Abstrak : Proses pendinginan dilakukan terhadap hasil pengelasan baja st 37, menggunakan media
pendingin air kelapa, air garam serta oli bekas. Proses ini berguna untuk memperbaiki kekuatan tarik dari
hasil pengelasan st37 tanpa mengubah komposisi kimia secara menyeluruh. Proses ini mencakup
pengelasan dan di ikuti oleh pendinginan dengan kecepatan tertentu untuk mendapatkan sifat-sifat yang
diinginkan, dari proses pendinginan tersebut didapatkan nilai kekuatan tarik yang berbeda-beda antara
media pendingin yang digunakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
pengaruh variasi air pendingin terhadap kekuatan tarik benda. Dari hasil penelitian di ketahui bahwa
semua benda hasil pengelasan yang sudah didinginkan di uji nilai kekuatan tariknya, masing- masing
media pendingin mempunyai nilai kekuaran tarik berbeda. Dari 3 media pendingin yang digunakan dapat
terlihat, bahwa media pendingin yang bagus adalah media pendingin oli bekas, ini terlihat dari rata-rata
kekuatan tarik nya yaitu 53,415 kg/mm2. Sedangkan untuk media pendingin yang menghasilkan kekuatan
tarik terandah adalah media pendingin air kelapa dengan rata-rata pengujian tariknya adalah 49,764
kg/mm2
Abstract : The cooling process is done on the 37 st of steel welds , using a cooling medium coconut water,
salt water and used oil. This process is useful to improve the tensile strength of welds st37 without
changing the chemical composition as a whole. This process includes welding and followed by cooling at
a certain speed to get characterictics-desirable properties, the cooling process is obtained from the
tensile strength of different values the difference between the cooling medium used. The purpose of this
research is to know how the effect of variation of water coolant to tensile strength after welding. Of all
the objects that have been cooled welding results in testing the strength of its value, each of the cooling
medium has a different appeal kekuaran value. 3 cooling medium used can be seen, that good cooling
medium cooling medium used oil is evident from the average of its tensile strength is 53.415 kg/mm2. As
for the cooling medium tensile yield strength terandah coconut water is the cooling medium with its test
average was 49.764 kg/mm2
91 |
Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Unlam Vol. 03 No.2 pp 91-98, 2014 ISSN 2338-2236
Salah satu cara untuk memperbaiki sifat banyak di gunakan pada masa ini, cara pengelasan
dan mekanis suatu bahan ialah melalui perlakuan ini menggunakan elektroda logam yang di bungkus
panas (Heat Treatment). dengan proses dengan fluks. Las busur listrik terbentuk antara
pendinginan air garam, oli bekas dan air kelapa logam induk dan ujung elektroda, karena panas
dimana setelah proses pengelasan baja ST37 dari busur, maka logam induk dan ujung elektroda
langsung didinginkan tersebut mencair dan kemudian membeku
Dalam penelitian ini penulis melakukan bersama.
analisis terhadap media pendingin yang paling Shielded Metal Arc Welding (SMAW) juga
optimal dari proses perlakuan panas terhadap hasil sering disebut sebagai stick welding. Hal ini
pengelasan baja ST37. Dengan tiga macam media dikarenakan elektrodenya yang berbentuk stick.
pendingin diharapkan akan memberikan data atau Proses pengelasan ini adalah proses pengelasan
informasi sehingga kekuatan tarik dari Baja ST37 yang relative paling banyak dan luas
menjadi lebih kuat. Tujuan dari penelitian ini penggunaannya.
adalah untuk mengetahui pengaruh variasi media Electric arc adalah arus elektron yang
pendingin air terhadap kekuatan tarik pasca kontinu mengalir melalui media yang pendek
pengelasan. antara dua elektrode (+ dan -) yang diketahui
dengan terjadinya energi panas dan radiasi udara
Pengelasan atau gas antara elektrode akan diionisir oleh
Las dalam bidang konstruksi sangat luas elektron yang dipancarkan oleh katoda.
penggunaannya meliputi konstruksi jembatan, Dua faktor yang mempegaruhi pancaran
perkapalan, industri karoseri dll. Disamping untuk elektron :
konstruksi las juga dapat untuk mengelas cacat 1. Temperatur
logam pada hasil pengecoran logam, mempertebal 2. Kekuatan medan listrik
yang aus (Wiryosumarto dan Okumura; 2004). Untuk menimbulkan arc, kedua elektroda
Secara sederhana dapat diartikan bahwa dihubungkan singkat dengan cara disentuhkan
pengelasan merupakan proses penyambungan dua lebih dahulu (arcstarting) dan pada bagian yang
buah logam sampai titik rekristalisasi logam baik bersentuhan ini akan terjadi pemanasan
menggunakan bahan tambah maupun tidak dan (temperatur naik), hal ini mendorong terjadinya
menggunakan energi panas sebagai pencair bahan busur. Beberapa keuntungan SMAW :
yang dilas. 1. Peralatan yang digunakan tidak rumit, tidak
Pengertian pengelasan menurut Widharto mahal, dan mudah dipindahkan
(2003) adalah salah satu cara untuk menyambung 2. Elektrodenya telah terdapat flux
benda padat dengan jalan mencairkannya melalui 3. Sensitivitasnya terhadap gangguan pengelasan
pemanasan. Berdasarkan definisi dari Deutche berupa angin cukup baik
Industrie Normen (DIN) las adalah ikatan 4. Dapat dipakai untuk berbagai posisi pengelasan
metalurgi pada sambungan logam atau logam
paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer Arus Pengelasan
atau cair. Wiryosumarto dan Okumura (2004) Arus pengelasan adalah besarnya aliran
menyebutkan bahwa pengelasan adalah atau arus listrik yang keluar dari mesin las. Besar
penyambungan setempat dari beberapa batang kecilnya arus pengelasan dapat diatur dengan alat
logam dengan menggunakan energi panas. Paling yang ada pada mesin las. Arus las harus
tidak saat ini terdapat sekitar 40 jenis pengelasan. disesuaikan dengan jenis bahan dan diameter
Dari seluruh jenis pengelasan tersebut hanya dua elektroda yang di gunakan dalam pengelasan.
jenis yang paling populer di Indonesia yaitu Penggunaan arus yang terlalu kecil akan
pengelasan dengan menggunakan busur nyala mengakibatkan penembusan atau penetrasi las
listrik (Shielded metal arc welding/ SMAW) dan yang rendah, sedangkan arus yang terlalu besar
las karbit (Oxy acetylene welding/OAW). akan mengakibatkan terbentuknya manik las yang
terlalu lebar dan deformasi dalam pengelasan.
Las Busur Listrik
Las busur listrik adalah proses
penyambungan logam dengan pemanfaatan tenaga
listrik sebagai sumber panasnya. Menurut
(Arifin,1997) las busur listrik merupakan salah
satu jenis las listrik dimana sumber pemanasan
atau pelumeran bahan yang disambung atau di las
berasal dari busur nyala listrik.
Las busur listrik dengan metode
elektroda terbungkus adalah cara pengelasan yamg
92 |
Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Unlam Vol. 03 No.2 pp 91-98, 2014 ISSN 2338-2236
93 |
Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Unlam Vol. 03 No.2 pp 91-98, 2014 ISSN 2338-2236
benda uji. Kemudian dapat dihasilkan kurva parameter yang digunakan untuk menggambarkan
tegangan dan regangan. kurva tegangan-regangan logam yaitu:
a. Kekuatan tarik
................................. (1) Kekuatan tarik adalah beban maksimum
dibagi luas penampang lintang awal benda uji.
Kekuatan ini berguna untuk keperluan spesifikasi
Di mana :
dan kontrol kualitas bahan.
b. Kekuatan luluh
Kekuatan luluh adalah tegangan yang
dibutuhkan untuk menghasilkan sejumlah kecil
deformasi plastis yang ditetapkan. Kekuatan luluh
Regangan yang dipergunakan pada kurva
yang diperoleh dengan metode offset biasanya
diperoleh dengan cara membagi perpanjangan
dipergunakan untuk perancangan dan keperluan
panjang ukur dengan panjang awal. Persamaannya
spesifikasi.
yaitu :
.(4)
.................................. (2)
Di mana :
Di mana :
Gaya tarik yang diberikan pada mesin Tabel 2. Komposisi kimia Baja ST37
pengujian tarik yang selama pengujian akan
mencatat setiap kondisi bahan sampai terjadinya
tegangan maksimum, juga sekaligus akan
menggambarkan diagram tarik dari benda uji,
adapun panjang Lf akan diketahui setelah benda Sumber : Penyedia bahan Baja ST37
uji patah dengan menggunakan pengukuran secara
normal tegangan maksimum adalah tegangan Sifat baja karbon sangat tergantung pada
tertinggi yang bekerja pada luas penampang kadar karbon oleh karena itu baja karbon di
semula. kelompokan berdasarkan kadar karbonnya. Baja
Bentuk dan besaran pada kurva tegangan- dengan kadar karbon kurang dari 0,3% disebut
regangan suatu logam tergantung pada komposisi, baja karbon rendah, baja dengan kadar karbon
perlakuan panas, deformasi plastis yang pernah 0,3%-0,6% disebut dengan baja karbon sedang dan
dialami, laju regangan, suhu dan keadaan tegangan baja dengan kadar karon 0,6%-1,5% disebut
yang menentukan selama pengujian. Parameter- dengan baja karbon tinggi (Amanto, 1999).
94 |
Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Unlam Vol. 03 No.2 pp 91-98, 2014 ISSN 2338-2236
a. Alat Uji
Peralatan Penelitian Peralatan penelitian
berupa sarana peralatan yang digunakan dalam
pembuatan spesimen maupun pengambilan data.
Alat-alat yang digunakan antara lain :
1. Alat uji tarik : Mesin uji tarik
2. Alat perlakuan panas : Tang penjepit, wadah
berisi air garam, air
kelapa, dan oli
3. Alat spesimen : Mesin gerinda potong,
mesin las, mesin
gerinda tangan, mesin
Bubut, jangka sorong
95 |
Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Unlam Vol. 03 No.2 pp 91-98, 2014 ISSN 2338-2236
Benda Uji 2
Diameter Benda Uji : 10 mm
Panjang Uji Standart : 50 mm
Gambar 2. Kurva Tegangan Regangan Pengujian
Pertambahan Panjang : 2 mm
Tarik Media Pendingin Air Kelapa
Regangan : 4%
Gaya Tarik Yield : 12000 N
Gaya Tarik Mak : 43100 N
Tegangan Tarik Yield : 15,994 Kg/mm2
Tegangan Tarik Mak : 57,446 Kg/mm2
55,87
56
54 50,958
52
50
Gambar 3. Kurva Tegangan Regangan Pengujian 48
Tarik Media Pendingin Oli Bekas Benda Uji 1 Benda Uji 2
Grafik Perbandingan Hasil Pengujian Tarik Gambar 5. Grafik Uji Tarik Pengelasan Dengan
Media Pendingin Air Kelapa
96 |
Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Unlam Vol. 03 No.2 pp 91-98, 2014 ISSN 2338-2236
97 |
Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Unlam Vol. 03 No.2 pp 91-98, 2014 ISSN 2338-2236
memperbaiki sifat baja tersebut. Jadi dapat [2] Schonmetz, et all. Pengerjaan Logam dengan
disimpulkan bahwa dengan proses hardening Mesin Perkakas Tangan dan Mesin
pada baja karbon akan meningkatkan Sederhana (Terjemahan). Bandung :
kekerasanya. Dengan meningkatnya kekerasan, Angkasa.
maka efeknya terhadap kekuatan adalah
sebagai berikut : [3] Schonmetz, et all. Pengetahuan Bahan dalam
1. Kekuatan impact (impact strength) akan Pengerjaan Logam (Terjemahan). Bandung :
turun karena dengan meningkatnya Angkasa.
kekerasan, maka tegangan dalamnya akan [4] Suratman Maman, 2001, Teknik Mengelas.
meningkat. Bandung: Pustaka Grafika.
2. Kekuatan tarik (tensile sterngth) akan
meningkat. Hal ini disebabkan karena pada
pengujian tarik beban yang bekerja adalah
secara aksial yang berlawanan dengan arah
dari tegangan dalam, sehingga dengan
naiknya kekerasan akan meningkatkan
kekuatan tarik dari suatu material.
IV. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
98 |