Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENELITIAN OPSI

Persepsi Masyarakat Nagari Saniangbaka Kecamatan Solok Terhadap


Keberadaan Inyiak Tampat Sebagai Penjaga Keturunan
TIM PENELITI :

AQNIA MAZAYA

AULIA PUTRI MAESA

Bidang Penelitian : Ilmu Sosial dan Humaniora (Social Sciences and Humanities)

MAN Insan Cendekia Padang Pariaman

Padang Pariaman, Sumatra Barat

2023
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Penelitian ini bertujuan untuk menggali perspektif masyarakat Saniangbaka terhadap keberadaan
Inyiak Tampat sebagai penjaga keturunan. Sebagai masyarakat Minangkabau yang berpegang teguh p
ada ajaran Islam, mereka memegang prinsip "Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah," yang
menekankan bahwa perlindungan dan penjagaan hanya boleh dicari dari Allah semata dengan berdoa
dan selalu mengingat-Nya. (Setiawan et al, 2022)
Namun, di masyarakat Saniangbaka, terdapat kepercayaan yang diyakini oleh sebagian masyarak
at akan keberadaan Inyiak Tampat sebagai penjaga keturunan. Inyiak Tampat, yang memiliki nama as
li Burhanuddin Ibrahim, adalah seorang pemuka agama di Sumatera Barat dan banyak ilmuan yang m
embukukan kisah penyebaran agama Islam yang dilakukan oleh Burhanuddin Ibrahim. (Ramadhan, 2
022)
Makam Syekh Burhanuddin terletak di Ulakan, Pariaman. Namun, karena Syekh Burhanuddin me
rupakan putra asli Saniangbaka, maka dibuatlah makam di Saniangbaka dengan mengambil tanah ma
kam yang ada di Ulakan. Di dalam makam tersebut, Syekh Burhanuddin memiliki pengawal, yaitu se
pasang elang putih, seekor kuda putih, dan sembilan harimau putih. Pengawal-pengawal ini dipercaya
menjaga keturunan Syekh Burhanuddin.
Sebagai contoh, ada suatu peristiwa di mana seorang lelaki keturunan sedang menempuh pendidi
kan di salah satu pondok pesantren. Di setiap malamnya, lelaki tersebut selalu marah tanpa diketahui
penyebabnya. Sang kiai melihat adanya seekor harimau berwarna putih yang selalu membuntuti lelaki
tersebut. Harimau putih ini merupakan salah satu pengawal dari Inyiak Tampat atau Syekh Burhanud
din yang dulunya selalu mendampinginya dalam menyebarkan agama dan sekarang menjadi penjaga
keturunan. (Adriyanto, 2022)
Dalam konteks ini, penelitian ini bertujuan untuk menggali perspektif masyarakat Saniangbaka te
rhadap keberadaan Inyiak Tampat sebagai penjaga keturunan. Penelitian ini akan melibatkan pendeka
tan etnografis dengan melakukan wawancara mendalam dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, atau
individu yang memiliki pemahaman dan pengalaman langsung terkait keberadaan Inyiak Tampat. De
ngan melibatkan sumber-sumber kredibel, studi perbandingan, data historis, dan refleksi terhadap kon
tradiksi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif mengenai
kepercayaan ini dan bagaimana hal tersebut memengaruhi kehidupan sehari-hari masyarakat Saniang
baka.
Penelitian ini memiliki potensi menjadi rujukan untuk penelitian selanjutnya serta dapat menamb
ah pengetahuan dan pemahaman tentang keberadaan Inyiak Tampat sebagai penjaga keturunan di kala
ngan masyarakat Minangkabau.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Rumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana persepsi masyarakat Saniangbaka terhadap keberadaan Inyiak Tampat ?
2. Apakah terdapat perbedaan persepsi yang beragam di antara masyarakat Saniangbaka terkait
keberadaan Inyiak Tampat?
Dengan rumusan masalah ini, penelitian diharapkan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan
tersebut dan memberikan pemahaman yang lebih tentang persepsi masyarakat Saniangbaka
terhadap Inyiak Tampat sebagai penjaga keturunan.
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :
1. Mengetahui persepsi masyarakat Nagari Saniangbaka terhadap keberadaan Inyiak Tampat seb
agai penjaga keturunan.
2. Mengetahui apakah ada perbedaan persepsi yang beragam di antara masyarakat Saniangbaka
terkait keberadaan Inyiak Tampat.

1.4 HIPOTESIS
Terdapat perbedaan persepsi yang beragam di antara masyarakat Saniangbaka terkait keberadaan
Inyiak Tampat dan masyarakat Saniangbaka memiliki persepsi bahwa keberadaan Inyiak Tampat dap
at menjaga keturunannya.

1.5 MANFAAT PENELITIAN


Manfaat dari penilitian ini adalah :
1. Sebagai ajuan bagi penelitian berikutnya
2. Menambah pengetahuan mengenai keberadaan Inyiak Tampat sebagai penjaga keturunan
3. Menambah pengetahuan bagaimana perspektif yang ada di masyarakat
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KAJIAN TEORI


A. Persepsi Masyarakat
Persepsi adalah sebuah kesan yang tercipta melalui proses pengorganisasian, penginderaa
n, dan interpretasi pada obyek tertentu yang diperoleh seseorang, sehingga menjadi aktifitas inte
grasi pada diri seseorang (Supiani, 2021). Persepsi masyarakat adalah suatu proses yang terjadi
pada sekelompok manusia yang hidup dan tingggal bersama dalam wilayah tertentu yang saling
bergaul karena mempunyai nilai-nilai, norma-norma, cara-cara, dan prosedur merupakan kebutu
han bersama berupa sistem adat yang bersifat kontinue dan terikat. (Fadhila Rahma, 2018). Berd
asarkan dua pendapat di atas dapat dirumuskan bahwa persepsi masyarakat adalah sebuah kesan
yang diperoleh oleh sekelompok manusia yang saling bergaul dan tinggal bersama dalam wilaya
h tertentu melalui proses penginderaan dan interpretasi pada obyek tertentu.
B. Inyiak Tampat
inyiak diyakini berasal dari arwah nenek moyang yang harus dihormati. (Samiyati, 2022).
Tampat merupakan kuburan yang dianggap keramat (Pramono, 2015). Inyiak Tampat adalah ar
wah dari Syekh Burhanuddin yang dikenal dengan kuburannya yang keramat dan memiliki peng
awal diantaranya : sepasang elang putih, seekor kuda putih, dan Sembilan harimau putih.
C. Pelanjut Keturunan
Dalam sosiologi, konsep keturunan dapat mencakup bagaimana individu dan kelompok
sosial mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari suatu kelompok etnis, ras, atau budaya
tertentu dan bagaimana hal ini memengaruhi identitas dan interaksi sosial mereka. Singkatnya
keturunan adalah hubungan antar individu sebagai bagian suatu kelompok etnis, ras, atau
budaya yang merupakan suatu identitas. Dalam penelitian ini keturunan yang dimaksud adalah
orang orang yang memiliki hubungan dengan Inyiak Tampat.

2.2 PENELITIAN RELEVAN

Penelitian Sebelumnya yang Relevan

Rosita Kumala Sari, 2012. Kepercayaan Masyarakat Terhadap Benda Benda Bertuah Di Desa
Jambu Raya Kecamatan Beruntung Baru Kabupaten Banjar. Skripsi, Jurusan Perbandingan Agama,
Fakultas Ushuluddin. Masalah yang diteliti adalah tentang masyarakat yang percaya akan adanya
makhluk halus dan benda benda bertuah yang mampu menangkal dan juga sebagai
pengobatanBerdasarkan hasil penelitian yang di peroleh adalah kepercayaan masyarakat terhadap
makhluk halus tersebut berdasarkan pada kepercayaan dari keturunan. Dari ajaran Islam biasanya
disebutkan dan di jelaskan bahwa untuk menangkal gangguan dari makhluk halus ini adalah dengan
bacaan ayat ayat al quran.

Fatma Misky, 2019. Sebuah mitos yang terdapat di daerah Kalimantan mengenai ritual
pesugihan dengan memakai minyak kuyang untuk mendapat kekayaan secara instan, yang dimana
hal ini merupakan mitos hasil penggabuangan dua mitos lain dari daerah jJawa dan Bali. Kemudia
mitos digunakan dalam Game Horor “Pulang: Insanity”
Sri Wahyu Nengsih, (2020). Mengevaluasi mantra banjar pengusir hantu kuyang “Sumpah
Sarapah Mamburu Hantu Kuyang” yang digunakan untuk pelindung dari gangguan hantu kuyang
saat proses persalinan.

Mursalin, 2015. Permasalahan dalam penelitian ini merupakan cara pandang masyarakat Banjar
Batang Banyu terhadap buaya tidak kasat mata. Hasil penelitian menunjukkan kepercayaan terhadap
buaya tak kasat mata disebabkan oleh lingkungan hidup mereka di sungai. Di sungai, ada buaya yang
kuat dan ganas. Kemampuan buayalah yang kemudian ditakuti dan dikagumi masyarakat Banjar
Batang Banyu. Rasa takut dan kagum itu dituangkan dalam ritual malabuh.
BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan kami lakukan pada tanggal 18 Mei s.d. 30 September 2023 di Saniangbaka,
X Koto Singkarak, Solok, Sumatra Barat.

3.2 Sumber data

Sumber data dari penelitian ini adalah orang yang mengetahui apa yang kita harapkan dan
memberi informasi terkait dengan penelitian kita (Silalahi, 2010. hlm.250). (Azrina Syafitri, 2015).
Individu yang terlibat dalam penelitian ini adalah masyarakat lanjut usia, niniak mamak, cadiak
pandai, dan pemuka adat di Saniangbaka.

3.3 Metode Pemerolehan Data

Penelitian ini akan menggunakan pendekatan etnografis untuk mendapatkan pemahaman yang
mendalam tentang kepercayaan masyarakat Saniangbaka terhadap keberadaan Inyiak Tampat sebagai
penjaga keturunan. Pendekatan ini melibatkan pengamatan partisipatif, wawancara mendalam, dan
analisis konten guna mengumpulkan data yang akurat. Melalui wawancara mendalam dengan tokoh
masyarakat, tokoh agama, dan individu yang memiliki pemahaman dan pengalaman langsung terkait
keberadaan Inyiak Tampat, peneliti akan mendapatkan perspektif mereka secara langsung.

Metode pengumpulan data yang kami lakukan adalah dengan metode pengumpulan data angket.
Menurut Sugiyono (2017:142) angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawab. Jadi, angket atau kuesioner adalah cara mendapatkan data dengan memberi
seperangkat pertanyaan dan pernyataan yang bisa dibaca dan dijawab langsung oleh responden
sendiri. Kami mencari responden dengan menyebar angket atau kuesioner secara random kepada
masyarakat Saniangbaka.

Data yang terkumpul akan dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian akan
disajikan secara naratif dengan menggambarkan temuan-temuan yang muncul dari analisis data, yang
akan disertai dengan kutipan dari wawancara atau sumber data lainnya untuk mendukung temuan
yang diungkapkan. Dengan metode ini, diharapkan penelitian ini dapat memberikan pemahaman
yang lebih tentang kepercayaan masyarakat Saniangbaka terhadap keberadaan Inyiak Tampat dan
dampaknya dalam kehidupan sehari-hari mereka.
BAB 4 : HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL PENELITIAN

4.1.1 KARAKTERISTIK RESPONDEN


Jika dilihat dari segi jenis kelamin, terdapat 26 orang (83,87%) responden perempuan dan
jumlah responden laki laki sebanyak 5 orang (16,13%). Dari data tersebut menunjukkan
jumlah responden dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak terlibat dalam penelitian ini
dibandingkan dengan responden yang berjenis kelamin laki-laki. Kedua jenis responden ini
memiliki selisih yang sangat jauh berbeda yaitu 21 orang(67,74%),menunjukkan adanya
disparitas yang signifikan dalam komposisi jenis kelamin responden.
Responden perempuan Responden laki-laki

Jika kita analisis berdasarkan kelompok usia, terlihat bahwa ada 3 kelompok usia yang
mendominasi partisipan. Kelompok usia 50-71 tahun menjadi kelompok terbesar dengan 16
orang (51,61%) responden, diikuti oleh kelompok usia 21-36 tahun dengan 8 orang (25,80%)
responden. Sementara itu, komposisi kelompok usia 40-49 tahun mencakup 7 orang (22,58%)
responden.

usia 50-71 usia 21-36 usia 40-49


Jika dianalisis dari segi kelompok pekerjaan, terdapat variasi dalam jenis pekerjaan
responden. Terdapat 6 orang (19,35%) responden yang berprofesi sebagai petani. Sementara
itu, 3 orang (9,7%) responden adalah pedagang. Ada juga 2 orang (6,45%) responden yang
merupakan guru atau mahasiswa. Namun, kelompok yang mendominasi adalah responden
yang berprofesi sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT), dengan jumlah mencapai 20 orang
(64,51%) dari total responden.

petani guru dan mahasiswa


pedagang IRT

4.1.2 DESKRIPSI JAWABAN RESPONDEN


Variabel Rata-Rata
Kepercayaan
Kepercayaan bahwa Inyiak Tampat benar benar menjadi penjaga
keturunan dalam kehidupan masyarakat
Percaya bahwa keberadaan Inyiak Tampat memberikan perlindungan
dan keamanan bagi keturunan Saniangbaka
Persepsi
Kepercaayaan terhadap Inyiak Tampat tidak bertentangan dengan
agama islam
Steorotip masyarakat terhadap Inyiak Tampat banyak terlihat
Butuh sosialisasi tentang Inyiak Tampat
Dampak
Pengaruh Inyiak Tampat dalam kehidupan sehari hari sangat signifikan
Cerita mengenai Inyiak Tampat mempengaruhi kepercayaan
masyarakat
Keberadaan Inyiak Tampat memiliki pengaruh positif terhadap
hubungan antar generai dalam masyarakat Saniangbaka
4.1.3 NARASUMBER

Orang-orang yang kami jadikan narasumber pada wawancara penelitian kami merupakan
orang-orang yang mengetahui tentang Inyiak Tampat secara sempit dan luas. Kami mengambil
narasumber dari latar belakang yang berbeda tentunya. Narasumber telah memiliki persetujuan
dengan peneliti. Narasumber tersebut diantaranya :

1. Tek Nan (Keturunan)


2. Desriwati (Masyarakat)
3. Beny Hariyanto Sanjaya (Pemuka adat)

4.1.1 HASIL WAWANCARA

4.1.1.1 TEK NAN

Inyiak Tampat adalah seorang manusia biasa yang memiliki karamah (keistimewaan) dan
sudah meninggal. Keistimewaannya adalah memiliki lidah yang panjang ketika tidur. Ia
dinamakan Inyiak Tampat karena dikuburkan di suatu tempat yang bernama “Tampat". Inyiak
Tampat memiliki keturunan, tetapi nama aslinya tidak diketahui. Kemampuan atau ilmunya
muncul secara alami tanpa diminta. Meskipun ada yang percaya dan ada yang tidak, Inyiak
Tampat tetap menjadi bagian dari legenda masyarakat Saniangbaka.

Masyarakat Saniangbaka menjaga ingatan tentang Inyiak Tampat dengan mengunjungi


kuburannya dan berdoa atau berziarah. Namun, kebiasaan ini mulai meredup karena beberapa
orang menganggapnya sebagai bentuk syirik. Meskipun demikian, sebagian besar masyarakat
Saniangbaka tidak menganggapnya sebagai syirik karena mereka memiliki pemahaman yang
lebih dalam. Kebiasaan ini memiliki manfaat dalam memperkuat ikatan sosial dan
memberikan ketenangan jiwa.

Masyarakat Saniangbaka meyakini bahwa Inyiak Tampat benar-benar ada dan bukanlah
entitas yang mengatur atau mengawasi keturunannya secara gaib. Mereka juga tidak terikat
oleh hal-hal gaib tersebut. Banyak orang yang belajar dari Inyiak Tampat dan mewarisi
ilmunya, terutama dalam bidang agama dan kehidupan sehari-hari, yang diajarkan oleh Inyiak
Tampat. Ada juga hubungan antara Inyiak Tampat dengan Syekh Abdul Majid. Kedepannya,
harapan masyarakat Saniangbaka adalah agar keturunan-keturunan mereka dapat terus
mempelajari ilmu agama dan meneruskannya.

Ada cerita bahwa ketika mengangkut jenazah ke kuburan, keranda tersebut terasa ringan.
Inyiak Tampat juga dikaitkan dengan beberapa kejadian keramat, seperti menghentikan
kebakaran dengan mengibaskan sorbannya dan mengubah musuh menjadi lautan di tempat
yang sekarang dikenal sebagai Malauik. Meskipun musuh melihat lautan, masyarakat
Saniangbaka yang ada di sana selamat. Tempat tersebut dinamakan Malauik sebagai pengingat
peristiwa tersebut.
4.1.1.2 DESRIWATI

Inyiak Tampat adalah tokoh yang dihormati di daerah ini, diakui oleh masyarakat
sekitar sebagai tokoh keramat. Namun, sebagian masyarakat juga mempercayai bahwa beliau
adalah wali Allah yang memiliki banyak karamah. Inyiak Tampat memiliki karakteristik yaitu
ketika Inyiak Tampat tidur, lidahnya memanjang hingga harus ditampung oleh dulang. Pada
masa muda, Inyiak Tampat sering menghilang secara tiba-tiba. Beliau memiliki kedalaman
ilmu agama dan ilmu batin yang datang secara alami, bukan hasil pembelajaran. Inyiak
Tampat memiliki seekor elang berwarna putih, dan jika elang putih tersebut membuat
kebisingan, itu menjadi pertanda akan terjadi hal buruk seperti gempa dan sebagainya. Jika
Inyiak Tampat mendekati seseorang, wajah dan suaranya tiba-tiba berubah, seolah-olah bukan
dia sendiri.

Pada masa penjajahan Belanda, Inyiak Tampat berdoa kepada Allah agar memberikan
perlindungan pada negeri Saniangbaka. Do’anya dikabulkan oleh Allah SWT sehingga ketika
Nagari Saninagbak kedatangan musuh beliau hanya mengibaskan sorbannya, dan Saniangbaka
berubah menjadi hamparan laut di mata musuh. Oleh karena itu, wilayah perbatasan antara
Saniangbaka dan Sumani dinamakan Malauik. Selanjutnya, Pada tahun 2005, terjadi konflik
antara Saniangbaka dan Muaro Pingai. Ketika pasukan Muaro Pingai hendak menyerang,
tiba-tiba mereka melihat banyak tentara berpostur besar, tinggi, dan berpakaian putih.
Kejadian ini membuat mereka urung untuk berperang dengan masyarakat Saniangbaka.
Tentara tersebut diyakini sebagai utusan yang diutus oleh Allah untuk menjaga negeri
Saniangbaka karena doa Inyiak Tampat. Begitu juga jika terjadi kemaksiatan di Nagari
Saniangbaka tanda-tanda kesalahan akan terlihat jelas. Sebagai contoh, jika ada orang yang
melakukan zina di pondok yang terletak di tengah sawah, maka sawah di sekitar pondok itu
akan mengalami gagal panen.

Ketika beliau wafat, keranda jenazahnya tiba-tiba terasa ringan seolah-olah tidak ada
jenazah di dalamnya. Namun, masyarakat tetap menyampaikan niat mereka untuk
mengantarkan jenazah beliau hingga ke liang lahat. Inyiak Tampat dimakamkan di suatu
tempat bernama Tampat yang terletak di atas bukit Saniangbaka. Diyakini bahwa ada empat
panglima yang menjaga kuburannya di keempat sisi kuburan tersebut.

Beberapa orang yang berziarah ke tempat tersebut memiliki pengalaman menarik.


Ketika hendak makan, mereka meletakkan makanan di samping kuburan. Saat memakan
makanan itu, suasana menjadi hening dan makanan terasa hambar. Hal ini membuat mereka
yakin bahwa Inyiak Tampat ada di sekitar mereka. Meskipun demikian, keyakinan ini tidak
dianggap sebagai kesyirikan karena tidak melibatkan ritual khusus atau jadwal ziarah tertentu.
Mereka datang ke kuburan hanya untuk mendoakan Inyiak Tampat seperti biasa. Kesyirikan
terjadi jika meminta pertolongan kepada orang yang telah wafat.
Diketahui ayah narasumber, pada masa hidupnya dikenal sebagai dukun karena
mampu mengobati penyakit dengan cara yang dianggap tidak konvensional, seperti memijat
telur dan melemparkannya untuk mengusir penyakit. Ayah narasumber sering didatangi oleh
Inyiak Tampat dan bercerita, namun isi percakapan hanya diketahui oleh mereka berdua. Ayah
narasumber menyatakan bahwa Inyiak Tampat ibaratnya menurunkan ilmu yang dimilikinya
kepada ayah narasumber. Pengalaman pribadi ayah narasumber ketika mendekati akhir
hayatnya adalah melihat sosok bertubuh jubah putih mendekatinya.

4.1.1.3 BENY HARIYANTO SANJAYA

Inyiak Tampat, dengan nama asli Saleh Khatib Bayanuddin. Nama ayah Imam Bonjol
adalah Khatib Bayanuddin, dan diyakini Inyiak Tampat adalah kakek dari Imam Bonjol.
Namun, identitasnya dan keturunannya dijaga dengan ketat. Inyiak Tampat memiliki usia
sekitar 350 tahun, lahir pada awal abad ke-18. Pemakaman Inyiak Tampat di atas bukit
Saniangbaka dimaksudkan agar masyarakat mengingat pejuang kemerdekaan yang namanya
tidak tercatat sebagai pejuang karena mereka berjuang untuk kemerdekaan Indonesia atas
dasar jihad.

Inyiak Tampat dikenal sebagai guru dari harimau nan salapan. Saat haji miskin dan
haji Sumani mendapatkan kabar tentang kehadiran Belanda di Minang, pada masa ketika
Sumatra Barat belum terbentuk, Pulau Perca dan Pulau Andalas adalah pulau-pulau utama.
Sumatra Barat muncul setelah kedatangan Belanda dan kemerdekaan. Haji miskin dan haji
Sumani pulang untuk membentuk harimau nan salapan, pejuang Padri. Mereka semua adalah
murid dari Syekh Saleh Khatib Bayanuddin, yang dianggap mursyid oleh mereka. Haji
Piabang, haji miskin, dan haji Sumani pernah tinggal di Mesir. Haji Piabang memiliki pangkat
kolonel dan berhasil menghalau serangan Napoleon saat kedatangannya ke Indonesia. Inyiak
Tampat memiliki banyak murid dari berbagai negara seperti Turki dan Spanyol, menunjukkan
pengaruhnya yang tidak hanya terbatas di Sumatra Barat.

Sebelum meninggal, beliau berdoa untuk melindungi nagari, dan keyakinan bahwa
Inyiak Tampat menjaga nagari adalah keliru, karena yang menjaga adalah Allah melalui doa
beliau. Sejak dulu, Inyiak Tampat telah menjadi penjaga dan mendoakan nagari, memberikan
berkah yang masih dirasakan hingga saat ini. Di mana elang putih akan muncul sebagai
pertanda akan datangnya marabahaya, sebagai bukti salah satu doa Inyiak Tampat.

Inyiak Tampat tidak hanya melindungi keturunannya, tetapi juga seluruh nagari, dengan
memperhatikan kepentingan umum. Segala kemaksiatan di nagari Saniangbaka selalu
terbongkar. Ziarah ke makam Inyiak Tampat sama seperti ketika beliau masih hidup, yakni
mendoakan nagari ini. Keberhasilan Inyiak Tampat mengusir Belanda dari Saniangbaka
dipercaya sebagai hasil dari doanya, yang juga mencerminkan konsep ilmu fisika kuantum.
Beliau memiliki banyak kelebihan karena merupakan kekasih Allah. Al-Quran mencatat
bahwa bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba Allah yang saleh, seperti yang diyakini
terjadi pada nagari Saniangbaka yang diwariskan kepada Inyiak Tampat karena kesalihannya."
4.2 DESKRIPSI DATA

Dalam penelitian ini, digunakan metode gabungan yang mengintegrasikan dua


pendekatan utama, yaitu metode kualitatif dan metode kuantitatif. Pendekatan ini dipilih untuk
memastikan cakupan dan kedalaman pemahaman terhadap tujuan penelitian.Untuk mendukung
analisis dan menjawab rumusan masalah, berbagai jenis data diperlukan. Oleh karena itu,
penelitian ini menggunakan dua teknik pengambilan data yang telah diuraikan pada bab 3
sebelumnya,yaitu:

4.2.1 Kuesioner

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, yang dirancang untuk
mengumpulkan data kuantitatif terkait persepsi masyarakat Saniangbaka terhadap keberadaan
Inyiak Tampat sebagai penjaga keturunan. Kuesioner ini menggunakan skala Likert, yang terdiri
dari empat pilihan jawaban: 'sangat setuju,' 'setuju,' 'tidak setuju,' dan 'sangat tidak setuju.' Setiap
pilihan jawaban memiliki interval nilai yang mewakili tingkat persetujuan atau penolakan, yaitu
4 untuk 'sangat setuju,' 3 untuk 'setuju,' 2 untuk 'tidak setuju,' dan 1 untuk 'sangat tidak setuju.'
Pendekatan skala Likert ini diharapkan memberikan gambaran yang lebih nuansa terkait
pandangan masyarakat terhadap Inyiak Tampat.

Instrumen yang kami gunakan telah melalui uji coba untuk memastikan validitas dan
reliabilitasnya. Kuisioner diuji coba kepada 31 responden dengan 10 item pertanyaan. Hasil uji
validitas dapat dicermati pada tabel berikut:

4.2 PEMBAHASAN

4.2.1 INYIAK TAMPAT

Inyiak Tampat adalah seorang manusia pada umumnya yang sudah meninggal, tokoh yang dihormati
di Nagari Saniangbaka, dan diakui oleh masyarakat sekitar sebagai tokoh keramat.

4.2.2 PERBEDAAN PERSEPSI MASYARAKAT YANG BERAGAM

Perbedaan persepsi di antara masyarakat Saniangbaka terhadap keberadaan Inyiak


Tampat mencerminkan ragam keyakinan, interpretasi, dan pengalaman pribadi masing-masing
individu. Beberapa masyarakat mungkin melihat Inyiak Tampat sebagai tokoh yang dihormati
dan memiliki kekuatan spiritual, sementara yang lain mungkin memandangnya dengan skeptis
atau bahkan tidak percaya sepenuhnya. Berikut adalah gambaran tentang beragam persepsi
yang ada:
Penghormatan dan Kehormatan: Sebagian masyarakat Saniangbaka menghormati Inyiak
Tampat sebagai tokoh yang dianggap keramat. Mereka percaya bahwa beliau memiliki
kemampuan luar biasa dan memiliki pengaruh positif yang kuat dalam menjaga dan
melindungi nagari. Mereka merayakan warisan sejarahnya dan meyakini bahwa tindakan
heroiknya, terutama melawan penjajahan Belanda, adalah bukti kuat akan keberadaan dan
kebesaran spiritualnya.

Kesalehan dan Kekasihan: Beberapa masyarakat menganggap Inyiak Tampat sebagai


orang saleh yang memiliki kedalaman ilmu agama dan kekasihan luar biasa. Mereka
melihatnya sebagai teladan spiritual dan menghormati ajarannya. Keyakinan ini didasarkan
pada cerita tentang kehidupan dan perjuangan spiritual Inyiak Tampat serta kisah-kisah
mukjizat yang diyakini merupakan tanda keberadaan kekuatan luar biasa dalam dirinya.

Skeptisisme dan Pemahaman Rasional: Ada juga masyarakat yang cenderung skeptis
terhadap narasi tentang Inyiak Tampat. Mereka mungkin mencari penjelasan ilmiah dan
rasional terkait cerita-cerita yang mengelilingi kehidupan dan kekuatan yang diatributkan
padanya. Pandangan skeptis ini dapat muncul karena mereka ingin memahami fenomena
tersebut dari sudut pandang yang lebih objektif dan ilmiah.

Pengalaman Pribadi dan Mitos Lokal: Beberapa individu mungkin memiliki pengalaman
pribadi atau cerita-cerita turun-temurun yang membentuk pandangan mereka tentang Inyiak
Tampat. Pengalaman-pengalaman ini bisa berasal dari cerita keluarga, tradisi lisan, atau mitos
lokal. Bagi mereka, keberadaan Inyiak Tampat menjadi bagian integral dari warisan budaya
dan spiritual masyarakat Saniangbaka.

Persepsi Kultural dan Identitas Lokal: Inyiak Tampat juga dapat dianggap sebagai simbol
kebanggaan kultural dan identitas lokal bagi sebagian masyarakat. Kepercayaan pada
keberadaannya bisa mencerminkan keinginan untuk mempertahankan warisan budaya dan
spiritual masyarakat Saniangbaka, serta sebagai cara untuk menguatkan solidaritas dan
persatuan dalam komunitas.

Penting untuk diingat bahwa perbedaan persepsi ini adalah bagian dari keragaman
masyarakat yang kaya akan tradisi dan keyakinan. Masing-masing individu memiliki hak
untuk memandang Inyiak Tampat sesuai dengan keyakinan dan pengalaman pribadinya, dan
penting untuk menghormati dan memahami perbedaan pandangan ini dalam konteks
keberagaman budaya dan spiritual.

BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 SIMPULAN

Topik yang peneliti angkat dalam penelitian ini bertujuan untuk mencapai dua hal pokok.
Pertama, adalah untuk memahami persepsi masyarakat Nagari Saniangbaka terhadap Inyiak
Tampat sebagai penjaga keturunan. Kedua, adalah untuk menilai apakah terdapat perbedaan
persepsi yang beragam di kalangan masyarakat Saniangbaka terkait keberadaan Inyiak Tampat.
Setelah menguraikan rumusan masalah pada bab sebelumnya dan menjawabnya, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagaimana berikut:

1.

2. Berdasarkan analisis rumusan masalah, uji hipotesis, dan hasil penelitian, dapat disimpulkan
bahwa keberadaan Inyiak Tampat sebagai pejaga keturunan memiliki perbedaan pandangan yang
beragam. Perbedaan ini tercermin dari ragam keyakinan, interpretasi, dan pengalaman pribadi
masing-masing individu. Beberapa orang melihat Inyiak Tampat sebagai tokoh keramat dengan
pengaruh kuat, sementara yang lain lebih skeptis atau mencari penjelasan rasional. Persepsi
terhadap Inyiak Tampat juga dipengaruhi oleh pengalaman pribadi, mitos lokal, dan peran
simbolisnya dalam identitas kultural dan lokal masyarakat. Kesimpulan ini menegaskan
kompleksitas dan kekayaan dalam beragam pandangan yang membentuk keragaman budaya dan
spiritual masyarakat Saniangbaka.

5.2 SARAN

5.2.1 Bagi Masyarakat

Sebagai masyarakat, penting untuk meningkatkan pemahaman tentang Inyiak Tampat,


minimal memahami sejarahnya. Sejarah adalah aspek krusial yang harus dilestarikan agar
pengetahuan tentang Inyiak Tampat tidak hilang. Selain itu, perlu melestarikan dan
mengembangkan ilmu agama yang beliau miliki, serta mentransfernya kepada generasi
berikutnya. Dihimbau untuk memberikan penghormatan dengan mengunjungi kuburnya dan
mendoakan tanpa melibatkan unsur kesyirikan, sebagai bentuk penghargaan yang tulus kepada
beliau.

5.2.2 Bagi Pemerintah

Pemerintah perlu mengambil langkah konkret untuk melestarikan sejarah Inyiak Tampat.
Inisiatif resmi harus dilakukan dengan mengumpulkan, mendokumentasikan, dan menyebarkan
informasi sejarah terkait beliau. Pembentukan lembaga atau program khusus yang fokus pada
pelestarian dan pengajaran sejarah lokal, termasuk kehidupan dan ajaran Inyiak Tampat, dapat
membantu mendokumentasikan pengetahuan berharga ini. Selain itu, integrasi kurikulum sejarah
lokal yang mencakup Inyiak Tampat dalam sistem pendidikan formal juga perlu
dipertimbangkan. Tindakan ini akan memastikan agar pengetahuan tentang Inyiak Tampat dapat
diwariskan kepada generasi mendatang.

5.2.3 Bagi Remaja

Sebagai remaja, penting untuk memahami sejarah negara atau daerah tempat tinggal,
termasuk kisah-kisah penting seperti sejarah Inyiak Tampat. Remaja memiliki kesempatan untuk
mengembangkan dan mempromosikan kearifan lokal daerahnya melalui karya-karya unik,
seperti penelitian, artikel, atau proyek kreatif lainnya. Menggali lebih dalam tentang sejarah lokal
dan berbagi pengetahuan ini dengan orang lain adalah cara bagus untuk melestarikan warisan
budaya dan membangun rasa cinta terhadap daerah tempat tinggal. Ajaklah teman-teman sebaya
untuk berkolaborasi dalam penelitian dan membuat artikel mengenai tokoh-tokoh bersejarah atau
kebijaksanaan lokal, sehingga mereka dapat membangun pemahaman yang lebih kaya akan
identitas daerah mereka.

5.2.4 Bagi Penelitian Selanjutnya

Penulis berharap bahwa para akademisi dan pembaca akan melihat penelitian ini sebagai
panggilan untuk mengembangkan pengetahuan lebih lanjut. Mempertimbangkan variabel
tambahan yang terkait dengan perspektif masyarakat terhadap keberadaan Inyiak Tampat bisa
menjadi langkah penting. Peneliti di masa depan diharapkan dapat memanfaatkan penelitian ini
sebagai sumber data dan referensi yang berharga, memungkinkan penyelidikan lebih mendalam.
Semoga informasi yang disajikan akan menjadi dasar yang kokoh untuk penelitian lanjutan
dengan cakupan dan kedalaman yang lebih komprehensif.

DAFTAR PUSTAKA

Alexander Haryanto. 2020. Apa Itu Hantu Kuyang? Berikut Sejarah, Mitos dan Legendanya.
https://tirto.id/apa-itu-hantu-kuyang-berikut-sejarah-mitos-dan-legendanya-f4yF [16 September 2020]

Andani, Adinda Mustika. 2016. Gambaran Pengetahuan Wanita Lanjut Usia Tentang Diet
Hipertensi Di Panti Sosial Tresna Wredha Budi Pertiwi Bandung. [Tesis]. Bandung: Fakultas Pendidikan
Olahraga Dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.

Kirana. 2021. Fenomenologi: Apa yang kita rasakan secara indrawi tidak selalu sama dengan
yang kita maknai. https://feb.ugm.ac.id/id/berita/3232-fenomenologi-apa-yang-kita-rasakan-secara-
indrawi-tidak-selalu-sama-dengan-yang-kita-maknai#:~:text=Fenomenologi%20bisa%20diartikan
%20sebagai%20studi,memberikan%20makna%20dari%20fenomena%20tersebut [3 Mei 2021].

Misky, F. 2019. Penggunaan Mitos Minyak Kuyang pada Ritual Pesugihan dalam Game Horor
“Pulang: Insanity”. Sekolah Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta 3: 141.
Mursalin. 2015. Kepercayaan Buaya Gaib Dalam Perspektif Urang Banjar Batang Banyu Di
Sungai Tabalong. Socius (Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial) 4: 1.

Nengsih, S.W. 2020. Formula dan Struktur Mantra Banjar: Sumpah Serapah Mamburu Hantu
Kuyang. UNDAS Jurnal Hasil Penelitian Bahasa dan Sastra 16: 1.

Nurdin, A. 2010. Sejarah Berkembangnya Ajaran Syekh Burhanuddin di Kota Medan. [Tesis].
Medan: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sumatra Utara.

Prof. Dr. Syamruddin Nasution. 2016. Arti Sebuah Kepercayaan.


https://www.uin-suska.ac.id/2016/09/19/arti-sebuah-kepercayaan-prof-dr-syamruddin-nasution/ [19
September 2016].

Promono. 2015. Wacana Maulid Nabi di Minangkabau. [Tesis].Kuala Lumpur: Akademi


Pengajian Melayu, Universiti Malaya Kuala Lumpur.

Rahma, F. 2018. Persepsi Masyarakat Kota Medan Terhadap Penggunaan Financial Technology
(Fintech). At-Tawassuth III: 645-647.

Samiyati. 2020. Pengaruh Pemanfaatan Layanan Perpustakaan Terhadap Prestasi Akademis


Mahasiswa FSMR ISI Yogyakarta. [Skripsi]. Yogyakarta: Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni
Indonesia Yogyakarta.

Sari, R.K. Kepercayaan Masyarakat Terhadap Benda-Benda Bertuah Di Desa Jambu Raya
Kecamatan Beruntung Baru Kabupaten Banjar. [Skripsi], Banjar: Ushuluddin dan Humaniora, UIN
Antasari.

Safitrf, I. 2013. Kepercayaan Gaib Dan Kejawen Studi Kasus pada Masyarakat Pesisir
Kabupaten Rembang. Sabda 8: 18.

Syafitri, A. 2015. Pola Pewarisan Tradisi Membatik. [Tesis]. Bandung: Fakultas Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia.

Supiani, Rahmat F., Budiman F. 2021. Pengaruh dan Persepsi Masyarakat Terhadap Keputusan
Menabung di Bank Syariah. Al-bank: Journal Islamic Banking and Finance 1: 50.

Setiawan, R. A., Ramashar, W., & Sari, D. P. P. (2022). Nilai Budaya Adat Basandi Syarak-
Syarak Basandi Kitabullah dalam Mewujudkan Integrasi Akuntabilitas dan Transparansi sebagai
Pertanggungjawaban Pengelolaan Keuangan Masjid. Jurnal Pendidikan Tambusai, 6(1), 2535-2549.

Ramadhan, F., YuliFatmawati, P., Handayani, R. E., & Lestari, Y. D. (2022). Tasawuf Wahdat
Al-Wujud (Wujudiyah) Syekh Syamsuddin As-Sumatrani: Tarekat, Ajaran dan Amalan di Sumatera Barat
Pada Abad Ke-16 dan 17 Masehi. Hijaz: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman, 1(3), 135-143.

Anda mungkin juga menyukai