PENDAHULUAN
Proses pengelasan merupakan sarana
yang sangat penting dalam dunia industri
manufaktur.
Proses
tersebut
sering
digunakan dalam pembuatan bangunan
konstruksi baja dan permesinan yang
meliputi pembuatan badan kapal, jembatan,
rangka kendaraan, tower dan konstruksi
umum lainnya. Oleh sebab itu rancangan las
dan dan cara pengelasan harus betul-betul
memperhatikan kesesuaian antara cara
1
busur,
arus
pengelasan,
kecepatan
pengelasan, dan gas pelindung.
1. Arus Pengelasan
Besar arus yang digunakan saat
pengelasan akan mempengaruhi jumlah
masukan panas, penetrasi las, maupun
tegangan pada saat proses pengelasan.
Ketidaksesuaian masukan panas yang
diberikan saat mengelas akan menyebabkan
cacat, dan juga mempengaruhi pada
kecepatan pendinginan logam lasan,
sehingga terbentuk struktur mikro yang
kurang baik. Pengelasan GMAW dapat
menggunakan arus AC (alternating current)
atau DC (direct current). Pemilihan arus
tergantung jenis bahan yang akan di las.
Pada arus pengelasan yang tinggi membuat
ujung dari elektroda akan berbentuk
runcing, hal tersebut membuat butir-butir
logam
cair
menjadi
halus
dan
pemindahannya berlangsung dengan cepat,
seakan-akan logam cair disemburkan.
2. Tegangan Busur
Tegangan ini adalah perbedaan
potensial listrik antara ujung elektroda
dengan permukaan yang akan dilas.
Tegangan pengelasan akan berubah seiring
dengan perubahan jarak antara elektroda
dengan benda kerja, jika jarak yang terjadi
membesar maka tegangan akan meningkat.
Jika jaraknya mengecil maka tegangannya
akan turun. Tegangan pengelasan ini hanya
memiliki pengaruh yang kecil terhadap
jumlah endapan logam las. Jumlah endapan
logam ini sangat dipengaruhi oleh kecepatan
pengelasan dan besar arus las. Tegangan
pengelasan akan menentukan ukuran dari
daerah leburan dan penguatan logam lasan.
Tegangan busur yang rendah akan
menghasilkan penembusan yang dalam,
sedangkan tegangan yang tinggi akan
menghasilkan penembusan yang kurang
dalam, lebih lebar, disamping itu bila
tegangan terlalu besar hanya akan
membuang-buang enegi listrik.[4]
TINJAUAN PUSTAKA
GMAW(Gas Metal Arc Welding)
GMAW (gas metal arc welding)
adalah salah satu jenis jenis las busur listrik
yang menggunakan bahan kawat las sebagai
elektroda terumpannya. Busur listrik terjadi
antara kawat pengisi dan logam induk.
Untuk mencegah terjadinya oksidasi selama
proses pengelasan digunakan gas pelindung
berupa gas mulia CO2.
Faktor Pengelasan Pada Las GMAW
Secara umum ada 3 faktor penting
dalam pengelasan GMAW yaitu tegangan
2
3. Kecepatan Pengelasan
Kecepatan
pengelasan
adalah
perpindahan tiap waktu dimana logam induk
yang akan dilas bergerak sepanjang logam
las. Kecepatan pengelasan pada umumnya
sesuai dengan kombinasi tertentu dari arus
dan tegangan busur pada saat pengelasan.
Dalam kata lain kecepatan pengelasan
adalah kecepatan maju dari busur las yang
diukur dalam satuan inchi per menit,
sentimeter per menit atau milimeter per
detik. Kecepatan pengelasan secara akurasi
dapat dilakukan dengan las manual yang
dilakukan oleh welder. Sedangkan dengan
pengelasan semi otomatis, kecepatan diatur
pada perjalanan kereta bermotor yang
dikendalikan untuk mengatur jalanya logam
induk terhadap pembentukan busur las dari
tang elektroda. [8]
H=
Dimana:
H = Masukan panas (Joule/cm)
E = Tegangan (Volt)
I = Arus (Ampere)
V = Kecepatan (cm/menit)
Mampu Las Baja
Sifat mampu las dapat di definisikan
sebagai kemampuan bahan, logam untuk
dapat dilas, tanpa mengurangi penurunan
sifat sifat yang dimiliknya secara berlebihan.
Logam yang dilas dapat mengurangi mutu
akibat terjadinya penggetasan, cacat, atau
retakan. Salah satu sambungan pada
konstruksi baja dibuat dengan jalan
mengelas. Baja konstruksi merupakan salah
satu jenis baja yang mempunyai sifat
mampu las yang baik. Salah satu dampak
pengelasan adalah tidak dapat dihindari
bahwa bahan berubah sifatnya yang
disebabkan karena panas pada waktu
pengelasan. Jadi daerah pengelasan atau
didaerah yang dipengaruhi oleh panas
(HAZ), material bisa terjadi perubahan
kekerasan atau bahkan bisa terjadi retak.[6]
=
M = P.L
I =
Dimana :
P = Beban maksimum (N)
b = Lebar batang uji (mm)
h = Tebal batang uji(mm)
L = Jarak antara titik tumpu (mm)
= Tegangan bending (N/mm2)
M = Momen lentur (N.mm)
I = Momen inersia pada penampang
persegi (mm4)
y = Jarak serat terluar dari sumbu
netral.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode
eksperimental
(experimental).
Metode
eksperimen dilakukan dengan mengamati
langsung untuk data sebab-akibat dalam
suatu proses eksperimen, sehingga dapat
mengetahui
pengaruh
variasi
arus
5
4. Elektroda
5. Kabel penghubung gas dan elektroda
6. Kabel ke tang benda kerja
7. Torch
8. Meja kerja
9. Logam induk (Baja St 45)
10. Mesi pengatur kecepatan pengelasan
11. Saklar utama
12. Pengatur nilai kecepatan
13. Tombol STOP
Langkah Penelitian
Sebelum proses pengambilan data
diperlukan beberapa langkah kerja sebagai
berikut:
1. Pembuatan benda kerja yang akan
dilas. Material dipotong dengan
ukuran 90 mm x 45 mm
2. Pengelasan benda kerja dengan
menggunakan mesin las GMAW,
dengan menyesuaikan kecepatan
dan arus yang dijadikan sebagai
variabel penelitian.
3. Pendinginan pada media udara.
4. Membuat spesimen uji bending
berdasarkan standar ASTM E190.
5. Pengujian tegangan bending dengan
benda kerja sebanyak 15 spesimen.
6. Pembuatan spesimen untuk foto
mikro.
6. Pengambilan data.
7. mengolah data hasil pengujian.
8. Menyimpulkan hasil penelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1 Beban Maksimum Dari hasil
pengujian bending dengan variasi arus
pengelasan :
Keterangan gambar:
1. Gas CO2
2. Pipa Penyalur gas CO2
3. Mesin Las MIG
1
2
3
Rata-rata
160
Amper
2970 N
3050 N
2120 N
2835 N
Arus Pengelasan
180
200
220
Amper
Amper
Amper
2720 N 1960 N 1860 N
2410 N 1940 N 1770 N
2430 N 2102 N 1720 N
2345 N 1834 N 1608 N
240
Amper
1320 N
1220 N
1160 N
1058 N
Beban Maksimum
(N)
Tegangan bending
(N/mm2)
160 Amper
2835
698,285
180 Amper
2345
645,185
200 Amper
1834
504,592
220 Amper
1608
442,412
240 Amper
1058
297,142
800
Tegangan Bending
700
600
Arus (Amper)
160
180
200
220
240
V (cm/menit)
40
40
40
40
40
E (volt)
25
25
25
25
25
H (J/cm)
6000
6750
7500
8250
9000
500
400
300
200
100
0
160
180
200
220
240
RAW material.