Tugas akhir ini membahas tentang proteksi katodik dengan menggunakan anoda
tumbal pada pipa bawah tanah PT. satria petrindo perkasa. Bahasan dalam tugas ini
mencakup tentang luas pipa yang diproteksi, keperluan arus proteksi, total berat
anoda yang dibutuhkan, jumlah anoda yang digunakan, jarak pemasangan antar
anoda, keperluan arus proteksi dalam jarak pemasangan anoda, resistansi anoda,
kekuatan arus anoda, umur anoda, dan perbandingan antara kuat arus yang
dibutuhkan dengan kekuatan arus anoda. Analisa yang dilakukan didasarkan pada
kriteria yang ditetapkan oleh DNV RP B401 tentang Cathodic Protection Design dan
NACE RP 0169 tentang Control of External Corrosionon Underground or Submerged
Metallic Piping System. Secara umum, perbandingan antara kuat arus yang
dibutuhkan dengan kekuatan arus anoda menjadi tolak ukur pergantian anoda. Hasil
dari perbandingan tersebut, kuat arus yang dibutuhkan untuk perlindungan proteksi
katodik dalam dapat terpenuhi sehingga dilakukan pergantian anoda tumbal. Anoda
tumbal awalnya menggunakan prepacked Magnesium 48 d5 diganti menggunakan
GA-MG-9 H-1.
I. Pendahuluan
Perusahaan PT.Satria Petrindo Perkasa (SPP) merupakan badan usaha milik swasta
(BUMS) yang didirikan dengan tujuan utama melaksanakan serta mendukung
kebijakan pemerintah dalam pengembangan industri dan ekonomi nasional
khususnya dalam pengembangan sector industri migas. Perusahaan ini berlokasi di
wilayah kecamatan Randublatung kabupaten Blora. PT. Sumber Petrindo Perkasa
saat ini memiliki kapasitas pasokan dari pertamina sebesar 50 mmscfd yang siap
didistribusikan ke pembangkit listrik Indonesia power di semarang. Sistem
pengiriman gas menggunakan pipa bawah tanah dalam memindahkan gas alam ke
konsumen.
Pipeline diartikan sebagai bentangan pipa fluida dengan jarak yang sangat panjang.
Barang yang sering ditransportasikan adalah air, gas alam, minyak mentah, dan
produk hasil pengolahan minyak bumi lainnya[1]. Pipeline digunakan dalam
berbagai macam tujuan salah satu diantaranya adalah sebagai truck line yakni
mengangkut minyak dan gas dari fasilitas produksi menuju daratan[2]. Pipeline
digunakan untuk beberapa tujuan dalam pengembangan sumber daya, antara lain
adalah sebagai arah aliran untuk mentransfer produk dari sebuah platform untuk
jalur ekspor, injeksi air atau bahan bakar kimia, dan untuk mentransfer hasil produk
antar platform, dan mentransfer hasil produk sumur minyak atau gas[3] Pipeline
adalah sistem yang digunakan untuk mengangkut maupun mengirim hasil-hasil
produksi maupun bahan mentah ke tempat tujuan.
Korosi adalah kerusakan suatu material, biasany berupa logam yang disebabkan
oleh reaksi dengan lingkungannya[4]. Kerusakan pada logam oleh reaksi oksidasi
yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung sebagai hasil dari
aktivitas organisme hidup. Penurunan mutu suatu material akibat reaksi
elektrokimia dengan lingkungannya. Korosi diartikan sebagai kerusakan atau
keasuan dari material akibat terjadinya reaksi dengan lingkungan yang didukung
oleh faktor-faktor tertentu[5]. Pencegahan korosi dilakukuan dengan cara coating,
pemasangan proteksi katodik, dll.
Sistem perlindungan pipa bawah tanah PT. Satria Petrindo Perkasa menggunakan
coating dan cathodic protection. Proteksi katodik yang digunakan adalah anoda
korban (SACP) dan arus paksa (ICCP). Proteksi katodik merupakan salah satu
metode pengendalian laju korosi secara termodinamika dengan cara
memperlakukan struktur logam sebagai katoda. Metode ini dilakukan dengan jalan
mengalirkan arus listrik searah melalui elektrolit ke logam sehingga potensial antar
muka logam-logam elektrolit turun menuju daerah immunnya atau sampai nilai
tertentu sehingga laju korosi logam diperbolehkan[6].
Studi kasus ini mengambil permasalahan pada RBTS randublatung. Hasil monitoring
setiap bulan yang dilakukan oleh PT. Satria petrindo Perkasa ditemukan pipa gas
bawah tanah yang kurang terproteksi dari korosi. Proteksi katodik dengan
menggunakan anoda tumbal tidak bekerja secara maksimal. Perlindungan pipa
yang mengalami kekurangan arus proteksi maupun kelebihan proteksi akan
menyebakan kerusakan pada coating sehingga pipa akan terkorosi. Sehingga pada
studi kasus ini akan dilakukan perhitungan untuk mencari arus yang dibutuhkan
untuk melindungi pipa gas bawah tanah PT. Satria petrindo Perkasa dan arus yang
dihasilkan dari anoda tumbal. Jika arus yang dihasilkan oleh anoda tumbal tidak
memenuhi kebutuhan untuk perlindungan pipa, maka akan dilakukan pergantian
anoda tumbal baru
Latar belakang
Tujuan
Batasan masalah
Metodologi penelitian
Sistematika penulisan
B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari kerja praktek yang dilakukan di PT. Satria petrindo perkasa
ini adalah:
C. Batasan Masalah
Batasan masalah yang diambil dalam laporan kerja praktek ini
adalah mengenai peninjauan kembali sistem proteksi katodik pada
Pipa gas PT. Satria Petrindo Perkasa
E. Metodologi Penelitian
Dalam penyusunan laporan kerja praktek ini, penyusun
memperoleh data dan informasi dari:
1. Riset Lapangan.
Suatu penelitian yang dilakukan di lapangan secara langsung
pada objek yang dijadikan pembahasan. Dalam hal ini penyusun
melakukan wawancara langsung, pengamatan di lapangan saat
dilakukannya tes serta penyusun mencoba unutk menginterpretasi,
menganalisis antara praktek dan teori yang didapat dari kuliah-kuliah.
2. Riset Perpustakaan
Merupakan suatu tambahan ilmu dan gagasan penyusun guna
mencapai penulisan laporan kerja prakteknya dengan baik. Yang
dilakukan dengan cara membaca buku dan mencari tambahan lain dari
buku-buku yang dibaca dari perpustakaan PT. Satria Petrindo Perkasa
(PT. SPP).
F. Sistematika Penulisan
Penulisan laporan kerja praktek ini terdiri dari 5 Bab yang secara
garis besar dapat diuraikan sebagai berikut:
1. BAB I PENDAHULUAN
Dalam Bab ini Penyusun membahas mengenai latar belakang
dan permasalahan, tujuan kerja praktek, batasan masalah, waktu dan
tempat kerja praktek, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
Memproteksi pada daerah hot spot yang tidak dicoating, misalnya pada
daerah dimana ada indikasi aktifitas korosi yang cukup tinggi.
Tidak memerlukan arus tambahan dari luar, karena arus proteksi berasal
dari anodanya itu sendiri.
Perawatannya mudah
Ditinjau dari segi biaya, system ini lebih murah dibanding system arus
tanding.
Kebutuhan material untuk sitem anoda korban relative sedikit yaitu anoda,
kabel dan test box.
Driving voltage dari system ini relative rendah karena arus proteksi hanya
terjadi dari reaksi galvanis material itu sendiri sehingga system ini hanya
dapat digunakan untuk memproteksi struktur yang arus proteksinya
relative kecil dan resistivitas lingkungan rendah. Karena kondisi yang
demikian itu, system ini akan menjadi kurang ekonomis jika dipakai
unguk keperluan memproteksi struktur yang relatif besar.
System arus tanding digunakan untuk melindungi struktur yang besar atau
yang membutuhkan arus proteksi yang lebih besar dan dipandang kurang
ekonomis jika menggunakan anoda korban. System ini dapat dipakai
untuk melindungi struktur baik yang tidak dicoating, kondisi coating yang
kurang baik maupun yang kondisi coatingnya baik.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.
B. Analisa perhitungan
SA = pi x D x L
Dimana:
SA = Surface Area
Pi = 3.1416
I = SA x CD
Dimana:
2
CD = kerapatan arus dari logam = 0.2508 mA/ m
Maka:
I p x t x con
Wt = u
Dimana:
Maka:
49.23 A x 30 x 7.7
Wt = = 12635.7 kg
0.9
4. Jumlah anoda
Kebutuhan jumlah anoda dapat dihitung setelah
mendapatkan berat total anoda yang dibutuhkan. Persmaan
jumlah anoda yaitu :
Wt
N = W
Dimana:
N = Jumlah anoda
Maka:
12635.7 kg
N = 14.5 kg / pcs = 871.9 pcs 872 pcs
I mg =
S mg x CD
Dimana:
SA
= 196299.3 m2 2
= = 225.1138 m
N 872
2
CD = kerapatan arus dari logam = 0.2508 mA/ m
Maka:
6. Hambatan electrolyte
Arus yang dihasilkan oleh anoda bergantung pada hambatan
electrolyte ( air atau tanah) dan panjang anoda. Rumus untuk
menghitung hambatan dari anoda ke electrolyte adalah:
Rmg =
2x xL
Ln
[( ) ]
8x L
D
1
Dimana:
Maka:
Rmg =
2 x 3.14 x 90 cm
Ln
[(
8 x 90 cm
19.5 cm )
1
]
Rmg = 4.6134
( Ec E a)
I mg = R mg
Dimana :
(0.85 volt(1.7))
I mg = 4.6134
I mg = 0.184 A
W x Kxu
Y = I x 87600
Dimana :
Maka:
=29.999999984 30 tahun
9. Perbandingan I dengan
I mg
I
I mg
0.0564 A 0.184 A
V. Pembahasan
Hasil analisa yang telah dilakukan pada studi ini didapatkan luas pipa, keperluan arus
proteksi, berat total anoda, jumlah anoda, jarak antar anoda, keperluan arus
berdasarkan jarak antar anoda, resistansi anoda, kapasitas arus anoda, umur anoda,
dan hasil perbandingan kebutuhan arus pipa dengan kapasitas arus anoda. Data
yang disajikan dalam jurnal ini berupa table hasil perhitungan. Untuk mengetahui
lebih jelasnya bias dilihat dibawah ini.
Hasil perbandingan kebutuhan arus pipa dengan kuat arus anoda yang dihasilkan didapatkan bahwa arus
pipa tidak terpenuhi secara maksimal. Sehingga coating yang digunakan akan mengalami kerusakan. Dari
hasil perhitungan maka perlu dilakukan penambahan anoda tumbal baru. Anoda tumbal ini nantinya akan
mendukung anoda tumbal yang lama sehingga kebutuhan arus proteksi pipa dapat terpenuhi.
Data anoda tumbal baru didapatkan dari Galvotec Alloy inc. Anoda tumbal baru yang digunakan adalah
magnesium dan aluminium. Anoda magnesium sering digunkaan untuk perlindungan logam di dalam tanah.
Anoda aluminium merupakan anoda yang paling ekonomis dibandingkan anoda yang lain.
Data pada tabel 2 dan tabel 3 akan dilakukan perhitungan hingga mendapatkan hasil kebutuhan arus pipa
dan kuat arus yang dihasilkan anoda. Hasil perhitungan dibentuk kedalam tabel. Tabel tersebut nantinya
akan membandingkan antar hasil
Perhitungan magnesium dan aluminium.
Jenis anoda m2
Luas pipa
GA-MG-5 H-1 m2
196299.3
GA-MG-9 H-1 m2
196299.3
GA-MG-12 H-1 m2
196299.3
GA-MG-17 H-1 m
2
196299.3
GA-MG-32 H-1 m2
196299.3
GA-MG-50 H-1 m
2
196299.3
GA-A-1-29H m2
196299.3
GA-A-1-23H m2
196299.3
GA-A-2-15H m2
196299.3
GA-A-2-10H m2
196299.3
GA-A-1-12H m
2
196299.3
GA-A-1-20H m2
196299.3
GA-A-1-32H m
2
196299.3