Modul

PERPINDAHAN
PANAS DALAM
TANGKI
Lab OTK I
Syarifah Nur
Afifah
1904103010086
Kelompok C-1
 Bapak Dr. Hisbullah, S.T.,
M.Eng.Sc
Dosen Pembimbing

Terima Kasih Kak Saza Anaya dan Bang

Muhammad Thariq Aziz
Asisten Modul Perpindahan Panas Dalam
Tangki

Mahasiswa Teknik Kimia Leting

2019 Terutama Kelompok C-1
 Panas atau kalor dalam istilah fisika adalah
energi yang berpindah akibat perbedaan
suhu Panas mengalami perpindahan dengan
tiga cara yaitu konduksi, konveksi, dan
radiasi.

Perpindahan panas dapat didenisikan

berpindahnya energi dari suatu daerah ke
daerah lainnya.

Ilmu perpindahan panas melengkapi

hukum pertama dan kedua termodinamika. Latar
Hukum pertama termodinamika,
mengatakan bahwa energi tidak dapat
diciptakan maupun dihilangkan tetapi
Belakang
Panas dan Perpindahan Panas

hanya dapat berubah dari satu bentuk

menjadi bentuk lain

Perpindahan bersih panas dari suatu daerah

yang suhunya lebih rendah ke suatu daerah
yang suhunya lebih tinggi, dikenal sebagai
hukum kedua termodinamika
Konduksi
Perpindahan panas secara rambatan pada partikel padat

Kalor mengalir dari daerah yang bertemperatur tinggi ke

daerah yang bertemperatur rendah dalam suatu medium yang
bersinggungan secara langsung

Satu-satunya mekanisme dimana panas dapat mengalir dalam

zat padat yang tidak tembus cahaya

Persamaan pada konduksi:

Q= -kA (dt/dx)
Latar
Q = Laju perpindahan panas (Joule)
k = Konduktifitas termal (W/m K)
A = Luas permukaan (m2)
dT = Perbedaan suhu (Kelvin)
Belakang
Mekanisme Perpindahan Panas

dx = Jarak dalam arah aliran panas (m)

Konveksi
Perpindahan panas yang terjadi antara permukaan padat
dengan fluida yang mengalir di sekitarnya, dengan
menggunakan media penghantar berupa fluida karena
perbedaan suhu diantara keduanya (benda-fluida).

Perpindahan panas konveksi alami adalah perpindahan

panas yang disebabkan oleh beda suhu dan benda rapat

Latar
saja dan tidak ada tenaga dari luar yang mendorongnya

Perpindahan panas konveksi paksa adalah perpindahan

panas aliran gas atau cairan yang disebabkan adanya
tenaga dari luar

Persamaan pada konveksi:

q = laju perpindahan panas dengan cara konveksi
(Watt)
Belakang
Mekanisme Perpindahan Panas

A = luas penampang (m2)

Tw = Temperatur dinding (K)

Tf = Temperatur fluida (K)

h = koefisien perpindahan panas

Radiasi
Panas mengalir dari benda yang bersuhu tinggi ke
benda yang bersuhu rendah bila benda-benda itu
terpisah di lama ruang, bahkan bila terdapat ruang
hampa di antara benda-benda tersebut

Perpindahan oleh pancaran foton yang tidak

terorganisir

Latar
Persamaan pada radiasi:

Khusus benda hitam sempurna

Belakang
Mekanisme Perpindahan Panas
Industri kimia biasanya berhubungan dengan

Latar
penyampuran/kombinasi zat-zat yang dipadukan dengan cara
tertentu di mana hal-hal tersebut dapat menimbulkan panas
dan menyebabkan terjadinya perpindahan panas yang

Belakang
selanjutnya digunakan untuk menghasilkan suatu produk, baik
produk sehari-hari maupun obat-obatan. Zat yang dimaksud Industri
dapat berupa zat cair, gas bahkan zat berbentuk padat seperti
serbuk.
 Koefisien perpindahan panas (h) merupakan salah satu
parameter yang digunakan dalam melihat distribusi temperatur
yang terjadi pada perpindahan panas. Nilai (h) berhubungan
erat dengan konduktivitas (K) dan nilai bilangan Nusselt
(Nnu).

Rumus h:
Latar
h
K
L
= Koefisien perpindahan panas
= Konduktivitas
= Panjang tangki/heater
Belakang
Koefisien Perpindahan Panas (h)

Nnu = Bilangan Nusselt

Nilai koefisien perpindahan panas konveksi dibutuhkan untuk

menentukan luas permukaan perpindahan panas
 Tujuan
Menentukan pengaruh pengadukan terhadap
koefisien perpindahan panas keseluruhan (U)

Menentukan besarnya kehilangan panas

Percobaan
Menentukan besarnya efisiensi
peralatan
• Volume Fluida 70%
• Kecepatan Pengadukanv(N): 0; 80 rpm
• Tegangan: 120 Volt
• Interval: 5 menit

Penugasan
 Metodelogi Percobaan
Alat dan Bahan

Motor Voltage Voltmeter Heater Penggaris

Pengaduk Regulator

Tangki Termometer dan Batang Pengaduk Timbangan Wayer

Termometer IR Statis
 Metodelogi Percobaan
Prosedur Kerja
Letakkan tangki,
Hubungkan cok voltmeter, pasang heater, dan cok
wayer dan skala voltmeter heater

Ukur parameter tangki Isi tangki dengan fluida sesuai

Letakkan termometer Infrared dan
dengan penugasan. Lalu
termometer biasa
ditimbang beratnya dan ukur
tinggi air

Hidupkan stopwatch
dan catat temperatur
Atur tegangan yang diberikan

Catat temperatur awal Atur kecepatan pengadukan Timbang berat dan

tinggi akhir fluida yang
tersisa
 Hasil dan Pembahasan
Koefisien Perpindahan Panas
Keseluruhan (U)
A. Pada Dinding Tangki B. Pada Dasar Tangki

Data nilai koefisien perpindahan panas
keseluruhan pada dinding tangki dengan
kecepatan pengadukan 0 rpm dan 80 rpm
dengan voltase 120 volt ialah sebesar 0,710
w/m2k dan 0,3434 w/m2k
Data nilai koefisien perpindahan panas
keseluruhan pada dasar tangki dengan
kecepatan pengadukan 0 rpm dan 80 rpm
pada voltase 120 volt sebesar 0,42517W/m2K
dan 2,8686W/m2K
Hasil dan Pembahasan
Kehilangan Panas (QLoss)

Nilai Qloss yang didapat pada tangki dengan kecepatan 0 rpm

dan 80 rpm berturut-turut ialah 28,6826 dan 23,49 kJ. Dapat
dilihat pada kurva grafik yang dimana terjadi penurunan pada
kecepatan pengadukan 80 rpm.
Hasil dan Pembahasan
Efisensi Peralatan

Data nilai efisiensi peralatan pada tangki pada tegangan 120 volt
dengan kecepatan pengadukan 0 rpm dan 80 rpm secara berturut-turut
yaitu sebesar 79,68% dan 65,26%.Dari data tersebut diketahui bahwa
nilai efisiensi peralatan pada kecepatan 0 rpm lebih rendah dari
kecepatan 80 rpm.
 Pada tegangan 120 volt dengan kecepatan pengadukan 0 dan 80 rpm, nilai U pada dinding
tangki yang didapat 0,1710 W/m2K dan 0,3434 W/m2K.

Pada tegangan 120 volt dengan kecepatan pengadukan 0 dan 80 rpm nilai U pada dasar

Kesimpulan tangki adalah 10,42517 W/m2K dan 2,8686 W/m2K.

Pada tegangan 120 volt dengan kecepatan pengadukan 0 dan 80 rpm didapatkan nilai Q loss
sebesar 28,6826kJ dan 23,49 kJ.

Nilai efisiensi peralatan pada tegangan 120 volt dengan kecepatan pengadukan 0 dan 80
rpm sebesar 79,68% dan 65,26%.
Thank you !