Anda di halaman 1dari 34

MOTOR BAKAR DAN SISTEM PROPULSI

FAKULTAS TEKNIK MESIN


UNIVERSITAS PAMULANG
2018
Program Studi s : Teknik Mesin
Kode Matakuliah :
Nama Matakuliah : Motor Bakar & Sistem Propulsi
Jumlah SKS :3
Semester : VII

Lingkup mata kuliah Motor Bakar & Sistem Propulsi :


1. Pengenalan dasar-dasar motor bakar
2. Pemahaman Internal Combustion Engine (SI dan CI)
3. Siklus Otto Ideal
4. Perhitungan Thermodynamika motor bakar.
5. Sistem Propulsi pada motor bakar

Referensi :
Heywood, J.B., Internal Combustion Engine Fundamentals, McGraw Hill
Book Company, New York, 1988.
Willard W. Pulkrabek, Engineering Fundamentals of the Internal
Combustion Engine,1998
Motor bakar : mesin yang dapat mengkonversi energi
kimia yang dihasilkan dari bahan bakar
(dalam bentuk energi panas) menjadi
energi mekanik
SEJARAH MOTOR BAKAR

Motor bakar mulai di kembangkan sudah dalam kurun waktu yang cukup lama
yaitu : 1680 – 1890.
Sejarah penemuan terpenting :

Lenoir (1865) mengembangkan mesin pembakaran dalam tanpa proses


kompresi

Nicolaus August Otto pada tahun 1876 yang menemukan motor bakar 4
stroke, yang kemudian dikenal dengan "Otto Cycle Engine,“

Tahun 1890 , Rudolf Diesel penemu pertama mesin diesel, di tahun 1897
pertama kali dibuat : 1 cylinder, four-stroke, water-cooled, air injection of fuel
Output: 14.7 kW (20 hp)

Di tahun 1900 , Benz (Jerman) mendirikan industri automotive terbesar di dunia

.
KLASIFIKASI MOTOR BAKAR
MOTOR BAKAR

INTERNAL COMBUSTION EXTERNAL COMBUSTION


ENGINE (ICE) ENGINE (ECE)

Mesin ketel uap


Reciprocating Rotary/Wankel Rotary gas
turbin

CI-Engine SI-Engine

2-stroke 4-stroke 2-stroke 4-stroke


MOTOR PEMBAKARAN LUAR (ECE)

• ECE adalah, proses pembakaran bahan bakar terjadi di luar


mesin dan untuk mengubah energinya digunakan alat/mesin
yg lain. Misalnya: mesin uap, turbin.
• Contoh :
Engine Uap Lokomotif dan Turbin Uap.

KELEBIHAN DARI ECE YAITU :


a. Dapat memakai semua bentuk bahan bakar.
b. Dapat memakai bahan bakar bermutu
rendah.
c. Cocok untuk melayani beban-beban besar
dalam satu poros.
d. Lebih cocok dipakai untuk daya tinggi.
MOTOR PEMBAKARAN DALAM (ICE)
• ICE adalah proses pembakaran bahan bakar terjadi di
dalam mesin dan hasil pembakaran menjadi tenaga
mekanik (tenaga putar / tenaga dorong).
• Motor bakar itu sendiri dibagi menjadi beberapa macam
berdasarkan sistim yang dipakai, yaitu motor bakar torak
(Reciprocating), Wankel motor dan motor bakar turbin gas.
• Untuk motor bakar torak dibagi atas 2 (dua) macam, yaitu motor
bensin (Spark Ignition-SI) dan motor diesel (compressive ignition-
CI).
• Menurut langkah kerjanya motor bakar dibagi menjadi mesin
dengan proses dua langkah dan mesin dengan proses empat
langkah.
• Kelebihan ICE : Bahanbakar lebih hemat dan mudah kontrolnya,
tidak memerlukan sistem peralatan yang komplek.
Mesin pembakaran luar
Mesin pembakaran dalam
Reciprocating Engine
LANGKAH KERJA ROTARY ENGINE (WANKEL)

Hisap

Kompresi
Buang

Kerja
Motor rotary/wankel: jenis motor
pembakaran dalam, memanfaatkan tekanan
dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar
menjadi gerakan berputar pada rotor yang
menggerakkan sumbu.

Mesin wankel kompak, dan ringan.


Banyak digunakan, seperti pada: mobil
balap, pesawat terbang, go-kart, dan
speed boat.
Mesin Rotary/Wankel
Sisi luar rotor berfungsi sebagai piston.
Rotor berbentuk segi tiga dan di dalamnya
ada tiga buah piston.
Rumah rotor dibuat sedemikian rupa
sehingga apabila rotor berputar akan
dapat melakukan langkah usaha.
Langkah usaha yang timbul akibat proses
pembakaran pada rotor akan diteruskan
ke crank shaft melalui roda gigi
Rotor Rotary/Wankel
Rotary Engines Pada Mobil Mazda
Triple rotor engine by Mazda
MESIN DENGAN SISTEM SI DAN CI
MESIN DENGAN SISTEM SI
• Mesin dengan SI disebut juga Mesin bensin (mesin Otto),
diciptakan di Jerman, Nikolaus August Otto (1864): sebuah tipe
mesin pembakaran dalam, menggunakan nyala busi untuk proses
pembakaran, dirancang menggunakan bahan bakar bensin atau
yang sejenis.

MESIN DENGAN SISTEM CI


• Mesi dengan CI disebut juga denga Mesin diesel, hanya udara yang
dikompresikan dalam ruang bakar dan timbul panas
• Bahan bakar disuntikan ke dalam ruang bakar di akhir langkah
kompresi untuk bercampur dengan udara yang sangat panas,
• Pada saat kombinasi antara jumlah udara, jumlah bahan bakar, dan
temperatur dalam kondisi tepat maka campuran udara dan bahan
bakar akan terbakar dng sendirunya.
BAGIAN-BAGIAN PADA MESIN INTERNAL
COMBUSTION
Bagian-bagian utama pada motor bakar
Mesin dengan sistem 4 Langkah (4Tak)
Prinsip Kerja Motor bensin 4 Langkah
Langkah hisap
Langkah ini bertujuan untuk memasukkan campuran udara dan bahan bakar
kedalam silinderPada saat mesin mengalami langkah ini maka yang terjadi adalah :
Katup hisap terbuka dan katup buang tertutup. Piston bergerak turun dari TMA
(Titik mati atas) ke TMB (Titik mati bawah)
Langkah kompresi (compression) -
Langkah ini bertujuan agar tekanan dari campuran dan bahan bakar meningkat,
sehingga akan lebih mudah terbakar dan tenaga yang dihasilkan dapat lebih
besar / maksimal. Pada langkah kompresi yang terjadi adalah : Kedua katup
(katup hisap dan buang) dalam keadaan menutup, Piston bergerak naik dari TMB
ke TMA. Campuran udara dan bahan bakar ditekan (dimampatkan).
Langkah usaha
Langkah ini merupakan langkah yang akan menghasilkan tenaga untuk
menggerakkan kendaraan. Pada langkah ini yang terjadi adalah : Kedua katup
dalam keadaan menutup, Busi memercikkan bunga api dan terjadi ledakan, piston
bergerak turun dari TMA ke TMB
Langkah buang
Dalam langkah ini yang terjadi adalah : Katup hisap menutup dan katup buang
membuka, Piston bergerak naik dari TMB ke TMA, Gas buang sisa hasil
pembakaran akan keluar dan dibuang melalui knalpot.
Prinsip Kerja Motor Diesel 4 Langkah
• Langkah Hisap, udara masuk ke dalam silinder. Piston membentuk kevakuman
silinder, piston bergerak kebawah dari TMA menuju TMB. Katup hisap terbuka
dan katup buang menutup.
• Langkah Kompresi, piston bergerak dari TMB menuju TMA. Saat katup hisap
dan buang tertutup, udara dihisap kemudian ditekan dan sebelum piston
mencapai titik TMA bahan bakar dikabutkan maka terjadilah pembakaran.
• Langkah Kerja, energi pembakaran mengekspansikan dengan cepat sehingga
piston terdorong kebawah. Gaya yang mendorong piston kebawah diteruskan
ke connecting rod dan poros engkol dirubah menjadi gerak putar untuk
memberi tenaga pada mesin.
• Langkah Buang, pada saat piston menuju TMB, katup buang terbuka dan gas
sisa hasil pembakaran dikeluarkan melalui katup buang pada saat piston
bergerak ke atas lagi. Gas akan terbuang habis pada saat piston mencapai TMA
PRINSIP DASAR Motor 2 Tak
Motor 2 langkah (Tak): memerlukan dua langkah torak (1 kali
langkah ke atas/ascending stroke dan 1 kali langkah ke
bawah/discending stroke) untuk memperoleh 1 kali usaha di ruang
pembakaran.
PERBANDINGAN MESIN 2 TAK DENGAN 4 TAK :

• 1. Mesin 2 Tak lebih simpel/sederhana dibandingkan mesin 4 Tak.


• 2. Getaran dan osilasi mesin 2 Tak lebih besar dibandingkan mesin
• 4 Tak .
• 3. Mesin 2 Tak lebih ringan.
• 4. Konsumsi pelumas pada mesin 2 Tak lebih banyak, karena
• memerlukan panas yang lebih tinggi.
• 5. Sistem pengapian bahan bakar kurang sempurna pada mesin 2
Tak sehingga sebagian Fuel terbuang keluar.
KONFIGURASI MESIN PENGGERAK
Sistem inline : Dengan
konfigurasi seperti ini, mesin
cukup menggunakan satu poros
engkol dan satu garis kepala
silinder. Kelebihan dari
konfigurasi mesin ini yaitu
mudah dipasang dan mudah
diservis.
Mesin V adalah konfigurasi
umum untuk sebuah mesin
pembakaran internal. Piston
yang susunannya diatur
sedemikian rupa hingga
membentuk huruf V membuat
mesin ini disebut mesin V.
Konfigurasi V dapat mereduksi
panjang dan berat keseluruhan
mesin jika dibandingkan dengan
mesin yang tersusun dengan
konfigurasi lurus. R
Sebuah mesin flat (horizontal
berlawanan) adalah sebuah
mesin pembakaran dalam
dimana silindernya disusun
dalam konfigurasi mendatar
horisontal berlawanan. Dapat
pula digambarkan sebagai
mesin V 180 derajat dimana
silinder yang berlawanan
dihubungkan dengan satu tap
engkol atau engkol yang
MESIN RADIAL berbeda,
Mesin radial adalah konfigurasi mesin pembakaran dalam
dimana silinder mengarah keluar dari titik pusat poros
engkol seperti halnya ruji pada sebuah roda. Konfigurasi ini
merupakan mesin torak, dan sering digunakan pada mesin
pesawat terbang sebelum digantikan oleh mesin turbo.
Silinder dihubungkan pada poros engkol dengan rangkaian
master-and-articulating-rod. Satu silinder memiliki sebuah
master rod yang dipasangkan langsung dengan poros
engkol. Mesin radial dibuat dengan jumlah silinder ganjil
untuk memberikan urutan pengapian yang lebih baik dan
hubungannya dengan kehalusan serta getaran yang minim.
ENGINE PARAMETER

B = bore
S = stroke
r = conecting rod length
a = crank offset
s = piston position
q = crank angle
Vc = clearence vol
Vd = displacement vol
TDC = Titik mati atas / TMA
BDC = Titik mati bawah / TMB
•Cylinder bore (B) adalah diameter dalam nominal dari silinder .

•Luas piston, luas lingkaran berdiameter sama dengan cylinder bore.

•Stroke (S) atau langkah, jarak nominal yang dilalui piston saat bergerak antara 2
titik mati .

•BDC (Bottom Dead Center) atau TMB (Titik Mati Bawah) adalah titik mati
ketika piston berada paling dekat dengan poros engkol atau crankshaft. TDC (Top
Dead Center) atau TMA (Titik Mati Atas) adalah titik mati ketika posisi piston
berada paling jauh dengan poros engkol .

•Volume langkah/perpindahan atau volume yang tersapu piston (Vd) adalah


volume yang dihasilkan oleh piston ketika bekerja dari satu titik mati ke yang lain,
dihitung sebagai perkalian luas piston dan langkah.

•Volume clearence/celah (Vc) adalah volume nominal dari ruang dalam ruang
bakar ketika piston berada di TDC .

•Volume silinder adalah jumlah dari volume langkah dan volume clearance .

•Perbandingan kompresi (re) adalah perbandingan nilai volume silinder dan
volume clearance
Panjang stroke ;
S = 2a
Jika : a = crank offset , m
N = putaran motor, rpm
Maka : kecepatan rata-rata piston :
Up = 2SN m/det

Jika R adalah perbandingan panjang connecting


rod terhadap crank offset
R = r /a
Volume dislacement [Vd] : Vd = V TMB – V TMA
Untuk mesin dengan satu silinder, maka :
Vd = [/4]B2 S
Jika mesin dengan Nc silinder, maka :
Vd = Nc. [/4]B2 S
Satuan Vd adalah : m3 [1 l = 10-3 m3 = 103 cm3]
Volume clearence = Vc = V TMA dan
Vd = V TMB – V TMA, maka :
V TMB = Vc + Vd

Komresi ratio V TMB Vc + Vd


rc = ------------- = ------------
V TMA Vc
Kecepatan Piston pada akhir pembakaran pada posisi
sudut  :
Contoh :
John Automobil memiliki mesin 6 silinder dengan volume 3 liter beroperasi 4
langkah pada kecepatan 3600 rpm. Jika diketahui kompresi ratio mesin 9,5 ,
panjang connecting rod = 16,6 cm dan nilai B = S. Proses pembakaran berakhir
pada sudut 20o pada TMA.
Hitung :
1. Cylinder bore dan panjang langkah (stroke length)
2. Kecepatan rata-rata piston
3. Volume clearence silinder
4. Piston speed pada akhir pembakaran

Penyelesaian :
(1). Ada 6 silinder dengan volume = 3 l =0,003 m3
volume satu silinder = Vd = 0,003/6 = 0,0005 m3
Vd = [/4]B2 S dan jika B =S maka
Vd = [/4]B3 = 0,785B3
0,0005 = 0,785 B3 maka B = 0,086 m = 8,6 cm, dan S = 8,6 cm
(2) Kecepatan rata-rata piston :

Up = 2SN = 2 x 0,086 x 3600 = 619,2 m/menit = 10,32 m/det.

(3) Volume clearence silinder


diketahui kompresi ratio mesin = rc = 9,5 maka :

Vc + Vd Vc + 0,0005
rc = ------------- = ------------------ = 9,5
Vc Vc
(Vc + 0,0005) = Vc x 9,5
9,5 Vc – Vc = 0,0005
8,5 Vc = 0,0005
Vc = 0,0005 / 8,5 = 0,00005,9 m3
(4) Piston speed pada akhir pembakaran (Up) :

Proses pembakaran berakhir pada sudut 20o pada TMA.

Panjang stroke : S = 2a

maka crank offset : a = S/2 = 0,086 / 2 = 0,043 m

Jika panjang connecting rod = r = 16,6 cm = 0,166 m

maka R = r /a = 0,166 / 0,043 = 3,86

Up/ Up = (/2) sin  [ 1 + (cos  /  ( R2 – sin 2  )

Up / 10,32 = (/2) sin 20 [ 1 + (cos 20 /  ( 3,862 – sin 2 20 ) = 0,668

Up = 0,668 x 10,32 = 6,89 m/det.


Mesin diesel 4 silinder 2 tak memiliki diameter silinder 12 cm
dan panjang stroke 13,50 cm serta memiliki kompresi ratio
= 19 : 1.
Hitung :
•Volume displacement mesin,
•Berapa besar volume clearencenya.
•Berapa cc volume mesin diesel tersebut
Solusinya :
Jika B = 12 cm
S = 13,50 cm
rc = 19:1
Vd = [/4]B2 S = 0,785 x 0,122 x 0,1350 = 0,0015 m3
Kompresi ratio :
Vc + Vd Vc + 0,0015
rc = -------------, maka 19 = -----------------
Vc Vc
jadi 19 Vc – Vc = 0,0015, maka Vc = 0,0015/18
Vc = 8,3 x 10-5 m3
Jadi volume silinder mesin ini adalah

= Vc + Vd = 0,0015 + 8,3 10-5 = 0,0014 m3 =


= 1,4 liter

Anda mungkin juga menyukai