Anda di halaman 1dari 22

Perencanaan proteksi katodik pada jalur pipa gas

SPP untuk perawatan pipa dari korosi


ABSTRAK

Tugas akhir ini membahas tentang proteksi katodik dengan menggunakan anoda
tumbal pada pipa bawah tanah PT. satria petrindo perkasa. Bahasan dalam tugas ini
mencakup tentang luas pipa yang diproteksi, keperluan arus proteksi, total berat
anoda yang dibutuhkan, jumlah anoda yang digunakan, jarak pemasangan antar
anoda, keperluan arus proteksi dalam jarak pemasangan anoda, resistansi anoda,
kekuatan arus anoda, umur anoda, dan perbandingan antara kuat arus yang
dibutuhkan dengan kekuatan arus anoda. Analisa yang dilakukan didasarkan pada
kriteria yang ditetapkan oleh DNV RP B401 tentang Cathodic Protection Design dan
NACE RP 0169 tentang Control of External Corrosionon Underground or Submerged
Metallic Piping System. Secara umum, perbandingan antara kuat arus yang
dibutuhkan dengan kekuatan arus anoda menjadi tolak ukur pergantian anoda. Hasil
dari perbandingan tersebut, kuat arus yang dibutuhkan untuk perlindungan proteksi
katodik dalam dapat terpenuhi sehingga dilakukan pergantian anoda tumbal. Anoda
tumbal awalnya menggunakan prepacked Magnesium 48 d5 diganti menggunakan
GA-MG-9 H-1.
I. Pendahuluan
Perusahaan PT.Satria Petrindo Perkasa (SPP) merupakan badan usaha milik swasta
(BUMS) yang didirikan dengan tujuan utama melaksanakan serta mendukung
kebijakan pemerintah dalam pengembangan industri dan ekonomi nasional
khususnya dalam pengembangan sector industri migas. Perusahaan ini berlokasi di
wilayah kecamatan Randublatung kabupaten Blora. PT. Sumber Petrindo Perkasa
saat ini memiliki kapasitas pasokan dari pertamina sebesar 50 mmscfd yang siap
didistribusikan ke pembangkit listrik Indonesia power di semarang. Sistem
pengiriman gas menggunakan pipa bawah tanah dalam memindahkan gas alam ke
konsumen.

Pipeline diartikan sebagai bentangan pipa fluida dengan jarak yang sangat panjang.
Barang yang sering ditransportasikan adalah air, gas alam, minyak mentah, dan
produk hasil pengolahan minyak bumi lainnya[1]. Pipeline digunakan dalam
berbagai macam tujuan salah satu diantaranya adalah sebagai truck line yakni
mengangkut minyak dan gas dari fasilitas produksi menuju daratan[2]. Pipeline
digunakan untuk beberapa tujuan dalam pengembangan sumber daya, antara lain
adalah sebagai arah aliran untuk mentransfer produk dari sebuah platform untuk
jalur ekspor, injeksi air atau bahan bakar kimia, dan untuk mentransfer hasil produk
antar platform, dan mentransfer hasil produk sumur minyak atau gas[3] Pipeline
adalah sistem yang digunakan untuk mengangkut maupun mengirim hasil-hasil
produksi maupun bahan mentah ke tempat tujuan.

Korosi adalah kerusakan suatu material, biasany berupa logam yang disebabkan
oleh reaksi dengan lingkungannya[4]. Kerusakan pada logam oleh reaksi oksidasi
yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung sebagai hasil dari
aktivitas organisme hidup. Penurunan mutu suatu material akibat reaksi
elektrokimia dengan lingkungannya. Korosi diartikan sebagai kerusakan atau
keasuan dari material akibat terjadinya reaksi dengan lingkungan yang didukung
oleh faktor-faktor tertentu[5]. Pencegahan korosi dilakukuan dengan cara coating,
pemasangan proteksi katodik, dll.

Sistem perlindungan pipa bawah tanah PT. Satria Petrindo Perkasa menggunakan
coating dan cathodic protection. Proteksi katodik yang digunakan adalah anoda
korban (SACP) dan arus paksa (ICCP). Proteksi katodik merupakan salah satu
metode pengendalian laju korosi secara termodinamika dengan cara
memperlakukan struktur logam sebagai katoda. Metode ini dilakukan dengan jalan
mengalirkan arus listrik searah melalui elektrolit ke logam sehingga potensial antar
muka logam-logam elektrolit turun menuju daerah immunnya atau sampai nilai
tertentu sehingga laju korosi logam diperbolehkan[6].
Studi kasus ini mengambil permasalahan pada RBTS randublatung. Hasil monitoring
setiap bulan yang dilakukan oleh PT. Satria petrindo Perkasa ditemukan pipa gas
bawah tanah yang kurang terproteksi dari korosi. Proteksi katodik dengan
menggunakan anoda tumbal tidak bekerja secara maksimal. Perlindungan pipa
yang mengalami kekurangan arus proteksi maupun kelebihan proteksi akan
menyebakan kerusakan pada coating sehingga pipa akan terkorosi. Sehingga pada
studi kasus ini akan dilakukan perhitungan untuk mencari arus yang dibutuhkan
untuk melindungi pipa gas bawah tanah PT. Satria petrindo Perkasa dan arus yang
dihasilkan dari anoda tumbal. Jika arus yang dihasilkan oleh anoda tumbal tidak
memenuhi kebutuhan untuk perlindungan pipa, maka akan dilakukan pergantian
anoda tumbal baru

Latar belakang

Tujuan

Batasan masalah

Waktu dan tempat

Metodologi penelitian

Sistematika penulisan

A. Latar Belakang Masalah


Sektor energi adalah bidang yang selalu menarik untuk
didiskusikan karena tak dapat dipungkiri bahwa kehidupan manusia
selalu berhubungan erat dengan kebutuhan energi, terutama
kelistrikan. Saat ini kebutuhan akan listrik terus meningkat
berdasarkan perkembangan teknologi. Untuk dekade berikutnya,
kebutuhan manusia akan tenaga listrik akan terus berkembang dengan
pesat dan lebih cepat lagi. Listrik sangatlah penting untuk kehidupan
manusia dan terus meningkat setiap tahunnya, tetapi sumber utama
dari energi tersebut seperti minyak, gas, batubara, dll adalah sumber
daya yang tidak dapat diperbaharui. Kemudian pembelajaran,
penelitian dan pengembangan pada bidang ini akan selalu
berkelanjutan.

Perusahaan PT.Satria Petrindo Perkasa (SPP) merupakan badan


usaha milik swasta (BUMS) yang didirikan dengan tujuan utama
melaksanakan serta mendukung kebijakan pemerintah dalam
pengembangan industri dan ekonomi nasional khususnya dalam
pengembangan sector industri migas. Perusahaan ini berlokasi di
wilayah kecamatan Randublatung kabupaten Blora. PT. Sumber
Petrindo Perkasa saat ini memiliki kapasitas pasokan dari pertamina
sebesar 50 mmscfd yang siap didistribusikan ke pembangkit listrik
Indonesia power di semarang. Sistem pengiriman gas menggunakan
pipa bawah tanah dalam memindahkan gas alam ke konsumen.

Studi kasus ini mengambil permasalahan pada RBTS


randublatung. Hasil monitoring setiap bulan yang dilakukan oleh PT.
Satria petrindo Perkasa ditemukan pipa gas bawah tanah yang kurang
terproteksi dari korosi. Proteksi katodik dengan menggunakan anoda
tumbal tidak bekerja secara maksimal. Perlindungan pipa yang
mengalami kekurangan arus proteksi maupun kelebihan proteksi akan
menyebakan kerusakan pada coating sehingga pipa akan terkorosi.
Sehingga pada studi kasus ini akan dilakukan perhitungan untuk
mencari arus yang dibutuhkan untuk melindungi pipa gas bawah tanah
PT. Satria petrindo Perkasa dan arus yang dihasilkan dari anoda
tumbal. Jika arus yang dihasilkan oleh anoda tumbal tidak memenuhi
kebutuhan untuk perlindungan pipa, maka akan dilakukan pergantian
anoda tumbal baru

B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari kerja praktek yang dilakukan di PT. Satria petrindo perkasa
ini adalah:

1. Kerja praktek merupakan suatu program mata kuliah yang wajib


dilaksanakan di Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri
Universitas Trisakti.
2. Untuk mendapatkan pengetahuan dasar mengenai distribusi,
perawatan dan operasi yang dilakukan di PT. Satria petrindo
perkasa.

3. Untuk menganalisa dan membandingkan teori yang didapatkan dari


dosen dengan situasi nyata yang ada PT. Satria petrindo perkasa.

4. Untuk mendapatkan pengetahuan dasar mengenai pemeliharaan


yang dilakukan di Departemen Maintenance PT. Satria petrindo
perkasa.
5. Untuk mendapatkan pengetahuan dasar mengenai system proteksi
katodik.

6. Mengenal langsung komponen-komponen system proteksi katodik.

8. belajar tentang safety keselamatan dan mempraktikannya

C. Batasan Masalah
Batasan masalah yang diambil dalam laporan kerja praktek ini
adalah mengenai peninjauan kembali sistem proteksi katodik pada
Pipa gas PT. Satria Petrindo Perkasa

D. Waktu dan Tempat


Kerja praktek dimulai dari 8 februari 2016 sampai 4 maret 2016.
Program kerja praktek ini dilakukan di PT. Satria Petrindo Perkasa (PT.
SPP) terletak di Jl. Peting Menden, Kecamatan Randublatung ,
Kabupaten Blora, Indonesia .

E. Metodologi Penelitian
Dalam penyusunan laporan kerja praktek ini, penyusun
memperoleh data dan informasi dari:

1. Riset Lapangan.
Suatu penelitian yang dilakukan di lapangan secara langsung
pada objek yang dijadikan pembahasan. Dalam hal ini penyusun
melakukan wawancara langsung, pengamatan di lapangan saat
dilakukannya tes serta penyusun mencoba unutk menginterpretasi,
menganalisis antara praktek dan teori yang didapat dari kuliah-kuliah.

2. Riset Perpustakaan
Merupakan suatu tambahan ilmu dan gagasan penyusun guna
mencapai penulisan laporan kerja prakteknya dengan baik. Yang
dilakukan dengan cara membaca buku dan mencari tambahan lain dari
buku-buku yang dibaca dari perpustakaan PT. Satria Petrindo Perkasa
(PT. SPP).

Penyusun merangkum dan menarik pengalaman maupun ilmu yang


diserap dari pelaksanaan penelitian dilapangan dan riset di
perpustakaan guna menulis laporan kerja prakteknya dengan baik dan
lancar.

F. Sistematika Penulisan
Penulisan laporan kerja praktek ini terdiri dari 5 Bab yang secara
garis besar dapat diuraikan sebagai berikut:

1. BAB I PENDAHULUAN
Dalam Bab ini Penyusun membahas mengenai latar belakang
dan permasalahan, tujuan kerja praktek, batasan masalah, waktu dan
tempat kerja praktek, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

2. BAB II PROFIL PT. SATRIA PETRINDO PERKASA


Di dalam Bab ini berisi data-data mengenai profil perusahaan,
meliputi sejarah perusahaan dan lapangan produksi, struktur
organisasi perusahaan, visi dan misinya serta tujuan perusahaan.

3. BAB III URAIAN PENELITIAN


Bab ini berisi mengenai pembahasan secara umum mengenai
prinsip kerja system proteksi katodik dan komponen-komponen yang
termasuk didalamnya.
4. BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi analisa perencanaan perhitungan terhadap sistem
proteksi katodik yang dipasang pada pipa pt. Satria Petrindo Perkasa
yang terbentang dari randublatung ke tambaklorok dan mencocokan
dengan sistem proteksi katodik yang ada.

5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


Bab ini berisi mengenai analisa dan kesimpulan beserta saran
dari materi kerja praktek.

II. Profil Pt. Satria Petrindo Perkasa

III. Uraian Penelitian


A. Apa itu proteksi katodik
Proteksi katodik merupakan salah satu cara untuk mencegah terjadinya
korosi pada logam. Prinsip kerjanya adalah dengan mengubah logam yang akan
diproteksi menjadi katoda. Proteksi katodik dilakukan dengan mengalirkan
elektron tambahan ke dalam logam yang akan diproteksi.
Berbeda dengan proteksi katodik Anodizing adalah proses pembentukan
lapisan oksida pada logam dengan cara mengkorosikan logam menggunakan
oksigen (O2) yang diambil dari larutan elektrolit sebagai media sehingga
terbentuk lapisan oksida. Lapisan oksida ini yang melindungi logam dari korosi
dan juga untuk dekoratif bila ditambahkan pewarnaan. Pada anodizing logam
yang akan diproteksi diperlakukan sebagai anoda agar dapat teroksidasi.

Proteksi Katodik termasuk tipe perawatan yang berkala dimana tegangan


arus pada kawat penghubung antara logam yang harus diproteksi dengan
anodanya harus dicek secara berkala untuk memastikan tegangan dibawah
-850mV. jika tegangan arus electron lebih positif dari -850 mV maka anoda harus
diganti.
B. Macam macam proteksi katodik
1. Sacrificial anode ( Anoda Tumbal )
Prinsip dari metode anoda korban ini adalah melindungi logam
dengan cara mengorbankan logam yang lebih reaktif, dimana
mekanisme prosesnya adalah sama dengan proses korosi
galvanik, yaitu perpindahan elektron dari logam yang lebih
reaktif (potensial lebih negatif) ke logam yang dilindungi
(potensial lebih positif) melalui elektrolit yang korosif dengan
penghubung konduktor. Dimana meterial anoda yang bisa
digunakan dalam metode anoda korban adalah logam-logam
yang mempunyai potensial lebih negatif atau reaktif terhadap
lingkungan dari potensial baja, misalnya paduan aluminium,
seng dan magnesium.

System anoda korban secara umum digunakan untuk melindungi struktur


dimana kebutuhan arus proteksinya kecil dan resistivitas tanah rendah.
Disamping itu system ini juga digunakan untuk keperluan dan kondisi
yang lebih spesifik seperti:

Untuk memproteksi struktur dimana sumber listrik tidak tersedia.

Memproteksi struktur yang kebutuhan arusnya relative kecil, yang jika


ditinjau dari segi ekonomi akan lebih menguntungkan dibandingkan dengan system atus tanding.

Memproteksi pada daerah hot spot yang tidak dicoating, misalnya pada
daerah dimana ada indikasi aktifitas korosi yang cukup tinggi.

Untuk mensuplemen system arus tanding, jika dipandang arus proteksi


yang ada kurang memadai. Ini biasanya terjadi pada daerah yang resistivitas tanahnya rendah
seperti daerah rawa.
Untuk mengurangi efek interferensi yang disebabkan oleh system arus
tanding atau sumber arus searah lainnya.

Untuk memproteksi pipa yang dicoating dengan baik, sehingga kebutuhan


arus proteksi relative kecil.

Untuk memperoteksi sementara selama kontruksi pipa hingga system arus


tanding terpasang.

Untuk memperoteksi pipa bawah laut, yang biasanya menggunakan


bracelet anode dengan cara ditempelkan pada pipa yang dicoating.

Ada beberapa keuntungan yang diperolah jika menggunakan


system anoda korban diantaranya:

Tidak memerlukan arus tambahan dari luar, karena arus proteksi berasal
dari anodanya itu sendiri.

Pemasangan dilapangan relative lebih sederhana

Perawatannya mudah

Ditinjau dari segi biaya, system ini lebih murah dibanding system arus
tanding.

Kemungkinan menimbulkan efek interferensi kecil.

Kebutuhan material untuk sitem anoda korban relative sedikit yaitu anoda,
kabel dan test box.

Kelemahan proteksi katodik dengan anoda korban dibandingkan dengan system


arus tanding adalah:

Driving voltage dari system ini relative rendah karena arus proteksi hanya
terjadi dari reaksi galvanis material itu sendiri sehingga system ini hanya
dapat digunakan untuk memproteksi struktur yang arus proteksinya
relative kecil dan resistivitas lingkungan rendah. Karena kondisi yang
demikian itu, system ini akan menjadi kurang ekonomis jika dipakai
unguk keperluan memproteksi struktur yang relatif besar.

Kemempuan untuk mengontrol variable efek arus sesat terhadap struktur


yang diproteksi relative kecil.
2. CP Impressed Current

Berbeda dengan system anoda korban, sumber arus pada system


arus tanding berasal dari luar, biasanya berasal dari DC dan AC yang
dilengkapi dengan penyearah arus (rectifier), dimana kutub negative
dihubungkan ke struktur yang dilindungi dan kutub positif dihubungkan
ke anoda. Arus mengalir dari anoda melalui elektrolit ke permukaan
struktur, kemudian mengalir sepanjang struktur dan kembali ke rectifier
melalui konduktor elektris. Karena struktur menerima arus dari elektrolit,
maka struktur menjadi terproteksi. Keluaran (output) arus rectifier diatur
untuk mengalirkan arus yang cukup sehingga dapat mencegah arus korosi
yang akan meninggalkan daerah anoda pada struktur yang dilindungi.
Dengan keluaran arus dari anoda ini maka anoda tersebut terkonsumsi.
Untuk itu maka sebaiknya menggunakan bahan yang laju konsumsinya
lebih rendah dari magnesium, zinc dan alumunium yang biasa dipakai
untuk system tersebut, umumnya digunakan paduan kombinasi bahan
yang khusus. Tipikal system arus tanding dapat dilihat pada Gambar 4.

System arus tanding digunakan untuk melindungi struktur yang besar atau
yang membutuhkan arus proteksi yang lebih besar dan dipandang kurang
ekonomis jika menggunakan anoda korban. System ini dapat dipakai
untuk melindungi struktur baik yang tidak dicoating, kondisi coating yang
kurang baik maupun yang kondisi coatingnya baik.

Kelebihan system arus tanding adalah dapat didesain untuk aplikasi


dengan tingkat fleksibilitas yang tinggi karena mempunyai rentang
kapasitas output arus yang luas. Artinya kebutuhan arus dapat diatur baik
secara manual maupun secara otomatis dengan merubah tegangan output
sesuai dengan kebutuhan. Kelebihan lain dari system ini, dengan hanya
memasang system di salah satu tempat dapat memproteksi struktur yang
cukup besar.

Kekurangan dari system ini yaitu memerlukan perawatan yang lebih


banyak dibanding system anoda korban sehingga biaya operasional akan
bertambah. System ini juga mempunyai ketergantungan terhadap
kehandalan pemasok energy (rectifier) sehingga kerusakan pada system ini
akan berakibat fatal terhadap kinerja system proteksi. Kekurangan yang
lain system arus tanding adalah cenderung lebih mahal karena peralatan
dan bahan yang digunakan lebih banyak. Disamping itu ada kemungkinan
dapat menimbulkan masalah efek interferensi arus terhadap struktur
disekitarnya.

C.

D.

E.

F.

G.

H.

I.

J.

IV. Analisa dan Pembahasan


A. Data dan Informasi yang diperoleh
Pt. Satria petrindo perkasa menggunakan proteksi katodik anoda
tumbal dengan material anoda terbuat dari magnesium dengan
kedalaman anoda 2m, anoda ditempatkan dalam satu package berisi 7
batang magnesium berjajar dengan jarak antar batang 300 mm. setiap
package anoda dengan package anoda lainnya ditempatkan setiap
satu kilometer sepanjang jalur pipeline. Setiap titik lokasi package
ditanam pula test point untuk mengukur tegangan arus antara pipa
dan anoda setiap kali diadakan pengecekan. Penghubung arus antara
anoda ke pipa dan anoda ke test point adalah kabel cross linked
polyethylene (XLPE) sepanjang 12 m

Dari hasil pengumpulan laporan dilapangan maka diperoleh informasi


sebagai berikut :

Tegangan arus dari anoda ke pipa = - 1482 mV

Tegangan arus anoda = - 1723 mV

Tegangan arus pipa = - 1427 mV

Hambatan arus = 0,1

Berat total anoda = 14.5 kg

Berat total dengan package = 29 kg

Factor utilisasi = 0.9

B. Analisa perhitungan

Pengumpulan data yang digunakan untuk analisa studi kasus ini


yaitu menggunakan data pipa dan data anoda tumbal. Data pipa
meliputi data desain pipa, data properties pipa, dan denah pipa,
sedangkan data anoda tumbal meliputi data desain anoda, jenis
anoda, dan gambar posisi peletekan anoda. Standar perancangan yang
digunakan yaitu DNV RP B401 tentang Cathodic Protection Design dan
NACE RP 0169 tentang Control of External Corrosion on Underground
or Submerged Metallic Piping System.
1. Luas permukaan pipa
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan anoda tumbal:
1. Kapasitas anoda untuk mengeluarkan amper-jam oleh setiap kilogram bahan.
2. Pengausan (wastage) akibat laju hilangnya logam dalam satuan volume
maupun satuan massa.
3. Throwing power tentang efek proteksi sehubungan dengan jarak anoda ke
logam yang dilindungi.
Luas permukaan pipa yang dilindungi dapat didapatkan dari persamaan berikut :

SA = pi x D x L

Dimana:

SA = Surface Area

Pi = 3.1416

D = Diameter pipa = 20 inches = 0.508 m

L = Panjang pipa = 123.000 m

SA = 3.1416 x 0.508 m x 123.000 m = 196299.3 m2

2. Keperluan arus proteksi


Arus yang dibutuhkan pipa untuk perlindungan terhadap korosi harus
diperhitungkan. Kekurangan arus dalam proses perlindungan dapat
mengakibatkan kerusakan pada coating apabila menggunakannya. Sedangkan
apabila tidak menggunakan korosi akan langsung menyerang pipa. Perhitungan
keperluan arus proteksi dapat dilakukan setelah mendapatkan luas permukaan
pipa. Persamaan keperluan arus proteksi yaitu :

I = SA x CD

Dimana:

I = Arus total untuk proteksi (A)

SA = Surface Area untuk diproteksi = 196299.3 m2

2
CD = kerapatan arus dari logam = 0.2508 mA/ m

Maka:

I = 196299.3 m2 x 0.2508 mA/m2 = 49231 mA = 49.23


A
3. Berat total anoda
Jumlah anoda dibutuhkan perlu diperhatikan. Anoda yang berlebih akan
menyebabkan proteksi berlebihan, sedangkan kekurangan akan merusak coating
ataupun pipa. Berat total anoda didapatkan setelah dihitung arus total untuk
proteksi. Persamaan berat total anoda yaitu :

I p x t x con
Wt = u

Dimana:

Wo = Berat total anoda, kg

Ip = Arus total = 49.23 A

T = waktu proteksi, = 30 tahun

con = consumption rate anoda = 7.7 kg/ AY

U = faktor ultilisasi = 0,9

Maka:

49.23 A x 30 x 7.7
Wt = = 12635.7 kg
0.9

4. Jumlah anoda
Kebutuhan jumlah anoda dapat dihitung setelah
mendapatkan berat total anoda yang dibutuhkan. Persmaan
jumlah anoda yaitu :

Wt
N = W

Dimana:

N = Jumlah anoda

Wt = Berat total anoda = 12635.7 kg

W = Berat sebuah anoda = 14.5 kg/pcs

Maka:
12635.7 kg
N = 14.5 kg / pcs = 871.9 pcs 872 pcs

5. Keperluan arus proteksi masing masing anoda


untuk melindungi pipa dari korosi maka setiap anoda
harus menghasilkan arus yang besarnya sesuai dengan
perhitungan rumus berikut:

I mg =
S mg x CD

Dimana:

I mg = Arus total untuk proteksi (A)

S mg = Surface Area untuk masing masing anoda

SA
= 196299.3 m2 2
= = 225.1138 m
N 872

2
CD = kerapatan arus dari logam = 0.2508 mA/ m

Maka:

I mg = 225.1138 m2 x 0.2508 mA/m2 = 56.458 mA =


0.0564 A

6. Hambatan electrolyte
Arus yang dihasilkan oleh anoda bergantung pada hambatan
electrolyte ( air atau tanah) dan panjang anoda. Rumus untuk
menghitung hambatan dari anoda ke electrolyte adalah:

Rmg =

2x xL
Ln
[( ) ]
8x L
D
1

Dimana:

Rmg = Resistansi anoda yang dipasang secara horizontal


= tahanan jenis tanah, .cm
L = panjang anoda, cm
D = diameter anoda, cm

Maka:

Rmg =

2 x 3.14 x 90 cm
Ln
[(
8 x 90 cm
19.5 cm )
1
]
Rmg = 4.6134

7. Arus yang dihasilkan oleh anoda

Arus yang dihasilkan oleh anoda bergantung pada tegangan


potensial anoda dan hambatan pada arus anoda. Rumus untuk
mencari arus yang dihasilkan anoda adalah:

( Ec E a)
I mg = R mg

Dimana :

I mg = Arus yang dihasilkan oleh anoda (A)

Ec = tegangan potensial proteksi ( - 0.85 volt )

Ea = tegangan potensial anoda ( - 1.7 volt )

Rmg = Hambatan electrolyte 4.6134

(0.85 volt(1.7))
I mg = 4.6134
I mg = 0.184 A

8. Perhitungan umur anoda

Kekuatan anoda untuk melindungi pipa dalam kurun waktu


tertentu perlu diperhitungkan. Sehingga nantinya dapat
dilakukan persiapan apabila anoda sudah habis umur
penggunaannya. Persamaan umur anoda sebagai berikut :

W x Kxu
Y = I x 87600

Dimana :

Y = umur anoda, (tahun)

W = kebutuhan berat anoda, (12643.06 kg)

I = kebutuhan arus proteksi, ( 49.23 A )

K = kapasitas arus anoda, (1137 A.hr/kg )

U = faktor ultilisasi, ( 0.9 )

Maka:

12643.06 kg x 1137 A . hr /kg x 0.9


Y = 49.23 A x 87600

=29.999999984 30 tahun

9. Perbandingan I dengan
I mg

Perbandingan arus yang dibutuhkan pipa dengan arus


yang dihasilkan anoda perlu diperhitungkan. Apabila arus yang
dibutuhkan pipa tidak dapat dipenuhi oleh anoda tumbal maka
perlu dilakukan pergantian anoda tumbal baru. Anoda tumbal
baru ini perlu dihitung ulang sehingga arus yang dihasilkan
mampu mencukupi kebutuhan arus pipa. Perbandingan kuat
arus yang dibutuhkan dengan arus anoda yaitu :

I
I mg

0.0564 A 0.184 A

V. Pembahasan
Hasil analisa yang telah dilakukan pada studi ini didapatkan luas pipa, keperluan arus
proteksi, berat total anoda, jumlah anoda, jarak antar anoda, keperluan arus
berdasarkan jarak antar anoda, resistansi anoda, kapasitas arus anoda, umur anoda,
dan hasil perbandingan kebutuhan arus pipa dengan kapasitas arus anoda. Data
yang disajikan dalam jurnal ini berupa table hasil perhitungan. Untuk mengetahui
lebih jelasnya bias dilihat dibawah ini.

No Analisa perhitungan Hasil analisis


1 Luas permukaan pipa m
2
196299.3
2 Keperluan arus proteksi total 49.23 A
3 Berat total anoda 12643.06 kg
4 Jumlah anoda 872 pcs
5 Keperluan arus proteksi masing masing 0.564 A
anoda
6 Hambatan electrolyte 4.6134
7 Arus yang dihasilkan oleh anoda 0.184 A
8 Perhitungan umur anoda 30 tahun
9
Perbandingan I dengan
I mg 0.0564 A 0.184 A

Hasil perbandingan kebutuhan arus pipa dengan kuat arus anoda yang dihasilkan didapatkan bahwa arus
pipa tidak terpenuhi secara maksimal. Sehingga coating yang digunakan akan mengalami kerusakan. Dari
hasil perhitungan maka perlu dilakukan penambahan anoda tumbal baru. Anoda tumbal ini nantinya akan
mendukung anoda tumbal yang lama sehingga kebutuhan arus proteksi pipa dapat terpenuhi.
Data anoda tumbal baru didapatkan dari Galvotec Alloy inc. Anoda tumbal baru yang digunakan adalah
magnesium dan aluminium. Anoda magnesium sering digunkaan untuk perlindungan logam di dalam tanah.
Anoda aluminium merupakan anoda yang paling ekonomis dibandingkan anoda yang lain.
Data pada tabel 2 dan tabel 3 akan dilakukan perhitungan hingga mendapatkan hasil kebutuhan arus pipa
dan kuat arus yang dihasilkan anoda. Hasil perhitungan dibentuk kedalam tabel. Tabel tersebut nantinya
akan membandingkan antar hasil
Perhitungan magnesium dan aluminium.

Tabel 4. Hasil perhitungan total luas pipa

Jenis anoda m2
Luas pipa
GA-MG-5 H-1 m2
196299.3
GA-MG-9 H-1 m2
196299.3
GA-MG-12 H-1 m2
196299.3
GA-MG-17 H-1 m
2
196299.3
GA-MG-32 H-1 m2
196299.3
GA-MG-50 H-1 m
2
196299.3
GA-A-1-29H m2
196299.3
GA-A-1-23H m2
196299.3
GA-A-2-15H m2
196299.3
GA-A-2-10H m2
196299.3
GA-A-1-12H m
2
196299.3
GA-A-1-20H m2
196299.3
GA-A-1-32H m
2
196299.3

Tabel 5. Hasil perhitungan arus proteksi


VI. Kesimpulan dan Saran

VII. Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai