ABSTRAK
Pengelasan GMAW ini sangat sering digunakan untuk proses penyambungan logam. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui pengaruh arus pengelasan terhadap tegangan bending dan perubahan struktur
mikro pada pelat baja St37. Pada penelitian ini proses pengelasan dilakukan secara semi-otomatis, dimana
menjaga kecepatan konstan pada kecepatan 9 cm/menit, tegangan las 25 volt dan mengisi dengan tiga
pengulangan pengelasan dari arah yang sama. Variasi arus pada penelitian ini mengunakan 120, 140, 160,
180, 200 ampere dengan sudut kampuh 60o. Dari hasil penelitian ini diperoleh tegangan bending tertinggi pada
arus pengelasan 120 ampere dengan nilai 704,46 N/mm2, dan arus pengelasan 200 ampere dengan nilai
terkecil sebesar 395,3 N/mm2. Pada grafik hubungan antara variasi arus pengelasan dan tegangan bending
menunjukan dengan naiknya arus maka tegangan bending semakin menurun. Nilai tegangan bending tertinggi
dengan masukan panas sebesar 2000 joule/cm pada arus 120 ampere, menujukan bahwa struktur mikro yang
terbentuk pada daerah HAZ adanya beda perbandingan antara distribusi ferrite tersebut dimana pada 120
ampere banyak struktur pearlite yang mendominasi tetapi pada 200 ampere grain boundary ferrite yang lebih
banyak terdistribusi.
Kata kunci: Pengelasan GMAW, tegangan bending, arus pengelasan, struktur mikro, baja St37
PENDAHULUAN
Proses
penyambungan
logam
dengan mencairkan logam induk dan
logam pengisi agar berikatan dengan
mengunakan energi panas.[1] Pengelasan
sangat berperan penting saat ini, karena
proses penyambungan logam yang paling
efisien dalam dunia industri manufaktur.
Prosedur pengelasan terlihat sederhana,
tetapi sebenarnya banyak masalah yang
harus diselesaikan dengan pengetahuan
yang beragam. Karena itu dalam proses
pengelasan
pengetahuan
harus
berdampingan dengan prakteknya. Secara
terperinci bisa dijelaskan untuk merancang
konstruksi harus mempertimbangkan cara
pengelasan, cara pemeriksaan, bahan las
dan jenis las yang akan dipergunakan
berdasarkan fungsi dari bagian bangunan
atau mesin yang dirancang.
Baja ST37 merupakan baja yang
memiliki kadar karbon yang kurang dari
0,25% didalamnya, yang tidak responsif
2
kekurangan, berupa pada awal set-up
pengelasan merupakan permulaan yang
sulit, wire-feeder yang memerlukan
pengontroloan yang kontinou, dan kuat
arus mempengaruhi kekuatan pada hasil
las.
Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk
mengetahui
pengaruh
arus
pengelasan terhadap tengan bending dan
perubahan struktur mikro pada St37
dengan pengelasan GMAW.
TINJAUAN PUSTAKA
GMAW
(GAS
METAL
ARC
WELDING)
GMAW
adalah
proses
penyambungan dua material logam atau
lebih menjadi satu melalui proses
pencairan setempat, dengan menggunakan
elektroda gulungan (filler metal) yang
sama dengan logam dasarnya (base metal)
dan menggunakan gas pelindung (inert
gas).
Parameter pengelasan
1. Elektroda
Pengelasan dengan las busur listrik
memerlukan kawat las yang terdiri
dari satu inti terbuat dari logam
dengan dilapisi oleh lapisan yang
terbuat dari campuran zat kimia.
Selain
digunakan
sebagai
pembangkit,
elektroda
yang
berfungsi sebagai logam pengisi
harus memiliki kesamaan sifat
dengan logam induk sehingga tidak
ada
elektroda
yang
dapat
digunakan
untuk
semua
pengelasan. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pemilihan
elektroda antara lain kekuatan
mekanik, gas pelindung yang
digunakan,
komposisi
kimia
elektroda, dan logam induk.
2. Gas pelindung
Pada pengelasan GMAW gas yang
dipakai adalah gas mulia, karena
sifatnya stabil dan tidak mudah
bereaksi dengan unsur lain. Fungsi
gas pelindung adalah melindungi
3
arus las dapat diukur langsung pada mesin
las. Tegangan las umumnya tidak dapat
diatur secara langsung pada mesin las
tetapi pengaruhnya terhadap masukan
panas tetap ada.
Struktur mikro daerah pengaruh las
Nilai kekerasan, struktur, dan
berlangsungnya transformasi di daerah
HAZ dapat dibaca dengan diagram
transformasi pendinginan berlanjut atau
diagram CCT. Diagram ini dapat
digunakan untuk membahas pengaruh
struktur terhadap retak las maupun
keuletannya sehingga dapat digunakan
untuk menentukan prosedur pengelasan.
Biasanya diagram CCT menunjukkan pula
kekerasan yang akan dimiliki oleh baja
setelah proses pendinginan mengikuti
siklus termal tertentu.
4
terpenuhi. Pada kenyataannya baja karbon
rendah adalah baja yang mudah untuk
dilas.
Pengujian Bending
pengujian lentur (bending test)
adalah pengujian sifat mekanik bahan yang
dilakukan terhadap spesimen dari bahan,
baik bahan yang akan digunakan untuk
konstruksi atau untuk material yang nanti
akan diberi beban lentur. Pengujian ini
dilakukan dengan memberikan beban
disatu titik diantara dua tumpuan. Dengan
pembebanan ini bahan akan mengalami
deformasi dengan dua buah gaya yang
berlawanan yang bekerja pada saat yang
bersamaan.
Pengujian lentur juga sering
dipergunakan
untuk
mengetahui
kemampuan material dalam menerima
beban seperti kekuatan atau tegangan
lengkung, elastisitas, memeriksa mekanis
dari material las dan sebagainya.[5]
I=
bh
12
...(3)
5
y=
h
2
...(4)
1
M= P.L
...(5)
4
Dimana:
P
: Beban maksimum (kN)
b
: Lebar batang uji (mm)
h
: Tebal batang uji (mm)
L
: Jarak antar titik tumpu (mm)
y
: Jarak serat terluar dari sumbu
netral
M
: Momen lentur (N.mm)
I
: Momen inersia pada penampang
persegi panjang (mm2)
120A
140A
19,7 kN
20,7 kN
19,1 kN
19,9 kN
16,7 kN
17,1 kN
17,9 kN
17,03 kN
Arus Pengelasan
160A
180A
12,8 kN
13,6 kN
13,3 kN
13,23 kN
200A
12,7 kN
11,7 kN
10,7 kN
11,7 kN
11 kN
11,2 kN
11,3 kN
11,17 kN
Tegangan
bending
(N/mm2)
704,46
602,98
468,46
414,18
395,3
1
2
3
4
5
Arus
(ampere)
V
(cm/menit
)
E
(volt)
H
(J/mm)
120
140
160
180
200
9
9
9
9
9
25
25
25
25
25
2000
2333
2667
3000
3333
7
pembentukan pearlite. Tetapi pada arus
200 ampere persentase pearlite hanya 25
% dan sisinya berupa ferrite mendominasi
karena pada saat heat input yang tinggi
menyebabkan pembentukan HAZ yang
melebar dan membuat semakin lama
proses pendinginan.
80
60
Persentase (%)
40
20
0
Arus (ampere)
KESIMPULAN
Dari pembahasan dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Pada pengelasan dengan variasi
arus pada pelat baja St37
disimpulkan tegangan bending
tertinggi ada pada arus 120 ampere
dengan 704,46 N/mm2 dengan
masukan panas 2000 J/mm dan
tegangan bending terendah ada
pada arus 200 ampere dengan
masukan panas 3333 J/mm.
Disebabkan karena arus yang besar
membuat masukan panas semakin
besar sehingga untuk proses
pendinginan
sampai
dengan
temperatur 500oC lebih lama.
2. Perubahan struktur mikro yang
terjadi pada daerah HAZ akibat
variasi arus adalah adanya beda
perbandingan antara distribusi
ferrite dan pearlite. Dimana pada
120 ampere terbentuk pearlite yang
lebih banyak dibandingkan dengan
yang lainnya tetapi pada 200
ampere grain boundary ferrite
yang lebih banyak ditemukan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Wiryosumarto, Harsono & Toshie
Concept
Welding
Engineering;
8
[3] Welding handbook, Vol. 1, 8th
Bahan
Paramita
Teknik.
Jakarta;
PT. Pradya