hujan yang akan dipompa harus ditaksir secara berbeda pula.

(a) Menaksir jumlah air limbah


Jumlah air limbah yang dibuang dari suatu daerah pemukiman tergantung pada
jumlah penduduk yang ada. untuk menaksir kapasitas aliran pompa air limbah yang
direncanakan harus diambil jumlah penduduk dengan kepadatan jenuh sebagai dasar
perhitungan. Jumlah ini dapat diperoleh dengan menaksir pertambahan penduduk di
daerah yang bersangkutan berdasarkan data perkembangan penduduk pada tahun-
tahun yang lampau.
Jumlah aliran air limbah maksimum per orang per hari hampir sama dengan kon-
sumsi air bersih harian maksimum per orang. Bila perlu, jumlah ini dapat ditambah
dengan l0 sampai 20luntuk air tanah yang meresap keluar, dan tambahan lain berupa
buangan dari pabrik-pabrik.
Kapasitas pompa air limbah (dalam m3/jam) yang direncanakan dapat ditaksir
dari jumlah air limbah harian maksimum dibagi 24 dan ditambah dengan 30 sampai
50lf.Tambahan ini semakin besar untuk jumlah yang semakin kecil, dan dapat mencapai
70 sampai 80f untuk kota kecil.

I
l8 2 Spesifikasi

Dalam hal sistem terpisah, konsumsi air bersih akan mempengaruhi aliran air
limbah secara langsung. Jadi aliran air limbah akan mengalami fluktuasi yang besar
pula.

(b) Taksiran air hujan


Jumlah aliran air hujan yang akan dipakai sebagai dasar perencanaan pompa air
limbah dapat ditaksir dengan memperhitungkan hal-hal berikut:
I) Curah hujan
Curah hujan perjam disebut intensitas curah hujan. Intensitas yang dipakai sebagai
dasar penentuan kapasitas pompa diambil dari data curah hujan 3 sampai 5 tahunan.
2) Koefsien limpas
Ferbandingan antara jumlah aliran hujan yang mengalir masuk sistem air limbah
dengan curah hujan disebut koefisien limpas. Harga koefisien ini untuk berbagai kawasan
diberikan dalam Tabel 2.6.
Tabel 2.6 Koefisien limpas (runoff).

0,9 0,7
0,3-0,5
0,4-0,6
0,l -0,2

3) Curah hujan untuk dasar perencanaan


Kapasitas pompa air hujan harus ditentukan berdasarkan curah hujan yang
dihitung dari data tersebut di atas. Untuk perhitungan tersebut, orang sering memakai
rumus berikut ini:
I
Q : *ociA (2.r')

di mana Q: Curah hujan rencana (m3/s)


C: Koefisien limpas
i: Intensitas curah hujan (mm/jam)
,l ,4: Luas kawasan yang dikeringkan (ha)
'l
tll
'i (4) Drainase tanah pertanian

'r' (a) Persyaratan dasar untuk menentukan jumlah air drainase


1) Jika kapasitas pompa ditentukan berdasarkan laju aliran maksimum air hujan
yang membanjiri tanah pertanian setelah hujan turun maka akan diperlukan pompa
yang terlalu besar. Jadi, kapasitas pompa harus ditentukan dengan mempertimbangkan
bahwa genangan pada tanah pertanian dapat diterima sampai batas tertentu. Dalam
hal ini variasi kedalaman genangan terhadap waktu harus ditaksir. Kemudian kapasitas
pompa ditentukan sedemikian rupa hingga kelebihan air dapat dipompa untuk menjaga
agar kedalaman dan lamanya genangan tidak melampaui batas tinggi dan batas waktu
yang diperbolehkan.
2) Kedalaman genangan yang diperbolehkan harus kurang lebih setengah tinggi
tanaman padi sawah (kurang lebih 0,2 samapi 0,3 m). Lamanya genangan yang masih
dapat diterima adalah tidak lebih dari I sampai 2 hai, yang diperkirakan tidak akan
merusak tanaman padi.
3)
Meskipun jumlah drainase direncanakan berdasarkan cara seperti diuraikan di
atas namun secara kasar dapat ditaksir sebagai berikut:
2.2 Kapasitas aliran l9
Mula-mula perlu ditentukan jumlah limpasan keseluruhan dari air huian di tanah
penanian dengan rumus

Q : t0fRAr0 (2.2.a)
di mana Q: Limpasan keseluruhan (m3)
R: Curah hujan standar (mm)
/:
Koefisien limpas
l:
Luas wilayah drainase (ha)
Dari jumlah limpasan yang dihitung dengan cara di atas kemudian dapat diperkirakan
kapasitas pompa drainase yang diperlukan dengan rumus

O
Qo: 24x36NxD (2.2.b)

di manuQo: Kapasitas pompa drainase (-t/s)


D: Lamanya genangan yang diperbolehkan (hari)
Koefisien limpas yang dipakai untuk menentukan limpasan total dipengaruhi oleh
curah hujan total seperti diberikan di dalam Tabel2.7.
Jumlah hari limpas harus dihitung secara coba-coba dengan memperhatikan bahwa
limpasan total akan terdistribusikan seperti dalam Tabel 2.8.

Tabel 2,7 Curah hujan total dan koefisien limpas total.

Curah hujan Kurang l0 30 30-50 50- 100 100-200 200-300 Lebih dari
total (mm) dari l0 300

Koefisien 0 0,r0 0,30 0.50 0,80 0,90 0,95


limpas
total

Tabel 2.8 Faktor distribusi limpasan dari curah hujan tunggal:


-..-...--..-..-___11uri
Hari-ke-l Hari ke-2 Hari ke-3 Hari ke-4 Jumlah
Curah hujan (mm)\
Kurang dari 30 100% 00%
30-50 70% 30% 00%
50- 100 60% \no/
\no/
riz t,
00%
Lebih dari 100 s0% 1\o/ 00%

Untuk penentuan akhir dari spesifikasi perencanaan, kondisi limpasan air hujan
dan kondisi fluktuasi muka air harus diperhitungkan. Dalam hal ini perlu dipelajari
buku-buku profesional dalam bidang tersebut.

(5) Pengairan tanah pertanian


Ditinjau dari cara pengairan, tanah pertanian dapat dibedakan antara sawah dan
ladang.

(a) Pengairan sawah


I) Keperluan air
Sawah untuk tanaman padi harus digenangi air dengan kedalaman tertentu. Untuk
memelihara kedalaman tersebut diperlukan tambahan air terus menerus guna mengganti
penyusutan karena transpirasi tanaman, penguapan sawah, dan perkolasi*. Jadi:
* Transpirasi:penguapan melalui pernapasan tanaman
Penguapan:penguapan langsung dari air ke udara
Perkolasi:peresapan air ke dalam tanah.

{{
II
a

20 2 Spesifikasi

Penyusutan kedalaman air per hari i (mm/hari):


Transpirasi* Penguapan + Peresapan - Curah hujan berguna.
Curah hujan berguna dan pengrurpan selama jangka waktu pengairan tergantung
pada musim, tempat, dan cuaca. Pengaruh cuaca harus ditentukan atas dasar kondisi
musim terburuk dalam l0 sampai 20 tahun. Kehilangan air karena perkolasi tergantung
pada keadaan geologi tanah dari sawah yang bersangkutan, dan dapat ditentukan dengan
pengukuran di tempat.
Komponen-komponen penyusutan air seperti tersebut di atas dapat ditaksir secara
kasar sebagai berikut:
Transpirasi tanaman: G7 mm/hari
Penguapan: 4-5 mmlpfi- - - -\
Perkolasi : lO-20 {m lhari (sawah lama)
30-a5 ilmlhari (sawah baru)
Adapun jumlah air yang diperlukan seluruhnya dapat dihitung dari mmus
Q: 10hA (2.3)

di mana Q: Jumlah air irigasi total (m3/hari)


h : Laju penyusutan (mm/hari)
,4: Luas sawah (ha)
2) Kapasitas pompa
Jumlah air yang diperlukan untuk pengairan sawah adalah untuk mengganti
penyusutan air rata-rata. Jumlah ini akan bertambah sampai mencapai maksimum
pada permulaan musim tanam, yaitu pada saat persiapan, penanaman, dan pembungaan
(kurang lebih 30 sampai 40 hari).
Jadi kapasitas pompa yang direncanakan harus ditentukan atas dasar kebutuhan
maksimum. Namun untuk mengganti penyusutan air yang biasa, pompa harus dijalan-
kan sedemikian hingga waktu kerja hariannya dapat dipersingkat.
Kapasitas pompa berdasarkan kebutuhan puncak dapat dihitung dengan rumus

Q": Qklr (2.4')

di mana 0r: Kapasitas pompa yang direncanakan (m3/jam)


p:Jumlah air irigasi keseluruhan (m3/hari)
k: Koefisien kehilangan air di saluran (: I,l)
I: Jumlah kerja aliran dalam kondisi kebutuhan puncak (: 18 sampai 2l jam)

(b) Pengairan ladang


Pengairan untuk ladang berbeda dengan pengairah sawah. Di sini air dialirkan
melalui saluran dan parit-parit di antara petak-petak tanaman atau disiramkan dengan
penyemprot melalui pipa-pipa. Pemberian air dilakukan setiap 3 sampai l0 hari sekali.
Air yang diberikan sebagian akan diserap tanaman dan sebagian hilang karena
peresapan ke dalam tanah. Karena itu ada yang disebut efisiensi pengairan, yaitu
perbandingan antara jumlah air yang diserap tanaman dan jumlah air yang diberikan.
Kapasitas pompa yang diperlukan dapat ditaksir dengan rumus
hAKD
o:- (2.s)
'p 360TE

di mana Qo: Kapasitas pompa yang direncanakan (tntis)


fr: Jumlah air yang diperlukan (mm/hari)
(Padi ladang/gogo rancah :6-9 mm/hari; sayuran: 3-5mm/hari)
,4: Luas ladang (ha)
2.2 Kapasitas aliran 2l

k: Koefisien kehilangan dalam saluran


(k : l,l untuk pengairan melalui parit)
D: Selang (interval) pemberian air (hari)
?": Jumlah jam yang dipergunakan untuk setiap kali pemberian air (jam)
(biasanya 8- l2 jam)
^E :
Efisiensi pengairan
(E:0,65 untuk pengairan dengan parit di antara petak-petak tanaman;
E : 0,80 untuk pengairan siram atau sprinkler)'
Dalam hal pengairan siram, tekanan pada penyemprot biasanya berkisar antara
2 - kgf/cm2 atau 0,2 - 0,3 MPa.
3

(6) Pelayanan gedung


Air dipakai di gedung-gedung untuk memenuhi kebutuhan air bersih, sistem
penyegaran udara (air-conditioning), pemadam kebakaran, dan sebagainya.
Kebutuhan air bersih untuk gedung ditentukan berdasarkan konsumsi harian
maksimum. Kebutuhan per orang untuk berbagai jenis gedung adalah senErti yang
diberikan di dalam Tabel2.9.

Tabel 2.9 Jumlah air yang dipakai per orang dan waktu pemakaiannya menurut jenis
gedung.

Jenis gedung Pemakaian air Waktu pemakaian Keterangan


rata-rata per ar tata-rata
hari (/) 0am)

Kantor 100-120 8 Per karyawan


Rumah sakit 250- 1000 l0 Per tempat tidur
(pasien luar: 8 /,
karyawan: 120 i,
perawat: 160 /.)
Gedung bioskop 10 3 Per pengunjung
dan sandiwara
Toko, depart- 3 8 Per pengunjung
ment store (karyawan: 100 /,
karyawan penghuni:
160 0.
Rumah makan l5 7
Kafeteria 30 5
Perumahan I60-250 8- l0 Per penghuni
Hotel, losmen 150 300 l0 Per tamu
Sekolah dasar, 40 50 56 Per murid
sekolah lanju-
tan
Laboratorium 100-200 8 Per karyawan
Pabrik 60- I 40 8 Per orang per shift
(pria: 80 /, wanita:
100 /)
Setasiun 3 l) Per penumpang
api

Saat-saat terjadinya konsumsi maksimum setiap hari akan bergantung pada jenis
gedung maupun pada kebiasaan-kebiasaan para penghuni atau pemakainya. Misalnya
untuk perumahan di Indonesia, konsumsi maksimum terjadi antara jam 6.00 sampai
9.00 pagi.
Konsumsi air yang dihitung berdasarkan tabel di atas harus ditambah dengan
jumlah air yang diperlukan oleh sistem penyegaran udara untuk menaksir kebutuhan
seluruhnya. Dalam hal pendinginan udara, air tersebut diperlukan sebagai penambah
air pendingin pada sistem tersebut. Jumlah air pendingin yang diperlukan di sini dapat
ditaksir sebagai berikut: Untuk sistem dengan menara pendingin diperlukan 13 liter/
22 2 SPesifikasi

menit per ton refrijerasi; untuk sistem dengan pendinginan air sumur diperlukan 8 liter/
menit per ton refrijerasi. Jika perbedaan temperatur masuk dan keluar air pendingin
adalah 5.C, diperlukan l0 liter/menit air per ton refrijerasi. Jumlah air penambah untuk
menara pendingin dapat ditaksir antara2 sampai 5/,kapasitas aliran air
yang disirkulasi-
kan.
Untuk hidran kebakaran berukuran kecil, dengan diameter 40 sampai 50 mm,
perlu ditambahkan aliran sebesar 130 sampai 260 liter/menit'
Dalam hal perencanaan sistem drainase dari air bersih harus diambil jumlah
limpasan
sebesar 1,5 kali lipat kebutuhan air bersih maksimum' Namun, untuk mengatasi
air yang dapat terjadi pada waktu diadakan perbaikan pipa air, sistem drainase yang
ada harus dapat menampung aliran dari dua pompa sekali gus dalam keadaan darurat'
Sistem pembuangan air limbah harus direncanakan berdasarkan konsumsi air
bersih harian maksimum dikalikan dengan koefisien buang.* Untuk rumah sakit'
rumah
tinggal, dan penginapan biasanya koefisien buang ini berkisar antara 0,6 sampai 0,8'

2.2.2 Jumlah PomPa

Jika laju aliran keseluruhan (yaitu jumlah konsumsi air bersih atau drainase)
total
telah ditentukan maka kapsitas pompa dapat dihitung dengan membagi laju aliran
jumlah pompa' hal-hal
tersebut dengan jumlah pompa yang dipakai. Dalam menentukan
berikut ini harus diPerhatikan.

(l) Pertimbangan ekonomi


Pertimbangan ini menyangkut masalah biaya, baik biaya investasi untuk
pem-
bangunan instalasi maupun biaya operasi dan pemeliharaannya.

(a)
Biaya instalasi
pem-
Pada umumnya untuk laju aliran total yang sama, biaya keseluruhan untuk
jumlah pompa
bangunan fasilitas mekanis kurang lebih tetap sama meskipun dipakai
yang
- berbeda.
-lugu
dapat dikatakan bahwa jumlah biaya untuk fasilitas mekanis kurang lebih
jenis pompa
proposional lerhadap laju aliran asalkan head, NPSH tersedia, model dan
yang dinyatakan dalam pasal 2.5 tetap sama'
- -Namun,
jika jumlah pompa diambil sedemikian rupa (dalam batas-batas tertentu)
hingga memungkinkan dipakainya pompa standar yang murah, maka biaya
keseluruhan
untuk fasilitas mekanis kadang-kadang dapat menjadi lebih rendah.

(b)Biaya operasi dan pemeliharaan


Komponen biaya operasi yang terpenting adalah biaya untuk energi atau daya'
Biaya ini dapat dibuat ekonomis apabila diambil langkah-langkah berikut.
l) Jika kebutuhan air berubah-ubah, maka beberapa pompa dengan kapasitas sama,
yaitu sebesar atau hampir sebesar konsumsi minimum, harus dipakai. Atau dapat
juga dipakai beberapa pompa dengan lebih dari satu macam kapasitas.
2) puau .r-u-nya jika kapasitas pompa menjadi besar, efisiensi pompa juga menjadi
lebih tinggi. Jadi penggunaan daya menjadi lebih ekonomis'
jumlah pompa tidak boleh
Agar biaya pemeliharaan dan pengelolaan dapat ditekan,

* Koefisien dengan jumlah aliran


buang (discharge coeficient) ialah jumlah aliran air limbah dibagi
bersih yang dikonsumsikan.
2.2 Kapasitas aliran 23

rerlalu banyak. Selain itu sedapat mungkin pompa-pompa yang dipakai sama antara
Hal ini
)ang satu dengan yang lain agar suku cadangnya dapat saling dipertukarkan.
akan memudahkan pemeliharaan.

(:) Batas kapasitas Pompa


Sebagai akibat dari kemajuan dalam teknologi permesinan dan teknik sipil, pompa-
pompa dengan kapasitas sangat besar dapat dibuat akhir-akhir ini'
Batas atas kapasitas suatu pompa pada umumnya tergantung pada kondisi berikut
ini:
(a) Berat dan ukuran terbesar yang dapat diangkut dari paberik ke tempat pemasangan.
(b) Lokasi pemasangan pompa dan cara pengangkatannya'
(c) Jenis penggerak dan cara mentransmisikan daya dari penggerak ke pompa.
(d) Pembatasan pada besarnya mesin perkakas yang dipakai untuk mengerjakan
bagian-bagian pomPa.
(e) Pembatasan pada performansi pompa (seperti kavitasi dll)'

(3) Pembagian resiko


Menggunakan hanya satu pompa untuk melayani laju aliran keseluruhan dalam
suatu instalasi yang penting adalah besar resikonya. Instalasi akan tidak berfungsi sama
sekali jika pompa satu-satunya itu rusak. Jadi untuk memperkecil resiko, perlu dipakai
Oua pompa atau lebih, tergantung pada pentingnya instalasi. Selain dari
pada itu, untuk
memperbesar keandalan instalasi, perlu disediakan sedikitnya satu pompa cadangan,
tergantung pada kondisi kerja dan pentingnya instalasi'
Setelah jumlah pompa dan kapasitas masing-masing dapat dipilih dengan mem-
pertimbangkan hal-hal di atas maka diameter isap pompa dapat ditentukan' Dalam
Tabel 2.10 dan 2.ll diberikan diameter isap untuk berbagai kapasitas pompa.
Diameter isap pompa tidak perlu sama dengan diameter pipa isap atau pipa air
yang ada. Dalam hal ini diameter pipa isap tidak boleh lebih kecil dari pada diameter
isap pompa. Besarnya diameter pipa isap ditentukan menurut pertimbangan ekonomis
beidasarkan biaya instalasi dan operasi. Jika diameter pipa isap lebih besar dari pada
diameter isap pompa, dapat dipakai reduser untuk menyambungkannya'

Tabel 2.10 Diameter isap dan cakupan kapasitas pompa volut kecil (sutuan: m3/menit)'
65 80 100 t25 150
Diameter isap (mm) 40 50

50Hz Kurang 0,16-0,32 0,25-0,50 0,40-0,80 o 61-l ts l,00 2,00 t .60- 3,1 5
Kapasitas
dari
0.20

60Hz Kurang 0.1 8-0.36 0,28-0,56 0.45 -0,90 0,7 r 1,40 |,12-2,24 r .80 - 3,5s
dari
0,22

Tabel 2.11 Diameter isaP dan cakupan kapasitas pompa volut isap ganda (satuan:
m3/menit).

Diameter isaP (mm)

6,3-12,5 10.0 20,0 t6,0-3I,5

7.1 - 14.0 (e,0 18,0) tt,2-22,4 18,0,35,5

tfr
24 2 Spesifikasi

iTabell2.l2 Sifat-sifat fisik air (Air di bawah I atm, dan air jenuh di atas 100'C). ' tr-..
r\l
Temperatur Kerapatan Viskositas Tekanan
fc) (kelt) kinematik
(m'is)
uap jenuh
(kgf/cm')

0 0,9998 1,792 X l0 6
0,00623
5 l,0000 I,520 0,00889
l0 0,9998 I,307 0,0125 l
20 0,9983 I,004 0,02383
30- 0,9957 - 0,801 0,04325
40 0,9923 0,658 0,07520
50 0,9880 0 554 0,12578
60 0,9832 0,475 0,2031 3
70 0,9777 0,413 0,31 78
80 0,97 t6 0,365 0.4829
90 0,9652 0326 0,'7149
100 0,9581 0,295 1,0332
r20 0,9431 0,244 2,0246
140 0,9261 0,211 1 6R5
160 0,9073 0,1 86 6,303
180 0,8869 0,168 10,224
200 0.8647 o t55 I 5.855
220 0,8403 0,1 50 )1 656
240 0,814 0,1 36 34, l 38
260 0,784 0,13 1 47,869
280 0,751 0,1 28 65,468
300 0,'712 0,127 87,621

Catatan: I atm : 101,3 kPa 1 kgf/cm'? :98,1 kPa


Tabef 2.13 Sifat-sifat fisik beberapa zrt c ft.
(a) Berat per satuan volume

Zat cair Berat Der satuan Zat cair Berat per satuan
volum; (kgtTmr ) volumd lkgf/m3)

Minyak linseed 931 936 Minyak bumi


94t-929 Titik didih: 40'-70' 6s0 660
(Petroleum ether)
Minyak ikan 922-941 , 70'-90' 660 690
(codJiver) (Bensin)
Minyak ikan 917 -927 90' 110"
"(Benzole) 690-700
paus
Minyak wijen 922-924 ", I120'-
l0'-120'
1?0
700-730
1 30 _760
Minyak kedelai 925-92',1
Minyak lobak 913-918 , 170"-245' 760-800
(Kerosene)
Minyak jarak 96t-974 ,245"-310' 800-830
Minyak kelapa 925-938 "(Minyak
310'-350"
pelumas)
830-880

O) Berat per satuan volume dan viskositss kinematik zat cair pada 15'C

Zat cair 7ftgf/m3) l07v(m2ls) Liquid 7(kgf/m3) l07v(m2ls)

Benzole 884 7,96 Octane 700 8,27


Toluene 870 7,17 Benzene 700,740 8,0-7,6
Xylene 868 7,86 Minyak zaitun 920 l 075
Ammonia 617 165 Terpentin 875 l8,6
Pentane 627 J,/J Bir 1020- 1040 I l,)
Hexane 658 5,12 Susu 1030 ,qo
Heptane 683 6,40 Anggur 990- 1000 1 1,5

(c) Berat per satuan volume dan viskositas kinematik minyak

Minyak y(1 s"C-) l0?v(20'C) Minyak y(ls'C-) l07v(20'C)


(kgf/m') (m'l) (kgf/m') (m'ls)

Minyak Diesel 857 4t,4 Minyak mesin 911 940


Minyak bor 912 165 Minyak silinder 969 9400

t-
2.3 Sifat-sifat zat cair 25

23 Sifat-sifil Zat Cair


Performansi sebuah pompa dapat berubah-ubah tergantung pada karakteristik
zat cair yang dialirkan. Jadi, dalam menentukan spesifikasi pompa, karakteristik ini
harus diperhatikan. Sifat-sifat air dan beberapa fluida penting diberikan di bawah ini.

2.3.1 Sifat-sifat Air

Berat per satuan volume, viskositas kinematik, dan tekanan uap air untuk berbagai
temperatur diberikan di dalam Tabel2.12.

2.3.2 Sifat-sifat Zat Selain Air

Sifat-sifat fisik zat cair yang banyak dijumpai dalam teknik diberikan dalam Tabel
2.13 dan Gb. 2.1.

rl x 10-t

10-' \

6 I
J
-f
10- 2
T
t\ \ l: Minyak (Mexico)
I] 2: Minyak mentah (California, Baum6 15,2')

!
d tTF F R t= l.r F \ tr I \
L 3: Minyak jarak (castor oil)
4: Gliserin
5: Minyak pelumas (SAE 50)
6: (SAE 30)
7:
T
l0- 3
\ \ F< tI
f-.

9: Minyak turbin
(SAE l0)
8: Minyak zaitun (olive oil)
l0: Minyak cat (linseed oil)
0
1l: Minyak transformer
8 12: Amil alkohol
6 t\ 13: Minyak tanah
9 (Kerosene, Baum6 42')
4
14: Air raksa
3 15: Terpentin
2
16: Etil alkohol
17: Air
1,5 4 l8: Benzene
-17
10-
4 19: Bensin (untuk mobil,60' APZ)
20: Oktan
15- I
\ 2l: Heptan
16- 22: Bensin(kapal terbang, 68' API)
23: Karbon bisulfida
2 x 10-6

20
r t-
1-
30 40 50 60 70
2

80 r00
lc
7 24: Heksan
(Catatan: I kgf 's/m'z :9,81 Pa's)

Temp€ratur ('C)
(a) Viskositas P

Gb. 2.1 Sifat-sifat fisik berbagai zat cair.

r---
26 2 Spesifikasi

Is
)l

l: Propan
2: Asam sulfaf
d 3: Butan
F
o 4: Eter
5; Karbon sulfida
6: Aseton
7: Metil alkohol
8: Karbon tetrakhlorida
9: Bensol
10: Alkohol
ll: Formic acid
12: Acetic acid
13: Toluen
14: Terpentin
15: Anilin
16: Phenol
l7: Air
+50 + 100 + 150
Temperatur ("C)
(b) Tekanan uep berbegai zat cair
(Catatan: I kgf/cm'? : 0,1 M Pa)
Gb. 2.1 Sifat-sifst ftik berbagai zst coir.

2.4 Head
2.4.1 Head Total Pompa

Head total pompa yang harus disediakan untuk mengalirkan jumlah air seperti
direncanakan, dapat ditentukan dari kondisi instalasi yang akan dilayani oleh pompa.
Seperti diperlihatkan dalam Gb.2.2, head total pompa dapat ditulis sebagai berikut:
)
ud
H:h,+Lhp+ht+ 2s
(2.6).

di mana H:Head total pompa (m)


h": Head statis total (m)
Head ini adalah perbedaan tinggi antara muka air di sisi keluar dan di sisi
isap; tanda positip ( + ) dipakai apabila muka air di sisi ke luar lebih tinggi
dari pada sisi isap.
Aftr: Perbedaan head tekanan yang bekerja pada kedua permukaan air (m),
L,ho: hor- ho,,

hr:Berbagai kerugian head di pipa, katup, belokan, sambungan, dll (m),

t
2.4 Head 27

t)a2
-
2g

(kerugian head gesek PiPa keluar)

Poros pomPa

/r," lkerugian head gesek pipa keluar)


Permukaan
alr
bawah

Gb.2.2 Head PomPa (1).

h,:h1a+h6
uzl2g: Head kecepatan keluar (m)
g: Percepatan graYitasi (: 9,8 m/s2)
Dalam hal pompa menerima energi dari aliran yang masuk ke sisi isapnya, seperti
pada pompa penguat (pompa booster), maka head total pompa dapat dihitung dengan
rumus berikut:

H: h"+ Lhe+ ht+ fol - r:, (2.7)

di mana i": titik sebarang @ di pipa keluar, dan sembarang titik


Perbedaan tinggi antara
@ di pipa isap (m) (Lihat Gb. 2.3).
Afto: Perbedaan tekanan statis antara titik @ dan titik @ (m)
ft,: Berbagai kerugian head di pipa, katup, belokan dll, antara titik @ dan
titik @ (m)
uo: Kecepatan aliran rata-rata di titik @ (m/0
u": Kecepatan aliran rata-rata di titik @ (m/0
Untuk pompa tegak yang tidak mempunyai pipa isap, h,: h,o.
Apabila permukaan air berubah-ubah dengan perbedaan besar, head statis total
harus ditentukan dengan mempertimbangkan karakteristik pompa, besarnya selisih
perubahan permukaan air, dan dasar yang dipakai untuk menentukan jumlah air yang
harus dipompa.
Adapun hubungan antara tekanan dan head tekanan dapat diperoleh dari rumus
berikut:

h^:fix!
f\,
(2.8)
I

Gb.2.3 Head pompa (2).


28 2 Spesifikasi

di mana hr:Head tekanan (m)


p: Tekanan (kgficm'z)
y: Berat per satuan volume zal cair yang dipompa (kgf ll)
Apabila tekanan diberikan dalam kPa, dapat dipakai rumus berikut:

h:
lp' (2.e)
9,8 p
di mana p': Tekanan (Pa)
p: Rapat masa (kgil)
Menurut ISO, energi spesifik Y (Jikg) kadang-kadang dipakai sebagai pengganti
head fI (m). Adapun hubungannya adalah sebagai berikut:
^-^- J : gH (2. r0)

Sebagaimana diutarakan di atas, untuk menentukan head total yang harus disedia-
kan pompa, perlu dihitung lebih dahulu head kerugian h,. Di bawah ini akan diuraikan
cara menghitung kerugian head tersebut.

2.4.2 Head Kerugian

Head kerugian (yaitu head untuk mengatasi kerugian-kerugian) terdiri atas head
kerugian gesek di dalam pipa-pipa, dan head kerugian di dalam belokan-belokan,
reduser, katup-katup, dsb. Di bawah ini akan diberikan cara menghitungnya, satu per
satu.

(l) Head kerugian gesek dalam pipa


Untuk menghitung kerugian gesek di dalam pipa dapat dipakai salah satu dari dua
rumus berikut ini:
o : CReSs (2.t)
,,T _ .L ,' (2.12)
"D2s
di mana u: Kecepatan rata-rata aliran di dalam pipa (m/s)
C, p, q: Koefisien-koefisien
R: Jari-jari hidrolik (m)
- Luas penampang pipa, tegak lurus aliran (m2)
^:
S: Gradien hidrolik
h-
s:a
-L
hr: Head kerugian gesek dalam pipa (m)
,1 : Koefisien kerugian gesek
g: Percepatan gravitasi (9,8 m/s2)
L: Panjang pipa (m)
D: Diameter dalam pipa (m)
Selanjutnya, untuk aliran yang laminer dan yang turbulen, terdapat rumus yang
berbeda. Sebagai patokan apakah suatu aliran itu laminer atau turbulen, dipakai
bilangan Reynolds:
cD
Re:- v (2.r3)

t-
2.4 Head 29

di mana Re: Bilangan Reynolds (tak berdimensi)


u: Kecepatan rata-rata aliran di dalam pipa (m/s)
D: Diameter dalam pipa (m)
v: Viskositas kinematik zat cair (*'/t)
Pada Re < 2300, aliran bersifat laminer.
Pada Re > 4000. aliran bersifat turbulen.
Pada Re : 2300 - 4000 terdapat daerah transisi, di mana
aliran dapat bersifat laminer atau turbulen tergantung pada kondisi pipa dan aliran.
(I) Aliran laminer
Dalam hal aliran laminer, koefisien kerugian gesek untuk pipa (,1) dalam pers. (2.12)
dapat dinyatakan dengan

,@
"Re (2.r4\

(II) Aliran turbulen


Untuk menghitung kerugian gesek dalam pipa pada aliran turbulen terdapat
berbagai rumus empiris. Di bawah ini akan diberikan cara perhitungan dengan rumus
Darcy dan Hazen-Williams.
I) Formula Darcy
Dengan cara Darcy, koefisien kerugian gesek 2 dari Pers. (2. l2) dihitung menurut
rumus

7:0,020. ry (2.ts)

di mana D adalah diameter dalam pipa (m). Rumus ini berlaku untuk pipa baru dari
besi cor. Jika pipa telah dipakai selama bertahun-tahun, harga,l akan menjadi 1,5

Diameter pipa (mm)

4,0
p,p,f$s$ f .9.f $, ,+ $ .+
3,8
3,6

1')
3,0
2,8
2,6
2,4
'))
2.0

1,8
o l
O
o l,6l
v

Kerugian head (per 100 m panjang pipa lurus), (m)

Gb.2.4 Kerugian gesek peda pipa lurus


(rumus Darcy).
30 2 Spesifikasi

Tabel 2.14 Kondisi pipa dan harga C (formula Hazen-William).

Jenis pipa C

Pipa besi cor baru 130


Pipa besi cor tua 100
Pipa baja baru 120 130
Pipa baja tua 80 100
Pipa dengan lapisan semen I 30- 140
Pipa dengan lapisan ter arang batu 140

sampai 2,0 kali harga barunya.*


Atas dasar rumus Darcy ini kerugian head untuk setiap 100 meter panjang pipa
lurus, dapat dihitung dari diagram dalam Gb. 2.4.
2) RumusHazen-Williams
Rumus ini pada umumnya dipakai untuk menghitung kerugian head dalam pipa
yang relatip sangat panjang seperti jalur pipa penyalur air minum. Bentuknya serupa

Diameter pipa (mm)

-8S .us fo .8 4'o os 5,.-e S ^s *s "s,$;$s$'*{€;e.u.$

8
oo
6
A
d

I
x
1,0
o
0,8
0,6
o0

a 0,4
v

0,4 0,6 0,8 I 40 60 80100

Laju aliran (m3/s)

Gb. 2.5 Kerugian gesek pada pipa lurus


(rumus Hazen-William, C: 100).

* Di Jepang, dalam Petunjuk Perencanaan dari Kementerian Kehutanan dan Standar Teknik dari
Kementerian Pekerjaan Umum, digunakan harga,t sebesar l, 5 kali harga dalam rumus (2.14).

t-
2.4 Head 3l

dengan pers. 2.ll dan dinyatakan sebagai berikut:


u : 0,849CR0'635o'54 (2.16)
atau

,
h1 :ffi6xL
lo,666Qt'85
(2.17)

di mana u: Kecepatan rata-rata di dalam pipa (m/s)


C: Koefisien, seperti diberikan dalam Tabel 2.14
R: Jari-jari hidrolik (m)
R: Dl4 untuk pipa berpenampang lingkaran
S: Gradien hidrolik (S : hrlL)
ftr: Kerugian head (m)
Q:Laju aliran (m3/s)
L:Panjang pipa (m)
Kerugian head dalam 100 m panjang pipa lurus yang dihitung dengan rumus di
atas ditunjukkan dalam Gb. 2.5 s/d 2.8 untuk C : 100, 110,120, dan 130.

0,04 0,06 0,1 0,4 0,6 0,8 I 4 6 810

Laju aliran (m3/s)


Gb.2.6 Kerugian gesek pada pipa lurus
(rumus Hazen-William, C: 110).
32 2 Spesifikasi

Diameter pipa (mm)

bo

x
5
o

cd
o

il
a
v

0.1
0,04 0,06 0,1 0,2 0,4 0,6 9,3 1 2 4
Laju aliran (m3/s)
Gb.2.7 Kerugian gesek pada PiPa lurus
(rumus Hazen-William, C : 120).

(2) Kerugian head dalam jalur PiPa


apabila ukuran pipa,
Dalam aliran melalui jalur pipa, terugian juga akan terjadi
head di tempat-tempat transisi
bentuk penampang, atau arah aliran berubah. Kerugian
yang dernikian itu dapat dinyatakan secara umum dengan
rumus

(2.18)
n, : fzs
u2

di mana o: Kecepatan rata-rata di dalam pipa (m/s)


/: Koefisien kerugian
g: PercePatan gravitasi (9,8 m/s')
/rr: Kerugian head (m)
pipa akan diperinci seperti
cara menentutan hargaluntuk berbagai bentuk transisi
di bawah ini.

(a) Ujung masuk PiPa


pipa, maka harga koefisien
Jika ..u,, menyatakan kecepatan aliran setelah masuk
ujung masuk pipa seperti diperlihat-
kerugian/dari rumus (2.18) untuk berbagai bentuk
kan dalam Gb.2.g menurut Weisbach adalah sebagai berikut:

h
2.4 Head JJ

Diameter pipa (mm)

r00
ss $ ^d *G s s"Sr" S -{ "a$
80
60

40

5
e
d

1,0
{= 0,8
0,6
v
0,4

0.04 0,06 0,I 0.4 0.6 0.8 1 4 6 810 40 60 80 100


Laju aliran (m2/s)

Gb. 2.8 Kerugian gesek pada pipa lurus


(rumus Hazen-William, C: 130).

(i) f : 0,5
(ii) f : 0,2s
(iii) f : 0,06 (untuk r kecil) sampai
0,005 (untuk r besar)
(iv) f : 0,56
(v) f : 3,0 (untuk sudut tajam) samPai
1,3 (untuk sudut 45')
(vi) f : f, * 0,3 cos g + 0,2 cos2 0
di mana/, adalah koefisien bentuk dari ujung masuk dan mengambil
harga (i) sampai (v) sesuai dengan bentuk yang dipakai.
Bila ujung pipa isap memakai mulut lonceng yang tercelup di bawah permukaan
air maka harga f adalah seperti yang diperlihatkan dalam Gb. 2.10.

(b) Koefisien kerugian pada belokan pipa


Ada dua macam belokan pipa, yaitu belokan lengkung dan belokan patah (miter
atau multipiece bend).
Untuk belokan lengkung sering dipakai rumus Fuller di mana f dari pers. 2.18
dinyatakan sebagai berikut :
2 Spesifikasi

tl :
f [0,t3t +
w_ 1,847 (D 12 R)r,'] {0796;o.'

K
N

rf re
D N
vrr>>?, 0,7

K e
t-
0,6
t- ID
47777777:
vt-
IU
os
K{ 0,4
N K N
(i) (ii) (iv) 0,3
(v.) (vl,

b0
cb. 2.9 Berbagai bentuk ujung masuk pipa. O
)4
o
o
V

f-rI1
f:o.a
ru l!" 20. 30. ,(). 50. 60. ?0. m.m.
Gb. 2.10 Koefisien kerugian mulut lonceng Sudut 0
atau corong pada pipa isap.

Gb. 2.ll Koefsien kerugian pada belokan.

Tauel 2.ts Koefisien kerugian belokan pipa.

0" 5 l0 15 ')) \ 30 45 60 90

J Halus 0.016 0,034 0.042 0,066 0.1 30 0,236 0,47 | 1,129

Kasar 0,024 0,44 0.062 0.1 54 0.1 65 0.320 0,684 t.265

f / D\3.s1 / A
' L +lRA1t-
f:l0,l3l lr "l ,o.5
'""\2RlI j\eol (2.te)
di mana D: Diameter dalam pipa (m)
R: Jari-jari lengkung sumbu belokan (m)
0: Sudut belokan (derajat)
I Koefisien kerugian
Hubungan di atas digambarkan dalam diagram seperti diperlihatkan dalam Gb. 2.11.
Dari percobaan Weisbach dihasilkan rumus yang umum dipakai untuk belokan
patah sebagai berikut:

f: -0 + 2,047 sina e
0,946 sin'z
! I (2.20)

di mana 0: Sudut belokan


I Koefisien kerugian
Hubungan antara sudut dan koefisien kerugian diberikan dalam Tabel 2.15.
Adapun koefisien kerugian untuk belokan patah dengan potongan banyak (mul-
tipiece) diberikan dalam Tabel 2.16.
2.4 Head 35

Tabel 2.16 Koefisien kerugian belokan pipa potongan banyak.

IID 0.7 | 0.943 t.174 |.42 l.86 )\A J.tz 4.89 6.28

lalus 0,507 0,350 0,333 0,261 0,289 0,356 0,356 0,389 0,399
f Kasar 0,5t0 0,415 0,384 0,371 0,390 0,429 0,460 o 455 0,444

uD r.z) |,67 4,ll 6.10

{alus 0.195 0.1 50 0.1 67 0,1 90 0.201


b f (asar 0,347 0,300 0,337 0,354 0,360

IID I ,186 I,40 I,OJ I,86 2,325 2,91 3,49 4,6s 6,05

{alus 1.120 0,125 0,124 0,1 17 0,096 0.108 0,130 0,148 0,142
f (asar 0,294 0,2s2 0,266 0,272 0,317 0,3 l7 0,318 0,3 l0 0,3r3

uD t rl |,67 L,J I 3,7'7

{alus 0,1 57 0,1 56 0,143 0,1 60


d f (asar 0.300 0,378 0.264 0,242

w
ffi (a)

(c) Kerugian karena pembesaran penampang secara gradual


Dalam hal ini kerugian head dinyatakan sebagai:
,
ttr: "(ur -
l---------7--
url2
(2.2r)
zo

di mana ur: Kecepatan rata-rata di penampang yang kecil (m/s)


ur: Kecepatan rata-rata di penampang yang besar (mis)
/: Koefisien kerugian
g: Percepatan gravitasi, 9,8 m/s2
ftr: Kerugian head, m
Koefisien kerugian untuk pembesaran penampang secara gradual pada penampang
berbentuk lingkaran diberikan dalam Gb. 2.12. Hasil percobaan menunjukkan bahwa
harga minimum sebesar 0,135 terjadi bila 0 adalah sebesar 5'sampai 6"30'. Juga untuk
penampang bujur sangkar, harga minimum sebesar kira-kira 0,145 terjadi pada 0 : 6'.
Harga minimum untuk penampang segi empat sebesar 0,17 sampai 0,18 terjadi pada
9: ll".
(d) Pembesaran penampang pipa secara mendadak
Untuk kasus ini (Gb. 2.13), kerugian head dapat dinyatakan dengan rumus:

t---
36 2 Spesifikasi

1,0
oo

a 0,8

o 0,6
a
0,4
v
o.2
Gb. 2.13 Kocftien kerugian pada pembesaran
mendadak.

0 20' 40' 60' 80' 100'120" 140' 160'180"


Sudut divergensi 0
Gb.2.r2 Koefisien kerugian pada penlbesaran
gradual (bentuk difuser).

hr:fry (2.22)

dimanaf x I

(e) Pengecilan penampang pipa secara mendadak


Kerugian head untuk pengecilan mendadak dapat dinyatakan dengan rumus:
o7
hr: f*
' -zg
(2,23)

di mana harga/diberikan dalam Tabel2.17

(f) Orifis dalam pipa


Kerugian head untuk orifis diberikan menurut rumus:
Dt
hr: f^
" -zg
di mana u adalah kecepatan rata-rata di penampang pipa. Adapun harga f diberikan
dalam Tabel 2.18.

Tabel2.l7 Koefisien kerugian bagian pipa dengan pangecilan penampang secara tiba-
tiba.

(D'lDr)' 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0.5 0,6 0,7 0,8 oq 1,0

f 0,50 0,48 o45 0,41 0,36 0,29 0,21 o t1 0,07 0,0t 0

Dt: Diameter pipa besar


l)-. Diameter pipa kecil
Kecepatan aliran pada pipa kecil (m/s)

I
2.4 Head 5I

Tabel 2.18 Koefisien kerugian pada orifis dalam pipa.

Q"ID\, 0 0.1 nt o1 0,4 05 0,6 0,7 0.8 0,9 1,0

f 226 47.8 t7,5 7,8 1?5 l.80 0.80 0,29 0,06 0

Percabangan

(r) (b)

Gb.2.l4 Percabangan dan pertemuan pipa.

(g) Percabangan dan pertemuan pipa


Dalam masalah percabangan dan pertemuan pipa, tidak ada hasil percobaan yang
dapat diterima secara umum. Kerugian head untuk percabangan, Gb.2.l4(a), dapat
dinvatakan dalam rumus:

h!r-, ^ l)2, )
-rr2a-\
-r:l I

)l
(2.24)
hr'-, _f__L
- r22g ) I

di mana ftr, -. : Kerugian head cabang O ke @ (m)


hr,-,:Kerugian head cabang O ke @ (m)
ur: Kecepatan di O sebelum percabangan (m/s)
fr, f, : Koefisien kerugian
Kerugian head untuk pertemuan, Gb. 2.14(b), dapat dinyatakan dengan rumus:
t
r n u3
nt,-r: Jt 29
(2.2s)
, ."3',2
ntr-, : Jr 29

di mana frr,-.: Kerugian head temu dari O ke @ (m)


hr"-,:Kerugian head temu dari @ ke @ (m)
u.: Kecepatan di @ setelah pertemuan (m)
fr, f, : Koefisien kerugian
Koefisien kerugian percabangan dan pertemuan pada rumus-rumus di atas diberikan
dalam Tabel2.19. Harga-harga dalam tabel ini adalah untuk jari-jari lengkung R : 0
pada perpotongan antara kedua bagian pipa. Koefisien kerugian ini dapat banyak
dikurangi jika pada perpotongan diberi jari-jari lengkung.
38 2 Spesifikasi

Tabel 2.19 Koefisien kerugian untuk percabangan dan pertemuan,.;( danfr.

/r dan /, untuk Rumus percabangan (2.23) Rumus pertemuan (2.24)


permukaan dalam
yang halus dari Q,lQ' QzlQt
pipa dan sudut
antarapipaR:0 0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0 0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0

Dr: Dz 0' ft 0.05 - 0.08 - 0.05 0.07 0,2r o 15 0,04 0,18 0,30 0,40 0,50 0,6(
(percobaan 9C
untuk t2 0,96 0,88 0,89 0,96 I,10 l?a
- l,0l -0,4t 0,08 0,46 0,72 0,9r
43 mm),
Dr: Dz J1 0,05 - 0,05 - 0,02 0,07 0.20 o14 0,04 0,24 0,31 0,24 0,10 -0,1i
60
h 0,98 0.80 0.64 0.57 0,60 0,75 -0,93 -0,30 0,13 0,40 0,57 0,6(
JI 0,04 - 0,07 - 0,04 0,06 0.20 o 11 0,04 0,t7 0,18 0,06 -0,17 -0,54
45
i2 0,89 0,67 0,50 0,37 0,33 0,47 -0,91 -0,37 0 0,22 0,37 0,3i

Dr:Dr rt 0,20 -0,15 -0,05 0,05 0,20 0,30 0.30 0,50 0,77 i,00 | ,5 I .5(
(percobaan 9c
untuk D2: f, l,30 1,50 2,35 /,,30 - 0,70 0,20 t,25 2,75 4,75 7,3(
25 mm),-
(DtlDz)'=3 JI
o01 -o01 0,02 0.11 0.24 olq 0 0,20 0,l0 -0,30 -0,80 -I,7(
6C
f, 0.90 0,70 0,80 1,50 2.70 4,60 - 0,90 0 l ,00 2,50 4,40 6,6:

ft 0 - 0,05 - 0,03 0,07 0,20 0,35 0 0, l0 - 0,20 - 0,70 - I ,50 - 2,8!


4t
J2 0,92 0,50 0,60 I ,30 2,80 5,00 - 1,00 -0,10 0,'75 2,10 3,70 5,5
Dt, D2, D3: Diameter dari pipa Q, @ dan @.
Qr, Qr, Qr: Kapasitas aliran pipa @, @ dan @.

(h) Ujung keluar pipa


Kerugian keluar pada ujung pipa keluar diberikan menumt rumus:
t)2
h,:f^
'zg
(2.26)

di mana/: 1,0 dan "u" adalah kecepatan rata-rata di pipa ke luar.

(3) Kerugian head di katup


Kerugian head pada katup dapat ditulis sebagai berikut:
.
h": f"^l)2 Q'27)
2g
di mana u: Kecepatan rata-rata di penampang masuk katup (m/s)
l,: Koefisien kerugian katup
l,: Kerugian head katup (m)
Harga untuk berbagai jenis katup dalam keadaan terbuka penuh diberikan dalam
l,
Tabel 2.2O. Adapun hubungan arlltara derajat pembukaan dan koefisien gesekan katup-
katup utama, diberikan dalam Gb. 2.15.

(4) Panjang pipa ekivalen dari peralatan pipa


Dalam menghitung kerugian pada pipa dengan diameter kecil, akan safrgat mudah
apabila dipakai panjang pipa lurus ekivalen Ir. Besaran ini menyatakan kerugian dalam
peralatan pipa (sambungan, belokan, katup, dsb) dalam ukuran panjang ekivalen dari
2.4 Head

2.2(
tabel Koefisien kerugian dari berbagai katup.
lr
20012501300

(-::up sorong

r.:'lp kupu-kupu 0,6-0,16 (bervariasi menurut konstruksi dan diameternya)

\: 0.09 0,026 (bervariasi menurut diameternya)

r..:up cegah
i:::S aVUn

r..iup cegah
-: rp{epat
€:rs tekanan

rr.tup cegah
,::rs angkat
:e ias

{:tup cegah
'-:up-cepat
€lls pegas

r.:tup kepak 0,9 0,5 (bervariasi menurut


diameternya)

\.ltup lsap
:engan saringan)

{
m
Atl
l0
8

J
1
d
ttltt/1 2
Katup kupu-kupu
1,0
E. 0,E
0.6
v
d
(o u
o
o j o.ro o
rl 0.0t
q a
v ll 0.{x
v
I
oo'
]
] o.o,

0' 10' 20' 3C' 40' 50' 60' 70' 80' ! 20' 30' 40' 50' 60' 70' 90'

Pembukaan katup Pembukaan katuP

(a) Koeftien kerugian pada katup kupu-kupu (b) Koefisien kerugian pada krtuP putar

Gb. 2.15 Pembukaan katup dan koeftien kerugian pada katup-katup utama'
40 2 Spesifikasi

0,01
0,01

I,l JZ
0,02 0,02
30
1) 35
0,03
0,03
0,04 35 0,04
40
0.05 r,4 0,05
0,06 40 0,06
0,08 1,6 50
0,08
0.10 50 1,8
60 0,10
2,0
60
80
n) 80
J 0,2
100
100
n?
0,3
0,4 5
6 200 0,4
o 200 u,) o
0,6 8
0,6
J
a 300
0,8 300 10 .t
1,0 4@E
^ 440 r^ 0,8

500 r:
s00 I 1,0
tn!
q 600 6
o
600 8 a
2 o 800 {e
soo €
JU OO loooi 2
I
1000( ,^ lJ.l
3 /+(,
U)
J
50
J 4 J
60 2000
5 2000
6 5
80 6
3000
8 3000 100
8
10
4000
4000 l0
5000
5000 6000
6000 2N
20 8000
8000 20
300 10000
10000
30 400 30
40 500
20000 40
50 600
20000 r0
60 800 60
30000
80 30000 1000
40000 80
100 40000 100
s0000
50000 60000
60000 2000
200 80000
80000 200
3000 100000
100000
300 4000 300
400 5000
6000 200000 400
500 200000
600 500
8000 600
300000
800 300000 10000
400000 800
1000 12000
1000
KRESK
(1) cara memakai diasram : uu!^u1ptrt11_ha,rga-harga yang sama pada.skala
K dengan sebuah garis mendatar.
y^1li. tl9"rit vlskositas vang rain. dalpat dipeioreE
f:lpunyal satuan Srokes, di mana I Stbk^es a
l0- ml/s.: iil"1ffi;:;ilil;;";H;""gkutan.
skara K
(2) Lara menghrtung vrskositas kinematik_(T2/s) dari viskositas absolut (poise)
berikut: Misatkan viskositas dilakukan seperti contoh
lb-.glt,t o.zc'Fbir o"" trat jenis :-0;8j'i;':';ib
"''- '" - #i;!rl"#ji'j
viskositas kinematiknya v :0,2410,85:'O,ZS
= Sdkes ir,ZS"i ""t;qi, : ib=Z#ls.
Gb.2.16 Diagram konversi antara berbagai viskositas.

I
2.4 Head 4l

Tabel 2.21 Panjang pipa lurus ekivalen,Iy.

Nama peralatan pipa Panjang Nama peralatan pipa Panjang


pipa lurus pipa lurus
ekivalen l,, ekivalen Lt
Belokan 45' (1"-3"\ t5-20 d Meteran air:
Jenis cakram 135-400 D
jenis turbin 200-300 D
Belokan 90' fari-jari 32D Katup sorong: terbuka penuh 0-7 D
lengkung standar) , 314 l0 40D
, 112 100-200 D
, 114 800D
Belokan (RlD -- 3\ 24D
90" (RlD:4) t0D
Katup bola
Belokan 180' 75D | -azar / 45D
60D
't" -6',
3"
Sambungan silang 50D - t0" 75D
Sambungan -T 40 80D

Meteran air jenis torak 600DD

pipa lurus. Harga-harga L, untuk berbagai peralatan pipa yang umum, diberikan dalam
Tabel2.21.

(5) Head kerugian gesek untuk zat cair istimewa


Untuk menghitung kerugian head pada pipa yang mengalirkan zat cair bukan air,
dapat dilakukan sebagai berikut. Mula-mula harus dihitung bilangan Reynolds Re dari
aliran. Kemudian kerugian head ditentukan dengan cara seperti pada air di mana
koefisien kerugian gesek diambil untuk bilangan Reynolds yang bersangkutan.

x
Ia
d
6
b0

o
)a

0,015
o
g

45 8104 2 3 45 810s 2 3 5 8106 2 3 45 810?

Bilangan ReYnolds, Re

Gb.2.l7 Bilangen Reynolds don koeftien gesek.


(angka-angka menunjukkan diameter dalam pipa).
2 Spesifikasi

Seperti telah dinyatakan dalam Pers. 2.13, bilangan Reynolds adalah

Re:-uD
v

Apabila viskositas zat cair yang mengalir dinyatakan sebagai viskositas mutlak p, maka
harga viskositas kinematiknya, v (m2/s), dapat diperoleh dari hubungan
p
p (2.28)

di mana p: Viskositas mutlak zat cair (kg/m. s);


l(kg/m's) : l0Poise
p: Masa zat cair per satuan volume atau rapat masa (kg/m3)
Apabila viskositas dinyatakan dalam satuan Redwood (sec), Engler (derajat),
atau Saybolt (SSU) (sec), maka harga viskositas kinematiknya dapat diperoleh dari
Gb. 2.16. Dalam gambar ini, dua skala di tepi kiri dan kanan yang bertanda K di
bawahnya menunjukkan skala viskositas kinematik v dalam stokes (1 stokes : l0-a
m2/s). skala di antaranya menyatakan detik Redwood (bertanda R), derajat Engler
(bertanda E) dan detik Saybolt atau SSU (bertanda S).
Dari bilangan Reynolds yang diperoleh dengan cara perhitungan tersebut di atas
maka koefisien kerugian gesek dapat ditentukan sebagai berikut:
Untuk aliran laminer (Re < 2300) harga ). dihitung menurut pers.2.l4.
Untuk aliran turbulen (Re > 4000) harga )" dapat diperoleh dari Gb. 2.17.
Dengan harga )" yang diperoleh, selanjutnya dapat dihitung kerugian head gesek
menurut pers:2.12.

2.4.3 Contoh

Sebuah instalasi pompa diperlukan untuk menaikkan air dengan selisih permukaan
antara sisi isap dan sisi keluar sebesar 25 m. Tekanan yang bekerja pada kedua per-
mukaan tersebut adalah tekanan atmosfir. Air dipompakan dengan kapasitas 0,7 m3
f
menit melalui pipa baja dengan diameler dalam 100 mm. panjang pipa seluruhnya 40 m
di mana terdapat lima buah belokan 90' (RlD : l). pada ujung isap pipa dipasang katup
isap dengan saringan. Ditanyakan: Berapakah head total pompa yang diperlukan?

Jawaban
(l) Head kerugian gesek untuk pipa lurus menurut pers. 2.17 adalah

, :
nf
t0.666Qt.8s
er:$: D4:63

Dengan: Q : 0,7 m37min : 0,01167 m3/s


C diambil : 100 (untuk pipa tua)
D-l00mm:0.1 m
Z:40mm
maka

.
/tr:
10.666 x 0.0011671'8s
,07;55r0175-x40
: l,6m
Hasil ini juga dapat diperoleh dari Gb. 2.5 di mana untuk e : 0,01167 m3/s dan D :
100 mm, didapat hr : 4O m per 1000 mpanjangpipa,atauhr: 1,6 muntukZ : 40 m.

b
2.5 Head Isap Positip Neto atau NPSH 43

(2) Kerugian pada satu belokan 90"


Menurut pers 2.19
/p\3.s/o\o.s
f:o,l3l*1,8471;
\2R) \eol
Dengan DIR: 1

o 0,01167 : 1,49 mls


n : ---:
nn
oD. o(o,l),
0:90'
makaf :0,131
:0,294
*
','.'(;) (#)"

,r2 | 4q2
4 : f zs:0,2e4 " ffn.tl: 0,033 m

(3) Kerugian pada katup isap dengan saringan


Dari Tabel 2.20, untuk diameter 100 mm diperoleh/ : 1,97. Maka

nr : f u2 l'97 t l -492
: 0'223 m
Zs: ,(n, t-:i

(4) Head kecepatan keluar

29 H:
'J -- 2(9,8) 0.'3 m

(5) Head total pompa


Dari pers. 2.6

H:h,+Lh,+hr+u!2g
: 25 + 0 + 1,6 + 5(0,033) + 0,223 + 0,113
: 27,1m
2.5 Head Isap Positip Neto atau NPSH*
Seperti diuraikan dalam pasal 1.5, tavitasiltan terjadi bila tekanan statis suatu
aliran zat cair turun sampai di bawah tekanan ua\nuhnya. Jadi, untuk menghindari
kavitasi, harus diusahakan agar tidak ada satu bagidrqun dari aliran di dalam pompa
yang mempunyai tekanan statis lebih rendah dari tekan\n uap jenuh cairan pada tem-
peratur yang bersangkutan. Dalam hal ini perlu diperhatikan dua macam tekanan yang
memegang peranan. Pertama, tekanan yang ditentukan oleh kondisi lingkungan di
mana pompa dipasang, dan kedua, tekanan yang ditentukan oleh keadaan aliran di
dalam pompa.

* NPSH:NeI Positive Suction Head


4 2 Spesifikasi

^slNlsr{-s
| |

Gb.2.19 NPSH, bila tekanan uap


bekerja di dalam trnpki
Gb. 2.18 NPSH, bila tekrnan atmosft bekerje air isep yrng tertutup.
pada permukaan air yeng diisep.

Berhubung dengan hal tersebut di atas maka orang mendefinisikan suatu Head
Isap Positip Neto atau NPSH, yang dipakai sebagai ukuran keamanan pompa terhadap
kavitasi. Di bawah ini akan diuraikan dua macam NpsH, yaitu NpsH yang tersedia
pada sistem (instalasi), dan NPSH yang diperlukan oleh pompa.

2.5.1 NPSH Yang Tersedia

NPSH yang tersedia ialah: head yang dimiliki oleh zat cair pada sisi isap pompa
(ekivalen dengan tekanan mutlak pada sisi isap pompa), dikurangi dengan takanan uap
jenuh zat cair di tempat tersebut.
Dalam hal pompa yang mengisap zat cair dari tempat terbuka (dengan tekanan
atmosfir pada permukaan zat cair) seperti diperlihatkan dalam Gb. 2. 18, maka besarnya
NPSH yang tersedia dapat ditulis sebagai berikut:

h",:fu-+-h"-h," (2.2e)

di mana, i",: NPSH yang tersedia (m)


po:Tekanan atmosfir (kef lm')
p,: Tekanan uap jenuh (kgflm')
y: Berat zat cair per satuan volume (kgf/m3)
i": Head isap statis (m)
h" adalah positip (bertanda +) iika pompa terletak di atas permukaan
zat cair yang diisap, dan negatip (bertanda -) jika di bawah.
i,": Kerugian head di dalam pipa isap (m)
Dari pers. 2.29 dapat dilihat bahwa NPSH yang tersedia merupakan tekanan absolut
yang masih tersisa pada sisi isap pompa setelah dikurangi tekanan uap. Besarnya hanya
tergantung pada kondisi luar pompa di mana pompa dipasang. Tinggi isap fr" biasanya
diukur dari permukaan zat cair sampai sumbu poros pompa (untuk pompa dengan poros
mendatar) atau sampai titik tertinggi pada lubang isap impeler (pada pompa dengan
poros tegak).
Jlka zat cair diisap dari tangki tertutup seperti diperlihatkan dalam Gb. 2.19, maka
p. dalam pers. (2.29) menyatakan tekanan mutlak yang bekerj a pada permukaan zat
cair di dalam tangki tertutup tersebut. Khususnya jika tekanan di atas permukaan zat
2.5 Head Isap Positip Neto atau NPSH 45

cair sama dengan tekanan uap jenuhnya, maka po : p, sehingga pers. 2.29 akan menjadi
h"u: - h"- h1" (2.30)

Dalam Gb. 2.19 h" adalah negatip ( - ) karena permukaan zat cair di dalam tangki
lebih tinggi dari pada sisi isap pompa. Pemasangan pompa semacam ini diperlukan untuk
menilapatkan harga h,, (atau NPSH) positip.

Contoh
Air bersih dengan temperatur 30"C harus dipompa pada tekanan atmosfir sebesar
1,0332 kgficm2. Lubang isap pompa terletak 4 m di atas permukaan air. Berapakah
besar NPSH yang tersedia jika kerugian head pipa isap adalah 0,2 m?

Jawaban
p": l,O332kgf lcm2 : lO332kgflm2
DariTabel2.12,
y : 0,9957 kgf ll :995,7 kgf/m3
p, : 0,04325 kgf/cm2 : 432,5 kgf lm2
Dari pers. (2.29)
,PoP,
"su - ., - h"- hr"

10332
:9esJ - -r,+ 5,74 m

2.5.2 NPSH Yang Diperlukan


w-^
Tekanan terendah di dalam pompa biasanya terdapat di suatu titik dekat setelah
sisi masuk sudu impeler. Di tempat tersebut, tekanan adalah lebih rendah dari pada
tekanana pada lubang isap pompa. Hal ini disebabkan oleh kerugian head di nosel isap,
kenaikan kecepatan aliran karena luas penampang yang menyempit, dan kenaikan
kecepatan aliran karena tebal sudu setempat.
Jadi, agar tidak terjadi penguapan zat cair, maka tekanan pada lubang masuk
pompa, dikurangi penurunan tekanan di dalam pompa, harus lebih tinggi dari pada
tekanan uap zat cair. Head tekanan yang besarnya sama dengan penurunan tekanan
ini disebut NPSH yang diperlukan. Besarnya NPSH yang diperlukan berbeda untuk
setiap pompa. Untuk suatu pompa tertentu, NPSH yang diperlukan berubah menurut
kapasitas dan putarannya.
Agar pompa dapat bekerja tanpa mengalami kavitasi, maka harus dipenuhi per-
syaratan berikut:
NPSH yang tersedia > NPSH yang diperlukan
Harga NPSH yang tersedia dapat dihitung dari kondisi instalasi menurut Pers.
(2.29) dan (2.30), sedangkan harga NPSH yang diperlukan harus diperoleh dari pabrik
pompa yang bersangkutan. Namun, untuk penaksiran secara kasar, NPSH yang diperlu-
kan dapat dihitung dari konstanta kavitasi o seperti diuraikan di bawah ini.
Jika head total pompa pada titik efisiensi maksimum dinyatakan sebagai Hn, dan
NPSH yang diperlukan untuk titik ini //"un, maka o didefinisikan sebagai
H"ur't (2.3r)
o: HN

Bilansan o ini disebut "koefisien kavitasi Thoma"


t--,

6 2 Spesifikasi

3,0

! . 2,0
q

o \ 1,0
v

1,0 1,2 1,4


QIQN

Gb.2.2l NPSH yang diperluksn drri titik eftiensi


tertinggi ke kapasites besar.
KegePatan sPesifik n"
(m'/min, m, rPm)
Gb. 2.20 Hubungan antara koeftien kavittsi
dan kecepatan sPesifik.

Dari percobaan diketahui bahwa harga o menunjukkan ketergantungan terhadap


untuk pompa-pompa yang mempunyai bentuk umum. Dalam hal ini o dapat ditentu-
r?s

kan dari Gb. 2.20 dan NPSH diperlukan dapat ditaksir sebagai berikut:
NPSH yang diperlukan : H"uy : oHy (2.32)

Sering kali orang menggunakan bilangan "kecepatan spesifik isap" S sebagai peng-
ganti perhitungan dengan o. Adapun definisi kecepatan spesifik isap adalah sebagai
berikut:

^ Qtnt'
J:nH# (2.33)

Jika Q* dinyatakan dalam m3/min., II",n dalam m, dan n dalam rpm maka harga
S untuk pompa-pompa berbentuk umum adalah sebesar 1200. Harga ini tidak tergantung
pada ns. Maka Il.,ry dapat ditentukan dari pers. (2.33):
/ \ Ll\
tn \''-
: (;) (2.34)
o",^ e,n!,

Adapun antara S dan o terdapat hubungan sebagai berikut:


n"'tl'-o,,:2
r" :- n-Qtr''
H#: E;-'"Htnlo - Gn;n -;'4
(2.3s)

Semua rumus di atas berlaku uqtlk titik efisiensi tertinggi. Jika titik kerja pompa
berada di luar titik efisiensi terbaik ini, maka sudut aliran masuk dan sudut sudu tidak
sesuai lagi. Khususnya, jika kapasitas menjadi lebih besar, maka kecepatan aliran
juga
bertambah besar. Dalam hal demikian, penurunan tekan pada sisi masuk sudu menjadi
lebih besar, sehingga NPSH yang diperlukan juga menjadi naik. Hal ini perlu diperhati-
kan secara khusus jika pompa harus bekerja pada kapasitas yang lebih besar dari pada
kapasitas titik efisiensi optimumnya. Perubahan NPSH yang diperlukan sangat ter-
guotung pada bentuk pompa. Namun untuk penaksiran kasar dapat digunakan Gb'
2.2t.

I
47
2.5 Head Isap Positip Neto atau NPSH

Contoh
Sebuahpompajenisisapantunggalsatutingkatmempunyaikapasitaspadatitik
: putaran n : 2910
Q* - 0,7 m.7-n dan head Hx 28 m serta
efisiensi terbaik sebesar
100/" dan l2o'Akapasitas pada
[m. Tentukan NpSH ya-ng aipertukan untuk kapasitas
efisiensi terbaik.

Jawaban
Dari Pers. (1.7), kecepatan spesifik n" pada efisiensi terbaik
adalah

fi 7tt2
Q;,'' :
n,: nLnw 29lO : 200
" bTE
:
0,092 untuk
Dari Gb. 2.2o, o : 200. Maka menurut Pers. (2.32), NPSH yang
'?s
diperlukan (I1"") pada titik efisiensi terbaik adalah
H"uN oH* :0'092 x 28 : 2'58 m
--
Dalam Gb.2.2l untuk QIQ* : 1,2, H"ul H",ru : l'5
Jadi NPSH yang diperlukan pada titrk 1207" Qn adalah:
H"r: 1,5H",x : 1,5 x 2,58 : 3,87 m
2.5.3 NPSH Dan Performansi PomPa

pengaruh NPSH pada per-


Ada dua cara untuk memeriksa secara eksperimental
tetap, harga NPSH yang
formansi pompa. cara pertama: dengan kapasitas dijaga
perubahan head total pompa'
tersedia divariasikan seperti pada Gb. 2.22; kemudian

Oi
Efisiensi (EO

ffi
Efisiensi
I
Head 80 6(
n -- 145 '-w
-pnr_ '\

a
60
v
-t-
t
4C

2C
4(

3(
|f\d:"
'l\\\
:l
* NPSH
0 2(
ll
eI
ll-; Taripa
kavitasi
l( {l I r ill ldl
Gb.2.22 Performansi kevitasi prda
I
a€-d) r
kePasites tetrP' 2 4 6 8 10 1214 16 18

KaPasitas {m3,min)

Performansi kavitasi dari pompa volut isapan tunggal'

Gh.2.24 Performansi kavitasi dari pompo aliran


Kapasitas aksial dan PomPa aliran campur'
48 2 Spesifikasi

daya poros, dan efisiensi diperiksa. cara kedua: mengukur efisiensi pompa dengam
memakai NPSH sebagai parameter seperti diperlihatkan dalam Gb. 2.23: kemudian
perubahan kurva performansi karena perubahan NPSH diperiksa.
Perubahan performansi pompa terhadap perubahan NPSH tergantung pada n"
pompa yang bersangkutan. Pompa dengan n" rendah mempunyai kurva performansi
yang cenderung menurun secara tiba-tiba di daerah kapasitas besar di mana NPSH
menjadi kecil seperti diperlihatkan dalam Gb.2.24.
Pada kedua metoda tersebut di atas, NPSH (f1",) pada titik di mana performansi
m.ulai menurun merupakan harga NPSH yang diperlukan. Namun pengukuran titik
ini secara cermat adalah sangat sukar, sehingga NPSH diperlukan dalam banyak hal
ditetapkan pada titik di mana performansi menurun 3 f .

2.5.4 Berbagai Pengaruh Pada NPSH Yang Diperlukan

Seperti telah diutarakan dalam butir 2.5.1, NPSH yang tersedia tergantung pada
berbagai faktor seperti atmosfir (tekanan yang bekerja pada permukaanzatcair), tekanan
uap, head isap statis, dsb. Adapun besar pengaruh faktor-faktor tersebut tidaklah tetap
melainkan tergantung pada berbagai hal, seperti diuraikan di bawah ini.

(l) Pengaruh temperatur zat cair


Karena tekanan vap zat cair dapat berubah menurut temperaturnya maka NPSH
yang tersedia juga dapat bervariasi sesuai dengan perubahan temperatur zat cair yang
diisap. Khususnya, jika temperatur cukup tinggi, beberapa langkah pengamanan ter-
tentu perlu diambil karena NPSH yang tersedia menjadi sangat rendah. Hubungan
antara temperatur air dan tekanannya ditunjukkan dalam Tabel 2.12.

(2) Pengaruh sifat zat cair


Tekanan uap juga tergantung pada jenis zat cair yang dipompa. Jadi NPSH yang
tersedia harus ditentukan dengan menggunakan data tekanan uap zat cair yang ber-
sangkutan. Harga-harga tekanan uap berbagai zat cair yang sering dijumpai, diberikan
dalam Gb. 2.1(b).

(3) Pengaruh tekanan pada permukaan zat cair yang diisap


Tekanan ini akan secara langsung mempengaruhi NPSH yang tersedia. Kasus
yang menyangkut zat cair yang diisap dari dalam tangki tertutup telah dibahas dalam
uraian terdahulu. Namun, kewaspadaan perlu dijaga untuk pompa yang dipakai di
tempat yang tinggi, karena tekanan atmosfir di situ rendah.
Hubungan antara ketinggian dan tekanan atmosfir standar diberikan menurut
rumus berikut ini:

Tabel 2.22 Ketinggian dan tekanan atmosfir.

Ketinggian (m) 0 100 200 300 400 500 600 800 1.000 1.200 1.400 1.600 1.800 2.000

Tekanan 10,33 10,21 t0,09 9,97 9,85 9,73 9,62 9,39 9,16 8,94 8,73 8.51 8.31 8.10
atmosfir
(mHrP)

h
2.6 Penentuan putaran dan jenis pompa 49

P,:10,331
Tl- _ o,oo6sr-.l5.2s6
L 288 _l

di mana Po: Tekanan atmosfir standar (m HrO)


i: Ketinggian di atas muka laut (m)
Hubungan di atas diberikan dalamTabel2.22.

2.5.5 PencegahanKavitasi

Kavitasi pada dasarnya dapat dicegah dengan membuat NPSH yang tersedia lebih
besar dari pada NPSH yang diperlukan, seperti diuraikan dalam butir 2.5.2. Dalam hal
ini, mengecilkan NPSH yang diperlukan merupakan salah satu cara, yang dapat di-
usahakan oleh fihak pabrik pompa. Di fihak lain, menaikkan NPSH yang tersedia
harus diusahakan oleh pemakai pompa.
Dalam perencanaan instalasi pompa, hal-hal berikut ini harus diperhitungkan
untuk menghindari kavitasi.
l) Ketinggian letak pompa terhadap permukaan zat cair yang diisap harus dibuat
serendah mungkin agar head isap statis menjadi rendah pula.
2) Pipa isap harus dibuat sependek mungkin. Jika terpaksa dipakai pipa isap yang
panjang, sebaiknya diambil pipa yang berdiameter satu nomor lebih besar untuk
mengurangi kerugian gesek.
3) Sama sekali tidak dibenarkan untuk memperkecil laju aliran dengan menghambat
aliran di sisi isap.
4) Jika pompa mempunyai head total yang berlebihan, maka pompa akan bekerja
dengan kapasitas aliran yang berlebihan pula, sehingga kemungkinan akan terjadi
kavitasi menjadi lebih besar. Karenb itu head total pompa haris ditentukan sedemi-
kian hingga sesuai dengan yang diperlukan pada kondisi operasi yang sesungguhnya.
5) Bila head total pompa sangat berfluktuasi, maka pada keadaan head terendah harus
diadakan pengamanan penuh terhadap terjadinya kavitasi. Namun, dalam beberapa
hal terjadinya sedikit kavitasi yang tidak mempengaruhi performansi sering tidak
dapat dihindari sebagai akibat dari pertimbangan ekonomis. Dalam hal ini perlu
dipilih bahan impeler yang tahan erosi karena kavitasi.

2.6 Penentuan Putaran Dan Jenis Pompa


Jika kapasitas, head total pompa, dan NPSH yang tersedia dari suatu pompa telah
ditentukan, maka putaran dan jenis pompa dapat ditentukan pula. Dalam hal ini, sebuah
pompa besar atau pompa khusus harus dipilih sedemikian rupa hingga dapat memenuhi
kapasitas dan head total yang diminta. Namun, untuk pompa-pompa berukuran kecil
atau sedang, adalah lebih ekonomis jika dipilih dari pompa-pompa standar atau yang
diproduksikan secara masal.

2.6.1 Proses Pemilihan Putaran Dan Jenis Pompa

(1) Putaran pompa


Putaran pompa harus ditentukan menurut prosedur berikut ini.
(a) Jika akan dipakai motor listrik sebagai penggerak pompa, maka putaran harus
dipilih dari putaran standar yang ada untuk motor-motor semacam itu. Putaran-
putaran sinkron untuk sumber tenaga dengan frekuensi 50 Hz adalah seperti yang di-
berikan dalam Tabel2.23. Jika akan dipakai motor induksi, putarannya harus diambil
50 2 Spesifikasi

Tabel 2.23 Putaran sinkron motdr listrik.

Jumlah kutub Putaran sinkron

2 3000 rpm

I 500

6 1000

8 750

l0 600

t2 500

I sampai 2\lebih kecil dari harga-harga dalam tabel tersebut karena adanya slip. Karena
pompa-pompa pada umumnya direncanakan atas dasar putaran motor listrik, maka cara
yang sama juga diperlukan meskipun motor listrik tidak dipakai sebagai penggerak.
(b) Dengan memakai putaran n yang sudah dipilih, maka kapasitas normal en,
head total normal Hr, danharga n" dapat dihitung dengan pers. (1.7).
(c) Konstanta kavitasi o kemudian dipilih sesuai dengan harga nsyangbersangku-
tan menurut Gb:. 2.20. Kemudian NPSH yang diperlukan f1",n dihitung dari pers. (2.32).
(d) Jika pompa diperkirakan akan bekerj a pada kapasitas besar melebihi titik
efisiensi maksimum, maka laju kenaikan H", yang berhubungan dengan kapasitas
maksimum harus diperiksa dalam Gb. 2.21. Kemudian NPSH yang diperlukan dalam
daerah operasi dapat ditentukan.
(e) Jika NPSH yang diperlukan adalah lebih kecil dari pada NPSH yang tersedia
pada kapasitas yang sama, maka keamanan terhadap kavitasi sudah terpenuhi. Jika
persyaratan ini tidak dipenuhi maka dipilih putaran yang lebih rendah. Sebaliknya jika
NPSH yang tersedia jauh lebih besar dari pada yang diperlukan, maka dapat dipilih
putaran yang lebih tinggi.
(f) Perlu diperiksa pula apakah harga n" yang dipilih menurut putarannya, masih
ada dalam daerah yang sesuai dengan jenis pompa yang bersangkutan. (Lihat Gb. 1.3).

(2) Jenis pompa


Dalam beberapa hal, untuk kapasitas dan head total pompa yang diperlukan, ter-
dapat lebih dari satu jenis pompa yang dapat dipilih. Berhubung dengan hal itu maka
perlu diambil langkah-langkah berikut ini dalam pemilihan.

(a) Poros mendatar dan poros tegak


Sifat-sifat kedua jenis poros ini diperlihatkan dalam Tabel2.24, dan pemilihannya

Tabel 2.24 Perbandingan karakteristik antara pompa dengan poros mendatar dan poros
tegak.

Hal yang diperbandingkan Jenis poros Jenis poros Keterangan


mendatar tegak

Memancing sebelum start Diperlukan Tidak Untuk kerja


diperlukan menglsap
NPSH yang tersedia Kecil Besar Untuk kerja
menglsap
Luas ruang instalasi Besar Kecil
Tinggi bangunan rumah Rendah Tinggi
Pompa
Berat Kecil Besar

t
2.6 Penentuan putaran dan jenis pompa 5l

didasarkan atas pertimbangan berikut ini.


l) Jika tidak ada pembatasan-pembatasan pada kondisi pengisapan dan operasi pompa
kecil atau sedang maka pompa berporos mendatar adalah lebih ekonomis.
2) Jika head isap statis cukup besar, atau pompa harus bekerja otomatis, maka pompa
berporos tegak adalah lebih sesuai.
3) Jika pompa harus sering dibongkar pasang karena mutu air yang buruk atau sebab
lain maka pompa berporos mendatar lebih menguntungkan.

(b) Pemilihan jenis pompa menurut kondisi pemasangannya


Dalam merencanakan instalasi suatu pompa, persyaratan khusus sering dijumpai.
Namun, tujuan utama instalasi pompa relatip lebih mudah dicapai dalam banyak hal
jika suatu jenis pompa tertentu dipakai untuk maksud yang sama. Jenis-jenis pompa
yang harus dipertimbangkan terlebih dahulu untuk berbagai kondisi instalasi diperlihat-
kan dalam Tabel 2.25. Adapun konstruksi pompa yang bersangkutan akan diuraikan
kemudian.

2.6.2 Diagram Pemilihan Pompa Standar

Pompa-pompa standar berukuran kecil dan sedang pada umumnya dilengkapi


dengan diagram pemilihan. Diagram semacam ini akan lebih memudahkan pemilihan
dibandingkan dengan cara yang diuraikan dalam butir 2.6.1. Gb. 2.25 menunjukkan

Tabel 2.25 Pompa-pompa yang sesuai untuk kondisi pemakaian tertentu.

Kondisi pemakaian Pompa yang sesuai

Untuk luas ruangan yang terbatas Pompa tegak

Untuk sumur dalam Pompa tegak jenis sumur dalam


{deep well). dengan motor dl atas
atau di bawah pompa (submersible-
motor,

Untuk.fluktuasi.yang besar pada Pompa tegak


permuKaan alr lsap

Untuk ruang pompa yang dapat Pompa tegak dengan lantai ganda
terendam air (terkena banjir)

Untuk memompa air limbah dan Pompa volut tegak jenis sumuran
berlumpur kering (dry pit)
Untuk penguat (booster) Pompa dengan laluan masuk dan
keluar terletak sesumbu (inline),
untuk ukuran kecil

Untuk mencegah pengotoran air Pompa volut mendatar atau pompa


yang dipompa oleh minyak pelumas tegak dengan pelumas air
atau semuk

Untuk mengurangi kebisingan Pompa dengan motor terendam.


pompa tegak jenis tromol sumuran
(untuk penguat)

Bila kebocoran ke luar pompa tidak Pompa motor berselubung


diizinkan

Catatan: Pompa jenis sumuran kering mempunyai sumuran kering yang terletak di samping tadah isap;
pompa dipasang pada sumuran kering ini. Pompa jenis tromol sumuran dipasang bersama dengan
pipa kolomnya di dalam tromol dan tidak pada tadah isap.
52 2 Spesifikasi

Putaran: 3000rpm - 2kutub


l500rpm:4kutup

jJ++t+'?i

0,06 0,08 0,1 0,15 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,8 1,0

Kapasitas im3Tmin;

Nomor katalog pomPa

n x 32Bz-52,2
Tl-
| ' D"Ya motor (kW)
I (50 Hz)
"rekuensi
Jumlah kutub

Jenis rumah

Diameter keluar
Diameter isaP

Gb.2.25 o4eram*-neJlJi$lplgp-f 9p!lt!0- -" " .

\
sebuah contoh diagM-Telsebut yang dibuat untuk pompa volut isapan ujung. Kon-
struksi pompa ini diperlihatkan dalam Gb. 4.1 di Bab. 4.

2.7 Daya Poros Dan Efsiensi Pompa


2.7.1 Daya Air

Energi yang secara efektif diterima oleh air dari pompa per satuan waktu disebut
daya air, yang dapat ditulis sebagai

I
2.8 Koreksi performansi untuk zat cair kental 53

P*: O,|63YQH (2.36)

di mana 7: Berat air per satuan volume (lkgf ll)


Q: Kapasitas (m3/min)
H:Head total pompa (m)
P*:Daya air (kW)
atau
P*: yQH (2.37)

di mana 7 dinyatakan dalam kN/m3 dan Q dalam m3/s.

2.7.2 Daya Poros

Daya poros yang diperlukan untuk menggerakkan sebuah pompa adalah sama
dengan daya air ditambah kerugian daya di dalam pompa. Daya ini dapat dinyatakan
sebagai berikut:

P:P* (2.38)
4p

di mana P:Daya poros sebuah pompa (kW)


4o: Efisiensi pompa (pecahan)
Harga-harga standar efisiensi pompa 4o diberikan dalam Gb. 2.26. Efisiensi pompa
untuk pompa-pompa jenis khusus harus diperoleh dari pabrik pembuatnya.

;{
s

0.4 0.6 0.t 1.0 2,0 10 60 80 lm 2m 1m

Q (m3 lmin)

Efisiensi standar pompa sentrifugal menurut ,?.

Gb.2,26 Eftiensi standar pompa.

2.8 Koreksi Performansi Untuk Zat Cfir Kental


Jika pompa dipakai untuk memompa zat cair yang mempunyai viskositas lebih
tinggi dari pada air maka performansi pompa akan menurun. Jadi, jika spesifikasi pompa
telah ditentukan atas dasar zat cair yang akan dipompa, maka dalam pemilihan sebuah
pompa, perlu dicari spesifikasi yang sesuai untuk mengoperasikan pompa yang sama
dengan air bersih. Untuk ini dapat digunakan cara yang ditetapkan oleh Hydraulic
Institute di Amerika Serikat. Menurut cara ini, kapasitas, head total pompa, dan per-
bandingan reduksi Cp, Cu, dan Cn dari efisiensi pompa harus ditentukan lebih dahulu
54 2 Spesifikasi

menurut Gb. 2.27. Kemudian hubungan antara spesifikasi-spesifikasi dapat diperoleh


dari persamaan berikut:
9o: CeQw
Hs: CrrHfl' (2.3e)
,o : Cr4n
Di sini Q, H, dan 4 menyatakan kapasitas, head total pompa, dan efisiensi pompa.
Index w dan 0 menyatakan "air bersih" dan "zat cair kental". Satuan viskositas I Centi-
stokes : l0-2 stokes : l0-6 m2/s.

t,l0
1,00
,90
,80
rrF ,70
,60
,50
(J

U ,30
,20
,10

t, C$ Cen
i'o'-B$5es'-J'. z % vzz

bo

0,04 0,06 0,08 0,10 0,14 0,18 0,2s 0,35


0,05 0,07 0,09 0,r2 0,16 0,20 0,30 0,40
Kapasitas 1m3/minl

Gb.2.27 (a) Diagram koreksi untuk pompa minyak berkapasitas kecil.


2.8 Koreksi performansi untuk zat cair kental ))
Contoh
Misalkan sebuah pompa mempunyai spesifikasi Q,, : 0,23 m37min dan Hn: 30 m.
Tentukan Qo dan Ho jika pompa dipakai untuk zat cair dengan viskositas 88 Centi-
stokes.

Jawaban
Dalam Gb.2.27(a) tarik garis tegak ke atas dari kapasitas 0,23 m3/min pada absis
(seperti ditunjukkan dengan garis putus-putus) ke sebuah titik pada garis miring untuk
head 30 m. Kemudian tarik garis mendatar dari titik ini ke sebuah titik pada garis miring

0
U
Q

,40

1r|

,20
Centistokes

0,4 0,6 0,8 I 6 810

Kapasitas (m37min1

Gb.2.27 (b) Diegram koreksi untuk pompa minyak berkapasites beser.

rb----
56 2 Spesifikasi

untuk 88 Centistokes (400 SSU). Selanjutnya tarik garis tegak ke atas dari titik potong
ini. Maka dengan membaca harga-harga ordinat dari titik-titik perpotongan garis putus-
putus dengan kurva Csdan Cr, dapat diperoleh:
ca : 0.83; Cu : 1,04

Qo : 0,83 x 0,23 : 0,19 m37min


Ho : 1,04 x 30: 31.2n

2.9 Pemilihan Bahan


2.9.1 Bahan-bahan Dari Bagian-Bagian Utama pompa Umum

Tabr,l 2.26 Bahan-bahan untuk pompa yang umum dipakai.

Nomor Freku- Rumah (casing) Impeler Pemakaian


kelompok ensl

A-l o FC FC Air tawar, air minum


A-2 IFC FCD Air tawar, air minum
A-3 o FC SC Air tawar, air minum
A-4 o FC BC Air tawar, air minum
Air laut
A-5 o FC PBC Air tawar, air limbah
Air laut
A-6 o FC ABC Air tawar, air limbah
Air laut
A-7 o FC SCS2 Air tawar, air minum
Air limbah
A-8 -c FC SCSI2 or SCSI3 Air limbah, air laut
A-9 FC berlapis karet SCSI2 or SCS13 Air distilasi, air laut
B-l
B-2
o JC
JC
SC
ABC
Air tawar, air laut
Air tawar, air minum
Air laut'
B-3 o JC SCS2 Air tawar, air minum
Air limbah
B-4 ;c SCSI2 or SCSI3 Air limbah, air laut
B-5 JC SCS14 or SCSI5 Air laut
c-1
c-2
o ]C
rc
BC Air distilasi, air laut
PBC Air laut
c-3 q,BC ABC Air laut
D-l SCS2 SCS2 Air limbah, air laut
D-2 scs2 SCSI2 or SCSI3 Air limbah, air laut
D-3 SCS2 SCS14 or SCSl5 Air laut
D-4
D-5
o JCSI2 or SCSI3
SCSI2 or SCSI3
SCSI2 or SCSI3 Air laut
SCSI4 or SCSI5 Air laut
D-6 iCSl2 or SCSI3 Worthite Air laut

E-l o JS SC Air tawar


E-2
E-3
o JS scs2 Air tawar, air minum
SCSI3 Air tawar, air minum
'US27 Air laut

1. Frekuensi dengan tanda "O" berarti bahan sering dipakai.


2. FC (besi cor) menyatakan FC15, FC20, FC25, dan FC25 Ma.
3. BC (perunggu cor) menyatakan BC2 dan BC3.
4. SC berarti baja karbon cor.
5. ABC berarti perunggu aluminium cor.
6. SS berarti plat baja.
7. Nomor kelompok besar berarti bahan dengan mutu lebih tinggi

I
2.9 Pemilihan bahan 57

Gabungan yang umum dipakai untuk bahan rumah dan impeler pompa biasa yang
dipakai untuk air tawar (air hujan, air sungai, air danau), air minum, air limbah, dan
air laut pada temperatur normal, diperlihatkan dalam Tabel 2'26'
Bahan-bahan dalam kelompok A dipakai untuk rumah yang beratnya hampir
pada
setengah berat keseluruhan pompa dan dibuat dari besi cor. Pompa-pompa biasa
u-r,-nyu termasuk dalam Kelompok A. Pompa-pompa ini harganya murah'
Kelompok B memakai baja cor untuk rumah. Bahan ini dipakai bila dikehendaki
ketahanan yang tinggi terhadap keausan dan korosi atau jika diperlukan head
yang
tinggi.
Bahan-bahan yang terdapat dalam kelompok C dan D dipakai bila ketahanan terha-

Tatul 2.27 Data yang diperlukan untuk memilih bahan pompa'


Nama zat cair yang akan dipompa (nama yang biasa dipakai juga boleh)'
jelas disebutkan.
Zat korosif yang tardapat di dalam zat caft (seperti H2SO4, HCI) harus secara
Persentase berat dari asam atau basa harus dinyatakan untuk campuran zatca'l.
pH
(seperti garam
Kotoran atau persentase berat zat selain yang dinyatakan dalam (2) di dalam zat cair
logam, zat organik, dll.).
Berat jenis atau kerapatan zat cair yang dipompa:
( ) g/cm3 atau ( ) kg/m3, Pada ( )'C
(6) Temperaturztcarr 'C maksimum
"C rata-rata
'C minimum
(7) Tekanan uap pada temperatur tersebut dalam (6)
( ) kgf/cm2 atau
()
()
Viskositas:
( ) SSU atau ( ) kg.s/m' atau
( )cSt ( )Pa.s, Pada( )"C
Jumlah udara yang larut:
( ) ppm pada kondisi bebas
( ) ppm pada kondisi jenuh
Jumlah oksigin yang larut:
( ) ppm pada kondisi bebas
( ) ppm pada kondisi jenuh
Kecenderungan untuk membentuk gelembung :

Tingkat kelarutan gas-gas lain


Zat padat yang dikandung
a. Berat jenis atau keraPatan ) g/cm3 atau ( ) Kg/m-
b. Jumlah kandungan ) ppm pada ( ) mesh
) ppm pada ( ) mesh
) ppm pada ( ) mesh
Kondisi pemakaian PomPa
a. operasi terus-menerus atau terputus-putus:
b. Apakah zat cair disirkulasikan dalam jalur pipa tertutup, atalu zat cair baru ditambahkan terus
menerus i
udara?
c. Apakah pompa kadang-kadang dibuka atau bagian dalamnya kadang-kadang terkena

yang sama'
Pengalaman yang diperoleh dari pompa-pompa yang ada dengan zat calr
a. Mutu bahan utama dari Pompa:
b. Jumlah jam operasi sampai terjadi gangguan karena korosi:
c. Bagian yang mengalami korosi dan derajat korosi
d. Spesifikasi Pompa:
e. NPSH dari pompa pada kerja normal dan yang tersedia:
Umur yang diminla dalam jam dari bagian-bagian utama pompa berdasarkan Pertimbangan
ekonomi:
58 2 Spesifikasi

dap korosi sangat diperlukan, misalnya pada.pompa yang dipergunakan untuk air laut
atau di industri kimia. Pompa ini mahal harganya.
Pompa-pompa dengan rumah dari konstruksi baja dalam kelompok E adalah pompa
berukuran besar. Rurnah dari pelat baja tahan karat juga dipakai pada beberapa pompa
standar yang kecil.
Untuk poros umumnya dipakai baja karbon apabila pompa dipergunakan untuk
air tawar. Baja tahan karat dipilih apabila diperlukan ketahanan terhadap korosi.

2.9.2 Data Yang Diperlukan Untuk Pemilihan

Pada pompa-pompa yang dipakai untuk memompa zat-zat cair khusus, pemilihan
bahannya dipengaruhi oleh banyak faktor seperti konstruksi dan standar pabrik.
Dengan demikian adalah lebih mudah apabila dapat meminta petunjuk dari pabrik
dengan memberikan lembar data seperti diperlihatkan dalam Tabel2.27.

2.10 Pemilihan Penggerak Mula


2.10.1 Daya Nominal Penggerak Mula

Meskipun daya poros pompa ditentukan menurut pers. (2.38), daya nominal dari
penggerak mula yang dipakai untuk menggerakkan pompa harus ditetapkan dari rumus:
P(l + a)
P^: (2.40)
4t
di mana P.: Daya.rrtrnifral penggerak mula (kW)
{: Faktor cadadgan (pecahan), (Tabel 2.28)
qi!
., * .* ' ensie"{ transmisi (pecahan) (Tabel2.29)
#tu tit* keffa sebuah pompa bervariasi dalam suatu daerah tertentu, maka daya
'
,..
"
poros biasanya juga bervariasi. Jadi daya nominal harus ditentukan untuk daya poros
maksimum P dalam daerah kerja normal dengan menggunakan Pers. (2.40).
Untuk pompa-pompa standar seperti diuraikan dalam butir 2.6.2, daya nominal
penggerak mula ditentukan dengan diagram pemilihan. Jadi diagram pemilihan semacam
itu harus digunakan jika ada.

Tabel 2.29 Efisiensi transmisi.

tll
Tabel 2.28 Perbandingan cadangan. Jenis transmisi

Jenis penggerak mula Sabuk rata 0,9-0,93


d
Sabuk-V 0,95
Motor induksi 0,I -0,2
Roda roda gigi lurus satu tingkat 0,92-0,95
gigi roda gigi miring satu tingkat 0,95-0,98
Motor bakar kecil 0,15 0,25 roda gigi kerucut satu tingkat 0,92-0,96
Motor bakar besar 0,1 -0.2 roda gigi planiter sstu tingkat 0,95-0,98

Kopling hidrolik 0,9s-0,97

2.10.2 Motor Listrik Dan Motor Torak

Dalam merencanakan instalasi pompa, sering kali dipertanyakan apakah akan


digunakan motor listrik atau motor torak sebagai penggerak mula. Untuk menentukan

I
2.lO Pemilihan penggerak mula 59

mana yang tepat bagi setiap kasus, harus dilihat kondisi kerja dan tempatnya, karena
kedua jenis penggerak mula tersebut mempunyai keuntungan dan kerugiannya masing-
masing.
Di bawah ini diberikan perbandingan sifat-sifat motor listrik dan motor torak
sebagai bahan pertimbangan dalam pemilihannya.

(1) Motor listrik

(a) Keuntungan
l) Jika tenaga listrik dari PLN atau sumber lain tersedia dengan tegangan yang
sesuai di sekitar tempat tersebut, maka penggunaan motor listrik dapat
memberikan ongkos yang murah.
2) Pengoperasiannya lebih mudah
3) Ringan dan hampir tidak menimbulkan getaran.
4) Pemeliharaan dan pengaturan mudah.

(b) Kerugian
l) Jika listrik padam, pompa tidak dapat bekerja sama sekali.
2) Jika pompajarang dipakai, biaya operasinya akan tinggi karena biaya beban
tetap harus dibayar.
3) Jika lokasi pompa jauh dari jaringan distribusi listrik yang ada, maka biaya
penyambungan tenaga listrik akan mahal,

(2) Motor torak

(a) Keuntungan
1) Operasi tidak tergantung pada tenaga listrik.
2) Biaya fasilitas tambahan dapat lebih rendah dari pada motor listrik.
(b) Kerugian
l) Motor torak lebih berat dari pada motor listrik
2) Memerlukan air pendingin yang jumlahnya cukup besar
3) Getaran dan suara mesin sangat besar.
Di samping motor listrik dan motor torak, untuk pabrik-pabrik yang menggunakan
tenaga uap, juga sering dipakai turbin uap sebagai penggerak pompa. Namun di sini
tidak akan dibahas karena pemakaiannya agak terbatas.

2.10.3 Roda Gigi Pengubah Putaran

Jika putaran penggerak mula tidak sama dengan putaran pompa, maka perlu
dipasang roda gigi pengubah putaran antara pompa dan penggerak. Untuk pompa-
pompa kecil dapat juga dipakai transmisi sabuk di samping roda gigi.
Untuk pompa yang harus dapat diubah-ubah putarannya sering dipakai torque
converter atau kopling fluida.

Anda mungkin juga menyukai